Seorang gadis yang baru saja pindah sekolah langsung menjadi bahan pembulian, dia terkurung di tempat sampah sampai ia akhirnya terkejut dengan sesuatu yang muncul di matanya.
*SISTEM NO NAME AKAN MEMBANTUMU UNTUK MENJADI PENGUASA SEKOLAH DAN MENGHENTIKAN KASUS PEMBULLYAN YANG SERING TERJADI!! APAKAH KAU SIAP UNTUK MELAKUKANNYA?*
YES, or NO!
Apakah pilihan gadis itu??
Kuy baca novelnya!!
💥💥💥
BAB 1...
"Kasus pembullyan di sekolah semakin marak terjadi, dalam kurun waktu 1 tahun ini, tercatat ada lebih dari 500 kasus pembullyan di seluruh sekolah negara xx. Komnas perlindungan anak berusaha menekan kasus pembullyan di sekolah dengan mengadakan berbagai sosialisasi yang bekerjasama dengan sekolah-sekolah untuk menyadarkan para siswa betapa buruknya akibat dari pembullyan." Ucap salah seorang reporter yang sedang muncul di layar TV.
"Ahh,, kenapa sekarang semakin marak terjadi pembullyan?" Ucap seorang pria bernama Revan yang merupakan pria berumur 40 tahun.
Istri dari pria itu yang bernama Miranda langsung menghela nafas menatap suaminya yang masih sibuk menonton TV.
"Cepatlah pergi berganti baju, kau harus mengantar Putri kita ke sekolah yang barunya!!!" Ucap perempuan itu sembari menyiapkan bekal yang akan dibawa oleh putrinya.
"Baiklah," jawab Revan sembari mematikan TV lalu pria itu segera memasuki kamarnya untuk bersiap-siap mengantar putrinya ke sekolah barunya.
Tak berapa lama, seorang gadis bernama julicia keluar dari kamar dengan pakaian seragam baru dan sebuah tas sekolah berada di punggungnya.
"Putri Ibu yang cantik, cepat sarapan lalu berangkat ke sekolah bersama dengan ayahmu." Ucap Miranda menyambut putrinya sembari meletakkan susu di depan putrinya yang langsung duduk di meja makan.
Miranda memperbaiki kacamatanya supaya dia bisa melihat dengan jelas makanan-makanan yang disediakan oleh ibunya.
"Ahh ibu, Kenapa setiap pagi Ibu membuat telur dadar? Aku ingin muntah melihatnya setiap pagi berada di depanku!!!" Kesal Julicia langsung melepaskan telur dadar dari piringnya lalu dia menggantinya dengan tumisan sosis yang ada di piring lain.
"Hah,, Putri Ibu sudah berubah banyak, dulunya dia tidak bisa makan tanpa telur dadar, sekarang dia sangat membenci telur dadar." Ucap Miranda sembari tersenyum mengulurkan tangannya untuk mengacak rambut putrinya.
Julicia langsung menghindari uluran tangan itu sembari menggerutu, "ibu!!! Sudah berapa kali kau bilang kalau aku sudah menyisir di pagi hari Ibu tidak boleh lagi menyentuh rambutku!!!" kesal Julicia yang merasa bahwa kebiasaan buruk ibunya itu benar-benar tidak bisa dirubah, padahal kebiasaan itu malah merugikannya.
"Hehe,, maafkan Ibu, tapi Ibu sangat senang melihat putri ibu yang sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik. Padahal waktu kecil Kau juga sangat suka jika Ibu mengelus rambutmu." Ucap Miranda sembari duduk di kursinya lalu perempuan itu melihat suaminya yang sudah keluar dari kamar.
Revan langsung menatap istrinya sambil menggelengkan kepalanya, "hah,, kau ini, seharusnya kau sudah mengetahui kalau Putri kita sudah dewasa, dia tidak bisa lagi diperlakukan seperti ketika dia masih berumur 10 tahun. Masih terus menyentuh kepalanya." Ucapan Revan sembari duduk di samping putrinya lalu pria itu dengan cepat mengambil telur dadar dan meletakkannya di piring putrinya.
Miranda yang melihat itu langsung tertawa kecil dengan kelakuan suaminya, pria itu baru saja menceramahinya dan sekarang dia lagi yang akan diceramahi oleh putrinya.
"Ayah!!!" Geram Julicia sembari menatap ayahnya dengan kesal.
"Ada apa?" Tanya Revan yang merasa heran dengan putrinya yang tiba-tiba meneriakinya.
"Sudah berapa kali kau bilang kalau aku tidak suka telur dadar?!!!" Kesal Julicia melepaskan kembali telur dadar dari piringnya lalu perempuan itu makan dengan perasaan kesel.
"Ahh,, iya, padahal dulu waktu kecil kamu sangat suka makan telur dadar." Ucap Revan mengambil telur dadar yang baru saja ditolak oleh putrinya lalu pria itu memakan telur dadar tersebut.
@info
Terima kasih terus setia membaca novel otor, semoga kalian terus suka ya....! Jangan lupa like, komen dan follow author agar mendapat follow back dari otor, supaya kita bisa saling mengirim pesan. Jangan lupa juga untuk masuk di grup chat otor ya, di sana ada bagi2 pulsa setiap tgl 1 lho...., bisa liat di profil otor ya....!
Cek juga novel baru otor di bawah ini ya.....
Setelah selesai sarapan, akhirnya Julicia dan ayahnya kemudian menaiki mobil lalu mereka berangkat ke sekolah baru Julicia.
Begitu tiba di sekolah, Julicia langsung menemui guru kelas yang kemudian mengantarnya ke kelas.
Begitu memasuki kelas, Julicia terkejut melihat tatapan semua murid-murid yang ada di sana tampaknya menatapnya dengan begitu aneh.
'Uh,, Apakah ada yang salah dengan penampilanku?' ucap Julicia dalam hati yang merasa cukup dengan tatapan semua orang.
"Anak-anak, perkenalkan ini murid baru di kelas kita, namanya Julicia." Ucap guru kelas langsung membuat julisha membungkukkan badan pada kearah teman-teman kelasnya yang baru.
"Halo semuanya, semoga kita bisa berteman dengan baik." Ucap Julicia langsung membuat salah seorang gadis populer di kelas itu memukul meja dengan keras.
"Ibu guru, bawa dia pergi ke kelas lain saja kelas kami tidak menerima gadis culun lagi!!! Baru saja si culun berkacamata hitam besar itu pergi, sekarang kembarannya datang lagi, apakah kelas kami adalah pembuangan anak gadis culun?!!!" Kesal gadis bernama Nila.
Ucapan Nila langsung diangguki oleh semua anak-anak dalam kelas dan satu persatu dari mereka menyatakan ketidaksetujuan Mereka menerima Julicia di dalam kelas mereka.
Brak!!!
Sang ibu guru langsung memukul meja dengan keras lalu berkata, "baru saja kemarin dilakukan sosialisasi supaya tidak ada bullying, tapi sekarang kalian melakukannya lagi!!! Awas aja nanti kalau Ibu kembali mendapat laporan tentang kekerasan di sekolah, ibu akan membuat kalian semua tidak naik kelas!!!!"
Setelah berbicara, semua siswa menjadi diam lalu ibu guru itu menatap Julicia sambil berkata, "duduklah di kursi yang kosong di sana."
Julicia yang mendengar itu langsung membungkuk pada guru sambil berkata, "baik Bu."
Setelah berbicara, julisnya kemudian pergi ke meja kosong yang ada di sudut dan betapa terkejutnya dia ketika duduk di sana Lalu melihat tulisan-tulisan di atas meja tersebut.
*Gadis culun mati saja!!!*
*Kau tidak pantas hidup, hanya mengotori dunia ini saja!!!*
*Kalau aku jadi kau aku akan melompat dari gedung sekolah daripada terus merusak pemandangan di sekolah!*
*Bau mu sangat menjijikan, tapi wajahmu jauh lebih menjijikan lagi untuk ditatap!*
Julicia menelan air liurnya membaca tulisan-tulisan itu lalu dia menatap gadis di sampingnya yang tampak menatapnya dengan sinis.
"Halo," ucap Julicia berusaha untuk berteman akrab dengan gadis di sampingnya namun gadis itu malah membuang muka darinya.
Julicia yang melihat itu hanya bisa menghilangkan nafas lalu dia akhirnya mengeluarkan semua barang-barang dari tasnya dan dia mulai menatap ke arah guru yang sudah memulai pelajaran.
Pelajaran pertama di hari itu berjalan dengan lancar dan masuk ke pergantian kelas ada sekitar 5 menit jeda sebelum guru masuk ke kelas.
Saat itulah para murid langsung menatap julisah dan nila bersama dengan kedua temannya langsung berjalan ke arah meja Julicia dan memukul meja Julicia dengan keras.
Brak!!!
Julicia sangat terkejut dengan pukulan meja itu, dia tersentak menatap gadis di depannya.
Sesaat matanya mengejar melihat gadis yang cantik itu, namun ketika dia menyadari bahwa hanya penampilan dari gadis itu saja yang cantik tetapi hati dan kelakuannya tidak cantik maka Julicia langsung menghela nafasnya.
"Mengapa kau menghela nafas?" Tanya nila sembari melototi Julicia langsung membuat Julicia yang mengepal erat tangannya karena tidak menyangka bahwa di hari pertamanya dia akan mendapat sebuah pembullyan yang membuatnya merasa bahwa dia lebih baik kembali ke sekolah lamanya daripada berada di sekolah baru itu.
"Aku menghela nafas karena aku sedang bernafas, jadi--"
"Sial!!" Sela gadis di sebelah Nila dengan suara yang keras, "Berani sekali kau mencari alasan?!! Seharusnya kau minta maaf supaya kami langsung mendapatkanmu!!!"
"Hm,, sepertinya belum dia belum tahu cara meminta maaf kamu bagaimana kalau jam istirahat nanti kita mengajarinya?" Ucap salah satu gadis yang bersama dengan Nila.
"Hm,, benar juga, lagi pula sudah satu minggu sejak gadis turun yang dulunya duduk di kursi ini telah pindah dari sekolah ini, Jadi sepertinya dia yang baru ini akan minjam gantikannya mendapat pelajaran tambahan dari kita." Ucapkan bila tersenyum lalu perempuan itu segera pergi dari meja Julicia Karena Guru sudah berada di ambang pintu.
Julicia hanya bisa menelan air liurnya di tempat duduk dan dia menggerutu dalam hati tentang kepindahannya ke sekolah tersebut.
Seharusnya aku memilih sekolah yang lain saja,' ucap Julicia dalam hati sembari mengeluarkan buku pelajarannya dan berusaha fokus pada pelajaran.
@info
maaf ya,, beberapa hari ini otor lagi kurang fit, jadi gak bisa fokus ngetik. semoga besok sudah baikan supaya bisa update teratur lagi🙏🙏🙏
Sembari belajar, Julicia terus merasa gelisah dalam hatinya karena dia merasa takut menghadapi jam istirahat setelah tadinya dia sudah mendengar rencana ketiga gadis yang hendak memberinya pelajaran.
'Apa yang harus dilakukan nanti setelah jam istirahat?' ucap Julicia dalam hati sembari memperhatikan jam di tangannya yang menunjukkan bahwa 5 menit lagi jam istirahat akan tiba.
Maka dengan cepat dia membereskan buku-bukunya dan tidak mencatat pelajaran terakhir.
Ting!!!!!
Akhirnya suara bel berbunyi lalu sang guru kemudian menutup buku-bukunya jadi Julicia dengan cepat bersiap, lalu ketika selesai memberi salam, Julicia langsung berdiri mengikuti Sang guru untuk keluar dari kelas dan berniat terus berada di belakang guru.
Namun, baru saja dia akan melewati pintu ketika dari belakangnya sebuah tangan tiba-tiba membekap mulutnya lalu menariknya kembali ke dalam kelas.
"Tutup pintunya!!!" Sentak Nila langsung membuat salah satu temannya menutup pintu dengan keras.
Julicia yang menyadari kesialannya langsung meronta-ronta. Namun, dia tidak menyangka bahwa merontah hanya akan membuat Nila menjadi begitu marah hingga gadis itu mendorong Julicia ke tembok.
Buk!!!
Julicia sangat terkejut, dan apalagi kacamatanya yang jatuh ke lantai membuatnya tidak bisa melihat.
Gadis itu baru saja meraba lantai untuk mencari kacamatanya, namun beberapa detik kemudian terdengar suara patahan.
Krak!!! Krak!!!
Julicia langsung menghentikan tangannya yang meraba dan menyadari bahwa apa yang baru saja ia dengar ialah patahan kacamatanya jadi dia langsung terdiam di tempatnya dengan perasaan yang kacau.
"Ha ha ha...." Nila dan teman-temannya tertawa keras, lalu Emily yang sudah menginjak kacamata Julicia langsung mengambil kacamatanya dan memainkannya di depan Julicia.
"Apakah ini kacamata milikmu?" Ucap Emily langsung membuat Julicia secara buram melihat kacamatanya yang sudah pecah itu lalu dia mengeluarkan tangannya untuk mengambil kacamata itu.
Tetapi, Emily malah melemparkannya ke tempat sampah sambil berkata, "barang murahan seperti itu cocoknya berada di tempat sampah dan seperti pemiliknya juga harusnya berada di tempat sampah!!!"
Setelah berbicara demikian, inilah langsung mendekati Julicia dan gadis itu menarik Julicia hingga betul Julicia berdiri.
"Saatnya kami membawamu ke tempat yang layak untuk kau tempati!!!" Ucap Nila langsung membuat Julicia meronta tak karuan.
Emily dan Ika yang melihat hal tersebut langsung memegang kedua tangan Julicia lalu mereka menahan gadis itu.
"Sebaiknya komen dulu saja supaya kami tidak membuatmu lebih kesakitan, karena kalau kau memberontak maka kami akan membuatmu tidak bisa kembali ke rumah!!!" Ucap nila langsung membuat Julicia terdiam dengan perasaan takut.
'Padahal, kalau di rumah aku bisa membentak ayah dan ibuku, tapi kenapa aku tidak bisa melakukannya pada gadis-gadis ini???' ucap Julicia dalam hati akhirnya tak bisa berkata apapun dan hanya bisa membiarkan ketiga temannya menyeretnya entah ke mana.
Dia tidak bisa melihat jalan, sehingga ketika mereka menuruni tangga Julicia tidak sengaja terpeleset hingga dia terjatuh namun untungnya tangannya masih dipegang oleh Emily hingga dia tidak sampai terjatuh terlalu jauh.
"Ha ha ha.... Ternyata dia benar-benar gadis yang buta ketika dia tidak menggunakan kacamata!!!" Ucap Nila sembari tertawa kencang diikuti oleh Ika dan Emily yang juga ikut tertawa.
Julicia yang mendengar itu hanya bisa berusaha memperbaiki posisinya dia berusaha berdiri dan mencari pegangan.
"Biarkan aku yang memegangmu!!!" Ucap Emily dengan kesal sembari memegang tangan di Julicia lalu mereka kemudian menyeret gadis itu hingga mereka tiba di belakang sekolah di mana tempat tersebut adalah pembuangan sampah di sekolah itu.
@info
Terima kasih terus setia membaca novel ini, semoga kalian terus suka ya....! Jangan lupa like, komen dan follow author agar mendapat follow back dari otor, supaya kita bisa saling mengirim pesan. Jangan lupa juga untuk masuk di grup chat otor ya, di sana ada bagi2 pulsa setiap tgl 1 lho...., bisa liat di profil otor ya....!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!