NovelToon NovelToon

Qiaraa

1.Qiaraa Anindita

QIARAA ANINDITA

Qiaraa Anindita adalah namaku,usiaku baru 19 tahun,mama (Tiara) meninggal saat melahirkan ku di rumah sakit,karena kejadian itu papa (Hendra)selalu menyalahkan ku,aku hidup tanpa kasih sayang orang tua, walaupun papa masih bersedia menyekolahkan ku sampai tamat SMA.

Papa Menikah lagi saat usia ku masih dua tahun, sejak saat itu aku hidup dengan ibu tiri (Ine) yang sama sekali tidak menyayangi ku,pernikahan papa dan mama tiri ku di karuniai seorang anak perempuan( Tasya) yang sekarang sudah berusia 17 tahun,Adik ku sifatnya jauh berbeda dengan mama tiri ku.

Adik ku sangat baik terhadap ku,walaupun mama tiri dan papa ku selalu menyalahkan ku dalam setiap kejadian tapi adik ku selalu membela ku,dia adalah alasan mengapa aku bisa bertahan tinggal di rumah itu.

Saat di rumah papa tak pernah memanjakan ku bahkan jarang berbicara, mengobrol atau sekedar memeluk ku,hari hari ku sepi padahal aku tak pernah berbuat salah,yang selalu ada di pikiran papa adalah aku penyebab mama meninggal.

Saat sekolah aku selalu ingin mendapatkan nilai yang bagus supaya bisa di puji oleh papa,aku selalu berusaha melakukan yang terbaik bahkan aku selalu mendapat juara pertama, walaupun tak pernah satu kali pun aku di puji atau di banggakan.

Tasya adik ku yang sering di banggakan oleh papa dan mama tiri ku,sampai saatnya aku tak tahan lagi untuk bertahan,dan memutuskan untuk keluar dari rumah saat waktu yang tepat.

Satu tahun lalu sejak aku masuk kuliah,aku memutuskan untuk ngontrak,karena aku ingin hidup mandiri,aku kuliah sambil bekerja di sebuah cafe yang dekat dengan tempat tinggal ku.

Sejak saat itu aku tidak pernah meminta uang pada papa, karena gaji ku cukup untuk membantu kehidupan ku saat itu,adik ku sering menanyakan kabar ku tapi tidak dengan papa ku sendiri.

Pagi itu seperti biasanya aku sudah berada di cafe,saat itu cafe lumayan rame aku bersiap jika ada customer yang datang,saat aku sedang membersihkan meja bekas pelanggan, tiba-tiba ada seorang pria yang memanggilku,aku pun menghampiri nya.

"Ada yang bisa saya bantu tuan,mau pesan apa lagi?"tanya ku ramah sambil memberikan buku menu pada pria tersebut.

"Boleh minta nomor handphone mu nona?"ucap pria itu sambil terkekeh

"Maaf tuan,saya tidak bisa memberikan nomor handphone pada sembarang orang"ucap ku

"Kamu tidak tau siapa saya,cafe ini juga bisa saya beli apalagi wanita murahan seperti kamu"ucap pria itu sambil berteriak begitu sombong nya.

Wanita mana yang mau jika dikatakan murahan,saat itu juga aku langsung menampar pria itu,dan keributan pun terdengar oleh manajer cafe,ia langsung menghubungi kami berdua.

"Maaf tuan ada apa ini,saya manajer di cafe ini?"ucap pak Arif manajer cafe

"Pelayanan disini kurang baik,saya tidak suka dengan waiters ini,dia sudah kurang ajar,dia berani menampar saya,seperti nya anda harus memecat dia!"Pria itu berbicara dengan lantang sambil menunjuk ke wajahku sehingga para tamu yang lain melihat ke arah kami.

"Bukan begitu pak,saya bisa jelaskan"Ucap ku membela diri

"Sudah sudah sekarang kamu ke ruangan saya!" ucap pak Arif

"Kami memohon maaf untuk ketidak nyamanan nya tuan,anda bisa memesan menu lain secara gratis sebagai rasa permohonan maaf kami"sambung nya lagi

"Tidak perlu,saya sudah tidak berselera lagi untuk makan"pria itu pergi meninggalkan cafe dengan wajah muram nya

Aku sangat marah pada saat itu,dengan sangat kecewa aku langsung pergi ke ruang Manajer,di dalam ruangan aku di persilahkan duduk lalu di interogasi oleh pak Arif.

"Kamu ini kenapa Ra,tak biasanya kamu berbuat ulah seperti ini?" pak Arif tampak marah

"Maafkan saya pak,dia yang mengatai saya wanita murahan terlebih dulu, makanya saya menampar dia"aku coba menjelaskan

"Tapi tetap saja Ra,dia adalah seorang pembeli,jadi kita tidak boleh berbuat seperti itu" bela pak Arif

"Jadi bapak membela pria brengsek itu, kalau begitu lebih baik saya resign dari sini,saya tidak mau bekerja sama orang yang tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah" Aku langsung keluar karena begitu marah saat itu, bagaimana bisa dia malah membela pria itu .

"Bukan begitu Ra, tunggu dulu!" Pak Arif mengejar ku,namun aku sudah terlanjur kecewa sehingga tak memperdulikan panggilan nya.

Aku langsung pulang ke kontrakan dengan emosi yang masih meledak ledak,aku rebahkan tubuhku di atas tempat tidur, menenangkan sejenak pikiran ku yang sedang berantakan, sampai aku ketiduran.

Saat Siang hari,Aku di bangunkan oleh suara ponselku yang berdering, ketika ku melihat ke arah jam dinding ternyata aku ketiduran cukup lama,ku lihat ke layar ponsel ku, ternyata Dinda yang menelpon ku,Aku langsung bangun dan mengangkat telponnya.

"Halo Ra,Loe dimana?" Tanya Dinda

"Gue di rumah kenapa?" Aku menguap,masih belum sepenuhnya sadar

"Sekarang ada kelas siang,Loe lupa?,gue udah nunggu dari tadi" Ucap Dinda merasa heran

"Ya ampun,Iyah Iyah gue mandi dulu bentar" Aku langsung buru buru mandi,ganti baju setelah itu langsung berangkat

Di kampus aku langsung ke kelas menemui Dinda yang sudah menunggu ku dari tadi, untung saja dosen nya belum datang,aku langsung menghampiri

dan duduk di sampingnya.

"Maaf Din gue telat, untung loe telpon" ucap ku sambil terengah-engah

"Tumben loe telat,untung dosen nya belum datang" Ucap wanita cantik yang berpenampilan sedikit terbuka itu.

"Gue abis ada masalah di cafe,jadi gue ketiduran di rumah"

"Kenapa,?" Tanya nya penasaran

"Gue abis nampar cowok kadaluarsa di cafe,"

"Hahaha, maksud nya gimana ada cowok kadaluarsa segala? "Dinda tertawa mendengar perkataan ku

"Awalnya dia minta nomor handphone gue, otomatis gue gak mau kasih lah, lagian mana doyan gue sama aki aki,terus dia malah bilang gue cewek murahan,ya udah gue tampol aja tuh aku aki aki,kesel gue jadinya "

"Hahaha terus gimana?"

"Dia ngadu ke pak Arif,manajer cafe,eh malah gue yang di salahi,dia malah belain aki aki itu,kesel lah gue,gue marah dong,ya udah gue minta resign sekalian"

"Serius Loe langsung resign,terus gimana,besok lusa loe kan harus lunasi uang kuliah??" Dinda terkejut

Aku langsung terdiam, benar juga apa yang di bilang Dinda,aku belum melunasi uang kuliah, terus dari mana aku bisa mendapatkan uang jika tidak bekerja lagi di cafe.

2. Meminta bantuan Papa

MEMINTA BANTUAN PAPA

Di kampus aku langsung ke kelas menemui Dinda yang sudah menunggu ku dari tadi, untung saja dosen nya belum datang,aku langsung menghampiri

dan duduk di sampingnya.

"Maaf Din gue telat, untung loe telpon" ucap ku sambil terengah-engah

"Tumben loe telat,untung dosen nya belum datang" Ucap wanita cantik yang berpenampilan sedikit terbuka itu.

"Gue abis ada masalah di cafe,jadi gue ketiduran di rumah"

"Kenapa,?" Tanya nya penasaran

"Gue abis nampar cowok kadaluarsa di cafe," ucapku geram

"Hahaha, maksud nya gimana ada cowok kadaluarsa segala? "Dinda tertawa mendengar perkataan ku

"Awalnya dia minta nomor handphone gue, otomatis gue gak mau kasih lah, lagian mana doyan gue sama aki aki,terus dia malah bilang gue cewek murahan,ya udah gue tampol aja tuh aku aki aki,kesel gue jadinya "

"Hahaha terus gimana?" Dinda penasaran

"Dia ngadu ke pak Arif,manajer cafe,eh malah gue yang di salahi,dia malah belain aki aki itu,kesel lah gue,gue marah dong,ya udah gue minta resign sekalian" Ucap ku

"Serius Loe langsung resign,terus gimana,besok lusa loe kan harus lunasi uang kuliah??" Dinda terkejut

Aku langsung terdiam, benar juga apa yang di bilang Dinda,aku belum melunasi uang kuliah, terus dari mana aku bisa mendapatkan uang jika tidak bekerja lagi di cafe.

"Gue lupa Din,mana gue langsung pergi lagi gak minta uang gaji,kalau balik lagi gengsi gue,entar gue sendiri yang malu" Aku Menepuk jidat

"Ya udah loe minta uang sama bokap loe aja, selama ini loe belum pernah minta kan?" Dinda memberi usul

"Gue gak yakin bakal di kasih,loe tau sendiri kan gimana sikap dia sama gue" Aku menghembus kan nafas

"Terus gimana,kalau gue lagi ada uang mah gue aja yang bayar,gue lagi sepi job nih?" Dinda menahan dagu nya dengan kedua tangannya di atas meja

"Ya udah lah gue coba dulu,mau gimana lagi kalau udah gini,loe temenin gue yah!" Aku bingung sendiri dibuatnya

"Sip,tapi gue gak ikut masuk yah,gue tunggu di mobil aja" Dinda mengangkat jempol nya

Aku memutuskan untuk ke rumah papa Setelah pulang kuliah nanti, semoga saja papa bisa membantu.

Beberapa jam kemudian, pembelajaran pun selesai,aku minta tolong dinda untuk mengantarku dengan mobilnya.

Dalam perjalanan sebenarnya aku ragu untuk meminta bantuan papa,tapi aku bingung harus bagaimana lagi.

Akhirnya aku sampai di depan rumah papa,aku menghela nafas panjang kemudian turun dari mobil.

"Yakin gak mau masuk?" Tanyaku pada Dinda lewat jendela mobilnya

"Nggak,gue tunggu di sini aja yah?" Ucap Dinda

Aku hanya mengangguk,lalu melangkah ke arah pintu rumah,aku menekan bel beberapa kali,tak lama kemudian pintu terbuka.

"Kakak,Tasya kangen" Tasya terlihat senang melihat kedatangan ku ia langsung memeluk ku

"Kakak juga" Aku balas memeluk Tasya

"Kakak kenapa baru kesini,ayo masuk" Ajak Tasya

Aku tak menjawab pertanyaan Tasya,aku langsung mengikuti nya masuk dan duduk di ruang tamu.

"Papa ada?" Tanya ku

"Ada kak, bentar yah,aku panggil kan" Tasya pergi memanggil papa ke kamar nya

Tasya mengetuk pintu kamar, Setelah dipersilahkan masuk, Tasya pun membuka pintunya.

Di lihatnya mama dan papa nya sedang terlihat bingung,entah apa yang sedang mereka bicarakan,namun Tasya tetap memberi tahu bahwa Qiaraa datang ingin bertemu papa.

"Pah,ada kak Qiaraa di ruang tamu,dia ingin bertemu papa" Ucap Tasya

"Hah, Qiaraa,mau apa dia ke mari?" ucap papa Hendra seperti sedang banyak pikiran

"Mau ngapain sih pah,anak mu kesini segala,gak tau apa kita lagi pusing" ucap mama Ine dengan ketus

Namun papa tetap menemui Qiaraa ke ruang tamu.

Gadis cantik, hidung mancung,bibir tipis,kulit putih mulus,tubuh tinggi semampai sedang duduk di ruang tamu.

Papa Hendra yang baru melihatnya lagi,tampak terdiam melihat putrinya yang begitu mirip dengan ibunya,namun entah kenapa ia selalu merasa bahwa Qiaraa adalah penyebab istri nya meninggalkan nya.

Papa Hendra dan mama Ine menghampiri ku,di ikuti dengan Tasya di belakangnya,aku langsung mencium tangan nya,namun mama Ine masih sama, selalu bersikap acuh terhadap ku.

"Duduk!"Ucap papa Hendra

Aku langsung duduk kembali setelah menyalami keduanya.

"Ada apa kamu datang kesini?" Ucap papa tanpa basa basi

"Qiaraa mau minta tolong pah" Ucap ku

"Alah paling juga mau minta duit" Ucap mama Ine ketus

Aku mencoba tenang walaupun sebenarnya aku kesal akan ibu tiri ku itu.

"Jadi gini pah,besok lusa Qiaraa harus melunasi uang kuliah,tapi Qiaraa baru saja berhenti dari pekerjaan jadi Qiaraa mau minta tolong papa buat bayarin dulu,nanti kalau Qiaraa udah dapat lagi kerjaan,bakal Qiaraa ganti" Ucap ku pelan pelan

"Maaf Ra, perusahaan papa sedang dalam kritis sekarang,jadi papa gak bisa bantu,gaji karyawan saja belum papa bayar semua" Ucap papa

"Udah lama gak pulang, sekali nya pulang minta uang,aduh nyusahin banget yah,kita gak bisa bantu kamu,kita aja lagi pusing, nambah nambahin aja" Ucap mama Ine dengan lantang nya

"Benar kata mama mu Ra,kalau ada kita juga pasti bantu" Ucap papa masih punya rasa kasihan

"Lagian,kalau gak mampu bayar kuliah, ngapain harus kuliah sih, wanita kayak kamu gini emang mau jadi apa sih,ujung ujungnya juga paling jadi babu kalau gak jadi ibu rumah tangga, nyusahin orang aja"Ucap mama Ine dengan nada sinis nya

Sebenarnya aku masih bisa sabar tadi,tapi lama-lama ucapan mama Ine semakin keterlaluan,aku langsung berdiri, menghadap ke arah ibu tiri ku.

"Saya sudah sabar selama ini,tapi omongan anda sudah keterlaluan,ingat ini baik baik, hidup saya akan sukses tanpa bantuan anda" Aku tak bisa menahan emosiku

"Kurang ajar yah kamu?" Mama Ine mengangkat tangannya akan menamparku,tapi papa menahan tangannya,mama kaget karena ini pertama kalinya papa membela ku

"Sudah sudah, jangan bikin keributan di sini,papa lagi pusing!" Ucap papa

"Maaf pah,sudah membuat keributan disini, Qiaraa pamit" Aku menyalami tangan papa dan langsung keluar

Tasya yang melihat kepergian ku, langsung mengejar ku ke depan.

"Kak Qiaraa tunggu!" Tasya memanggil ku

"Maaf atas perlakuan kakak pada mama tadi,kakak emosi" ucap ku menyesal

"Gak papa kak,memang mama sudah keterlaluan," ucap Tasya

"Kakak pamit yah,maafin kakak sudah membuat keadaan semakin memburuk untuk keluarga ini?" Ucap ku

"Maafin Tasya yah kak,gak bisa bantu apa apa" Ucap Tasya

Aku hanya mengangguk,lalu pergi melangkah menuju mobil Dinda yang sedang menunggu di depan gerbang.

3.Pertemuan

PERTEMUAN

Tasya yang melihat kepergian ku, langsung mengejar ku ke depan.

"Kak Qiaraa tunggu!" Tasya memanggil ku

"Maaf atas perlakuan kakak pada mama tadi,kakak emosi" ucap ku menyesal

"Gak papa kak,memang mama sudah keterlaluan," ucap Tasya

"Kakak pamit yah,maafin kakak sudah membuat keadaan semakin memburuk untuk keluarga ini?" Ucap ku

"Maafin Tasya yah kak,gak bisa bantu apa apa" Ucap Tasya

Aku hanya mengangguk,lalu pergi melangkah menuju mobil Dinda yang sedang menunggu di depan gerbang.

Aku membuka pintu mobil,duduk di samping Dinda sambil menghembuskan nafas,Dinda yang melihat ku, tampak penasaran dengan apa yang terjadi di dalam.

"Gimana ra?" Tanya Dinda sambil memainkan ponselnya

"Hasilnya sama seperti yang gue pikir Din," Ucapku pasrah

"Gak di kasih?"Tanya Dinda lagi

"Iyah, perusahaan papa lagi kritis,dia gak bisa bantu" Aku menghela nafas panjang

"Mama tiri loe ada tadi?" Tanya Dinda

"Itu dia yang buat gue kesel Din, omongan dia makin lama makin keterlaluan coba" Aku kesal membayangkan kejadian tadi

"Hhmm jangan di pikiran deh, yang ada loe tambah stress nanti, mending sekarang kita pikirin gimana caranya bisa dapetin uang buat bayar kuliah loe!" Ucap Dinda

"Iyah loe bener Din" Aku menghembus kan nafas

"Sebenarnya gue ada cara sih,tapi gue gak yakin loe mau" Ucap Dinda ragu

"Gimana caranya Din,gue mau deh,gue udah pusing, gak ada cara lain lagi?" Aku pasrah

"Tadi gue dapet job,kalau loe mau loe bisa ambil, tenang aja dia masih singgel,masih muda,dan pasti nya ganteng,jadi loe aman" Dinda berbisik

Qiaraa terdiam sejenak,ia tahu persis apa yang di maksud Dinda dengan sebutan job.

Dinda Maharani adalah seorang gadis cantik yang bisa di bilang dia adalah korban dari keegoisan orang tua nya atau lebih di kenal dengan anak broken home.

Orang tuanya bercerai sejak usia Dinda menginjak 17 tahun,lalu orang tua nya menikah lagi dengan pasangan masing-masing, sejak saat itu Dinda tidak di perduli kan oleh keduanya, orang tua nya sibuk dengan kehidupannya masing masing.

Sejak saat itu dinda hanya sebatang kara,tidak ada yang bisa menjadi tumpuan hidupnya, sampai akhirnya ia terjun ke dunia malam untuk menyambung hidupnya.

Sebenarnya ia sadar bahwa apa yang dilakukannya itu salah,namun ia tak punya pilihan lain, akhirnya ia menjadi wanita malam bahkan menjadi wanita simpanan.

Dengan pekerjaan nya itu,ia mampu membeli rumah,mobil, barang barang mahal bahkan ia bisa melanjutkan kuliahnya.

Beruntung nya ia bisa bertemu dengan sahabat seperti Qiaraa,yang tak memandang rendah dirinya walaupun tau profesi nya selama ini, selama berteman dengan Qiaraa ia merasa ada seseorang yang bisa mengerti dirinya,bukan hanya sebagai seorang sahabat tapi seperti saudara nya sendiri.

"Gimana,kok malah ngelamun?" Dinda membuyarkan lamunanku

"Gue takut,loe tau sendiri kan gue belum pernah begitu" aku sedikit ragu

"Loe coba aja,emang sih awalnya sakit tapi lama-lama juga keenakan" Dinda malah terkekeh

"Eemm gimana yah,tapi gue gak punya pilihan lain" Aku menggigit bibir bawahku

("Sebenarnya gue gak mau,tapi harus gimana lagi, apalagi,gue terlanjur kesel sama tuh nenek sihir yang bilang gue gak mampu bayar kuliah,udah ah gimana nanti aja urusannya,")Batin ku

"Jadi Dil gak nih, kalau mau gue anterin loe sekarang ?" Ucap Dinda

"Sekarang,siang siang begini?" Aku terkejut

"Iyah,dia ngajakin nya sekarang, gimana?" Tanya Dinda lagi

"Ya udah ayo" Jawabku masih sedikit ragu

Dinda membawa ku ke sebuah hotel,ia memberi tahu nomor kamar yang sudah di pesan,dan tentu saja pria yang memboking nya sudah berada di kamar tersebut.

"Gimana kalau cowok itu marah karena bukan loe yang Dateng Din?" Ucap ku takut

"Tenang aja,dia gak tau muka gue,dia hanya tau nama gue aja,udah sekarang loe masuk dia udah nunggu!" Ucap Dinda

Aku turun dari mobil, melangkah ke resepsionis untuk menanyakan Di mana kamar itu berada,Dinda masih memperhatikan ku dari dalam mobilnya.

"Maafin gue Ra, bukannya gue mau ngerusak masa depan loe,tapi cuma ini yang bisa gue bantu" Gumam Dinda lalu pergi meninggalkan hotel

Aku mulai mencari kamar yang sudah di beri tahu dinda tadi, ternyata tidak susah untuk mencari nya, setelah sampai di depan kamar,aku terdiam sejenak.

Meyakinkan hati ku bahwa aku sudah siap untuk menghadapi apapun yang akan terjadi nanti,aku membuka pintu kamar dengan kartu yang di berikan resepsionis tadi.

Ketika aku masuk,ku lihat ada seorang pria bertubuh tinggi, berkulit putih, dengan menggunakan kemeja berwarna putih yang sedang menatap keluar lewat jendela kamar,namun aku belum melihat wajah nya karena ia membelakangi ku.

Aku merasa gugup, karena ini pertama kalinya aku menemui seorang pria, apalagi kali ini aku akan menyerahkan tubuhku ini padanya,ini sungguh sangat ironis.

"Permisi tuan" Ucap ku gugup

"Silahkan duduk " Pria itu masih belum melihat ke arah ku

Aku duduk di tepi tempat tidur,aku langsung membuka kancing baju ku dengan tangan ku yang bergetar,tiba tiba pria itu mendekati ku.

"Cukup, jangan buka baju mu itu" Ucap pria itu ketus

"Bukannya saya harus melayani tuan" Ucap ku gugup

"Sebenarnya saya menyewa mu bukan untuk melayani saya di atas tempat tidur" Ucap pria itu

Pria itu terlihat sangat tampan, hidung mancung,alis tebal, bibir tipis serta memiliki mata yang indah,aku sampai terpesona melihatnya,namun ia sangat dingin dan angkuh.

"Lalu?" Ucap ku penasaran

"Saya ingin meminta bantuan mu,tapi tenang,saya akan bayar berapa pun yang kamu mau!" pria itu sama sekali seperti tidak ingin menatapku

"Lalu apa yang harus saya lakukan tuan?" Ucapku

"Saya ingin kamu bersedia menikah dengan saya" Ucap pria itu tiba tiba

"Maksud tuan apa?" Aku bingung

"Nanti akan saya jelaskan, sekarang kamu ikut dengan saya,dan kalau ada yang bertanya siapa dirimu,jawab lah kalau kamu calon istri saya, mengerti?" Ucap pria itu

"Mengerti tuan" Ucap ku

"Mana Kartu identitas mu,saya ingin lihat, setidaknya saya tau namamu dan alamat mu sebelum kita menikah nanti" Ucap pria itu

"Ini tuan" Aku memberikan KTP ku padanya

"Qiaraa Anindita,eemm nama yang bagus, ternyata nama Dinda hanya nama samaran mu saja" Ucap pria itu,Karena yang ia tahu,nama ku adalah Dinda, karena memang yang ia hubungi sahabat ku.

Aku langsung mengangguk,aku menerima tawaran ini karena menurut ku hanya uang yang aku perlukan saat ini, apalagi ini keuntungan bagiku karena aku tidak perlu mengorbankan tubuhku untuk mendapatkan uang apalagi harus mengorbankan keperawanan ku.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!