SMA Negeri Elite Menteng Jakarta
Valentino menunggu seseorang di depan gerbang sekolah dengan gelisah. Pria berwajah tampan itu tampak sesekali melirik jam tangan G-Shock nya lalu ke arah pintu gerbang. Begitu saja bolak balik dia lakukan.
"Lihatin apa V?" tanya seseorang dari belakang.
"Nunggu si cerewet!" sahut Valentino tanpa menoleh karena tahu siapa yang bertanya.
"Adikmu masih proses gojlok?"
Valentino hanya mengangguk. Hari ini adalah acara masa orientasi siswa baru dan Valentino bertugas menjemput adik perempuan satu-satunya.
Ya, Valentino Reeves, putra sulung Hoshi Reeves, cucu Levi Reeves, memiliki seorang adik perempuan beda dua tahun bernama Juliet Anastasia Reeves. Remaja yang diwarisi kulit bule Arab seperti sang mommy itu masuk ke sekolah elit yang sama dengan kakaknya.
Tidak ada yang mengira bahwa Valentino dan Juliet adalah kakak beradik kandung karena Valentino lebih mirip Hoshi sang Daddy yang tampak khas Asia yang berkulit putih dan mata hitam sedangkan Juliet berkulit bule dengan mata abu-abu cerah seperti Rina sang mommy. Mereka baru bisa dilihat persamaannya jika saling berjejer dan membuka mulut, sama-sama pedas seperti sang Daddy.
"Jam berapa selesai nya?" tanya remaja pria yang sama imutnya dengan Valentino.
"Katanya setengah jam lagi Romeo." Valentino menoleh ke arah remaja di sebelahnya.
"Kamu masih pakai piyama kemari?" gelak Romeo.
Romeo Akihiro
Valentino Adipramana Reeves
"Lagian mommy sudah tahu aku lagi enak-enak tidur disuruh jemput si cerewet!" sungut Valentino.
Di kalangan siswa SMA Elite Menteng, nama Valentino memang dikenal siswa dingin dan hanya berteman dekat dengan Romeo Akihiro, cucu dokter Nieva, sahabat dokter Gendhis Arum Giandra. Banyak yang naksir kedua remaja tampan itu tapi bagi Romeo, di hatinya hanya ada Juliet, adik Valentino.
Romeo sudah naksir Juliet sejak remaja itu masih berseragam putih biru tapi adik sahabatnya seolah mengacuhkan perhatiannya. Bahkan Romeo selalu mencari alasan untuk bisa bermain di rumah keluarga Reeves.
"V, kapan ya adikmu mau sama aku?" Romeo menatap sahabatnya.
"Kamu serius sama Jules?"
Romeo mengangguk. "Sebenarnya Oma kan memang ingin berbesan dengan Opa Arjuna tapi anak-anak Opa laki semua. Terus berusaha ke cucu tapi cucunya ini malah naksir anaknya Oom Quinn. Kata Oma nggak masalah asal masih bisa berbesan dengan keluarga besar Pratomo."
"Jadi kamu naksir Jules karena permintaan Oma Nieva?"
"Oh nggak V, aku beneran naksir Juliet. Pas kan namaku Romeo dan adikmu Juliet. Jadi Romeo memang untuk Juliet."
"Apa sih yang membuat kamu naksir adikku? Adikku itu nggak ada bagus-bagusnya. Cerewet, mulutnya pedas, tukang berantem sama Shinichi, seenaknya sendiri dan dia kalau tidur masih suka ngiler."
Romeo terbahak. "Masa sih Juliet tukang ngiler?"
"Kamu tidak tahu saja."
Tak lama datang seorang gadis mengenakan seragam resmi SMA Negeri Elite Menteng dengan wajah cemberut.
Juliet Anastasia Reeves
"Kamu kenapa?" tanya Valentino setelah gadis remaja itu datang menghampiri.
"Ngapain dia kesini?" Juliet menunjuk ke arah Romeo.
"Hei, aku kan sekolah disini juga" protes Romeo yang menatap lembut ke Juliet.
"Kan aku bisa pulang sendiri, gak usah dijemput!" Juliet tampak manyun karena sudah pasti semua kakak kelasnya akan membully dirinya karena dekat dengan dua remaja pria tampan itu.
"Valentino, Romeo ..." panggil para siswi kelas dua dan kelas tiga itu dengan centil yang melihat keduanya disana.
Seperti biasa Valentino hanya melirik dengan tatapan dingin dan senyum smirk sedangkan Romeo, selama Juliet ada di hadapannya, matanya tidak lepas dari remaja putri itu. Melirik gerombolan cewek-cewek itu pun tidak sama sekali.
"Sudah selesai kan? Memang tadi disuruh apa ospeknya?" tanya Valentino sambil menggandeng tangan adiknya mengacuhkan tatapan tidak suka banyak cewek-cewek disana.
"Masa mentang-mentang aku anaknya Quinn Reeves, aku harus berbicara berbagai macam bahasa."
Romeo yang berjalan di sebelah kiri Juliet penasaran pun menimbrung. "Memang kamu bicara berapa bahasa?"
"Well, bahasa Jawa, Jepang, Korea, Belanda, Perancis dan Jerman tapi intinya sama."
"Apa itu?" tanya Valentino.
"Kalian semua memang kutu kupret!"
Valentino dan Romeo tertawa terbahak-bahak.
"Astagaaa Jules! Benar-benar anaknya pak Hoshi!" kekeh Valentino.
"Kalau aku bukan anaknya pak Hoshi, lalu anak siapa?" Juliet pun manyun.
"Anaknya Papa macan dan mama macan" sahut Romeo cuek membuat kedua Reeves bersaudara menoleh. "Hei, aku tidak sengaja mendengar panggilan Oom Quinn ke Tante Rina."
"Hobi menguping kamu harus dihilangkan Rombeng!" hardik Juliet sebal.
"Tidak sengaja Juliet sayang" cengir Romeo sambil menepuk kepala Juliet yang lebih pendek darinya yang memiliki tinggi 180cm, sedangkan gadis itu 168cm.
"Iiissshhh apaan sih!" hardik Juliet sebal.
Ketiganya pun tiba di parkiran mobil dan tampak Audi RS5 milik Valentino dan Nissan GTR milik Romeo terparkir disana.
"Kamu ke rumah nggak Rom?" tanya Valentino yang mendapatkan pelototan dari Juliet.
"Ke rumah lah! Tante Rina pasti masak enak!" cengir Romeo tanpa sungkan.
"Iiissshhh! Pulang lah ke rumah kamu!" hardik Juliet.
"Makan sendirian mana enak! Tahu sendiri kan kedua orangtuaku sedang pergi ke Tokyo urusan bisnis dengan Oom Luca kalian."
"Sudahlah Jules, kasihan anak rantau" kekeh Valentino yang hanya dibalas wajah malas adiknya.
***
Acara orientasi selama dua hari pun diakhiri acara inagurasi para siswa baru dan siswa senior. Ada banyak acara diadakan termasuk Bazaar dan pentas seni. Mengingat sekolah Valentino dan Juliet adalah sekolah elit, banyaknya sponsor dari orang tua membuat acara Bazaar dipenuhi dengan tenant makanan yang sudah banyak dikenal.
Valentino sendiri lebih memilih duduk manis melihat kehebohan adiknya bersama teman-teman barunya. Tak lama, beberapa teman sekelas Valentino pun menghampiri remaja itu sambil membawa berbagai macam makanan yang dijual di Bazaar.
"Adikmu cantik juga ya V" celetuk salah satu temannya.
"Jangan bro, Juliet sudah dikeep sama Romeo. Dan aku tidak kebayang bagaimana ngamuknya Romeo jika ada yang mengincar adiknya V" sahut temannya yang lain.
Valentino hanya tersenyum tipis tapi matanya menatap ke arah panggung musik dimana Romeo sudah berdiri diatas panggung. Setelah berbicara dengan band matesnya, Romeo mengambil mic.
"Lagu ini aku persembahkan buat gadis cantik yang bakalan menjadi pasangan hidupku kelak. Juliet Anastasia Reeves, this song is for you."
Juliet yang mendengar ucapan Romeo langsung melotot tidak percaya.
Cuz I know you really want me
I hear your friends talk about me
So why you trying to do without me
When you got me
Where you want me
Hey Juliet
I think you're fine
You really blow my mind
Maybe some day
You and me can run away
I just want you to know
I wanna be your Romeo
Hey Juliet
Lagu lawas milik LMNT terdengar dari mulut Romeo dan semua orang mengakui suara remaja tampan itu memang bagus.
"Jules, bukankah itu sangat romantis?" celetuk teman barunya.
"Norak!" sungut Juliet judes.
***
Akhirnya launching juga anaknya pak Hoshi. Semoga suka.
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
SMA Negeri Elite Menteng Jakarta
Romeo menatap gadis remaja berusia 15 tahun itu dengan penuh tatapan cinta tapi yang ditatap hanya melengos sebal.
Ya ampun anaknya pak Hoshi ya! Benar-benar mirip Bapake! Romeo hanya tersenyum.
"Juliet Reeves!" panggil Romeo dari atas panggung.
"Apa?" jawab Juliet sebal.
"My bounty is as boundless as the sea,
My love as deep, the more I give to thee,
The more I have, for both are infinite. ( Karunia saya tak terbatas seperti laut, Cintaku sedalam; semakin banyak yang kuberikan padamu, Semakin banyak yang saya miliki, karena keduanya tidak terbatas )." Romeo menatap Juliet serius.
Gadis itu melongo mendengar kalimat yang diambil dari novel Romeo and Juliet karya William Shakespeare. Juliet hapal karena dia pernah membaca berulang karya klasik itu.
Valentino yang juga pernah membaca karya klasik itu, tampak terkejut mendengar rayuan ala Romeo ke adiknya.
"Cari mati deh si Rombeng!" gumamnya. Valentino melihat adiknya berjalan ke arah panggung dan langsung menarik Romeo yang mendapatkan sorakan dari para siswa lainnya.
"Aku ke adikku dulu!" Valentino berjalan mengikuti Juliet.
"V, Juliet nggak bakalan kenapa-kenapa!" ujar temannya.
"Bukan Juliet yang aku khawatirkan tapi si Rombeng!"
***
"Apa sih maksudmu bilang kayak gitu di depan orang banyak!" bentak Juliet ke Romeo yang hanya tersenyum manis ke putri bungsu Hoshi Reeves itu. Keduanya kini berada di sebelah gedung tempat penyimpanan alat-alat olahraga yang agak sepi.
"Biar kamu terkesan. Memangnya kamu tahu itu kalimat mana?"
"Dengar Rombeng! Kamu kira aku tidak pernah membaca novel klasik si Shakespeare?" Juliet menatap tajam ke Romeo.
"Bagus dong kalau sudah baca!" senyum Romeo.
"Kamu milih mana? Kiri RSCM Kanan Sangkal Putung?" ancam Juliet.
Romeo mendekatkan wajahnya ke Juliet. "Aku pilih menjadi suamimu, Juliet."
BUGH!
"Astaghfirullah! Jules!" Romeo memegang wajahnya.
"Aduh! Aku terlambat" celetuk Valentino saat melihat adiknya menjotos sahabatnya.
"Mas V! Kok bisa sih temenan sama orang macam dia! Nggak sopan dia!" teriak Juliet kesal.
"Nggak sopannya dimana Juliet?" protes Romeo.
"Dia bilang mau jadi suami aku! For God's sake! Aku tuh baru 15 tahun!" bentak Juliet.
"Kita nggak nikah sekarang juga Juliet" ucap Romeo.
"Jules, setidaknya niat Romeo baik karena dia mau jadi suami kamu suatu hari nanti. Tidak semua pria bisa berpikiran dan berjanji seperti itu!" ucap Valentino. "Mas nggak belain Romeo, tapi mas hargai niat baiknya."
Juliet menatap judes ke kakaknya. "Kalian berdua sama saja! Menyebalkan!" Gadis remaja itu lalu berjalan lebar-lebar meninggalkan dua pria disana.
"Sakit Rom?" goda Valentino.
"Kagak. Ini kan tinju cinta" seringai Romeo.
Valentino melengos mendengar ucapan sahabatnya. "Terserah kamu lah!"
***
Usai acara inagurasi, Juliet menunggu Valentino yang harus menemui wali kelasnya di dekat gedung utama sekolah yang dekat dengan parkiran mobil. Menurut rencana, kakaknya itu tetap akan kuliah di Jakarta, masuk Universitas Indonesia, tidak ke MIT seperti papanya.
"Hai Juliet" sapa gerombolan remaja putri datang menghampirinya.
"Ada apa kakak-kakak sekalian datang?" tanya Juliet malas. Paling tanyain mas V atau soal si Rombeng tadi.
"Enak banget ya. Baru masuk sudah mendapatkan Romeo. Ngaca dong Juliet! Kamu itu cuma anak bawang! Anak baru! Nggak pantas sama Romeo!"
"Ohya? Nggak pantasnya dimana?! Apa aku kurang cantik? Kurang pintar? Kurang kaya?" sindir Juliet.
"Nggak usah bawa-bawa kekayaan orang tua kamu!"
"Makanya aku tanya. Nggak pantasnya dimana? Apa karena Romeo selama sekolah disini tidak pernah melirik kalian? Kali saja menurut dia, kalian lah yang tidak pantas!" balas Juliet pedas.
"Kamu... " Para remaja putri itu terpaksa mengakui kalau Romeo maupun Valentino tidak melirik gadis manapun selama bersekolah disini.
"Kalian tidak usah capek-capek membully aku! Karena ... " Juliet menghampiri ke gerombolan itu. "Kalian tidak ingin membuat aku marah. Sebab jika kalian melakukannya, aku tidak tahu harus kirim kalian ke RSCM atau tanah kusir!" seringai Juliet yang membuat para remaja itu agak takut.
"Kalian mau membully adikku?"
Sontak gerombolan remaja putri itu terkejut melihat Valentino berdiri sambil bersedekap dan memasang wajah dingin.
Biasa aja bang...
"Va... Valentino... " bisik mereka.
"Kalian mau dihajar oleh Juliet? Boleh kalau kalian nantang!" ucap Valentino dingin.
"Nggak Val... Kami cuma ingin berhandai dengan adikmu..." ucap salah satu gadis itu.
Valentino tersenyum smirk. "Memang aku percaya dengan ucapanmu, Clara? Kelakuan kamu saja menyebalkan jadi buat apa aku harus mendengarkan?"
Juliet hanya tersenyum tipis. Salahkan Papa macan yang kasih gen judes!
Para gadis disana langsung terdiam, terutama yang bernama Clara yang sudah naksir Valentino sejak kelas satu SMA tapi sulung Hoshi Reeves itu menganggap dia tidak ada.
"Yuk Jules, tinggalkan perempuan tidak punya otak dan hanya bisa dandan, pamer body dan barang bermerk doang!" Valentino lalu menggandeng tangan adiknya.
"Val! Mulut kamu jahat banget!" rengek Clara.
Valentino berhenti melangkah. "Aku hanya mengatakan apa adanya."
"Aku punya otak Val!" protes Clara tidak terima.
"Kalau memang kamu punya otak, jawab pertanyaan ini. Diaz bersepeda mengelilingi lapangan menempuh jarak 180 meter dan membutuhkan waktu 30 detik. Melihat Anton menyusulnya, Diaz mempercepat lanjut sepedanya jadi 10 m/s dalam 2 detik. Berapakah percepatan sepeda tersebut?" Valentino menatap Clara. "Gunakan rumus percepatan dari pelajaran fisika."
Clara melongo.
"Nah itu! Makanya belajar bukan selpang selpong pamer sana sini! Riya' tahu!" Valentino pun mengajak adiknya pulang meninggalkan Clara dan gengnya.
***
"Mas V gualake!" kekeh Juliet setelah mereka berada di dalam mobil Audi RS5 milik Valentino.
"Aku malas mendengarkan celotehan otak dengkul macam itu. Kamu tahu sendiri kan, di keluarga kita tidak ada yang pamer barang kemanapun."
"Damian dan Gasendra pamer kadang" celetuk Juliet soal sepupu mereka yang merupakan putra Emir Al Azzam dan Al Jordan Schumacher itu.
"Mereka pamer apa sih Jules. Paling onta sama kuda doang" gelak Valentino. "Soalnya cuma itu kita-kita pada nggak punya."
"Eagle punya!" balas Juliet soal sepupunya yang sebaya dengan Valentino. Eagle adalah putra Rajendra McCloud, cicit Elang McCloud.
"Lha Eagle rumahnya kastil Opa Jeremy dan ada istal disana tapi Eagle kan nggak punya Onta."
"Mas V beneran nggak mau ambil kuliah di MIT macam opa dan Daddy?" tanya Juliet.
"Nggak Jules. Mas nggak mau jauh-jauh dari kalian. Apalagi Opa Levi kan juga sudah mulai kurang sehat sejak divonis kena diabetes." Valentino menatap adiknya. "Harus ada yang ngawasi Opa soalnya."
Juliet terbahak sebab Opanya dan kakaknya jarang akur. Apalagi Opa Levi suka melanggar pantangan makanan yang tidak boleh dimakan demi menjaga kadar gula di tubuhnya.
"Kalian bertiga itu para pria Reeves, kalau nggak ribut nggak afdol!" kekeh Juliet.
"Kayaknya semua ini salah opa Eiji deh!"
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Kediaman Keluarga Reeves
Valentino dan Juliet tiba di rumah keluarga Reeves yang dibangun sejak jaman Opa Alex Reeves yang kemudian direnovasi menjadi lebih kuat oleh Eiji lalu ke Levi dan sekarang Hoshi.
Kedua kakak beradik itu pun masuk ke dalam rumah mewah yang menjadi saksi keabsurdan keluarga Reeves.
"Assalamualaikum!" salam keduanya membuat semua orang yang berada di ruang tengah menoleh.
"Wa'alaikum salam. Sudah selesai acaranya?" Rina menyambut kedua anaknya sambil tersenyum.
"Sudah mom. Papa macan belum pulang? Padahal ini kan Sabtu?" tanya Juliet yang hanya melihat Levi dan Yanti di meja makan sambil menikmati acara minum teh.
"Tadi sih katanya mau ketemu sama Oom Bima. Jadi agak telat pulangnya" jawab Rina. "Dah kalian berdua mandi dulu sana!"
"Oke!" Keduanya pun menuju kamar masing-masing.
***
"Jadi kamu itu sebal sama teman sekelas kamu yang mau bully J terus kasih pertanyaan hukum percepatan?" Levi menatap wajah cucunya yang hanya lempeng menyesap kopinya.
. Mukamu V...
"Ya ampun V, mbok jangan judes-judes lah!" tegur Yanti.
"Habis, cewek-cewek di kelasku menyebalkan!" sungut Valentino. Kecuali si cupu yang selalu dibully.
"Memangnya mereka nggak ada yang menarik hati? Selama kamu sekolah disana, gak ada cewek yang gimanaaaa gitu?" Rina pun ikutan kepo sebab kemanapun Valentino seringnya bersama Romeo.
Valentino tidak menjawab.
"Temen ceweknya mas Vi itu tipe-tipe morotin" celetuk Juliet
"Wah ya bahaya dong V. Kamu harus cari cewek yang bener" ujar Yanti. "Kayak Juliet, sudah dapat calonnya..."
"Omaaaaa!" protes Juliet. "Jangan bilang Oma juga setuja sama si Rombeng!"
"Dengar Juliet, Oma tahu kamu masih belum ada perasaan sama Romeo tapi selama ini Oma melihat Romeo sangat serius sama kamu dan bagi kami, jarang seorang remaja pria sudah mantap memilih pasangannya."
"Lagipula, dia tabah hadapi papamu" timpal Levi.
"Duh!" sungut Juliet sebal.
"Jadi Senin besok sudah mulai masuk sekolah semua ya?" Rina berusaha mendamaikan penghuni meja makan. Semua keluarga Reeves menyukai Romeo karena tipe pria yang serius dengan Juliet serta hasil screening juga bagus.
Tapi kan mereka masih muda, sebentar lagi Valentino dan Romeo mulai kuliah. Akan banyak bertemu dengan orang baru yang menghuji bagaimana perasaan Romeo ke Juliet apakah masih tetap setia atau tidak.
"Kamu jadinya ambil apa V? Jadi masuk UI?" tanya Levi.
"Jadi Opa. Ambil IT sajalah, males yang lain."
"Arka sudah ambil arsitektur sih, Shinichi katanya incar masuk jurusan fisika Todai ( Tokyo University )" gumam Levi.
"Sebenarnya kalau kamu mau masuk MIT, nggak papa lho V" ucap Yanti. "Biar Opa diawasi sama Oma."
"No Oma. Opa itu akalnya banyak! Tuh, ketahuan ngambil brownies kedua yang disimpan di kursi sebelah!" ledek Valentino ke Levi.
"Mas Levi!" hardik Yanti kesal.
"Iiissshhh kamu tuh! Jeli amat sih matanya!" gerutu Levi.
"Salah siapa aku jadi turunan Reeves yang selalu cermat dalam situasi apapun" seringai Valentino.
"Kan Opa yang ngajarin juga!" gelak Juliet.
"Duh kalian ya! Memang gen itu nggak bisa dicolong ( dicuri )" kekeh Levi.
***
Acara makan malam keluarga Reeves semakin ramai usai Hoshi datang dan bergabung dengan para anggota keluarganya. Semenjak Hoshi pindah ke Jakarta untuk membantu Bara Giandra bekerja di Giandra Otomotif Co, Eiji dan Ayame pun ikut pindah ke Jakarta dan menikmati pensiun disana sedangkan Levi dan Yanti masih di New York.
"Jadi kamu tadi sudah berdiskusi dengan Pak Graham akan tetap mengambil jalur mandiri?" tanya Hoshi ke Valentino.
"Yup. Kan aku ikutan Arka waktu dia daftar ke UI dan semua persyaratan sudah aku dapat tadi. Jadi besok Senin aku serahkan semua sama Pak Graham dan bisa melakukan ujian dengan online. Kan enak Dad."
"Daddy sih semua terserah kamu, yang penting kamu bertanggung jawab atas semua pilihan kamu. Mau ambil IT ataupun ambil jurusan lainnya, Daddy tidak melarang asal memang itu yang kamu inginkan." Hoshi menatap putra sulungnya.
"Oke Dad!"
"Kamu gimana J? Ada peristiwa apa?" Meskipun Hoshi tahu dari pengawal bayangan bahwa Romeo bikin perkara dan membuat putrinya meninju sahabat Valentino, tapi dia ingin putrinya bercerita sendiri.
"Romeo mendeklarasikan perasaannya padaku diatas panggung" jawab Juliet sambil manyun.
"Gimana deklarasi nya?" goda Levi.
"Masa dia ambil kalimat dari Romeo and Juliet nya si babang Shakespeare?"
"Kalimat yang mana?" tanya Yanti yang sangat suka novel itu.
"My bounty is as boundless as the sea,
My love as deep, the more I give to thee,
The more I have, for both are infinite. ( Karunia saya tak terbatas seperti laut, Cintaku sedalam; semakin banyak yang kuberikan padamu, Semakin banyak yang saya miliki, karena keduanya tidak terbatas )."
"Ooohhh ... so romantis" Mata Yanti tampak berbinar - binar. "Mas Levi saja nggak pernah bilang begitu."
"Seriously Oma?" Juliet menatap Yanti.
"Lho beneran itu, Jules. Tidak semua pria berani mengucapkan itu di depan orang banyak. Mommy saja terharu mendengarnya" timpal Rina. "Tahu sendiri kan Daddy mu sama dengan Opamu."
"Heeiii, aku romantis dengan caranya sendiri mama macan" protes Hoshi tidak terima.
"Tapi kan seringnya kamu bikin aku darting, papa macan."
Valentino dan Juliet hanya melengos karena sudah pasti kedua orangtuanya akan terus ribut.
"Assalamualaikum." Sebuah suara membuat Juliet menekukkan wajahnya.
"Wa'alaikum salam. Masuk saja Romeo" panggil Yanti.
Tampak Romeo masuk sambil membawakan kotak pizza. "Pizza everyone?"
***
Romeo duduk bersama Valentino dan Juliet sambil menikmati pizza yang dibawakan pria berdarah Jepang itu.
"Enak pizza nya Jules?" tanya Romeo.
"Enak."
"Aku memesannya dengan penuh rasa cinta" jawab Romeo kalem tapi sukses membuat Juliet tersedak.
Romeo langsung menepuk punggung gadis remaja itu. "Minum dulu, J. Masa gitu saja sampai tersedak. Kan kamu tahu bagaimana perasaan aku."
Juliet menatap judes ke Romeo. "Nggak gitu juga Rombeng!"
"Kamu tuh harusnya bisa kontrol lah Jules" sahut Valentino cuek.
"Ini lagi Bambang Gentolet malah belain si Rombeng!" hardik Juliet sengit.
"Dih, kakakmu yang cakep ini kok dibilang Bambang Gentolet" gelak Valentino.
"Habis mas V gitu!" cebik Juliet sebal.
"Jules, kita pacaran kan?" kerling Romeo.
"Eh, siapa yang pacaran? Nggak lah!"
"Tapi tetap aku anggap kamu pacar aku dan calon istri aku!" senyum Romeo.
"Papa macaaaannnn! Rombeng ini lhooooo!" teriak Juliet kesal memanggil Hoshi.
"Apa sih Jules! Malam-malam teriak-teriak!" bentak Hoshi.
"Papa macan! Ini ada anak ngaku - ngaku mau jadi calon mantu!" Juliet menunjuk ke Romeo.
"Rom! Over Shakespeare's dead body!" hardik Hoshi cuek.
"Tenang Oom Quinn. Nanti liburan, aku bakal ke Inggris dan melangkahi makam Shakespeare tujuh kali!" jawab Romeo kalem.
"Elu kira tawaf!" pendelik Hoshi sebal.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!