NovelToon NovelToon

Cinta Dan Air Mata

Chapter 1

Assalamu'alaikum.. Readers ku, sayang. Terima kasih sudah berkenan mampir ke cerita Thor, Author sarankan sebelum membaca cerita ini, kalian bisa membaca karya Author yang berjudul "Polisi Idaman Bidan" Tapi jika kalian tidak mau juga tidak apa-apa, Pengen langsung baca karya yang ini juga boleh banget dan Thor ucapkan banyak-banyak terima kasih, bagi readers yang setia mengikuti cerita Thor.

***

"SAH" ucap Para saksi dan tamu undangan.

Hari ini adalah pernikahan Almira dan Amar.

Almira seorang wanita sholihah dan juga dosen yang kesehariannya menggunakan pakaian syar'i lengkap dengan niqab atau cadarnya. Sedangkan Amar seorang Dokter muda, ganteng, banyak di kagumi wanita namun Amar mengalami kegagalan dalam percintaan, wanita yang dicintai membatalkan pertunangan mereka satu tahun lalu tepat di hari pertunangan mereka.

Amar yang merasa putus asa dan kecewa meminta sang Bunda untuk menjodohkan dirinya dengan wanita pilihan Bundanya.

*Flashback On*

Bun," ucap Amar menatap Ane.

"Ada apa, Nak?" jawab Ane.

"Tolong carikan wanita yang mau menjadi istri Amar," pintar Amar.

"Mencarikan istri buat kamu?" Tanya Ane menyakinkan.

"Iya bun," jawab Amar singkat.

"Amar, menikah itu ibadah terlama. Alangkah baiknya kalau kamu bisa menikah dengan wanita yang memang kamu pilih sendiri untuk menjadi pendamping hidup kamu," ucap Ane.

"Amar, sudah tidak bisa lagi menemukan wanita itu Bun. Bagi Amar siapapun orang nya, tidak ada bedanya. Amar percaya dengan pilihan Bunda." ucap Amar.

"Nak, kamu yakin? Ini masalah pernikahan bukan permainan," tanya Ane lagi.

"Bukankah Bunda bilang, menyembuhkan sakit hati harus di ganti dengan hati yang baru?"

"I-iya, tapi maksud Bunda. Kamu buka hati kamu untuk wanita lain, Bunda yakin. Anak bunda yang tampan ini pasti banyak kan yang suka," ucap Ane.

"Amar, tidak menyukai mereka semua Bun," jawab Amar.

"Lalu bagaimana jika ternyata kamu juga tidak suka dengan pilihan Bunda?" tanya Ane.

"Siapapun pilihan Bunda, Amar akan berusaha menerimanya. Amar percaya, Bunda tidak akan mungkin menjodohkan Amar dengan perempuan yang tidak baik," ucap Amar.

"Ya, sudah. Nanti Bunda akan bicarakan masalah ini sama Ayah." jawab Ane tersenyum.

*Flashback Off*

"Alhamdulilah, sekarang kita sudah menjaga besan ya Ne," ucap Nur pada Ane.

Nur adalah mamanya Almira, Nur dan Ane sudah berteman sejak mereka kuliah.

"Iya, Nur. ternyata jodohnya anakku, anak sahabatk sendiri," ucap Ane memeluk Nur.

"Tapi aku ikut senang melihat mereka menikah," sahut Wawa.

"Kira-kira bagaimana reaksi Nia saat mengetahui ini ya?" timpal Yeni.

Ane, Nur, Wawa, Yeni dan Nia adalah sahabat saat masih kuliah bahkan sampai saat ini, persahabatan mereka tidak pernah berubah.

Namun hari ini, Ane sengaja tidak mengundang Nia di acara pernikahan Amar lantaran, anak Nia yang bernama Nana juga mencintai Amar bahkan sampai menghancurkan pertunangan Amar dan Rara satu satu silam.

Iya, Nana mencintai Amar sejak mereka masih SMA. Namun Amar lebih mencintai Rara yang merupakan adik dari Nana.

Nana adalah anak Nia dan juga Alan, namun mereka bercerai dan Alan menikah lagi dengan Dokter Anggun dan memiliki anak bernama Rara.

Amar dan Rara menjalin hubungan cukup lama, karena dalam hidup Amar Rara adalah cinta pertama dan satu-satunya yang Amar miliki selama ini, namun tepat di hari pertunangan mereka, Rara membatalkan pertunangan lantaran mengetahui kalau Nana juga sangat mencintai Amar, Tidak ingin berbahagia di atas penderitaan dan kesakitan kakaknya, Rara memilih untuk membatalkan pertunangan mereka.

"Amar, sekarang kamu sudah menjadi seorang suami. Sayangk istri kamu dan jangan sampai kamu melukai hati istrimu," pesan Arif Ayah Amar.

"Iya, Ayah." jawab Amar singkat.

Almira hanya diam dan tersenyum di balik niqab nya.

"Amar, kamu ini beruntung. Istri kamu ini cantik ssekali," bisik Ane karena sampai saat ini Amar belum pernah melihat wajah istrinya.

"Almira, kalau suami kamu macam-macam dan berani menyakiti kamu, bilang sama Bunda. Nanti Bunda yang akan memarahinya," ucap Ane dan membuat tamu yang ada di sana tertawa.

Karena acara pernikahan mereka di gelar dengan sederhana, maka tidak banyak tamu undangan yang hadir. Hanya beberapa saudara dan teman dekat yang menghadiri acara pernikahan mereka.

Amar memang tidak ingin pernikahan di adakan secara besar-besaran, meskipun Ane dan Arif menghendaki acara yang besar, Tapi karena Almira juga mendukung keinginan Amar akhirnya Ane pun mengalah, acara pernikahan di adakan secara sederhana dan di hadiri hanya orang terdekat.

Bahkan rekan kerja Amar dan Almira tidak ada yang mengetahui pernikahan mereka.

"Almira, sayang. Mama sama Papa pulang dulu. jadi istri yang baik untuk Amar dan menantu yang baik untuk mertua kamu," pesan Nur.

"Almira, Ayah dan Bunda Tika juga pulang dulu, semoga kamu bahagia ya, Nak. Amar Ayah titip Almira, sayangi dan jaga Almira dengan baik," ucap Saka.

"Iya Ayah," jawab Amar mencium tangan Saka.

Saka adalah Ayah kandung dari Almira.

Almira anak yang terlahir dari hubungan terlarang Nur dan Saka saat keduanya masih muda.

Saat Nur mengandung Almira, Saka lari dari tanggung jawab dan Almira pun lahir di luar pernikahan.

Beruntung Nur bertemu dengan Ustadz Guntur dan akhirnya mereka menikah, Almira di didik dengan sangat baik di lingkungan pesantren, bahkan Almira berhasil mendapatkan beasiswa kuliah di Kairo.

Hingga tadi saat pernikahan, yang menjadi wali nikah Almira bukan Saka tapi wali hakim. karena. Almira lahir di luar nikah.

Almira yang baru mengetahui kalau dirinya terlahir di luar nikah saat menjelang ijab qobul menyimpan berbagai pertanyaan di dalam hatinya. Nur sengaja tidak menceritakan dari awal tentang kisahnya pada Almira, lantaran tidak ingin membuat putrinya sedih, Nur memang pernah membuat kesalahan sewaktu muda, tapi kini Nur sudah bertaubat dan mendapatkan hidayah.

Setelah para tamu undangan pulang, Almira masuk ke dalam kamar Amar, terlihat Amar yang sedang tiduran di atas ranjangnya.

Almira yang belum pernah berada satu ruangan dengan laki-laki menjadi gugup dan bingung harus melakukan apa.

"Almira, sebelumnya aku mau minta maaf. Karena tiba-tiba kita menikah seperti ini. Aku sendiri awalnya tidak menyangka kalau kamu akan langsung menyetujui pernikahan ini. Sebenarnya aku menikah kamu karena aku tidak ingin melihat Bunda sedih memikirkan aku yang sampai sekarang belum mau dekat dengan wanita manapun." ucap Amar sontak membuat Almira yang hendak membuka niqabmengurungkan niatnya.

"Maksud kamu apa, Mas?" tanya Almira tidak mengerti.

"Kita tidak saling mencintai, tujuanku menikah bukan untuk diriku, tapi untuk membahagiakan Bunda. Aku tau, aku salah. Tidak seharusnya aku melibatkan kamu dalam permasalahan ini. Aku minta maaf, Almira." ucap Amar.

^Happy Reading^

Chapter 2

Tidak pernah terlintas dalam benak Almira, Amar akan berkata seperti itu. Seharusnya ini menjadi hari yang membahagiakan bagi pasangan pengantin baru, tapi tidak bagi Almira.

Di hari pertamanya menjadi seorang istri, dirinya harus menelan pil pahit, lantaran Amar yang seolah sudah membuat tembok untuk mereka berdua.

Sebagai seorang wanita yang tau hukum pernikahan dalam islam, Almira yang awalnya sudah menyiapkan lingerie untuk di kenakan di malam pertamanya terpaksa menyimpan kembali lingerie itu, Bahkan malam ini, Almira tidur dengan menggunakan pakaian syar'i lengkap dengan niqabnya.

Di sepertiga malam, Almira terbangun dan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Almira membentangkan sajadah dan melakukan sholat tahajjud, dengan derai air mata Almira berdoa agar bisa meluluhkan hati suaminya dan agar suatu saat nanti, Laki-laki yang kini sudah sah menjadi suaminya tersebut bisa mencintai dirinya.

Meskipun Almira tau, tidak akan mudah mengambil hati suaminya. Namun Almira yakin tidak ada yang tidak mungkin atas kehendak Alloh. Alloh sudah menyatukan mereka dalam ikatan suci pernikahan, Almira pun yakin. Suatu saat Amar bisa menerima dirinya sebagai seorang istri. Karena Alloh adalah Dzat pemolak malik hati.

"Mas, Bangun! sudah waktunya sholat subuh," ucap Almira membangunkan Amar untuk sholat berjamaah.

"Kamu sholat duluan saja! Aku akan sholat setelah kamu," ucap Amar.

"Mas, aku tau. Kamu tidak mencintaiku. aku tidak akan menuntut kamu untuk memberikan hak-hakku sebagai seorang istri, Tapi setidaknya ijinkan aku untuk menjadi makmum sholat kamu," ucap Almira.

Mendengar apa yang Almira katakan, Amar tidak bisa untuk mengabaikannya. Karena Amar sadar, dirinya yang telah menyeret Almira masuk ke dalam kehidupan pernikahan yang tak semestinya ini.

Amar bangun dari tidurnya menuju kamar mandi untuk berwudhu.

"Aku tunggu, Mas." ucap Almira tersenyum, meskipun hatinya terasa getir.

Amar berganti pakaian dengan baju koko lengkap dengan pecinya.

"MasyaAlloh, ternyata kamu memang benar-benar tampan mas," batin Almira tersenyum terpukau dengan ketampanan yang Amar pancarkan.

"Kenapa kamu melihat aku seperti itu?" tanya Amar yang merasa di perhatikan oleh Almira.

"Tidak, aku hanya mencoba untuk melihat suamiku. Takutnya kalau kita papasan di jalan aku tidak ingat kamu, Mas." kilah Almira yang merasa malu karena ketauan mencuri pandang dari suaminya.

"Sudah, jangan melihat aku terus. Kita segera sholat!" ucap Amar.

Setelah sholat, Amar kembali menegaskan agar Almira jangan terlalu berharap dari dirinya.

"Maafkan aku, jika aku harus menyulitkan kamu. Tapi kamu tau kan, aku tidak mungkin bisa mencintai kamu. Aku pernah mencintai wanita dan kami hampir saja menikah, tapi sayang nya pernikahan itu harus batal karena suatu hal," ucap Amar.

Almira hanya diam mendengar perkataan Amar, Almira berusaha tegar dan tidak ingin menunjukkan rasa sakit hatinya.

"Mas, aku ke dapur dulu. Mau bantu bunda masak," ucap Almira mengalihkannya pembicaraan.

Almira segera begegas keluar dan ke dapur.

"Assalamu'alaikum, Bun." ucap Almira.

"Walaikumsalam, Almira. Kamu kenapa di sini? kamu pasti capek, istirahat saja. Biar Bunda yang bikin sarapan," ucap Ane.

"Tidak apa-apa Bun, Almira sudah terbiasa masak kalau pagi." jawab Almira.

"Almira bisa masak?" tanya Ane.

"Bisa Bun, sewaktu di Kairo. Almira terbiasa masak sendiri, karena di sana Almira harus berhemat jadi mau tidak mau Almira harus masak," ucap Almira.

"Wah, hebat kamu Ra." ucap Ane.

"Bunda dan Mama Nur sepertinya berteman sudah lama ya, Bun?" tanya Almira.

"Iya, Ra. Kami berteman sudah cukup lama, sejak kami masih kuliah." jawab Ane.

"Kalau begitu, Bunda tau banyak tentang Mama?" tanya Almira hati-hati.

"Iya, kurang lebih, ada apa? kenapa kamu tanya seperti itu?" tanya Ane.

"Bun, boleh Almira bertanya tentang Mama?" tanya Almira.

"Almira ingin bertanya tentang apa?" tanya Ane balik.

"Kenapa, kemarin Ayah Saka tidak bisa menjadi wali nikah buat Almira? Apa Almira ini anak_?" ucap Almira terputus.

"Bunda tau, apa yang akan kamu tanyakan. Begitu Almira, sebenarnya Bunda tidak berhak untuk menceritakan ini semua, karena mama dan ayah kamu lah yang seharusnya menceritakan masalah ini, tapi karena kamu bertanya pada Bunda, baiklah Bunda akan menceritakan semuanya, tapi Almira harus janji jangan membencimu Mama." ucap Ane

"Iya, Bun. Almira tidak akan mungkin mmbenci wanita yang sudah melahirkan Almira ke dunia ini," jawab Almira.

"Dulu saat masih kuliah, Mama kamu pernah melakukan kesalahan dengan ayah kamu sampai hamil kamu. Karena itu Ayah kamu tidak bisa menjadi wali untuk kamu. Sekarang kamu paham kan alasannya." ujar Ane

"Ja-jadi Almira ini anak di luar nikah? Mama dan Ayah Saka tidak menikah atau mereka bercerai Bun?" tanya Almira.

"Mereka memang tidak pernah menikah, Ayah kamu saat itu ketakutan. Saat mengetahui Mama kamu hamil, Ayah kamu pergi berlayar dan menikah dengan Mama Tika. Jadi Nur melahirkan serta membesarkan kamu seorang diri, hingga Mama kamu pernah depresi. Saat Mama kamu Depresi Mama Tika dan Ayah kamu Saka yang akhirnya merawat kamu. Alhamdulillah akhirnya Mama kamu bisa sembuh dari depresinya dan Ayah kamu juga taubat." ujar Ane.

"Astagfirullah hal adzim," gumam Almira yang kini tak kuasa menahan air matanya mendengar hal yang selama ini tidak pernah di ketahuinya.

"Bunda tau masa lalu Mama seperti apa, Bunda juga tau Almira ini anak di luar nikah, tapi kenapa bunda mau menerima Almira sebagai menantu?" tanya Almira dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Almira, jangan pernah berkata seperti itu. Semua bayi yang terlahir ke dunia ini suci, yang haram adalah perbuatan orang tuanya. Lalu kenapa Bunda tidak menerima kamu sebagai menantu? selama kelakuan kamu baik dan Bunda yakin kamu adalah wanita sholihah yang akan menjadi penyejuk untuk suami kamu, Amar." ucap Ane tersendiri.

"Bunda, Almira malu. Rasanya Almira tidak pantas untuk mas Amar," ucap Almira terisak.

"Jangan pernah berkata seperti itu, Almira. semua orang pernah melakukan kesalahan. Tapi ingat Alloh Maha Pengampun. Alhamdulillah Mama kamu sekarang sudah bertaubat dan menjadi orang yang baik, Ayah kamu juga sudah bertaubat dan mengakui kesalahan yang pernah dilakukannya. Sesungguhnya tidak ada manusia yang sempurna, semua orang pasti pernah melaksanakan kesalahannya masing-masing." hibur Almira.

"Kenapa kamu nangis?" ucap Amar yay tiba-tiba muncul di dapur.

"Ti-tidak, Aku tidak apa-apa. Bun Almira ke kamar dulu," ucap Almira berlalu Seraya menyeka air matanya.

"Iya, Istirahat saja hari ini." jawab Ane.

"Almira kenapa nangis Bun?" Tanya Amar.

"Tidak apa-apa," jawab Ane

"Jangan-jangan Almira ngadu ke bunda tentang apa yang terjadi di antara kami." batin Amar.

^Happy Reading^

Chapter 3

"Apa yang kamu obrolin dengan Bunda waktu masak tadi?" tanya Amar seraya menata kancing baju lengannya.

"Bukan apa-apa mas," jawab Almira singkat.

"Kamu ngadu ya sama Bunda?" tanya Amar.

"Astaghfirullah, jangan berburuk sangka Mas. Saya bukan seorang istri yang mampu membuka aib dalam rumah tangga.

Sebesar apapun masalah rumah tangga, sebaiknya suami istri menahan diri agar tidak menceritakan aib pasangan kepada orang lain. Sebab, mereka yang menutup aib pasangannya, kelak akan ditutup aibnya oleh Allah Swt."

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menutupi (aib) orang Muslim maka Allah akan menutupi aibnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Amar merasa tertampar dengan apa yang di ucapkan Almira.

"Kalau begitu aku minta maaf," ucap Amar dan Berlalu.

***

"Bun, Amar berangkat dulu," pamit Amar mencium tangan Ane.

"Tidak sarapan dulu, Mar? Almira juga kenapa tidak di ajak turun?" tanya Ane.

"Amar sarapan di rumah sakit saja Bun, ada operasi pagi, takutnya telat sampai rumah sakit." jawab Amar.

"Terus Almira mana? kalian itu kan pengantin baru. seharusnya kamu lebih perhatian dengan istri kamu, Amar." ucap Ane.

"Almira ada di kamar, Maaf Bun. Amar harus segera berangkat, Assalamu'alaikum." ucap Amar berlalu.

Ana melihat anaknya dan menggelengkan kepala. Ane ke kamar Almira untuk mengajaknya sarapan bersama.

"Almira, apa Amar baik sama kamu?" tanya Ane.

"Baik Bun, Mas Amar sangat baik." jawab Almira.

"Kamu tidak berbohong kan?" tanya Ane memastikan.

"Tidak Bun, mas Amar memang baik," jawab Almira.

"Syukurlah kalau seperti itu, Bunda lega mendengarnya. Kalau ada apa-apa, bilang sama Bunda ya, Sayang!" ujar Almira.

"Iya, Bun." jawab Almira tersenyum dalam niqabnya.

"Kita sarapan dulu yuk sama Bunda. Amar dan Ayah sudah berangkat kerja." ucap Ane.

"Iya Bun," Almira mengekori Ane.

"Alhamdulilah sekarang Bunda ada teman sarapan,kadang kalau Amar dan Ayah berangkat pagi, Bunda harus sarapan sendiri," ujar Ane.

"Apa mas Amar memang sering berangkat pagi Bun?" tanya Almira.

"Sebagai seorang Dokter Amar memang sibuk sekali di rumah sakit, Ayah pun sama tak kalah sibuk nya dengan Amar, sebagai seorang polisi, Ayah juga tidak kalah sibuk dengan Amar," ucap Ane.

Dret.. dret...

Panggilan di ponsel Ane.

"Sebentar ya sayang, Bunda mau angkat telpon dulu," ucap Ane berlalu untuk ke kamarnya.

"Iya, Bun," Jawab Almira singkat.

Sesampai di kamar Ane mengangkat panggilan dari Nia.

"Assalamu'alaikum," ucap Ane mengangkat telpon.

"Walaikumsalam. Ane apa benar kalau Amar menikah dengan Anaknya Nur?" tanya Nia.

"Iya benar, Amar sudah menikah dengan Almira," jawab Ane.

"Ane, apa sebegitu bencinya kamu sama aku samapai anak kamu menikah, Aku tidak kamu Undang? Bahkan aku harus tau dari orang lain?" cerca Nia

Nia adalah Mama nya Nana, wanita yang sudah lama mencintai Amar dan juga penyebab gagalnya Amar menikah dengan Rara.

"Maaf Nia, semuanya begitu mendadak. Bahkan tidak ada pesta. Hanya di hadiri beberapa orang saja," jelas Nia.

"Tapi sepertinya hanya aku yang tidak kamu undang? Apa kamu benar-benar sudah menganggap aku ini bukan lagi sahabat kamu?" tanya Nia.

"Maaf Nia, tapi jujur aku juga memikirkan kejadian satu tahun yang lalu, di mana Amar harus terluka karena pertunangannya batal. Dan kamu tau pasti kan siapa penyebab nya? ucap Ane.

" Bukan hanya Amar yang terluka, apa kamu tau seperti apaa kondisi Nana karena Amar menolak cintanya? kamu tau kan, Nana sangat mencintai Amar. Tapi kenapa Amar tidak mau memberikan Nana kesempatan," ucap Nia.

"Apa menurut kamu, Apa cinta itu bisa di paksa? Amar berhak menentukan wanita mana yang ingin dia jadikan istri." ucap Ane.

"Apa Amar menikahi anaknya Nur juga karena cinta? tidak juga kan? tapi kenapa Amar mau memberikan kesehatan untuk Almira?" cerca Nia.

"Karena Alloh sudah mentakdirkan Amar berjodoh dengan Almira." Jawab Ane. Dan kali ini Nia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Jujur, aku kecewa sama kamu Ne." ucap Nia menutup telpon.

***

"Jadi maksud Mama benar Amar sudah menikah dengan anak tante Nur?" tanya Nana yang mendengar percakapan Nia dan Ane di telpon.

"Nana, sejak kapan kamu di sana sayang?" tanya Nia panik.

Semenjak kejadian Pertunangan Amar dan Rara batal, sejak itu Nana memutuskan untuk tinggal bersama dengan Nia ibu kandungnya. karena merasa tidak lagi di sayang papa dan Mama tirinya.

"Ma, jawab! benar Amar menikah dengan anaknya tante Nur?" cerca Nana.

"Iya itu benar, Amar sudah menikah dengan Almira." jawab Nia.

"Arghh.. " teriak Nana melempar gelas yang ada di meja ke sembarang arah.

"Nana! apa yang kamu lakukan? untuk apa kamu masih saja memiliki Amar? Dia tidak pernah mencintai kamu, untuk apa kamu terus-terusan merendahkan harga diri kamu seperti ini? Sadar Nana! Sadar!" ucap Nia dengan suara tinggi.

"Ini semua gara-gara Mama, Amar tidak mau membuka hatinya untuk Nana pasti karena tau masa lalu Mama yang buruk." teriak Nana.

Nana selalu menyangka, Amar tidak mau menerima cintanya karena tau masa lalu Mama nya yang buruk lantaran Nia pernah berselingkuh saat masih menjadi istri papa nya dan Nia juga seorang mantan narapidana.

"Jika masa lalu Mama membuat Amar ilfeel dan menjadikannya senjata untuk menolak cinta kamu, apa kamu pikir masa lalu Almira lebih baik dari pada kamu?" ucap Nia.

"Apa maksud Mama?" tanya Nana tak mengerti.

"Almira itu anak di luar nikah. dulu sewaktu kuliah. Tante Nur diam-diam menjalin hubungan dengan pacar Mama, Saka namanya. mereka melakukan hubungan di luar batas hingga membuat tante Nur hamil, tapi Saka yang saat masih mencintai Mama tidak mau bertanggung jawab dan kabur. Bahkan tante Nur harus lari ke Ambon untuk melahirkan Almira agar tidak diketahui orang kalau dirinya melahirkan,"

"Beruntung saat itu, tante Ane dan Om Arif menjemput mereka dan membawa mereka kembali pulang ke sini, tapi saat mengetahui Saka ternyata sudah menikah dengan wanita lain, Nur tidak bisa menerima kenyataan. Hingga akhirnya Nur gila dan di rawat di rumah sakit jiwa selama dua tahun." ujar Nia.

"Tapi kenapa Amar mau menikah dengan wanita yang lahir dari luar nikah?" ucap Nana.

"Jadi berhenti menyalahkan masa lalu Mama! Iya Mama pernah melakukan kesalahan tapi Mama sudah menyesalinya, Mama menyesal sudah pernah berbuat salah. Tidak ada hubungannya penolakan Amar dengan masa lalu Mama." jelas Nia

"Apa mungkin, Amar tidak mengetahui kebenarannya?" ucap Nana.

"Apapun itu, apapun alasan Amar menikah dengan Almira, Mama mohon lupakan Amar! Kamu cantik, masih banyak laki-laki yang menyukai kamu," ucap Nia.

"Nana hanya mencintai Amar," tegas Nana.

^Happy Reading^

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!