Seorang mahasiswa dengan gayanya yang begitu santai terlihat sedang mengunjungi sebuah museum yang terletak di Kyoto bersama dengan beberapa teman satu fakultas sejarahnya.
Kali ini mereka mengunjungi museum Raku, sebuah museum yang merupakan tempat sebagai penyimpanan arsip-arsip tentang sadou (seni minum teh ala Jepang)yang dikembangkan pada zaman Sengoku.
Zaman Sengoku adalah zaman yang dipenuhi peperangan. Akan tetapi, budaya juga berkembang pada zaman ini salah satunya adalah sadou.
Dazai Nakahara, mahasiswa yang terkenal cerdik dan sangat cerdas meskipun berbanding terbalik dengan kelakuannya itu terlihat sedang menyusuri sebuat jalananan yang sedikit landai sambil menikmati beberapa pertunjukan layaknya sedang mempertontonkan kehidupan di masa Sengoku.
Peperangan, kuil-kuil, seluruh miniatur dan dekorasi, bahkan pasar tradisional yang diadakan di tempat itu terlihat sangat mirip sekali dengan masa-masa itu, yaitu zaman Muromachi yang terjadi pada tahun 1338 hingga tahun 1573.
Beberapa penari wanita yang cantik juga terlihat menarikan sebuah tarian tradisional tak jauh dari Dazai berada. Kecantikan dan tubuh gadis yang begitu molek itu membuat angan Dazai seketika mulai melayang dengan imajinasinya sendiri.
Ahh ... dada itu sungguh luar biasa. Ukurannya besar dan bentuknya juga sangat indah. Dari luar saja sudah sangat menggoda. Apalagi isi di dalamnya. Ughh ...
Batin Dazai Nakahara yang sudah terbuai dengan angannya sendiri yang memang seringkali memiliki otak yang sedikit mesum. Namun tiba-tiba ada seseorang yang memukul kepalanya begitu saja.
PLUK ...
"Dari tadi aku mencarimu rupanya malah disini! Ayo segera kembali. Kita harus segera meninggalkan tempat ini. Profesor Chuuya sudah menunggu kita." seorang pemuda sudah terlihat cukup lelah karena dari tadi sudah mencari Dazai dan rupanya malah sedang asyik menikmati tarian dari para gadis itu.
"Hhm. Aku akan segera menyusul. Aku akan pergi untuk membeli sesuatu dulu." jawab Dazai lalu mulai meninggalkan temannya begitu saja.
"Baiklah, jangan lama dan cepatlah kembali!!" teriak temannya lalu mulai berbalik dan meninggalkan Dazai begitu saja.
Dazai mendatangi sebuat toko klasik yang menjual beberapa benda antik maupun souvenir. Setelah memilih beberapa souvenir dan membelinya, kini pemuda itu mulai meninggalkan toko itu dan bersiap untuk segera menyusul teman-temannya lagi.
Namun saat menyeberangi sebuah jalanan, tiba-tiba ada seberkas cahaya putih yang begitu menyilaukan mata dan membuat langkah Dazai terhenti tepat di tengah jalan. Tangan kirinya menutupi pelipisnya karena begitu silau.
CKIT ...
BRAK ...
Dan tiba-tiba saja sebuah hantaman yang begitu keras terjadi hingga membuat tubuh Dazai terpelanting hingga terjatuh pada tanah yang sedikit curam.
Orang-orang berdatangan dan segera bersiap untuk menolong pemuda yang baru saja tertabrak oleh sebuah mobil yang melaju dengan sangat ugal-ugalan itu.
Namun Dazai sudah tidak sadarkan diri dan tubuhnya sudah berlumuran dengan darah.
...⚜⚜⚜...
"Kita sudah berusaha sebaik mungkin. Benturan yang terjadi pada kepalanya sangatlah keras dan membuatnya tak sadarkan diri dan berkhir koma. Kita juga masih belum bisa memastikan kapan Dazai bisa terbangun kembali." seorang pria dewasa dengan jas almamater putih kebanggannya mulai melaporkan kondisi Dazai saat ini kepada kedua orang tuanya.
"Oh, Putraku ... mengapa kamu mengalami hal seperti ini? Hiks ..." ibu Dazai tak kuasa untuk menahan air matanya dan tangisnya mulai pecah ketika mendengar kondisi sang putra yang masih belum diketahui kapan dia bisa bagun kembali.
Seorang pria dewasa yang sedang duduk di sebelah wanita paruh baya itu mulai meraih bahu sang istri dan mengusapnya pelan berharap bisa sedikit menenangkan sang istri.
"Bersabarlah, Sayang. Kita doakan saja semoga Dazai bisa segera bangun dan bisa kembali berkumpul bersama dengan kita." ucap ayah Dazai yang berusaha untuk tetap kuat, padahal dia juga sangat terpukul atas kecelakaan yang sudah menimpa putranya ini.
...⚜⚜⚜...
Di sebuah padang rerumputan yang terbentang dengan sangat luas, terlihat seorang pemuda sedang terbaring di atasnya. Namun tiba-tiba saja pemuda itu mulai terbangun kembali.
Pemuda itu sangat mirip dengan Dazai, seorang mahasiswa jurusan sejarah di Universitas Tokyo. Bahkan pemuda itu juga masih mengenakan pakaian seperti yang dikenakan Dazai saat mengunjungi museum Raku beberapa saat yang lalu.
"Arghh ... dimana ini?" gumam pemuda itu menatap hamparan rerumputan yang begitu luas di hadapannya itu.
Setelah beberapa saat, Dazai mulai melihat kedua tangannya dan tubuhnya untuk memastikan sesuatu.
"Tidak ada darah dan luka. Bukankah aku baru saja tertabrak oleh sebuah mobil? Tapi mengapa semua bagian tubuh ini terlihat masih sangat sehat? Dan sebenarnya aku sedang berada dimana? Apakah aku sudah mati dan sedang berada di surga atau neraka? Hhm ..." gumam pemuda yang tak lain adalah memang Dazai.
DING ...
[Selamat kepada tuan Dazai Nakahara, karena telah terpilih untuk menjadi tuanku pada masa ini. Tuan bisa merubah takdir apapun jika tuan berhasil menjalankan misi sistem yang akan diberikan oleh sistem. Apakah tuan bersedia untuk melakukan penggabungan dengan sistem? ]
Tiba-tiba saja mulai terdengar suara seperti robot namun wujudnya tak terlihat. Dan tentu saja hal ini membuat Dazai menjadi merinding karena ketakutan.
"Hiyyy ... siapa itu? Hantu ..." celutuk Dazai ketakutan.
[ Sistem bukan hantu, Tuan. Namun aku adalah sebuah sistem yang dirancang untuk membantu tuan saat era ini. Dan aku akan membantu tuan untuk bisa kembali ke masa tuan setelah melewati beberapa misi. ]
"Memang aku sedang berasa di zaman apa?" tanya Dazai dengan kening berkerut dan berkacak pinggang menatap hamparan luas rerumputan di hadapannya itu.
[ Saat ini tuan Dazai sedang berada di zaman Muromachi tahun 1564. ]
Jawab sistem itu lagi.
Mendengar jawaban dari sistem pemandunya, tentu saja membuat Dazai merasa sangat syok luar biasa.
"Apa? Tahun 1564??" tanya Dazai dengan suaranya yang begitu melengking. "Bagaimana bisa aku terlempar di jaman masa Muromachi dan kembali ke masa 461 tahun yang lalu?"
[ Tenang saja, Tuan. Aku akan memandu tuan untuk kembali ke masa tuan. Dan aku juga bisa membuat tuan menjadi manusia terkuat dan tak terkalahkan. ]
Ucap makhluk tak kasat mata yang masih terdengar seperti suara robot itu.
"Hhm?? Menjadi manusia kuat dan tak terkalahkan? Keren juga." gumam Dazai mulai membayangkan sosok beberapa pahlawan pada dunia game yang pernah dimainkan olehnya.
[ Benar sekali, Tuan. Penggabungan akan segera dimulai. Apa tuan sudah bersedia untuk melakukan penggabungan ini?]
"Baiklah! Cepat lakukan!!" ucap Dazai sangat bersemangat.
[ Penggabungan akan segera dimulai. Harap tuan tetap menjaga kesadaran. Jika tuan kehilangan kesadaran, itu akan sangat berbahaya. Penghitungan akan segera dimulai. 15% ... 25% ... 35% ...]
Sistem itu kini mulai melakukan penggabungan dan mulai berhitung.
"Tunggu sebentar!! Mengapa kepalaku tiba-tiba terasa sangat sakit dan pusing sekali?" Dazai mulai mengerang menahan rasa sakit pada seluruh tubuhnya, namun rasa sakit itu lebih nyata pada bagian pelipis kanannya.
Bahkan kepalanya terasa sangat pusing dan begitu berat. Dan tiba-tiba sebuah cahaya kebiruan yang menyerupai seperti sebuah laser menyinari pada bagian pelipis kanan Dasai.
[Tetaplah jaga kesadaran agar tuan tak mengalami kerusakan pada otak tuan ...]
Ucap sisitem itu kembali yang membuat Dazai mau tak mau harus tetap berusaha untuk tetap kuat menahan rasa sakit itu.
"Aarggghhh ... sialan!! Rasanya sungguh sakit sekali!! Apakah sekarang sudah waktunya aku meninggalkan dunia ini dan pergi ke neraka?" Dazai mengerang semakin keras karena sakit di kepalanya benar-benar sangat menyakitkan ketika sebuah chip mulai ditanamkan pada pelipis kanannya.
[ 45% ... 55% ... 65% ... 75% ... 85% ... 90% ... 95% ... 100%. Loading completed. Penggabungan telah berhasil dilakukan. ]
DDRRTT ...
BRUGGHH
Tubuh Dazai bergetar hebat lalu terpental ke arah lain hingga menabrak sebuah pohon yang berukuran sangat besar di belakangnya.
Hallo semua, author ingin menyampaikan. Jika tokoh karakter, nama daerah dalam cerita ini hanyalah fiksi dan sebatas kehaluan author saja ya. Jadi sejarah ini tidak benar-benar terjadi di masa lalu dan hanya sebatas halu author saja.
Semoga cerita ini bisa menghibur dan reader semua bisa menikmati cerita ini ya
Happy reading ...
...⚜⚜⚜...
[ Loading completed. Penggabungan telah berhasil dilakukan. ]
Terdengar kembali suara yang menyerupai seperti robot itu.
DDRRTT ...
BRUGGHH
Tubuh Dazai bergetar hebat lalu terpental ke arah lain hingga menabrak sebuah pohon yang berukuran sangat besar di belakangnya
"Argh ... sialan!! Sakit sekali punggungku!" rintih Dazai mengaduh kesakitan karena punggungnya menabrak pohon itu dengan cukup keras.
[ Penggabungan telah berhasil dilakukan. Apakah tuan berniat untuk memeriksa status tuan saat ini? ]
Tanya pemandu sistem itu kembali.
"Arghh ... baiklah. Aku mau lihat. Tapi dimana aku bisa melihatnya? Apakah ada sebuah layar oled transparent di jaman ini? Sepertinya tidak akan ada deh." gumam Dazai mulai berusaha untuk bangkit dan segera berdiri kembali.
[ Ada, Tuan. Dan fasilitas itu hanya tuan yang bisa melihatnya. ]
"Oh, seperti itu ya? Hhm ... oh iya. Aku harus memanggilmu siapa? Kamu bahkan tak memiliki wujud?" tanya Dasai yang benar-benar sudah terlihat seperti seseorang yang sudah gila karena hanya berbicara seorang diri.
[ Tuan bisa memanggilku Kenshin. ]
"Oh ... baiklah. Jika begitu tampilkan statusku, Kenshin!" ucap Dazai mulai memberikan titah untuk Kenshin.
[ Baik, Tuan Dazai. Menampilkan status dimulai. ]
Sahut sistem pemandu bernama Kenshin itu lalu diikuti sebuah bunyi sesuatu seperti sebuah mesin.
DING ...
KLAPP ...
Sebuah layar hologran berwarna kehitaman dengan tulisan berwarna putih mulai terlihat di hadapan Dazai.
《《《《《《 《《《 System 》》》》》》》》》
Nama : Dazai Nakahara
Ras : Manusia
Usia : 21 Tahun
Elemen :
- Api : -
- Kegelapan : -
- Cahaya : Tersedia ( Lv. 1 )
- Es : -
- Petir : -
- Angin : Tersedia ( Lv. 1 )
Senjata : pedang wields
Teknik bertarung : -
Ketangkasan : 10
Kecepatan : 10
Kekuatan : 10
Ketahanan : 10
Kemampuan Spesial : Licik, cerdik
Poin sistem : 50
Koin emas : 100 keping
Sistem pemandu : Kenshin
《《《《《《《《 System 》》》》》》》》》
Dazai membaca dengan begitu hati-hati dan teliti layar hologram berwarna gelap itu dengan ekpresi wajah yang begitu serius dan kedua alis tegasnya yang saling berkerut berdekatan.
"Wah ... benar-benar seperti tampilan sebuah console game saja. Apakah itu artinya aku juga bisa menggunakan elemen-elemen yang aku miliki, Kenshin?" tanya Dazai terlihat begitu antusias.
[ Tentu saja, Tuan. Semua elemen bisa tuan gunakan dan akan ada level pada masing-masing elemen. Level tertinggi adalah 10. ]
Jelas Kenshin sang pemandu sistem
"Hhm ... lalu bagaimana cara menggunakannya?" tanya Dazai ingin tau.
[ Tengadahkan kedua telapak tangan tuan menghadap ke atas. Bayangkan dan fokuskan elemen yang akan tuan pergunakan pada kedua titik telapak tangan tuan. Maka elemen itu akan aktif dengan sendirinya. ]
Jelas Kenshin lagi.
Dazai berniat untuk mencoba elemen angin yang sedang dia miliki saat ini. Namun belum sempat melakukan sebuah pengujiannya dengan sempurna, tiba-tiba saja ada segerombolan orang yang sedang berkuda datang dari seberang dan semakin mendekati Dazai.
Dan segerombolan orang dengan pakaian ksatria jaman dulu itu mulai berhenti di depan Dazai. Mereka mengenakan pakaian zirah, lengkap dengan pelindung kepala, pelindung badan, pelindung bahu. Dan mereka juga selalu membawa katana.
Salah satu dari mereka yang berada pada barisan paling depan dan sepertinya adalah pentolan dari para ksatria itu mulai menatap Dazai keheranan. Karena penampilan Dazai sangat berbeda dengan pakaian mereka.
Tentu saja! Mereka selalu mengenakan pakaian zirah untuk selalu siaga dalam persiapan perang, sementara Dazai mengenakan pakaian di masa modern dan cukup keren!
Tapi ingat! Saat ini Dazai sedang memasuki jaman Muromachi. Dan tentu saja kata keren untuk manusia yang hidup di jaman modern akan berubah menjadi sebuah kata aneh untuk para ksatria itu.
"Panglima Masamune. Ada apa? Mengapa malah berhenti disini?" ujar salah satu kaki tangan dari panglima itu.
"Tunggu sebentar! Ada yang sedang ingin aku lakukan dan pastikan!" ucap panglima yang masih cukup muda itu masih menatap lekat Dazai keheranan, seperti telah mengenal Dazai.
"Pangeran Keiji Fujiwara! Apa yang sedang pangeran lakukan disini? Ayo segera pulang. Kaisar Hanbei Fujiwara sudah menunggu tuan di istana untuk segera makan malam bersama." ucap panglima itu kembali.
Beberapa orang yang datang bersamanya seketika melongo dan mulai menatap Dazai lebih lekat dan lebih teliti. Mereka sungguh tidak menyangka pemuda dengan gaya berpakaian yang mereka anggap aneh rupanya adalah pangeran Keiji Fujiwara. Putra tertua dari Kaisar Hanbei Fujiwara yang sangat berkuasa dan memimpin beberapa klan yang hampir menguasai seluruh wilayah Jepang saat ini.
"Pangeran Keiji Fujiwara? Dia?" celutuk salah satu ksatria itu hampir saja tidak percaya jika pemuda itu adalah pangeran Keiji Fujiwara, putra sulung dari sang penguasa wilayah dengan klan terbesar di Jepang jaman itu.
Namun setelah diperhatikan, akhirnya mereka mulai menyadari jika pemuda yang tak lain adalah Dazai itu adalah Keiji Fujiwara. Wajah dan postur tubuh mereka berdua sangatlah mirip!! Hanya saja penampilannya kali ini yang sedikit berbeda dan menurut mereka sedikit aneh.
Dan mungkin saja saat ini Dazai sedang bereinkarnasi menjadi seorang pangeran Keiji Fujiwara yang dikenal sebagai Raja iblis surga ke-6 ( 6 th heaven lord demon ) di masa itu. Dan dia adalah seorang pewaris Fujiwara saat itu.
Hah? Apa? Aku adalah Keiji Fujiwara? Seorang ksatria paling kuat dan seorang pahlawan pada jaman Sengoku Basara yang sangat berperan dalam perang maha dasyat itu? Aku adalah Keiji Fujiwara yang begitu terhormat dan memiliki pengaruh yang sangat besar di wilayah Jepang pada jaman Muromachi? Seorang samurai di Jepang yang memiliki hak atas tanah yang luas dan memiliki banyak bushi sebagai pengikut?
Batin Dazai keheranan mendengar ucapan para ksatria itu.
Tidak mungkin aku adalah Pangeran Keiji Fujiwara yang populer itu, yang berhasil memenangkan banyak pertempuran di jaman Sengoku berkat penggunaan senjata api model baru. Selain itu, dia juga ditakuti akibat tindakannya yang sering dinilai kejam, seperti perintah membakar semua penentang yang terkepung di kuil Enryakuji, sehingga Keiji mendapat julukan raja iblis. Ini sungguh konyol sekali!!
Batin Dazai lagi semakin kebingungan.
Apa orang-orang ini sungguh sudah gila? Aku hanyalah seorang mahasiswa fakultas sejarah! Lagipula masa mereka tak bisa membedakan wajahku dan wajah pangeran Keiji Fujiwara? Tidak mungkin bukan jika kita sangat mirip? Hahh ... ada-ada saja mereka ini!
Batin Dazai lagi masih menatap keemapat ksatria itu dengan cukup kesal.
"Pangeran. Mari kita segera kembali. Kaisar Hanbei Fujiwara sudah menunggu kita." bujuk panglima Masamume lagi dengan suaranya yang begitu tegas namun berwibawa.
"Kalian pasti salah orang deh. Aku adalah Dazai Nakahara. Dan aku hanyalah seorang mahasiswa biasa fakultas sejarah." ucap Dazai berusaha untuk menjelaskan semua itu.
"Pangeran jangan bercanda. Kaisar Hanbei Fujiwara benar-benar sudah menantikan kita. Mari segera kembali ke istana." bujuk panglima Masamune lagi.
[ Maaf, Tuan. Aku lupa untuk memberitahu tuan. Jika saat ini tuan Dazai sedang menempati tubuh dari pangeran Keiji Fujiwara. Jadi agar tuan Dazai bisa segera kembali ke dunia tuan, maka tuan Dazai harus memerankan peran pangeran Keiji Fujiwara dengan baik. Persiapkan diri untuk sebuah peperangan yang sangat dasyat. Jika tuan Dazai bisa menakhlukkan seluruh klan dan memenangkan peperangan dengan tetap menjaga perdamaian seperti yang sudah dituliskan dalam sejarah, maka misi puncak itu akan dianggap sudah berhasil. ]
Suara dari pemandu sistem yang menyerupai suara seorang robot itu kini mulai terdengar kembali oleh Dazai. Dan hanya Dazai yang bisa mendengarnya.
Akhirnya Dazai hanya bisa pasrah saja dan mengikuti ajakan dari panglima Masamune beserta para ksatria lainnya untuk segera kembali ke istana saat ini.
Mereka berkuda bersama dan melewati padang rerumputan luas ini dan melewati sebuah hutan. Hingga akhirnya mereka mulai sampai di depan sebuah istana nan megah dan kokoh.
Yeap, terlihat sebuah bangunan besar yang dibangun menggunakan kayu dan batu sebagai bahan bangunan yang utama. Dan biasanya bangunan itu dirancang sebagai pusat pertahanan sewaktu musuh datang menyerang.
Pada masa perang biasanya istana akan dijadikan sebagai markas besar, tempat menyimpan dana keperluan perang, serta pusat penyimpanan perbekalan seperti makanan dan amunisi.
Istana yang dianggap penting ini dijadikan sebagai tempat kediaman kaisar, shogun, panglima perang, pusat pemerintahan dan tempat pengumpulan informasi tentang situasi perang.
Sama halnya seperti kastel di Eropa, istana di Jepang umumnya dibangun di dekat jalan utama atau di pinggir sungai untuk kemudahan transportasi dan menjaga wilayah yang dianggap strategis.
"Wow ... inikah istana dari kaisar Hanbei Fujiwara yang begitu legendaris dan sangat bersejarah itu. Saat itu berlokasi di Kyoto. Berarti saat ini aku sedang berada di Kyoto pada masa Muromachi. Keren sekali!! Ah ... aku harus mengambil beberapa foto untuk kenang-kenangan!"
Gumam Dazai pelan lalu mulai mengeluarkan ponsel canggihnya dan mulai mengambil beberapa gambar dari istana yang begitu megah dan kokoh itu.
CEKREKK ...
CEKREKK ...
CEKREKK ...
"Whoa ... keren sekali!!" gumam Dazai setelah melihat hasil dari kamera ponsel super canggih milik Dazai.
Mereka semua masih berada di atas kuda dan mulai melewati sebuah jembatan berukuran cukup besar dan luas yang dibangun di atas sebuah sungai yang memiliki air yang begitu jernih.
Di tengah-tengah jembatan itu ada sebuah karpet berwarna ungu memanjang. Di sepanjang sisi-sisi jembatan terlihat sedikit berkabut, namun kabut itu tak mengurangi panorama indah bagi Dazai. Malah semakin memperlihatkan kesan sebuah istana yang begitu menakjubkan.
"Ayo, Pangeran Keiji!" ucap panglima Masamune yang sudah turun lebih dulu dari kuda itu.
"Oh, baiklah!" ucap Dazai lalu segera melompat turun dari atas kuda dan mulai berkacak pinggang menatap takjub sekitarnya yang begitu fantastis!
Whoa!! Ini sungguh keren sekali!! Istana ini ... jembatan ini ... semua arsitektur ini benar-benar seperti jaman Muromachi ... pakaian-pakaian yang mereka kenakan ... persenjataan yang mereka kenakan ... udara yang masih begitu alami dan segar ini ... whoa ... fantastis!! Aku benar-benar kembali ke masa Sengoku Basara!!
Batin Dazai mulai merentangkan kedua tangannya lebar sambil memejamkan sepasang matanya untuk menikmati keindahan di hadapannya saat ini.
"Semuanya!! Pangeran Keiji Fujiwara sudah datang. Berikan sambutan untuknya!!" teriak salah satu dari mereka.
Semua pasukan penjaga yang sudah berdiri di pinggiran jalan masuk dengan rapi lengkap dengan pakaian zirahnya mulai memberi penghormatan dengan menundukkan kepala dan setengah jongkok dan kaki kanan ditekuk ke atas, sementara tangan kirinya masih memegang senjata dan tangan kanan memegang tameng.
Kini Dazai alias Keiji mulai melenggang dengan langkah lebarnya dan begitu gagah ( berakting ) dan diikuti oleh panglima Masamune dan beberapa ksatria lainnya lagi.
Kini mereka mulai mendatangi sebuah aula utama di istana megah ini untuk menghadap kaisar Hanbei Fujiwara yang merupakan ayah dari Keiji Fujiwarra.
"Hormat kepada yang mulia kaisar Hanbei Fujiwara!" teriak salah satu dari mereka mulai memberikan aba-aba agar segera memberikan salam penghormatan.
Panglima Masamune dan para ksatria yang datang bersama Dazai segera memberikan penghormatan untuk kaisar Hanbei Fujiwara dengan jongkok dan menekuk kaki kanannya ke atas dan sedikit menundukkan kepala.
Mereka semua melakukannya dengan kompak, kecuali Dazai. Dazai masih saja berdiri dengan tegap menatap sang ayah yang sedang duduk di singga sana-nya dan menatap tajam Dazai.
"Keiji!! Dimana sopan santunmu! Ayo berikan hormat untuk yang mulia kaisar Hanbei!!" teriak seorang pemuda yang sedang berdiri di sisi sang kaisar, dan sepertinya dia adalah saudara laki-laki Keiji.
Dazai yang sadar akhirnya segera memberikan penghormatan untuk kaisar, meskipun sebenarnya kaisar itu adalah ayahnya sendiri.
"Hormat saya, Yang mulia kaisar Hanbei Fujiwara!!" Dazai mulai memberikan salam penghormatan, namun sangat berbeda dengan yangblainnya.
Salah satu kaki Dazai mulai diangkat dan diletakkan di atas meja, kedua tangan ditekuk di depan dengan tangan tangan kanan mengepal, sementara tangan kiri terbuka, lalu menautkan keduanya begitu saja, seperti salam seorang petarung kungfu.
Semua orang terperanjat dan syok melihat perilaku dari Keiji yang tidak seperti biasanya dan menjadi sedikit kurang sopan saat ini. Tidak mencerminkan seorang putra kaisar yang begitu dihormati dan terkesan urakan.
"Keiji-sama!! Lakukan dengan benar dan sopan!" kali ini Masamune segera menarik pakaian belakang Dazai, agar Dazai segera jongkok seperti yang lainnya.
Sebenarnya Keiji dan Masamune sangat dekat, mereka memiliki hubungan yang baik . Bukan hanya sebagai pemimpin dan bawahan, namun mereka juga bersahabat.
Bagi Masamune, lebih baik kena semprot Keiji jika dibanding kena semprotan sang kaisar yang maha agung yang sangat ditakuti, dihormati dan disegani.
"Keiji!! Ada apa denganmu?! Mengapa kamu berpakaian seperti itu?" tanya kaisar Hanbei mulai mempertanyakannya penampilan Keiji yang sangat berbeda hari ini.
"Benar sekali! Pakaian apa yang sedang kau kenakan saat ini?! Kau ini seorang pangeran dan putra dari kaisar Fujiwara yang agung! Berpakaian dan berperilakulah yang mencerminkan dirimu!" celutuk pemuda dengan rambut panjang dan diikat yang masih berdiri di sisi samping sang kaisar.
Jika diperhatikan sepertinya pemuda itu begitu tidak menyukai Keiji, sangat terlihat melalui sorot matanya yang begitu tajam dan penuh dengan kebencian saat menatap Keiji.
Dazai yang menatap pemuda itu seketika mengingat mata kuliah sejarahnya, dan mulai mengingat siapa sebenarnya pria itu.
Yeap, dia adalah Azai Fujiwara. Adik tiri dari Keiji yang hanya bertaut usia 2 tahun saja. Dan Azai memang sangat tidak menyukai Keiji dan berniat untuk menjatuhkan Keiji, bahkan mereka juga akan berperang di masa yang akan datang untuk memperebutkan klan dan daerah kekuasaan.
Dazai mulai tersenyum miring menatap Azai dan mulai bangkit berdiri kembali. Dan Dazai mulai melontarkan sebuah ucapan yang membuat semua orang melongo kebingungan.
"Kau pasti Azai Fujiwara! Adik tiriku yang begitu membenciku dan selalu saja berusaha untuk menjatuhkanku dengan siasat dan akal licikmu! Cih ... jangan berpura-pura baik dan bijak di hadapan kaisar!" celutuk Dazai blak-blakan.
Azai yang mendengarkan ucapan dari Keiji seketika melongo dan terlihat begitu kesal. Namun Azai masih berusaha untuk menahan amarahnya karena ayahnya sedang berada di sisinya saat ini.
"Keiji-sama! Jangan berbicara yang tidak-tidak. Hormati yang mulia kaisar!" kali ini Masamune kembali menarik pakaian belakan Keiji dan memaksa Keiji untuk hormat kembali.
"Maafkan tuan Keiji, Yang mulia kaisar Hanbei. Tuan Keiji sedang kurang sehat hari ini. Saya akan mengantarnya untuk segera beristirahat." ucap Masamune dengan cepat agar suasana tidak menjadi semakin berantakan karena ulah dari Keiji yang sedikit berbeda hari ini.
...⚜⚜⚜...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!