...HAPPY READING...
...***********...
Namanya Seara atau bisa disebut Seara Evelyna Askara. Gadis yang pintar yang penuh pesona. Kemana ia berjalan semua mata menatapnya. Kulit putih nan mulus, rambut hitam kelam panjang dan bergelombang, hidung mancung, mata hitam nanti tajam dan mata merahnya yang bercahaya saat ia melepaskan softlens nya, bibir mungil yang indah, tinggi 172 cm, badan langsing, dan bentuk wajah yang sempurna.
Selain fisiknya yang sempurna ada bakat dan keahlian yang begitu berlimpah. Baik di bidang akademik dan non akademiknya semua unggul. Bela diri seperti Taekwondo, Silat, Karate. Alat musik seperti Piano, Biola, Gitar, Drum, Suling, Kecapi. Bahasa asing seperti Inggris, Jepang, Korea, Prancis, dan Jerman. Menyanyi, menari, memasak, melukis, dan berakting.
Dirinya sudah cukup untuk menjadikannya sempurna. Semua itu yang menjadikannya yang pertama. Sejak kecil sampai dirinya sekarang dia lah yang Pertama di sekolah. Pialanya yang bertumpuk di ruangan khusus adalah bukti tentang kemenangannya.
Tutur bahasa dan gerak tubuhnya yang anggun juga menjadi ciri khas nya. Bersekolah di sekolah yang unggul salah satu caranya. Setelah kejadian di masa lalunya yang cukup kelam membuatnya menjadi ambisius akan segala hal dan rasa tak ingin kalahnya yang semakin besar.
Semua yang ia bangun hancur seketika karena dirinya. Penyesalan yang besar dan rasa tak terima akan semua hal membuat Seara berubah secara perlahan. Bertemu dengan orang orang baru dan menerima hal hal baru untuk mengubah hidupnya.
Satu persatu terkuak semua yang ditutupi oleh orang orang perlahan mulai terkuak, rahasia ayahnya, ibunya, ibu asuhnya, dan dirinya perlahan terkuak.
Kenapa ia ada dan kenapa bisa hidup semua akan terkuak.
Ruang rahasia?
Kalung?
Nama?
Mata?
Semuanya penuh dengan pertanyaan.
Siapa Seara?
Kenapa ia bisa ada?
Siapa ia sebenarnya?
Kenapa ia bisa hidup?
Dan kenapa semua ini terjadi?
Bertahun-tahun ia melatih kemampuannya dan keahliannya untuk balas dendam pada seseorang.
Pindah ketempat baru dan menemukan mangsanya yang hidup bahagia membuat Seara tertawa dalam hati.
Akankah kejadian kelam dimasa lalunya dapat ia balas kan?
**********
Preview Kisah Seara.
"Mama menyayangi Sea kan?"
"Namaku Chloe hiks.. Aku habis dimarahin Ayahku hiks... Aku benci Ayah hiks.."
"Ah, nama saya Natasha Askara dan anakku namanya Seara Askara. Salam kenal Tuan Leonardo."
"Ahh, gadis kecil siapa namamu?"
"Ehh, kelas dua?"
"Ia, Seara. Kamu terlalu mendominasi di kelas 1! Ibu takut kamu menghambat yang lainnya. Semua pertanyaan yang ditanyakan, kamu dulaan yang jawab! Kan kasihan yang lain!"
"Dia siapa Papa?"
"Gadis jelek!"
"Besok aja! Besok ada Ujian Bahasa Inggris! Aku tidak ingin nilai ku merah!"
"Kamu lemah ya!"
"Hahahaha.. Papa tidak sedih! Tenang saja! Semua yang dilakukan Mama itu untuk kita! Mama adalah Malaikat pelindung kita!"
"Papa menyayangimu Seara!"
"Selamat, Seara! Kamu menduduki peringkat pertama di tes pertamamu di kelas 2!"
"Kau pasti menggunakan jalur belakang kan?"
"Aku melakukannya dengan baik kan, Natasha?"
**********
...SEARA EVELYNA ASKARA...
..."Ingin mengalahkan ku?"...
..."Aku lah yang akan jadi pertama!"...
..."Kita bukan sahabat tapi teman sementara!"...
..."Aku benci pertemanan! Semua hanya kebohongan yang dilakukan untuk ku!"...
..."Kau adalah pencuri yang menjijikan!"...
..."Aku benci semuanya!"...
..."Jangan katakan aku tak pernah memberitahu kalian ya!"...
..."Janji persahabatan adalah Sampah!"...
..."Semua menjijikan!"...
..."Aku benci kalian yang ada dimasa laluku!"...
HAPPY READING
**********
"Mama menyayangi Sea kan?" Tanya gadis kecil bersurai hitam panjang dengan pita merah yang mengikat surai hitamnya. Mata merahnya menatap ibunya yang sedang memotong sayuran. Gadis itu Seara. Ia dengan sabar dan antusias menatap ibunya.
Wanita paruh baya yang sedang ditanyai gadis kecil itu segera berjongkok menyamai tinggi mereka. Tangannya mengelus elus rambut hitam itu dengan lembut.
"Tentu saja! Seara kan malaikat kecil Mama. Cinta mama sangat besar untuk Sea loh..." Wanita itu tersenyum diakhir kalimatnya. Tangannya perlahan turun dan mencubit pelan pipi tembem Seara.
"Kamu harus belajar loh, Seara! Ingin jadi yang yang pertama kan?" Wanita itu kembali memotong sayuran. Seara itu mengangguk menanggapi pertanyaan Mamanya.
Ia harus jadi yang pertama supaya Mamanya sayang kepadanya. Ia segera berbalik dan berlari menuju kamarnya dilantai dua.
"Aku akan jadi yang pertama dari sekarang dan selamanya hanya untukmu Mama!" Teriaknya sambil berlari menuju kamarnya.
Wanita yang mendengar teriakan anaknya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.
"Tentu saja kau harus jadi yang pertama."
________________________________________
"Mama, Papa!" Panggil Seara dengan gaun merah selutut dengan sepatu yang warnanya serupa. Itu membuatnya terlihat sangat imut dan rambutnya yang di ikat dua juga menambah keimutannya. Kaki kecilnya berlari pelan menuju sofa diruang tamu.
Hari ini sekolah sedang libur, Ia ingin jalan jalan dengan kedua orang tuanya. Ia dapat melihat kedua orang tuanya sedang menonton film di televisi. Saat mendengar teriakannya orang tuanya menatap kearahnya.
"Anak Papa ini kenapa? Kok berteriak sih?" Tanya laki laki yang usianya cukup tua namun masih terlihat tampan. Usianya dengan usia istrinya berbeda 12 tahun walau cukup jauh tapi ia tak terlalu tua jika pertama kali melihatnya.
"Sea ingin pergi ke taman bermain sekarang!" Seara mengepalkan kedua tangannya di depan dada sambil menatap kedua orang tuanya dengan memelas.
"Ehh, harus sekarang? Papa ada kerja loh.." Wanita yang merupakan ibunya itu menatap bingung suaminya.
"Sea maunya sekarang!" Seara mengeluarkan jurusnya. Perlahan air bening keluar dari sudut matanya. Orang tuanya hanya bisa menghela nafas dan mengambil ponsel. Laki laki itu segera meminta izin kepada Bos sekaligus temannya itu. Ia hari ini tak terlalu banyak perkerjaan dan tak ada rapat.
"Baiklah ayo kita ke taman bermain!" Ucap laki laki itu.
"Zeo, apa tidak apa apa?" Tanya istrinya sambil menatap khawatir sangat suami.
"Emm, tidak apa apa kok. Nata, sebaiknya kau segera bersiap siap. Sea akan marah kalau terlalu lama menunggu." Laki laki itu mendorong istrinya menuju kamar untuk bersiap siap.
Selagi orang tuanya bersiap siap, gadis kecil itu sedang asik menunggu di depan rumah yang kebetulan ada taman di depan rumahnya. Di sana ada sebuah ayunan dan beberapa mainan lainnya.
Kakinya berlari untuk menduduki ayunan. Sambil menunggu kedua orang tuanya bersiap siap ia asik bermain ayunan dengan menggoyang goyangkan ayunan pelan pelan.
Seorang gadis berambut pendek berjalan kearahnya. Gadis itu tampak sedih dengan wajah penuh air mata yang menetes.
"Boleh aku duduk bermain disini?" Tanya gadis berambut pendek itu yang tentunya di balas dengan anggukan.
"Namaku Chloe hiks.. Aku habis dimarahin Ayahku hiks... Aku benci Ayah hiks.." Gadis bernama Chloe itu menjelaskan alasan menangis
Seara hanya bisa diam. Ia baru mengenal gadis itu dan tak bisa ikut campur dalam masalahnya. Tangannya mengambil sebuah kain dan memberikannya kepada gadis itu.
"Tidak baik menangis. Kata Mamaku nanti wajah kita jadi jelek!" Seara memberikan kain itu dengan senyuman manis di wajahnya. Gadis yang melihat senyuman Seara ikut tersenyum. Ia mengambil kain itu dan mengelap air matanya yang tadi menetes.
"Tapi kata Ayah Chloe adalah gadis yang paling cantik di dunia ini." Kata Chloe dengan bangga. Senyuman manis akhirnya terukir di wajahnya.
"Hah, aku yang paling cantik!" Balas Seara. Dia merasa wajahnya lebih cantik dari pada gadis kecil didepannya.
"Berapa umurmu?" Tanya Chloe. Ia menunjuk Seara dengan tatapan yang penuh penasaran.
"Umurku 6 tahun!" Kata Seara. Ia menatap bingung gadis di depannya yang tiba tiba bertanya.
"Aku 7 tahun. Aku lebih tua maka dari itu aku paling cantik. Aku tidak peduli apapun aku lebih cantik. Pokoknya aku!" Teriak Chloe dengan membara bara.
Seara hanya dia dan akhirnya mengangguk. Kata Ayahnya ia tidak boleh membuat orang lain tidak suka padanya. Ia harus menjadi orang yang di sukai banyak orang maka dari itu ia tak akan membuat kesal gadis itu. Seara hanya menghela nafas dan kembali duduk di atas ayunannya.
"Hei, gadis jelek! Siapa namamu?" Tanya Chloe. Seara jadi semakin kesal dengan pertanyaan gadis itu.
'Dia anak nakal! Padahal beberapa saat lalu ia menangis. Ada apa dengannya?' batin Seara.
"Seara." Jawab Seara dengan singkat.
"Dorong aku Seara!" Seara yang mendengar perintah Chloe hanya menatap dengan kesal.
"Ahh, maaf aku harus pergi!" Kata Seara dan mulai berjalan pergi dari sana namun baru beberapa langkah ada seseorang yang berteriak walau bukan namanya yang di teriaki, ia kaget dan berbalik.
"Chloe, kau baik baik saja kan?" Tanya seorang laki laki dewasa dengan jas yang membuatnya terlihat tampan. Laki laki itu memegang kedua bahu Chloe lalu memeluknya.
"Ayah!" Teriak Chloe ia terkejut ayahnya ada disini.
"Hah, dasar anak nakal membuat orang lain khawatir saja." Laki laki itu segera menggendong anaknya dan berjalan kearah Seara yang berada tak jauh dari mereka.
"Kamu teman barunya Chloe?" Tanya laki laki. Seara mengangguk dan menyebutkan namanya.
"Ia, kami baru berkenalan beberapa saat yang lalu. Namaku Seara. Salam kenal Paman!" Seara tersenyum dan menjawab pertanyaan laki laki itu.
"Seara!" Teriak seorang wanita dari arah belakang Seara. Seara segara berbalik dan melambai kearah Wanita itu.
"Mama!" Teriak Seara.
Wanita itu berdiri dan segera menggenggam tangan Seara.
"Maaf, anakku tidak berbuat sesuatu kan?" Tanya Nata. Ia menatap kearah Chloe dan ayahnya.
"Ahh, dia anak yang baik. Emm, saya Leonardo Elvaret." Laki laki itu mengulurkan tangannya mengajak berjabatan tangan.
"Ah, nama saya Natasha Askara dan anakku namanya Seara Askara. Salam kenal Tuan Leonardo." Balas Nata sambil berjabat tangan.
"Leo saja!" Leo sambil tersenyum menatap Nata.
"Ah, baiklah. Kami pergi dulu. Sampai jumpa, Leo!"
Akhirnya Seara dan Mamanya berjalan kembali kerumah. Seara menatap Mamanya yang tersenyum senyum sambil berjalan kearah rumah mereka yang dekat dari taman itu.
"Seara, Nata! Kalian lama sekali. Siapa pria tadi?" Tanya Aya Seara yang bernama Zeo.
"Ahh, tadi adalah orang tua teman barunya Sea. Benarkan Sea?" Tanya Nata.
"Emm, nama gadis kecil tadi Chloe! Dia gadis baik!" Seara tersenyum manis.
'Tapi, dia juga menjengkelkan!' batin Seara. Ia segera membuka pintu mobil dan segera masuk kedalam.
________________________________________
"Seara mau itu!"
"Papa itu sangat manis!"
"Apa itu akan membuat kita mati?"
"Pa, boneka disana sangat besar!"
"Papa! Mama! Lihat itu!"
"Ini sangat menyenangkan!"
Seara terus berlarian dan menyebutkan apa saja yang ada dipikirannya. Kedua orang tua yang melihat anaknya terlihat sangat senang pun ikut tersenyum. Seara tiba tiba terdiam menatap sesuatu.
"Mama! Papa! Ayo kita berfoto!" Ucap Seara dengan riang. Kakinya langsung berlari ke photo box. Saat berdiri didepan pintu masuk ia dicegat karena belum bayar kepada penjaga.
"Ini uangnya!" Seru Seara sembari mengeluarkan uang berwarna merah dari saku gaunnya.
Ke dua orang tua Seara masuk kedalam Photo box.
"Mari kita membuat kenangan!" Cetus Nata sambil mengelus kepala Seara.
Lebih dari 5 menit mereka berpoto. Dari mulai gaya lucu sampai gaya yang aneh. Seara juga terus menerus tertawa melihat pose Mama dan Papanya.
'Hahaha... Ini sangat menyenangkan!" Tawa Seara dalam hati.
Hari yang sangat menyenangkan. Bertemu teman baru, bermain di berbagai permainan di taman bermain, membeli banyak camilan dan mainan, boneka dan badut yang sangat menggemaskan, dan memesan banyak makanan untuk di makan bersama.
Hari itu hari yang sangat menyenangkan. Beberapa hari yang lalu ia berulang tahun hanya saja kedua orang tuanya hanya merayakannya dirumah karena banyak acara dan perkerjaan yang harus dihadiri. Seara tidak bisa sedih karena ulang tahunnya tetap diadakan walau hanya meniup lilin saja.
Semua rasa kesal dan sedihnya terganti dengan libur hari ini. Hari ini adalah tahun terbaiknya untuk tahun ini.
"Hoamm, aku mengantuk sekali! Papa, ayo pulang!" Seara menarik narik tangan Papa nya. Sedangkan, Papanya hanya diam menatap seseorang yang kini sedang berjalan ke arah mereka.
"Aahh, Zeo bukan?" Tanya wanita itu sambil menatap penuh penasaran Zeo.
"Emm, tentu saja aku Zeo. Kau pasti Maria!" Zeo tampak terkejut melihat wanita itu. Wanita itu lekas memeluk Zeo sambil tersenyum.
"Kupikir kau akan melupakanku!" Wanita itu sedikit merungut. Tangannya terlipat di dada.
"Kau memutuskan hubungan kita saat menikah dengan wanita itu!" Gumam Maria yang tentunya didengar oleh Kedua ayah anak itu.
"Hei, jangan begitu! Walau saat itu ponselku hilang aku tidak hapal nomor mu!" Kata Zeo. Zeo memukul lengan Maria dengan tinju pelannya.
"Gyaa, kau tetap kasar ya, Zeo!" Maria menatap kesal Zeo.
Seara hanya menato kedua orang berbeda kelamin itu yang sedang asik reuni sambil mengabaikannya.
"Ahh, gadis kecil siapa namamu?" Tanya Maria sambil mengelus kepala Sera dengan lembut. Seara yang dielus kepalanya oleh orang yang tak dikenal lansung mundur dan menjauh.
"Seara! Jaga kesopananmu! Dia orang tua!" Zeo sedikit membentak Seara membuat beberapa orang disekitar mereka menatap mereka.
'Mama kemana sih?' batin Seara. Mamanya tadi izin ke toilet namun tak kunjung kembali. Dan kini ayahnya membentak nya.
"Ahh, tidak apa apa kok! Lagi pula tidak baik anak kecil sepertinya akrab dengan orang asing." Maria menatap Seara sambil mengulurkan tangannya.
"Maria Aprillia! Kamu bisa panggil Kak Maria. Ingat itu, ya, Seara!" ucap Maria sambil tersenyum.
Seara menatap uluran tangan itu sebentar lalu membalas jabatan tangan itu.
"Seara Aksara. Salam kenal!" Balas Seara sambil tersenyum lebar.
"Kyaaa, dia imut sekali! Anak siapa sih?" Teriak Maria sambil menggendong Seara dengan tiba tiba membuat Seara dan Zeo kaget.
"Ayo! Tante traktir!" Gumam Maria.
"Maaf, Seara mengantuk dan ingin tidur!" Tolak Seara. Ia benar benar mengantuk matanya mulai tertarik tarik.
"Kemarikan anakku, Wanita tua!" Zeo merebut Seara dari gendongan Maria.
"Ehh, padahal aku hanya ingin menggendong anakmu loh!" Gerutu Maria. Ia mengeluarkan sebuah kartu nama.
"Aku baru berumur 25 tahun! Belum tua! Ini kartu namaku! Hubungi aku yang!" Ucap Maria lalu lekas pergi menjauhi Seara dan Zeo.
Zeo menatap lekat kepergian Maria sedangkan Seara menatap penuh penasaran dengan Maria. Saat ku dua orang itu asik saling menato kepergian Maria, Nata datang sambil membawa seorang kucing kecil.
"Ze! Sea! Lihatlah ada anak kucing manis!" Teriak Nata dengan riang. Ia menunjukan kucing yang berwarna hitam yang ia peluk sambil berjalan kearah mereka.
Seara bertatapan dengan kucing hitam itu. Tak ada senyuman diwajahnya. Ia sedikit kesal bagaimana bisa ibunya memeluk kucing hitam itu sambil tertawa riang. Tatapan datarnya ia berikan kepada kucing itu.
"Mama berikan kucing itu kepadaku! Aku ingin memeluknya!" Seara tersenyum riang saat menatap Mamanya. Kedua tangannya terulur untuk menerima kucing itu.
"Mama! Berikan kucing itu!" Ucap Seara sekali lagi. Kucing itu diberikan kepada Seara. Mereka akhirnya berjalan menuju parkiran untuk pulang.
Seara lekas naik kedalam mobil untuk duduk. Dia duduk di bagian tengah mobil dan duduk di kursi paling pinggir bagian kanan. Matanya menatap kearah luar jendela. Beberapa saat setelah mereka naik kedalam mobil hujan deras turun membasahi kota.
Seara menatap mata hitamnya dari kaca. Ia selalu memakai softlens berwarna hitam pekat saat keluar rumah. Warna matanya sangat menyeramkan untuk beberapa orang maka dari itu Seara selalu memakai softlens saat keluar rumah dan tentunya saat sekolah. Bola matanya yang berwarna merah mengkilap yang begitu Indah namun, cukup menyeramkan.
Seara menatap kearah lampu merah yang membuat mobilnya berhenti sesaat. Ujung bibirnya terangkat pelan menampilkan sebuah seringaian.
"Hari ini sangat menyenangkan!"
________________________________________
Sekelas dengan Chloe
________________________________________
"Pagi Mama! Papa!" Ucap Seara dengan riang sambil menggendong kucing hitam. Ia memberi nama kucing itu Kuroo.
"Jangan berlari lari nanti jatuh, Sea!" Zeo segera menegur Seara yang sering berlarian di tangga.
Sudah beberapa bulan sejak liburan mereka ke taman bermain. Seara sangat dekat dengan kucing yang awalnya ia anggap musuh. Kucing itu selalu tidur dikasur bersama Seara. Seara juga begitu senang karena punya teman baru. Ia selalu tidur sendiri sejak usianya 5 tahun.
"Seara! Bagaimana sekolahmu kemarin? Maaf, Papa kemarin tidak bisa pulang cepat karena rapat." Tanya Zeo sambil menyendokki makanan ke mulutnya.
"Aku sudah kelas 1 dan tentu saja semua menyenangkan! Hanya saja aku merasa mereka semua tak sama denganku!" Jawab Seara. Ia memakan roti yang diolesi dengan coklat.
"Kenapa?" Tanya Nata sambil menatap malaikat kecilnya.
"Ahh, gak apa apa kok!" Gumam Seara.
Ia memang masih kelas 1 namun kemampuannya melebihi semua teman sekelasnya. Saat Tk, ia sudah bisa mbaca dengan lancar dan dapat menghitung dengan baik. Ia juga pintar berbahasa Inggris dan mengikuti kelas balet dan bela diri. Ia sudah melatih itu semua sejak umur 3 tahun. Kedua orang tuanya pun mendukung penuh anaknya. Karena lebih pintar dari yang lainnya mereka mengikutkan anaknya untuk ikut perlombaan.
Perkembangan otak Seara sangat cepat, Mamanya juga senang anaknya selalu mendapat posisi pertama. Walau awal awal pertandingan ia hanya masuk 5 besar. Perlombaan pertamanya adalah lomba mewarnai dan ia mendapat posisi ke satu diusia 4 tahun. Dan semua berlanjut dengan banyak perlombaan.
Seara sanggup melakukan semua itu. Hanya satu keinginannya saat itu. Ia ingin menjadi no 1. Dan, saat di Tk pun kadang Seara mengerjakan banyak soal anak SD yang ia kerjakan karena bosan.
**********
Seara mengangkat tangannya saat ada pertanyaan yang ditanyakan gurunya. Gurunya yang melihat Seara antusias dengan kelasnya pun merasa senang.
"Baik, Seara! Apa jawabanmu?" Tanya Wanita itu. Namanya adalah Mellisa. Wanita yang berusia 26 tahun dan mengajarkan pelajaran Matematika.
Seara segara berjalan menuju papan tulis berwarna putih dan mengambil spidol. Soal itu terlalu mudah untuknya. Padahal, itu adalh tugas kelas 2 yang baru saja akan dijelaskan cara mengerjakannya oleh guru Matematika mereka.
Seara menjawab soal itu dengan cepat. Mellisa yang melihat jawaban muridnya yang benar tersenyum senang. Ia segar menepuk nepuk kepala Seara. Dan anak-anak lain ikut bertepuk tangan menanggapi itu.
"Padahal aku hanya bercanda tapi anak ini menjawab dengan benar." Mellisa bergumam sambil berjalan ke kursinya.
"Dia memang harus dinaikan!"
***********
"Ehh, kelas dua?" Tanya Seara dengan pelan. Saat mau pulang tiba tiba seorang guru memanggilnya. Dan ia diajak ke kantor kepala sekolah. Seara hanya menurut dan mendengarkan semua yang dikatakan. Ia tidak takut karena ia tak buat salah.
"Ia, Seara. Kamu terlalu mendominasi di kelas 1! Ibu takut kamu menghambat yang lainnya. Semua pertanyaan yang ditanyakan, kamu dulaan yang jawab! Kan kasihan yang lain!" Kata kepala sekolah itu dengan lembut. Ia tidak ingin menyakiti perasaan Seara.
"Nanti Sea tanyakan dulu pada Mama dan Papa!" Ucap Seara sambil menatap amplop ditangannya dengan senyuman.
Yang dikatakan Kepala sekolah tadi memang benar. Ia sedikit bosan dengan pertanyaan pertanyaan gurunya saat di kelas 1. Ia ingin yang lebih.
"Baiklah, Seara! Kamu sudah boleh pulang. Mau Ibu antar?" Tanya kepala sekolah sambil menawarkan tumpangan karena kebetulan rumah mereka seara.
"Ahh, Tidak usah, Bu!" Jawab Seara sambil menundukkan kepala pelan dan permisi pamit.
Sepanjang jalan menuju gerbang, ia terus tersenyum seakan menjadi orang paling bahagia di dunia. Ia melangkahkan kakinya dengan riang menuju mobil hitam milik Mamanya.
"Kenapa lama, Sea? Apa ada yang membully mu?" Tanya Nata dengan panik ia memeriksa tubuh malaikat kecilnya.
"Mama, sakit?" Seara balik bertanya.
"Kok balik nanya, sih!" Nata segara memasangkan sabuk pengaman dan mulai mengendarai mobilnya.
"Ma! Kalau Sea jadi anak kelas 2 boleh gak?" Tanya Seara untuk memulai percakapan di dalam mobil yang tadinya hening.
"Ehh, bukankah tinggal 5 bulan lagi kamu kelas 2 ya?" Tanya Nata sambil menatap sekolah Seara dengan bingung.
"Bu Selly bilang kalau aku bisa langsung pindah ke kelas 2 besok. Itu sudah dibicarakan dengan guru guru lain. Bolehkan, Mama?" Tanya Seara sambil menatap kearah Mamanya dengan memelas.
"Emm, nanti Mama tanya sama Papa dulu ya!" Seara hanya mengangguk anggukan kepalanya. Ia kembali menatap ke arah jendela. Mereka melewati sebuah rumah besar yang megah. Jauh sekali dengan rumah milik Seara yang sederhana.
"Mama! Rumah itu sangat besar!" Teriak Seara dengan kagum. Nata menatap sekilas rumah itu. Matanya tak sengaja melihat papan yang tergantung di dinding samping pagar.
"Ahh, ia! Andai Mama bisa tinggal disana, ya!" Seru Nata sambil tersenyum penuh arti yang tak dilihat oleh Seara.
***********
"Boleh! Seara boleh pindah ke kelas 2." Ucap sang Papa sambil menggendong putri kecilnya.
"Tapi, kalau kamu kesulitan nanti Papa akan bilang pada gurumu!"
Seara hanya menggeleng sambil tersenyum. Ia tidak akan kesulitan sama sekali pikirnya.
Seara menatap ke sekelilingnya. Mama tersayangnya tidak ada. Dimana dia? Itulah yang ia pikirkan.
"Mama dimana?" Tanya Seara sambil memakan cemilannya.
"Mama sedang ada tugas diluar kota! Jadi, untuk beberapa hari ini kamu sama Papa ya berangkatnya. Kalau pulang nanti Papa suruh orang untuk jemput kamu!" Zeo mengeluarkan sebuah Foto. Seara ingat siapa orang itu.
'Tante Maria?' batin Seara.
"Ini orang yang akan menjemputmu. Sea ingat kan! Wanita tua yang memelukmu saat di taman bermain!' ucap Zeo dan memberikan beberapa kata untuk mengingatkan Seara.
"Tentu saja Seara ingat!" Seara mengambil Foto itu.
"Dia siapa Papa?" Tanya Seara. Ia menatap Foto itu dengan lekat.
Usianya hampir mencapai kepala tiga tapi entah kenapa dia masih terlihat seperti wanita berusia 20 tahun. Wajahnya terlihat sangat muda. Dan juga sikapnya itu. Sedikit membuat Seara curiga.
"Ehh, dia teman kerja Papa! Kenapa kamu suka dia?" Tanya Zeo sambil mengambil remote dimeja dan mengganti channel di televisi.
"Emm, tidak terlalu! Dia terlalu bersinar! Terlihat seperti anak anjing." Ucap Seara dengan blak blakan. Menurutnya anak anjing itu sangat lucu, imut, bergerak kesana kemari dan tak bisa diam. Ia pernah punya anak anjing yang sangat bersinar. Matanya terlihat seperti memelas sepanjang hari. Seara tak bisa marah dengan anjing itu walau suka mengganggunya.
"Kamu sangat terus terang, Seara! Tapi memang sih! Dia baik kok kalau kamu mengerti dia." Zeo mengelus kepala Seara.
"Dan, kamu jangan percaya kalau dia bilang usianya baru 28 tahun. Usianya sebenarnya adalah 35 tahun. Dia tak suka terlihat tua, padahal dia terlihat seperti nenek nenek!" Kata kata Zeo membuat Seara terkejut dengan itu.
"Dia terlihat sangat muda!"
***********
"Seara Askara!" Seara memperkenalkan namanya dengan ceria. Ia ingin membuat banyak teman. Anak anak lain menanggapi perkenalkan Seara dengan baik. Dan beberapa ad yang bingung.
"Baik, kamu bisa duduk dibelakang Chloe!" Seara menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju tempat duduk yang kosong.
'Kenapa harus sekelas, sih?' batin Seara.
Gadis bernama Chloe itu adalah gadis yang ia temui di taman depan rumahnya. Chloe menatapnya dengan tatapan kesal. Tampaknya Chloe tak terlalu ingin sekelas dengan Seara.
"Gadis jelek! Sialan!" Umpat Chloe. Seara terkejut. Anak kecil seperti Chloe berani mengumpat. Untung hanya ia yang mendengar.
"Seperti semua akan sedikit menyusahkan!"
________________________________________
*********
Hai 👋👋
Maaf jika ada kesalahan!!!
Dan, jangan lupa tinggalkan jejak!!
Bye bye 👋👋👋
******
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!