POV Alena
Setahun sudah pernikahan yang aku jalani dengan Mas Faris tapi aku tak pernah dianggap ada di rumah ini.Kami tidur terpisah sejak awal menikah.walau nafkah lahir selalu ia penuhi tapi nafkah bathin tak pernah aku terima.
Kami menikah karena perjodohan.Pak Hanan yang tak lain Ayah mertuaku merasa berhutang Budi karena Ayahku sudah menyelamatkan nyawa nya walau nyawa Ayahku yang jadi taruhanya.Karena pengorbanan Ayahku itu Pak Hanan menjodohkan ku dengan putranya.Agar Mas Faris bisa menjaga dan membahagiakan ku yang sudah yatim piatu ini.
Semua luka hati aku simpan sendiri,Suamiku tak bahagia dengan pernikahan ini bahkan bodohnya aku membiarkan nya masih menjalin hubungan dengan kekasihnya.Aku merasa tak berhak untuk marah dan melarangnya.
Aku tetap menjalankan kewajiban ku sebagai Istri,setiap hari aku akan memasak makanan lezat dan selalu menyiapkan pakaian kerja untuknya.Ya aku bersyukur Mas Faris tak pernah protes soal ini.
Setiap pagi dan sore aku akan menghabiskan waktuku di sebuah taman kecil yang ada di teras rumahku,Aku sangat suka menanam Bunga,terutama Bunga Mawar putih.berada disini aku bisa mengusir rasa kesepian ku.
"Semoga suatu saat kita bisa duduk berdua menikmati suasana di sini bersama anak-anak".Aku tersenyum setelah mengucapkan ini.
"Aamiin,semoga apa yang Nyonya inginkan itu terkabul".
Aku menoleh kearah sumber suara yang ternyata adalah Bi Rahma.Wanita paruh baya yang selama ini sangat baik dan setia bekerja denganku.
"Nyonya Alena Semua bahan masakan sudah Bibi siapkan di dapur".Bi Rahma memberitahuku.
"Tuan minta di masakan apa untuk makan malam Bi?".Tanyaku Mas Faris akan memberitahu Bibi apa yang ingin ia makan.
"Tadi Tuan pesan ingin makan udang,kata Tuan terserah mau di masak apa yang penting menu utamanya itu Ny.Alena".
"Oh,,,ayo Bi kita masak sekarang".Aku pun bergegas menuju dapur.
Aku mulai memasak satu persatu bahan masakan yang sudah Bi Rahma siapkan.Bi Rahma juga banyak membantuku.
"Nyonya kenapa bukan Bibi saja yang memasak,Bibi kan pembantu di rumah ini tapi hampir tiap hari Nyonya yang masak".Bi Rahma sedikit protes.
"Tugas Bi Rahma kan sudah banyak,memasak adalah salah satu hobi ku Bi,apalagi saat melihat suami ku makan dengan lahap masakan yang aku buat ada kebahagian tersendiri di hati ini Bi".Aku sedang berusaha untuk membuat suamiku bisa menerima kehadiranku.Walau hanya kekecewaan yang sering aku terima.Tapi aku Ikhlas melakukan ini semua.
"Kenapa Nyonya sangat sabar sekali menghadapi Tuan Faris,Sedikitpun Nyonya tak pernah di anggap oleh nya,Bibi ingin sekali mengadu sama Tuan Hanan".
Aku tersenyum mendengar ucapan Bi Rahma,ya yang tau permasalahan rumah tanggaku hanya Bi Rahma aku menutup rapat semua dan tak ingin Mama dan Papa mertuaku bersedih jika tau hubungan ku dengan anaknya tak berjalan baik.
"Jangan katakan apapun Bi,,,biar rahasia ini hanya kita berdua yang tau".Aku melarang Bi Rahma untuk memberitahu mertuaku.
"Tapi Bibi kesal loh Nyonya di perlakukan seperti ini,Apa Tuan tidak menyadari bahwa Nyonya itu adalah istri yang baik".Bi Rahma memujiku.
"Aku melakukan semua ini karena sudah menjadi kewajiban ku sebagai istri melayani suamiku.Aku ikhlas Bi,lagi pula aku sudah tak punya siapa-siapa lagi sekarang.Hanya Mas Faris dan keluarganya yang aku punya".
"Bibi selalu berdoa untuk Nyonya agar di beri kebahagian".
"Aamiin makasih ya Bi,,".
"Dan yang perlu Nyonya tau,jika Nyonya masih punya Bibi ini,Nyonya jangan merasa sendirian".Ucap Bi Rahma tegas
Ah bahagianya aku mendengar perkataan Bi Rahma,aku seperti memiliki seorang ibu lagi yang cerewet menasehati putrinya.
Hampir satu jam aku menghabiskan. Waktu di dapur untuk memasak,Lima belas menit lalu Bi Rahma mendapat pesan dari Mas Faris kalau kedua orang tuanya akan datang berkunjung malam ini.Aku akan memasak lebih banyak untuk kedua mertuaku itu,sudah lama rasanya kami tak bertemu karena kesibukan mereka sebagai pengusaha sukses kadang waktu mereka lebih banyak di luar kota mengurus cabang-cabang usahanya.Untuk perusahan di kota Jakarta ini sepenuhnya tanggung jawab Mas Faris.
Hampir semua makanan sudah siap,Bi Rahma pun mulai menatanya di meja makan.
"Bi,,,aku mandi dulu ya".Pamit ku pada Bi Rahma karena badan ini sudah terasa lengket dan berkeringat.
Bi Rahma mengangguk
Walau tak pernah di sentuh oleh suamiku,Aku tetap rutin merawat tubuhku dan aku juga selalu memperhatikan penampilanku.
Selesai mandi aku memakai parfum wangi,aku memakai dress santai berwarna biru tua.Dress ini aku dapatkan dari hasil berburu diskon di sebuah Mall.Aku memang memiliki banyak uang,Setiap bulan Mas Faris selalu mentransfer sejumlah uang di rekeningku,Tapi aku cukup tau diri aku hanya memakai uang Mas Faris seperlunya saja.
Aku melihat jam pukul tujuh malam,aku mendengar suara mobil memasuki halaman rumah.Aku pun segera membuka pintu dan melihat siapa yang datang.
Ternyata kedua mertuaku,aku menyambut mereka dengan hangat.
"Apa kabar Alena,,Lama tidak bertemu Mama lihat kamu makin cantik saja".
Aku tersenyum mendengar pujian dari Ibu mertua ku itu.
"Kabar Alena baik Ma,Gimana kabar kalian aku lihat Papa dan Mama semakin awet muda saja".Aku balik memuji karena ku akui mereka berdua masih terlihat segar bugar dan Awet muda.
"Kabar kami juga baik sayang,terima kasih pujiannya.lihat Mama membawa sesuatu untukmu".sebuah paper bag berwarna cokelat di berikan padaku.
"Makasih Ma".aku tak membuka langsung apa yang Ibu mertua berikan padaku.
Aku pun menyapa Papa mertuaku dan menyalami tangannya.
"Masuk dulu Pa,Ma,,Mas Faris belum pulang dari kantor.Kita tunggu saja mungkin ia tak akan lama lagi sudah sampai".
"Faris lembur lagi,Kan Papa udah bilang pulang lebih awal,Apa ia memang sering pulang larut malam Alena?".Tanya Papa mertuaku tiba-tiba.
Aku bingung harus menjawab apa,Mas Faris memang sering pulang larut malam.
Belum saja kami bertiga masuk kedalam rumah mobil Mas Faris sudah datang.
Aku bernafas lega setidaknya tak banyak pertanyaan dari Papa yang harus aku jawab.
Mas Faris keluar dari dalam mobil bersama seorang wanita,Ya aku mengenal wanita cantik itu adalah seorang model yang sedang naik daun sekarang ini,Hampir setiap iklan di televisi dan majalah selalu menampilkan wajahnya.
Wanita itu bernama Ina Farera,yang tak lain adalah kekasih dari suamiku sendiri.
Aku meremas tanganku,Papa mertuaku menatap tajam kearah Mas Faris yang kini berjalan santai sambil menggandeng tangan Ina.Aku tidak pernah menyangka Mas Faris melakukan semua ini.Mas Faris memberikan kami sebuah kejutan besar.
"Faris apa-apaan ini kamu membawa pulang seorang wanita dan menggandeng tangannya di depan istrimu!!!!".Ibu mertuaku juga sangat kaget dengan kejutan yang Mas Faris ciptakan malam ini.
"Anak tak tau diri kamu!!"Papa mertua sudah mengepalkan tangannya.
Kedua mertuaku itu pasti sudah mengerti situasi ini.
"Pa,,,Ma,,kita bicarakan ini didalam saja".Aku mencoba mencairkan suasana walau hatiku sudah terluka parah.
"Mas Faris,Mba Ina silahkan masuk".Ucapku datar
"Kalian harus menjelaskan semua ini!!!".Tegas Papa mertuaku ia pasti sangat marah dan kecewa.
Hanya keheningan yang tercipta di ruang tamu rumahku.
"Kau berselingkuh dari istrimu Nak?".Mama Dina memulai membuka pembicaraan.
"Aku dan Ina sudah lama menjalin hubungan sebelum aku menikahi Alena Ma".jawab Mas Faris
"Lalu,,,kau masih berhubungan dengannya padahal kau sudah menikah?".Desis Papa Hanan
"Aku tak bahagia dengan pernikahan ku Pa,,aku tidak mencintai Alena yang aku cintai hanya Ina".
Ucapan mas Faris telak melukai hati terdalam ku.
Mama mertuaku langsung merangkul ku,mungkin ia bisa merasakan apa yang aku rasakan saat ini.
"Putuskan hubungan kalian bedua,,,!!!".
"Aku tak akan memutuskan Ina,aku akan menikahi Ina dalam waktu dekat ini".Ucapan Mas Faris kembali membuat kami terkejut.
Ina terlihat sedih mendengar ucapan Papa mertuaku,Tapi ada senyum kecil terlihat di bibirnya aku bisa melihatnya.entah apa maksudnya itu.
"Papa kira hubungan kalian baik-baik saja,Kalau aku tau kau seperti ini Faris aku tak akan menjodohkan mu dengan Alena,Pasti selama ini Alena hidup menderita".Papa Hanan menatap ku sendu.
"Nak kau pikirkan lagi keputusan mu itu,Mama tidak merestui hubungan mu dengan wanita ini".
"Tanpa restu kalian aku akan tetap menikahi Ina".Tegas Mas Faris
"Ceraikan Alena dulu baru kau bisa menikah ".Ucap Papa Hanan
"Pa,,,,Aku tak ingin bercerai dari Mas Faris".Ucapku
Jujur aku sangat mencintai suamiku itu.Aku belum siap untuk di cerai olehnya mungkin aku lebih memilih untuk di madu.
"Apa kau tak sakit hati melihat suamimu sendiri nanti bermesraan di depanmu,Jangan lukai hati mu lagi Alena".Mama Mertuaku mencoba memperingatkan ku.
"Aku akan bertahan Pa,,Ma,,aku tidak masalah dengan kemesraan mereka nanti".Ucapku getir aku ingin menangis hanya saja aku menahannya.
"Kalian semua memang keras kepala,ayo Ma kita pulang kejutan ini sungguh sangat hebat".Ucap Papa Hanan yang mulai berdiri dari sofa yang ia duduki.
"Alena kalau kau sudah tak sanggup lagi bilang saja sama Papamu ini,jangan menutupi dan merahasiakan apapun lagi dari kami".Pesan Papa Hanan sebelum ia pergi.
Aku hanya menganggukkan kepalaku.
"Dan kau Faris,jangan menyesal jika Alena sudah tidak bersama mu lagi,Papa sudah memilihkan istri yang baik untukmu tapi kau menyia-nyiakan nya".
Mas Faris hanya terdiam mendengar semua yang Papa nya katakan.
"Sayang kami pulang jaga dirimu baik-baik".Mama Dina memeluk ku sambil menangis.
"Pa,,Ma,,kalian jangan pulang dulu,aku sudah menyiapkan makan malam untuk kalian".Ucapku
"Kami sudah tak berselera untuk makan Alena.kami pulang dulu".Kedua mertuaku pun memilih untuk pergi membawa kekecewaan di hati mereka.
Aku melihat Mas Faris dan Ina terlihat gembira tanpa ada wajah berdosa dan merasa bersalah sama sekali.
"Mas makan malam sudah aku siapkan,Kalian berdua silahkan makan".Ucapku
Tanpa menunggu jawaban dari Mas Faris aku secepatnya pergi dari hadapan mereka,Air mataku sepertinya tak bisa aku tahan lagi.
"Ini terlalu sakit,,,,,"jerit bathin ku
*********
Pagi menjelang,Aku merasa lelah karena hampir satu malam aku menangis,meluapkan rasa kecewa dan sakit hatiku.
Saat aku bangun dan ingin kekamar mandi,Aku terkejut karena Mas Faris sudah berada dalam kamarku.
"Mas sejak kapan di sini?".Aku sedikit heran karena tak biasa Mas Faris datang ke kamarku.
"Aku ingin bicara padamu,ini penting".ucap Mas Faris datar tak ada ekspresi apapun selain ketampanan di wajahnya.
Aku pun mengurungkan niatku untuk kekamar mandi dan memilih mendekati Mas Faris.
"Kau sudah tau aku akan menikahi Ina kan?Aku hanya ingin memastikan kau yakin tak ingin bercerai denganku?".
"Iya Mas,,aku tak ingin bercerai.aku tak punya siapa-siapa lagi selain Mas Faris,aku memilih mempertahankan pernikahan kita".ucapku tanpa ragu sedikitpun
"Sampai kapan?,aku tak bisa membagi hatiku dengan mu,ini sangat tidak adil bagi mu Alena.Aku bisa adil dalam nafkah lahir tapi tidak dengan nafkah bathin".Mas Faris berkata sangat jujur sekali.
"Aku tidak masalah soal itu Mas,aku sudah terbiasa bukankah sejak dulu kau tak mau menyentuhku walau aku istri sah mu".Miris sekali nasibku.
Aku juga tak berharap banyak pada pernikahan ini lagi setelah Mas Faris memutuskan untuk menikah.Aku hanya mengikuti arus dengan kata lain hanya berpasrah saja.
"Maafkan aku Alena,tapi jangan salahkan aku jika kau sering melihat kemesraan ku dengan Ina nanti".
"Aku akan menyiapkan hatiku untuk itu Mas,,sudahlah aku akan membuatkan mu sarapan dan menyiapkan baju untukmu,mungkin ini tak akan aku lakukan lagi setelah Mas menikah dengan Ina nanti karena sudah ada pengganti ku kan".Aku memilih untuk meninggalkan Mas Faris di kamarku.
"Bibi sudah masak?".Tanyaku melihat hidangan sarapan sudah siap di meja makan.
"Iya Nyonya,,,Bibi kasihan sama Nyonya.Bibi sedih Tuan Mau menikah lagi sama wanita sombong itu".
"Apa Ina masih di rumah ini Bi?".Tanyaku pelan
"Sudah pulang sejak semalam diantar sama Tuan,Bibi kesal sekali sama wanita itu,ingin tak Jambak tuh rambutnya".Omel Bi Rahma.
"Stttttt,,,nanti Tuan dengar,nanti bibi kena marah".Ucapku mengingatkan Bi Rahma aku tak mau orang di sekitarku ikut kena imbas masalah rumah tanggaku ini.
"Nyonya kok sabar sekali ya?padahal Nyonya bisa kok Marah pada Tuan".
Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Bi Rahma.
"Aku tak bisa marah Bi,,,aku merasa tak punya Hak atas itu".Aku sadar akan posisiku sebagai istri yang tak pernah di anggap.
"Ya,,nyonya punya hak lah,karena Nyonya adalah istri pertama Tuan".
"Aku belajar Ikhlas Bi,,,dan mungkin ini sudah saat nya Mas Faris mendapatkan kebahagiaanya".Lirih ku
"Aku semakin kagum sama Nyonya,Tuan mungkin sudah buta mata hatinya tak bisa melihat kebaikan dan kesempurnaan di diri Nyonya".Ucap Bi Rahma tulus.
"Aku tak sesempurna itu Bi,,,"Kekehku
"Apa sarapan sudah siap?Ina akan sarapan pagi di sini".Suara Mas Faris membuat Aku dan Bibi terdiam.
"Sudah Mas,,Hari ini Bibi yang memasak untuk sarapan".
"Baguslah,,kau jadi tak perlu repot-repot menyiapkan sarapan untuk calon istriku".
"Siapa tau Ina ingin makan sesuatu yang lain,aku bisa memasak untuknya".Aku memberi tawaran.
"Nggak perlu sok baik Alena,aku tau kau sedang merencanakan sesuatu kan".Tuduh mas Faris
"Apa Mas mencurigai ku?".Aku memicingkan mataku
"Bisa saja kau berencana meracuni nya".Ucap mas Faris asal.
"Aku tak sejahat itu Mas".Sungguh aku semakin kecewa sama Mas Faris ia menuduhku sekejam ini.
POV Faris
Aku tau apa yang aku lakukan ini akan membuat Alena sakit hati.Tapi aku tak bisa terus membohongi keluargaku dan Alena,aku tidak bahagia dengan pernikahanku bersama Alena.Wanita yang aku cintai hanya Ina.
Walau keputusanku ini membuat kedua orang tuaku kecewa tapi aku akan tetap menikahi Ina,meski tanpa restu dari mereka.
Aku mengakui kalau Alena adalah istri yang baik,ia selalu menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri pada umumnya,tapi hati ini tak bisa berpaling dari pesona kecantikan Ina.Aku pun tak memberi kesempatan buat Alena masuk kedalam hatiku.
Besok adalah hari pernikahan ku dengan Ina,hari yang sudah lama aku tunggu.Bahagia sudah pasti aku rasakan,aku juga berencana akan menceraikan Alena aku tak boleh egois dan serakah ingin memiliki dua istri sekaligus.Alena juga harus bahagia mungkin di luar sana ada pria yang tulus mencintainya,aku akan melepasnya.
Pernikahanku dengan Ina mungkin tak semewah pernikahan pertamaku,karena Ina meminta agar pernikahan kami di rahasiakan.Aku mengerti karirnya memang masih diatas itu semua juga karena aku banyak membantunya.Ina tak mau tersebar ada berita tentang ia menikah dengan pria beristri dan berpengaruh pada karirnya ke depan.Akupun setuju dengan semua rencananya itu yang penting aku bisa secepatnya menikahinya,aku hanya takut jika Ina nanti berpaling dariku,aku tau banyak pria yang menaruh hati padanya.Tapi aku percaya Ina tak akan pernah mengkhianati cinta kami.
Apapun akan aku lakukan demi wanita yang ku cintai.
Sebuah ketukan pintu menyadarkan ku dari lamunanku.Ternyata Asisten sekaligus sahabatku Tomi yang datang.
"Kau beneran ingin menikahi Ina?".Tanyanya langsung ia salah satu orang yang tak menyetujui pernikahanku ini.
"Hmmmm,,,aku sudah memikirkan ini Tom,,aku tak sabar ingin menikah dengan Ina.itulah impianku sejak dulu".
"Kenapa kau tak menceraikan istri pertama mu dulu,Alena pasti terluka karena keputusan mu ini".Ucap Tomi
"Aku sudah memintanya untuk bercerai saja,tapi ia memilih bertahan dan rela di madu.Aku juga bingung dengan sikap Alena itu ia terlalu sabar menghadapi ku".
"Jangan sampai kau menyesal,pikirkan lagi.Tapi keputusan mu menceraikan Alena aku dukung jadi aku punya kesempatan untuk menikahinya kan?".Tomi menatap sinis ke arahku
"Apa maksudmu???".Aku sedikit tak suka dengan ucapan Tomi
"Aku mau menerima Janda nya Alena,wanita seperti Alena itu limited edition.Pria yang mendapatkan cinta dan perhatiannya pasti sangat beruntung,aku ingin sekali menggantikan posisi mu Faris".Ucapan Tomi terlihat serius
"Heh,,kau tau apa tentang istriku!".Aku menepis semua ucapan Tomi
"Akhirnya kau mengakui juga jika Alena itu istrimu".Tomi semakin menyudutkan ku.
"Alena tak sebaik yang terlihat,Ina jauh lebih baik dibanding Alena".kadang hati dan ucapan ku tak sinkron di hatiku mengatakan Alena itu wanita yang baik tapi di mulut aku mengatakan sebaliknya.
"Apa nggak terbalik".
"Sudahlah aku tak mau berdebat denganmu,kau sudah siapkan semua persiapan pernikahan ku besok kan?".Aku mengalihkan pembicaraan tentang Alena.
"Aku sudah menyiapkannya walau sedikit tidak ikhlas".Ucap Tomi tapi tak berpengaruh apapun padaku.
"Pastikan tak ada media yang tau,Ina tak mau pernikahannya terekspose.Karirnya masih ingin ia pertahankan".
"Kasian sekali kau Faris,jadi suami rahasianya hahahaha".Tomi kini malah tertawa.
"Kenapa kasihan?malah aku bangga,ia mau menikah denganku padahal resiko karirnya dipertaruhkan itu karena ia mencintaiku Tom".Ucapku membela kekasihku.
"Ternyata kalo udah bucin,kau jadi bodoh ya tidak bisa membedakan mana wanita yang tulus mana Yang modus".Ejek Tomi
"Kalau kau keruangan ku untuk mengejekku sebaiknya kau pergi saja".Usir ku pada Tomi entah kenapa ia sangat menyebalkan hari ini.
Tomi tak lagi banyak bicara ia langsung meninggalkan ku.
Baru sehari tak bertemu dengan Ina aku merasa rindu,Semenjak karirnya sebagai model meroket naik Ina memang sangat sibuk pertemuan kami pun terbatas.Jadi aku akan memanfaatkan waktu cutinya untuk terus bersama dengan kekasih hatiku ini.Aku sudah membayangkan hari-hari bahagia saat ia menjadi istriku nanti.Aku bisa terus melihat wajahnya saat aku terbangun di pagi hari.
Di ponselku banyak sekali nontifikasi pengeluaran,aku melihat lumayan banyak yang Ina beli.Aku memang memberikannya sebuah kartu bebas limit untuk ia pakai belanja apapun kebutuhannya.
"Sayang maaf ya kalau aku pakai banyak uangmu hari ini,tadi aku beli cincin berlian".Aku tersenyum membaca pesan dari Ina.
"Belilah yang kamu mau sayang ku,aku tak masalah asal kamu senang".Aku memang tak perhitungan soal uang apalagi untuk kekasihku.
Sama Alena aku juga tak perhitungan,tapi aku sedikit heran wanita satu ini jarang sekali belanja.Aku tidak banyak menerima notifikasi dari kartu yang kuberikan untuk Alena.kalaupun ada pengeluaran masih dalam batas normal.
"Kenapa aku malah membandingkan Ina dan Alena".Aku menepis semua nya.
Aku pun kembali menghubungi Orang tuaku,berharap Mama bisa hadir di pernikahanku dengan Ina.Kalau Papa mungkin aku tak bisa terlalu berharap.
Panggilan pun terhubung,
"Hallo Ma,,,bisa kita bertemu ada yang ingin Faris bicarakan sama Mama".
"Apa ini tentang pernikahanmu?Bicara saja di telpon!".
Suara Mama yang sering aku dengar lembut kini berganti dengan nada yang sedikit ketus.
"Aku ingin Mama datang di pernikahan ku besok Ma,,Mama mau kan datang?".aku pun menyampaikan lewat telpon saja.
"Buat apa?tanpa kehadiran Mama pernikahan mu tidak akan batal kan?Jadi tidak penting juga Mama datang atau tidak".
"Tapi Faris sangat senang jika Mama mau datang Ma".Aku berharap Mama mengerti dan menerima keputusanku.
"Dengar Faris,menantu Mama selamanya hanya Alena.Silahkan saja kamu menikahi Ina,sampai kapanpun Mama dan Papa tak akan pernah merestui pernikahan mu dengan wanita penggoda itu".
"Ma,,jangan mengatakan Ina wanita penggoda!!".aku mulai terbawa emosi jika wanitaku di hina.
"Kalau dia bukan wanita penggoda?apa sebutan yang pantas buat nya menikahi pria beristri!!".
"Ma,,,,,".
"Selamat bersenang-senang dengan wanita ular mu itu,Mama dan Papa memilih pergi ke Jepang dari pada harus menghadiri pernikahanmu".
Sambungan telpon pun terputus begitu saja.
Aku mengepalkan tanganku,kenapa sampai Mama mengatakan hal sekasar itu tentang Ina,Mama tak pernah mengenal Ina.apa Alena yang menghasut orang tuaku.
"Awas saja kamu Alena,kau itu diluar saja terlihat polos dan lugu padahal hatimu busuk".Aku semakin membenci wanita bernama Alena itu.
Karena pikiranku kacau aku memutuskan untuk pulang lebih awal hari ini,Aku akan membuat perhitungan pada Alena,karena sudah berani melawanku secara diam-diam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!