NovelToon NovelToon

welcome indigo wife

I'M KANIA

Bugh!

Bugh!

Krek!!

Byur!!

Dibawah deras nya rintikan Hujan, Seorang gadis dengan topi hitam berdiri di tengah jalan dengan tongkat bisbol berlumuran darah.

Itu bukan darah nya. Melainkan darah dari 20 orang yang mengeroyok nya, dengan lihai dia menghajar mereka semua hingga tergeletak di aspal.

Di bawah deras nya hujan, darah segar terus mengalir. Sebuah senyuman puas terukir di bibir manis gadis itu.

Ia Kania!

Kania yang sedang memberi pelajaran pada orang orang yang berani mengusik hidup nya. Seorang gadis indigo misterius yang selalu di jadikan bahan ejekan orang di sekitar nya kini berdiri bangga di bawah hujan.

Kehidupan nya memang seperti ini, semua orang hanya tau jika ia anak tanpa kedua orang tua yang tidak di ketahui identitas nya. Kania tidak peduli semua tanggapan itu.

Setiap malam dia akan beraksi untuk mendapat uang, uang yang dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari nya dengan cara mengikuti Balapan Liar, tanpa ada yang tahu.

Sifat asli Kania berbanding terbalik dengan sifat yang ia tunjukan di depan umum.

sifat asli gadis itu adalah agak bego, bobrok, pelupa dan bisa di bilang ia juga agak penakut dengan makhluk tak kasat mata.

Semua kehidupan nya di atur dengan rapi. Tanpa ada yang tahu kehidupan asli nya. Yang jauh dari kata santai dan penyendiri.

Setiap balapan jika dia menang pasti ada pihak yang tidak terima, mau tidak mau Kania Melayani mereka dengan cara nya.

Sekalipun semua orang menganggap nya gadis lemah. Namun sebenarnya ia tak selemah itu.

Kania tidak peduli mau musuh nya mati atau tidak. Yang penting dia sudah memberikan peringatan terlebih dahulu namun mereka tetep saja mengusik nya.

Bugh!

Satu pukulan di layangkan kepada seorang yang sudah tergeletak lemas, pukulan di purut nya membuat orang tersebut langsung memuntahkan banyak darah dari mulut nya.

Kania tersenyum puas, ia menjambak rambut Orang Tersebut.

"Dasar sampah rendahan." Ucap dia dingin di tutup seringai khas nya.

Ia melempar tubuh orang itu kesembarang arah, Ia mulai melangkah, melangkah secara perlahan menuju sumber cahaya yang sangat terang.

"Cahaya apa itu?cahaya ilahi?" Guman Kania bingung.

Gadis itu melangkah menghampiri sumber cahaya, dan itu adalah cahaya lampu motor nya sendiri, ia sengaja menyalakan lampu motor nya agar tidak lupa ia meletakan motor nya dimana.

Kania memang tipekal orang pelupa.

"Buset! Bego banget Gue lupa." Gerutu Kania sambil menepuk jidat nya.

"Kania!!!!!"

Sayup sayup Kania mendengar suara seseorang memanggil nya dengan nada rendah dan lirih. Dia melirik ke sumber suara namun tak ada apa apa disana hanya sekumpulan orang tergeletak di aspal, dan itu ulah nya.

Namun beberapa kali dia mengerjap mata nya, dia melihat sebuah bayangan ,bayangan seseorang berdiri di tengah tengah sekumpulan orang yang di hajar Kania.

Seseorang dengan bayangan gelap, Kania tidak dapat melihat Wajah nya sama sekali.

"Apa salah satu dari mereka mati?" Guman Kania sambil menekan kata terakhir nya.

*******

Bugh!

Seorang gadis melemparkan tas hitam kecil ke sofa. Kania yang baru saja pulang. ia merasa sangat ngantuk, dia melihat sesosok nenek tua dengan rambut putih panjang yang selalu berdiri di pojokan kamar.

Kania tidak pernah bertanya siapa dia dan mengapa sosok itu terus berada disana. Dia tidak ingin ada mahkluk lain yang menyadari kelebihan nya.

Namun sesekali Kania sering kali kelepasan, karna tak tahan melihat sosok buruk rupa dengan wajah berlumuran darah yang dulu sering mengejar nya di jalan saat berangkat sekolah.

Untung saja dia selalu bisa menjauh dari sosok tersebut. Dia sangat tidak tahan dengan bau busuk dan bau anyir darah segar bercampur aduk, itu sangat membuat nya mual dan pusing.

'Capek banget, ini pasti karna kebanyakan pemanasan tadi. Semoga aja mereka nggak ada yang mati.' batin Kania.

Setelah membasuh muka tanpa berganti baju dulu, gadis itu langsung menjatuhkan tubuh nya ke atas kasur empuk.

Kania menghela nafas perlahan lalu berkata,"Hari ini Gue dapat uang banyak."

Gadis itu memejamkan kedua mata nya, perlahan dia merasa ada tangan tangan seseorang menyentuh kening nya.

'Pergilah! Bantu dia.'

Suara itu terus terngiang di telinga Kania. Gadis itu merasakan banyak ingatan seseorang masuk ke dalam pikiran nya. Dia tidak tahu ingatan siapa itu namun, dia merasa seperti dia tengah menonton sebuah drama.

'Tempat apa ini? Kok Gue bisa disini sih?Kan Gue lagi bocan di kamar anjir! Kenapa bisa nongol kesini?' batin Kania.

Diri nya kini berdiri di dalam sebuah Rumah megah, ia berdiri tepat di depan pintu yang mengarah langsung ke sebuah kolam.

Kania melihat dengan jelas ada seorang lelaki seumuran nya duduk di kursi roda. Lelaki itu berada di tepi kolam, ia seperti melihat pantulan wajah nya di air kolam.

Kania bingung mengapa dia bisa ada disini, namun wajah Cowok itu seperti tidak asing baginya, dia rasa di pernah melihat wajah Cowok itu di suatu tempat namun dia tidak ingat. Maklumlah dia pelupa.

Awal nya semua baik-baik saja, hingga seseorang Gadis muncul berjalan perlahan di belakang Cowok di kursi roda tersebut.

Langkah nya perlahan, kedua tangan nya terangkat seperti hendak mendorong sesuatu.

"Hey!Jangan dorong dia goblok!" teriak Kania lantang.

Byur!!

Benar saja, Gadis itu mendorong Cowok di kursi roda ke kolam. Cowok itu tidak dapat berenang dia terus berusaha meminta tolong. Namun gadis itu hanya diam sambil tersenyum-senyum layak nya orang gila di mata kania.

"WOY!! TOLONG DIA!! JANGAN DIAM AJA BEGO!! LO TOLOL YA??CEPETAN DIA GAK BISA BERENANG!!" Kania terus berteriak meminta gadis itu untuk menolong si Cowok yang sudah tenggelam ke dasar kolam.

Kania hendak menolong Cowok itu, namum tubuh tak bisa di gerakkan sama sekali, dia seperti mematung disana.

"Please!Jangan sekarang dong!! Gue harus tolong dia! atau dia bakal mati," Pinta Kania sambil berusaha menggerakkan tubuh nya.

Deg!

Kania kebingungan.

"Ada apa ini? Kenapa berubah gelap gini anjir," gerutu Kania.

*******

ingatan dan transmigrasi

Revan erlangga mavendra. Kerap di sapa Revan, ia berusia 18 tahun, seorang Cowok tampan yang memiliki kekurangan yang sangat membuat nya menderita.

Dia mengalami kelumpuhan sejak 2 tahun yang lalu saat ia masih berusia 16, kehidupan nya berubah drastis setelah dia mengalami kecelakan parah hingga mengakibatkan dirinya mengalami kelumpuhan.

Sejak saat itu ia di kucilkan, di benci dan tak di anggap ada oleh keluarga nya. tidak hanya alasan itu saja namun ada alasan lain mengapa keluarga nya sangat membenci diri nya.

Semua kehidupan sudah berjalan hancur perlahan, dan kini dia di hadapkan oleh permintaan sang omah yang meminta nya untuk menikahi seorang Gadis yang tidak pernah dia kenal sama sekali.

Awal pertemuan saja gadis itu sudah benci dan lebih terkesan jijik melihat diri nya.

Mau tidak mau Revan menerima perjodohan ini demi permintaan sang omah dan keluarga nya. Kehidupan nya sama sekali tidak berubah, gadis itu sama sekali enggan melirik nya, bahkan sesekali gadis itu memarahi nya, dan juga menghina kekurangan nya.

Gadis itu berkata jika ia sangat malu memiliki suami tidak berguna seperti dia.

Olive Zellysta Margatha, berumur 18 tahun. Gadis cantik bak seorang dewi, berpenampilan menor, banyak cowok yang sangat ingin menjadi pacar nya.

Memiliki sifat manja, licik, dan suka membully.

Terpaksa menerima perjodohan dari sang mama tercinta. Ia harus menikahi anak sahabat nya yang bernama Revan.

Olive awal nya sangat ingin menolak perjodohan ini, apalagi ini akan memperburuk reputasi nya sebagai idola di sekolah.

Dia terus menyembunyikan rahasia pernikahan nya dengan Revan. Di belakang Revan, gadis ini sangat suka dengan seorang idola juga di sekolah nya, dia adalah salah satu most wanted terkenal.

Dengan terpaksa Olive menerima perjodohan ini agar kedua orang tua nya tidak menghentikan uang jajan nya.

Revan dan Olive menikah saat usia mereka masih berusia 17 tahun. Keseharian olive berjalan dengan baik namun sesekali dia sering kesal dengan kemunculan Revan di hidup nya.

Sementara Revan dia justru merasa sangat menderita dengan sikap kasar olive. Bahkan sering kali olive mendorong nya hingga jatuh dari kursi roda.

Dan hal yang tidak di inginkan pun terjadi, Olive berniat membunuh Revan dengan mendorong Cowok itu ke kolam renang.

'Lo memang pantas mati Revan.' Batin olive.

Belum selesai melangkah, tiba-tiba saja olive yang berada di tepi kolam terpeleset jatuh ke dalam kolam renang juga.

Gadis itu tidak bisa bereng, pandangan nya mulai kabur, samar-samar dia melihat seseorang memegang tangan nya.

Semua pandangan olive seketika buyar.

'Tolong Gue! Gue gak mau mati!'

******

Di sebuah ruangan terlihat seorang gadis terbaring lemas tak berdaya di atas kasur dengan jarum infus menancap di punggung tangan kiri nya.

Perlahan kedua mata gadis itu terbuka, dia melihat seorang wanita paruh bayah dengan wajah khawatir terlihat jelas.

'Sial! Kenapa Gue ada disini sih? Kenapa Gue harus ganti peran ****** sialan ini! Kenapa gak orang lain aja?'

Wanita paruh bayah itu terlihat senang, terlihat jelas senyuman bahagia dengan air mata wanita itu.

"Olive!" panggil dia dengan nada lirih.

Emeli lila Margantha. Kerap di sapa Emeli, ia adalah ibu kandung olive, memiliki sikap ramah, penyayang, dan juga baik hati.

Olive adalah anak tunggal nya, satu satu nya putri kesayangan nya. Emeli sangat sedih ketika gadis itu kini terbaring tak sadarkan diri selama hampir 2 minggu.

'Dia kan nyokap nya si oli-, eh Olive maksud nya.'

Kania sudah menyadari semua nya dengan ingatan olive yang di berikan pada nya. Mau tidak mau gadis itu menerima diri nya bertransmigrasi ke tubuh Olive.

Gadis yang sangat menyebalkan bagi Kania. Kania sampai tak habis pikir mengapa olive tega melakukan itu pada suami nya sendiri, dan bodoh nya lagi kini dia lah yang harus menjalani kehidupan gadis itu.

(Mulai sekarang kita panggil Kania dengan nama Olive si pemilik tubuh.)

"Mama!" panggil Olive lirih.

Olive berusaha bangun dengan di bantu Emeli. Wanita itu segera memberikan air minum pada Olive yang sangat kehausan.

Emeli sangat senang kini Olive sudah siuman.

Sebenar nya itu karna sedari tadi di alam lain, Ia terus berteriak.

"Lega nya," Seru Olive sambil bersendawa sekali tadi.

"Kamu haus banget ya sayang?Minum nya kayak orang habis jelajah gurun pasir," Celetuk Emeli heran.

Olive tersenyum sekilas,"Emang haus banget ma, habis teriakin orang kena azab," Kata Olive cengingiran.

Emeli mengerutkan kening nya dia bingung dengan maksud olive, "Tumben kamu punya selera humor?" kata Emeli.

Sejujur nya dia memang memiliki selera humor yang tinggi, namun karna keadaan lingkungan yang tidak mendukung membuat Kania menjadi misterius.

Dan memang Olive kena azab karna perbuatan nya. Dan begitupun dengan dia yang kini juga harus menggantikan posisi Olive.

'Dasar kutu sialan itu, andai dia bersikap baik sama suami nya, Gue gak perlu gantiin posisi dia.' Batin Olive.

Kini dia terus mengumpati diri nya sendiri, dan yang di pikirkan Nya saat ini bagaimana dengan keadaan mayat nya.

'Sial, sampai mayat Gue gak di temuin orang gimana anjir? Ngenes banget hidup Gue, gak punya orang tua, tinggal seorang diri, sekarang mati dan transmigrasi jadi bini orang.' Batin Olive.

Emeli menepuk jidat gadis itu, hingga membuat sang empuh meringis,"kenapa diam aja? Mikirin utang?" tanya Emeli bingung.

"Enggak ma, lagi pusing aja." balas Olive berbohong.

"Yaudah kamu berbaring lagi gih. Mama ambilin makan dulu, kamu pasti kelaparan." ucap Emeli ramah.

Olive menganguk dan hendak berbaring lagi, namun tiba-tiba dia baru saja teringat dengan nasib suami nya, ia khawatir dengan keadaan Revan. Takut nya Cowok itu mati.

"Revan mana ma?" tanya Olive sambil melihat kesembarang arah, tidak ada tanda tanda Revan disana.

"Revan--"

"Revan dimana ma?" potong Olive dengan wajah khawatir.

"Revan, mama balikin ke keluarga nya, mama kesel gara gara dia kamu jadi ikut tenggelam." Ungkap Emeli dengan hati-hati.

"Astagfirullah ma!"

Olive menepuk jidat nya, pasti Emeli salah faham, dia mengira Revan lah yang membuat olive tenggelam padahal olive lah biang kerok nya.

"Ini bukan salah Revan ma, Olive harus temui Revan," Olive bergegas bangkit ,dia melepaskan paksa jarum infus di punggung tangan kiri nya.

Olive meringis sambil memekik "Atoh sakit!!!"

Olive bergegas bangkit ia hendak melangkah pergi namun langkah nya tiba-tiba saja terhenti.

"Mau kemana olive?" tanya Emeli bingung.

"Rumah keluarga Revan dimana ya

ma? Olive lupa," kata Olive cengingiran.

*********

perubahan sikap

Olive hendak melegang pergi setelah berganti baju, dia tampil simpel dengan hoodie hitam dan celana jins panjang, dan bodoh nya dia masih pakai sandal bulu bulu bermotif pikacu.

"Olive  ganti sandal dulu nak!" teriak Emeli ketika Olive sudah melegang pergi.

Emeli segera menghampiri gadis itu, sayang nya gadis itu sudah melegang pergi dengan mobil milik nya yang terparkir di depan Mansion.

Keluarga Olive bisa di bilang keluarga kaya raya.

"Buset! tu anak nyetir mobil?Setahu ku Olive nggak bisa nyetir, semoga aja mobil nya pulang dengan selamat tanpa kekurangan satu ban pun." ujar Emeli sambil berkacak pinggang.

Jujur emeli tidak menyangka Putri nya berubah sikap seperti ini?Aneh baginya sikap olive seperti berbanding terbalik dengan biasa nya.

***

Setelah tahu alamat Mansion keluarga Mavendra, Olive segera melesat cepat dengan mobil milik Emeli.

Untung saja Emeli mengijinkan nya untuk pergi menjenguk Revan. Ingatan yang Olive dapat jika keluarga  Revan itu sangat membenci Revan.

Olive tidak ingin Revan disana di perlakukan dengan kasar apalagi keadaan Revan itu sangat lemah. Olive kini bahkan mengutuki dirinya sendiri.

'Dasar cewek bego!! Seharus nya lo tu bisa terima kenyataan kalau suami lo tu nggak sempurna. Please jangan perlakuin dia kayak sampah!' Batin Olive.

Di kehidupan sebelum nya Kania sudah merasakan betapa pahit nya di kucilkan, di anggap aneh dan jadi bahan ejekan semua orang. Rasanya sangat sakit.

Walau selama ini dia mencoba mengabaikan semua itu, tetap saja dia merasakan kesepian, ia butuh seseorang untuk menemani nya, mendengar curhatan nya. Namun tidak ada seorang pun yang mau mendengarkan nya, bahkan dia tidak tahu wajah kedua orang tua kandung nya.

Sejak kecil Kania tinggal di panti asuhan, dan sejak usia 15 tahun dia memilih untuk tinggal sendiri. Dia mulai bersekolah sendiri, mencari uang dengan hasil dari balapan liar yang dia lakukan setiap ada kesempatan.

'Mau nggak mau Gue harus minta maaf sama Dia-, Suami Gue maksud nya.'

Tidak butuh waktu lama Olive tiba di mansion keluarga Mavendra. Jujur dia sangat kagum melihat betapa besar nya mansion tersebut.

"Buset!! Gede banget!Gue nggak nyangka kalau Revan Orang kaya," Kagum Olive sambil melebarkan kedua bola mata nya.

Mobil berhenti tepat di depan mansion. Olive segera turun dari mobil, dan betapa terkejut nya dia menyadari dia masih pakai sandal tidur.

"Bego!Gue lupa ganti sandal! masih pakai sandal pikacu lagi, ah bodoamatlah yang penting kan bukan swalo." Cerocos Olive sambil memandang sandal imut tersebut.

Seseorang menghampiri Olive, "Nona Olive anda sudah siuman?bagaimana kabar anda?" tanya Orang tersebut ramah, ia adalah Jons salah satu supir terpercaya di keluarga mavendra.

"Kabar Gue buruk, Gue harus masuk sekarang, permisi." Olive segera melangkah ke depan pintu, saat hendak membuka pintu. Pintu besar tersebut sangat susah di buka.

"Buset! Ni pintu keras amat sih kayak kehidupan Gue." kesal Olive sambil berkacak pinggang.

Seketika ide sesat pun muncul.

Brak!!

Brak!!

Olive mendobrak pintu besar itu dengan tendang maut nya namun tak kunjung terbuka.

"Nona jangan di tendang, begini cara buka pintu nona." Ujar Jons kemudian menekan salah satu tombol disisi pinggir kanan pintu.

Clek!

Pintu Besar tersebut terbuka otomatis.

"Wow! Kok Gue norak ya? Pakai tendang segala, untung nggak lepas kaki Gue! Makasih ya bye!!" Ucap Olive melegang pergi masuk sambil melambaikan tangan kecil ke arah Jons yang hanya geleng-geleng kepala.

"Saya yakin dia bukan Nona Olive, nona Olive tidak sebodoh ini." Guman jons bingung, mengapa bisa Olive lupa cara buka pintu, padahal Olive dulu sering bermain ke mansion ini hanya sekedar menyapa mertua nya.

"Permisi!" ujar Olive kembali lagi dengan cengingiran.

"Ada apa Nona?" tanya Jons.

"Kamar suami Gue dimana ya? Maaf Gue lupa, karna habis kepentok lantai kolam renang," tanya Olive sambil garuk-garuk kepala nya yang tak gatal.

Jons memberitahu dengan ditail kamar Revan. Belum sempat selesai, Olive sudah menghilang dari pandangan nya.

"Dia setan ya? Nongol tiba tiba, ilang nya juga tiba-tiba." heran Jons.

Gadis itu tampak kebingungan dia terlalu cepat bertindak sebelum mendengar ucapan jons dengan jelas. Ia tak menyangka jika mansion ini akan sebesar lapangan bola.

"Aduh! Nyasar Gue, ni dimana lagi?Nyari suami aja kayak nyari kecoak di  dalam got." Gerutu Kesal Olive.

"Ehem!"

"Kuntilanak!" kaget Olive.

Olive terkejut begitu berbalik badan ,ada Seorang pria berumur 25 tahun dengan stelan jas formal tengah memandang nya datar.

"Ngapain lo kesini?" Tanya pria tersebut, ia adalah Galang Putra Mavendra atau kerap di kenal Galang.

Putra sulung Keluarga mavendra, bukan putra kandung, Galang adalah anak dari sahabat kedua orang tua Revan yang di rawat oleh mereka. Kedua orang tua galang meninggal dunia karna kecelakaan pesawat.

"Nyari suami Gue, lo tahu di mana kamar Revan?Gue lupa soal nya, penjaga depan tu bacot nya kepanjangan pusing kepala Gue," Ujar Olive sambil bersedekap.

"Ngapain lo peduli sama dia?Bukan nya lo benci ya sama anak cacat itu?" tanya Galang dengan senyuman remeh.

'Ni orang mulut kayak ibu-ibu kurang sembako! Pengen Gue sumpal pakai sandal, tapi sayang, sandal Gue lebih mahal.' Batin Olive.

Olive menarik nafas lalu."lo nggak usah banyak bacot, buruan kasih tahu Gue dimana kamar Revan?" Ulang Olive dengan wajah malas.

"Memang nya penting untuk lo? Seharus nya lo senang, hidup lo nggak ke ganggu dengan anak cacat sialan itu." Remeh Galang.

Ingin rasa nya Olive meledak saat itu juga, memang nya Pria sialan ini pikir dia sama dengan Olive bego yang dulu.

"Btw, suami Gue emang cacat, tapi bukan anak pungut." Ucap Olive di tutup senyuman tengil nya.

"Sial," umpat Galang.

"Eh sorry! Itu aib lo ya? Lain kali anak pungut tu jangan banyak bacot. Lo tu lebih rendah, Goblok," Ucap Olive menekan kata akhir nya lalu tersenyum menyeringai.

"Gua bukan olive yang dulu, kalau lo pikir Gue sepemikiran sama lo, lo salah besar," Cetus Olive berbalik merendahkan Galang.

"Dan satu lagi, Gue nggak akan biarin lo bahagia di atas penderitaan Revan, suatu hari Gua yakin, gelar lo ini bakal runtuh--" jeda Olive.

Olive melangkah sedikit maju sambil meletakan jari telunjuk nya di jidat galang, sambil berucap,"Ingatlah sampah akan tetap kembali pada tempat nya."

"Gue udah ingat kamar Revan, Bye!! Anak pungut!!" Ujar Olive sambil melambaikan tangan meninggalkan galang yang geram.

"Dasar lo ****** sialan, Gue bakal balas lo." geram Galang.

*********

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!