Bruuukkk...
Saka berhasil mengalahkan sosok pria berjubah yang tak lain ialah Adoleon alias sang master yang selalu membuat cukup banyak mantra-mantra serta senjata yang menafikan.
Saka mengancam Adoleon dengan pedang miliknya, ia taruh ujung pedang itu di leher Adoleon bermaksud untuk membuat master itu berbicara.
"Cepat katakan padaku, dimana sumber energi terbesar itu!" ucap Saka.
"A-ampun, tolong jangan bunuh saya! Saya belum mau mati!" pinta Adoleon memohon pada Saka.
"Aku tidak akan menghabisi kamu, jika kamu mau mengatakan padaku semuanya! Cepatlah katakan itu atau aku akan memenggal lehermu ini!" ucap Saka.
"Ba-baiklah, aku akan katakan dimana sumber energi yang luar biasa itu. Tapi, tolong kamu jauhkan dulu pedang ini dari leherku! Aku janji tidak akan melakukan perlawanan lagi!" ucap Adoleon.
"Oke, aku pegang kata-kata mu itu!" ucap Saka.
Saka pun menjauhkan pedangnya dari leher Adoleon, ia menaruh pedang itu kembali ke dalam bungkusnya.
"Sekarang bicaralah! Jika kamu berbohong, maka aku akan langsung menghabisi mu!" ucap Saka.
"Iya iya, aku bicara sekarang.." Adoleon tak memiliki pilihan lain, ia pun duduk tegak dan bersiap berbicara pada Saka.
"Sumber energi yang luar biasa itu, aku beri nama blue circle. Dia terdapat di bumi, tapi aku tidak tahu pasti dimana tempatnya." jelas Adoleon.
"Seperti apa bentuknya?" tanya Saka.
"Dia besar, bulat dan berwarna biru. Aku juga sedang meneliti lebih lanjut tentangnya, untuk itulah aku membuat alat ini." jawab Adoleon seraya menunjukkan sebuah alat buatannya kepada Saka.
"Alat apa itu?" tanya Saka terheran-heran.
"Ini aku namakan tongkat pendeteksi, alat ini aku gunakan untuk mendeteksi keberadaan blue circle. Tapi, aku belum pernah mencobanya." jelas Adoleon.
"Berikan itu padaku!" pinta Saka yang langsung mengambil alat itu dari tangan Adoleon.
"Ini sekarang jadi milikku, terimakasih atas semua info yang kamu berikan tadi! Jangan pernah katakan ini kepada yang lain, termasuk para bidadari!" ancam Saka.
"Ba-baik, aku akan tutup mulut!" ucap Adoleon.
Setelahnya, Saka tersenyum sekilas sebelum menghilang pergi dari tempat itu.
Adoleon bangkit dari posisinya saat ini, memegangi dadanya yang terasa sakit akibat serangan Saka.
"Uhuk uhuk, ini gawat! Jika sampai Saka memberitahu pada raja Paulus, pasti mereka akan segera turun ke bumi dan mencari blue circle sampai ketemu. Apa yang harus aku lakukan untuk mencegah mereka?" gumam Adoleon.
•
•
Saka telah kembali ke wilayah vampire, ia langsung menemui raja Paulus sebagai pemimpin bangsa vampire yang dahulu juga menghidupkannya.
Sesampainya disana, Saka disambut oleh sang raja yang sedang terduduk bersama dua orang pelayan wanitanya disana.
"Hey Saka! Kau sudah kembali? Bagaimana dengan misi yang ku perintahkan tadi?" tanya Paulus.
"Semua berjalan lancar raja, aku telah berhasil memaksa Adoleon mengatakan dimana sumber energi itu." jawab Saka.
"Lalu, dimana sumber itu berada?" tanya Paulus.
"Di bumi, bentuknya bulat dan berwarna biru. Tapi, dia tidak tahu pasti dimana letak blue circle itu." jawab Saka.
"Blue circle? Di bumi?" ucap Paulus terkejut.
"Ya raja Paulus, Adoleon sendiri yang memberi nama sumber itu blue circle." jelas Saka.
"Baiklah, kalau begitu kau harus segera turun ke bumi dan temukan blue circle!" perintah Paulus.
"Aku tidak bisa datang kesana, di bumi sangat panas dan itu sangat berbahaya untukku. Bagaimana jika aku terbakar raja?" ucap Saka.
"Kamu tak perlu khawatir! Akan ku urus semuanya dengan cepat, kamu sekarang kumpulkan saja beberapa pasukan yang ingin kau bawa ke bumi!" ucap Paulus.
"Baik raja! Kalau begitu aku permisi dulu, kabari saja jika sudah waktunya aku akan pergi!" ucap Saka.
"Ya." ucap Paulus singkat.
Saka pun keluar dari ruangan itu dan menemui beberapa temannya disana.
•
•
"Raline, Irene, Anjar, Gayle, dan lu Pasya. Kalian kumpul sebentar, ada yang mau gue sampaikan sama kalian berlima!" ucap Saka.
Kelima vampire itu mengangguk dan mendekati Saka.
"Ada apa sih Sak?" tanya Raline ketus.
"Gue diminta raja Paulus buat kumpulin orang untuk dibawa ke bumi, kalian semua harus ikut sama gue dan temani gue disana!" jelas Saka.
"Hah? Ke bumi? Mau apa?" tanya Irene kaget.
"Iya Sak, emang ada apa sih di bumi? Lu mau bikin kita semua hangus ya?" sahut Pasya.
"Gak gitu, ini perintah dari raja Paulus loh. Kita diminta buat cari blue circle, sumber energi terbesar yang bisa bikin kita makin kuat dan kebal. Bola itu ada di bumi, makanya kita harus turun ke bumi." jelas Saka.
"Ohh, berarti lu udah berhasil paksa Adoleon buat buka mulut dong?" tanya Gayle.
"Iyalah, itu mudah buat gue." jawab Saka.
"Kamu emang hebat Saka! Gak salah raja Paulus angkat kamu jadi panglima perang kita," ucap Irene memuji Saka.
"Gue gak bisa ikut," ucap Anjar.
"Loh kenapa? Lu takut kebakar matahari? Tenang aja, raja Paulus bakal atasi itu semua!" ucap Saka.
"Bukan itu, gue emang gak bisa ikut lu semua ke bumi. Ada tugas lain yang diberikan raja Paulus sama gue kemarin," ucap Anjar.
"Tugas apa dah? Emangnya ada ya?" tanya Irene pada Anjar.
"Ya ada lah, gue kan juga orang kepercayaannya raja Paulus. Bukan cuma si Saka," jawab Anjar dengan sinis.
Anjar langsung pergi begitu saja.
"Heh Anjar!" Gayle coba berteriak menahan Anjar untuk tidak pergi, tetapi gagal.
"Tuh anak ngapa sih ya?" ujar Pasya.
"Gak tahu, udah gausah dipikirin! Biar aja kalau dia emang gak mau ikut, tapi kalian semua pokoknya harus ikut sama gue!" ucap Saka.
"Siap Sak!" jawab mereka serentak.
•
•
"Apa??!" ratu Keira terkejut setelah mendengar penjelasan dari Raiden, mata-mata yang ia tugaskan untuk memantau wilayah vampire.
"Kamu serius Raiden? Bangsa vampire akan turun ke bumi?" tanya ratu Keira.
"Ya ratu, itulah yang aku dengar dari obrolan mereka tadi. Mungkin dalam waktu dekat mereka akan turun ke bumi untuk mendapatkan sumber energi terbesar itu ratu," jawab Raiden.
"Gawat! Aku tidak boleh diam saja dan membiarkan mereka mendapatkan sumber itu! Aku harus bisa cegah mereka!" ucap ratu Keira tampak panik.
"Mala, Rayla, kalian cepat panggil seluruh bidadari untuk berkumpul disini!" perintah ratu Keira pada dua orang pelayannya.
"Baik ratu!" ucap Mala dan Rayla.
Mereka berdua pun pergi untuk menjalankan perintah dari sang ratu.
"Terimakasih informasinya Raiden, kamu boleh kembali melakukan tugasmu!" ucap ratu Keira.
"Baik ratu!" ucap Raiden.
Raiden menghilang untuk kembali ke wilayah bangsa vampire dan memantau mereka lebih lanjut.
"Ini tidak boleh dibiarkan, bangsa vampire tidak boleh menguasai sumber itu!" gumam sang ratu.
Tak lama kemudian, seluruh bidadari disana masuk ke nirwana menemui ratu mereka. Kesembilan bidadari itu berbaris seperti biasa dan tak lupa memberi hormat pada ratu Keira.
"Salam hormat dan bahagia selalu, ratu!" ucap mereka serentak.
"Ya, bahagia juga untuk kalian!" balas ratu Keira.
"Eee kata Mala dan Rayla, ratu memanggil kami. Ada apa ya ratu?" tanya Sahira.
"Betul, aku perintahkan kamu dan Nur untuk pergi ke bumi saat ini juga! Kalian kembali bertugas disana, jaga bumi dari para vampire yang hendak turun kesana!" jelas ratu Keira.
"Apa? Turun ke bumi??" Sahira terkejut mendengar perintah dari ratunya barusan.
"Iya Sahira, apa kau keberatan melakukan tugas ini? Jika iya, aku akan perintahkan yang lainnya." tanya ratu Keira.
"Eee tidak ratu, aku bersedia!" jawab Sahira.
"Baguslah, kalau begitu cepat kalian pergi sekarang! Nawal, temani Sahira dan Nur selama di bumi!" perintah ratu Keira.
"Baik ratu!" ucap Nawal.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
...Visual para cast...
...•...
...Sahira Anandya Lestari...
...•...
Bidadari cantik berusia 1500 tahun ini merupakan yang paling kuat diantara sembilan bidadari lainnya di khayangan.
Sahira juga bidadari kepercayaan sang ratu Keira, beberapa kali Sahira selalu diberi perintah oleh ratu Keira, seperti contohnya turun ke bumi.
...✨✨✨...
...Dewa Ganendra...
...•...
Manusia tampan berusia 18 tahun ini adalah sosok reinkarnasi dari Lucas, kekasih Sahira yang telah meninggal beberapa tahun lalu akibat perang bintang.
Dewa adalah ketua geng motor, di zaman modern seperti sekarang Dewa dan teman-temannya sudah menggunakan motor terbang yang dapat melesat sangat cepat.
Pertemuan Dewa dan Sahira terjadi di bumi, kala Sahira tengah menjalani misi untuk menyelamatkan bumi dari serangan vampire.
...✨✨✨...
...Saka Wijanarko...
...•...
Sosok vampire yang terbilang baru karena dirinya dahulu merupakan seorang manusia sebelum mati secara mengenaskan dan dihidupkan kembali oleh raja Paulus sang pemimpin bangsa vampire.
Namun, kehadiran Saka justru sudah mampu membuat dirinya dipercaya oleh sang raja dan beberapa kali juga dia diminta menjadi pemimpin pasukan vampire dalam penyerangan.
...✨✨✨...
...Nur Alessia...
...•...
Nur merupakan sahabat Sahira yang selalu menemani Sahira kemanapun dia pergi, Nur juga seorang bidadari cantik yang kekuatannya tak terlalu jauh dari Sahira.
Nur sempat memiliki kekasih yang bernama Alan, namun perbedaan diantara mereka membuat hubungan mereka akhirnya kandas juga tanpa pernikahan.
...✨✨✨...
...Nawal Melodia...
...•...
Jika sebelumnya Sahira dan Nur hanya pergi berdua menjalani misi di bumi, kini mereka juga ditemani oleh sosok bidadari paling muda diantara mereka yang tak lain ialah Nawal.
Nawal memang masih muda, tapi kemampuannya tidak boleh dianggap remeh karena Nawal memiliki mustika hijau pemberian ibunya dahulu kala yang membuat ia disegani oleh bidadari lainnya.
Ini bukan kali pertama Nawal turun ke bumi, karena sebelumnya Nawal juga seringkali muncul kesana untuk menemui dua sahabatnya itu.
Ya saat ini Nawal akan ikut bersama Sahira dan Nur untuk menjalani misi yang diberikan ratu Keira, tentunya ia sangat senang karena bisa merasakan pengalaman yang berbeda.
...✨✨✨...
...Ratu Keira...
...•...
Ratu Keira adalah pemimpin dari kesembilan bidadari khayangan, parasnya tentu lebih cantik dari semua bidadari itu karena dia seorang ratu.
Akan tetapi, jika bicara kekuatan maka ratu Keira masih kalah dibanding dengan Sahira.
Ya Sahira bisa saja menyerang ratu Keira dan merebut nirwana dari tangannya jika dia mau, apalagi usia sang ratu tidak muda lagi.
Namun, hingga kini Sahira masih tetap setia dan patuh pada ratunya itu.
Ratu Keira juga memiliki masa-masa kelam dulu, dimana saudara kembarnya harus merenggut nyawa di depan matanya sendiri.
...✨✨✨...
...Anjar Austin...
...•...
Anjar, vampire dewasa yang tampan dan tidak menyukai Saka. Anjar merasa dirinya lebih pantas menggantikan posisi Saka saat ini, karena kekuatannya jauh di atas Saka.
Disaat teman-temannya turun ke bumi, Anjar memilih menetap di wilayah vampire untuk merencanakan sesuatu yang bisa membuat Saka musnah.
...✨✨✨...
...Raline Amanda...
...•...
Vampire cantik yang cuek dan jutek pada Saka, padahal sebenarnya dia menyimpan rasa cinta kepada Saka, tapi tak berani mengungkapkannya.
...✨✨✨...
...Irene Cheresia...
...•...
Sama seperti Raline, Irene juga seorang vampire cantik yang menyukai Saka. Namun, bedanya Irene lebih berani menunjukkan rasa sukanya itu dan terus bersikap manis pada Saka.
...✨✨✨...
...Joe Gayle...
...•...
Vampire tampan yang satu ini menyukai Raline, namun sikap Raline yang cuek membuatnya merasa tidak tega jika terus-terusan mendekati wanita itu.
...✨✨✨...
...Pasya Derlangga...
...•...
Anggota vampire Saka yang terakhir ialah Pasya, dia memang tidak terlalu kuat, tapi tentunya Pasya memiliki ketampanan yang luar biasa untuk seorang vampire.
Pasya juga memiliki nyali yang hebat, dia selalu berani menantang siapapun, walau pada akhirnya dia tidak pernah menang juga.
...✨✨✨...
...Raiden Anggara...
...•...
Orang kepercayaan ratu Keira yang bertugas memata-matai bangsa vampire ini akhirnya juga ikut turun ke bumi dan menyamar sebagai manusia.
Siapa yang sangka jika Raiden lah yang pertama kali mengetahui bahwa Dewa adalah reinkarnasi Lucas, namun ia tidak pernah mau mengatakan itu pada Sahira.
Ya sudah jelas alasannya adalah karena Raiden mencintai Sahira...
...Azalia Christy...
...•...
Teman satu sekolah Sahira dan yang lainnya, dia anak yang aktif dan periang, dia juga suka sekali bermain bersama Sahira baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Tapi siapa sangka, Azalia adalah jelmaan dari Fatimeh, pendekar monyet yang menyamar untuk melindungi Sahira di bumi.
...✨✨✨...
...Oke itu aja, bye bye...👋👋...
Sahira, Nur serta Nawal kini telah turun ke bumi dengan wujud baru mereka sebagai manusia.
Bumi saat ini sudah jauh berbeda dibanding ketika terakhir kali mereka kesana.
"Wah ternyata bumi jadi makin indah ya sekarang! Aku pasti bakalan betah nih main-main disini!" ucap Nawal.
"Kamu bicara apa sih? Kita kesini itu untuk menjalankan misi dari ratu, bukan buat main-main!" tegur Nur.
"Ya santai dong Nur! Apa salahnya kalau sambil main ya kan? Toh kita juga perlu cari tahu dimana vampire itu mendarat," ujar Nawal.
"Iya, Nawal benar. Kita harus cari tahu dulu dimana lokasi mereka! Baru setelahnya, kita akan pantau mereka terus!" ucap Sahira.
"Tapi, gimana caranya kita bisa temuin mereka? Kita aja gak dikasih petunjuk apa-apa sama ratu, bakalan susah ini mah!" keluh Nur.
"Sabar Nur! Gak ada yang susah selagi kita mau berusaha, aku yakin kita pasti bisa temuin bangsa vampire itu!" ucap Sahira.
"Iya Nur, kamu semangat dong jangan lemes gitu! Mentang-mentang di bumi udah gak ada pacar kamu, terus kamu jadi loyo gitu?!" sahut Nawal.
"Ih kamu diem deh Nawal!" kesal Nur.
"Hehe.." Nawal nyengir tanpa rasa bersalah.
"Udah udah, jangan pada ribut sendiri! Kita harus kompak dan gak boleh terpecah belah!" ucap Sahira menengahi.
"Siapa yang ribut sendiri sih Sahira? Orang kita ribut berdua kok, aku sama Nur kan dihitung dua bukan satu." ucap Nawal.
"Terserah kamu aja deh Nawal!" ujar Sahira.
"Nah kan, kamu juga pusing kan hadapin dia? Ya itulah yang daritadi aku rasain, lagian ngapain sih ratu pake suruh dia ikut sama kita segala? Bukannya bantu malah ngerepotin!" ujar Nur.
"Ih kok gitu ngomongnya? Gini-gini aku jago tau, aku bisa kenalin yang mana manusia dan yang mana vampire!" ucap Nawal.
"Kalo itu mah bukan cuma kamu Nawal, tapi semua bidadari di nirwana juga bisa. Kamu gausah sombong punya kemampuan itu, kecuali kalau kamu bisa jadi Dewi, baru hebat!" ucap Nur.
"Oh gitu ya Nur? Yaudah, aku tinggal ubah aja nama aku jadi Dewi, gampang kan?" ujar Nawal.
"Ah suka-suka kamu ajalah!" kesal Nur.
Mereka kembali melangkah cepat menuju tempat tinggal yang sudah disiapkan oleh ratu Keira sebelumnya untuk mereka.
Setibanya disana, ketiganya cukup kagum dengan besarnya rumah tersebut. Bahkan, rumah itu lebih mewah dan besar dibanding sebelumnya.
"Waw rumahnya gede banget! Ini rumah apa istana bumi sih?" ujar Nawal merasa kagum.
"Tentu aja ini rumah, tapi rumah bidadari. Makanya bisa sebesar dan semewah ini," jawab Nur.
"Ih apa sih kamu? Orang aku gak bicara sama kamu, kenapa kamu yang jawab?" cibir Nawal.
"Ish nih anak bener-bener ngeselin ya! Mau aku hajar kamu?!" geram Nur.
"Tahan Nur tahan! Kamu jangan emosi gitu dong, sabar!" ucap Sahira.
"Tau ih emosian mulu jadi orang! Nanti cepet tua loh!" cibir Nawal.
"Aku gak bisa tua, aku kan bidadari. Kamu tuh yang keriputan nanti!" balas Nur.
"Lah kan aku bidadari juga sama kayak kamu, lupa ya? Makanya jangan emosian, jadinya pikun kan kamu!" ucap Nawal.
"Ih nih anak ngeselin banget!" Nur makin kesal dan berniat memukul Nawal, tetapi dihalangi oleh Sahira.
"Eh eh eh, tahan Nur tahan! Kita gak boleh berantem, kita harus kompak!" ucap Sahira.
"Abisnya tuh bocah satu ngeselin banget tau!" ucap Nur menunjuk ke Nawal.
"Aku bukan bocah, aku udah gede tau!" ujar Nawal.
"Diem kamu!" bentak Nur.
"Ih gak mau, kamu aja yang diam!" ucap Nawal.
Sahira menghela nafasnya mendengar keributan dua temannya itu.
•
•
Hari telah berganti, Sahira serta kedua temannya sudah memakai seragam sekolah mereka yang telah disiapkan oleh Sahira.
Nur tampak heran karena mereka harus kembali bersekolah seperti dulu, padahal yang ia harapkan mereka tidak perlu melakukan itu.
"Ish Sahira, ini kita sekolah lagi kayak dulu? Gak bisa apa kita gausah sekolah gitu?" tanya Nur.
"Gak bisa Nur, ini udah rencana ratu supaya penyamaran kita gak kebongkar." jawab Sahira.
"Tapi, kenapa harus sekolah SMA lagi? Kan bisa kita masuk ke kampus gitu, bosen tau sama suasana SMA. Udah dua kali loh kita sekolah SMA, emang kamu gak bosen?" ujar Nur.
"Mau gimana lagi Nur? Kita ikutin aja perintah ratu, kamu gausah ngeluh!" ucap Sahira.
"Iya Nur, jangan kebanyakan protes deh! Aku tenang-tenang aja tuh!" sahut Nawal.
"Diam kamu!" bentak Nur.
"Ih kamu aja yang diam!" balas Nawal.
"Udah udah jangan pada ribut terus! Kita harus berangkat sekarang, takut telat!" ujar Sahira.
"Iya, tapi ini kita naik apa? Rumah gede gak ada kendaraan yang bisa dinaikin," tanya Nur.
"Kata siapa? Ada kok kendaraan," jawab Sahira.
"Hah? Mana??" tanya Nur penasaran.
Cliingg...
"Tuh!" ucap Sahira seraya menunjuk ke sebuah mobil yang terparkir di hadapannya.
"Wih keren kamu Sahira! Kamu sekarang bisa sulap juga?" puji Nawal.
"Bukan sulap Nawal, tapi sihir." ucap Sahira.
"Ohh.." Nawal manggut-manggut saja.
"Terus, siapa yang nyetir? Pak Tirta?" tanya Nur.
"Ya enggak lah, kita kan cuma tinggal bertiga disini. Biar aku aja yang nyetir, gampang kok nyetir mobil jaman sekarang." ucap Sahira.
Sahira langsung melangkah masuk ke dalam mobilnya.
"Ih Sahira tunggu!" Nur berteriak dan menyusul Sahira masuk ke mobil.
"Sahira, Nur, itu pintu rumahnya gak dikunci?" tanya Nawal dengan teriakan lantang.
"Gausah!" ucap Sahira dari dalam mobil.
"Yakin? Gak takut dimaling?" tanya Nawal lagi.
"Siapa yang mau ambil barang-barang sihir sih Nawal? Itu semua gak nyata!" jawab Sahira.
"Oh gitu.." Nawal akhirnya ikut melangkah dan masuk ke dalam mobil.
Nawal duduk di belakang sendirian, tapi itu justru membuatnya nyaman karena bisa menguasai jok disana.
"Uhh nyamannya.." ucap Nawal yang kini tengah bersandar sembari memejamkan mata.
"Ah lebay!" cibir Nur.
"Kenapa? Iri ya? Makanya jangan ngeselin jadi orang!" ucap Nawal.
"Apa sih kamu?!" ujar Nur kesal.
"Udah udah, ini waktunya kita berangkat!" ucap Sahira.
"Oke! Tapi, kunci mobilnya mana?" tanya Nur.
"Sekarang gak perlu pake gituan lagi Nur, cukup pake ini." jawab Sahira menunjuk bibirnya.
"Hah? Maksudnya?" Nur tak mengerti.
Sahira tersenyum kemudian menelan saliva nya dan mulai berbicara, "Halo mobil!"
"Halo nona Sahira!" Nur serta Nawal langsung dibuat kaget ketika suara tersebut muncul.
"Hah? Siapa itu Sahira, Nur??" tanya Nawal.
"Ahaha, tadi itu suara mobil ini Nawal. Kamu dengerin aja ya, jangan bicara dulu!" ucap Sahira terkekeh kecil.
"Ohh, iya iya.." Nawal menurut dan membungkam mulutnya.
"Mobil, nyalakan mesin ya!" perintah Sahira.
Mesin mobil itu langsung menyala dalam seketika, membuat Nur dan Nawal makin kebingungan.
"Okay! Sekarang kita jalan!" ucap Sahira.
Ngeeengg...
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!