Menikahi orang lain demi kebahagiaan gadis yang ia cintai , mungkin terdengar menyedihkan untuk orang lain . Tapi tidak bagi Dewa , baginya kisah ini akan menjadi bagian dari hidupnya .
Kini dia sudah menjadi seorang suami dari wanita yang sama sekali tidak ia cintai . Walau tidak memakai perjanjian hitam di atas putih tapi mereka sudah sepakat untuk hidup bersama hanya untuk waktu satu tahun .
Dan begitupun Jasmine yang menganggap pernikahan ini adalah hukuman untuknya , hukuman karena sudah membuat sang kakak menderita karena rasa iri dan dengki dengan banyaknya orang orang yang begitu mencintai sang kakak daripada dirinya .
Mereka menjalani hubungan ini dengan rasa yang hambar , mereka jarang sekali berbicara walaupun tinggal bersama . Seperti malam ini ketika mereka makan malam bersama , Dewa tidak sekalipun menatap istrinya yang duduk tepat di depannya .
" D ... boleh aku bekerja ? " kata Jasmine pelan , takut menyinggung suaminya .
Dewa yang dulu sangat berbeda dengan Dewa yang ada di depannya sekarang . Tak ada lagi Dewa yang ramah , hangat dan humoris . Setelah pernikahan sandiwara ini pria itu menjelma menjadi pria yang pendiam dan dingin juga sering berkata pedas .
" Apa isi kartu yang kemarin aku berikan masih kurang !? "
Dewa tak melupakan kewajibannya walaupun pernikahan ini adalah ' sandiwara ' , baginya Jasmine sudah sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya sekarang .
" Bukan itu ... tapi jenuh jika aku terus terusan di rumah tanpa mengerjakan apapun "
" Aku rasa ada banyak sekali pekerjaan di rumah ini jika perlu kita pecat maid yang biasa datang kemari "
Jasmine terdiam , dia tak melanjutkan bicaranya lagi karena jika diteruskan maka sang suami pasti akan ' meledak ' . Dia sudah biasa menghadapi hal ini .
Selesai makan Jasmine membersihkan meja makan setelah itu dia segera menyusul suaminya ke atas . Mereka sengaja tidak pisah kamar agar sandiwara mereka tidak cepat terbongkar .
Jasmine melihat Dewa sudah memejamkan matanya ketika dia sudah sampai di kamar . Pria itu tak akan pernah mau menyentuhnya walau ia telanj*ng sekalipun di depannya .
Pria itu sangat tidak menyukainya dari awal mereka bertemu dulu . Tapi itu semua memang salahnya , dulu ia pernah menghina Dewa sebagai pria miskin hanya karena melihat pria itu sedang memperbaiki mobil yang ia kira milik Adam .
Setelah membersihkan tubuhnya Jasmine segera naik ke ranjang dan memejamkan matanya . Setiap malam.ia berdoa agar esok harinya sang suami bisa bersikap lebih baik padanya .
Walau akan berpisah pada akhirnya , tapi sebenarnya ia berharap ia dan Dewa bisa berteman . Jika berpisah pun dia tetap ingin berhubungan baik dengan pria itu beserta seluruh keluarga besarnya .
Jasmine menemukan sosok seorang teman sekaligus ibu pada diri Aira . Sayangnya menantu tertua Adipraja itu harus pindah ke London beserta keluarganya .
Ibu Sri sang mertua pun untuk sementara tinggal di sana untuk membantu mengasuh dua cucunya di karenakan kesibukan Aira untuk membangun bisnis barunya .
Paginya Jasmine sedikit panik karena maid yang biasa datang saat pagi hari tidak juga muncul . Satu bulan sudah usia pernikahan mereka tapi sampai saat ini dia belum juga pandai memasak ataupun mengatur rumah .
Setiap. paginya maid yang akan memasak untuk sarapan mereka dan dia yang akan membuat teh manis yang biasanya di minum Dewa setelah selesai sarapan .
" Ya Tuhan sebentar lagi dia pasti sudah turun , apa yang harus aku lakukan "
Dengan tergesa dia menyalakan kompor dan mengambil dua telur ayam.di dalam lemari pendingin . Jasmine berniat membuat telur mata sapi untuk suaminya sarapan . Dulu di Bali saat masih bersama sang Daddy ia sering meminta itu untuk sarapannya .
Tak berapa lama Dewa turun dan langsung menuju meja makan . Dahinya berkerut ketika melihat makanan yang tersaji di depannya .
" lni apa !? Apa ini makanan manusia ?? "
" ltu telur mata sapi ... ehmm cuma terlalu matang "
Dewa mencoba mengiris telur yang sudah menghitam itu dan nyatanya semua bagian sudah benar benar menghitam . Tanpa berkata kata Dewa bangkit dan pergi meninggalkan Jasmine yang sudah tertunduk dengan satu bulir air mata yang jatuh di pipinya .
Dia merasa tak berguna , untuk menggoreng telur saja belum mampu ia lakukan . Pantas jika Dewa masih terlihat sangat membencinya . Setelah bisa menata hatinya Jasmine segera membersihkan dapur dan setiap sudut rumah yang ia rasa kotor .
Dia baru bisa beristirahat ketika siang menjelang , tak terasa dia tertidur di sofa ruang tengah saking lelahnya . Jasmine tidak tahu jika Dewa sengaja meliburkan maid yang biasa membantu mereka .
Dewa hanya menghembuskan nafasnya kasar ketika sudah masuk ke mobilnya , pagi ini dia sadar jika sedikit keterlaluan dalam bertindak . Dia meliburkan maid untuk mengajari Jasmine mengurus rumahnya .
Bukan apa apa jika dia tidak menyetujui sang istri untuk bekerja di luar . Tapi sungguh , dia pun sedang bekerja keras agar bisa menghandle perusahaannya sendiri . Jika sang istri bekerja maka rumah tangga mereka akan semakin kacau karena kesibukan masing masing .
Jasmine pernah menjadi wakil CEO perusahaan besar , itu artinya dia berpeluang besar untuk bekerja di perusahaan besar . Dan mungkin sang istri akan sama sibuknya dengannya .
Dewa ingin Jasmine tetap di rumah , dia sudah mulai terbiasa dengan keberadaan wanita itu ketika pulang dari kantornya . Sikap kikuk wanita itu selalu menjadi hiburan tersendiri baginya .
Dewa bersikap sedikit keras pada Jasmine agar wanita itu selalu ada dalam batasannya , karena bisa saja wanita itu kembali pada sifat aslinya jika ia terlalu memanjakannya .
Dewa sangat tahu jika istrinya sangat manja , egois dan selalu ingin menang sendiri . Dari kecil Jasmine sudah terbiasa menjadi tuan putri yang selalu dituruti permintaannya .
Contohnya saja pagi ini , Jasmine bahkan tidak bisa menggoreng telur untuk sarapannya . Wanita itu hanya bilang jika telurnya hanya ' terlalu matang ' padahal semua bagian telur yang ia lihat sudah menghitam dan tidak layak makan .
Dewa tahu tidak akan bisa mengubah sifat Jasmine dengan cepat , tapi jika terlalu pelan ia khawatir malah gadis itu tidak akan pernah mau berubah .
Dewa pernah berjanji di depan John Effendy untuk mengubah sosok manja Jasmine menjadi sosok istri impian . Dia berjanji akan menjadi imam yang baik untuk putrinya . Walau ia tahu caranya mungkin akan sedikit melukai wanita itu .
Semua perjuangan membutuhkan pengorbanan , begitu pula dia dan Jasmine . Dewa pun juga sedang belajar menjadi pimpinan perusahaan sekaligus kepala keluarga yang baik .
Wanita itu mungkin membencinya , tapi itu lebih baik karena mereka hanya punya waktu satu tahun untuk bersama . Dewa tak ingin suatu saat akan berat untuk melepaskan wanita itu .
lstrinya adalah wanita modern dengan pikiran maju , dia yakin Jasmine akan menginginkan kebebasannya . Seperti ketika tadi wanita itu sudah berkeinginan untuk kembali bekerja dan melihat dunia luar .
" Jangan melamun pagi pagi begini , kesambet nanti bos " celetuk Sono mengagetkan Dewa yang sedang duduk di kursi kebesarannya .
Nama lengkapnya adalah Ryan Wicaksono tapi Dewa lebih sering memanggilnya Sono . Pria itu adalah pendamping atau sekretaris pribadi yang dipilih oleh Bumi untuk mendampingi Dewa dalam bekerja .
Sebenarnya Sono adalah Pemimpin perusahaan Adipraja dari Jawa Tengah , tapi karena keuletan dan kegigihannya Bumi mendaulat dia untuk membantu tugas tugas dari bungsu Adipraja .
" Ckk .. siapa juga yang melamun . Ada jadwal meeting siang ini Son !?
" Siang ini aman ... tapi nanti malam bos ada janji makan malam.dengan keluarga Mr Kyle . Mereka pemilik lima persen saham Adipraja yang berada di Medan . Mereka sedang liburan disini "
" Kau ikut !? "
" Ya masa aku ikut sih bos ! O iya bos sudah bilang sama istri kan kalau malam.ini akan keluar makan malam !? Wanita itu berbeda dari kita bos ... mereka pasti akan mempersiapkan sedetil mungkin penampilan mereka agar tidak membuat malu pasangannya "
Dewa menggelengkan kepalanya tanda ia belum mengatakan apapun pada istrinya .
" Ya sudah mumpung masih siang bos telpon nyonya sekarang . Masih ada kesempatan untuk jalan jalan ke butik beli baju dan perlengkapan lainnya "
Dewa terlihat ragu untuk menelpon istrinya , ia gengsi jika harus mengajak sang istri makan malam . Secara tadi pagi dia sudah membuat wanita itu menangis , dia malu jika harus memohon kepada wanita itu untuk menemaninya .
" Kau saja yang ikut ... "
" Ok aku ikut ... dan paginya media akan mengabarkan jika CEO baru Adipraja adalah pria yang doyan jeruk makan jeruk , amit amit !!! "
" Apa salahnya jika sekretaris ku sendiri yang ikut ? "
" Jangan keras kepala bos !! Sekarang bos pulang dan ajak jalan jalan Nyonya Jasmine untuk membeli semua keperluan untuk acara nanti . Daripada kita semua besok kena semprot singa buas yang ada di London karena laporan Mr Kyle yang mungkin melaporkan ketidak puasannya pada sambutan yang kita berikan "
" Hisshh ribet sekali ... "
" Itu namanya tata krama menyambut klien "
Mau tidak mau akhirnya Dewa pulang kerumahnya untuk memberitahu Jasmine tentang rencana malam nanti .
Sesampai di rumah Dewa segera mencari keberadaan istrinya . Walau sebenarnya malu tapi ia akan tetap mengutarakan niatnya . Lagipula ini bukan dinner berdua melainkan bersama keluarga klien .Tapi dia sedikit heran ketika tidak menemukan sang istri di manapun .
Dewa sedikit panik , dia mengira Jasmine lari dari apartemen karena tidak kuat dengan aturan aturannya . Pria itu lari ke arah lemarinya ingin tahu apakah wanita itu benar benar pergi dengan membawa pakaiannya .
Tapi koper dan pakaian Jasmine masih tertata rapi di walk in closet kamarnya . Set perhiasan koleksi sang istri pun masih berjejer rapi di lemari kaca berjejer dengan beberapa jam tangan mewah milik Dewa .
Ponsel Jasmine juga masih tergeletak di atas nakas jadi Dewa berpikir mungkin wanita itu sedang keluar untuk membeli sesuatu , salahnya juga karena hari ini dia meliburkan maid yang biasanya datang .
Di lantai paling bawah apartemennya memang tersedia mini mart dan kafe kecil sehingga jika ingin membeli sesuatu penghuni apartemen hanya perlu turun ke lantai dasar .
Di karenakan gerah Dewa bermaksud untuk membersihkan diri dulu di kamar mandi , sekalian menunggu kepulangan sang istri yang belum jelas pergi ke mana .
Dan matanya memicing ketika melihat tubuh Jasmine yang tergeletak di bath up tanpa bergerak sedikit pun .
" Ya Tuhan ... "
Dewa seketika menghambur ke arah istrinya , dia bisa melihat bath up yang sudah terisi sedikit air dan belum tercampur sabun . Dewa khawatir terjadi apa apa pada istrinya .
" J bangun !! Bangun ... "
Dewa langsung merengkuh tubuh yang hanya mengenakan bathrobe nya sambil menepuk pipi wanita itu pelan . Jasmine terlihat mengerjabkan matanya pelan dengan sedikit menggerakkan tubuhnya yang pegal .
Tanpa wanita itu tahu jantung Dewa berpacu cepat ketika merasakan pergerakan tubuh padat yang ia yakin hanya berselimut bathrobe tanpa menggunakan apapun di dalamnya lagi .
Apalagi ketika melihat mata lentik itu mengerjab , sang istri terlihat menggemaskan sekali . Bibir setengah terbuka itu seakan mengundangnya untuk menyentuhnya . Mata Dewa terpejam sejenak untuk mengusir pikiran pikiran kotornya .
Betapa terkejutnya Jasmine ketika mendapati Dewa sedang merengkuh tubuhnya . Refleks dia mendorong keras tubuh suaminya karena memang mereka tidak pernah sedekat ini sebelumnya .
" Lepasss !! "
" Akkhhh ... kau !! "
Tubuh Dewa terdorong keras hingga terjatuh di lantai kamar mandi . Sadar akan kesalahannya Jasmine langsung bangkit dan turun dari bath up , dia bermaksud menolong suaminya .
" D ... maaf , bukan salahku !! Kamu yang bikin kaget !! Kenapa siang siang begini pulang "
Dewa langsung bangkit sebelum sang istri menghampirinya , dia tahu Jasmine ingin menolongnya . Pria itu tak ingin melihat atau tergoda lagi dengan penampilan seksi istrinya yang jujur saja sempat membuatnya tak karuan .
Dewa adalah pria dewasa , tinggal seatap dan sekamar dengan seorang wanita yang sudah halal untuknya adalah sebuah beban berat . ltu sebabnya ia selalu mendahului Jasmine untuk pergi ke kamar untuk tidur .
Dia hanya tak ingin kalap menyentuh dan menyakiti Jasmine karena dari awal dia sudah berjanji untuk tidak menyentuhnya . Dewa menjamin Jasmine akan tetap ' utuh ' setelah waktu satu tahun mereka berakhir .
" Apa kau sudah gila !! Kenapa tidur di kamar mandi , apa kau sengaja menggodaku !? "
" Kenapa aku harus menggodamu ?? Bukannya kau sendiri yang bilang tak akan tergoda sekalipun aku telanjang di depanmu !!?? Sekarang keluar ... aku ingin berendam ! "
" Tubuhmu sudah membiru karena kedinginan , tidak usah berendam jika tak ingin sakit "
" Memang kenapa kalau aku sakit ?? "
Dewa berdecak kesal melihat sang istri yang mulai dengan keras kepalanya . Dia membuka satu persatu pakaiannya di depan wanita yang sedang membelalakkan matanya .
" Kau gila D !! Apa yang kau lakukan !!?? "
" Sudah aku bilang aku ingin berendam , aku tidak keberatan jika kau ingin masuk bersamaku ke dalam bath up itu . Sepertinya akan lebih menyenangkan jika tidak berendam sendirian "
" Kau selalu menyebalkan D !! Aku membencimu !!! "
Dewa hanya tersenyum ketika wanita yang sudah menjadi istrinya itu keluar dengan sumpah serapahnya . Jasmine belum bisa menghilangkan kebiasaannya untuk mengumpat . Butuh kesabaran untuk merubah istrinya , dan Dewa berharap dia cukup punya stok kesabaran untuk tetap di sisi Jasmine .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!