Shelyna adalah gadis berumur 16 tahun, yang artinya sekarang dia duduk di bangku SMA kelas 11. Salah satu hobi utamanya adalah membaca novel, dia banyak sekali menyimpan koleksi novel novel yang sangat populer.
Kebiasaannya memang seperti ini, apalagi dia yang hanya hidup seorang diri di sebuah rumah mewah.
Kedua orang tuanya bekerja di luar negeri dan menghasilkan banyak uang, namun hal itu bukanlah satu satunya yang ia inginkan.
Tidak cocok seperti namanya yang lembut, Shelyna adalah gadis yang tomboi dan berambut pendek berwarna kuning keemasan.
Dia juga mempunyai sebuah penyakit yang sama sekali tidak bisa disembuhkan, namun bisa menghilangkan rasa sakit dari penyakit itu hanya dengan minum obat setiap hari.
*******************
"Shelyna!" Panggil seseorang pada gadis berambut pirang yang sedang duduk di bangku belakang. Gadis yang bernama Shelyna itu menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya.
Terlihat seorang gadis dengan make up tebal berjalan ke arahnya sambil membawa sebuah buku.
"Kenapa, Angel?" Tanya Shelyna pada gadis yang ternyata bernama Angel.
"Nih, lihat! Kemarin aku membeli buku novel yang sedang viral itu loh!" Kata Angel sambil menunjukkan buku yang tadi di bawanya.
"Wah, seriusan? Kau beli dimana?" Shelyna kembali bertanya dengan wajah semangatnya.
"Aku beli di toko yang ada di mart market" Jawab Angel sambil merebut kembali bukunya yang tadi ia berikan pada Shelyna.
"Eh, itu kan buku novel yang baru terbit sekitar 2 minggu yang lalu. Tapi viewersnya sudah mencapai 5M saja ya" Terang Shelyna mengenai buku novel tersebut.
Angel hanya mengangguk kecil dan duduk di tempat duduknya. Tak lama setelah itu, bel masuk berbunyi, alhasil mereka tidak bisa mengobrol lebih lama lagi untuk membahas buku novel keluaran terbaru itu.
Sepulang sekolah, Shelyna memohon pada Angel untuk mengantarkannya menuju toko dimana dia membeli buku novel yang baru dibeli nya kemarin.
Awalnya, Angel sempat beberapa kali menolak, namun dengan wajah Shelyna yang sepertinya ingin sekali membeli buku tersebut akhirnya Angel pun mengantarkan Shelyna ke tempat tujuan.
Sesampainya di tempat tujuan, sangat disayangkan, karena ternyata buku itu sudah terjual habis beberapa menit setelah Angel membelinya.
Padahal yang ia tau, toko itu mempunyai banyak stok dari buku novel yang baru dirilis 2 minggu lalu. Tapi ternyata buku itu laku keras hingga berapapun stok nya, maka akan terjual habis hanya dengan memakan waktu 1 hari saja.
"Kak, kira kira kapan stoknya akan datang lagi, ya?" Tanya Shelyna.
"Maaf, saya kurang tau. Tapi sepertinya masih sangat lama bukunya akan datang" Ujar sang penjual sambil merapikan beberapa buku.
Seketika wajah Shelyna langsung terlihat lesu tak berdaya, mengetahui kalau novel yang ia cari cari sudah habis terjual.
"Yang sabar ya, besok kita cari lagi di tempat lain." Hibur Angel yang melihat wajah sahabatnya itu terlihat sedih.
Shelyna hanya mengangguk kecil dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya. Karena merasa kasihan pada Shelyna, terpaksa Angel harus mengantarkan Shelyna sampai rumah. Agar tidak terjadi sesuatu yang tidak di inginkan nya.
Esok pun tiba, sesuai janji Angel kemarin, dia akan membawa Shelyna ke tempat lain dimana banyak buku dijual.
Pas sekali hari ini adalah hari minggu, itu artinya sekolah mereka libur. Dan ketika mereka melewati sebuah tempat makan, di belakangnya terdapat bazar buku dimana buku novel yang di inginkan oleh Shelyna juga ada.
Tetapi mereka harus mengantri sesuai urutan. Hingga matahari tenggelam, Shelyna baru mendapat giliran untuk membeli buku.
Sayangnya, buku novel yang sangat ia impikan telah terjual habis. Rasanya percuma seharian ini dia mengantri hanya untuk hal yang tidak jelas akhirnya.
"Bagaimana?? Apa kau mendapatkan bukunya?" Tanya Angel yang telah menemani Shelyna di bazar seharian ini.
"Tidak" Jawab Angel dengan memasang raut wajah kesal.
"Kok bisa kau tidak dapat? Seharusnya kau bisa mendapatkan buku itu!"
"Tidak juga. Nyatanya, sekarang ini aku tidak mendapatkan bukunya. Malah ketika aku hendak membelinya, ternyata sudah habis. Huh! Benar benar percuma kita berada disini seharian ini!" Keluh Shelyna.
Angel mengelus-elus bahu Shelyna. Ia juga merasa sedikit kesal dengan apa yang ia dengar dari Shelyna.
Karena itu juga, Angel sempat menolak ketika kekasihnya mengajaknya makan siang bersama demi menemani Shelyna untuk mendapatkan buku.
Yah, seharusnya Shelyna bisa meminjam buku novel milik Angel. Namun, Shelyna lebih memilih untuk memilikinya sendiri dibanding meminjam.
Setelah sampai rumah dengan kondisi acak acakan, dia langsung menuju kamar mandi untuk mandi. Dan setelah itu langsung menuju ruang makan untuk makan malam sendirian.
"Selamat makan, nona... " Ucap salah seorang asisten rumah tangga yang wajahnya masih terlihat sangat muda.
Shelyna tak merespon, dia langsung melahap satu persatu makanan yang ada di hadapannya dengan wajah murung penuh penyesalan.
Karena khawatir Shelyna mendapati sebuah masalah, asisten rumah tangga yang berwajah masih muda itu bertanya padanya.
"Nona, apa nona ada masalah?" Tanyanya sambil menatap penuh arti pada Shelyna.
"Tidak," Jawab Shelyna singkat, namun asisten rumah tangga itu sepertinya tidak percaya dengan apa yang Shelyna katakan.
Dia tau kalau Shelyna mengalami sebuah masalah yang membuatnya mengeluarkan wajah yang tidak enak dipandang.
"Nona, jujur saja. Saya tau kok, nona ada masalah. Jika benar ada, cerita saja pada saya. Saya akan mendengarkannya dengan senang hati. Pasti saya juga mempunyai solusi".
Mendengarkan perkataan sang asisten, Shelyna menghentikan lahapan nya dan menatap asisten yang ada di hadapannya itu.
Karena merasa sang asisten mempunyai solusi untuk nya, akhirnya dia menceritakan kejadian yang membuatnya merasa sedikit sedih.
"Jadi, aku sedang mencari buku novel yang baru rilis 2 minggu yang lalu. Tapi lagi lagi buku itu sudah habis terjual," Jelas Shelyna dengan sedikit senyuman keluar dari mulutnya.
"Oh, jadi begitu. Ngomong ngomong, apa nona sudah mencari toko buku di pusat kota?" Tanyanya pada Shelyna.
Seketika Shelyna langsung teringat, bahwa dia belum mencoba datang ke toko buku yang berada di pusat kota. Mungkin saja toko itu mempunyai stok yang lebih banyak dari toko toko lainnya.
"Ya Tuhan! Aku belum ke sana!! Sekarang aku baru teringat kalau sepertinya di sana pasti akan ada stok buku yang banyak!" Seru Shelyna yang terlihat lebih ceria dari sebelumnya.
Sang asisten hanya tersenyum dan kembali ke dapur untuk membereskan beberapa makanan yang tadi ia keluarkan dari kulkas.
Shelyna berencana agar besok datang ke toko buku yang ada di pusat kota sendirian. Karena ia merasa tidak enak pada Angel yang sudah menemaninya seharian penuh namun sia sia saja.
Esoknya, dia datang ke toko buku yang ada di pusat kota. Memang terlihat berbeda dari toko buku yang lainnya, di toko ini terdapat berbagai fitur yang lebih menarik.
Dengan cepat, Shelyna langsung menuju kasir dan bertanya dimana letak buku novel yang berjudul "The Transmigration".
Kasir itu pun menunjukkan arah dimana letak buku novel tersebut. Dan benar saja, stok nya jauh lebih banyak dibandingkan dengan toko yang lainnya.
Tidak cuma cuma, dia mengambil 5 sekaligus buku novel incarannya, kemudian segera membayar jumlah buku yang di ambilnya. Karena dia sudah tidak sabar untuk membaca dan menikmati buku novel dengan judul " The Transmigration", Shelyna pun bergegas kembali ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, Shelyna langsung menuju ke kamarnya dan membaca buku novel yang sangat membuatnya penasaran.
**********
"Kiara, perkenalkan. Mereka adalah orang yang akan menjadi bagian dari keluarga kita sekarang," Ucap Tn. John memberitahukan pada Kiara.
Kiara yang sedang duduk di ruang keluarga, mendadak terkejut dengan apa yang dikatakan oleh ayahnya barusan. Awalnya ia tidak percaya dengan ucapan ayahnya yang mengatakan bahwa mereka akan menjadi keluarga Kiara, karena hal itu terdengar mustahil di telinganya.
Namun, dengan ketiga wanita yang duduk di samping ayahnya membuat Kiara sedikit yakin kalau mereka akan menjadi bagian dari keluarganya saat ini.
"A-ayah bercanda kan?" Kiara memastikan.
"Tidak, Kiara. Ayah tidak bercanda"
Matanya mulai mengeluarkan air mata sedikit demi sedikit, ia berpikir kenapa ayahnya melupakan Mira yang sebenarnya adalah istrinya namun sudah tiada.
Kiara berlari menuju kamarnya, ia mulai menangis namun tidak keluar sedikitpun suara dari mulutnya. Tn. John yang tidak peduli, dia hanya memandang pahit kepergian Kiara dan melanjutkan obrolannya.
7 Bulan telah berlalu, sisi asli dari keluarga tiri Kiara mulai terlihat. Mereka mulai menyiksa Kiara dibelakang sang kepala keluarga.
"Kau itu benar benar tidak becus! Masak saja tidak bisa!!!" Bentak Ny. Lily pada Kiara yang menunduk di hadapannya.
"Ma-maaf ibu, aku memang tidak pernah memasak. Makanya rasa masakan itu tidak seenak buatan orang lain" Jelas Kiara dengan wajah yang sudah ketakutan.
Brak!!!**
Ny. Lily memukul meja di ruang makan dan melempar makanan itu pada Kiara. Namun Kiara yang tidak berdaya, dia hanya berdiam diri sambil berharap ibu tirinya segera pergi.
Disisi lain, Kevin sang kakak kandung berjalan melewati ruang makan tersebut, namun dia tidak peduli dengan apa yang dilihatnya.
Padahal Kiara sedikit berharap bahwa Kevin bisa membantunya menyelesaikan masalah ini, namun dia tau kalau Kevin sama sekali tidak pernah peduli padanya. Bahkan mereka sama sekali tidak pernah berkomunikasi selama hampir 7 tahun.
"Dasar tidak berguna! Kalau mau mati, ya mati saja!!" Bentak Ny. Lily dengan suara yang lebih keras.
Setelah itu, dia langsung meninggalkan Kiara di ruang makan, dan beranjak pergi menuju taman belakang rumah. Sedangkan kedua saudara tirinya masih duduk di ruang makan dan menyantap roti dilapisi selai beserta susu.
Setelah beberapa menit, jam menunjukkan pukul 06.47 WIB. Kevin, Kayla, Kiara dan Kania langsung bergegas keluar untuk menuju sekolah di antar oleh supir pribadi mereka.
Namun, ketika Kiara hendak memasuki mobil tersebut, Ny. Lily tiba tiba saja datang dan menyuruh Kiara untuk berjalan kaki menuju sekolah.
Dia melarang Kiara menaiki mobil milik Tn. John (Ayah mereka), karena menurutnya Kiara yang terlihat cupu itu tidak pantas untuk menaikinya.
Dengan terpaksa, Kiara mengikuti perintah ibunya untuk berjalan kaki. Walaupun dia tahu kalau ia pasti akan terlambat sampai di sekolah.
*************
Matahari mulai tenggelam, bagaikan kehidupan yang semakin lama semakin memburuk dan hanya tersisa kegelapan.
Kiara menggendong tas nya dan berjalan keluar sekolah seorang diri. Dia sedikit ragu untuk berjalan sampai rumah. Karena mendadak turun hujan kecil dari langit.
Sebelum ia melanjutkan langkahnya, dia melihat Kayla dengan beberapa teman sekelas mereka memegang satu persatu tongkat. Yang tak ia ketahui akan digunakan untuk apa tongkat tongkat itu.
"Tangkap dia!" Perintah Kayla pada teman teman di sampingnya.
"Ka-kalian mau apa?" Tanya Kiara dengan wajah yang terlihat ketakutan.
"Kau bertanya mau apa? Tentu saja mau membunuhmu!" Ujar Kayla yang membuatnya tercengang ketakutan.
Hujan yang turun semakin deras, membuat Kiara ragu untuk berlari keluar dari halaman sekolah. Dia lebih memilih untuk berlari ke dalam sekolah yang tempatnya lebih luas.
Karena tidak ada jalan lain, terpaksa Kiara menaiki tangga menuju atap sekolah. Walaupun hujan turun sangat deras dan suara petir yang bergemuruh, ia tetap berlari dengan tekad yang tinggi.
Kali ini Kiara benar benar sudah terpojok kan, dia sudah sampai di atap sekolah yang tidak ada pintu menuju jalan lain. Hingga Kayla dan teman temannya mendekat sambil menepuk-nepuk kan tongkat itu pada telapak tangan mereka masing masing.
"Kenapa kakak ingin membunuhku?" Tanya Kiara gemetaran dan benar-benar sudah tidak bisa berbuat apa apa kali ini.
"Tentu saja karena aku membencimu!! Kau tidak pantas untuk hidup!" Tegas Kayla dengan suara penuh amarah.
Sedikit demi sedikit Kiara melangkah mundur.
"Ta-tapi sebelumnya teman temanku tidak seperti ini padaku. Kenapa sekarang mereka mau berbuat hal ini?!!! Mereka itu baik!" Kiara mengungkapkan fakta yang memang sebenarnya teman temannya sangatlah baik. Namun, setelah kedatangan Kayla di kelasnya, sifat teman teman Kiara berubah drastis, layaknya orang yang terkena hipnotis.
Ketika ia mengatakan hal itu, Kayla tak merespon. Ia dan teman temannya di belakang tetap melangkah ke depan, sedangkan Kiara terus melangkah mundur sampai pada akhirnya....
"Ti-tidak!!!! Aku bisa jatuh!" Gumam Kiara sambil melotot tajam ketika menoleh ke belakang dan ternyata sudah tidak ada lapisan bata.
Tanpa berpikir panjang, Kayla langsung memukul Kiara dengan tongkat kasti yang ada ditangannya. Alhasil Kiara langsung terjatuh dengan kondisi yang sudah acak acakan penuh luka memar pada wajahnya.
*****************
"Hoamm.... " Shelyna menguap, dan saat ia menoleh ternyata jam sudah menunjukkan pukul 00.13 WIB. Itu artinya sudah terlewat beberapa jam dari jam seharusnya ia tidur.
"Kenapa alurnya begitu menyedihkan seperti ini?!! Tokoh utamanya sangat lemah! Lalu, apa yang membuat orang orang menyukai cerita ini? Ck!"
"Jika aku menjadi Kiara, aku pasti sudah menjadi orang yang berani dan tidak penakut sepertinya!"
Dengan perasaan kesal, Shelyna merebahkan tubuhnya pada kasur yang lembut. Dia terus saja terpikirkan oleh alur cerita novel yang ia baca tadi.
Esok pun tiba, terasa ada cahaya yang menyinari wajahnya yang membuat ia seketika terbangun dari tidur nyenyak nya semalam.
Ia melihat sekeliling tempat dimana ia berada sekarang, rasanya terlihat sangat asing. Apalagi dengan kemewahan tempat tidurnya yang 10 kali lipat lebih mewah dari tempat tidur miliknya.
Shelyna menginjakkan kakinya pada lantai yang terlihat lebih berkilau dimatanya. Suara burung berkicauan juga membuatnya heran ada dimana dia sekarang.
Terlihat sebuah cermin lebar dengan warna keemasan, ia pun mendekatinya. Sontak ia terkejut dengan wajah yang dimilikinya sekarang. Benar benar berubah! Kepalanya yang dilapisi sebuah perban dan beberapa luka memar di bagian wajahnya.
Ia juga tidak tau apa hal yang menimpanya saat ini. Dan di saat itu, tiba tiba saja ia dikejutkan oleh seorang wanita berwajah keriput yang masuk ke dalam ruangan tidurnya.
"No-nona Kiara, anda sudah bangun?!" Ucap wanita berwajah keriput itu padanya.
Belum sempat Shelyna menjawab, wanita itu sudah dulu keluar dari ruangan tidurnya. Terlihat wajahnya seperti bersemangat mengetahui gadis yang ada di hadapannya itu terbangun setelah mengalami keadaan kritis selama 1 minggu.
Tak lama setelah itu, wanita tadi kembali ke kamarnya bersama seorang lelaki yang sepertinya sudah bapak bapak.
"Ki.... Kiara, kau sudah bangun?" Tanya lelaki itu dengan raut wajah terkejut.
"𝘒𝘪𝘢𝘳𝘢? 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯𝘬𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶 𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘯𝘰𝘷𝘦𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮?" Gumam Shelyna dengan penuh keraguan.
Dia hanya berdiam diri menatap dua orang dihadapannya dengan tatapan kosong. Namun lelaki itu meraba raba wajah Kiara yang sedikit lebam.
"Yun, panggil kan dokter yang menangani Kiara, " Perintah lelaki itu pada wanita disebelahnya yang ternyata bernama Yun.
"Baik, tuan" Yun langsung keluar dari kamar Kiara karena perintah dari orang yang disebutnya Tuan.
"Kiara, ayah tidak menyangka kau akan bangun secepat ini" Ucap orang itu yang mengaku sebagai ayahnya.
"𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯, 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘒𝘪𝘢𝘳𝘢?" Shelyna kembali bergumam dan terdiam, walau pikirannya melayang ke sana kemari.
Beberapa saat kemudian, Yun kembali dengan seorang dokter yang katanya menangani Kiara. Dia kemudian memeriksa kondisi Kiara yang terlihat sudah sembuh total.
"Tuan John, Kiara sudah sembuh. Padahal perkiraannya dia akan sembuh selama 3 bulan ke depan, bahkan itu pun tidak pasti" Jelas dokter yang ada dihadapannya saat ini.
"Oh, begitu..... "
"Kiara, ayah sangat bangga padamu. Akhirnya kau sembuh juga," Ujar Tn. John dengan perasaan bangga.
Namun, entah mengapa ia keluar lebih dulu dari kamar Kiara setelah mengatakan bahwa dirinya bangga. Sedangkan dokter yang menangani Kiara dan Yun masih berada di dalam.
"Hm...., Nn. Kiara, kami permisi dulu. Nanti saya akan kembali lagi setelah mengantarkan dokter keluar".
Yun langsung keluar bersama dokter tersebut meninggalkan Kiara yang baru saja sembuh dari sakitnya.
Shelyna kemudian mengingat kembali bab pada novel yang dibacanya semalam, namun ia sama sekali tidak bisa fokus untuk mengingat semuanya sekarang.
"Ah, sepertinya aku harus mencari taunya sendiri..." Ucapnya sambil bergerak turun dari ranjang yang ia gunakan.
Shelyna berkeliling kamar tersebut dan mencari beberapa barang yang bisa membantunya mengetahui mengenai keluarga Kiara.
"Ini....... "
"Sekarang aku ingat, Kiara mempunyai kakak kandung laki laki yang bernama Kevin, kakak tiri yang bernama Kayla, dan adik tiri yang bernama Kania. Kalau tidak salah... Ibu tirinya yang menjijikan itu bernama Lily. Haha.. Apakah aku harus berpura pura menjadi Kiara yang lemah itu?" Dia berkata sendiri di dalam kamar yang hanya ada dia seorang.
"Kalau dipikir pikir, Kiara lumayan cantik juga. Bahkan aku bisa mengubahnya lebih cantik dari ini..." Dia menatap cermin sambil memperhatikan wajah Kiara baik baik.
𝘛𝘰𝘬..!!!! 𝘛𝘰𝘬...!! 𝘛𝘰𝘬...!!
Terdengar suara pintu kamar berbunyi, dan ada suara seseorang dari luar.
"Nn, apakah saya boleh masuk?" Tanya orang di luar yang sepertinya adalah Yun.
"Masuk saja" Ujar Kiara.
Ia kemudian masuk sambil membawa beberapa buah buahan segar dan segelas susu.
"Silahkan diminum Nona.... "
Kiara hanya terdiam sambil memperhatikan buah yang terlihat segar dan segelas susu itu, ia kembali mengingat hari harinya ketika berada di dunia nyata.
"Heuh....... " Dengus Kiara
"No.. Nona, apa anda baik baik saja? Sebaiknya anda tidur dulu...... "
Yun merasa cemas dengan keadaan Kiara yang baru saja sembuh namun sudah berjalan ke sana kemari layaknya orang sehat.
"Tidak usah, aku baik baik saja" Papar Kiara.
"Oh iya, tadi Tn. John bilang kalau Nn. Kiara boleh kembali ke sekolah setelah Nona beristirahat selama 3 hari" Tutur Yun.
"Baiklah, kau boleh keluar... " Perintah Kiara sedikit memaksa.
Dengan rasa tidak yakin, Yun meninggalkan Kiara yang katanya baik baik saja, walaupun dia tidak yakin dengan ucapan Kiara barusan.
Setelah 3 hari berlalu, dan tidak pernah sekalipun keluar dari kamarnya, pada hari ke-4, Kiara keluar kamar dan menuruni anak tangga menuju ruang makan.
Seketika wajah para manusia yang sedang duduk sambil menikmati makanan mereka terlihat kebingungan.
"Halo semuanya, pagi... " Sapa Kiara pada keluarganya.
"𝘈𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢??? 𝘋𝘪𝘢....𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪!!!!!" Gumam Ny. Lily sambil menatap heran wajah Kiara.
"Pagi, duduklah, putriku... " Sahut Tn. John yang kemudian mempersilahkan Kiara untuk duduk.
"Wah, menu makanan pagi ini sangat enak. Sudah lama aku tidak makan seenak ini," celetuk Kiara secara spontan.
Keluarga tirinya berhenti mengunyah makanan di mulut mereka ketika melihat tingkah laku Kiara yang tidak seperti biasanya.
"Hai kau!!! Sopan lah sedikit!" Bentak Kayla yang benar benar sudah tidak tahan lagi dengan tingkah saudara tirinya.
Sedangkan Ny. Lily hanya bisa memegangi tangan putrinya yang sedari tadi mengepal penuh rasa dendam.
"Kenapa? Kayla? Apa ada yang salah denganku?"
"𝘎𝘪𝘭𝘢! 𝘉𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘯𝘢𝘮𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘬𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢!!!" Gumam Kayla merinding.
"Anak anak, cepat habiskan sarapan kalian... Sebentar lagi kalian harus sampai di sekolah," perintah sang ayah.
Mereka kembali melanjutkan makan pagi, sampai akhirnya jam menunjukkan pukul 06.22 WIB.
Satu persatu dari mereka mengambil tas gendong yang sudah disiapkan oleh asisten rumah tangga dan keluar rumah menuju garasi.
Keributan kembali terjadi ketika semuanya sudah berkumpul di luar untuk menaiki mobil.
"Kau!!! Kenapa kau begitu aneh setelah sembuh!!!??" Geram Kayla.
"Memangnya kenapa? Tidak boleh ya?? Ini kan hidupku, jadi semuanya bisa aku lakukan dengan kemauan ku sendiri," tegas Kiara.
"Sudahlah kak, tidak ada gunanya bertengkar sekarang. Bisa saja ayah akan membelanya dibandingkan membela kakak" Tutur Kania, adiknya.
Kayla berhenti membuat keributan karena ia merasa yakin apa yang dikatakan oleh Kania ada benarnya juga.
Setelahnya, mereka semua menaiki mobil dengan supir pribadi yang akan mengantar mereka sampai sekolah.
Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka sampai di sekolah. Banyak sepasang mata memandang aneh pada orang yang baru saja turun dari mobil.
"Siapa dia?" Bisik seseorang
"Aku juga tidak tau, rasanya aku baru pernah melihatnya di sekolah ini. Mungkin saja dia murid pindahan?"
Seseorang itu berjalan anggun melewati banyak sepasang mata yang sedari tadi memperhatikannya. Sampai pada akhirnya mereka menyadari sesuatu.
"Lihat itu! Dia bersama Kayla...., atau jangan jangan... dia itu Kiara?" Timpal seorang lelaki berambut coklat.
Karena merasa yakin bahwa gadis yang baru saja lewat adalah Kiara, ia pun segera menghampiri gadis yang dianggapnya sebagai Kiara.
"Tunggu!" Teriak lelaki itu dari jarak yang tak jauh.
Kiara menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah belakang untuk memastikan bahwa ada seseorang yang baru saja memanggilnya.
Lelaki itu mendekat, merasa gugup untuk mengatakan sesuatu.
"Apa kau benar Kiara?" Tanyanya.
"Siapa dia? Apakah dia salah satu teman Kiara? Tapi, siapa namanya?" Gumam Shelyna.
"Hey?"
"Ah, ya.... benar. Aku Kiara, "
"Kau benar benar berubah. Aku tidak percaya ini"
"Itu terlalu berlebihan. Aku ke kelas dulu, Kayla sudah menungguku" Sanggah Kiara yang sudah tidak nyaman berada di dekat lelaki itu.
"Baiklah, nanti kita mengobrol lagi di kelas" Pintanya.
Kiara hanya mengangguk kecil dan mengikuti langkah kaki berjalannya Kayla. Karena dia adalah Shelyna, sudah pasti ia tidak tau dimana kelasnya berada.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!