Kaylee berjalan sempoyongan menuju ke luar club tempat ia bekerja. Sungguh ia tak menyangka jika ia benar-benar mabuk berat. Padahal ia hanya sedikit minum dengan rekan kerjanya untuk merayakan acara perpisahannya.
Hari ini merupakan hari terakhir Kaylee bekerja di Club malam tersebut. Oleh karena itu, ia menerima ajakan rekan kerjanya yang menyiapkan pesta perpisahan untuknya. Sialnya, Kaylee yang tidak terbiasa minum justru dipaksa untuk minum minuman keras alhasil ia pun sangat, sangat mabuk.
Kepala Kaylee terasa begitu berat, semua terasa berputar bagi Kaylee. Ia berjalan perlahan namun ia semakin tak kuat menopang tubuhnya hingga terkadang ia menyandarkan diri pada lorong jalanan menuju apartemennya.
Di ujung jalan tempat Kaylee bersandar, seorang pria tampan baru saja keluar dari dalam mobilnya. Ia berlari dengan tergesa mencari klinik untuk mencari obat agar dapat menyembuhkan atasannya yang berada di dalam mobil.
Sementara seorang pria tampan lainnya berada di dalam mobil dengan kemeja yang sudah terbuka kancingnya. Jasnya pun sudah tergeletak sembarangan di jok mobilnya.
Tangan pria itu mengepal, sementara ponselnya telah ia lemparkan hingga hancur setelah mendapatkan pesan dari sahabatnya. Sungguh ia tak pernah mengira jika sahabatnya itu bisa berlaku kurang ajar seperti ini.
Ini hadiahku untuk ulang tahunmu yang ke 30. Bersenang-senanglah dengan seorang wanita. Aku yakin kau akan ketagihan jika sudah merasakannya. Ha... Ha... Ha...
Begitulah isi pesan yang dikirimkan oleh Edward, sahabat baiknya yang merupakan seorang casanova atau lebih baik jika sekarang disebut sebagai penjahat wanita saja.
Sebelumnya mereka merayakan ulang tahunnya di Club malam, namun Edward ternyata memberikan hadiah yang tak diharapkan oleh Austin. Tanpa ia dan Nick sang asisten ketahui, Edward memberikan obat perangsang ke dalam minuman milik Austin. Alhasil seperti inilah akhirnya, Austin begitu menderita menahan gairahnya sementara Nick tengah mencari klinik dokter untuk mendapat obat penawarnya.
" Dasar Edward, brengsek !! "
Rutuk Austin sambil menahan rasa panas yang mendera tubuhnya.
Bug... Suara sesuatu menabrak mobil milik Austin. Austin melihat dari balik kaca mobilnya. Seorang wanita tengah bersandar di badan mobilnya sambil memegangi kepalanya.
Gairah di dalam diri Austin semakin bergolak terlebih saat melihat tubuh seksi wanita tersebut yang mengenakan kemeja press body serta rok mini di atas lutut. Belum lagi leher jenjangnya yang berwarna putih mulus terekspos sempurna karena rambutnya diikat ekor kuda.
Austin mengamati gadis tersebut yang masih belum menyadari jika ia diperhatikan dari dalam mobil.
Kaylee mulai beranjak dari badan mobil yang ia jadikan sandaran. Ia hampir saja terjatuh jika tidak ada tangan kekar yang menahan tubuh rampingnya.
" Te... Terima kasih " ucap Kaylee sambil terus memegangi kepalanya.
" Dimana tempat tinggalmu ? " tanya pria itu dengan nada suara berat dan bergetar.
" Di apartemen di depan sana, Tuan " jawab Kaylee, ia tak bisa melihat dengan jelas siapa laki-laki yang menolongnya itu.
" Biar aku mengantarmu ! " seru pria itu, nafasnya terdengar memburu.
" No... Tidak perlu repot Tuan ! Aku bisa pulang sendiri " tolak Kaylee berusaha melepas pegangan tangan pria itu dari tubuhnya.
Tanpa persetujuan dari Kaylee, pria itu membawa Kaylee ke dalam gendongannya. Kaylee yang sudah luar biasa mabuk, tidak bisa menolak. Ia pun mengatakan alamatnya pada pria itu di luar kesadarannya.
Pria tersebut adalah Austin. Austin segera membawa Kaylee ke apartemennya. Dengan mengambil kunci akses apartemen Kaylee yang ada dalam sling bag milik Kaylee, Austin dengan mudah memasuki apartemen Kaylee.
Austin bergegas membawa Kaylee ke dalam kamar. Kaylee yang kini sudah tak sadarkan diri terbaring di atas ranjangnya. Sementara Austin yang sudah tak kuat dengan gairahnya kini mengungkung tubuh Kaylee.
Austin menatap wajah cantik Kaylee, bibirnya yang mungil dan berwarna merah muda membuat Austin tak tahan untuk meraupnya.
Austin menyadari apa yang ia lakukan salah tapi ia tak kuasa menahannya. Gejolak dalam dirinya tak lagi bisa ia tahan, hingga akhirnya ia biarkan hawa nafsu menguasainya mengalahkan akal sehatnya.
Austin melepaskan seluruh pakaian yang melekat di tubuh indah Kaylee. Austin terpaku melihat pemandangan indah di hadapannya. Rasa sakit dan panas yang menderanya semakin terasa. Bahkan kini Austin pun sudah melucuti pakaian dari tubuhnya.
Bak singa yang tak ingin kehilangan mangsanya, Austin segera melakukan penyatuan dengan Kaylee. Sungguh Austin tidak pernah membayangkan akan melepaskan keperjakaannya dengan cara seperti ini. Namun harus ia akui, ia begitu menikmatinya. Menikmati kenikmatan dengan seorang gadis yang tidak dikenalnya sama sekali dan sialnya gadis itu masih suci.
Austin memakai kembali pakaiannya setelah mendapatkan tiga kali pelepasannya. Ia sudah tidak merasakan sakit seperti tadi. Sebelum pergi ia menatap wajah cantik Kaylee yang nampak lelah walaupun belum sadarkan diri.
Austin membelai pipi Kaylee, lalu mencium bibirnya.
" Aku akan kembali lagi untukmu. Wait for me, my beauty baby ! " ucap Austin sambil menutupi tubuh polos Kaylee dengan selimut.
Austin meraih sling bag milik Kaylee, lalu mencari identitas Kaylee.
" KAYLEE ACE LIVINGTON "
gumam Austin sambil membaca tanda pengenal milik Kaylee lalu memasukkannya kembali ke dalam sling bag.
Austin menatap wajah Kaylee dengan lekat. Rasanya ia tidak ingin meninggalkan gadis cantik itu. Gadis yang sudah ia renggut kesuciannya dan merenggut keperjakaannya. Gadis yang dapat membuatnya jatuh cinta sejak pertama kali melihatnya.
Austin ingin tinggal lebih lama bersama gadis itu, menunggunya sadar dan setelah itu meminta gadis itu menikah dengannya sebagai wujud pertanggungjawaban atas perbuatannya. Hanya saja, ada hal yang lebih penting yang harus ia lakukan lebih dulu. Memberikan pelajaran kepada Edward, si buaya darat yang telah membuatnya bertindak di luar pikirannya namun ia juga harus berterima kasih kepada teman brengseknya itu karena bisa bertemu dan memiliki seutuhnya wanita seperti Kaylee.
Sebelum pergi, Austin menulis pada sebuah kertas kecil.
Tunggu aku, beauty baby ! Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya.
With Love,
ABHAM
Austin kemudian meletakkan kertas yang sudah ia tulis itu di atas nakas. Berharap jika Kaylee bangun maka gadis itu akan segera melihatnya.
Austin kembali mengecup kening dan bibir Kaylee. Entah mengapa, ia ingin selalu dekat bersama gadis itu. Sampai kemudian ia memutuskan untuk melangkahkan kakinya meninggalkan kamar Kaylee dan keluar dari apartemen Kaylee.
Austin menuju mobilnya yang masih terparkir rapi di tempat yang sama saat ia meninggalkan mobilnya bersama Kaylee.
" Aus... Kau darimana ? " tanya Nick khawatir saat Austin masuk ke dalam mobil dan duduk di samping kursi kemudi yang dihuni Nick.
" Mencari obat " jawab Austin dengan senyum mengembang di bibirnya mengingat kejadian yang terjadi beberapa saat yang lalu.
" Ah iya, masalah obat itu. Aku tidak bisa... "
" Kau tak perlu khawatir, aku sudah mendapatkan obatnya " potong Austin.
" Kau sudah mendapatkan obatnya ? Bagaimana mungkin, aku saja tidak menemukan dokter di sekitar sini. Atau jangan-jangan... " Nick mengerutkan keningnya, menebak apa yang dilakukan oleh Austin hingga ia bisa lepas dari sakit yang dideranya tadi.
" You did that ? " tanya Nick to the point.
" What ? " Austin menyahut dengan malas.
" You do one night stand ? Oh my god, Austin... What are you thinking ? " ucap nick sambil mengusap wajahnya dan membanting punggungnya menyentuh jok.
" Relax... Aku melakukannya dengan wanita baik-baik. And I will marry her setelah menyelesaikan urusanku dengan Edward " jelas Austin.
Kaylee menggerakkan tubuhnya yang berada di dalam selimut saat pagi menyapa. Entah mengapa ia merasa seluruh tubuhnya begitu sakit, terlebih lagi bagian intinya yang begitu perih.
Kaylee membuka selimut dan terkejut mendapati tubuhnya tak tertutup sehelai benangpun. Wajah Kaylee memucat saat melihat bercak merah mengering di permukaan spreinya.
Tidak... Ini tidak mungkin... ! Ucap Kaylee dalam hatinya.
Kaylee mengingat apa yang terjadi tadi malam setelah ia keluar dari Club. Namun, ia tak bisa mengingat apapun selain ditolong oleh seseorang saat tubuhnya limbung.
Kaylee memukul-mukul kepalanya sendiri.
" Dasar bodoh !! Kamu benar-benar bodoh Kaylee... Kamu sudah kehilangan sesuatu yang paling berharga dan tidak tahu siapa yang melakukannya " racau Kaylee sambil meneteskan air matanya.
Kaylee beranjak dari ranjangnya setelah puas menumpahkan kesedihannya. Ia memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Tanpa sengaja matanya tertuju pada secarik kertas di atas nakas. Kaylee meraihnya dan membaca tulisan yang ada.
Tunggu aku, beauty baby ! Aku akan bertanggung jawab sepenuhnya.
With Love,
ABHAM
Kaylee meremas kertas itu lalu melemparkannya ke sembarang arah.
" Dasar brengsek ! " pekik Kaylee lalu menuju kamar mandinya untuk membersihkan diri.
Kaylee mengguyur dirinya dengan shower, berusaha menghilangkan sisa sentuhan dari pria yang sudah berani menjamahnya dan merenggut kesuciannya, hal yang paling berharga yang ia miliki saat ini.
Kaylee Ace Livington, gadis muda berparas cantik berusia 22 tahun. Ia telah bekerja di Club selama 3 tahun lamanya. Ia terpaksa bekerja di Club malam hari, setelah bekerja sebagai Office Girl di sebuah perusahaan besar di siang hari.
Kaylee melakukan itu untuk menambah tabungannya. Ia berusaha mengumpulkan uang untuk membuka usaha bakery bersama sang ibu.
Sebenarnya Kaylee terlahir sebagai putri tunggal dari seorang pengusaha kaya. Hanya saja, ketika Kaylee lulus sekolah menengah atas perusahaan sang ayah dinyatakan pailit dan bangkrut. Kaylee dan keluarganya pun terpaksa pindah ke rumah sederhana di pinggiran kota. Sang ayah tak lama kemudian jatuh sakit dan meninggal dunia. Dan akhirnya, Kaylee harus bekerja keras untuk membiayai hidupnya dan sang ibu.
Selama bekerja Kaylee tidak pernah mengeluh. Ia melakukan semua itu semata-mata untuk memperbaiki kehidupan dan keuangan keluarga. Bahkan ia harus rela berpisah dengan sang ibu untuk bekerja di kota besar.
Setelah semua yang terjadi dalam hidupnya, Tuhan kini memberikan cobaan yang begitu beratnya dan Kaylee harus bisa menghadapinya sendiri. Ia tak mungkin menceritakan hal ini kepada sang ibu. Ia tak ingin membuat sang ibu sedih.
Kaylee merapikan barang miliknya yang akan ia bawa. Hari ini, Kaylee akan kembali menuju kediamannya. Ia sudah mendapatkan bekal tabungan yang cukup untuk membuka toko bakery yang ia cita-citakan bersama sang ibu. Ia akan membuka lembaran baru dalam hidupnya dan melupakan semua yang telah terjadi. Menguburnya dalam-dalam dan tak ingin mengingatnya kembali.
Kaylee sudah mengajukan pengunduran diri di perusahaan tempat ia bekerja sejak satu minggu yang lalu dan tadi malam adalah malam terakhir ia bekerja di Club.
" Kay... Kamu yakin tidak akan kembali lagi ? " tanya Milly, sabahatnya yang juga merupakan rekannya sesama office girl.
" Astaga, Milly... Kamu mengagetkanku " ucap Kaylee meraba dadanya karena saat membuka pintu apartemen ia menemukan Milly sudah berdiri disana.
" Kay... Tak bisakah kamu tetap tinggal ? " tanya Milly lagi sambil membantu Kaylee membawakan koper.
" I'm sorry, I can't Mil... Kamu tahu sendiri, this is my dream " jawab Kaylee menatap Milly.
Milly memperhatikan Kaylee yang nampak lelah dengan mata yang sembab.
" Are you ok, Kay ? " tanya Milly.
" Hem... I am ok, Milly " jawab Kaylee dengan sedikit tersenyum.
" But ... You look not good " sahut Milly lagi sambil meraih tangan Kaylee. Ia tahu sahabatnya itu tidak baik-baik saja.
Kaylee menangkup wajah Milly.
" I'm fine... Kamu tidak perlu khawatir. Aku hanya sedikit sedih harus meninggalkan tempat ini. Tempat ini mempunyai banyak kenangan " jawab Kaylee lirih.
Kenangan baik dan buruk yang tak akan terlupakan.
Batin Kaylee sambil menghela nafas.
" Aku pasti merindukanmu, Kay... " ucap Milly sambil memeluk Kaylee.
" Ya, aku juga pasti merindukanmu. Kalau kamu ada waktu, kamu datang ke rumahku ya ! Aku akan memberikanmu roti terenak buatan ibuku and its free for you " ucap Kaylee lalu mengurai pelukannya.
Mereka berjalan ke arah lift, lalu menuju depan apartemen. Setelah mendapatkan taksi untuk mengantarnya ke stasiun, mereka pun berpisah.
" Bye, Milly... See you latter ! " ucap Kaylee sambil melambaikan tangan dari dalam taxi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara itu, Austin dan Nick kini berada di depan unit apartemen milik Edward. Mereka segera masuk setelah Edward membukakan pintu. Tanpa basa basi, Austin segera mendaratkan tinju pada wajah Edward.
" S**t, what are you doing ? " tanya Edward sambil menahan perih di sudut bibirnya.
Tiba-tiba seorang wanita dengan pakaian seksi datang menghampiri Edward dari dalam kamarnya.
" Honey... Are you ok ? " tanyanya sambil meraih wajah Edward.
" I am ok, sweety... Kau pergilah ! Aku akan menghubungimu lagi nanti " seru Edward lalu ******* bibir wanita itu tanpa peduli ada Austin dan Nick disana.
" Cih... Menjijikan ! " gumam Austin sambil mengalihkan pandangannya.
Edward meraih ponselnya lalu mengetik sesuatu dan ia memperlihatkan kepada wanita itu jika ia sudah mentransfer sejumlah uang ke rekening wanita itu.
" Thanks honey...Hubungi aku lagi dan aku akan memuaskanmu " ucap wanita itu dengan gestur menggoda. Ia pun lantas beranjak dari apartemen Edward.
Edward kini duduk berhadapan dengan 2 pria yang sudah dalam posisi siap mengadilinya.
" Bagaimana hadiah yang kuberikan ? Kau menyukainya ? " tanya Edward dengan senyum mengejek.
" Dasar brengsek !! " geram Austin.
" Come on, Aus... Wanita mana yang kau nikmati ? Bukankah sudah kukatakan jika kau akan bersenang-senang " jawab Edward santai sambil menyalakan cerutunya.
" Tell me... Bagaimana rasanya ? Nikmat kan ? " tanya Edward lagi menyeringai.
Ingin rasanya, Austin melempar mulut Edward itu dengan gelas yang ada di atas meja.
" Heh, Nick ! Kau juga harus mencobanya " ucap Edward asal yang langsung dibalas tatapan tajam dari pria dingin itu.
" Come on, guys... Kalian ini hidup di jaman mana sih ? Hidup ini harus dinikmati, wanita juga harus dinikmati ! " tambah Edward sambil terkekeh tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Austin memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Ia selalu dibuat pening dengan tingkah gila sahabatnya itu. Hal lain ia bisa terima, tetapi kali ini ia tak terima begitu saja. Karena ulah pria itu, Austin harus melanggar prinsipnya yang tidak ingin bercinta sebelum menikah, namun kini ia justru telah merusak seorang gadis bahkan menikmatinya.
" Kau membuatku merusak seorang gadis yang bahkan tidak tahu apa-apa " ucap Austin menahan emosi dengan suara bariton khasnya.
" Wow... You got jackpot ! Congratulation " ucap Edward bahagia.
" Dasar sinting ! " rutuk Nick, yang masih tidak terima karena ia pun ikut kesusahan semalam.
" Tapi aku juga harus berterima kasih padamu... Karena akhirnya aku menemukan wanita yang akan kujadikan istri " ucap Austin pasti.
" What ? Istri ? Kamu akan menikahi wanita yang baru saja kau temui ? " tanya Edward kaget.
" Tentu saja... Aku tidak seperti dirimu, aku akan bertanggung jawab penuh lagipula sepertinya aku jatuh cinta sejak pertama kali melihatnya " jawab Austin dengan sudut bibir terangkat.
" Memangnya dia mau bersamamu setelah kamu mengambil miliknya yang berharga ? " tanya Edward asal yang sontak membuat Austin terdiam.
Austin berdiri sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Ucapan Edward benar adanya. Memangnya gadis itu mau menerimanya setelah apa yang ia perbuat semalam, lantas meninggalkannya begitu saja.
Austin menghela nafas. Sedetik kemudian, ia teringat gadis itu yang masih tertidur saat ia meninggalkannya. Seharusnya ia disana, menunggu gadis itu bangun dan mengutarakan keinginannya untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.
Austin melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah pukul 9 dan ia yakin gadis itu telah sadar. Ia harus segera menemui gadis itu, sebelum gadis itu berbuat nekad. Austin segera menuju pintu.
" Kamu mau kemana, Aus ? " tanya Nick saat Austin meraih handle pintu.
" Aku akan menemui gadis itu lagi " jawab Austin.
Nick pun beranjak dari duduknya lalu mengikuti atasan yang juga sahabatnya itu.
" Memangnya seberapa spesial gadis itu ? " tanya Edward penasaran.
" She is so special and I don't wanna loose her " tegas Austin lalu meninggalkan Edward.
" Hei, Nick... Who is this girl ? Kau tahu siapa ? " tanya Edward penasaran.
Nick yang akan menyusul Austin melirik ke arah Edward.
" Aku hanya tahu namanya saja, tadi Austin memintaku mencari informasi tentang gadis itu " jawab Nick apa adanya.
" Really ? Siapa namanya ? " tanya Edward begitu penasaran karena Austin bisa berubah dari yang anti wanita kini menjadi pecinta wanita bahkan ingin segera menikahinya. Tentu wanita yang istimewa pikir Edward.
" Sepertinya nama gadis itu Kay... KAYLEE ACE LIVINGTON, ya itu nama gadis itu " jawab Nick lalu segera berlalu menyusul Austin.
"Kaylee... Sepertinya aku mengenal nama itu " gumam Edward sambil berpikir.
" Kaylee... ? Kaylee Ace Livington ? " Edward mencoba mengingat-ingat nama itu, nama yang seakan ia mengenalnya.
Dan Edward pun terperanjat saat mengingat gadis yang tengah dicari oleh Austin.
" Oh... D*mn ! Not that girl ! " pekik Edward lalu segera berlari menuju kamarnya dan mengganti pakaiannya.
Ia baru saja ingat jika Kaylee adalah seorang Office Girl yang bekerja di perusahaannya. Kaylee juga bekerja di Club malam sebagai pramusaji sepulangnya dari bekerja di perusahaannya.
Edward memang tertarik pada Kaylee, selain gadis itu memilki paras yang cantik. Kaylee juga bukan wanita murahan yang suka tebar pesona. Edward berkali-kali menggodanya namun Kaylee selalu menolaknya. Di Club malam pun, Kaylee memiliki dandanan yang paling tertutup dari yang lainnya. Edward tahu itu karena Edward kerap datang ke Club tempat Kaylee bekerja hanya untuk melihat Kaylee. Karena itulah Edward merasa tertantang untuk mendapatkan Kaylee.
Nahasnya, justru sang sahabatlah yang mendapatkan gadis itu. Dan itu semua dikarenakan ulahnya. Ya, Edwardlah yang meminta rekan kerja Kaylee di club untuk membuat Kaylee mabuk. Namun, setelah Kaylee mabuk, Edward justru tidak dapat menemukan Kaylee dan sialnya justru Austin yang telah ia beri obat sialan itulah yang berjumpa dengan Kaylee.
Edward merutuki dirinya sendiri. Ia tak lagi bisa memiliki Kaylee. Apalagi ia tahu betul jika Austin pun tak akan melepaskan Kaylee begitu saja. Satu-satunya yang ia harapkan adalah Austin tidak dapat menemukan Kaylee.
Edward segera melajukan mobilnya menuju kediaman Kaylee. Ia tentu saja tahu, dimana gadis itu tinggal karena Kaylee adalah pegawai di perusahaannya dan tidak sulit untuk mendapatkan datanya.
Austin dan Nick telah sampai di aparyemen Kaylee. Mereka mengetuk-ngetuk pintu, tapi tidak ada yang membukakan pintu. Akhirnya seseorang menghampiri mereka.
" Kalian mencari siapa ? " tanya wanita yang tinggal di samping apartemen Kaylee yang merupakan pemilik apartemen yang disewa oleh Kaylee.
" Kami mencari Kaylee " jawab Nick sopan.
" Kaylee sudah pindah tadi pagi. Ia pulang kampung " ucapnya.
" Kapan dia kembali ? " tanya Austin cepat.
" Sepertinya ia tidak akan kembali lagi " jawab wanita paruh baya tersebut.
" Boleh kami masuk ke dalam apartemen, barang kami tertinggal saat mengantar Kaylee semalam " mohon Nick, sementara Austin tak berbicara apapun.
" Tentu saja, aku juga belum membereskan apartemen ini " ucap wanita itu lalu menyerahkan kunci apartemen.
Austin masuk diikuti oleh Nick. Austin segera memasuki kamar yang semalam ia gunakan bercinta dengan Kaylee. Kamar itu masih sama, hanya barang-barang milik Kaylee saja yang tidak ada. Bahkan sprei yang menjadi saksi saat ia merenggut kesucian Kaylee masih ada di tempatnya. Sprei dengan noda merah yang sudah mengering itu, ditarik oleh Austin yang menatap nanar ranjang tempat ia menikmati malam.
" Aus... Austin ! " sentak Nick yang melihat Austin hanya tergugu sambil memegangi sprei.
" I loose her, Nick... ! " ucap Austin lirih.
Nick menepuk pundak Austin.
" Don't worry... Kita akan menemukannya " ucap Nick menenangkan sahabatnya itu.
Walau Nick tak pernah bertemu dengan gadis itu, tapi Nick yakin jika Austin memang jatuh cinta pada gadis bernama Kaylee itu. Sempat meragukan cinta pada pandangan pertama, nyatanya Nick harus percaya karena ternyata itulah yang terjadi pada Austin.
Edward tergesa masuk ke apartemen Kaylee. Ia begitu khawatir jika Austin bertemu dengan Kaylee dan gadis itu menerima keinginan Austin.
Namun semua kecemasannya sirna saat ia melihat Austin terduduk lemas di tepi ranjang.
" Ada apa ini, Aus ? " tanya Edward heran.
" Dia sudah pergi, Ed... " jawab Austin lirih sambil memeluk sprei.
Thanks God...
Batin Edward dalam hatinya.
" Sudahlah Aus... Mungkin dia ingin melupakan semuanya " jawab Edward santai.
Austin menatap Edward dengan pandangan tak suka.
" Hei....Memangnya aku salah bicara ? Tentu saja ia ingin melupakan semuanya, lagipula siapa yang mau mengingat kejadian buruk yang menimpa kita. Apalagi tidak tahu harus meminta pertanggung jawaban kepada siapa " tambah Edward yang semakin membuat Austin merasa bersalah.
" Sudahlah Aus... Kita bisa mencari informasi tentang dia. Kau tenangkan dirimu ! " seru Nick.
" Tidak Nick... Aku harus segera menemukannya. Harus ! Dia pasti membenciku ! Aku harus menjelaskan semua kepadanya " ucap Austin lagi.
" Relax Aus... Bukankah bagus jika gadis itu pergi. Berarti dia tidak butuh pertanggung jawaban darimu. Benar kan ? " ucap Edward enteng.
Austin bangkit lalu memukul perut Edward.
" Jangan samakan aku dengan dirimu ! Jika saja bukan karena ulah bodohmu itu, ini semua tidak akan terjadi, brengsek ! " geram Austin.
" Aku laki-laki yang bertanggung jawab. Aku akan terus mencarinya. Jika perlu sampai ke lubang semut akan kucari. Akan kupastikan aku menikahinya, dia suka atau tidak ! " tambah Austin menggebu.
" Nick, kau beli apartemen ini. Buat pemiliknya menjualnya berapapun harganya. Dan kerahkan orang kita untuk mencari Kaylee " perintah Austin.
Nick segera mengiyakan titah dari Austin. Sementara Edward pun tengah menyusun rencana agar Austin tidak berhasil menemukan Kaylee. Bagi Edward, Kaylee adalah wanita istimewa dan ia menginginkan Kaylee untuknya.
Ting... Satu pesan masuk ke ponsel Nick. Nick membaca pesan yang masuk lalu menyerahkannya kepada Austin.
Austin menatap Edward dengan tatapan tak bisa diartikan. Ia baru saja mendapatkan informasi jika Kaylee adalah seorang Office Girl di perusahaan milik Edward.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!