NovelToon NovelToon

Pengantin Raja Iblis

Pengantin Raja Iblis

Duaarrr,

Sebuah ledakan terjadi di angkasa. Para tentara yang tengah bertarung sejenak mendongakkan kepalanya ke atas. Ke arah langit yang telah menggelap sepenuhnya.

Bukan karena malam yang datang. Tetapi karena benturan dua kekuatan yang sangat besar. Hingga alam pun bereaksi atas kejadian itu. Di atas sana, dua pria dengan pakaian khas Cina tampak saling bertentangan. Sorot tajam mata keduanya menyiratkan kebencian yang sangat dalam di antara mereka.

"Kau tidak akan bisa membunuhku hari ini." Suara berat terdengar dari seorang pria dengan jubah hitam melekat di tubuhnya. Sorot matanya menatap penuh nafsu ingin menghabisi pria yang melayang tak jauh darinya. Demon, si raja Iblis.

"Aku memang diperintahkan untuk tidak membunuhmu." Jawaban tegas Demon dapat dari lawannya. Fire, sang Dewa Api. Pria dengan bola mata berwarna biru, sebiru samudera. Dengan surai rambut putihnya. Dia terlihat begitu menawan dan berkharisma. Di tambah dengan jubah putih kebesarannya. Menunjukkan keagungan dari bangsa dewa yang diwakilinya. Dialah pemimpin tertinggi dari tentara kerajaan langit yang dipimpin oleh The Sky, Sang Kaisar Langit.

Pertempuran hari ini terjadi karena ada kabar yang datang ke istana langit. Kalau Demon sudah menemukan pengantinnya. Dengan begitu, dia memiliki kunci untuk membuka gerbang neraka. Jika gerbang neraka sampai terbuka, kekacauan di dua dunia akan terjadi. Karena itu Dewa Api diutus untuk mengatasinya. Dengan satu catatan penting, Demon tidak boleh dihabisi.

Boooommm,

Kembali dua orang dengan kekuatan maha dasyat itu mengadu kekuatannya. Saling mengadu kemampuan. Siapa yang lebih unggul di antara mereka. Petir saling menyambar dengan hebat. Saat serangan keduanya saling bertemu di langit gelap. Pendar cahaya berwarna putih dan hitam. Saling menghantam satu sama lain.

"Ada yang aneh." Suara Ice, si Dewa Es masuk ke kepala Fire. Demon menyeringai penuh arti. Sedikit luka dia derita di beberapa bagian tubuhnya. Dua orang itu memiliki kekuatan yang seimbang. Elemen mereka pun sama, api. Namun dalam hal ini, jelas kalau Fire lebih unggul dari Demon. Mendapat dukungan dari langit, membuatnya memiliki anugerah yang tidak terbatas.

"Kalian bangsa langit memang menyebalkan sejak dulu. Karena itu aku mengambil satu hal paling berharga yang dunia langit punya. Untuk menjadi pengantinku. Menemaniku membuka gerbang neraka." Demon berucap penuh kemenangan.

Sesaat, Fire merasakan nyeri di jantungnya. Membuat Ice menyadari sesuatu. "Tidak mungkin jika yang dia ambil adalah...." Ice langsung menatap khawatir pada Fire. Meski terlihat tenang. Tapi Ice tahu ada yang tidak beres dengan Fire.

Hingga kemudian dari sudut bibir Fire terlihat darah yang mulai mengalir.

"Amor,...." Bisik Fire lemah. Tepat saat itu, Demon menggeser tubuhnya ke kiri. Dan tampaklah seorang dewi cantik berpakaian baby pink berdiri di belakang Demon. Melayang dengan tatapan kosongnya. Wajah cantiknya akan membuat siapa saja terpesona dan jatuh cinta padanya. Termasuk Demon.

Tidak sengaja melihatnya membuat Demon langsung jatuh hati pada Amor, sang Dewi Cinta. Pemilik rasa paling tinggi dan sempurna di alam semesta. Putri kesayangan The Sky.

Hampir semua dewa di langit terkejut. Tak terkecuali The Sky sendiri. Bagaimana bisa sang putrinya berdiri di sebelah Demon, musuh abadi dari dunia langit. Rival terkuat bangsa dewa.

Fire sejenak terkejut. Perlahan dia memejamkan matanya.

"Kau lihat....dialah Pengantin Raja Iblis. Milikku." Senyum kepuasan Demon terlihat jelas di wajah pria itu.

"Fire...bagaimana ini?" Ice bertanya cemas. Namun Ice tidak melanjutkan ucapannya. Melihat Fire yang tengah memejamkan matanya.

"Amor, kau dengar aku?"

"Kakak....tolong aku. Aku tidak bisa keluar dari sini."

Fire seketika membuka matanya. Wajahnya berubah marah. Dia tahu jelas arti ucapan Amor.

"Kau memaksanya!" Teriak Fire penuh amarah.

"Bukan memaksa sebenarnya. Hanya melakukannya saat dia tidak menyadarinya. Bagaimana bukankah dia akan terlihat semakin cantik dengan pakaian seperti ini." Demon menggerakkan tangannya. Sebuah sapuan, dan seketika hanfu pink lembut milik Amor berganti menjadi warna hitam dengan sulaman benang emas di beberapa tempat. Senada dengan jubah Demon. Begitu pun dengan tanda kedewaan di dahi Amor. Seketika berubah menjadi hitam.

"Kau tidak bisa melakukannya." Fire melesat maju. Menyerang Demon dengan sengit.

"Ice, bawa dia pergi." Ice langsung melesat ke arah Amor. Begitu mendekat, Ice berjengit. Ada sihir pelindung di sekitar Amor.

"Amor....kau dengar aku? Aku akan membawamu pergi. Bisa kau tutup pikiranmu sebentar."

"Kau tidak bisa membawanya ke mana-mana." Teriakan dari Demom terdengar di belakang Ice. Sebuah serangan datang pada Ice. Dan pria itu terlambat menghindar.

"Gubrak!"

"Boom" Ledakan dan suara benda jatuh terdengar menggema di tengah arena pertempuran di bawah mereka.

"Sial!" Ice mengumpat marah. Melihat ke atas. Pria dengan surai rambut emas dan pakaian serba biru itu sesaat terdiam.

"Fire, dia mulai membuka gerbangnya." Satu gerakan memutar dari tangan Ice, dan semua tentara Iblis yang berada dalam jarak 3 meter darinya. Langsung membeku di tempat. Begitu membeku, tentara langit dengan mudah menghancurkannya. Sebuah mantra di berikan pada seluruh senjata tentara langit. Hingga begitu ditebaskan, tentara Iblis akan langsung mati. Tanpa bisa hidup lagi.

Awan hitam tampak bergulung-gulung di belakang Demon dan Amor. Ketika pria itu menggenggam tangan Amor. Tanda api di dahi mereka bersamaan bercahaya. Di atas mereka gulungan awan hitam semakin tebal terbentuk.

"Fire, hentikan mereka!" Ice berteriak dari bawah. Tapi Fire sejenak ragu. Jika dia bertindak, Amor akan ikut terluka. Bahkan bisa meninggal. Dia tidak bisa membiarkan itu terjadi.

"Kakak, tolong aku!" Amor menjerit dalam pikiran Fire.

"Lakukan apa yang menurutmu benar. Selama kau masih bertahan. Dia juga akan bertahan." Kembali satu bisikan masuk ke pikiran Fire.

Di atas sana, gerbang neraka sudah separuh terbuka. Teriakan mengerikan mulai terdengar menggema di seluruh penjuru alam. Tentara langit di bawah sana langsung berhenti bertarung. Ada binar ketakutan dalam sorot mata mereka. Sementara binar gembira terlihat dari tentara Iblis yang jumlahnya sudah berkurang banyak.

Bila gerbang neraka terbuka. Bisa dipastikan jika bangsa Iblis yang akan menang dalam pertempuran ini.

Fire menegakkan tubuhnya. "Aku harap kau sanggup bertahan bersamaku. Aku akan menyerang sekarang." Mata biru Fire berubah menjadi merah. Sebuah tanda Phoenix muncul di dahi Fire.

"Kau akan membunuhnya jika menggunakan Phoenix apimu" Desis Demon senang. Dia semakin meningkatkan fokusnya. Sebuah lubang mulai terbentuk di langit. Tepat di atas mereka. Tentara langit sebagian mulai mundur. Dari lubang itu, mulai terlihat banyak tangan ramping, kurus. Hanya tulang dan kulit saja dengan kuku tajam diujung jari-jari mereka. Tangan itu menggapai-gapai seolah berebut ingin keluar.

Di sisi lain, seekor Phoenix telah muncul dengan gagah perkasa di belakang Fire. Hewan langit dengan kekuatan setara dengan naga langit itu terbang berputar-putar di sekitar gerbang neraka. Suara lengkingan Phoenix terdengar merdu untuk bangsa Langit. Tapi sebaliknya untuk bangsa Iblis. Nyanyian Phoenix adalah lagu malaikat maut yang akan datang pada mereka.

Kredit Pinterest.com

Phoenix Api,

"Kau terlalu lambat, Dewa Api." Demon mengangkat satu tangannya. Sebuah pola sihir pembuka portal dia buat. Phoenix sigap menghadang tepat di depan gerbang neraka. Yang kini semakin lebar terbuka. Semakin banyak tangan mengerikan yang menggapai-gapai.

Satu tangan Fire terangkat. Bersamaan dengan portal yang terbuka. Pedang dengan ukiran Phoenix tercipta di tangan Fire.

"Kau tidak akan bisa memilikinya. Karena selamanya Amor adalah milikku."

Fire menerjang ke arah Demon yang kini siap dengan pedang hitam di tangannya.

"Kau tidak akan bisa mengambilnya dariku. Karena dia adalah Pengantin Raja Iblis, milikku!"

Petir kembali menyambar bersahut-sahutan. Seiring Demon dan Fire yang saling menyerang.

****

Perjalanan Dimulai

Dua pedang itu saling berbenturan. Suaranya memekakkan telinga semua yang mendengar. Dua pria itu saling menyerang dengan sengit. Sementara Phoenix tampak menyemburkan apinya ke arah gerbang neraka yang pintunya mulai terbuka sempurna. Di mana roh-roh dari dunia bawah terlihat keluar dari sana.

"Ice, putuskan fokus Amor. Sekarang hanya dia yang sedang membuka pin**tu"

Ice langsung melesat naik ke arah Amor yang fokus menatap gerbang neraka. Gadis itu sedang berusaha menyempurnakan pembukaan gerbang neraka.

"Amor sadarlah. Lihatlah aku!" Ice mulai membuat sihir pembeku pada Amor. Berharap dingin mampu memutus fokus Amor. Tapi tidak bisa. Wanita itu masih bisa mempertahankan konsentrasinya.

"Jangan menganggunya!" Demon kembali muncul di belakang Ice. Tapi kali ini Ice sigap menghindar dari serangan Demon.

Begitu Ice menghindar ke samping. Sebuah serangan melesat melewati Ice. Pria itu terkejut. Sebab Fire menyerang Demon dan Amor sekaligus.

"Aaarrgghhh" Demon berteriak ketika serangan Fire mengenai dadanya. Dia lengah. Detik berikutnya pria itu jatuh berlutut di tempatnya.

"Jangan!" Ice dan Fire berteriak bersamaan. Saat Demon menyentuh tanda di dahi Amor. Kuku Demon memanjang. Siap menusuk bagian itu.

"Kau lihat, aku mati, dia mati." Demon tersenyum smirk. Semua dewa-dewi dunia langit, punya wujud asli masing-masing. Dan wujud asli itu bernaung di dahi mereka. Akan sangat fatal jika seseorang melukai dahi para dewa. Itu sama saja dengan membunuh mereka.

Baik Fire maupun Ice tidak berani bergerak. Satu luka dan wujud asli Amor yang berupa bunga lili beku akan hancur berkeping-keping.

"Perintahkan Phoenixmu untuk mundur. Dia menghalangi jalan." Demon memerintahkan Fire. Sesaat Fire berpikir untuk memenuhi permintaan Demon. Hingga tiba-tiba Amor bersuara. "Jangan lakukan." Lirihnya.

"Amor...." Fire menegang ketika sebuah rasa sakit menembus jantungnya.

"Dia ingin menghancurkan dirinya sendiri." Fire berucap lirih. Ice jelas terkejut. Melihat ke arah Amor yang mulai memuntahkan darah. Sama dengan Fire.

Demon panik seketika. Dia hanya ingin Amor bersamanya. Tapi ternyata usahanya sia-sia. Tubuh Amor semakin melemah. Pelan mulai kehilangan kesadaran. Ketika itu tiba-tiba sebuah cahaya terang datang menyinari Amor. Kilau keemasannya membuat Demon kesakitan.

Raja Iblis itu melepaskan pelukannya pada Amor. Membuat Ice dengan cepat merampas tubuh dewi cinta itu dari genggaman Demon. Pria itu merasakan seluruh tubuhnya serasa melepuh. Terbakar. Rasa panas menjalar dengan cepat. Membuat pria itu meraung dan meronta.

"Api langit," gumam Ice. Yang kini berdiri di samping Fire yang memeluk erat tubuh Amor.

"Hentikan...jangan dilanjutkan lagi," bisik Fire lemah. Pria itu mencium hangat kening Amor. Membuat tanda api dari Demon kembali redup dan kehilangan cahayanya.

Phoenix Api masih bernyanyi di atas mereka. Menjaga gerbang neraka yang mulai tertutup lagi. Raungan dari Demon membuat mereka kembali menatap raja iblis itu.

"Kau sudah melanggar ketetapan langit, Demon." The Sky tiba-tiba muncul di hadapan mereka semua. Melirik ke arah sang putri yang berada dalam pelukan Fire.

Di depan sana, sebuah rantai langsung mengekang tubuh Demon. "Aarrgghhhhh" Demon meronta, tapi rantai itu semakin erat membelitnya.

"Setiap kau bergerak, rantai itu akan menyerap jiwamu." The Wind muncul di belakang Demon.

"Kalian...." Demon menggeram marah.

"Fire, lakukan sekarang." The Sky memberi titah. Demon seketika membulatkan matanya.

"Tidak!" Pria itu berteriak ketika Fire perlahan menggigit jarinya. Lalu meneteskan darahnya ke dahi Amor. Darah Fire meresap dengan cepat. Membuat tubuh Amor berpendar. Sejurus kemudian Fire mencium lembut bibir Amor. Ritual penandaan mate di dunia langit selesai dilakukan. Selamanya keduanya tidak akan terpisahkan kecuali salah satu memutuskan benang merah yang terhubung di antara keduanya.

Demon lemas seketika. Tapi kemudian tawa Demon menggema di tengah luasnya langit tempat itu.

"Penandaanmu tidak akan berarti padanya. Aku tetap bisa merebutnya di masa depan."

Semua orang tercekat. Termasuk The Sky, namun hal itu tidak ditunjukkan di hadapan Demon.

"Dengan hukuman yang akan kuberikan padamu. Kupastikan kau tidak akan bisa ke mana-mana, selamanya." The Sky memutar kedua tangannya membentuk sebuah lingkaran. Penguasa langit itu mulai merapalkan mantra serta sihir pengunci paling kuno yang dia tahu. Sebuah ikatan perlahan membelenggu Demon. Menambah kuncian pada raja iblis itu.

"Wind, Ice, bawa dia ke lembah Neraka." The Sky berlalu dari hadapan mereka.

***

"Demon telah mengubah Kitab Perjodohan di kuil Dewa Bulan. Lalu melakukan penandaan pada Dewi Cinta tanpa sepengetahuan Dewi Cinta."

The Sky memegang pelipisnya. Cukup pusing dengan yang sedang terjadi sekarang. Dia tahu segel yang dia buat pada Demon, tidak akan bisa menahan raja iblis itu selamanya. Suatu saat nanti pria itu bisa membebaskan diri. Dan membuat kekacauan di dua dunia.

"Yang Mulia," The Wiseman, penasehat utama The Sky hadir di depan sang Kaisar Langit.

"Demon, berhasil menandai putrimu. Meski benar benang merah telah kau ikatkan pada keduanya. Tetap saja, separuh jiwa raja Iblis itu telah bersemayam dalam jiwa Amor. Suatu saat dia bisa membangkitkannya. Jika kita tidak bisa menghapusnya. Dan itu akan sangat berbahaya." Pria penuh kebijaksanaan itu memberi pertimbangan.

Sejenak keheningan menyelimuti aula istana langit.

"Haruskan aku melakukannya. Membiarkan putriku melewati kejamnya dunia manusia untuk menghilangkan separuh jiwa raja Iblis yang ada dalam dirinya." The Sky tidak tega membiarkan putrinya turun ke dunia manusia.

"Dia tidak akan sendiri. Fire harus ikut dengannya. Karena Fire-lah yang bisa menghapus jejak raja Iblis dalam jiwa Amor."

The Sky dalam kebimbangan besar. Dia tahu benar aturannya. Satu dewi tidak bisa hidup dengan dua pria dalam hidupnya. Karena sejak awal jodoh mereka sudah tertulis dalam Kitab Perjodohan yang disimpan di Kuil milik Dewa Bulan.

Apalagi untuk Amor, The Sky sendiri yang memilih Fire sebagai pasangannya. Ketika The Sky dalam kebimbangan, Amor dam Fire datang menghadap. Sadar dengan kesalahan yang dia buat. Amor bersedia turun ke dunia manusia. Melewati ujian untuk bertemu Fire. Agar bisa menghilangkan jiwa raja Iblis yang terlanjur ada dalam tubuhnya.

Sesuai dugaan, Fire dengan senang hati menemani Amor di dunia manusia. Sebab diapun tidak bisa berpisah dengan kekasih hatinya. Akhirnya setelah melalui pertimbangan yang cukup lama, The Sky mengizinkan keduanya turun ke dunia manusia. Bereinkarnasi untuk menebus kesalahan Amor. Yang lalai hingga Demon berhasil menandainya tanpa dia sadari.

"Maaf, aku harus menyeretmu dalam kesalahan yang kubuat." Amor berucap penuh rasa bersalah. Tidak berani menatap mata biru Fire. Mata yang sejak awal membuatnya tenggelam dalam pesona seorang Dewa Api.

Kredit Pinterest.com

Dewa Api,

"Kenapa harus minta maaf. Aku rela ke manapun asal bersamamu," balas Fire lembut. Sungguh dewa yang satu ini benar-benar berwajah dua. Dia begitu dingin dan tegas saat berhadapan dengan orang lain. Tapi sikapnya berubah drastis jika sudah berada di depan Amor. Belahan jiwanya. Kekasih hatinya. Mate yang sejak awal sudah dianugerahkan untuknya. Benar-benar tidak ada ruang untuk dewi lain yang tersisa di hati Fire.

Dan mulai saat itu keduanya memulai perjalanan panjang mereka di dunia manusia.

"Berjanjilah satu hal padaku. Tetaplah mencintaiku. Dengan begitu, aku akan menemukanmu dimanapun kamu berada. Meski Re melemparmu ke ujung dunia sekalipun. Aku pasti akan menemukanmu."

Amor terkekeh melihat ketakutan Re, Dewa Penjaga Pintu Reinkarnasi.

"Aku berjanji padamu. Akan selalu mencintaimu," balas Amor. Perlahan Fire meraih tangan Amor. Menempelkannya di pipinya. Menatap dalam wajah kekasih hatinya.

"Pergilah lebih dulu." Fire berucap lalu melihat Amor yang melompat ke sebuah jurang dimensi waktu. Di mana tempat itu akan membawa mereka ke tempat mereka akan dilahirkan kembali sebagai manusia.

"Aku akan cepat menemukanmu."

"Perjalanan mereka dimulai," gumam Re menatap ke arah Ri.

****

Aku Kembali

Kedua pasangan dewa dan dewi itu akhirnya harus mengarungi kerasnya hidup di dunia manusia. Menjadi manusia biasa tentu tidaklah mudah. Bagi keduanya yang terbiasa hidup nyaman di dunia langit.

Meski begitu The Sky memerintahkan Re dan Ri tidak memberikan kehidupan yang terlalu susah pada keduanya. Alhasih dalam sembilan kali reinkarnasi keduanya mampu melewati cobaan di dunia tanpa kesulitan yang berarti.

Sembilan reinkarnasi sudah mereka lalui. Kali ini adalah yang terakhir bagi keduanya. Setelah ini tanda yang Demon tanamkan dalam jiwa Amor akan terhapus tanpa sisa. Sehingga bencana bisa dihindari.

Sementara itu, di Lembah Neraka. Demon, si Raja Iblis perlahan mulai membuka matanya. Mata pria itu bersinar merah. Menandakan betapa besarnya kekuatan yang dia miliki sekarang. Seringai terlihat di ujung bibir pria itu. Sebentar lagi, ya sebentar lagi. Dia akan bebas dari tempat ini.

Pria itu menatap remeh pada rantai yang membelenggu dirinya. Bisa dia rasakan jika kekuatan rantai pengikat itu mulai melemah, begitu juga dengan sihir penyegel jiwanya. Berbanding terbalik dengan kekuatannya sekarang yang meningkat berpuluh-puluh kali lipat. Hasil dari meditasinya selama hampir seribu tahun ini.

"Amor....tunggulah kedatanganku." Bisik Demon. Menatap ke arah langit yang berwarna merah di atasnya. Lembah Neraka, sebuah tempat yang berisi lelehan lava pijar dari semua gunung berapi yang ada di dunia langit. Semua dikumpulkan jadi satu di Lembah Neraka.

Sebuah tempat yang hampir semua bangsa enggan mendatanginya. Tapi The Sky sepertinya membuat kesalahan dengan mengirim Demon ke Lembah Neraka. Elemen Api pada Demon sanggup menyerap panas dari lava pijar yang ada di sana. Selama beratus-beratus tahun lalu mengubahnya menjadi energi dalam yang sangat besar. Maha dahsyat hingga mungkin The Sky sendiri tidak akan mampu mengimbangi kekuatan Demon saat ini.

***

Untuk yang terakhir kalinya, Fire dan Amor berdiri di depan gerbang reinkarnasi. Ini adalah perjalanan terakhir mereka di dunia manusia. Re dan Ri masing-masing memegang sebuah kitab yang berisi takdir dua dewa dan dewi itu saat di dunia.

"Awas kalau kau membuatku seperti terakhir kali," ancam Fire pada Re. Terakhir kali dia harus jadi korban bully karena salah masuk ke tubuh seorang perempuan. Hingga dia harus mati-matian meyakinkan Amor di dunia manusia kalau dia adalah pria.

"Tapi kan itu ada dalam dunia pengobatan sekarang, Dewa Api. Istilahnya berkelamin ganda," bisik Re takut.

"Tetap saja aku tidak mau berada dalam tubuh perempuan." Tegas Fire.

"Iya....iya..maaf kami yang salah." Ri membantu Re menenangkan Dewa Api. Kalau tidak, bisa-bisa mereka di bakar dengan Api Phoenix sebelum Dewa Api meluncur ke dunia manusia.

"Sudahlah, jangan memarahi mereka. Kau tidak kasihan. Ayah sudah mengomeli mereka berhari-hari dan kau masih menambahi," Amor melerai. Sikap Fire seketika melembut pada Amor.

"Ampun deh, pasangan terbucin sejagat raya," Re berseloroh sambil melirik Ri yang mengulum senyumnya.

"Maafkan kami Dewa Api, Dewi Cinta. Kami pusing harus membuat sepuluh takdir yang berbeda bagi kalian. Plus dengan ketentuan ini dan itu dari The Destiny. Si pembuat takdir," jelas Ri.

"Bukannya itu tugas Destiny kenapa kalian yang buat," tanya Fire.

"The Destiny tinggal ACC doang.....uuuppps," Re menutup mulutnya, keceplosan.

"Ooohhh begitu, nanti setelah aku kembali, lihat saja, akan kubuat perhitungan dengan dewa gendut itu. Enak saja membuat Amor jadi anak pelacur segala," gerutu Fire.

Re dan Ri saling pandang, sebab itu adalah ide mereka berdua. Tidak sangka, Destiny langsung menyetujuinya.

"Sudah...sudah...ini sudah waktunya kalian pergi." Ice tiba-tiba muncul bersama The Wind.

Sesaat tiga sahabat itu saling berpelukan. Sejak Fire menemani Amor ke dunia. Ketiganya jadi jarang bertemu. Sesekali jika Fire kembali dari dunia manusia barulah mereka bisa bertemu.

"Jaga diri selama aku pergi." Entah kenapa kepergian kali ini terasa berat bagi Fire. Firasatnya mengatakan kalau sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Tentu saja," balas The Wind cepat.

"Apa kalian sudah memeriksanya?" Fire bertanya.

"Setelah ini kami akan pergi melihatnya. Ada beberapa letusan gunung di sekitar tempat itu. Entah-entah dia sudah jadi abu di sana," sahut Ice enteng.

Panggilan dari Re dan Ri membuat obrolan ketiganya terhenti. Setelah berpelukan dan berpamitan. Amor bersiap melompat ke gerbang reinkarnasi miliknya. Setelah jarum besar di atas gerbang itu berada di angka 12, gerbang mulai terbuka. Amor menoleh sesaat ke arah Fire. Seulas senyum terukir di bibir keduanya.

"Sampai bertemu lagi cintaku," Amor berucap tanpa suara. Lalu melompat masuk ke gerbang reinkarnasi di susul kitab takdir milik Amor yang ikut masuk ke dalam gerbang itu.

Tak lama gerbang milik Fire pun terbuka. Pria itu melihat ke arah Ice dan Wind yang langsung memberikan dua jempolnya pada Fire.

"Kami menunggu pesta pernikahan kalian," seru Wind.

"Tolong jaga adikku," Ice berucap sendu. Tiba-tiba saja perasaan tidak enak menyelimuti hatinya.

"Tentu," Fire menyahut singkat. Lalu melompat masuk ke gerbang miliknya. Tapi kesalahan terjadi. Bukan kitab milik Fire yang masuk ke gerbang milik Dewa Api itu. Melainkan kitab yang dipegang oleh Re. Ri kesrimpet dan menyenggol Re hingga kitab yang ada di tangan Re yang terlempar ke gerbang Fire.

"Alamak..." Ri berucap panik.

"Ha? Bagaimana ini?" Dua dewa itu saling pandang. Menyadari kesalahan fatal yang mereka lakukan.

Ice dan Wind mendekat setelah melihat kepanikan Re dan Ri. Dua sahabat Fire itu hampir melempar dua pembantu Destiny itu ke gerbang reinkarnasi jika saja sebuah letusan tidak terjadi.

"Apa itu?" Ice dan Wind saling pandang. Kedua itu langsung menghilang setelah memerintahkan Re dan Ri melapor pada Destiny dan The Sky atas kesalahan mereka. Re dan Ri hanya bisa mengangguk lemah, mengiyakan. Bersiap menerima hukuman mereka.

Sementara itu di aula istana langit, The Sky dikejutkan dengan kedatangan The Reader, si pembaca masa depan. Alias cenayangnya dunia langit.

"Ada apa?" The Sky heran dengan kedatangan si peramal itu. Biasanya dewa yang satu ini tidak pernah keluar dari istananya di bukit Wisteria.

"Dia kembali... Dia kembali...hal buruk akan terjadi," pria dengan rambut yang seluruhnya berwarna perak itu berucap dalam kepanikan yang luar biasa.

Bersamaan dengan itu. Suara ledakan terjadi. Seiring dengan Destiny yang masuk dibarengi Re dan Ri yang berjalan penuh ketakutan.

"Apa yang terjadi?" The Sky bertanya pada Earth, si dewa Bumi.

"Ice dan Wind sedang memeriksanya," pria dengan tampang bengis dan seram itu menjawab penuh hormat.

"Sekarang kalian mulai bicaralah," Perintah The Sky.

Dan mulailah Reader membeberkan hasil penglihatannya. Selama Reader bicara, Destiny, Re dan Ri saling pandang. Seolah paham dengan apa yang dimaksud oleh Reader. Ketika Reader selesai bicara. Destiny langsung menyambung perkataan Reader. Hingga semua orang langsung paham apa yang terjadi.

"Bagaimana bisa kalian melakukan kesalahan?" teriakan The Sky menggelegar. Membuat Re dan Ri langsung bersujud minta ampun.

"Kalian harus menerima hukuman," titah The Sky selanjutnya. Baik Re maupun Ri masing-masing mengangguk pasrah. Masih baik diberi hukuman. Tidak dihapuskan dengan Api Langit.

"Lalu maksudmu dengan dia kembali itu siapa?" Dewa Air bertanya.

The Reader memejamkan mata. Mulai menerawang.

"Dia yang sudah lama di kurung dalam lingkaran kemerahan. Disegel dengan dua kunci. Dia...."

"Booooommmmm"

"Gubrakkkkk"

Semua orang melihat ke arah pintu masuk aula istana langit. Memicingkan mata pada sosok yang baru saja melempar seluruh penjaga yang bertugas di gerbang barat.

"Aku kembali untuk mengambil apa yang menjadi milikku."

Suara berat itu membuat semua orang terkejut setengah mati.

****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!