pagi hari yang cerah dengan rutinitas kembali taun ajaran baru di mulai seorang gadis dengan ceria dan semangat nya menyambut hari baru
"pagi Abang" sapa asya di meja makan
"pagi dek, semangat bener" kata bang Kendra kakak kandung asya
"harus semangat dong, hari ini asya resmi jadi kelas XII" bangga nya sambil mengoles roti nya
"baju kotor sudah di turunkan? nanti mbok inem datang nya agak siang" kata bang Kendra selesai dengan sarapan nya
karena hanya tinggal berdua, Kendra hanya menyuruh asisten untuk bersih bersih, dan pulang saat sore hari
"Abang asya naik motor sendiri ya?" pinta asya yang langsung di angguki oleh Abang nya
"Abang juga harus belanja, stok di cafe habis , kamu hati hati dek di jalan nya" pesan bang Kendra
dengan mengendarai motor metik nya asya tak henti menebarkan senyum ceria nya
"pagi pak Santo" sapa asya saat pada satpam kompleks rumah nya
"pagi neng" jawab nya yang entah di dengar atau enggak
beberapa menit kemudian asya sampai di gedung tinggi tempatnya mencari ilmu, bukan sekolah elite tapi banyak pula anak orang kaya yang sekolah di sana
baru juga menyetandarkan motor nya di lihat nya motor besar warna putih parkir di samping nya
untuk sesaat asya terpesona dengan laki laki yang sedang membuka helm nya itu
"pagi arash" sapa asya tapi tak di jawab arash
seperti itulah arash jarang bicara, sampai sampai asya selalu mengejek nya, tapi asya tak pernah berhenti menyapanya meski tak pernah di bales sapaan nya jawaban nya hanya satu karena mereka satu kelas
"pagi pagi jangan dingin rash, entar gue beku" ejek nya "bye arash" lanjut nya sambil berlari
dengan cerianya asya menyapa orang yang di lewatinya, tanpa tau arash pun mengikutinya di belakang asya
"yuhuuu princess coming" seru asya saat memasuki kelas baru nya
"wah princes asya hampir saja telat" jawab Azka teman asya yang kelakuannya sebelas dua belas sama asya
"gue duduk dimana nih guys?" seru asya melihat kursi yang sudah di duduki para siswa
"sya.."teriak temannya di ujung
"kenapa di ujung sih?" keluh asya menghampiri Ririn teman sebangkunya
"gue juga baru dateng, tinggal 2 bangku ini yang gak ke isi" jawab Ririn
"tapi nanti gue-"
"awas" kata arash saat asya menghalangi jalannya
"ih arash serem amat" kata asya langsung duduk di kursinya
tak ada jawaban dari arash, dia langsung duduk di belakang asya sendirian, dari kelas X arash sendirian tidak ada orang yang menemaninya
"hai beb" kata Sasa di depan bangkunya
"eh si Micin, di depan gue ternyata" kata asya membuat Sasa mendengus sebal karena asya selalu memanggilnya Micin
"gak bawa kue sya?" tanya vio teman sebangku Sasa
"kalian ke cafe lah, masa gue bawa ke sekolah" jawab asya
keadaan kelas yang ricuh, seperti biasanya selalu ada geng cewe dan geng cowo, di ujung seberang nya asya terdapat beberapa anak laki laki yang gayanya urakan tapi gak berandalan sih karena nakal tahap mereka hanya nakal biasa anak sekolahan
"woy Rio, request lagu dangdut" teriak asya yang langsung di oke in oleh Rio
"Lo mah malah request, makin gila tuh mereka nyanyi nya" kata Ririn menunjuk geng laki laki
"biarin lah, kapan sih mereka gak gila?" tanya asya yang di angguki teman teman nya dan tertawa
"tapi Lo juga sama sya, sama sama gila" kata Sasa dengan ketawa nya
canda tawa mereka terhenti saat seseorang memanggilnya
"sya Lo di panggil Bu Ratna katanya" teriak Mila di depan
"gue mil?" tanya asya memastikan
"iya Lo, siapa lagi yang nama nya asya? cepet sana" jawab Mila
"ada apa ya?" tanya asya pada Ririn
"mana gue tau, samperin aja dulu mungkin penting" kata Ririn
"titip tas gue, jangan di sentuh ada bom" kelakar nya
"gue buang" jawab Ririn
"rin" teriak asya di depan
bugh
belum juga menjawab Ririn mendapatkan lemparan jaket oleh asya
"titip jaket gue" teriak nya berlari
"asya..." teriak Ririn
"si asya kenapa di panggil Rin? baru juga masuk tuh anak sudah di panggil aja" tanya Sasa
"gak tau gue, tanya nanti aja" jawab Ririn
kelas XII IPA II kelas yang selalu ricuh, tapi mereka pintar pintar, bahkan wali kelas nya dulu saat itu selalu pusing dengan tingkah anak didik nya yang selalu ada saja ada masalah
setelah lama asya di panggil oleh guru wali kelas baru nya kini ia datang dengan wajah suram nya
kenapa beb?" tanya Rio yang kaget akan kedatangan asya ke kelas dengan muka suram nya
tak ada jawaban dari asya hanya menatap semua orang di kelas nya dengan wajah kusut nya
"bisa mati muda gue" teriak asya di depan kelas
"kenapa sya?" tanya Melvin tapi tak ada jawaban
dengan kesal asya menghentakkan kaki nya ke kursi nya
"kenapa sih Lo?" tanya Ririn tapi tak ada jawaban dari asya
asya malah menelungkup kan wajah nya di meja enggan untuk menjawab teman teman nya yang bertanya
"kenapa si asya?" tanya Lisa mendekat asya
"kenapa si?" tanya vio tapi tetep tak ada jawab an dari asya
jam pelajaran pertama kosong, mungkin karena awal masuk jadi di kosongkan terlebih dahulu, sebagian kelas XII ada yang membimbing kelas X atau dengan istilah MOS
kelas yang selalu ricuh tambah ricuh apalagi geng laki laki berseru melihat kelas X yang lagi MOS di lapangan
"gila... cantik cantik cewe nya" seru Azka
"wow betah ke sekolah ini mah" celetuk bian
"bening bening guys" seru Rio yang langsung di teriaki oleh siswa perempuan
"kaya gak pernah liat cewe cantik aja sih Lo Yo" teriak Ririn
"kenapa sayang? jeolus?" canda Rio menarik turun kan alis
"dihhh" jawab Ririn
"yang cowo nya pada ganteng gak?" teriak asya
"astagfirullah asya" kaget Sasa
"kenapa? cuma tanya?" jawab asya
"gak ada yang ganteng beb, masih Gantengan gue" teriak Azka yang malah mendapatkan sorakan dari teman temannya
"tuh arash ganteng sya, liatin dia aja" kata Melvin
sontak asya menengok ke belakang nya melihat arash yang tak peduli dengan keadaan sekitarnya hanya fokus ke ponsel dan telinganya di sumpel
"eh iya arash ganteng tapi dingin" kata asya yang langsung di tertawa kan oleh teman temannya
sedangkan arash masih dengan wajah nya tak memperdulikan apapun
brak
"kenapa ini kelas masih rame?" teriak Bu Ratna yang datang ke dalam kelas
sehingga anak laki laki langsung menuju kursinya sedangkan asya sudah komat Kamit sejak kedatangan Bu ratna
asya menunduk sedari kedatangan Bu Ratna kedalam kelas, entah bagaimana kehidupannya setelah ini pikirnya
"asya kenapa kamu tidak aman kan kelas?" tanya Bu Ratna dengan tegas
"kenapa asya Bu?" tanya Azka yang penasaran
"karena ibu dan kepala sekolah sudah mempercayai asya menjadi ketua kelas" jawab Bu Ratna membuat semua orang kaget
bahkan mereka mengira saat tadi asya di panggil pun di beri amanah menjadi ketua kelas
"asya ibu beri waktu 1 jam, tentukan bagian kepengurusan, kalo dalam satu jam belum selesai kalian semua ibu hukum berlari di lapangan" kata Bu Ratna tegas
"iy-ya Bu" jawab asya
"sekarang ibu keluar dulu dan jangan ribut, awas kalo ribut ibu hukum" kata nya sambil melenggang pergi
"beneran Lo jadi ketua kelas sya?" tanya Sasa setelah kepergian Bu Ratna yang di angguki kepala oleh asya
"tanggung jawab nya gede sya" kata Ririn prihatin
"mau gimana lagi" jawab asya lesu
"hai guys perhatian" teriak asya di depan kelas membuat semua nya diam memperhatikan nya
"oke, seperti kata Bu Ratna tadi, gue bakalan pilih kepengurusan, yang di pilih gak ada bantahan" kata asya memegang dada nya
"yang pertama jadi wakil, siapa yang mau bantu gue?" tanya asya yang malah langsung ribut seisi kelas saling tuduh teman nya menjadi wakil
"stoppp" teriak asya
"gue pilih, yang jadi wakil Azka"kata asya mutlak
"gak bisa gitu sya" protes Azka
"gak ada bantahan, gue butuh cowo yang bisa bantu ngamanin para cowo" jelas asya membuat Azka mendesah panjang
"sabar ka" kata Rio entah tulus atau mengejek
"yang jadi bendahara, intan" kata asya lagi
"enggak bisa sya" protesnya
"gue bilang gak ada bantahan, gue ngasih tugas itu sesuai kemampuan masing masing, dan Lo yang mampu menyimpan uang kalo gue kasih sama si Rio bisa abis duit kas beli roko" jelas asya
"kenapa gue di bawa bawa?" tanya Rio
"karena Lo yang berani nyilap duit SPP buat beli rokok" kata bian yang langsung di tertawa kan teman temannya
"gue kan sya gak ada kemampuan, kenapa Lo pilih menjadi wakil?" tanya Azka masih protes
"karena di para cowo Lo yang paling di segani, Lo pikir gue di pilih karena apa? karena gue paling cerewet dan omongan gue paling mudah di turuti kalian" jelas asya
"ouh ya uang kas hanya 10.000 per Minggu, biayanya bisa untuk menjenguk teman sakit, membeli peralatan kelas atau bisa kita gunakan untuk praktek, gue harap gak ada yang protes" kata asya
"dan satu lagi, untuk para cewe baju nya ganti termasuk gue, Minggu depan harus yang standar jangan kaya gini baju kekecilan" kata asya menunjuk baju nya sendiri
"gak asik Lo sya" keluh para cewe
"ya gimana lagi, tenang guys untuk masalah nongkrong bisa di rumah gue atau cafe Abang gue" kata asya langsung di iyakan oleh semua nya
maklum soal makanan pasti no 1, meski harus merelakan kesenangan yang seperti biasanya
"sekertaris, tulis semua yang gue sebutin, dan kasih ke Bu Ratna" titah asya
"wah Lo sya, berani banget nyuruh gue?" keluh Mita
"gue ketua kelasnya, ternyata gak buruk amat jadi ketua kelas bisa nyuruh nyuruh" kata asya terkekeh balik ke kursi nya
"gila bener pak kepsek milih Lo jadi ketua kelas?" tanya Ririn
"ancaman nya nilai dan bisa di keluarkan dari sekolah Rin, bantu gue" keluh asya menyandarkan tubuhnya ke kursi
"asik dong Lo bisa ketemu sama ketos" kata Sasa
"si Bagas? najis ketemu dia" kata asya
"kenapa?" tanya Sasa
"si Micin belum tau Rin kelakuan sebenarnya tuh ketos" kata asya malah di balas kekehan oleh Ririn
"emang gimana?" tanya Sasa penasaran
"udah lah ke kantin yuk? tuh jam istirahat" ajak Ririn yang di angguki teman temanya dan beranjak
"arash sudah bel, Lo gak ke kantin?" tanya asya mengguncangkan tubuh arash
tak ada jawaban dari arash hanya melihat asya sebentar dan langsung keluar
"gila tuh tembok" sindir Sasa tapi tak di gubris arash
"sudah lah ayo" ajak asya
tempat sejuta umat kaum siswa untuk merilekskan otak nya, kantin sekolah selalu ramai di tuju oleh para siswa
"anak baru cantik cantik ya" kata Sasa
"gue juga masih cantik" kata asya dengan PD nya
"tuh si lampir nyamperin anak baru guys" seru vio
"kita liat aja dulu" kata Ririn
sedangkan di meja lain tak jauh dari meja asya, seorang siswi tengah ketakutan dengan gebrakan kakak kelas nya
"Lo yang nama nya Khanza?" tanya bela si tukang bullying
"iy-ya ka" kata Khanza takut
"Lo jadi cewe gak usah caper deh Lo, gue peringatan Lo jauhin Bagas" tekan Bella
"iy-ya kak" jawab nya takut
"jawab yang benar" kata bela mem bentak
arash yang tak jauh dari tempat itu mengeraskan rahang nya melihat adiknya di bentak seperti itu
dengan emosinya arash menghampiri adiknya, tapi belum juga sampai asya datang menjadi penyelamat sang adik nya
sedari tadi asya yang geram dengan tingkah bela membentak adik kelas nya, terkebih terlihat jelas dari wajah nya dia sedang ketakutan
"tenang aja, adik manis ini tak selera dekat dengan pacar Lo yang brengsek itu" kata asya menghadang bela
"Lo gak usah ikut campur deh" kata sisi teman nya bela
"kalian buat dia takut, dan kalian membuli nya di depan mata gue, terus gue harus diam gitu?" tanya asya
"kasih pelajaran aja sya" kompor Ririn
"mau duel? ayo, siapa takut " kata bela
"sayang nya gue gak bisa berkelahi, tapi gue punya sesuatu di hape gue" kata asya dengan memainkan ponsel nya di depan bela
"good job beb" pekik Ririn tau akan arah bicara asya
"maksud Lo apa?" tanya bela yang belum mengerti
"sebuah video di gudang belakang, tepatnya tanggal 12 Februari pukul 10 siang, Lo inget?" tanya asya membuat bela membelalakkan matanya
"Lo rekam?" tanya bela tak percaya aksinya dulu di rekam oleh seseorang
"menurut Lo?" tanya balik asya dengan seringai nya
"sialan lo, sini hape nya" kata bela mencoba merebut hape asya di genggaman nya
"Lo pikir asya bodoh nyimpen di satu hape dan tidak menyalinnya" kata Ririn menghentikan aksi bela
"kalian" kata bela menunjuk asya dan Ririn, sedangkan vio dan Sasa belum mengerti maksud kedua temannya itu dan juga sisi dan Amel temannya bela
"gue cuma ingin Lo jangan bully siswa sini terutama anak kelas X apalagi dia" kata asya menunjuk Khanza yang di belakang nya
"atau lo tau akibatnya, gue bisa buat seluruh siswa di sini tau dengan rekaman ini" ancam asya membuat bela tak berkutik
"ayo balik" kata bela kepada temannya dengan menahan emosinya
vio bertepuk tangan saat bela dan kawan kawan nya pergi, tapi sasa penasaran dengan ancaman asya hingga membuat Bella tak berkutik
"asya hebat" seru vio dengan masih bertepuk tangan tapi tak di hiraukan asya
"kalian gak papa kan?" tanya asya melihat ke arah kanza dan teman nya
"tidak kak, makasih sudah nolong kanza" ucap tulus kanza
"tak apa, ouh ya cewe tadi bilang jangan deketin Bagas, emang ada hubungan apa sama Bagas?" tanya asya kepo
"kepo amat sih Lo sya" timpal Ririn
"enggak ada hubungan apa apa kak, tadi pas lagi MOS ka Bagas milih aku untuk jadi partner nyanyi nya" jelas Khanza
"syukur deh, kalian hati hati masih hari pertama tapi sudah di bully, dan saya saranin buat gak Deket sama Bagas, kalian masih lugu" nasihat asya
"iya kak makasih atas nasihat nya, ouh ya nama Kaka siapa?" tanya kanza
"saya asya, ini ririn, vio sama sasa, Sasa ya inget bukan Micin" kata asya menunjuk satu per satu teman nya dengan sedikit candaan membuat Khanza terkekeh sedangkan Sasa sudah manyun
"salam kenal kakak kakak, saya Khanza dan yang ini teman aku namanya shiren" kata Khanza mengenalkan diri
"ih manis banget sih senyum nya" kata Ririn mencubit pipi Khanza
"anak orang Rin, maen cubit " lerai asya "kita duluan ya" pamit asya
arash menyunggingkan senyum tipis sekali bahkan sampai tidak ada yang menyadarinya
kelas kembali ricuh, dan asya membiarkan nya karena saat ini tengah istirahat
seperti pada sekolah pada umumnya siswa di sini juga bermacam macam rupa nya, ada yang kaya miskin menengah, tingkat ke warisan pun sama hal nya berupa
"sya " sapa Azka menyapa nya berlari ke arah asya
"kenapa?" tanya asya setelah Azka menghampirinya
"Lo tadi kenalan sama gadis kelas X itu, siapa sya namanya?" tanya Azka tak sabar
"Khanza nama nya, kenapa Lo ? suka?" tanya asya
"manis sya" jawab Azka sambil tersenyum duduk di bangkunya arash
"manis emang nya gula" ejek Sasa
"dari pada Lo gurih Micin" ejek balik Azka
"eh rash gue numpang duduk di sini dulu ya?" ijin Azka tapi tak ada jawaban dari arash
arash langsung duduk di kursinya dan fokus dengan ponselnya
Azka pun kikuk sendiri karena tak ada jawaban dari arash
"ouh ya saya Lo punya no hape nya?" tanya Azka
"kita baru kenal tadi Bambang, dan gak tukeran no hape, usaha dong kalo suka" jawab Ririn
"Lo suka ka?" tanya asya
"mungkin, kirain Lo tadi pada tukeran no hape gitu" jawab Azka
"kalo Lo suka dia, Lo harus jaga dia ka, mungkin nih ya dia jadi sasaran nya si Bagas" nasihat asya membuat arash melirik asya yang sedari tadi mendengarkan obrolan mereka
"Bagas si ketos? emang kenapa?" tanya Azka penasaran
"iya gue juga penasaran saya, dengan ancaman Lo buat si belek" timpal Sasa membuat Ririn tertawa
"anak di bawah umur gak usah tau urusan orang dewasa" kata asya membuat Ririn semakin keras tertawa
"terus Lo koleksi tuh video buat apa? di pantengin tiap malam ya Lo?" kata Ririn dengan sisa tawanya
"kagak lah" jawab asya
"curiga nih gue" timpal Azka
"gue juga curiga, gak mungkin kan Lo gak di putar tuh video?" tanya Ririn
"kalo khilaf" jawab asya sukses membuat Ririn tertawa
"apaan sih-
"asya... di panggil ke ruang BK sekarang" teriak Devi di ambang pintu
"ada apa ya?" kata asya bingung
"Sono Lo samperin dulu" kata Sasa menarik asya
dengan hati tak karuan asya memasuki ruangan BK tempat para siswa bermasalah dan sekarang dirinya masuk ke ruangan bermasalah
bukan tak pernah asya masuk ke ruang BK, namun kali ini dia belum tau apa masalah nya
saat masuk asya sudah di suguhkan dengan beberapa anak laki laki dan salah seorang dari nya teman sekelas
"fiks ini mah pasti gue dapet ceramah" batin asya setelah di persilahkan duduk
dan benar saja, guru BK menyalahkan ketua kelas atas kesalahan anggota kelas nya, emang gak adil menurut asya
dengan segala permohonan maaf asya bisa keluar membawa teman kelas nya ke kelas
"Lo Yo" geram asya menarik kuping Rio membawanya ke dalam kedalam kelas
sontak kelas yang awalnya ricuh langsung hening saat melihat asya menjewer Rio
"Azka sini Lo?" teriak asya membuat para Rio menunduk
"kenapa sya?" tanya Azka di depan Rio dan asya
"urus nih bocah, ketauan ngerokok di belakang sekolah bareng anak bahasa gue yang kena semprot" kata asya
"kok gue juga di semprot?" tanya Azka
"ya Lo cowo, amanin bagian para cowo, setress gue baru hari pertama udah di panggil BK" kata asya mengelus dada nya
"maaf lah sya, gak lagi deh" bujuk Rio
"awas kalo ketauan lagi, Lo tau kan hukuman buat gue apa?" kata asya
"emang Lo yang kena hukuman?, kan si Rio yang berulah" tanya Azka
"tanya tuh si Rio" kata asya mendelik Rio dan berlalu ke kursinya
"nilai asya jadi tangguhan nya" jawab Rio nunduk
"busyet" kaget Azka separah itu
sedangkan asya bernafas lega setelah melihat seorang guru memasuki kelas nya
setidak nya untuk beberapa menit kemudian ia bisa tenang karena kelas nya akan tenang selama ada guru di dalam kelas nya
sampai akhirnya asya bisa bernafas lega sampai akhir pelajaran, dan untuk sekarang asya tak perlu memikirkan teman teman nya bila di luar sekolah
dengan berjaket Levis asya menghampiri motor metik nya tapi sebelum nyampe langkah nya di tahan oleh seseorang
"kenapa?" tanya asya saat melihat orang yang nahan langkah nya
"gue cuma mau nanya? Lo rekam waktu itu?" ucap Bagas to the poin
" cewe Lo ngadu?" tanya balik asya terkekeh
"Lo mikir aja, ada waktu gak gue waktu itu rekam aksi Lo? dan soal tadi gue cuma gertak cewe Lo aja, biar gak bully adik kelas" jawab asya
"Lo gak usah bohong" tekan Bagas
"banci lawan cewe" kata arash yang baru datang menghampiri motor nya
"Lo ngomong apa?" kesal Bagas menghampiri arash tapi arash tak menghiraukan nya
"cepat balik sya" kata arash pada asya
"tungguin gue rash" kata asya saat arash sudah menyalakan motor nya
"gue ingetin Lo tos, kalo mau main elitetan dikit Napa? di rumah ke hotel ke" kata asya langsung ngegas motornya di susul oleh arash
sedangkan Bagas ketar ketir karena aksinya di ketahui oleh orang lain
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!