NovelToon NovelToon

CINTAKU HANYA SANG MANTAN

SEPENGGAL KISAH

POV KAYLA ON

Aku hanyalah seorang gadis yang sedang jatuh cinta, pada sosok seorang lelaki yang berbeda usia 10 tahun bernama Raditya, Apakah itu suatu dosa?

Bagiku Radit adalah segalanya. Dia adalah sosok seorang kekasih, Ayah, Kakak dan juga adalah hidup matiku.

Aku dibesarkan oleh seorang Ayah yang tidak pernah menyayangiku, entah kenapa. Setelah Ibuku meninggal saat melahirkanku, Ayahku menikah kembali dan aku mempunyai dua adik tiri.

Satu adik tiriku seorang perempuan berbeda usia hanya 4 bulan denganku, dia anak kandung Ayahku. Mungkin saat Ibuku sedang mengandungku, Ayahku sudah mempunyai hubungan bersama Ibu Tiriku.

Adik keduaku adalah seorang lelaki, dia lahir 2 tahun setelah Ayahku menikahi Ibu tiriku. Seorang adik yang sangat kusayangi dan menyayangiku. Hanya dia satu-satunya yang selalu membelaku di dalam keluargaku.

AWAL PERTEMUAN, 2014.

"Dasar pelayan! Kau tidak tau harga gaunku ini?" seorang wanita yang terlihat kaya membentaknya.

Aku berjongkok sibuk membersihkan tumpahan jus di lantai dan hanya bisa meminta maaf.

"Maaf Nona, tadi Anda yang berjalan sambil berbicara dengan teman Anda. Saya sudah berusaha menghindar. Sekali lagi maafkan saya," ucapku meminta maaf seraya berdiri meskipun aku merasa tak bersalah.

Wanita kaya itu bukannya memaafkan tapi malah semakin tersulut emosinya.

"Jadi maksudmu aku yang salah! Kau memang pantas ditampar," tangannya melayang ke arah pipinya, tapi dihentikan oleh cekalan seorang Pria.

"Nona, bukan begini cara menyelesaikan masalah. Jika Anda mau, saya akan menjadi saksi atas ucapan nona pelayan ini. Tapi kita juga bisa melihat bukti dari Cctv Kafe, jika Anda lah yang lebih dulu menyenggolnya," kata pria itu.

Semua orang yang sedang berada di dalam kafe menatap ke arah mereka, saling berbisik.

Si wanita kaya sepertinya tidak mau mempermalukan dirinya sendiri, ia dengan cepat meninggalkan kafe bersama temannya.

Aku menatap kepergian wanita kaya itu sambil menghela nafas, dalam pekerjaanku sebenarnya kejadian seperti barusan sudah biasa. Aku berbalik ingin mengucapkan terimakasih, tapi pria yang menolongku sudah berjalan keluar meninggalkan kafe.

Aku mengejarnya tapi pria itu sudah masuk ke dalam bus, aku hanya mengingat wajahnya sekilas tadi.

"Terimakasih," aku hanya bisa memandang bus yang sudah menjauh.

POV KAYLA OFF.

*

Keesokan paginya, Kayla kuliah seperti biasa. Ia mengambil jurusan Bisnis dan Manajemen. Itu adalah semester ke empatnya. Saat dirinya sedang mempelajari kembali bahasan tentang pelajarannya, bisikan-bisikan dari teman-teman kuliahnya membuyarkan kefokusannya.

Kayla mengalihkan tatapannya dari buku yang ia baca, mengangkat wajahnya melihat apa yang sedang terjadi.

Degh!

Pria itu, bukankah dia yang menolongku?

Pria itu berjalan ke tempat meja dosen, menaruh barang-barang bawaan di tangannya, lalu menatap semua orang dengan pupil mata coklatnya dari balik kacamatanya.

"Halo, saya Raditya. Saya dosen baru yang akan mengajar kalian semua. Jika ada pertanyaan, silahkan," perkenalan singkatnya membuat semua orang tertarik.

"Maaf pak, nama saya Ranum. Bapak sudah menikah atau mungkin punya pacar?" tanya salah seorang mahasiswi.

Sontak semua orang tertawa tak terkecuali Kayla, bibirnya menyunggingkan senyuman.

"Saya jomblo, kalau kata teman-teman saya sih, saya bakat jomblo dari lahir. Belum pernah pacaran dan status saya saat ini single belum menikah dan tidak ada pacar," Radit meladeni candaan mereka semua.

Tak urung pernyataannya itu membuat para mahasiswi histeris, saling beradu argumen dengan temannya siapa yang bisa lebih dulu menaklukkan Dosen barunya itu.

Kayla hanya menatap Radit karena dirinya termasuk pribadi yang introvert, ia tak banyak bicara dengan teman sebayanya.

***

Enam tahun kemudian, 2020.

Kayla menginjakkan kakinya di tanah pemakaman, ia berjalan ke arah makam kekasihnya saat kuliah dulu. Manik matanya yang basah oleh air mata, menatap nanar nama yang terukir di atas batu nisan.

RADITYA SANJAYA

BIN

SANJAYA

Lahir : Surabaya, 6 April 1985

Wafat : Surabaya, 10 Juni 2016

Kayla bersimpuh mendekap batu nisan kekasihnya.

"Sayang, bagaimana kabarmu? Aku, tidak sedang baik-baik saja. Maafkan aku, belum bisa menemukan anak kita. Kamu tau kan, jika bukan karena anak kita aku pasti sudah menyusulmu. Maafkan aku... "

Hujan rintik-rintik menambah suasana suram di tanah perkuburan itu, air hujan membasahi pakaian Kayla.

Tak lama, Kayla beranjak pergi dari makam Radit, berjalan terseok-seok menuruni bukit pemakaman.

Pikirannya tidak menentu, saat ia sudah sampai di pelataran parkir dibawah bukit, sebuah mobil mewah tiba.

Kayla membuka kunci mobil, segera masuk ke dalamnya dengan pakaiannya yang basah. Segera menghidupkan mobil dan melajukan mobilnya pergi dari sana.

Setelah kepergian mobil Kayla, seorang Pria turun dari dalam mobil saat supirnya membukakan pintu untuknya. Sebelah tangan supir memegang sebuah payung besar hitam.

Pria itu berjalan menaiki tanjakan bukit pemakaman dengan dipayungi oleh supirnya. Langkahnya sedikit berhati-hati, karena tak mudah menaiki tanjakan dengan keadaan yang licin oleh air hujan.

Sesampainya di makam yang dituju, ia menaruh seikat bunga di atas pusara itu. Matanya melirik ke arah setangkai bunga Lily putih yang tergelak menyedihkan. Ia mengambil bunga itu, lalu pergi dari sana.

* RATE 5

* KOMEN

* LIKE

* GIFT/VOTE

>Hai semua, ketemu lagi dengan karya receh saya. Semoga suka ya, ditunggu dukungannya. Terimakasih 😍😍😍

NB : JANGAN PUSING YA BACANYA, NANTINYA AKAN ADA FLASHBACK KE MASA KAYLA KULIAH DAN PACARAN DENGAN RADIT. SEKARANG SAYA FOKUSKAN DULU CERITA DI MASA DEPAN.

HANYA ISTRI DIATAS KERTAS

Kayla melajukan mobilnya dari tempat pemakaman menuju hotelnya tempat dirinya selalu tinggal. Pekerjaan membuat dirinya selalu sibuk, bahkan jika ada hari libur pun ia enggan pulang ke rumah suaminya.

Tapi kali ini ia harus mengambil dokumen penting, salah satu proyek yang sudah dipantaunya selama setahun ini, jadi mau tak mau dirinya harus pulang ke rumah suaminya.

Kayla segera masuk ke kamar hotelnya, mengganti pakaian hitamnya yang basah dengan blus dan celana panjang.

Kayla kembali keluar hotel, ia mengemudikan mobilnya menuju rumah suaminya. Saat sampai ia dengan cepat berjalan masuk ke dalam rumah, menaiki tangga menuju kamarnya bersama dengan suaminya di lantai dua.

Kayla membuka pintu kamar yang ternyata tidak dikunci, ia segera berjalan ke lemari rak tempat dirinya menyimpan map-map pekerjaan. Setelah mendapatkannya ia segera berjalan keluar, tapi saat akan keluar telinganya mendengar suara ******* dari arah kamar mandi. Seperti suara seseorang yang sedang bercumbu.

Dengan penasaran ia memaksakan kakinya melangkah ke arah kamar mandi, tangannya memegang handel pintu lalu mendorong pintu kamar mandi sampai terbuka lebar.

Pemandangan di depan matanya sudah tak asing lagi, suaminya sedang bercumbu dengan seorang wanita. Yang tidak disangkanya, beraninya suaminya membawa wanita luar ke dalam rumah.

"Maaf menganggu, silahkan lanjutkan," ucapnya pada Rico yang berstatus suaminya di atas kertas.

Rico yang sedang telanjang dengan cepat menyambar handuk dan dengan asal melilitkannya di pinggang. Ia dengan cepat melangkah mendekati Kayla, meraih lengan Kayla yang akan berbalik pergi.

"Kay tunggu!"

Dengan enggan Kayla menuruti Rico, membalikkan badan menghadapinya.

"Ada apa?" Kesal Kayla karena ingin segera pergi dari sana, merasa jijik melihat wanita lain memasuki kamar tidurnya, meskipun bukan benar-benar kamarnya.

"Hanya begitu saja! Kau sudah lama tak pulang dengan alasan sibuk bekerja! Sekarang kau akan pergi lagi! Bahkan melihatku bersama wanita lain kau tidak cemburu! Kayla!" Rico menarik kuat lengannya membuat tubuh Kayla menempel ke tubuh telanjangnya.

Kayla merasa jijik, ia dengan cepat melepaskan diri.

"Rico! Jangan keterlaluan! Sudah cukup kau selalu bergonta ganti wanita, sekarang kau ingin aku disini menyaksikan semuanya! Aku pernah bilang padamu, aku tak perduli apapun yang kau lakukan tapi jaga kehormatan keluargamu! Kasihan Ayah dan Ibumu! Satu lagi, aku bilang ceraikan aku!" Kayla membalas ucapan Rico dengan kasar.

Matanya tak menutupi rasa jijiknya, ia tak ingin menunggu jawaban Rico, dengan cepat keluar dari kamar, tak ingin berlama-lama disana.

Rico menonjok dinding, wanita yang ia suka pada pandangan pertama, bahkan dirinya tak menyerah saat mengetahui Kayla sudah mempunyai seorang kekasih. Tapi sampai sekarang bahkan Kayla tak pernah membalas cintanya, tak pernah memperdulikan dirinya. Ia selalu kalah oleh laki-laki yang sudah mati. "Sialan kau Radit! Sampai kapan kau akan melepaskan Kayla dan membiarkan dia menerimaku!"

Wanita di dalam kamar mandi mengenakan jubah kamar mandi lalu mendekati Rico. "Rico, kau tak apa-apa? Mau melanjutkannya?"

"Pergi!!!" Rico mengamuk, menarik lengan wanita itu lalu melemparnya keluar kamar.

"Bajuku! Rico! Setidaknya berikan padaku!" Teriak wanita itu.

Rico dengan cepat mengumpulkan semua barang dan pakaian wanita yang ia bawa ke kamarnya lalu melemparnya keluar.

Setelah sendirian, ia berteriak frustasi. "Kayla, sampai kapan kau akan mengabaikanku! Lupakan Radit, dia sudah mati. Aku yang kini ada di sampingmu," mencengkram kepalanya dengan kedua tangan, merasa frustasi dengan Kayla yang bahkan melihatnya bersama wanita lain tak membuat istrinya itu cemburu.

Kayla melajukan mobilnya menuju hotel kembali, ponselnya berdering terlihat ID pemanggil adalah Tristan rekan kerjanya di kantor.

"Ya Tristan, aku sedang menuju hotel. Tunggu aku 15 menit, aku akan sampai. Bukankah waktu keberangkatan kita dua jam lagi? Ah begitu, baiklah. Tristan aku sedang mengemudi, nanti kita bahas lagi saat aku sudah sampai. OK," Kayla lalu memutuskan panggilannya lebih dulu.

Kakinya menginjak pedal gas dengan kecepatan rata-rata, hal penting baginya sekarang adalah bekerja keras untuk menghasilkan banyak uang agar dirinya bisa membuka mulut orang tuanya, agar mau mengatakan kemana mereka membuang anaknya, buah cintanya dengan Radit.

Dulu ia dipaksa menikah dengan Rico, orang tuanya menjanjikan jika menuruti mereka anaknya akan mereka kembalikan padanya. Tapi sekarang sudah 3 tahun dirinya bahkan masih belum tau keberadaan anaknya.

Ia sudak muak dengan kelakuan Rico, bahkan dirinya selalu direndahkan. Rico selalu berkata, dia tak mau menyentuh tubuh dirinya yang kotor, karena sudah ternoda oleh pria lain bahkan mengandung anak pria lain dan melahirkannya. Tapi ia tak menyesalinya, mengandung anak dari pria yang dicintainya adalah kebahagian baginya. Ia bahkan sudah bertunangan, tapi kecelakaan itu merenggut nyawa kekasihnya.

Ia tak perduli jika Rico tak pernah menyentuhnya, hatinya malah merasa bersyukur akan hal itu. Meskipun seluruh dunia akan menghujatnya jika mengetahui dirinya tak pernah melakukan kewajibannya sebagai seorang istri.

Dengan cepat mobilnya sampai, ia melangkah keluar dari mobil. Membawa map di tangannya, masuk ke dalam hotel.

Matanya menangkap sosok rekan kerjanya Tristan, ia tau Tristan menaruh hati padanya saat mengetahui bahwa dirinya hanyalah seorang istri diatas kertas. Tapi rasa suka Tristan pada dirinya tak pernah melewati batas, masih memperlakukan dirinya sebagai rekan kerja.

"Maaf, apa kau menunggu lama. Ini laporan tentang Perusahaan XlM selama satu tahun kita mengamatinya. Kau yakin kali ini mereka akan bekerja sama dengan kita?" Kayla menyerahkan map di tangannya ke Tristan.

Tristan mengangguk, "100% yakin, mau bertaruh," ia menaikkan sebelah alisnya menantang Kayla seraya tersenyum.

"Kau kira aku takut! Baiklah, apa yang dipertaruhkan?" Balas Kayla.

Tristan tersenyum dengan misterius, "Rahasia, jika waktunya sudah tiba jangan ingkari taruhannya. Ingat Kayla, aku pasti akan menang! Penuhi permintaanku nanti,"

Kayla hanya memberikan senyumannya tak menjawab perkataan Tristan.

"Sekarang pergilah kemasi barang-barangmu. Aku tunggu disini, kita akan pergi ke bandara lebih cepat," Ucap Tristan.

"Ok, tunggu. Aku hanya membawa sebuah koper kecil. Kali ini pekerjaan kita takkan lama, sepertinya hanya butuh 5 hari, termasuk untuk bertemu para investor," setelah mengatakannya Kayla pergi ke kamar hotelnya.

Tristan masih memandangi sosok Kayla meskipun sudah tak terlihat. Ia merasa sedih jika memikirkan kehidupan yang harus dijalani Kayla. Betapa dunia tidak adil padanya, dimana letak keadilan itu?

KEMBAR

Kayla keluar hotel bersama Tristan, sebelah tangannya menyeret sebuah koper. Tanpa dia sadari gerak-geriknya diperhatikan oleh seseorang.

"Rian, bagaimana penyelidikannya? Kenapa dia tidak tinggal dirumah suaminya?" Tanya Radit yang sekarang bernama Melvin, nama saudara kembarnya yang meninggal.

"Bos, Anda baru saja mengingat masa lalu Anda beberapa bulan lalu. Apa tidak apa-apa sekarang Anda melakukan semua ini. Apa wanita itu begitu penting bagi Anda?" Balas Rian, asistennya.

"Rian, kau tau. Aku mengingat dengan jelas saat Ibu yang membesarkanku bilang, kalau Kayla tidak ingin melanjutkan pertunangan kami dan akan menikah dengan lelaki kaya. Aku menyetir dengan gila karena tak bisa menghubunginya. Membuatku tak berhati-hati dan menabrak pengendara lain. Aku berhutang banyak pada keluarga asliku, sudah menyebabkan saudara kembarku meninggal dan aku selama 4 tahun ini tanpa mengingat apapun dengan tenang hidup menggantikannya. Bagiku kini keluargaku yang terpenting, hanya saja Kayla selalu menjadi ganjalan dihatiku, aku tak bisa memaafkannya."

"Seperti yang tertulis dalam laporan Bos, Nona Kayla jarang pulang ke rumah suaminya. Nona Kayla juga tinggal disana bukan hanya dengan suaminya tapi bersama mertua dan Nona Anita."

"Aku tau itu, tapi apa tidak ada kejelasan kenapa dia tidak bersama suaminya dan dari informasi dikatakan jika Kayla tidak sedang pergi dinas, dia selalu tinggal di hotel?"

"Belum ada kejelasan Bos, jadi Anda akan meneruskan rencana Anda untuk mengetahuinya?" Tanya Rian penasaran.

"Ya, dimana Anita sekarang? Aku akan bertunangan dengannya saat Kayla kembali dari pekerjaannya. Kau atur lah!" Perintah Radit.

"Baik Bos, sesuai perintah Anda pertunangan ini hanya pura-pura jadi wartawan jangan sampai tau. Tapi apakah calon istri Anda di Jakarta tidak akan mengetahuinya?"

Mata Radit menerawang jauh, selama hilang ingatan dirinya merasa penasaran tak pernah bisa mencintai tunangannya Renata. Sekarang saat ingatannya kembali, ia tau penyebabnya. Karena dirinya bukan Melvin, bukan lelaki yang mencintai Renata, itu lah yang selalu mengganjal di dalam hatinya. Tapi sekarang ia harus bertanggung jawab menjaga kekasih Melvin, menikahi wanita saudara kembarnya itu.

"Aku selamanya tak akan menjadi Radit lagi, aku akan bertanggung jawab pada Renata. Renata dan saudara ku saling mencintai sejak lama, aku sudah merenggut kebahagian mereka."

Rian mengerti pemikiran Bos-nya, bahkan ia tau Ibu yang dianggap Ibu kandungnya yang membesarkannya ternyata menculik Bos nya dari Rumah Sakit, tanpa Orang Tua kandungnya tau kalau satu lagi anak kembarnya masih hidup.

Kedua Orang Tua kandungnya melihat sendiri anak kembar satunya saat dilahirkan tidak bernafas. Sampai saat ini mereka tidak tau jika bukan hanya Tuan Melvin anak mereka, tapi juga Tuan Radit. Tuan Radit juga adalah korban, Ibu yang menculiknya dulu adalah perawat di Rumah Sakit tempatnya dilahirkan. Dari informasi, Tuan Radit waktu itu diambil, karena Orang Tua yang membesarkannya tidak bisa mempunyai anak.

"Bos, apakah sekarang akan menemui Nona Anita?"

"Ya."

...****************...

Enam hari kemudian...

Kayla sedang berpesta dengan teman-teman sekantornya di Aula hotelnya menginap. Dirinya dan Tristan akhirnya berhasil mengambil proyek dan Investor bisa mereka gaet untuk proyek yang beberapa bulan ini sedang mereka kerjakan. Mendapatkan dobel kesuksesan, akhirnya Tristan memintanya mengadakan pesta kecil-kecilan bersama tim-nya.

"Tristan, apa ini yang kau sebut rahasia. Kau hanya ingin mengadakan pesta?" tanya Kayla.

"Haha... Tentu saja bukan. Tapi untuk saat ini bisakah permintaanku kusimpan. Jika suatu saat aku memintanya kau jangan menolak," Tristan menatap dalam wajah Kayla.

Kayla merasa canggung ditatap oleh Tristan, ia memalingkan wajahnya tanpa menjawab. "Hei! Kita tidak memesan minuman berakohol bukan?" Pandangan Kayla tiba-tiba menjadi tak jelas, kepalanya serasa berputar.

"Tentu saja tidak ada alkohol, ada apa Kay?" jawab Tristan merasa cemas.

"Tidak apa-apa, aku akan pergi ke toilet sebentar. Kau pergilah bergabung bersama yang lain, bersenang-senanglah. Kau adalah pemenangnya!" ucap Kayla seraya berjalan pergi keluar dari sana.

Tristan merasa aneh dengan cara berjalan Kayla yang sedikit bergoyang dan tubuhnya sedikit miring, tapi ia tak bisa mengantarnya ke toilet wanita.

Dengan sempoyongan Kayla masuk ke toilet, matanya sudah tak melihat jelas. Ia begitu saja masuk ke dalam, dengan cepat membasuh wajahnya. Tapi penglihatannya masih tetap tak jelas, tubuhnya seketika limbung ke samping. Seseorang menangkap tubuh limbungnya, ia mendongak menatap wajahnya.

"Ra-dit... mas Radit... i-ni kamu?" tangannya refleks mengelus wajah pria di depannya.

"Sayang... Kamu kembali" racaunya.

Radit hanya diam, ia ingin melihat reaksi Kayla padanya.

"Kamu benar-benar Mas Radit... " Kayla menopang tubuh limbungnya berpegangan pada pria di depannya lalu memanjat mencium bibirnya.

Radit menerimanya, ciuman Kayla membangkitan rasa yang dulu pernah ada diantara mereka berdua. Radit mendorong tubuh Kayla ke dinding, menekannya kuat. Memasukkan tangannya ke dalam rok pendek Kayla, mengelus kulitnya.

Kayla mendesah, ia mencium Radit lebih dalam. Memeluknya erat seakan takut itu hanya sebuah mimpi.

Radit melepaskan ciuman dan pelukannya, ia menjauh dari tubuh Kayla, berjalan membuka pintu toilet lalu memasang tanda toilet sedang dalam perbaikan. Ia kembali mendekati Kayla, menariknya dalam pelukannya dan menciumnya dengan brutal.

Setelah selesai menyalurkan hasratnya, Radit membopong tubuh Kayla yang setengah sadar. Radit membopong tubuh Kayla keluar toilet dan membawanya ke kamar hotel yang di tinggali Kayla, saat ia membaringkan nya di atas ranjang gejolak hasratnya kembali muncul dan ia tak kuasa menahan nya, ia kembali menikmati tubuh Kayla.

***

Esoknya Kayla terbangun dengan kepalanya yang berdenyut sakit, tangannya menggapai mencari air minum merasa tenggorokannya kering.

Kayla bangkit duduk, tangannya menemukan gelas yang terisi air lalu meneguknya.

"Ahhgg... Kepalaku... "

Kayla perlahan membuka matanya, ia melihat sekeliling ruangan. Itu adalah kamar hotelnya. Ia mengingat-ngingat apa yang terjadi kepadanya semalam, ingatan tentang dirinya bercinta dengan Radit di toilet dan di ranjang ini seketika menyerbunya.

"Aku sudah gila! Tidak mungkin Radit kembali!" Kayla memukul kepalanya sendiri.

Deringan di ponselnya mengagetkannya, ia mengambil ponselnya. Ibu mertuanya yang menelepon, "Iya Mah, ada apa?"

"Apa kamu sibuk nak, Anita akan bertunangan nanti malam. Kamu bisa datang, Mama akan berikan alamat hotelnya," jawab Ibu mertuanya.

"Baiklah Mah, aku akan datang."

"Baik nak, ah iya nama tunangan Anita adalah Melvin. Dia adalah seorang Pengusaha dari Jakarta. Kalau begitu Mama tutup," sambungan telepon terputus.

Kayla memeriksa ponselnya, terlihat 7 panggilan dari Tristan dan 15 panggilan dari Rico. Ia mengabaikannya, terkejut saat melihat wajahnya yang sangat mengerikan dari layar ponselnya.

"Ya ampun, apa yang sebenarnya terjadi semalam?"

*

Dengan mengenakan gaun yang pantas untuk acara pertunangan, Kayla datang ke alamat hotel yang diberikan Ibu Mertuanya.

Saat masuk ke dalam Aula, suasana terlihat sederhana tapi terkesan mewah. Ia hanya melihat bebarapa orang disana, mungkin tidak sampai 30 orang.

"Kayla," Rico menyambutnya, berperan sebagai suami yang baik, dia memberikan lengannya untuk digandeng.

Kayla mengerti, ia memasukkan tangannya ke lengkungan lengan Rico.

Mereka berdua berjalan mendekati keluarga inti, Anita melihat sinis ke arah Kayla. "Wah adik ipar yang sangat sibuk ternyata bisa hadir, aku sangat berterimakasih. Kemarilah, aku kenalkan dengan tunanganku, Melvin."

Kayla hanya tersenyum datar, tak menggubris perkataan sinis dari kakak iparnya. Ia sudah lama menutup telinganya, kehidupannya yang pahit sudah menjadi makanan sehari-harinya.

"Selamat Kak Anita, semoga langgeng dan bahagia," doanya.

"Tentu saja, tunanganku adalah Pria luar biasa. Dia sangat mencintaiku, iya kan sayang," menepuk lengan Melvin yang membelakanginya.

Melvin berbalik badan, menatap Anita dengan lembut, "Ya, tentu saja aku sangat mencintaimu."

Seketika tubuh Kayla bergetar dan akan terjatuh, Rico dengan sigap menahan tubuhnya. Ia tau Kayla akan seperti sekarang. Dirinya juga tadi sempat shock saat pertama kali bertemu Melvin, ia menyangka kalau Radit sudah bangkit dari kematiannya.

*

*

😍Hai para readersku tersayang, sekali lagi saya ingatkan, bacaan ini bukan untuk Panitia Surga dan Bocil ya 🤭 Jadi jika tidak suka dengan ceritanya, tolong komen yang bijak agar mental penulis tidak down 🙏😊 HAPPY READING 😍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!