NovelToon NovelToon

JAMUR. Janda Muda Dibawah Umur

JANGAN NIKAIN ICHA SAMA RENTENIR

*•••••••✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ 💜Kalam Al-Qur'an 💜✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ •••••••*

DUNIA INI ADALAH TEMPAT COBAAN DAN UJIAN

Kabar Gembira Bagi Orang-Orang yang Sabar

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innaa lillahi wainnaailaihi raaji’uun” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Al-Baqarah/2:155-157]

__sᴛᴏʀɪᴇs ᴏғ ᴛʜᴇ ᴅᴀʏ__

*•••••••••••••••••✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ 💜✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ ••••••••••••••••••*

"Hei Marwan! Keluar kau!" teriak seorang pria paruh baya, yang memiliki tubuh gendut serta memiliki kepala botak. Ia tampak kesal karena pemilik rumah yang dia datangi tak kunjung membuka pintunya. Padahal ia sudah berapa kali menggedornya. Namun tak kunjung dibukakan, membuat pria tersebut semakin marah.

"Hai Marwan, Aku hitung sampai tiga, Kalau Lo tidak keluar juga! Maka dalam hitungan ketiga Aku akan menyuruh anak buahku ini membakar gubuk reyot ini! Jadi bersiaplah Lo menjadi arang didalamnya!" ancam pria itu lagi, yang tampaknya ia sudah habis kesabarannya, karena sang milik rumah belum juga menunjukkan batang hidungnya.

"Baiklah kalau begitu, aku hitung dari sekarang! Satuuu...! Duaa...! Ti..." ucap pria itu lagi. Namun belum selesai ia mengucapkan kata tiga, seseorang dari dalam Rumah langsung memotongnya.

"Jangan juragan Bambang! Jangan bakar rumah saya!" teriak seorang Pria dari dalam rumah. Dan tak berapa lama pintu rumah tersebut pun terbuka. Dan muncullah seorang pria paruh baya yang bertubuh tinggi dan kurus. Melihat sang pemilik rumah muncul, membuat pria yang dipanggil Bambang itu langsung tersenyum seringai.

"Heh.. akhirnya keluar juga kau Marwan! Sekarang bayarlah hutang-hutangmu, itu cepat! Ingatlah kau sudah melewati batas perjanjian kita! Dan hutang sekarang sudah mencapai dua puluh lima juta, kau tahu itu hah?!" ujar Bambang seraya ia menyelonong masuk tanpa menunggu tuan rumah mempersilahkannya masuk. Bahkan ia langsung duduk tanpa dipersilahkin duduk juga. Tapi karena Marwan sudah tahu kebiasaannya itu, a pun akhirnya memakluminya

"Hah..? Kok banyak sekali juragan? Bukankah saya hanya berhutang lima juta saja ya? Kenapa jadi dua puluh lima juta juragan?" tanya Marwan. Ia tampak begitu terkejut saat mendengar jumlah hutangnya, yang semakin banyak.

"Itukan salah kamu! Kenapa tidak kamu bayar dengan cepat hah? Kalau kau bayar secepatnya, mungkin bunganya nggak akan sebanyak itu tau!" kata Bambang dengan enteng. Dan disaat bersamaan tampak seorang gadis berseragam putih biru dengan wajah yang lumayan Cantik, terlihat hendak memasuki rumahnya Marwan.

"Assalamu'alaikum Pak," ucap Sang gadis tersebut, seraya ia menyalami tangannya Marwan.

"Wa'alaikumus salam, kamu sudah pulang Alisha?" tanya Marwan dengan lembut.

"Sudah Pak! Oh iya, besok para orang tua diminta datang kesekolah Pak, karena ada rapat mengenai kelulusan nanti Pak," balas si gadis yang dipanggil Alisha tersebut.

Selagi bapak dan anak itu sedang bicara. Ternyata tatapan matanya Bambang tak pernah lepas dari wajah si gadis tanggung itu. Bahkan pandangannya terlihat sedikit mesum. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Sehingga tiba-tiba saja ia menyunggingkan senyum seringainya. Yang menandakan ia sedang merencanakan sesuatu yang licik.

"Ehem..ehem..!" Bambang, sengaja berdehem untuk mendapatkan perhatian dari bapak dan anak tersebut. Dan benar saja, mendengar deheman Bambang, spontan Marwan maupun Alisha langsung menoleh ke arahnya.

"Eh... maaf juragan Bambang! Kami jadi malah asyik sendiri," ucap Marwan, merasa tidak enak pada Bambang.

"Aah..tidak apa-apa kok Marwan. Oh iya..begini saja Marwan, kamukan tidak bisa tuh membayar hutang-hutangnya kamukan? Kamu mau nggak kalau hutang kamu saya anggap lunas?" tanya Marwan yang saat ini cara bicaranya juga sudah terdengar lebih lembut.

"Mau juragan! Tentu saja saya akan senang Pak! Karena memang, saat ini saya sangat kesulitan untuk membayar hutang Bapak! Karena setelah jatuh dari bangunan, saya jadi tidak bisa bekerja berat lagi Pak," balas Marwan, yang terlihat wajahnya memang berharap, agar Bambang mau menghapus semua hutang-hutangnya yang semakin menumpuk itu.

"Baiklah saya akan menyatakan kalau hutang-hutang kamu telah lunas! Tapi dengan satu syarat, kamu harus menikahkan putri kamu dengan saya! Apakah kamu setuju Marwan?" ujar Bambang, dengan tatapan mata yang masih mengarah ke wajah cantik milik Alisha.

Mendengar perkataan Bambang, Marwan maupun Alisha, langsung tersentak kaget, "Apa! Jangan juragan! Anak saya masih kecil, masih dibawah umur, juragan! Jadi saya mohon agar juragan urungkan niat Anda itu juragan!" balas Marwan, seraya ia bersimpuh di hadapan Bambang, sambil mengatupkan kedua tangannya. Dia begitu berharap agar Bambang tak, minta anaknya.

Karena Marwan sangat mengetahui bahwa, bila Bambang sudah menginginkan wanita yang ia incar pasti harus dipenuhi. Padahal ia sudah memiliki empat orang istri. Dan semuanya, gadis yang masih belia, hanya satu yang umurnya hampir sama dengannya yaitu istri tertuanya. Melihat Marwan bersimpuh dihadapannya, Bambang malah tertawa terbahak-bahak,

"Hahahaha...kau pikir aku orang yang punya belas kasih hah? Tapi baiklah, aku kasih kamu tempo tiga hari lagi untuk melunasi hutang-hutang kamu yang dua puluh lima juta itu! Tapi kalau dalam tempo tiga hari itu kamu belum juga bisa membayarnya maka dihari itu juga kamu harus menikahkan Anak kamu denganku! Kalau tidak... kau akan tahu akibatnya!" pungkas Bambang seraya ia bangkit dari duduknya. Lalu ia pun bermaksud hendak pergi.

Namun sebelum Bambang pergi ia menyempatkan diri menoel dagunya Alisha, sambil ia mengedipkan matanya dan di sertai dengan menyunggingkan senyum seringainya juga. Membuat Alisha yang melihat itu langsung bergidik. Setelah puas memandang wajah Alisha ia pun berlalu pergi meninggalkan rumahnya Marwan, sambil tertawa terbahak-bahak.

Setelah kepergian Bambang, Alisha pun langsung menghampiri Marwan yang terlihat ia masih dalam posisi bersimpuhnya, di hadapan kursi kosong bekas Bambang tadi, "Pak, Icha nggak mau menikah sama juragan itu Pak! Icha takut Pak..! Jangan Nikahin Icha sama rentenir itu Pak?" keluh Alisha, yang terlihat matanya kini terlihat sudah berkaca-kaca.

"Iya Nak, kamu tidak akan menikah dengan juragan Bambang! Dan akan Bapak usahakan secepatnya membayar hutang Bapak pada juragan itu, ya?" kata Marwan, seraya ia memeluk tubuh Alisha. Dan saat bersamaan, seorang wanita paruh baya muncul dari sebuah kamar, bersama seorang anak gadis yang usianya hampir sama dengan Alisha.

"Secepatnya membayar hutang? Huh mimpi kali kamu Mas! Mau bayar pakai apa hah? Pakai daun iya?!"

...••••••••✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ 💜✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ •••••••••...

Bismillah... Semoga membawa kebarokah Aamiin.

WANITA IBLIS.

*•••••••✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ 💜 Mutiara Hikmah 💜✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ •••••••*

Jangan melemah, meski mata harus berair. Jangan berhenti melangkah meski terasa berat. Hidup harus terus berjalan maju, tidak stagnan atau berjalan mundur.

Karena hidup itu penuh liku liku, ujian datang silih berganti, tapi satu hal yang harus kita pahami bahasa cintanya Allah.

Mungkin kita mengartikan cinta Allah sebatas pada nikmat yang Allah beri. Sebatas apa yang sesuai dengan keinginan kita. Sementara Allah bersifat Maha Penyayang dan Pengasih melebihi apapun yang pernah kita ketahui di dunia ini..

__sᴛᴏʀɪᴇs ᴏғ ᴛʜᴇ ᴅᴀʏ__

*•••••••••••••••••✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ 💜✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ ••••••••••••••••••*

Tiga hari kemudian.

Alisha terlihat begitu sedih, ketika melihat ketidak berdayaan sang Ayah, yang terus-menerus didesak oleh ibu tirinya. Apalagi ia sangat tahu kalau Ayahnya itu sudah tidak bisa melakukan pekerjaan yang keras. Karena ia pernah jatuh dari lantai dua, ketika ia sedang kerja dibangunan. Sehingga Dokter melarangnya melakukan pekerjaan yang berat. Alhasil mereka semakin terpuruk, ditambah lagi Ibu tiri dan Adik tirinya itu, senang berpoyah-poyah, membuat mereka akhirnya terlilit hutang pada rentenir.

"Nak? Maafin Bapakmu yang lemah ini ya? Bapak sudah berusaha mencari pekerjaan serta mencari pinjaman, tapi hasilnya nihil," ucap Marwan, ketika ia sedang berada di kamar putrinya. Ia juga tampak begitu sedih karena pada ketidak berdayaannya itu.

"Sudahlah Pak jangan dipikirkan lagi, Icha nggak papa kok. Mungkin ini sudah menjadi kehendak Allah Pak, dan In shaa Allah, Icha sudah ikhlas kok Pak," balas Alisha, yang terlihat matanya sudah berkaca-kaca. Namun ia tetap berusaha terlihat tegar. Karena ia tak ingin melihat Ayahnya selalu merasa bersalah padanya.

Yaa, Alisha memang begitu menyayangi Ayahnya. Karena Ayah, selalu membela dirinya, begitu juga dengan Ayahnya yang sangat menyayangi Alisha. Namun karena ketidak berdayaannya akibat musibah yang menimpnya, Marwan pun tak bisa melawan sang istri, yang semakin arogan dan semakin tamak. Apalagi, saat ini rumah yang ia tempati sudah atas nama istrinya itu. Membuat mereka semakin terjepit, karena istrinya itu, selalu saja mengancam akan mengusir mereka. Kalau mereka tak menuruti keinginannya.

"Nah gitu dong! Itu baru anak yang berbakti pada orang tuanya!" ujar Ibu tirinya Alisha, yang tiba-tiba saja muncul begitu saja. Membuat Alisha maupun Marwan, terlihat terkejut melihat kedatangannya.

"Santi! Kamu menguping pembicaraan kami ya?" tanya Marwan, dengan tatapan, ketidak sukaannya melihat kedatangan, wanita yang dipanggil Santi itu.

"Kalau iya, emangnya kenapa Mas? Apa kamu mau marah sama aku, iya! Ingat Mas! Kamu sudah tidak punya hak memarahi aku! Jadi cepatlah suruh anakmu, bersiap-siap! Karena sebentar lagi juragan Bambang akan datang!" ujar Santi dengan lantangnya. Membuat Marwan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saja, saat melihat tingkah istrinya yang Arogan itu,

"Hai, kamu ingat jangan bikin malu keluarga ya! Dan ingat setelah menikah, suruh suami kamu untuk sering-sering ngasih kami uang! Kalau tidak Bapakmu yang tidak berguna ini, akan menjadi gelandangan! Mengerti!" lanjut Santi sambil mencengkram kedua pipinya Alisha dengan tangan satu.

"Mengelteu Bu!" jawab Alisha, yang terlihat sulit bicara, karena tekanan pada pipinya, membuat mulut memonyong kedepan.

"Bagus! Sekarang cepatlah!" pungkas Santi, sambil melepaskan pipinya Alisha dengan kasarnya. Lalu ia pun langsung bergegas pergi meninggalkan kamar Alisha.

Setelah kepergian ibu tirinya, Air mata yang tadi ia tahan-tahan agar tidak keluar, kini akhirnya jatuh juga. Membuat Marwan menjadi iba melihat putri semata wayangnya itu,

"Maafin Bapak Nak! Andai saja, dulu Bapak tidak tertipu dengan perempuan iblis itu, mungkin kamu tidak akan seperti ini," kata Marwan, yang kini air matanya juga ikut jatuh. Dia benar-benar sedih, melihat putrinya yang selalu disiksa oleh istrinya itu. Dan ia juga kesal pada dirinya sendiri karena ketidak berdayaannya, sehingga ia tak bisa melindungi Anaknya.

"Sudahlah Pak, Icha nggak papa kok! Dan Bapak jangan mrngatain Ibu seperti itu. Walau bagaimanapun diakan adiknya Bunda Pak," balas Alisha, seraya ia mengusap air mata sang Ayahnya.

"Bukan Nak! Dia hanya Adik angkat Bunda kamu Nak! Dan dia seorang penipu ulung yang tidak punya perasaan! Bahkan sama tubuhnya sendiri saja dia tega merusaknya, hanya karena ingin menjebak Bapak! Supaya Bapak menikahinya!" ujar Marwan, yang akhirnya ia pun menceritakan kisahnya pada Alisha. Yang ternyata Marwan menikahin Santi, atas desakan warga.

Karena para warga menyangka Marwan telah memperkosa Santi. Padahal itu hanya rekayasa Santi sendiri untuk menjebakan Marwan. Sehingga ia sanggup melukai tubuhnya, agar ambisinya yang ingin mendapatkan Marwan terpenuhi. Alisha yang baru mengetahui cerita itu, amat terkejut dan ia pun semakin membenci Ibu tirinya itu.

Padahal selama ini Alisha menyangka Bapaknya menikah lagi, karena cinta. Sehingga ia tak mau menceritakan pada sang Ayah, kalau selama ini ia sering disiksa oleh Santi, kalau Ayah tidak ada. Itu karena, ia berpikir Ayahnya sangat menyayangi ibu tirinya. Disaat Marwan, masih bercerita tiba-tiba Santi kembali masuk.

"Hei Mas! Kamu ngapain sih berlama-lama disini! Bukannya kedepan! Noh calon mantu kamu, juragan Bambang sudah datang! Cepat kamu sambut sana!" bentak Santi, ia terlihat begitu kesal melihat Ayah dan Anak, yang terlihat begitu santai. Bahkan Alisha belum bersiap juga, membuat ia semakin kesal.

"Kamu lagi! Bukannya bersiap secepatnya, eh malah ngobrol lagi! Udah sekarang kamu bersiap! Ingat dalam waktu 10 menit kamu tidak keluar! Aku akan menyeret kamu keluar! Ingat itu!" katanya lagi, dan ia pun kembali keluar, sambil menarik tangannya Marwan. Kni tinggallah, Alisha seorang diri di kamarnya tersebut. Dan tampak jelas tubuhnya langsung gemetaran setelah mendengar kalau calon suaminya telah datang. Namun kerena ia lebih takut dari Ibu tirinya, akhirnya ia pun segera bersiap.

Setelah Alisha Siap, ia hendak bergegas keluar dari kamarnya. Namun sebelum ia benar-benar keluar ia pun menyempatkan dirinya untuk berdoa, agar terhindar dari kezaliman dan Fitnah

*Doa Berlindung dari Kezaliman dan Fitnah.

فَقَالُوْا عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَا ۚرَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ ٨٥ وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ٨٦

“Lalu mereka berkata, “Kepada Allah-lah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari orang-orang kafir.” (QS. Yunus [10] ayat 85-86*).

Setelah selesai berdoa, Alisha pun langsung bergegas ke keluar dari kamarnya. Seraya ia bibirnya tak pernah lepas dari Dzikir doa Nabi Yunus.

*Laa Ilaaha Illaa anta Subhaanaka Inni kuntu minadz dzaalimiin"

Artinya : "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim*."

...•••••••••✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ 💜✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ ••••••••••...

Jangan lupa berikan dukungannya ya guys, Syukron 🙏🥰

MALAM PERTAMA.

*•••••••✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ 💜 Mutiara Hikmah 💜✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ •••••••*

Semua episode kehidupan kita adalah ujian, sampai kita kembali kepada Allah. Dan Allah sudah mengingatkan kita, bila ujian menyapa di dalam kehidupan kita. Janganlah sedih dan risau karena Ada Allah yang selalu menyayangi hamba-Nya. Maka mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar,” (QS Al-Baqarah: 153)

__sᴛᴏʀɪᴇs ᴏғ ᴛʜᴇ ᴅᴀʏ__

*•••••••••••••••••✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ 💜✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ ••••••••••••••••••*

Sesuai yang dikatakan oleh Bambang, dihari yang sudah di sepakati itu. Alisha pun disunting oleh Bambang, pernikahan yang begitu mendadak itu, membuat orang-orang yang tinggal di dekat rumahnya Alisha begitu terkejut. Apalagi setahu mereka Alisha masih dikatakan anak dibawah umur. Membuat para warga merasa kasian melihatnya. Namun karena mereka juga tahu kalau rentenir itu tidak bisa dibantah. Membuat mereka hanya diam dan hanya bisa mengasihani gadis itu saja.

Setelah pernikahan telah usai, Bambang pun langsung membawa Alisha kerumahnya, yang terlihat memang begitu besar. Sesampainya di rumahnya Bambang, langsung membawanya masuk. Dan ternyata diruang keluarganya terlihat ada empat orang wanita, yang terlihat sedang duduk santai di sebuah sofa yang berada di ruangan tersebut. Sedangkan dilantainya terlihat, begitu ramai dengan anak-anak kecil yang sedang bermain dengan mainannya masing-masing.

Melihat kedatangan Bambang dengan spontan anak-anak itu, terlihat senang dan langsung menghampirinya, "Horree Babah pulang!" sorak mereka sambil saling berebutan ingin memeluk dirinya.

"Iya, Babah pulang, apakah hari ini anak-anak Babah, sudah pada makan hm?" tanya Bambang yang terlihat ia juga senang melihat anak-anak kecil itu yang ternyata adalah anak-anaknya.

"Sudah Babah!" jawab mereka kembali secara bersamaan.

"Bagus Bagus! Kalian memang harus banyak makan biar cepat besar! Eh..loh-loh-loh kok cuma sebelas? dua lagi mana ini? Apip sama Aim kok nggak ada, Sri? " tanya Bambang, pada salah satu wanita yang sedang duduk di sofa yang berada di sana juga.

"Lagi tidur Bah, mungkin mereka kecapean bermain," jawab wanita yang dipanggil Sri tersebut.

"Ooh, bagus-bagus! Cepat tidur juga bagus untuk anak-anak cepat besar," kata Bambang sambil manggut-manggut.

"Bah, itu siapa?" tanya Sri, yang terlihat begitu penasaran.

"Oh iya Babah lupa, hari ini Babah bawa madu buat kalian semua. Ayo pada kenalan, ini Alisha istri baru Babah," jawab Bambang dengan santainya. Mendengar perkataan Bambang, ketiga wanita yang terlihat masih sangat muda langsung terkejut mendengarnya.

"Apa!!!" sentak ketiga wanita itu secara bersamaan. Sedangkan wanita yang terlihat lebih tua disana terlihat biasa-biasa saja, seakan ia sudah biasa melihat hal itu. Karena dia adalah istri tertuanya Bambang.

"Babah kok kawin lagi sih! Emangnya sama kami masih belum cukup, ya Bah!" protes salah satu istri Bambang yang muda. Ia terlihat begitu kesal melihat suaminya yang menikah lagi.

"Yati, jangan kasar begitu sama Babah!" tegur Istri tertuanya Bambang.

"Biar saja! Aku kesal Mbak! Emangnya Mbak Nining nggak kesal apa! Melihat suami tukang kawin Mulu!" balas wanita yang dipanggil Yati itu.

"Mbak Ning nggak mungkin kesallah, Mbak Yat, dia mah udah biasa melihat suaminya kawin Mulu!" celetuk istri keduanya Bambang.

"Ah iya, benar tuh yang dikatakan Mbak Ani, Yat! Mbak Ning sudah biasa dia mah," kata Sri istri keempatnya Bambang.

"Eeh, kok jadi pada ribut sih? Mau Babah kurangin Uang bulanan kalian hm?" ancam Bambang, dan dengan spontan para istrinya pun langsung terdiam.

"Nah, gitu dong! Kan tenang kalau begini, jadi adem ayem suasananya," kata Bambang sambil tersenyum penuh kemenangan, "Sekarang Babah terangin, Babah tuh nikah lagi karena terpaksa, habis orang tuanya Alisha, tidak bisa membayar hutang. Makanya Babah nikah lagi, dari pada uang Babah yang hilang, kan bagusan kawin lagi. iya benar nggak Sayang-sayangnya Babah," jelas Bambang dengan tampang tidak tahu malunya.

"Iya benar Bah," kata mereka secara bersamaan lagi.

"Pinter!! Ya sudah sekarang kalian tolong Antarkan madu kalian ke kamarnya!" titah Bambang, kepada ketiga istri istrinya itu.

"Baik Bah!" jawab mereka terdengar ketus

Setelah kepergian mereka, Bambang pun langsung duduk di sebelah istri tertuanya, "Ning, seperti biasanya, nanti tolong siapkan obat kuat untukku ya? Soalnya, aku juga ingin membuat madumu itu, seperti ketiga madumu itu! Kan biar Anak kita nambah lagi, Ning. Jadi kamu siapkan ya, kalau bisa obatnya yang lebih kuat dari biasanya Ning, biar tambah hot," kata Bambang, yang terlihat seperti tidak menghargai perasaan istrinya itu.

"Iya, Bang, aku siapin sekarang!" balas Nining, seraya ia bangkit dari duduknya dan langsung pergi begitu saja, meninggalkan Bambang yang terlihat sedang senyum-senyum seperti sedang membayangkan sesuatu yang mesum.

Sedangkan Nining yang tadi pergi ke dapur, terlihat sedang meracik sesuatu dengan wajah yang kini terlihat sudah berbeda, "*Huh! Dasar bandot tua! Sudah bau kuburan masih juga nggak puas!" batin Nining terlihat amat kesal

"Mana sekarang yang dijadikan sasarannya anak Almarhum Ranti lagi! Dia emangnya nggak ingat apa, waktu dia masih susah! kan keluarganya Ranti yang selalu menolong kita! Ini tidak boleh terjadi! Lebih baik jadi janda, dari pada melihat anak Ranti dikerjain sama bandot tua itu!" batin Nining lagi seraya ia menambahkan campuran sesuatu yang berbeda pada obat kuatnya*.

Setelah raciannya selesai Nining pun langsung membawanya keruang keluarga, dimana suaminya terlihat masih menunggu dirinya, "Ini Bang, obat kuatnya," kata Nining, seraya ia menyodorkan baki, yang di atasnya terdapat secangkir jamu obat kuat, pada Bambang.

"Aah..kamu memang istriku yang paling pengertian. Terima kasih Sayang," balas Bambang Soraya iya mengambil cangkir kaca yang berada di atas baki.

"Sama-sama Bang. Sekarang minumlah mumpung masih hangat," kata Nining yang terlihat ia masih berdiri di depannya Bambang dan masih memegang bakinya. Dan Bambang pun langsung meneguk jamunya tersebut.

"Aah, luar biasa rasa jamu kamu Ning, baru saja diminum khasiatnya sudah mulai terasa. Ya sudah Babah mau malam pertama dulu ya sama Alisha, kamu pergilah tidur," kata Bambang seraya ia meletakkan cangkir kaca itu ke bakinya lagi.

"Iya Bang"

Setelah mendapatkan jawaban dari istri pertama, Bambang pun langsung pergi ke kamarnya Alisha. Ia terlihat begitu bersemangat ketika ia sudah berada di depan kamarnya.

"Sayang, suami kamu datang nih, ayo sambutlah diriku sayang," kata Bambang, setelah ia membuka pintu kamarnya Alisha. Matanya semakin berbinar, tatkala ia melihat Alisha yang terlihat sedang duduk di atas ranjangnya sambil memeluk kedua lututnya. Dengan wajah yang terlihat sudah dibasahi dengan air matanya.

"Hai..kamu kok menangis Sayang? Apakah ini tangisan kebahagiaan kamu, karena mau malam pertama denganku hm?" tanya Bambang, seraya ia naik ke atas ranjangnya dan dengan perlahan ia mendekati Alisha.

"Jangan juragan..! Hiks.. jangan apa-apain saya, hiks..hiks.." kata Alisha, tatkala Bambang mulai menciumi rambutnya Alisha.

"Tenanglah Sayang, ini sangat enak, karena setelah kamu akan merasakan nikm..Ugh..Akh.. kenapa jantungku berdegup kencang begini..Aaak..Ugh...Aakh..!!!"

...•••••••✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ 💜✰⁞ᮬ᭄ ཻུ۪۪۪۫ ֯͜ •••••••...

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya guys 🙏😉

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!