NovelToon NovelToon

Naik Pangkat

Dipaksa Nikah

Hanya sebuah desa Kecil yang terletak di ujung timur Negara. Kekayaan Tanahnya berlimpah dengan keindahan alam Nan jauh memandang. Tak terkira begitu damai tidak seperti hiruk pikuk kota besar.

Akan tetapi, Dalam Sumber Daya manusia nya masih sedikit. Beberapa anak didesa bahkan tidak dapat sekolah karena tidak memiliki cukup banyak biaya.

Beruntungnya, Ayu masih Dapat mengenyam Sekolah Hingga Masa SMA. Hal itu sudah dapat dikatakan Keluarga Ayu Salah satu keluarga yang mampu. Apalagi Hingga mencapai tingkat kuliah. Mungkin Akan menjadi kebanggaan Tersendiri bagi beberapa keluarga.

"Yu, habis ini mau kemana?" Tanya seorang Lelaki kepada ayu yang sibuk memperbaiki pedal sepeda ontel nya. Biasa, kadang rantai nya agak loss ketika di gayuh.

" gak tau ham, pengennya aku sih kuliah di kota ."

" Loh, Enggak tutup buku buka terop saja seperti Lilis?"

Goda ilham mengungkit Lilis, Salah satu temannya yang Sudah menikah lebih dulu Sebelum Ujian Akhir Sekolah tiba.

" Matamu, tidak mau. Saya mau cari pengalaman dulu."

Ayu menggayuh sepedanya menghela nafas lelah karena Ilham memintanya untuk didepan . Sedangkan Ilham duduk Anteng dibelakang memegang surat kelulusan yang baru saja keluar.

"Kamu berat banget sih, ham. Makan apa coba? " gerutu Ayu kesal.

"Mulut mu. Ye, situ bilang saya berat. Situ gak mikir apa, saya bonceng selama tiga tahun lebih pulang-pergi sekolah. Apa gak berat?" Pungkas Ilham tidak terima disalahkan.

" Heheheh kan aku Ringan kayak kapas" ayu menghentikan laju sepeda nya, karena sudah tiba didepan rumah Ilham.

" Iya, kapas se-kwintal "Ayu cengengesan mendengar gerutuan Ilham, sembari menerima surat kelulusan miliknya Sendiri yang dipegang Ilham dari sekolah.

"Kamu gak mampir dulu yu, " Tawar Ilham setelah turun.

" Sudah, nanti dicariin bapak kalau kemalaman. Salam buat bibi sama paman, aku langsung pulang."

"Ya, sudah. hati-hati dijalan, Kalo ada apa-apa kabari."

Ayu mengancungi jempol meninggal kan Ilham di depan rumahnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Memang benar, pucuk di cinta ulang pun tiba. Baru saja ayu memarkirkan sepeda nya. Ia sudah disuguhkan dengan sebuah kendaraan mobil kijang yang terparkir di halaman rumah nya.

" Siapa sore sore begini bertamu ke rumah?" Ayu penasaran.

"Assalamualaikum" Ayu memasuki pintu rumahnya.

"Wa'alaikum salam" Semua orang yang berada diruang tamu sontak menyorot kedatangan ayu. sedikit risih karena seluruh tatapan mata langsung tertuju padanya.

" Loh, ini anakmu, man? Cocok sudah kalau sama Danu,"

" iya mas, namanya ayu kan? Lah kok cantik beneran orangnya" Puji seorang ibu mendukung perkataan seorang bapak disebelah nya.

Ayu memberikan senyum skeptis. Bisa saja ibunya Danu ini berbohong. Ayu dekil begini dibilang cantik. Efek usia mungkin, atau punya maksud tertentu.

"Hahahaha. Bisa saja kamu mbak," Pak Sudirman-ayah ayu hanya bisa tersenyum kecil.

"Nak, kenalin ini pak jarwo sama bu Sulastri. Orang tuanya Danu " pak Sudirman beralih kepada ayu memperkenalkan bapak dan ibunya Danu yang sudah tau pasti ayu mengenalnya. Siapa yang tidak Mengenal Mereka. orang tua Danu yang selalu saja hilir mudik ke sekolah karena ulah Bandel anaknya.

Ayu menyalami keduanya dengan sopan penuh keramahan. Dan setelah nya berpamitan untuk masuk membersihkan diri. Membiarkan para orang tua membicarakan topik yang tidak perlu para remaja tau. Oh ayolah, Ayu baru berusia 18 tahun dan itu belum cukup dikatakan dewasa. Yang pasti, itu bukan urusan ayu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dan ayu tidak mengharapkan Tujuan bapak dan ibu Danu kerumahnya untuk memberikan nya sebuah urusan atau ayu katakan saja masalah besar untuk dirinya. Sangat besar.

" duduk sini nak," pak Sudirman menyuruh ayu untuk duduk. Mereka sedang berada di ruang tengah setelah pak jarwo dan Bu Sulastri pulang.

" Bapak mau ngomong sama kamu. Begini, pak jarwo sama bu Sulastri datang kesini bermaksud untuk melamar kamu. Kamu sudah kenal bukan, dengan anaknya yang bernama Danu,"

" Enggeh pak. Danu teman sekelas ayu."

" Iya, katanya anaknya baik, penurut, dan sopan. Bapak setuju kalo begitu" Si bapak belum tau aja kelakuan si brandal Danu disekolah. Ayu hanya bisa menghela nafas lemas.

" Ya nunggu persetujuan nya ayu pak, kalau ayu tidak mau bagaimana? " Itu suara ibu ayu yang baru terdengar.

" Ya, harus mau buk. ini kan demi kebaikan ayu juga kelak" kebaikan darimananya, kalo harus dengan cara dipaksa seperti ini.

"bagaimana yu?" Tanya pak sudirman Memastikan.

" Ayu pikir pikir dulu pak."

" Jangan lama-lama yu, 1 Minggu lagi pak jarwo mau kesini lagi" terang pak Sudirman.

" Biar yu, Kamu kalo tidak mau sama bocah yang namanya Danu itu. Biar bapakmu saja yang menikah dengannya."

Pak sudirman melotot mendengar ucapan sang istri "Apa sih, buk. Kok bisa bapak yang menikah lagi,"

Sudah, Ayu sakit kepala mendengar percekcokan bapak dan ibunya. lebih baik ia tidur lebih cepat dan merehatkan tubuhnya agar besok ia bisa berpikir lebih baik dengan masalah yang ada.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

" Buk, Ngomong sama ayu, bapak bakal Nerima lamaran si Danu itu" pak Sudirman tetep kekeh untuk menerima lamaran si Danu.

"Loh, bapak gimana sih pak. Kok enggak menjaga perasaan si ayu. Ayu-nya belum ngejawab mau apa enggak, kok malah bapak yang keburu" Dumel Bu Mila sambil memotong sayuran didapur.

"Ya makanya Bu, ibu rayu ayu supaya mau."

"Ibu gak mau, Bapak aja" Putus Bu Mila, tidak mau menerima permintaan pak Sudirman.

" Buk, ibu tau gak pak jarwo ngomong apa sama bapak?" Bu Mila langsung menghentikan memotong sayurnya penasaran.

" Jika ayu gak mau menerima lamaran itu. Maka bapak harus membayar hutang yang pernah bapak pinjam dulu beserta bunganya."

" Ya tuhan, Pak" Bu Mila terkejut bukan main. Sama seperti Ayu yang menguping dibalik daun pintu kamar nya.

Awalnya ia hanya ingin keluar membantu sang ibu memasak di dapur. Namun telinganya lebih awal sudah didengarkan oleh masalah yang bertambah besar.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bahkan kini, sang ibu ikut ikutan memaksanya. Justru lebih gencar daripada sang bapak Membuat ayu merasa tertekan.

" Ayu mau ya nak, sama Danu. Ibu sudah pernah ketemu dia dipasar. Orang nya baik, ganteng , sopan sama ibu. pakaian nya juga rapi. Kurang apa cobak jadi mantu idaman?" Puji Bu mila.

Kurang di kasi harga aja, Baru deh dijual. Ingin rasanya ayu mengatakan hal itu. Tetapi malah yang keluar justru.

" Buk, bisa gak ayu nolak. Ayu masih pengen ngelanjutin kuliah."

" Ngapain kuliah yu, orang perempuan gak bakal jadi apa apa setelah kuliah. Tetep larinya pasti ke dapur, ngurus anak sama suami."

" Tapi Bu-"

" Gak ada tapi tapian. Kamu mau ya?" kekeh Bu mila.

" Bu, apa gak ada cara lain untuk membayar hutang yang bapak pinjam dulu?"

" Loh, kamu tau yu?" Ibu Mila terkejut karena ayu mengetahui permasalahan yang ia tutupi bersama suaminya.

" Maaf buk. Ayu gak sengaja denger pembicaraan bapak sama ibu kemarin di dapur" ayu menunduk kan kepala merasa bersalah sebagai anak.

" Gak apa apa yu, Maafin ibuk Ya, belum bisa jadi ibu yang baik buat ayu" Bu Mila memeluk ayu sedih.

"Buk. Semisal ayu gak mau nikah sama Danu, Apa bapak bisa melunasi hutang nya kepada pak jarwo?"

" Bisa yu, cuman semua sawah milik bapak pasti ludes dijual untuk membayar."

" Sebanyak itu hutangnya buk?"

" Ya" ayu menganga tidak percaya. Dari mana ia harus dapat uang sebanyak itu untuk melunasi hutang bapak nya.

'Apa kerja saja aku ya'

Pemikiran itu tiba-tiba terlintas dalam otak ayu. Yup, ia harus bertemu dengan Ilham untuk merundingkan masalah ini.

Harus mencari uang yang banyak untuk melunasi hutang bapak nya. Kerja di desa bukanlah keputusan yang tepat karena arus perekonomian masih kecil. Ayu butuh pekerjaan yang memiliki gaji lebih besar dan ia harus mencarinya dengan segera.

Kabur

Ilham tidak habis pikir dengan gadis satu ini. Sudah jelas mau dilamar orang dan akan dinafkahi setelah menikah. Malah justru datang kerumahnya merengek meminta bantuan untuk melarikan diri.

' Emang sinting ini anak '

Kalau jadi Ilham kan tinggal ngangguk ngangguk saja. Siapa yang tidak mau hidup cuman modal rebahan nunggu suami pulang kerja. Uang ngalir tanpa pontang Panting sana sini. kurang enak apalagi cobak jadi perempuan.

"mulutmu, kamu kira jadi perempuan enak, Pekerjaan nya cuman tidur makan dirumah. nunggu suami pulang. Itu yang nyuci baju sampek bersih, masak makanan, nyapu halaman, apalagi punya anak. Siapa yang ngurus dirumah? Hantu? Kepalamu itu, "

Satu tarikan nafas beserta kalimat keramat Meluncur. Komplit memang jika disuruh membalas omongan. Ilham hanya mengatakan satu kalimat saja, Ayu menjawabnya seperti Nara sumber yang menyampaikan isi bacaan sampai ke akar akarnya. Memang perempuan susah di tebak, Dan lelaki yang selalu menjadi korban salah kaprahnya.

" Terus maunya kamu gimana yu?"

" Ya, aku pengen kerja ham. tapi gak di sini ."

" Terus dimana? "

" Kota " Pusing kepala Ilham mendengar keputusan ayu. Sebelumnya Ayu sudah meminta tolong untuk mencari kan informasi mengenai lowongan kerja dikota. Ilham Menganggapnya hanya sekedar candaan semata.

Ayu menceritakan segalanya kepada Ilham sebab dirinya ingin bekerja dikota. Untuk melunasi hutang bapak nya yang nominalnya cukup besar. Dan disamping itu juga ayu menolak untuk menikah dengan Danu.

" Ya, sudah. Nanti aku carikan info ke mas Jefri yang kerja dikota."

" Mas Jefri siapa? " Ayu tidak terlalu asing dengan nama itu. Tetapi Ia Dengan pemilik wajahnya.

" Masa lupa yu, kakak tingkat kita yang kacamata itu loh, Yang merantau Kekota. Denger denger dia sukses disana."

" Oh sepupunya Danu yang baik itu?" Ayu mengingat sosok Jefri itu kakak tingkat yang pendiam dan pintar. Tidak seperti sepupunya, Danu.

" Ya,"

Ayu sepakat dengan Ilham. Ia akan menanti kabar dari mas Jefri yang berada di kota. Ayu berharap semoga mas Jefri dapat membantunya segera. Karena waktu berjalan cukup cepat menuju orang tua Danu akan datang kembali meminta keputusannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ayu mempersiapkan barang barang yang akan ia bawa untuk kabur. Surat surat penting tentang identitas nya, pakaian serta peralatan tambahan sebagai bantuan jika terjadi hal tidak terduga.

' sempurna '

Sudah lengkap dan tidak untuk ditiru. karena bisa mengakibatkan kamu tidak di anggap anak lagi. Atau lebih parahnya di Keluarkan dari Kartu keluarga. Ayu berdoa semoga itu tidak akan pernah terjadi.

Ayu melongo dengan barang barang yang Selesai ia siapkan. Itu menghabiskan 2 tas sekolah nya untuk menyimpan.

' bagaimana ini? Ini tidak bisa harus dibawa semua. Ibu sama bapak pasti akan curiga '

Seperti ada lampu bolam diatas kepalanya. Ia langsung bergegas mencari kresek besar berwarna hitam. Dengan cepat memasukkan setengah isi dari 1 tas Tersebut.

'Titip dirumah Ilham saja '

Ayu tersenyum dengan ide cemerlang nya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara Ilham penasaran dengan kresek hitam yang dibawa ayu. Pasalnya, ini masih pagi buta dan ayu sudah berada dirumahnya.

" Apa ini? " Tanya Ilham penuh selidik.

" Bajuku, Nanti tak bawa berangsur angsur kesini. Titip ya," Dengan senyum merekah ayu menjawab. Sedangkan ilham masih santai rebahan di kasur kesayangannya Belum Tersambung.

"Apa? Kamu jadi kabur yu," Teriakan Ilham langsung membuat ayu dengan sigap membungkam mulutnya.

" Sssttt Mulutmu," Ayu dengan cepat membekap mulut Ilham. memelototinya memperingati takut bude Sri-ibunya Ilham mendengar.

" Kamu gak mikir mikir dulu apa yu, Udah yakin mau kerja di kota? Kamu gak kasian sama bapak ibumu kalo kamu kabur?"

" Kamu gak lebih kasian sama aku kalo jadi sama danu? Entar kalo nikah aku di Smackdown setiap pagi sama dia Gimana? "

Ayu mengingat kembali kejadian dimana dia sering melihat Adik seangkatannya dianiaya Danu setiap hari sampai babak beluk. Bahkan ayu Pernah melihat Danu main tangan dengan seorang gadis karena tidak ingin putus . Memang sangat menakutkan si Danu itu.

" Pokoknya aku gak mau ham. Takut aku" ayu menggelengkan kepala ngeri.

" Iya, Iya. Ditunggu dulu. Ini tinggal nunggu balasan dari sana. Ada apa enggak,"

Ayu sumringah mendengar harapannya masih ada " Beneran?"

" Iya. Terus ibu bapak mu gimana? "

" Kamu jangan bilang bilang ham, "

"Lah terus kalo aku ditanyain gimana?"

"Bilang aja gak tau. 2 atau 3 hari kedepan aku gak bakal main lagi kesini. Biar ibu bapak gak curiga kamu bantuin aku. Terus Entar barang barang nya kamu bantuin Juga ya ham, titipin dirumah Deket Halte bus. Aku udah ngomong mesen tiket bus malam ke kotanya. Oke?" Jelas Ayu semangat sementara Ilham terlihat lesu.

" Iya, "

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

" Bagaimana nak? Apa jawaban kamu besok kepada keluarga Danu? " Tanya bu Mila kepada ayu.

" Buk. Bisa gak ayu nolak? Ayu masih pengen nikmatin masa muda ayu dulu buk. Meskipun ayu gak bisa kuliah" ayu sadar diri. ekonomi keluargnya jelas tidak akan mampu membiayai nya lanjut kuliah. Lebih baik dirinya mengatakan hal seperti itu.

" Tau gak yu? ibu dulu tuh seumuran kamu itu sudah nikah sama bapak kamu. Kalau anak zaman sekarang senang nya pacaran saja tanpa dinikahi. Kasian yang perempuan nya."

Ayu merengut kesal ketika pergaulan Sekarang disamakan dengan jaman dulu. Lebih lebih dirinya sedikit tersentil bukan karena sering berpacaran melainkan jomblo dari orok. Nasib ayu memang ia tidak terlalu perduli dengan pacaran karena terlalu fokus belajar.

" buk, Tau gak sih Bu? Danu itu berandalan, Disekolah sering kena teguran. Ibu mau anak ibu yang baik ini tersiksa? Danu itu kasar orang nya bu,"

" Kata siapa? Lah ibu sudah pernah ketemu dia. Dia baik, sopan sama orang tua" Bu Mila tetap pada pendiriannya. Justru tambah memuji Danu yang katanya sedikit tampan dan pemurah. Rasanya ayu ingin muntah.

Melihat jarum jam hampir tiba dengan rencananya. Ayu berpamitan untuk tidur lebih awal . Sedangkan sang ibu langsung mengiyakan.

" Jangan lupa besok dandan yang cantik. Keluarga Danu akan datang" pesan Bu Mila kepada ayu yang melengos pergi tanpa mengindahkan nya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Masuk ke kamar nya ayu segera menyusun tumpukan bantal menyerupai sosok yang sedang tertidur . Tidak lupa mematikan lampu kamar. Lalu, meninggal kan sebuah surat di meja belajar nya sebagai rasa permintaan maaf karena telah mengecewakan keluarga.

Selanjutnya, membuka jendela kamar sedikit. Memeriksa keadaan sekitar hingga aman lalu memanjatnya.

' Aman, Akhirnya aku berhasil '

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mas Jefri sudah mengabari kabar baik nya kemarin jika ada loker dikota. akan tetapi hanya dikhususkan untuk gadis muda. Pasalnya, Ilham berniat untuk ikut serta pergi ke kota agar ayu memiliki teman. Tetapi takdir berkata lain.

" Gak apa-apa ham. Besok kalo dikota ada loker lagi, aku kabarin kamu segera ham, oke?" Ayu berjanji jika dikota ia menemukan loker akan segera menghubungi Ilham.

" Iya sudah. Kamu hati hati di kota orang yu. Pikiran orang jahat tidak ada yang tau. Jaga diri baik-baik. Jangan lupa kabarin kalau sudah sampai"

berat rasanya Ilham melepaskan kepergian ayu. Tetepi apalah daya ia tidak memiliki hak lebih.

Ayu Segera menaiki bus yang sudah siap untuk berangkat. Dari dalam jendela bus ayu seperti melihat sosok bapak dan ibunya yang mengendarai motor bebeknya dalam keadaan cepat.

' gawat. Bapak ibu sadar aku pergi '

Ayu segera memberi isyarat kepada Ilham supaya bersembunyi. Sedangkan dirinya langsung menutupi wajahnya dengan mode penyamaran.

Beruntung bus berangkat lebih Awal sebelum ibu dan bapak nya tiba di halte. Ayu bernafas lega. Kini ia akan memulai hidup baru. Menjelajah kota Oranv yang tidak pernah ia datangi. Ayu berharap ia akan baik baik saja.

..."WELCOME TO CITY"...

Mulut ayu ternodai

Akhirnya, setelah menempuh perjalanan panjang Ayu tiba dengan selamat. Untuk pertama kalinya ia menginjakkan kaki di kota besar dengan polusi udara yang sangat berbeda dari desa.

" Uhuk uhuk " asap kendaraan dimana- mana. Ia menunggu seseorang ditepi halte bus. Sejenak ia berfikir, ketakutan menghantuinya jika mas Jefri tidak kunjung datang untuk menjemput. Ia akan tersesat dikota orang yang tidak pernah ia ketahui seluk beluknya.

Tuuuutttttttt

tuttttttttt

Yang jelas itu bukan suara kentut. melainkan nada dering bersambung. Beruntung nya Ayu masih pintar untuk meminta No. Hp mas Jefri sebagai pegangan ketika ia sudah tiba di kota.

" Hallo?" Terdengar Suara seseorang diseberang sana.

" Mas Jefri dimana? "

" Sebentar, eyke sampek sebentar lagi" ayu menautkan alisnya bingung. Membenarkan dalam otak nya jika ia tidak salah no. Kalau semisal salah, ia tidak dapat membayangkan seberapa bahaya hidupnya.

" Ayuuuuuu" seseorang memanggil Namanya dengan kemayu. Dari arah kejauhan sosok itu terus mendekat.

Membawa tas ditangannya, rambut dengan cat merah menyala seperti api, legging yang ketat serta Jangan lupa wajah glowing tanpa jerawat itu. satu-satunya yang membuat ayu yakin itu mas jefri. Wajahnya tidak pernah memiliki jerawat tersesat sedari dulu.

' dia sangat berubah '

Ayu menganga melihat kedatangan nya. Dari yang awalnya Manly sekarang menjadi beauty.

"You, apa kabar? "

" Baik mas "

" Eyke bingung tau gak, You mau ke kota. Ya udah yuk, kita ngiming ngiming aja di kontrakan nanti" Ayu mengangguk langsung mengikuti mas Jefri.

Ayu di bawa menaiki taksi yang nominal bayarnya mencapai 5 digit. Hanya beberapa menit perjalanan dan uang berwarna merah itu sudah diberikan. Ayu syok ditempat melihat taksi itu sudah pergi.

" Kenapa bengong? Ya udah yuk" ajak mas jefri.

" Ah, iya mas" .

" Wait, wait ". Ayu menghentikan langkahnya.

" Apa mas?"

" Mulai detik ini. You gak boleh panggil eyke dengan sebutan mas. Faham? Panggil eyke Jennifer. Okey?"

Ternyata segampang itu nama dirubah zaman sekarang. Ayu hanya bisa menurutinya, toh tidak masalah untuk dirinya. Padahal beberapa orang tua susah payah memberikan nama bagus untuk anak nya Agar kelak menjadi orang yang beruntung. Tetapi, justru di rubah dan disia siakan seperti ini. Memang, Hidup semakin Edan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Seharian penuh ayu habiskan untuk tidur. Karena badannya lelah dan pegal-pegal akibat perjalanan jauh. Dan mas Jefri maksud nya, Jennifer Memakluminya .

Tetapi ketika malam tiba Jennifer menyuruh ayu segera bersiap Untuk Bekerja. Ayu kebingungan dengan hal tersebut. Pasalnya, ini sudah malam.

" Ya, Emang malem say. Siapa yang ngiming pagi? Gih buruan eyke tinggal nih,"

Dengan baju seadanya, ayu hanya mengenakan kemeja putih beserta rok hitam selutut. Jangan lupa surat kelulusan nya.

" Oh- My- God " Jennifer berteriak heboh Segera menghampiri Ayu.

" Lu , gue tunggu lama-lama say. Tampilan yu kayak gini. Mau ke kantor say? Mana ada malem melem begini kantor buka? Sini buruan gue rapiin lu,"

Ayu diseret menuju kamar mandi . Jennifer menyerahkan kantong berisi baju kepada ayu untuk berganti . Dan hasilnya sangat memuaskan.

" Ulala, you so beautiful . Eyke gak nyesel you kesini" Jennifer menatap ayu penuh arti setelah baju yang diberikan nya telah terpakai ditubuhnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mati ayu, mati. Dirinya kini berdiri di hadapan lautan manusia yang sedang berjoget ria. Bau asap Rokok sana sini. Hingga penglihatan Yang minim cahaya ilahi.

" Kenapa kita datang kesini mas? " Ayu bingung ketika Jenifer membawanya ke Club.

" Katanya yu mau kerja. Ya kerja disini"

" Tapi mas- " ayu gelisah sebentar sebentar memperbaiki rok spannya yang naik. Hingga memamerkan pahanya.

" Sini" Jennifer menyeret ayu menuju sudut Ruangan yang agak sepi.

" Yu gimana sih. Katanya mau kerja disini? Niat gak sih?" Jennifer menginterogasi ayu sambil menyalakan rokok.

" Maaf mas. Bukan nya ayu mempermasalahkan pekerjaan nya. Akan tetapi, ini jauh dari bayangan pekerjaan yang ayu harapkan. Ayu kepengen kerja di kantoran mas"

" Hahaha- mimpi yu ketinggian. Lain kali kalo nyali lu belum kuat gak usah deh Sok sok an mau kerja kesini. Ngeropotin eyke tau gak" cemoh Jennifer.

" Maaf mas. Ayu kira bukan pekerjaan seperti ini"

" Yu, yu. Nyari pekerjaan disini itu susah tau gak. Kalo lu gak ada duit buat nyogok ato kenalan orang dalam. Jangan harap lu bisa masuk dunia perkantoran. Kehidupan disini tuh sulit gak kayak di desa" Jennifer menghirup rokoknya seperti menerawang.

" Terus gimana? Yu mau pulang?" Ayu dengan cepat menggeleng. Membuat Jennifer paham akan permasalahan yang ayu hadapi didesa.

" Terus gimana? Eyke gak mau nampung orang secara cuma-cuma di kontrakan. Bakal bertambah Entar pengeluaran eyke".

Ayu mengerti akan pengeluaran dikota yang serba mahal. Jadi, ia berjanji akan sedikit ikut menyumbang pengeluaran saat tinggal di kontrakan Jennifer.

" Boleh gak ayu besok nyoba nyari pekerjaan?"

"Oke, Kalo gak nemu?"

" Kasi ayu waktu selama 3 hari. Kalo ayu belum dapat pekerjaan yang memungkinkan bayaran nya buat ayu. Ayu bakal terima kerjaan disini atau Pulang."

"Ok, deal."

Kesepakatan sudah dibuat . Ayu bersalaman dengan Jennifer sebagai tanda perjanjian mereka . Dan untuk malam ini ia hanya akan menemani Jennifer di tempat ini sebagai bartender. Duduk dipojokan mengamati orang orang yang berlalu lalang. Terkadang ada juga yang genit kepadanya.

" Hai manis? Kau menggoda sekali, berapa tarifmu?" Ingin Sekali ayu mencolok mata pria tua yang jelalatan itu. tetapi, saat ini ia harus diam patuh disini Sampai Jennifer selesai bekerja.

" Boleh saya temani nona disini?"

" Nona bersamaku saja. Aku akan memuaskan nona sampai senang"

Ayu sangat risih ketika beberapa lelaki menggoda dan merayunya. Itu membuat Jennifer faham untuk menyuruh nya pindah tempat.

Ayu di ajak Jennifer kesebuah ruangan Dekat dengan toilet. Seperti nya sebuah ruangan ganti.

" Yu tunggu disini aja gak apa apa kan? Gak bakalan ada yang ganggu yu. Oke?" Ayu mengangguk mengerti. Disini lebih baik meskipun sedikit gelap karena pencahayaan yang terpasang redup. Ia memakluminya daripada harus diluar Dengan hiruk pikuk orang orang aneh. Itu membuat ayu takut.

BRAKKKKKK

BUMMMMMMM

pintu ruang ganti idi dobrak dengan keras oleh seseorang membuat ayu seketika terkejut.

Dalam redupnya lampu itu. Ayu bisa melihat wajah seorang pria Bule menghampiri dirinya sedikit sempoyongan.

" Anda-siapa?"

" Wow, ini sangat gila. Mengapa aku melihat bidadari surga di sini? " Ayu kebingungan.

Tangan lelaki itu tiba-tiba mengunci pergelangan tangan ayu ke arah loker pakaian.

" Kamu sangat cantik dan menggoda" belum sempat ayu membalas pertanyaan lelaki itu . Bibirnya lebih dulu di serang oleh Aroma musk dari bibir lelaki itu.

Menyicipinya dengan sangat rakus hingga ayu sesak untuk bernafas. Tangan ayu tidak tinggal diam ia memukul dada lelaki tersebut begitu keras namun tidak memiliki efek apapun.

Malah justru ******* itu berubah menjadi ******* lembut yang begitu menggairahkan. Membuat ayu tergoda untuk membalasnya.

Tangan lelaki itu kini beralih kearah belakang tubuh ayu. Karena mendapatkan sebuah kesempatan. Namun ayu segera sadar dan menendang tulang keringnya

" Akhhh "

BRAKKKK

lelaki itu jatuh terduduk dan ayu meninggalkannya dengan segera tanpa melihat lagi kondisinya.

'Najis, najis. Mulut ku sudah ternodai. An**r Lelaki itu'

ayu berkomat Kamit kesal. Ia ingin menangis rasanya tetapi ditahan karena malu.

Ayu menghampiri mas Jefri dengan segera . Memintanya agar mengantar pulang. Ia sudah Takut , Malu dan begitu kesal.

Ayu tidak perduli lagi jika mas Jefri sampai dimarahi oleh bosnya. Bahkan jika mas Jefri menolak, ayu berniat untuk meraung menangis seperti bayi.

Alhasil dirinya pulang ke Kontrakan mas Jefri dengan gojek yang dipesankan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!