NovelToon NovelToon

Hasrat Terlarang Abangku

Bab 1 Hasrat Terlarang Abangku

Sebuah mobil ambulance tiba di kediaman keluarga besar Adams, terdengar Isak tangis seorang gadis cilik bernama Nayla, gadis itu tampak sedang berada di dalam pelukan seorang pemuda yang merupakan kakaknya, Gerald.

"Mama ... Papa ...! Huhuhu." suara tangis memilukan dari gadis yang masih berusia sepuluh tahun itu.

"Sssttt! Kamu jangan khawatir Nay! Abang akan selalu menjagamu, meskipun Mama dan Papa pergi meninggalkan kita, tapi Abang akan selalu bersamamu, Abang akan selalu melindungi mu, adikku." Gerald memeluk sang Adik penuh kasih, sementara jenazah kedua orang tua mereka akan dikebumikan hari itu juga.

Sudarsono, pengusaha kaya raya dan istrinya mengalami kecelakaan tunggal yang menyebabkan mobil mereka jatuh ke dalam jurang, mereka meninggalkan dua orang anak, yaitu Gerald Adams dan Nayla Faranisa.

Saat itu usia Gerald masih 20 tahun dan Nayla 10 tahun, sesuai wasiat dari almarhum Papanya, Gerald sudah bisa mengurus bisnis sang Papa, karena usianya sudah menginjak 20 tahun, almarhum orang tua nya meminta Gerald untuk menjaga Adik perempuan satu-satunya.

Dalam suasana berkabung itu, Gerald berjanji di depan pusara Mama dan Papa nya bahwa Ia akan menjaga Nayla dan melindungi Adik perempuan nya itu.

"Aku berjanji, Pa, Ma! Aku akan selalu menjaga nya, Mama dan Papa beristirahat lah dengan tenang, Nayla akan bahagia bersama ku." ucap pria bertubuh sempurna itu. Putra pertama mendiang Sudarsono adalah pemuda yang tampan dan cerdas, karena ketampanan nya banyak gadis-gadis di luar sana mengejar cinta Gerald, tapi sayang dirinya tidak pernah menghiraukan gadis-gadis itu, karena Gerald telah mencintai gadis lain, tapi sayangnya perasaan nya itu terhalang sebuah tembok besar, sehingga Gerald terpaksa menyembunyikan perasaannya kepada gadis itu.

Setelah jenazah kedua orang tua mereka dikebumikan, Gerald dan Nayla kembali pulang ke rumah, Nayla yang merupakan anak perempuan satu-satunya, terlihat begitu bersedih, sang Kakak lah yang selalu menghibur nya, Gerald juga yang mengantarkan Nayla ke sekolah setiap hari Gerald selalu meluangkan waktunya untuk menemani sang Adik kemana pun juga, entahlah Gerald selalu menomorsatukan sang Adik daripada dia harus berkumpul bersama teman-teman nya.

Tak terasa delapan tahun berlalu, kini Nayla tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik, usia Nayla sekarang 18 tahun, saat ini Nayla masih duduk di kelas 12 SMA, hari-hari Nayla kini lebih sering bersama teman-temannya, sementara Gerald sekarang mulai sibuk di kantor, tapi Ia selalu memantau sang Adik meskipun dirinya disibukkan dengan urusan bisnis. Mereka hanya bertemu saat malam hari dan hari libur saja, karena siangnya mereka disibukkan dengan kegiatan masing-masing.

Malam itu Gerald sedang berada di ruang kerjanya, tiba-tiba Nayla sang Adik datang dan duduk di pangkuan sang Kakak begitu saja, hal itu sudah biasa bagi Nayla, sedari kecil Nayla sangat manja kepada sang Kakak, sampai Ia dewasa pun juga melakukan hal yang sama, dan bagi Nayla itu hal yang lumrah, karena mereka adalah saudara.

"Abang! Nay minta duit dong!" ucap gadis itu sembari duduk di pangkuan Gerald yang sedang memeriksa beberapa dokumen. Tentu saja apa yang dilakukan oleh Nayla membuat Gerald menghela nafasnya.

"Hehehe iya nanti Abang kasih, tapi kamu turun dulu dong, Abang mau memeriksa dokumen-dokumen ini sebentar!" pinta Gerald sembari menatap wajah sang Adik yang kini terlihat berbeda. Sejenak Gerald tak mengedipkan matanya saat Nayla menjawabnya dengan suara manja. "Hmm bener ya bang! Besok Nayla mau jalan-jalan sama teman-teman, sebenarnya Nay kangen di ajak Abang jalan-jalan, udah lama kita nggak jalan-jalan, Abang udah nggak sayang lagi sama Nay?" jawab gadis itu sembari mengerucutkan bibirnya.

"Kamu cantik sekali Nay, shiiit apa-apaan ini!" batin Gerald saat mengagumi kecantikan wajah sang Adik yang sejenak membuatnya lupa jika mereka adalah Kakak beradik. Apalagi Nayla kini duduk di pangkuan nya, sejenak Gerald merasa ada sesuatu yang membuat nya mengeluarkan keringat dingin.

"Ih Abang kenapa? Kok keringatan gitu?" tanya Nayla sembari mengelap wajah sang kakak dengan tangannya, tentu saja apa yang dilakukan Nayla membuat Gerald gagal fokus, justru dirinya memperhatikan bibir sang Adik yang terlihat kian merekah itu.

Hampir saja Gerald kehilangan kendali, pria yang kini berusia 28 tahun itu, terlihat mulai mendekati bibir cantik sang Adik dan hampir saja Ia menciumnya, tapi Nayla tiba-tiba saja memalingkan wajahnya karena Ia sedang mencari tisu untuk mengelap keringat Gerald yang masih membasahi wajah tampannya.

Setelah Nayla melihat kotak tisu di atas meja kerja Gerald, gadis itu langsung mengambil dan mengusapkannya pada dahi sang Kakak, sementara Gerald hanya bisa menghela nafasnya, hampir saja Ia mencium bibir sang Adik.

"Eh Abang kenapa? Kok kayak gugup gitu? Sini Nay bersihin keringat Abang, oh ya Bang dapat salam dari Kak Meyla," ucap Nayla mengalihkan topik pembicaraan.

"Meyla? Abang sudah bilang sama dia supaya tidak terlalu mengharapkan Abang, karena Abang nggak cinta sama dia."

"Jangan gitu dong, Bang! Kasihan loh Kak Meyla, kurang apa coba, dia cantik, pintar, kaya lagi, tapi Abang masih jutek gitu sama dia, kapan Abang punya pacar kalau kek gini caranya, nanti Abang nggak nikah-nikah loh, bakal jadi bujang lapuk, mau?" rupanya ucapan Nayla langsung mendapat jawaban dari sang Kakak.

"Kan ada kamu, buat apa Abang cari jodoh lagi." seketika Nayla melotot kan matanya saat mendengar pengakuan Gerald.

"Diihh Abang! Bercanda nya jangan kelewatan dong! Nggak mungkin lah itu, ada-ada saja Abang ini, kita saudara Bang! Ingat itu!"

...BERSAMBUNG ...

...Hai sayangku, kali ini author menyajikan novel yang cukup Wow temanya, yaitu cinta terlarang, mohon dukungannya ya bestie ku. Jangan lupa favorit kan dulu untuk mendapatkan notifikasi update berikutnya, dan setelah itu like komen beri hadiah dan vote nya 🥰🥰🥰 ...

Bab 2 Hasrat Terlarang Abangku

"Saudara? Hmm ya ya, kita memang saudara. Ya sudah sekarang kamu turun, nanti Abang kasih uangnya, dasar manja!" seru Gerald sambil mencubit hidung sang Adik. Tentu saja Nayla tahu jika sang Kakak akan mencubit hidungnya dan Ia berusaha menghindari cubitan sang Kakak dengan memeluk langsung tubuh Gerald.

"Ihh apaan sih Abang! Nggak mau nggak mau!" sontak apa yang dilakukan oleh Nayla tentu saja membuat jiwa kelelakian nya bangkit, Gerald pria normal Ia tahu jika sang Adik bukan lah anak kecil lagi. Tubuh mereka begitu dekat tentu saja Gerald harus bisa menahannya sekuat mungkin, agar sang Adik tidak curiga jika dirinya tengah merasakan sesuatu yang membuat sebagian besar laki-laki terasa begitu sesak dan menyiksa.

"Nay sudah dong! Lepaskan Abang, gimana Abang mau ambilin kamu uang jika kamu seperti ini, Abang nggak bisa nafas nih!" rintih Gerald saat dirinya benar-benar tidak bisa menguasai gejolak nya yang teramat aneh itu.

"Shiiit! Kenapa harus dengan kamu, Nay!" batin pria berwajah maskulin itu. Mendengar keluhan dari Gerald, Nayla kemudian melepaskan pelukan nya dari tubuh sang Kakak, tapi dia masih duduk di atas paha Gerald sembari memainkan ujung rambutnya.

Dengan nada manja, Nayla ingin menceritakan sesuatu kepada sang Kakak tentang apa yang beberapa hari ini terjadi di sekolahnya.

"Bang!"

"Hmm apa lagi! Ayo turun!" titah Gerald yang terus memaksa Nayla untuk turun dari pangkuannya.

"Abang kenapa sih, Aku ini kan Adik Abang! Nay cuma ingin bercerita sama Abang, apa Abang udah nggak sayang lagi sama Nay?" ucap Nayla sembari mengerucutkan bibirnya.

Mendengar ucapan dari Nayla, Gerald tersenyum dan mencubit pipi Nayla sembari berkata, "Kamu tuh memang manja banget sih, siapa bilang Abang sudah tidak sayang, Abang selalu menyayangi mu, kasih sayang Abang sama kamu tidak akan pernah berkurang sedikitpun, justru bertambah setiap harinya, sekarang Katakan apa yang ingin Adikku bicarakan? Katakanlah!" ucap Gerald sembari menunggu Nayla mengatakan apa yang ada dalam hatinya.

"Tapi sebelumnya, Abang jangan marah, ya! Hmm tadi siang Nayla ditembak teman cowok Nayla, Bang!" mendengar penuturan dari sang Adik, seketika Gerald marah dan tidak suka jika ada teman cowok sang Adik berusaha mendekatinya.

"Apa? Kamu ditembak teman cowok mu? Siapa yang berani menembak Adikku? Terus apa yang kamu jawab?" Gerald terlihat serius saat mendengar pengakuan Nayla jika gadis itu ditembak salah satu cowok populer di sekolahnya.

"Ya Aku jawab iya, Bang! Aku juga suka sama dia, jadi hari ini kita resmi pacaran." Gerald terlihat mengepalkan tangannya, Ia benar-benar tidak menyukai ini, bagaimana bisa Nayla menerima cowok yang belum diketahui baik tidaknya.

"Dengar, Nay! Abang tidak suka kamu pacaran, kamu harus melanjutkan sekolah mu dulu, pokoknya Abang tidak suka kamu dekat-dekat dengan teman-teman cowok kamu!" seru Gerald dengan wajah kesal, sungguh dirinya sangat tidak rela jika sang adik menjalin kasih dengan cowok lain.

"Dihh apaan sih Abang, terserah Nayla dong, Nayla udah gede, Bang! Nay udah 17 tahun, Nay nggak akan macam-macam kok, Satrio cowok yang baik, pengertian, lembut, tampan, hmm pokoknya dia tuh benar-benar cowok idaman banget, Bang!" mendengar Nayla memuji pria lain, sontak Gerald melarang Nayla untuk menerima cinta Satrio dan berhubungan dengan laki-laki itu.

"Cukup! Kamu tidak usah bicara lagi, sekarang dengarkan Abang, Nay! Sekarang Aku melarangmu untuk berpacaran dengan pria manapun, jadi jangan coba-coba kamu melanggar perintah ku!" ucap Gerald sembari menatap wajah Nayla dengan serius..

"Apaan sih, Bang! Abang punya hak apa melarang-larang ku untuk menjauhi Satrio, dia cowok yang Nay suka, dah ya Abangku sayang nggak usah khawatir, Nay bisa jaga diri kok, Nay tahu kekhawatiran Abang, Nay janji nggak bakalan macem-macem, suerr!" ucap Nayla sembari menatap wajah sang Kakak, sementara Gerald merasa semakin aneh dengan perasaannya, Ia benar-benar tidak rela jika Nayla menyukai dan berpacaran dengan teman sekolahnya.

"Abang sayang banget sama kamu, Nay! Abang tidak akan membiarkan laki-laki manapun menyakiti hati mu, kamu adalah hidup Abang." ucap pria itu sembari membalas tatapan mata Nayla dengan mesra, sejenak Nayla merasa ada yang aneh dengan tatapan sang Kakak, dengan cepat Ia pun mengalihkan perhatian dengan menagih uang jajan yang Ia minta tadi.

"Hmm oke, Bang! Sekarang mana duitnya, setelah ini Nay mau tidur, ngantuk! Besok Nay mau jalan-jalan sama teman-teman." mendengar itu Gerald langsung mengambil dompet dan mengambilkan beberapa lembar uang berwarna merah untuk sang Adik.

"Hmm ... apa masih kurang?" seru Gerald sembari memberikan uang itu kepada Nayla. Nayla menerima nya dengan senyum lebar, Ia pun menerima uang itu dan terlihat menghitungnya sejenak.

"Waahh ini banyak banget, Bang! Makasih ya Abang, Nay sayang banget sama Abang, muacchh!" seketika Nayla memeluk dan mencium pipi Gerald.

"Nayla Nayla, plis Nay! Jangan lama-lama kamu berada di sini, Aku bisa saja khilaf, Nay!" batin Gerald yang sudah terasa sesak nafas atas dan juga sesak nafas bawah.

Setelah itu Nayla pun beranjak berdiri dari pangkuan Gerald, Ia pun segera pergi dari ruang kerja setelah mendapatkan uang jajan dari Gerald, dengan wajah ceria dan senyum yang merekah, Nayla pergi dengan gaya centilnya, sungguh Gerald hanya bisa menatap dan berusaha kuat untuk tidak menyentuh sang Adik.

"Nayla! Aku tidak tahu sejak kapan perasaan ini muncul, tapi rasa sayang ini bukan hanya sekedar rasa sayang Abang terhadap Adiknya, tapi lebih dari itu, Abang mencintai mu, Nay!"

...BERSAMBUNG...

...Untuk melengkapi kehaluan kalian, othor kasih visual tokoh utama nya ya, selamat berhalu ria 🥰🥰🥰...

Visual Nayla Faranisa

Visual Gerald Adams

Bab 3 Hasrat Terlarang Abangku

Nayla pergi ke kamar tidur, sejenak Ia merasa ada yang aneh dengan Gerald, tatapan bola mata itu membuat Nayla sedikit meremang, sebagai Adik Ia tahu betul bagaimana sifat sang Kakak, kali ini tatapannya sungguh berbeda.

"Si Abang kenapa, ya! Kok sekarang beda banget?" pikir Nayla sembari merebahkan tubuhnya di atas ranjang seusai dirinya menyimpan uang yang baru saja diberikan oleh Sang Kakak. Ia pun bergegas untuk tidur mengingat besok dia harus bangun pagi-pagi, karena besok dia akan pergi bersama Satrio, cowok yang sekarang menjadi pacar Nayla. Satrio, cowok tampan, tajir dan dikejar-kejar banyak cewek yang populer di sekolah Nayla, Ia juga adalah anak seorang pengusaha kaya raya yang bernama Arthur, dimana dia adalah musuh bisnis Gerald.

Nayla mulai mematikan lampu meja dan beranjak tidur, tak berselang lama seseorang masuk ke dalam kamar Nayla yang sudah gelap itu, gadis itu terlihat sedang tidur pulas, sementara sepasang mata tengah mengintai Nayla yang tidur dengan merangkul guling kesayangan nya.

Perlahan sebuah tangan merambat dan membelai pipi Nayla yang putih bersih itu. Tangan itu membelainya dengan lembut, sesekali Nayla bergerak ke arah samping memperlihatkan wajahnya yang begitu damai dalam tidur malam ini.

"Kamu cantik sekali, Nay! Sangat cantik ... Aku tidak mau orang lain memiliki mu, Aku akan terus menjagamu, sampai kapanpun Aku tidak rela jika ada orang lain yang mencintaimu, karena hanya Aku lah orang yang berhak mencintai mu, Adikku!"

Rupanya Nayla belum menyadari jika sang Kakak datang ke kamar nya, Gerald mencium kening sang Adik sebelum dirinya pergi ke kamarnya, sungguh pria itu telah mencintai Adiknya, perasaan terlarang itu semakin kuat dalam hati seorang Gerald, apalagi sekarang sang Adik telah tumbuh dewasa, sejenak Gerald memandangi Nayla yang sedang tertidur, wajah cantik, kulit putih bersih apalagi sekarang bagian tubuh Nayla telah tumbuh membesar, Gerald menelan ludahnya sendiri, tangan gagah itu terlihat mulai membuka kancing baju Nayla, ia mulai tidak tenang kala rasa ingin nya untuk menyentuh sang Adik.

"Maafkan Abang, Nay! Tidak ... Aku benar-benar tidak bisa." karena Gerald tak tahan lagi menahan hasrat yang tiba-tiba itu, Ia pun memutuskan untuk segera keluar dari kamar Nayla. Gerald memutuskan untuk keluar dari kamar Nayla sebelum bisikan liar itu semakin membakar jiwanya.

Suara pintu tertutup yang sedikit keras, membuat Nayla terkejut dan Ia membuka matanya, baru saja dirinya terlelap, mendengar pintu kamar yang ditutup cukup keras membuat gadis itu terbangun.

Nayla beranjak turun dari tempat tidur nya, sejenak Ia terkejut melihat kancing atas bajunya yang tiba-tiba terlepas, dengan segera Nayla memasang kancing baju yang sudah terlepas dua biji itu, sehingga sedikit memperlihatkan belahan dadanya yang masih terlihat mengkal, Ia pun segera berlari menuju ke pintu untuk menutup dan menguncinya.

"Ada apa ini, kenapa perasaanku tiba-tiba nggak enak, ya! Apa ada yang masuk ke kamar ku? Apa itu Bang Gerald? Ah nggak mungkin, hmm mungkin cuma perasaan ku saja." batin Nayla sembari melanjutkan tidur nya.

*

*

*

Keesokan harinya, Gerald bangun lebih pagi karena hari ini Ia ada pertemuan penting dengan kolega bisnis nya, sehingga Nayla pun sudah tidak mendapatkan sang Kakak pagi ini.

"Abang kemana, Bi?" tanya Nayla kepada Bi Jum, asisten rumah tangga yang setia mengabdi kepada keluarga Adams selama 20 tahun, meskipun Sudarsono dan Istrinya telah meninggal, tapi Bi Jum tetap setia karena wanita itu sangat menyayangi Nayla, wanita itu juga yang membantu merawat Nayla saat masih bayi dengan memberikan air susunya untuk Nayla. Nayla pun sangat menyayangi Bi Jum seperti ibu kandungnya sendiri, karena bagaimanapun juga Bi Jum adalah Ibu susunya.

"Tuan muda Gerald sudah berangkat Non, pagi sekali dia berangkat, katanya ada rapat penting." jawab Bi Jum.

"Oh ... ya sudah, Nay berangkat dulu ya, Bi!" pamit Nayla sembari mencium tangan Bi Jum yang sudah Ia anggap sebagai Ibunya.

"Hati-hati, Non!" Bi Jum terlihat begitu bahagia melihat Nayla yang sekarang tumbuh dewasa menjadi gadis yang cantik, Bi Jum tak menyangka jika putri dari sang majikan telah menjadi wanita dewasa.

"Kamu sudah besar, Nak! Seandainya Tuan dan Nyonya masih ada, pasti mereka bahagia sekali melihat mu tumbuh menjadi seorang gadis yang periang dan sangat cantik, siapapun orang tua mu, Aku yakin mereka pasti akan menyesal telah membuang mu saat itu." batin Bi Jum kala mengingat kejadian delapan belas tahun silam.

*

*

*

Sementara itu Nayla kini bertemu dengan teman-teman nya, tentu saja ada Satrio yang akrab disapa Rio, pacar Nayla.

"Hai Nay! Kamu cantik sekali hari ini?" puji Rio kepada Nayla.

"Bisa aja kamu," Nayla terlihat malu-malu, sementara dua sahabatnya Rita dan Neli terlihat menggoda dua pasangan sejoli itu.

"Cie cie! Hmm ada yang lagi kasmaran nih!" goda Rita.

"Ce ileee ... yang baru jadian, bahagianya! Jadi iri." sambung Neli sembari menyikut tangan Nayla.

"Diih apa-apaan sih kalian," balas Nayla sembari tersenyum malu. Hari itu mereka berada di sebuah Cafe, hari ini bukanlah hari Minggu, sekolah mereka sedang cuti karena ada renovasi sekolah selama tiga hari, maka dari itu mereka memutuskan untuk pergi nongkrong di Cafe dekat kantor Papanya Rio. Mereka terlihat bersenang-senang dan bersenda gurau, sementara Rio dan Nayla terlihat duduk berdua di salah satu sudut ruangan sembari melihat suasana dalam Cafe.

Karena terlalu asyik Nayla berada di Cafe dan tentunya karena ada sang pacar yang menemani, membuat Nayla lupa pulang, hingga malam hari Nayla belum juga pulang.

Sementara di rumah, Gerald yang sudah ada di rumah, menunggu kedatangan sang Adik, Ia terlihat begitu cemas dengan Nayla, bagaimana bisa sang Adik belum pulang juga, sementara jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.

"Nayla! Kemana saja kamu, jam segini belum juga pulang!" Gerald terus melihat ke arah arloji nya, sembari memperhatikan jalan raya berharap Nayla segera pulang. Ia pun telah memerintahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan Sang Adik. Tapi, sampai sekarang sang Adik belum juga pulang.

Tak berselang lama sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan rumah Gerald, tentu saja Gerald langsung melihat mobil siapa yang datang, seketika Gerald terkejut saat melihat Nayla turun dari mobil yang membuat Gerald mengingat sesuatu.

"Mobil itu? Sepertinya Aku tahu siapa pemilik mobil itu, sialan! Berani-beraninya dia deketin Nayla, ini tidak bisa dibiarkan!" Gerald terlihat mengepalkan tangannya saat melihat siapa yang mengendarai mobil tersebut yang tak lain adalah seseorang yang sudah Ia kenal.

Setelah Nayla turun bersama sang Pacar, gadis itu masuk ke dalam rumah hendak mengenalkan Rio kepada Gerald. Namun, belum sampai masuk ke dalam rumah, Gerald sudah pasang badan berdiri di tengah-tengah pintu menghadap Sang Adik dan pacarnya.

Tentu saja Nayla sangat terkejut, saat melihat Gerald yang tiba-tiba berdiri di sana.

"Eh Abang! Oh ya Bang! Kenalin ini Rio, pacar Nayla!" seru Nayla sembari tersenyum berharap Sang Kakak menyukai pacarnya itu. Namun, apa yang terjadi selanjutnya benar-benar tidak bisa Nayla duga, Gerald langsung memukuli Rio, tentu saja Nayla spontan melerai mereka berdua.

"Kamu! Berani-beraninya kamu deketin Adikku, kamu tahu Aku tidak akan biarkan kamu menyentuh Nayla, mengerti!" seru Gerald sembari memukuli Rio yang tentu saja Ia juga tidak mengerti kenapa Gerald memukuli nya. Rio pun membela diri dengan memukul balik Gerald, sehingga perkelahian itu tidak bisa dihindarkan.

"Stooooppp! Berhenti! Kenapa sih, kayak anak kecil saja!" Nayla berteriak kepada dua pria itu sembari memisahkan keduanya.

"Abang! Abang itu kenapa sih! Main pukul saja, kayak preman tahu nggak." umpat Nayla yang begitu kesal melihat sikap Gerald yang tiba-tiba memukuli Rio. Nayla pun melihat kondisi Rio yang berdarah di ujung bibirnya.

"Rio! Kamu nggak apa-apa, kan?"

"Aku nggak ngerti dengan sikap Abang kamu, dasar kriminal! Aku pulang!" seru Rio sembari pergi meninggalkan rumah mereka.

"Rio tunggu! Maafkan Abang Rio, tunggu!" Nayla mencoba merayu Rio agar tidak pergi, namun rupanya Rio terlanjur tersinggung dengan apa yang dilakukan oleh Gerald, sementara itu Gerald terus menarik tangan Nayla agar sang adik tetap berada di sampingnya.

"Mau kemana kamu, Nay! Kamu di sini saja!" Gerald terus menahan tangan Nayla agar adiknya tidak mengikuti Rio pergi.

Akhirnya Rio pun pergi meninggalkan rumah Nayla, seketika itu Nayla menangis dan menatap wajah sang Kakak penuh kebencian.

"Aku benci kamu, Bang! Aku benci Abang!" setelah mengatakan itu kepada Gerald, Nayla langsung masuk ke dalam kamar dan menguncinya.

"Maafkan Aku, Nay! Laki-laki itu tidak pantas untukmu, dia putra Arthur, Aku tahu betul siapa dia, pemuda itu pemuda brengsek, dia pasti hanya mempermainkan mu Nay! Tidak akan Aku biarkan itu terjadi." gumam Gerald sembari memperhatikan sang Adik yang tengah merajuk.

...BERSAMBUNG...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!