..."Aku lelah.. sungguh bahkan aku tidak berdaya untuk melalui ini semua, terkadang aku ingin menjauh dari ini semua.. pergi bagaikan di telan bumi....
Pagi yang cerah di hari senin.. membuat orang-orang kembali beraktivitas dengan hati yang riang tetapi tidak dengan ku, aku sangat tidak menyukai namanya hari senin, hari dengan kemacetan dimana-mana, tapi aku harus terpaksa bekerja demi menyambung hidupku. perkenalkan namaku Pelangi. . bukan berarti hidupku secerah pelangi melainkan suram dan tak berwarna, terkadang aku bingung kenapa orang tuaku harus memberikan nama Pelangi. Apakah dulu aku lahir ketika Pelangi datang, entahlah mungkin orang tuaku sangat menyukainya hingga menamaiku Pelangi, tapi bagiku nama itu berkat apalagi pemberian orang tua. Sekarang usiaku umur 22 tahun aku hanya lulusan SMA saja, tidak bisa melanjutkan kuliah karena biaya sehari-hari saja tidak cukup buat makan, apalagi aku harus membiayai kebutuhan keluargaku..
Setelah bangun dari tempat tidurku, aku melihat sekarang masih jam 4 pagi, aku harus menyiapkan sarapan untuk semua keluarga, aku segera membereskan tempat tidurku dan segera menuju dapur, aku melewati kamar kedua orang tuaku yang jelas pasti masih tidur. dan adek-adekku juga pasti masih betah di tempat tidur. aku segera menyiapkan sarapan pagi yaitu nasi goreng dengan telur ceplok, masak seadanya saja dan membuat teh buat kedua orang tuaku.
terdengar suara pintu kamar terbuka, aku tidak melihatnya yang jelas aku tahu itu pasti adekku.
"Selamat pagi kak Pelangi.. kakak masak apa hari ini" tanya Sintia
" Pagi juga dek, kakak hanya masak nasi goreng telur ceplok, nggak papa kan sarapan itu" jawab Pelangi
" Nggak papa kak, selalu bersyukur apa yang kita punya"
Pelangi hanya menggangukkan kepalanya tanda dia setuju
" Kakak, akhir bulan aku harus bayar uang SPPku, kalo tidak segera bayar mungkin Tia akan dikeluarin disekolah kak" sahut Tia
" Iya.. kakak usahakan ya buat segera bayar" dengan tatapan sedih
" Iya kaka, sudah nunggak 3 bulan kak"
"Kakak tau, yang penting kamu semangat buat belajar nya" jawab Pelangi mencoba tidak sedih
Setelah mereka menyiapkan sarapan bersama, Pelangi dan Tia segera mandi untuk melakukan aktivitas, pelangi bekerja dan tia sekolah.
Setelah mandi Pelangi masuk ke dapur dan sudah melihat kedua orang tuanya duduk di meja makan sambil menikmati teh hangat buatan Pelangi.
" Ayah, Ibu... sudah bangun "
"Sudah sayang, hari ini kamu masuk kerja " Tanya sang ayah
" Iya ayah.. tapi sebelum berangkat mau ngantar koran keliling dulu habis itu lanjut kerja di restoran ayah" jawab Pelangi
" Maafin ayah ya.. kamu harus bekerja ekstra" sesal ayah
" Tidak apa-apa yah. kalo kakak tidak kerja nanti kita makan apa ayah" jawab Pelangi dengan senyum manis
" Maafin ibu juga ya nak" sahut ibu Endang
" Kenapa ibu dan ayah harus minta maaf, kan tidak ada yang salah " jawab Pelangi lagi sambil mengusap tangan ibunya.
'entah takdir seperti apa yang di berikan Tuhan pada keluargaku tapi kami harus kuat buat jalanin ini semuanya' batin Pelangi
Keluarga kami bukanlah keluarga terpandang kedua orang tuaku hanyalah seorang petani, makan saja serba berkecukupan, apalah dayaku untuk menempuh bangku perkuliahan seperti teman-temanku yang lain, sangatlah sulit..aku hanya lulusan SMA dan aku pun sangat bersyukur sudah bisa lulus, setelah lulus aku harus bekerja di sebuah restoran hampir enam bulan lebih bekerja disana gajinya hanyalah UMR kota ini, dan itu pun bersyukur bisa membantu kebutuhan keluarga ku.
Keluarga ini pun memakan sarapan yang sudah disiapkan, sebelum mereka akan sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.
" Ayah, ibu, kakak..adek berangkat ke sekolah dulu ya" sahut Disa setelah menyalami kedua orang tua dan kakaknya.
" Iya, Hati-hati di jalan ya nak, belajar yang rajin" jawab kedua orang tuanya
Setelah sang adik berangkat ke sekolah dengan sepeda ontelnya, Pelangi pun segera berangkat bekerja. pertama dia harus mengambil koran untuk pelanggannya dan kemudian lanjut ke restoran. bersama dengan motor matic yang ditumpangi Pelangi, dengan semangat dia mengendarai motor matic itu dengan bernyanyi untuk dirinya sendiri, sambil menyemangati dirinya sendiri.
setelah sampai di agen koran milik pak Joko. Pelangi pun segera mengambil koran itu yang sudah disiapkan pak Joko untuknya, dan segera mengantar ke pelanggannya. meskipun gaji dari jual koran tidak banyak setidaknya Pelangi bersyukur hasil jual koran bisa ia tabung untuk kuliah adeknya Diva. ya benar Pelangi ingin adeknya mengenyam bangku kuliah, cukup dia yang hanya lulusan SMA tetapi adiknya harus ia kuliahkan, meskipun dia harus bekerja keras untuk itu, tapi tidak masalah asal nanti adeknya bisa mengubah masa depan keluarga mereka.
selesai mengantar koran ke pelanggannya, Pelangi segera berangkat menuju restoran tempat ia bekerja, meskipun jauhnya sekitar 45 menit dari rumahnya. sampai di restoran Pelangi segera masuk untuk mengganti pakaiannya.
Selamat pagi Pelangi.. " sapa Marvel sang pemilik restoran
" Selamat pagi juga pak Marvel" jawab Pelangi dengan senyum manisnya
" Sudah aku bilang jangan panggil aku pak, kalo belum ada karyawan yang lain di restoran ini.
" Hehehe.. maaf ya tapi kan kamu bosnya" sahut Pelangi
" Meskipun aku bosnya, tapi kita kan teman Pelangi"
" Iya iya Marvel.. lain kali aku panggil nama deh"
" Nah setuju, emangnya aku ini keliatan bapak-bapak apa" omel Marvel
" Emang iya" jawab Pelangi ketus
" P.. Pelangi.. " teriak Marvel setelah Pelangi lari kedalam untung berganti pakaian.
Marvel dan Pelangi sahabat dari SMA. bedanya Marvel kuliah sambil mengurus usaha restoran keluarga sendiri. Marvel lahir dari keluarga terpandang tapi tidak pernah membedakan status sosial. sedangkan kedua orang tuanya berada di luar negri untuk mengembangkan bisnis kuliner mereka dimanca negara. kedua orang tua Marvel sangat baik terlebih Pelangi sahabatnya sendiri.
Sebenarnya keluarga Marvel ingin membantu Pelangi kuliah dan membiayai seluruhnya hingga wisuda, tapi Pelangi sendiri menolak karena tidak ingin menjadi ' kacang lupa pada kulitnya' . cukup bekerja di restoran mereka itu lebih dari cukup untuk menyambung hidupnya dan membantu keluarga.
setiap orang punya cita-cita yang mulia, tetapi kita harus kembali lagi keasalnya, apakah kita mampu mewujudkan atau tidak, terkadang manusia punya rencana tetapi Tuhanlah yang berkehendak.
setelah pegawai restoran sudah datang satu persatu, dan segera kebagian masing-masing, Marvel sebagai pemilik restoran bagian manejer, Tommy sebagai koki, Sinta sebagai kasir, Pelangi bagian pelayan, Agus dan Tuti bagian kebersihan.
" Baik.. seperti biasa kita harus bekerja sebaik mungkin untuk pelanggan restoran ini, mari kita bekerja dengan baik" sahut Marvel
" Baik" jawab semuanya serentak dan kembali ke tugas masing-masing
Restoran Love milik Marvel sangat ramai pengunjung mungkin karena hari senin atau memang banyak penggemar restoran ini, ada pebisnis, anak muda, dan anak-anak sekolahan yang sedang menikmati makanan. Pelangi begitu lincah melayani pengunjung dari ujung ke ujung, tanpa ada rasa lelah. mungkin inikah yang dinamakan kerja keras.
tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 19:00 malam waktunya para pelayan restoran pulang ke rumah masing-masing.
" Pelangi.. mau pulang bersamaku? " tanya Maervel
" Tidak usah, makasih atas ajakannya, lagian rumah kita tidak searah vel.. " jawab Pelangi dengan menolak halus ajakan Marvel.
" T.. tapi Pelangi, ini sudah malam"
" Tidak usah, aku kan bawa kendaraan juga"
" Ya sudah kalo begitu" sahut Marvel sambil meninggalkan Pelangi
Pelangi menatap punggung sahabatnya itu sambil tersenyum ' Dia selalu saja seperti itu' batin Pelangi, dan dia pun segera pulang ke rumah untuk beristirahat karena tubuhnya sangat lelah.
Berbeda dengan Andrew Zuriel anak pengusaha terkaya di indonesia yang sedang menghabiskan waktu nya bersenang-senang dengan para wanita di bar milik temannya sendiri, siapa tidak mengenal keluarga Zuriel pebisnis handal, memiliki usaha di berbagai negara. semenjak dia putus dengan Khatrina dia menjadi mabuk-mabukan, sampai kedua orang tuanya lelah menghadapi sikap anak mereka yang usianya hampir di angka 30 tahun. usia yang matang untuk membangun keluarga, tetapi semenjak pisah dengan sang kekasih hidupnya dibuat untuk bersenang-senang.
...****************...
...Aku ingin menggapaimu tapi itu takkan mudah...
Matahari sudah mulai keluar untuk menyinari dunia, terdengar suara bising kendaraan di ibukota ini. tapi masih ada yang nyaman dibawah selimut yang nyaman meskipun hanya di balut selimut tipis.
pelangi masih betah di tempat tidurnya, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 05.00 pagi dan dia masih mimpi indah. setelah sadar dari mimpi indahnya Pelangi mengerjapkan matanya dan sadar matahari sudah bersinar.
" Astaga, aku bisa telat ini" sahut pelangi pada dirinya sendiri
Pelangi berlari kedapur untuk menyiapkan sarapan buat keluarganya, sampai di dapur ternyata sarapan sudah disiapkan Diva sang adik.
" Kakak sudah bangun" tanya Diva
" Hmm.. kenapa nggak bangunin kakak" tanya Pelangi balik ke sang adik
" Nggak papa kak, kakak pasti capek dan butuh istrahat ekstra. tiap hari kakak harus berangkat pagi dan pulang malam" jawab sang adik tanpa menoleh ke sang kakak karena fokus nyuci alat-alat dapur.
" Tetap aja dek, kakak nggak enak"
" Kakak mau bilang, untuk uang spp mu selama 3 bulan ini udah kakak siapkan di meja rias kakak ya"
" Makasih banyak ya kak, Diva udah ngerepotin kakak terus"
" Siapa bilang kakak direpotkan, yang penting kamu rajin sekolahnya dan bisa lulus dengan baik, biar bisa masuk ke Universitas yang kamu inginkan" sahut Pelangi ke sang adik
" Siap kakak" seru adiknya sambil memberi hormat pada Pelangi.
Pelangi hanya menganggukkan kepalanya untuk setuju pada Diva sang adik, dan lanjut bersiap-siap untuk mengantar koran dan restoran.
lain dengan laki-laki dingin dan arogan siapa lagi kalo bukan Andrew Zuriel yang masih nyaman dalam balutan selimut yang tebal. Andrew tidur nyenyak bahkan dia tidak mendengar suara gedoran dari luar kamarnya.
" Andrew.. cepat bangun" teriak sang mama dari luar
" Andrew.. cepat bangun atau mama dobrak pintunya " kesal sang mama. dari tadi anaknya tidak bangun-bangun.
" Udah ma.. biarin aja, nanti juga bangun " sahut sang papa untuk membujuk istrinya.
" Papa ini malah dibiarin gitu, pokoknya nggak bisa pa"
" Ma.. anaknya udah besar ma, jangan di baut gitu dong"
" Pokoknya mama ngk mau tau pah, bibi.. tolong ambilkan kunci serepnya bi" teriak sang mama
Papa Justin pun tidak bisa berbuat apa-apa kalo sang istri sudah marah. pintu kamar pun berhasil terbuka.
Klekk..
" Andrew.. bangun..!! " teriak sang mama
Tapi sang anak justru mempererat selimutnya dan menghiraukan panggilan sang mama, karena anaknya tidak mau bangun terpaksa sang mama membangunkan Andrew dengan cara emak-emak jaman dulu. dengan kesal sang mama pun akhirnya mengambil air minum disamping tempat tidur dan menyiramnya langsung ke wajah sang anak.
Byurr..
Andrew pun kaget karena merasakan air dingin di pagi hari berkat sang mama.
" Ma.. ada apa sih, pagi-pagi udah nyiram air " sahut Andrew pada mama dengan kesal
" Kamu itu yah, dibangunin susah amat, bukannya hari ini kamu ada rapat penting " omel mama panjang lebar.
" Tapi kan mama bisa bangunin Andrew baik-baik bukan malah di siram, bikin kaget saja" sahut Andrew tidak Terima
" Udah baik mama bangunin, kamu mau mama bangunin dengan cara di lempar ke kolam renang sana" Ketua mama sambil meninggalkan anaknya di dalam kamar.
Andrew tidak bisa melawan sang mama, sekesal apapun sang mama dia tetap nurut. mungkin sifatnya di luar sana dingin, arogan, dan angkuh, tapi saat berhadapan dengan sang mama. Andrew tidak bisa berkutik lagi lebih baik mengalah dari pada memperparah keadaan dan kena omelan panjang lebar sang mama.
Andrew bangun dari tempat tidur, dan segere menuju kamar mandi dari pada kena omelan sang mama lagi, lebih baik ia segera mandi. setelah 15 mandi Andrew pun segera turun dan ke ruang makan untuk sarapan pagi sebelum pergi ke kantor.
" Selamat pagi pa.. " sahut Andre ke sang papa
" Selamat pagi jagoan papa, sepertinya nanti kamu bakal sibuk hari ini" tanya papa Justin
" Seperti yang papa lihat ini" jawab Andrew dengan cool
" Makanya segera cari pendamping hidupmu, biar ada yang bangunin kamu dan mengurus kamu" timpal sang mama
" Ma... jangan bahas lagi ma"
" Mama nggak bahas lagi, cuma ngingatin aja sekarang umurmu sudah tua, tidak bisakah kamu move on dari masa lalumu" jawab sang mama ketus
" Ma, Khatrina bukan masa lalu. kami hanya berpisah untuk sementara waktu ma"
" Bukan masa lalu gimana, coba kamu lihat nyatanya dia nggak pulang selama 3 tahun dari Amerika sana"
" Ma.. Khatrina lagi mengejar mimpi ma, dia ingin menjadi desainer terkenal ma"
" Iya. mama tahu, mengejar mimpi boleh tapi apa dia nggak peduli sama hubungan dan perasaanmu, dan acara pertunangan kalian batal dan berakhir putus" ujar sang mama
" Ma, jangan bahas lagi Andrew mau sarapan dulu" sahut Andrew sambil mengambil sarapannya dengan santai dan memakannya.
" Mama kepengen punya cucu"
Uhuk.. uhukk..
Andrew dan papa pun terkejut mendengar ucapan sang mama.
" Ma.. " panggil sang suami, entah kenapa istrinya kalo bicara lama-lama ngelantur.
" Mama ke pengen gendong cucu, ajak main, sama jalan-jalan, itu teman-teman mama sudah banyak yang punya cucu ndre" sahut mama pura-pura sedih
" Mama kan bisa main sana anak abang Felix"
" Abangmu ada di Jerman, nggak mungkin mama kesana bolak-balik Jerman dan Indonesia kecuali kamu berubah dan punya istri, mending mama kamu jodohin aja sama anaknya teman mama"
"Apaan sih ma, jangan aneh-aneh ma, main jodoh-jodohan aja, kayak nggk laku aja ma" jawab Andrew dengan kesal.
" Lebih baik mama jodohin dari pada kamu main cewek di bar dengan tidak jelas, emang kamu tidak laku buktinya kamu belum menikah "
" Ma.. bukan tidak laku hanya Andrew yakin Khatrina akan kembali segera ke Indonesia ma"
" Pokoknya mama tidak setuju kamu berhubungan lagi dengannya, mama punya teman dan sudah anngap seperti saudara sendiri "
Andrew pun sudah selesai menyelesaikan sarapan paginya dan segera meninggalkan papa dan mama di meja makan yang masih bahas tentang perjodohannya. Andrew menatap langit yang sangat cerah dan menutup mata untuk mengingat kenangannya bersama sang mantan yang masih di harapkan.
...****************...
...' jangan sering melihat keatas, terkadang kamu harus melihat kebawah agar kamu bisa bersyukur '...
Setelah Andrew berangkat ke kantor untuk menghadiri rapat penting, ke dua orang tuanya masih melanjutkan sarapan mereka yang tertunda.
" Mama yakin mau jodohin anak kita " tanya papa Justin dengan hati-hati.
" Sangat yakin pa, kenapa papa tanya gitu, papa nggak setuju ya kalo mama jodohin Andrew anak kesayangan papa itu" sahut sang istri dengan kesal.
' Tuh kan jadi kena omelan, untung istri' batin papa Justin
" Bukan gitu ma, papa ngikut mama aja " jawab papa
" Mama cuma ingin anaknya berubah pa, tiap malam selalu minum-minum bersama teman-temannya di bar nggak jelas. kalo udah punya istri pasti anak kita bisa berubah sama kebiasaannya itu pa " sahut mama sambil berpikir.
" Iya.. papa setuju aja dengan usulan mama. tapi ma, mau di jodohin sama siapa? semua kolega papa jauh semuanya " ujar papa Justin
" Nanti mama pikirin pa, udah pokoknya papa harus dukung mama buat jodohin Andrew "
" Iya.. papa dukung mama, dari pada papa kena omelan terus " sahut papa Justin dengan suara pelan agar sang istri tidak bisa mendengar.
" Apa papa bilang!! " tanya sang istri sambil memicingkan mata untuk sang papa.
" Tidak ada ma, udah papa selesai makan ini mau siap-siap ke kantor " jawab papa Justin sambil meninggalkan sang istri.
Mama Andrew pun tinggal sendirian di ruang makan dan melanjutkan sarapan paginya, dan sambil berpikir rencana perjodohan sang putra.
Udara pagi yang sangat sejuk dan sangat bagus untuk di hirup, pelangi mengambil nafas pelan-pelan sambil menghirup udara pagi. hari ini dia harus bekerja keras lagi untuk membantu keuangan keluarganya.
Pelangi berangkat ke tempat pak Joko dengan motor maticnya untuk mengambil koran dan mengantar ke pelanggannya. dari rumah sampai ke tempat pak Joko hanya butuh waktu 15 menit. setelah sampai di depan rumah pak Joko dan memarkirkan motornya di halaman. Pelangi masuk ke teras rumah pak Joko untuk mengambil korannya, dan ternyata pak Joko masih ada sambil menata koran-korannya untuk di ambil para pelanggannya.
" Selamat pagi pak Joko " sapa Pelangi pada pak Joko.
" Selamat pagi nak Pelangi, mau ambil koran? " tanya pak Joko.
" Iya pak, Pelangi pikir pak Joko sudah tidak ada dirumah" jawab Pelangi.
" Ohh. Bapak lagi menata koran ini, ada yang mau jual kayak kamu " ujar pak Joko
" Wah.. tambah banyak ya pak pelanggannya "
" Amin... berkat kamu juga nak, kamu sudah lama ikut bapak jual koran "
" Hehe, Pelangi bersyukur dan berterima kasih pak bisa kerja dengan pak Joko "
" Sama-sama nak, oh ya,. ini upah kamu bulan kemarin karena ini sudah awal bulan " sahut pak Joko sambil memberikan amplop putih pada Pelangi.
" Makasih banyak ya pak " jawab Pelangi sambil menerima amplop itu dari pak Joko dan menyimpannya dalam tas
" Sama-sama nak " sahut pak Joko sambil menepul pundak Pelangi.
Kring... kring...
Terdengar suara bunyi bel sepeda, pak Joko dan Pelangi menoleh ke arah suara itu, terlihat seorang laki-laki dewasa, kulit sawo matang, tinggi, kurus, dan memakai topi hitam.
" Selamat pagi pak Joko dan mbak..? " sapa laki-laki itu
" Selamat pagi " jawab pak Joko dan Pelangi bersama.
" Perkenalkan Pelangi ini ujang yang mau ikut jualan koran bapak juga, dan Ujang ini Pelangi, dia sudah lama ikut bapak kerja " sahut pak Joko panjang lebar sambil memperkenalkan rekannya.
" Salam kenal mas, saya Pelangi " ujar Pelangi sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman
" Salam kenal juga mbak Pelangi " jawab Ujang sambil menjabat tangan Pelangi.
Ujang pria umur 27 tahun, hidup sebatang kara. kedua orang tuanya sudah lama meninggal dunia sejak Ujang masih SMP. hidup sederhana dan bekerja kesana kemari untuk kebutuhan sehari-hari.
Ujang ikut bekerja dengan pak Joko untuk mencari tambahan buat persiapan pernikahannya dengan sang kekasih bernama Siti. dia mendapat tawaran bekerja dari pak Joko sendiri, setiap hari ketemu pak Joko untuk mengantar koran ke langganannya sendiri.
Ujang sangat bersyukur bisa kerja dengan pak Joko, karena beliau memang sangat baik. Setelah mereka menata koran-koran itu.
" Pak Joko dan mas Ujang, saya duluan ya" kata Pelangi
" Iya nak, Hati-hati di jalan " Jawab pak Joko
" Mas Ujang saya duluan ya "
" Iya mbak Pelangi, silahkan mbak saya juga sudah selai ini mbak " jawab Ujang yang sudah selesai menata korannya di sepedanya itu.
" Pak Joko, saya juga pamit duluan ya pak"
" Iya mas Ujang, silahkan. bapak bentar lagi juga mau berangkat " jawab pak Joko
" Siap pak, mari pak... " teriak Ujang sambil membunyikan suara bel sepedanya .
Ujang melajukan sepedanya untuk mencari pelanggan baru, hari ini harus semangat bekerja untuk bisa menikahi sang pujaan hati.
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!