Dalam Yunani kuno terdapat tiga kerajaan besar yaitu kerajaan Doria, kerajaan Aiolia dan kerajaan Ionia. Kerajaan Doria di pimpin oleh Raja Doros Collin Cyril, kerjaan Aiolia di pimpin oleh Raja Aiolos Eugen Gavril sedangkan kerajaan Ionia dipimpin oleh Raja Ion Jerome Kirio.
Menurut sejarah dari masing-masing kerajaan. Kerajaan Doria di berkati oleh dewa Zeus. Kerajaan Aiolos di berkati oleh Dewi Aphrodit. Sedangkan kerajaan Ionia di berkati oleh Dewi Athena.
Kerjaan Doria memiliki seorang Ratu dan seorang Selir kerajaan. mereka di anugerahi tiga orang pangeran dan dua orang Puteri.
Kerajaan Aiolia memiliki satu orang ratu dan dua orang selir. kerajaan itu dianugerahi empat orang pangeran dan tiga orang Puteri.
Kerajaan Ionia memiliki dua orang ratu satu diantaranya sudah meninggal dunia, serta memiliki tiga orang selir kerajaan dan di anugerahi tujuh orang pangeran dan tiga orang putri.
Sampai saat ini ketiga kerajaan besar masih berhubungan baik dan selalu bekerja sama dalam menanggulangi setiap permasalahan yang ada. Meski terkadang ada beberapa pihak yang berusaha untuk memecah belah hubungan ketiga kerajaan tersebut.
Kerajaan Doria memiliki benteng pertahanan yang sangat kuat. Berkat yang di berikan oleh sang raja para dewa mampu membawa kerajaan itu semakin berjaya. Banyak rumor yang beredar di dalam kerajaan bahwa sang putera mahkota merupakan titisan dari dewa Zeus.
Kerajaan Aiolia dianugerahi dengan paras yang menawan. tidak di ragukan lagi tentang kekuatan militernya, itu sebabnya mereka mampu menduduki posisi kedua diantara kerajaan terbesar lainnya. meski memiliki rupa yang menawan sang pangeran mahkota merupakan sosok yang tak tersentuh oleh siapapun.
Kerajaan Ionia merupakan kerjaan nomor tiga yang di hormati oleh kerajaan lain. mereka memiliki strategi perang yang sangat baik. sang putera mahkota merupakan sosok yang di juluki dengan sang dewa perang titisan dewa Ares.
Seperti kehidupan yang sering terjadi di banyak kerajaan. Pasti selalu di warnai dengan intrik politik dan perebutan kekuasaan. bahkan para pangeran dan putri ada yang tanpa sungkan saling menjatuhkan dan juga menjerumuskan.
Dalam kerajaan Ionia terlahir seorang putri yang di beri nama Putri ACASHA BELLANCA. Putri yang sejak bersemayam di rahim ibunya selalu mendapatkan rasa sakit yang tak terkira. Putri Acasha tumbuh dengan kelemahan fisik sejak dia terlahir. Kelahirannya di sertai dengan kepergian sang ibu tercinta. banyak rumor yang mengatakan bahwa Putri Acasha adalah pembawa sial.
Sejak kelahirannya dia di tempatkan di bagian belakang istana, sangat jauh dari tempat para pangeran dan putri lainnya tinggal. Acasha hidup dengan seorang pengasuh yang dulu menjadi dayang pribadi ibunya Ratu kedua kerajaan Ionia yaitu Ratu Cassandra Amalthea.
"PUTRI ACASHA"teriak raja ion pada seorang gadis kecil berusia empat tahun.
" A...ayah..." seru Acasha pelan dan gemetar
Plak...Plak..
Dua tamparan di hadiahi sang raja. Terlihat jelas bekas telapak tangan raja Ion di kedua pipi putih dan tirus Acasha.
" Ampun yang mulia, maafkan putri Acasha, beliau tidak tau apa yang dia perbuat. dia masih terlalu kecil yang mulia" mohon sang pengasuh mengiba pada sang raja.
" Diam kau, dasar pengasuh tidak becus" murka sang raja.
sementara putri Acasha hanya mampu terdiam dan menunduk dengan posisi bersimpuh. tubuhnya gemetaran akibat rasa takut mendengar teriakan sang raja.
Saat ini di kerajaan Doria sedang di adakan festival kerajaan. Banyak para pangeran dan putri yang turut serta untuk memeriahkan acara tersebut.
Di setiap jalan sudah terpasang hiasan yang melambangkan simbol kerajaan Doria. Banyak para pedagang yang berusaha mengais rejeki dalam kesempatan saat ini.
Terlihat dua orang anak laki-laki sedang berlarian di tengah keramaian. Kedua anak tersebut terlihat baru berusia tujuh tahun dan juga lima tahun. mereka berdua di ikuti oleh dua orang pria dewasa.
" Kakak ayo kita lihat jajanan itu, sepertinya itu sangat enak sekali" ucap sang adik.
"Paman adikku ingin membeli jajanan tersebut" pinta sang kakak pada pria dewasa di sebelahnya.
" Baik tuan muda" balas sang pria patuh.
Pria dewasa yang di panggil dengan sebutan paman itu, langsung menuju ke tempat penjual makanan. Dia langsung membeli jajanan yang di minta oleh tuan mudanya.
Mereka berdua menghabiskan waktu dengan berkeliling, menikmati semua yang di lewati.
" Tuan muda sebaiknya kita segera kembali" seru sang pria dewasa
" Tapi paman, aku ingin berada di sini lebih lama" bantah anak yang lebih tua
" Itu benar paman, di sini lebih terlihat menakjubkan dari pada di kediaman" sang adik ikut menimpali
" Nanti anda berdua di hukum, jika ketahuan berkeliaran di luar sampai larut malam seperti ini." jelas sang pria dewasa
Kedua anak lelaki itu tampak diam. Mereka terlihat mengerutkan kening tanda sedang berfikir.
" hahh... baiklah paman, kita pulang saja" ucap sang anak laki laki yang lebih tua.
kemudian kedua anak lelaki itu beserta kedua pria dewasa, berjalan menuju tempat termegah di kawasan kerajaan Doria. Tempat yang mereka tuju adalah istana kerajaan Doria.
Saat sampai di kediaman para pangeran. terlihat dua orang wanita yang berusia sekitar dua puluh tahun berlari dengan tergesa-gesa.
" Hahh...hah..hah... yang mulia putra mahkota, syukurlah anda segera tiba. Yang mulia raja sedang berjalan menuju kemari" ucap seorang wanita menghampiri anak lelaki yang lebih tua. Wanita tersebut merupakan pelayan wanita di kediaman putra mahkota kerajaan Doria
" Tenanglah bibi,aku juga sudah tiba" ucap sang putra mahkota.
" Yang mulia pangeran, dapatkah kita segera kembali ke kediaman anda?" tanya seorang wanita lagi yang juga berstatus sebagai pelayan istana kepada anak lelaki yang lebih kecil.
" Tapi bibi, aku masih ingin bersama kakak" tolak sang pangeran kecil manja sambil merangkul tangan kakaknya.
" Lebih baik kau kembali ke kediaman mu. Bagaimana jika nanti ayah tidak melihatmu berada di kediaman. Nanti kegiatan kita keluar istana akan ketahuan. Dan kita akan terkurung di Istana ini selamanya" bujuk sang kakak dengan sedikit ancaman
" Baiklah" pasrah pangeran kecil dan beranjak meninggalkan kakaknya sambil menunduk lesu.
Sementara sang pria, yang ternyata pengawal pribadi pangeran kecil, dan juga pelayan pribadinya menunduk hormat pada putera mahkota kerajaan Doria. Kemudian pangeran mahkota kerajaan Doria segera berjalan menuju kediamannya. Di ikuti oleh pelayan dan juga pengawal pribadinya.
Sesampainya di kediaman, putera mahkota Kerajaan Doria itu segera membersihkan diri, dan mengganti pakaian khas bangsawan biasa yang di pakainya dengan pakaian resmi kerajaan. Tak lama kemudian terdengar suara sang pelayan yang memberitahukan bahwa sang raja telah tiba di kediaman.
" Salam kepada Yang Mulia Raja, semoga Dewa Zeus Raja dari para dewa selalu menyertaimu" ucap sang putra mahkota sambil memberi hormat dengan takjim
" Bangkitlah Putra Mahkota" perintah sang Raja dengan tegas.
"Terimakasih Yang Mulia" jawab sang Putra Mahkota.
" Kamu sudah mengetahui dengan jelas, bahwa besok akan di adakan festival tahunan di kerajaan kita." ucap sang Raja
"Saya sudah mengetahuinya Yang Mulia" balas sang Putra Mahkota
" Persiapkan dirimu, selain aku, maka kaulah yang menjadi tokoh utama dalam festival besok. jadi persembahkan lah yang terbaik." titah sang Raja
" Saya menerima perintah anda yang mulia" dengan patuh putra mahkota menerima titah yang sudah di tujukan padanya.
Setelah memberi titah, sang Raja kerajaan Doria langsung meninggalkan putranya di dalam kediaman. Hubungan ayah dan anak itu sangat kaku, bukan karena mereka saling bermusuhan. Tapi karena kepribadian antara sang pemimpin dan pewaris sama persis. Dingin, kaku, tegas dan tak tersentuh.
waktu yang di tentukan pun tiba, para tamu berbondong bondong datang ke istana untuk memeriahkan festival tahunan tersebut. Rakyat biasa juga diperbolehkan masuk dengan syarat berpakaian bersih dan juga rapih. Banyak rakyat yang antusias menyambut festival kali ini. Bahkan ada dari mereka yang rela datang jauh jauh demi bisa menikmati festival yang di selenggarakan.
Semua tamu undangan sudah menempati tempat yang telah di sediakan. terdengar sang pengawal kerajaan menyerukan nama para petinggi kerajaan Doria.
"Yang mulia putra Mahkota Anan Athana Damian dan pangeran Leonidas Makari Noah memasuki aula kerajaan" seru sang pengawal yang memperkenalkan kedua Pangeran
" Yang mulia Raja Doros Colin Cyril dan yang mulia Ratu Asteria Irene Cyril memasuki aula" kembali sang pengawal memberitahukan kedatangan sang pemimpin kerajaan Doria
" Salam kepada Raja dan Ratu kerajaan Doria, Sang Dewa Zeus Raja dari para Dewa selalu menyertai. Salam kepada putra mahkota dan pangeran, Sang Dewa Zeus Raja dari para Dewa selalu menyertai." teriak sang tamu undangan dengan serentak.
"Terimakasih atas kedatangan para Raja dan Ratu,Pangeran dan putri kerajaan juga para Bangsawan serta kepada seluruh rakyatku, yang ikut memeriahkan festival tahunan ini." sambut sang Raja pada para tamu yang bersedia hadir.
" Suatu kehormatan bagi kami Yang Mulia" balas para tamu.
" Silahkan duduk dan mari menikmati setiap jamuan yang telah di sediakan" titah Raja Doros.
Akhirnya festival yang di tunggu mulai berlangsung. Banyak para pangeran dan putri kerajaan mempersembahkan bakat mereka. Demikian juga para tuan muda dan juga nona muda bangsawan yang turut serta mempersembahkan bakat mereka. Rakyat biasa yang memiliki keberanian dan juga keahlian di persilahkan untuk ikut serta.
Setelah melewati serangkaian acara, tidak terasa ternyata hari sudah mulai gelap. Sinar sang Surya telah di gantikan oleh cahaya bulan dan juga para bintang di langit malam.
Saat ini ketiga pemimpin kerajaan besar itu, sedang menikmati waktu bersama yang hanya jarang dapat terlewati. Terkadang saat acara festival, para utusan kerajaan lah yang menghadiri acara tersebut. Meski setiap tahun selalu di adakan festival tahunan, sang pemimpin tidak selalu dapat menghadirinya.
Itu sebabnya, ketika ketiga pemimpin kerajaan tersohor tersebut dapat bertemu, mereka akan selalu meluangkan waktu untuk saling berbagi cerita. Begitu juga dengan para Istri mereka sang Ratu kerajaan dari masing masing kerajaan.
" Bagaimana kabar anda yang mulia Raja Aiolos" sapa sang tuan rumah.
" Tentunya sangat baik yang mulia" balas Raja Aiolos
" Bagaimana kabar anda yang mulia Raja Ion"kembali Raja Doros menyapa Raja Ion
" Pastinya juga baik yang mulia" balas Raja Ion dengan tersenyum.
" Telah lama kita tidak bertemu, terakhir ketika pelantikan putra mahkota Anan Athana Damian" Raja Aiolos memulai pembicaraan.
" Sudah sekitar lima tahun bukan" Raja Ion memastikan
" Benar yang mulia" Timpal Raja Doros.
" Anak anda sangat berbakat yang mulia Raja Doros" puji Raja Ion
" Sepertinya ada niat terselubung yang mulia Raja Ion memuji putra mahkota Anan." tebak Raja Aiolos.
" Benarkah begitu Raja Ion?" Raja Doros memastikan ucapan Raja Aiolos
" ha...ha... kalian tepat sasaran yang mulia" ucap Raja Ion
"Apa anda ingin menjodohkan putri anda dari Ratu Cassandra Amalthea dengan putra mahkota Anan yang mulia Raja Ion?" tanya Raja Doros
" Tentu jika anda tidak keberatan Yang Mulia" jawab Raja Ion
" Wahh... ternyata aku kalah dalam mengajukan lamaran dari anda Raja Ion" potong Raja Aiolos.
" Pesona Sang putra mahkota kerajaan Doros tidak bisa di tolak Raja Aiolos" ledek Raja Ion.
" Tapi anda belum memiliki putri raja Ion" bantah Raja Aiolos
" Aku yakin, pasti kelak aku akan memiliki putri dari Ratu Cassandra Raja Aiolos" protes Raja Ion.
" Sudah jangan berdebat lagi, kita bertiga hanya bisa berencana, tapi takdir yang akan menentukan" dengan bijak Raja Doros berusaha menjadi penengah.
Kini perbincangan para Raja beralih pada masalah kerajaan. Sementara di tempat para Ratu berkumpul. Terlihat tiga wanita cantik sedang tertawa bersama.
" Kapan adik dari putra mahkota Arseus akan lahir Ratu Cassandra" tanya Ratu Asteria istri dari Raja Ion
"Menurut para tabib kerajaan, kemungkinan si kecil akan lahir setelah tiga purnama berlalu" jawab
"Bagaimana dengan Kandungan anda sendiri Ratu Asteria?" tanya Ratu Cassandra
"Usia kandunganku masih sangat muda Ratu Cassandra, mungkin si kecil akan lahir setelah enam purnama berlalu.
" Semoga pewaris dari dua kerajaan terlahir dengan berkat dari Sang Dewa" Doa ratu Clio Thalassini.
"Terimakasih Ratu Clio" ucap Ratu Asteria dan Ratu Cassandra secara bersamaan.
Ketiga Ratu masih terus melanjutkan pembicaraan mereka, sampai Para Raja datang untuk menjemput mereka untuk istirahat.
Aku menghela nafas lelah, setelah acara festival selesai di gelar, aku memutuskan untuk kembali ke kediamanku. Seorang Anan Athana Damian sang putera mahkota kerjaan Doria, kedudukan itu sebenarnya tidak ku inginkan. Tapi karena status kelahiran ku, dengan terpaksa aku harus menerima takdir ini.
Saat ini usiaku baru tujuh tahun. Tapi tanggung jawab yang ku emban sebenarnya tak sanggup untuk di pikul bahu kecilku.
" Yang mulia" panggil Akes pengawal pribadiku.
" hmm..." balasku
" Yang mulia putera mahkota kerajaan Aiolia dan Ionia ingin bertemu dengan anda yang mulia" ucapnya padaku
" Hah.. Suruh mereka menunggu sebentar, dan segera siapkan makanan ringan dan juga yeh untuk mereka" titahku padanya.
Akes langsung keluar dari kamarku, dan seperti biasa, dia pasti akan melaksanan perintahku dengan baik. Aku langsung keluar menuju tempat mereka sedang menunggu. Ku lihat kedua putera mahkota yang juga temanku itu sedang sibuk dengan perbincangan mereka.
" Ada apa gerangan yang membuat kedua putera mahkota meluangkan waktu untuk mengganggu istirahat putera mahkota ini? tanya ku di sertai pandangan menyelidik.
" Dasar menyebalkan" dengus mereka berdua.
" Ha..ha.. aku hanya sedang membuat lelucon ringan" balasku santai.
" Bagaimana kabarmu Anan?" tanya Arseus putera mahkota kerajaan Ionia
" Seperti yang kau lihat, tentunya selalu baik di setiap harinya" terangku
" Sangat percaya diri sekali putera mahkota ini" cibir Theo putra mahkota Aiolia.
" Tentu, lantas bagaimana dengan kalian?" tanya Anan
" Sama sepertimu " balas mereka kompak.
Makana ringan beserta teh yang tadi aku minta kepada Akes segera di sajikan.
" Ku dengar kau akan segera mendapatkan adik baru Anan" tanya Theo
" Sebentar lagi akan hadir adik Perempuanku" imbuhku
" Kau yakin sekali kalau dia terlahir sebagai perempuan, bisa jadi dia kembali akan terlahir sebagai pangeran" tebak Arseus.
" Tidak akan, sudah cukup dengan Leonidas saja. Menjaga dua adik lelaki sekaligus yang memiliki kesenangan yang sama denganku itu tentu sangat merepotkan" bantahnya
" Apa kau tak pernah berfikir, adik perempuan pasti lebih merepotkan dari pada laki laki" pikir Theo
" Dia pasti akan merepotkan ibu ku" timpal Anan.
" Padahal punya adik perempuan itu sangat manis" ungkap Arseus.
"Lantas bagaimana dengan mu Arseus?" tanya Theo
" Kerajaan kami tentunya sangat mengharapkan kehadiran seorang Puteri" ungkap Arseus.
" Seperti ramalan yang telah tersebar?" tanya Anan.
" hmm..." gumam Arseus.
" Kerajaan dan ramalan selalu saling berkaitan" ucap Theo
Dalam sejenak ketiganya terdiam. Selama ini memang ramalan yang pernah tersebar selalu terjadi di saat yang tepat. Ketiganya kemudian melanjutkan pembicaraan mereka.
" Apa kau mendengar rumor yang tersebar di kerajaan mu Anan" Tanya Theo
"Maksudmu?" kembali Anan malah bertanya balik
" Rumor tentang pemilihan selir, bahkan sudah sampai di kerajaan kami" jelas Theo
Sementara Arseus hanya menganggukkan kepalanya ketika Anan mengarahkan pandangan mata padanya.
" Sialan" maki Anan sambil mengepalkan tangannya.
" Bukankah memiliki selir itu hal yang biasa" Tanya Theo bingung
Mendengar pertanyaan Theo, Anan dan Arseus memilih diam. Sampai Theo membuka suara kembali.
"Arseus, bukankah ayahmu telah memiliki dua istri?" tanya Theo
" Ayahku menikah lagi setelah setahun kepergian ibuku" terang Arseus.
" Aku pikir Ayahmu memiliki selir terlebih dahulu" timpal Theo.
"Aku berharap ayahku tak mengabulkan tuntunan para pejabat istananya" ucap Anan tiba tiba.
Setelah berbincang untuk waktu yang cukup lama. Ketiga putera mahkota kemudian memutuskan untuk kembali kekediaman. Karena dua diantara mereka bertiga akan melakukan perjalanan yang panjang. Agar dapat kembali ke kerajaan masing masing.
sepeninggal kedua sahabatnya Anan masih duduk termenung sambil menatap ke arah langit.
Zeus, semoga ayahku tidak mengikuti jejakmu yang tidak setia pada Dewi Hera, meski aku keturunan dari salah satu anakmu, tapi aku tak berharap hati wanita yang melahirkan ku hancur.gumamku dalam hatinya.
Jika sampai ayahku menikah lagi dan membuat ibuku sengsara, aku tak akan pernah memaafkannya. Aku tak perduli jika kelak aku di sebut anak tak berbakti dan juga pembangkang.
Lelah dengan pikiranku sendiri. Aku memutuskan untuk masuk ke dalam tempat peristirahatan ku. tidak perlu waktu lama aku langsung tertidur lelap.
Pagi menyapa dengan di iringi suara kicauan burung. Aku langsung menuju ke tempat pemandian. Di sana aku melihat pelayan pribadiku menyiapkan air mandi beserta peralatan mandi.
Mereka mulai membantuku untuk membersihkan diri. Saat aku telah rapi, aku segera pergi menuju tempat jamuan makan para tamu kehormatan. Saat akan memasuki aula jamuan makan, aku bertemu dengan ketiga temanku. Kami kemudian duduk di tempat yang telah di tentukan.
Tidak lama kemudian, para raja dan ratu tiba hampir bersamaan. Setelah ayahku mempersilahkan untuk makan, kami semua mulai menikmati makanan yang telah sudah payah di masak oleh pelayan dapur.
Waktu sarapan pagi akhirnya telah usai. Saatnya rombongan kerajaan akan kembali ke kerajaan masing masing.
Raja Doros beserta Ratu Asteria dan juga kedua pangeran turut serta mengantarkan keberangkatan para tamu kehormatan.
"Mari kita masuk Ratuku" ajak Raja Doros pada istrinya.
" Baiklah yang mulia" balas Ratu Asteria
Akhirnya setelah semua tamu telah meninggalkan istana,Raja dan Ratu kerajaan Doria memilih meninggalkan halaman istana. Mereka pergi berdua tanpa melihat pada kedua pangeran muda yang saat ini terlihat kesal.
"Kakak, kenapa ayah selalu saja memonopoli ibu?" tanya pangeran Leonidas kesal
"Ibu kan memang selalu menemani ayah adikku" jawab Anan
" Tapi Ibu kan juga milik kita kakak, harusnya ayah memberi kita waktu bersama ibu" protes Leonidas
" Ayah mendengarmu pangeran" sela Raja Doros datar.
Pangeran Leon berlari menghampiri ayah dan ibunya, di ikuti oleh putra mahkota Anan.
" Jadi berikan ibu padaku ayah" pinta Leonidas
"Ibumu itu istri ayah, jadi ayah lebih berhak" timpal Raja Doros
"Yang mulia sudahlah" Ratu Asteria berusaha melerai perdebatan kecil antara ayah dan anak.
" Ayah mengalahkan pada Pangeran Leon" ucap Anan.
" Huh.. katakan saja, kau juga ingin mengambil istriku" tolak Raja Doros.
"cihh... Kekanakan" Ejek Anan
" Ayah tak perduli. Ibu kalian itu istri ayah jadi ayah yang lebih berhak" tegas Raja Doros.
Mendengar nada tegas Raja Doros, pangeran Leonidas menangis kencang tanda protes. Hal itu tentu membuat Raja Doros panik, meski di tutupi dengan raut wajah datar. Tanpa pikir panjang, Raja Doros segera meraih pangeran Leonidas dalam gendongannya.
"Ya sudah ayah mengijinkanmu bermain dengan ibu sebentar, jangan menangis" bujuknya dengan raut wajah dan nada datar.
Sementara Ratu Asteria dan putera mahkota Anan ingin meledakkan tawa mereka. Tapi mereka berdua berusaha melawannya. Begitu juga dengan para pengawal dan pelayan yang saat ini menyaksikan kehangatan keluarga itu.
Bagi mereka yang tidak mengenal baik anggota kerajaan pastilah berfikir bahwa keluarga itu tidak harmonis. Tapi bagaimana jika melihat hal yang terjadi saat ini. Pasti siapapun yang melihatnya akan menelan ludah mereka kembali.
Kehangatan seperti inilah yang di takutkan oleh putera mahkota Anan akan hilang. Jika seandainya sang Ayah mengangkat seorang selir. Aman tidak habis pikir, apa yang dipikirkan oleh para pejabat sehingga mengusulkan pengangkatan selir.
Jika untuk masalah pewaris,Anan rasa dirinya dan sang adik sudah cukup. Di tambah lagi saat ini ibunya sedang mengandung. Jadi tidak ada alasan untuk meminta Raja mengangkat seorang selir.
Anan memilih menyimpan semua rumor itu untuk dirinya sendiri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!