NovelToon NovelToon

My Lovely Girl

Bab 1

tik tok tik tok tik tok.

Seorang wanita cantik, sedang gelisah dan selalu melihat ke arah jam tangannya terlihat sedang menunggu suatu pengumuman yang akan di umumkan di kampusnya.

Dia adalah Azelia Pradipta Dinata, mahasiswi cantik dengan segudang prestasi yang di dapat, tak bisa menahan kegelisahan yang dia rasakan apakah dia akan lulus dengan nilai yang memuaskan? dan bisa membuktikan pada semua orang yang selalu meremehkannya.

Setelan setengah jam lamanya dia menunggu akhirnya pengumuman pun tiba.

"selamat untuk para mahasiswaku kalian lulus dengan nilai yang baik, dan diantara kalian ada satu nama yang sangat membuat kami bangga dengan prestasi dan nilai yg sangat memuaskan, dia adalah Azelia Pradipta Dinata selamat atas kelulusan mu dengan nilai yang sempurna dan sangat membanggakan," ucap Dosen di dalam pengumuman itu.

Tepuk tangan riuh yang memenuhi ruangan aula itu di tujukan pada Zea, sang mahasiswi yang lulus dengan nilai yang sempurna, senyum cantiknya mengembang dengan menunduk hormat pada semua orang yang bersorak atas prestasinya.

"oohh ... aku sudah menduganya, selamat my lovely girl," ucap seorang wanita yang ada disampingnya sambil memeluk erat sahabatnya itu.

"hey ... kalian melupakanku," ucap seorang pria yang memeluk mereka dari belakang.

"heii singkirkan tanganmu dari pundakku atau akan ku patahkan tangan mu itu!" bentak Zea menimpali sahabatnya itu dengan sikap ketus seperti biasa.

Ya, Zea memiliki dua orang sahabat yang dekat dengannya yaitu Cleo dan Joshua, akan tetapi sikapnya yang ketus pada semua pria di kampusnya itu tak terkecuali meskipun pada sahabatnya sendiri Jo.

Dan Cleo hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sikap sahabat nya itu.

.

.

Di lain tempat, seorang pria muda yang tampan berjalan dari arah lobi menuju lift di kantornya, dengan wajah dingin dan cool juga tatapan tajamnya bak elang yang bisa membuat para wanita terhipnotis akan ketampanannya.

Dia terus berjalan menuju ruangannya yang terletak di paling atas gedung itu.

Dia adalah Devandra Bramasta pengusaha muda yang terlahir dari keluarga konglomerat Bramasta yang sangat disegani dan berpengaruh di kota itu.

Setelah tiba di ruangannya dia langsung disibukkan dengan setumpuk dokumen yang menunggu untuk di tanda tangani oleh sang big boss.

Di tengah kesibukannya dia di kejutkan dengan kedatang Momy nya ke kantor yang datang dengan isaka tangisan yang memang pura-pura di buatnya untuk mendapat perhatian dari putra tampannya itu.

"Hiks ... hiks kau melupakan Momy son, kau mengabaikan permintaan momy," kata abel sambil berjalan menuju kearah putranya berada.

"ohh Momy kau mengejutkan ku. Apa maksud Momy berkata seperti itu," sahut Dev sambil berjalan ke arah Momynya berada, dan memegang tangannya lalu menciumnya.

"Momy kesepian di mansion sendirian, setiap harinya Momy hanya menunggu keajaiban kapan putra Momy ini akan membawakan menantu yang bisa menemani Momy," kata Abel sambil pura-pura menghapus air mata yang sebenarnya tidak mengalir dari matanya.

'oh God Dy mulai lagi,' batin Dev mengeluh.

"ya ... aku akan memikirkan hal ini Mom," ucap Dev berusaha menenangkan Momynya.

"Kau selalu berkata seperti itu son dan Momy sangat bosan mendengarnya," kilah Momynya.

Wanita paruh baya itu adalah Isabella Fawzi Bramasta, Momy yang sangat dicintai Dev karena hanya Momy dan adiknya lah yang Dia punya saat ini.

Papinya Gustave Bramasta sudah meninggal dunia setahun yang lalu akibat penyakit kanker yang di deritanya.

Dev putra pertama dan satu-satunya di keluarga itu yang menggantikan dan mengurus perusahaan raksasa dari keluarganya itu.

Dia juga mendirikan bisnisnya sendiri yang berupa beberapa hotel dan resort yang berada di berbagai kota.

Dev berjalan menggandeng tangan sang Momy keluar dari perusahaannya untuk mengadakan meeting di luar kantor, dan makan siang bersama relasinya dengan membawa Abel yang terus mengeluh kesepian setelah kematian papinya.

Di tengah perjalanan menuju restoran yang di tuju. Tepat di lampu merah Abel melihat seorang wanita yang berhenti pas di sebelah mobilnya, dengan mengendarai motor geddenya, dan dengan kaca helm yang masih tertutup tapi postur tubuh yang tinggi semampai dengan memakai celana hitam ketat dan jaket kulit serta sepatu boot yang ber hills, cukup menarik perhatian semua orang termasuk dari Momy Abel tapi tidak sedikitpun Dev meliriknya.

Abel membuka kaca mobil itu dan tersenyum pada wanita yg tampak melihat kearahnya.

Wanita itu lalu membuka kaca helmnya dan menyapa Momy abel dengan menganggukkan kepalanya dengan rasa sopan dan tersenyum di balik helm Hitamnya.

Lalu lampu hijau pun menyala dan wanita itu langsung mengendarai Mogenya dengan kecepatan sedang.

Momy Abel pun tersenyum lalu menutup kembali kaca mobilnya.

"Kau lihat wanita yang baru saja mengendarai motor itu, Dev?" tanya Abel pada sang putra yang tampak fokus menyetir sambil menunjuk motor gedde yang berada di depannya.

"No," jawabnya singkat

" Iiishhh kau ini, wanita yang menarik perhatian semua orang tapi tidak untukmu," Jawab abel mencebik dan melihat kearah luar jendela mobil.

"Dia wanita yang sopan dibalik penampilannya yang gahar, Momy sangat tertarik untuk mengenalnya," ucap abel yang membuat Dev tersenyum Getir sambil fokus ke arah jalanan.

Setelah sampai di restoran tempat diadakannya meeting, Dev turun sambil menggandeng tangan Abel masuk kedalam restoran itu.

Lalu mereka langsung masuk dan duduk bersama relasinya yang sudah menunggu di restoran itu.

"Maaf, sepertinya kami terlambat," kata Dev sambil menjabat tangan seorang pria paruh baya yang ada di depannya.

"No ... sepertinya kami yang datang terlalu cepat," jawab Pria paruh baya itu sebagai candaan sambil membalas jabatan tangan dari Dev.

"Perkenalkan nama saya Adicipta Pradipta Dinata. Saya yang memimpin perusahaan saya Pradipta corp dan ini istri saya, Lisa Pradipta," ucapnya memperkenalkan dirinya dan istrinya pada Dev.

"Saya mengenal mu tuan, siapa yang tidak mengenal bapak Adicipta dengan kesuksesan dan perusahaan raksasa yang anda kelola," jawab Dev menyanjung tuan Adi.

"Ya ... ku anggap itu sebagai pujian." Sambil tersenyum smirk dan melirik kearah wanita paruh baya yang berada di dekat Dev.

"Kenalkan ini momy ku," ucap Dev dan Abel menjabat tangan pada pria paruh baya itu, lalu pada istrinya dengan menyebutkan namanya.

"Isabella Fawzi Bramasta," ucapnya sambil tersenyum. Mereka pun melakukan meeting Santai dan makan siang bersama.

Diluar restoran itu tampak wanita pengendara motor gedde, memarkirkan motor yang dikendarai dan menunggu temannya datang, sambil duduk di atas motor itu.

Lalu datang mobil ferarri putih dan memarkirkan mobilnya di samping Motor gedde itu.

Zea, membuka helm dan mengurai rambut panjangnya yang tergulung dari dalam helmnya.

Dia merapikan rambutnya dan hal itu membuat perhatian semua orang yang berada disekitar restoran itu melihat kearahnya.

Lalu Dia masuk kedalam restoran itu tanpa memperdulikan orang-orang yang memperhatikan nya karena itu sudah biasa terjadi padanya.

Dia duduk bersama temannya yang berjumlah 3 orang di dekat jendela resto, karena Dia ingin menyalakan rokoknya.

Di tengah keramaian restoran, ada seseorang yang menatap tajam kearahnya.

"lihatlah gadis tengil mu itu," ucap Lisa pada suaminya yang terdengar oleh Dev dan Abel.

Lalu melihat kearah Zea yang sedang santai dengan teman-temannya sambil menghisap rokok nya.

"Aku akan memanggilnya," kata Adi yang akan beranjak dari duduknya tapi istrinya menahan lengannya.

"Tidak usah Mas, nanti Dia malah mengacaukan makan siang kita," kilah Lisa.

"Apakah anda memiliki seorang putri tuan?" tanya Abel yg membuat Dev tersedak dengan pertanyaan Momynya itu, dia tahu akan kearah mana pembicaraan itu berlangsung.

"Pelan - pelan kalau makan son." Sambil memberikan air minum pada putranya.

"Mom please ...." Sambil meminum airnya.

"Why ... ini hanya bentuk usaha Momy agar Momy tak kesepian lagi di mansion." Sambil menghendikkan bahunya.

"Ya, saya memiliki 2 orang putri dan satu putra," jawab Adi sambil melihat heran pada ibu dan anak itu.

"Begini ... saya ingin mencarikan Dev seorang istri tapi dia selalu menolaknya, aku membutuhkan menantu agar aku tidak kesepian lagi di mansion," jawab Abel

"Mom ... jangan memulainya lagi," ancam Dev pada sang momy yang biasa dia lakukan, ketika Abel berusaha menjodohkan nya dengan seorang wanita, Dev akan meninggalkan mansion dan tinggal di penthouse nya.

"Ayolah my son ... kau tega sekali pada Momy," Bujuk Abel pada Dev.

"Tapi tidak dengan menjodohkan ku dengan anak para relasiku mom!" bantah Dev.

"Maaf jika saya ikut campur dengan urusan kalian, tapi itu tak masalah bagi kami, Dev kamu bisa berkenalan dulu dengan putri kedua kami. Dia gadis yang cantik, penurut, juga pintar tapi dia sedang kuliah di luar kota dan akan lulus sebentar lagi. Aku bisa memanggil nya jika kau berkenan," ucap Lisa dengan bangganya memperkenalkan putri kesayangannya.

"Kenapa harus putri kedua? kenapa tidak putri pertama?" tanya Dev seperti mengetahui sesuatu dibalik keluarga itu.

Ya, Dev selalu menyelidiki setiap relasi bisnisnya yang akan bekerja sama dengan perusahaan nya.

"Karena aku yakin kau tidak akan menyukainya," jawab Lisa dengan pedenya.

"Bagaimana bisa anda seyakin itu, Nyonya?" sahut Dev sambil bersandar di sofa empuk itu.

"Karena dia gadis yang tengil, pembangkang, dan tak bisa diatur," kata Lisa sambil menatap tajam kearah Zea yang juga menatap tajam ibu tirinya itu, sambil menghembuskan asap rokoknya kearah pandangan matanya seolah asap itu akan mengenai mata Lisa yang barada jauh didepannya.

"Cukup Lisa jangan diteruskan lagi," ucap Adi secara tegas.

Dan itu membuat Dev tertarik untuk masuk ke keluarga itu, Pria itu penasaran dengan sosok Putri pertama dari tuan Adicipta yang diperkenalkan dengan buruk didepannya.

Dari jauh, Zea menatap tajam kearah lisa. Seakan dia tahu kalau ibu tirinya itu sedang membicarakan dia dan menjelekkannya.

Tapi dia tidak perduli dengan hal itu.

"Ze ... thanks ya sudah mentraktir kami disini, dan sekali lagi selamat atas nilai sempurna yang kamu dapat," ucap seorang teman dari Zea.

"Dan aku yakin tidak akan ada seseorang yang bisa menyaingi mu, untuk mendapatkan nilai yang sempurna seperti dirimu termasuk saudara tirimu itu," ucap Cleo menimpali, dan hanya di respon biasa saja oleh Zea sambil menghendikkan bahunya.

Lalu para gadis itu beranjak dari tempat duduknya dan akan keluar dari restoran itu.

Tapi tiba - tiba ada anak kecil menabrak Zea yang akan berbalik, dan cemilannya tumpah kelantai serta es yang dipegangnya tumpah mengenai celana dan sepatu Zea.

Anak itu langsung menangis dan meminta maaf pada Zea.

Dia seakan Takut untuk menatap mata Zea yang tajam.

Hal itu justru mengundang perhatian orang - orang di restoran itu termasuk Dev dan Abel.

Zea langsung menunduk dan memegang dagu anak itu dan tersenyum manis padanya,

"Tidak apa - apa boy, lain kali kau harus berhati - hati, oke ..." ucap Zea, seakan langsung mematahkan presepsi buruk orang - orang di sekitar terhadapnya.

Lalu Dia menggandeng tangan anak itu ke kasir untuk memesankan makanan anak itu yang terjatuh tadi.

"Thanks Miss," ucap anak itu yang

membuat Zea tersenyum manis oleh sebutan anak itu terhadapnya.

"Your welcome," jawabannya lembut.

Dari jauh, ada mata tajam yang melihat kearahnya, dan dia adalah Dev.

Dia tersenyum smirk sambil berkata,

"Senyum yang manis," ucapnya gettir.

Bab 2

Setelah kejadian itu, Dev hanya melihat kepergian Zea dari restoran itu.

Dia pamit kepada Adicipta dan mengakhiri meeting nya hari ini. Tapi sebelum mereka pergi, Lisa masih saja mengutarakan keinginannya untuk memperkenalkan sang putri kepada Devandra.

Pria tampan yang menjadi impian para wanita dengan gelar billioner muda, dan terkenal dengan kekayaan serta kekuasaan yang dia miliki.

"Tentang penawaran kami yang tadi, saya cukup serius untuk memperkenalkan putri kami kepada anda, tuan Devandra," kata lisa.

"Ya ... saya akan memikirkan hal ini nanti, saya permisi," jawab Dev, lalu pergi dari restoran itu dengan menggandeng tangan sang Momy.

"Apakah kamu serius dengan ucapan mu, Dev?" tanya Abel sambil menatap sang putra.

"Ya mom, bukankah ini yang kau mau?" sambil membukakan pintu mobil untuk Momynya.

Lalu Dev mengendarai mobilnya, meninggalkan restoran itu menuju mansion keluarga, dan tidak kembali lagi ke perusahaan, karena dia akan menemani sang Momy tercinta serta bekerja dari rumah.

Di tengah perjalanan pulang, Abel mengeluarkan pendapatnya tentang Lisa.

"Tapi Dev, rasanya Momy tidak terlalu suka sama nyonya Lisa. Sepertinya dia sedang tidak berlaku adil pada kedua putrinya."

"Mom jangan terlalu difikirkan dan jangan menganggap ini sebagai perjodohan, karena ini hanya perkenalan biasa."

Lalu merekapun tiba di mansion keluarga Bramasta.

.

.

Di kediaman Pradipta, Zea yang baru saja tiba di mansion keluarga Pradipta, langsung masuk ke kamar dan merebahkan tubuhnya di ranjang, tanpa membuka sepatu boots yang dia pakai.

Zea menutup matanya. Lalu tiba - tiba ponselnya berdering, dia melihat ponselnya dan melihat nama Nico dilayar ponselnya.

"Hallo pengganggu," ucapnya pada sosok pria yang baru menjadi pacarnya itu secara terpaksa.

Terdengar Nico tertawa pelan dibalik ponselnya.

"Kenapa kau memanggil kekasih tampanmu ini dengan sebutan pengganggu sayang?" jawab nico.

"Ya, karena kau selalu mengganggu ketenangan ku," kilah Zea sinis. Nico hanya tertawa mendengar jawaban sang kekasih yang selalu blak-blakan.

"Oiya ... selamat atas kelulusan mu honey, kelulusan yang selalu kau tunggu - tunggu dengan nilai yang sempurna, aku bangga padamu," kata Nico panjang lebar.

"Hmm thanks," jawab Zea singkat.

"Nanti malam aku akan menjemputmu untuk merayakan kelulusan mu honey," ajak Nico.

"NO. Tidak usah menjemput, ku. Kirimkan lokasinya dan aku akan langsung berangkat sendiri," jawab Zea.

"Tidak honey, aku akan tetap menjemputmu," paksa Nico.

"Kalau begitu tidak usah merayakannya," jawab Zea kekeh tidak mau dijemput.

"oke oke aku menyerah." Dia mengalah karena Nico sangat tahu sikap Zea yang tidak ingin dibantah.

Lalu terdengar pintu kamarnya di ketuk, Zea langsung mematikan panggilan telepon nya tanpa basa-basi.

"Ck, gadis ini benar - benar," celetuk Nico yang panggilan telepon nya di matiin secara sepihak oleh sang kekasih.

Zea membuka pintunya dan terlihat sang papah yang tersenyum padanya, lalu memeluk tubuh Zea.

"Selamat sayang, selamat atas kelulusan mu yang sangat luar biasa ini. Papah bangga padamu, sayang " Adi mengecup puncak kepala putrinya itu bertubi - tubi.

"Thanks papah," jawab Zea yang langsung membalas pelukan dari adi itu.

"Kau mau hadiah apa dari papah?" tanya adi.

"No, aku tidak ingin apapun," jawab Zea langsung beringsut dari pelukan papahnya.

"Papah ingin kau bisa meneruskan perusahaan papah, Sayang," kata adi.

"Dan itu akan mengakibatkan papah bertengkar dengan istri tercinta mu itu," jawab Zea sinis.

"Tidak sayang, kau adalah putriku, putri pertama ku yang sangat papah banggakan. Dan perusahaan itu hanya milikmu, Sayang." Adi mengecup kening putrinya itu.

"Papah yakin?" sambil mendongak kearah wajah papah nya.

" Ya, i'm sure honey. Karena perusahaan itu adalah perusahan dari mendiang keluarga ibumu, sayang. Dan hanya kamu yang berhak atas perusahaan itu." Sambil memeluk putrinya itu.

Dibalik dinding kamar itu, Lisa mendengarkan percakapan mereka dengan perasaan dongkol, karena perusahaan yang diberikan pada Zea adalah perusahaan paling besar dari perusahaan lainnya.

"Seharusnya perusahaan itu di berikan pada Daniel," ucapnya sinis sambil berlalu menuju kamarnya.

Malam pun tiba, Zea sudah bersiap - siap untuk menemui Nico yang ingin merayakan kelulusannya, dengan mengajaknya makan malam bersama.

Zea hanya memakai celana jeans sobek, dan memakai kaos crop top nya yang memperlihatkan perut langsing nya.

Serta memadukan dengan kemeja flanel oversize tanpa memasang kancing bajunya.

Rambutnya yang panjang dia biarkan tergerai indah, hanya dengan pakaian yang cukup sederhana itu, Zea sudah sangat terlihat cantik dengan make up flow lesnya yang ringan tapi terkesan sangat cantik dan natural.

Dia keluar dari kamarnya, dan di ruang tengah Zea berpapasan dengan Lisa, ibu tirinya.

"Mau kemana kau, anak Badung." Tapi tidak digubris sama sekali oleh Zea.

Dia terus berjalan melewati Lisa, yang Melihat sinis kearahnya sambil melipat tangan di dadanya.

"Heii ... dasar anak tak tahu diri, tidak punya sopan santun!" bentak nya, pada Zea yang terus berjalan keluar dan mengendarai motornya yang terparkir di depan mansion.

Setelah sampai di tempat tujuan, Zea memarkirkan motornya. Dia membuka helmnya dan seketika rambutnya tergerai indah sambil terhembus angin sepoi - sepoi. Dan lagi - lagi hal itu mengundang perhatian banyak orang yang melihat kagum dengan kecantikan seorang Azelia.

Lalu Zea masuk kedalam restoran dan langsung di hampiri seorang pelayan.

"Silahkan, nona Azelia. Anda sudah di tunggu di ruangan VVIP, mari." Tunduk pelayanan itu sangat sopan.

Lalu Zea pun mengikuti pelayan itu dari belakang.

Setelah sampai di tempat VVIP, Zea dikejutkan oleh kedatangan teman dan sahabat nya itu.

"Surprise ...." Zea hanya menggelengkan kepalanya kearah teman - temannya itu.

"ayolah Ze. kau ini nggak seru," celetuk Cleo.

"Terus aku harus lompat - lompat teriak - teriak gaK karuan, gitu? it's not me." Sambil duduk di dekat Nico yang mengulurkan tangannya kearah Zea. Tapi Zea tidak membalas uluran tangan itu.

.

.

Di kediaman Bramasta, Dev menerima telepon dari sang asisten. Bahwa ada meeting mendadak yang akan di adakan di restoran Empire, dan tak bisa diundur lagi.

Dev langsung pamit kepada sang Momy yang sedang berada di ruang tengah.

"Mom, aku ada meeting sebentar dan mungkin aku langsung menemui temanku dulu, jadi jangan menunggu ku pulang. istirahatlah di kamar Mom. Jangan tidur terlalu malam, oke." Sambil mencium pipi sang Momy.

"Ya, take care son." Sambil membalas ciuman sang putra di kedua pipinya.

Setibanya di restoran Empire. Dev keluar dari mobil Lamborgini nya dan memakai kaca mata hitamnya.

Dev yang hanya memakai celana jeans, serta kaos plos lalu memakai coat nya.

Tampak terlihat sangat tampan dan itu mengundang perhatian para wanita yang berada di sekitar restoran itu.

Dev, berhenti melangkah ketika dia melihat motor yang dilihat nya tadi siang, bersama sang Momy. Terparkir di depan restoran itu.

Dev memicingkan matanya melihat motor itu, dan langsung berlalu masuk kedalam restoran.

Setelah masuk kedalam restoran, Dev membuka kaca mata hitamnya dan mengedarkan pandangannya, mencari sosok sang asisten yang sudah menunggu bersama rekan bisnisnya.

Lalu seorang pelayan dengan senyum ramah menghampiri Dev.

"Apakah anda tuan Dev?" tanya pelayan itu ramah. "YES," jawab Dev singkat.

"Mari ... anda sudah ditunggu di ruang VVIP tuan." Lalu tanpa basa basi lagi Dev langsung menuju kearah ruangan yang di tunjuk oleh pelayan itu.

"thanks," ucap Dev pada pelayan itu yang langsung membuat pelayan itu tersenyum sumringah.

Diruang sebelah Dev mengadakan meeting adalah ruangan yang di gunakan Zea bersama pacar dan sahabatnya. Makan malam dan bercengkrama.

Setelah Zea dan teman - temannya selesai makan malam di restoran itu.

Mereka langsung menuju club untuk merayakan kelulusan mereka.

Nico dengan setia menemani Zea malam itu. Tapi tetap Zea berangkat ke club menggunakan motornya, Nico dan teman - temannya mengendarai mobil mereka masing - masing menuju club bergengsi di kota itu.

Setelah sampai di club, mereka langsung masuk dan menuju ke atas ruangan VVIP yang sudah di pesan oleh Nico.

Nico menggandeng tangan Zea masuk ke dalam, tapi Zea menepis tangan Nico yang memegang tangannya.

"Jangan macam - macam," ucap Zea pada Nico yang hanya di tanggapi dengan senyum smirk oleh pria itu.

"Aku hanya ingin menggandeng tangan kekasih ku masuk," ucap Nico.

"No, tidak perlu, aku bisa masuk sendiri," lalu Zea pun masuk tanpa basa basi lagi.

"Ayolah honey, aku hanya ingin bersikap romantis, itu saja," kilah Nico yang terus mengekori langkah Zea.

Lalu Meraka pun duduk di sofa VVIP itu, dan pelayan datang dengan minuman serta cemilan yang akan dihidangkan di meja itu.

Bab 3

Di restoran Empire.

Dev sedang mengadakan meeting dengan relasi bisnisnya yang datang dari Dubai. Mereka mengadakan meeting tentang pembangunan hotel serta resort di Dubai yang akan ditangani langsung oleh tuan Sam Smith, selaku direktur dari Dubai.

Dev mempercayakan pekerjaan ini pada tuan Smith, karena ini memang bukan bisnis pertama mereka.

Dev dan Smith sudah melakukan kerjasama bisnis sudah hampir 3 tahun lamanya, serta sudah membangun beberapa resort dan hotel di berbagai negara.

"Semoga kerjasama kita kali ini lancar, tanpa hambatan, tuan Dev." Pria itu menyeruput secangkir kopinya.

"Ya, semoga tidak ada kendala di pembangunan nanti sampai selesai," jawab Dev sambil menandatangani kontraknya.

"Seperti sebelumnya, tuan Dev. Kami akan melakukan pekerjaan kami dengan cepat, tanpa adanya kendala dan dalam waktu yang singkat," ucap tuan Smith membanggakan dirinya.

"Oke, saya percaya itu, dan meeting kali ini selesai. Saya sudah menandatangani kontraknya, untuk masalah yang lainnya silahkan hubungi asisten saya," ucap Dev sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Oke, sampai jumpa lagi, tuan Devandra," sahut Smith sambil menjabat tangan Dev.

"Ya, sampai jumpa, permisi," jawab Dev sambil membalas jabatan tangan dari Smith. Lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Dev keluar dari restoran itu menuju parkiran dan ponselnya berbunyi, dia langsung mengangkat telepon itu karena itu panggilan dari temannya.

"Halo Dan, aku sudah selesai meeting." Dev berhenti di tempat parkir motor Zea tadi berada.

'Motornya sudah tidak ada disini ternyata.' Batin Dev sambil mengedarkan pandangannya mencari keberadaan motor yang dilihatnya tadi.

"Ya, aku berada di club sekarang, kemarilah Dev. Ada beberapa teman kita juga disini, kita senang - senang dulu disini," ucap Danish diseberang telponnya.

"Oke," jawab Dev singkat.

Lalu mematikan telponnya dan mengendarai mobilnya menuju club, dimana teman - temannya sudah menunggu disana.

Sesampainya disana, Dev langsung memarkirkan mobilnya, Pria itu keluar dari mobil dan langsung melihat motor yang tadi dilihatnya di restoran Empire terparkir didepan mobilnya.

Dev memicingkan matanya melihat motor itu sambil tersenyum smirk.

'Motor ini lagi. Aku penasaran siapa pemilik kuda besi ini, mungkin kita jodoh.' Batin dev. Karena yang dia tahu pengendara motor itu tadi seorang perempuan dari Momynya.

Lalu Dev langsung masuk kedalam club yang ramai itu dan langsung ke ruangan VVIP dimana teman - temannya menunggu.

"Hallo bro ... lama tak jumpa, kau semakin tua saja," canda Danish pada Dev yang langsung di sambut tawa oleh semua temannya.

"Heii ... aku blum genap 30 tahun dan itu masih terbilang muda," jawab Dev yang langsung duduk di single chair, serta langsung meminum wine yang sudah di tuangkan oleh pelayan di club itu.

Dev melihat ke lantai bawah yang terdapat banyak orang sedang menari mengiringi lagu yang di mainkan sang DJ.

"Kau tidak membawa kekasih mu, Dev?" tanya seorang teman Dev.

"Aku baru putus, dan tak minat lagi pada wanita," jawab Dev sambil meminum wine nya.

"wohoo ... ada yang sedang patah hati sepertinya," ejek Danish.

yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Dev.

"Aku tidak pernah patah hati, karena aku tak pernah serius menjalin hubungan dengan mereka. Mereka sendiri yang menjajakan tubuhnya padaku. So, why not?" Dev meminum lagi dan meletakkan gelasnya yang sudah kosong.

Lalu pelayan itu langsung menuangkan lagi minuman ke gelas Dev.

"Itu hanya karena kamu belum menemukan pawang mu, Dev," ucap salah satu teman Dev yang sudah tobat dan memiliki istri.

"hmm maybe," ucap Dev singkat. Lalu melihat kearah kerumunan orang yang sedang menari.

.

Zea yang sedari tadi merasa bosan hanya duduk saja di sofanya, dia ber inisiatif untuk mengajak temannya untuk turun dan menari di lantai bawah.

"Ayo kita turun, aku sudah bosan hanya duduk saja disini," ajak Zea dan langsung berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan menuju tangga untuk turun.

"Let's go girls" ucap Cleo semangat, karena jarang - jarang Zea mengajak turun untuk menari.

Biasanya Zea selalu menolak jika diajak menari.

"Honey, kau tidak mengajakku?" teriak Nico pada Zea, karena si club sangat bising.

"No, jangan mengganggu kesenangan ku," jawab Zea sambil menunjuk tangannya kearah Nico yang sudah beranjak dari duduknya untuk tetap duduk disitu.

Lalu Zea and the geng pun menuju tangga untuk turun ke lantai bawah.

Sebelum menuju arah tangga, mereka melewati perkumpulan para cogan yang sedang duduk di ruangan VVIP itu.

"Lihat, mereka tampan sekali," ucap Cleo pada Zea yang tidak melirik sama sekali kearah para cogan itu.

Dev yang sedang melihat kearah para wanita yang melewatinya pun, melihat sekilas kearah wanita yang sama sekali tidak melihat kearahnya. Dia memicingkan matanya, ketika melihat penampilan wanita itu, yang hanya mengenakan celana jeans sobek dan kemeja oversize.

Dev mengunci pandangan matanya hanya pada sosok wanita yang berpenampilan bak preman itu.

Dev terus memandangi punggung wanita itu, yang terus menjauh dari pandangannya dan turun kebawah.

Zea dan teman - temannya tiba di lantai bawah langsung berbaur dengan semua orang yang sedang asik menari, menikmati musik yang di mainkan DJ.

Dev terus memandang ke arah Zea yang selalu membelakanginya, Dev tertarik untuk melihat siapa wanita itu dan seperti apa wajahnya.

Zea yang tidak sadar sedang diperhatikan dari jauh oleh sepasang mata yang terus memandangnya, hanya terus menari dengan teman - temannya.

Lalu tiba - tiba ada seorang pelayan wanita yang menyenggolnya dari belakang, dan itu membuat Zea otomatis menoleh sedikit untuk melihat siapa yang sudah berani menyenggol tubuhnya.

"Maaf nona, saya tidak sengaja," ucap pelayan itu sopan.

Zea hanya membalasnya dengan anggukan dan hal itu digunakan oleh Dev untuk melihat wajah Zea yang sempat membuatnya tertarik. Dan hal itu justru membuatnya semakin intens memandang kearah wanita itu.

Sebelum Zea melanjutkan tariannya, dia menarik kemejanya hingga keatas dan mengikatnya pas di atas perut nya.

Dev yang masih memandang Zea dari jauh, memicingkan matanya sambil tersenyum smirk.

'pinggang yang indah' batin Dev memandangi pinggang yang terdapat tato kupu-kupu disana dan perut Zea yang terpampang nyata, dengan perut yang rata dan ada tindik di pusarnya.

Lalu Dev meminum wine nya lagi sambil memandang kearah wanita itu.

Pandangan Dev terhenti ketika ada seseorang yang menepuk pundaknya dan menyadarkan Dev dari lamunannya.

Dev melihat siap yang sudah mengganggunya itu.

" Lu lagi melamun, atau lagi menikmati pemandangan indah di bawah sana, bro," ucap Danish yang menyadari bahwa temannya itu sedang tertarik pada seseorang yang selalu dipandangnya dari tadi.

"ckk, bukan urusan Lo," jawab Dev dan langsung mengalihkan pandangannya pada temannya itu.

Lalu dia mencari sosok wanita yang dari tadi dipandangnya itu dan tidak menemukannya di manapun.

"shiitt," umpatnya pelan, dan terus mencari sosok wanita yang sempat membuatnya tertarik itu.

Dev berdiri dari sofa itu dan mengedarkan pandangan matanya ke penjuru ruangan itu, dan masih tidak menemukan keberadaan wanita itu.

Dev hanya melihat beberapa temannya saja yang masih menari di bawah.

.

Zea tiba - tiba keluar dari dalam club untuk mengangkat teleponnya yang terus berbunyi dan itu telpon dari papahnya.

"Hallo pah, ada apa?"

"Zea kamu dimana? pulang sekarang karena ada hal penting yang ingin papah sampaikan," ucap Adi dari seberang sana.

"Tidak bisakah papah bicara lewat telepon? aku sedang berparti sama teman - teman ku, pah," jawab Zea.

"No, pulang sekarang kita bicara dirumah, papah tunggu," jawab Adi tegas dan langsung mematikan teleponnya.

"Huuuft, drama apalagi ini," keluh Zea.

Dia langsung mengirimkan pesan singkat pada teman - temannya, bahwa dia pulang terlebih dahulu karena ada kepentingan mendadak.

.

Setelah puas menari, Cleo dan teman - temannya naik untuk mengambil tasnya dan akan beranjak pulang.

"Loh, dimana Zea," ucap Nico dan Jo bersamaan.

"Wahh, kompak sekali kalian," ucap Cleo.

Lalu Nico dan Jo saling bertatapan tajam.

"Heii, untuk apa kau menanyakan kekasih ku," ucap Nico pada Jo.

"Karena aku peduli pada sahabatku," kilah Jo sambil membalas tatapan tajam dari Nico.

Cleo dan yang lain hanya menggelengkan kepala melihat sikap Jo dan Nico yang seperti anak kecil yang berebutan mainan.

Lalu mereka pun pergi dari tempat itu.

.

.

Dev yang sudah menyerah tak menemukan wanita yang dia cari, akhirnya menyerah dan keluar dari club.

Ketika di dalam mobil, dia tersadar sesuatu. Dev langsung keluar dari mobil dan mengedarkan pandangannya ke semua penjuru di parkiran itu.

'Tadi motor itu terparkir tepat di depan mobilku, apa motor itu sudah pergi? apa wanita itu pemilik motor tadi?' batin Dev galau.

Lalu Dev kembali masuk kedalam mobil dan langsung melajukan mobilnya meninggalkan area parkiran club itu.

Di tengah perjalanan pulang, Zea di kagetkan dengan seorang wanita paruh baya yang akan di rampok.

Zea menambah kecepatan motornya dan menabrak orang yang akan merampok ibu itu. Perampok itu langsung terkapar di aspal setelah Zea menabraknya, lalu Zea turun dari motornya dan membuka helmnya.

Zea berjalan kearah ibu itu lalu ibu itu berteriak ketika ada pria di belakang Zea yang akan memukulkan tongkat ke arahnya.

"AWAS," teriak ibuk itu. Lalu ZEA reflek menundukkan badannya yang langsung berbalik dan menjegal kaki pria itu, pria itu langsung terjungkal ke aspal.

Pria itu langsung bangun dan langsung akan memukulkan tongkat itu ke arah Zea, tapi lagi - lagi Zea berhasil menghindar.

Dengan tubuh yang tinggi dan lincah, Zea mengangkat kakinya lalu menendang perut pria itu, pria itu langsung terjatuh ke aspal. Pria itu langsung berdiri lagi dan akan memukulkan tongkatnya lagi ke arah Zea, tapi Zea dengan cepat menendang lengan pria itu hingga tongkatnya terlempar ke tanah.

Dev yang melewati jalan itu melihat perkelahian itu, dia langsung berhenti dan memarkirkan mobilnya di pinggir jalan.

Zea yang masih berkelahi dengan pria itu akhirnya bisa mengalahkan pria itu dan mengunci kedua tangan pria yang tersungkur itu ke belakang, namun tiba - tiba pria yang tadi di tabrak Zea tersadar, dan berdiri.

Pria itu mengambil pisau yang ada di balik jaketnya dan mengarahkan pisau itu ke tubuh Zea yang tertunduk di tanah.

Wanita paruh baya yang shock itu berteriak ketika pria di belakang Zea berlari dengan pisau yang siap di tancapkan ke tubuh Zea.

"AWAASS," teriak ibu itu, sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Lalu Zea menoleh dan tampak kaget dengan sebuah pisau yang tepat berada di depan wajahnya, tapi pisau itu tidak sampai mengenainya karena ada seseorang yang sudah menahan lengan perampok itu.

Lalu pria itu menarik perampok itu dan menjatuhkan pisau dari tangannya.

Dengan mudah pria itu mengalahkan perampok itu.

Polisi pun Tiba di tempat kejadian.

Ya, ibuk itu langsung menghubungi polisi ketika Zea berkelahi deng perampok tadi.

Lalu para perampok itu dibawa oleh polisi.

"Terimakasih sudah menolongku, nak," kata ibu itu kepada Zea dan juga Dev.

"Ya, sama - sama buk, apa barang - barang ibuk ada yang hilang?" tanya Zea pada ibuk itu.

"Tidak nak, sekali lagi terimakasih," ucap ibuk itu sambil memegang tangan Zea.

"Apa perlu ku antar?" tanya Dev pada ibuk itu.

"Tidak nak, terimakasih. Rumahku sudah dekat."

"Lain kali, jangan bepergian sendiri dimalam malam begini, buk," ucap Zea menimpali.

"Iya nak. Apakah kalian mau mampir ke rumah ibuk?" ucap ibuk itu menawarkan.

Tapi hanya di balas gelengan kepala dari 2 insan itu.

"Ya sudah, sekali lagi terimakasih. Permisi," ucap ibu itu. Lalu meninggalkan Zea dan Dev yang masih berdiri di pinggir jalan.

.

Lalu Zea pun menoleh kepada pria yang menolongnya tadi, dan berterimakasih.

"Thanks," ucap Zea kepada Dev, dan langsung meninggalkan Dev yang terpaku dengan penampilan dan kecantikan Zea.

'Ya, dia wanita yang aku cari di club. Wanita yang sedari tadi membuatku tak bisa memalingkan pandanganku,' batin Dev sambil masih terpaku pada sosok Zea yang kini sudah mengendarai motornya meninggalkan Dev.

Dev yang masih terpaku dan menatap kepergian Zea, tersadar dengan motor yang di kendarai Zea.

Lalu Dev mengambil ponselnya dan mencatat nomor plat di motor Zea.

'Yaaa, motor itu, aku masih mengingat motor itu. I got you baby' batin Dev sambil tersenyum smirk.

Devandra Bramasta

Azelia Pradipta Dinata

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!