NovelToon NovelToon

Blue

Gagal Bolos

..."Ada yang tahu cara mengubah skenario Tuhan?"...

......-Blue Azure Scarlet-......

...🍬🍬🍬...

Blue Azure Scarlet, atau gadis yang kerap disapa Blue oleh keluarga atau sahabatnya merupakan gadis berusia 16 tahun, sekarang ia sudah menempati posisi sebagai senior disekolahnya yaitu kelas 12 IPA 2.

Blue merupakan anak dari pemilik perusahaan terbesar dipusat ibu kota Jakarta. Ayahnya seorang CEO yang memiliki 8 macam perusahaan terbesar yang berada dibelahan dunia. Ibunya seorang disainer terkenal, dan memiliki beberapa butik yang berada di luar negeri.

Blue mempunyai seorang kakak laki-laki yang bernama Liam Putra Scarlet. Sekarang kakaknya sedang melanjutkan study-nya di luar negeri, Amerika.

Disekolah Blue dikenal sebagai biang masalah. Karena kerjaannya yang suka mencari masalah baik dengan siswa ataupun guru, dan juga sering membolos.

Contohnya sekarang...

Ia berjalan mengendap-endap bak seorang pencuri, sambil menutupi wajahnya menggunakan tas ranselnya.

Ia, semakin mempercepat langkahnya jaga-jaga kalau ada yang melihatnya nanti. Bisa gagal rencana bolosnya.

Dirasa situasi sudah aman, Blue menormalkan cara berjalannya. Tujuannya kali ini belakang sekolah, karena itu merupakan satu-satunya akses untuk menjalankan aksi membolosnya.

Saat berbelok ke kanan, Blue dikejutkan dengan cowok yang berdiri dihadapannya sambil menatapnya tajam.

Cowok itu bernama Grey Putra Shaenette anak dari pemilik yayasan ini, SMA 1 Garuda. Disekolah Grey merupakan Ketua Osis sekaligus ketua basket. Dia juga merupakan Most Wanted di sekolahnya, banyak cewek yang berantrian untuk mendapatkan hatinya, tapi sayang belum ada yang bisa menempati hatinya Grey.

Gawar... Batin Blue.

"Kayaknya jam waktu bolosnya perlu diubah,"kata Grey sambil melihat jam yang melingkar ditangan kanannya.

Blue menghembuskan napasnya kasar, memutar bola matanya, kemudian menatap Grey sambil bersedekap dada.

"Lo itu kenapa sih, selalu... Aja gagalin rencana bolos gue. Nggak ada kerjaan lain apa? Selain gagalin rencana bolos gue?"Tanya Blue kesal, karena Grey selalu saja menggagalkan aksinya. Dan yang lebih parahnya lagi, Grey hapal betul waktu yang sering ia gunakan untuk membolos.

"Kerjaan gue banyak, termasuk ngawasin lo."

"Lo dapat apa sih kalau ngawasin gue?"Tanya Blue semakin kesal.

"Nggak ada,"

"Yaudah mulai sekarang berhenti ngawasin gue! toh, percuma lo juga nggak bakalan dapat apa-apa."Kata Blue, melanjutkan langkahnya ingin meninggalkan Grey. Tapi, tangannya keburu dicekal.

"Apa lagi?"Tanya Blue kesal sambil menatap wajah Grey.

"Ada yang gue dapat dari ngawasin lo,"ucapnya pelan sambil menatap intens kedua bola mata Blue.

Blue mengangkat keningnya, "rasa khawatir dan lega,"lanjut Grey.

Blue mengerutkan keningnya kemudian bertanya, "maksudnya?"

"Maksudnya..."Grey memperdalam tatapannya,"gue khawatir kalau lo nggak dapat hukuman, dan gue lega kalau lo dihukum, itu maksud gue."Blue langsung membulatkan matanya, merasa kesal dengan ucapan Grey.

Blue berdecak kesal, "itu namanya kesenangan dodol, seneng liat gue menderita,"ketus Blue

"Sekarang lepasin tangan gue, biarin gue pergi."Menggerak-gerakkan pergelangan tangannya agar terlepas dari cengkraman Grey, tapi sayang cengkraman itu terlalu kuat sehingga Blue sulit melepaskan cengkraman itu.

"Bakal gue lepas, setelah Lo mendapatkan apa yang harus lo dapatkan."Menarik Blue pergi dari tempat itu.

"Lo mau bawa gue kemana?"Tanya Blue yang masih berusaha melepaskan cengkraman Grey.

"Ke ruangan langganan lo,"yang dimaksud Grey itu ruang BK.

"Ih... Gue nggak mau lepasin!"Kata Blue sambil memberontak, tapi apalah daya Grey lebih kuat darinya.

...~♥~...

"BLUE!"Teriak seorang wanita bertubuh gempal yang merupakan guru BK, namanya ibu Tuti.

"Kamu lagi... Kamu lagi, nggak bosan apa keluar masuk ruangan saya?"Tanya Bu Tuti yang terlihat sudah bosan berhadapan dengan Blue.

Gimana nggak bosan, hampir setiap hari Bu Tuti selalu dihadapkan dengan Blue. Tidak tahu harus dengan cara seperti apa agar membuat Blue berhenti melakukan aksinya.

"Ibu bosan nggak berhadapan dengan saya terus?"Tanya Blue.

"Ya bosan lah!"Ketus Bu Tuti.

"Yaudah, kalau begitu biarin saya pergi biar ibu nggak liat muka saya lagi."

"Enak aja main pergi-pergi,"sinis Bu Tuti, "bagi siswa yang sudah masuk ke ruangan saya terkecuali siswa yang tidak melanggar aturan, maka siswa itu wajib mendapat hukuman dari saya."Kata Bu Tuti sambil menekan kata Wajib, seolah kalimatnya itu merupakan sesuatu yang tidak bisa diganggu gugat.

"Yaudah hukumannya apa?"Tanya Blue, yang sudah tidak keberatan dengan hukuman yang akan diberikan. Toh, semua hukuman sudah pernah ia rasakan. Jadi, mudah-mudah saja menjalani hukumannya.

"Hormat bendera sampai waktu jam istirahat,"

"Oke, permisi."Mengangkat bokongnya, meninggalkan ruangan langganannya itu.

Didepan pintu sudah ada Grey yang menunggunya.

"Ngapain lo disini?"Tanya Blue tidak ada santainya.

"Nggak boleh? Sekolah-- sekolah bokap gue. Tersera gue dong mau dimana aja."

"Lo itu kenapa sih... Kalau didepan gue cerewetnya minta ampun, coba kalo di depan teman-teman lo diamnya juga minta ampun, rasa-rasa pengen gue piting pala lo tau nggak."Kata Blue dengan nada kesal sekaligus bingung dengan tingkahnya Grey.

Disekolah Grey terkenal sebagai cowok PK "pelit kata" karena, setiap ada yang mengajaknya ngobrol dia hanya akan menjawab Iya dan tidak atau hanya menganggukkan kepala dan juga menggelengkan kepalanya.

Kalau berhadapan dengan Blue? Beda lagi ceritanya, ia menjadi cowok yang ngeselin dan juga cerewet, berbanding terbalik dari sifat aslinya.

"Lo selalu perhatiin gue?"Tanya Grey.

Blue mengangkat keningnya, menatap Grey sambil bersedekap dada.

"Semua orang kali sering merhatiin lo, bukan cuman gue."

Grey menganggukkan kepalanya mengerti.

"Minggir,"mendorong tubuh Grey sedikit menjauh, dan berjalan menuju lapangan untuk melaksanakan hukumannya.

Grey menatap punggung Blue yang terlihat tegar tapi aslinya memikul banyak beban.

...~♥~...

...TBC...

...Gimana ceritanya?...

...Minta pendapatnya.....

...Masih pemula jadi banyak kesalahan, di maklumin aja ya**......

Peduli?

...Selamat membaca...

...Cerita Blue....

...Jangan lupa...

...Vote & coment-nya...

...Kalau ada typo...

...Bilang ya.....

...Biar cepat diperbaiki♡...

...~♥~...

..."Kadang ngerasa capek, tapi harus tetap senyum kan?:)"...

...-Blue Azure Scarlet-...

...🍬🍬🍬...

"Grey, lo udah ngerjain tugas Sejarah nggak? Kalau udah gue liat dong, punya gue belum selesai nih..."Kata Bagas sambil mengerlingkan matanya agar Grey mau memberikannya contekan tugas.

Dimas datang menghampiri keduanya, "Bagas... Bagas.. Ini nih... Ciri-ciri orang yang selalu manfaatin teman,"kata Dimas sambil menunjuk-nunjuk Bagas, "usaha dong Gas, kapan lo bakalan bisa kalau lo bergantung terus sama Grey, lihat nih punya gue.."Menyerahkan buku tugasnya kepada Bagas.

Bagas melihat buku tugasnya Dimas yang sama sekali belum ia jawab, "kok belum dijawab?"Tanya Bagas.

"Itu dia masalahnya. Gue nggak tau mau dijawab dengan apa, makanya kita bujukin Grey biar dia kasih kita contekan.."

"Ye... Sok-sok ngatain gue, lo juga nggak ada bedanya sama gue ***, sama-sama manfaatin temen."Kesal Bagas sambil memukul kepala Dimas menggunakan buku tugasnya.

Grey mempunyai dua teman yaitu Dimas dan Bagas. Dimas dikenal sebagai cowok humoris, dan juga playboy. Sedangkan Bagas dikenal sebagai cowok yang suka PHP-in cewek, sudah banyak cewek diluar sana yang jadi korbannya Bagas.

"Grey boleh ya... Masa lo tega sama sahabat lo sendiri, lo mau kita berdua dihukum sama ibu Endut? Gegara nggak ngerjain tugas,"ucap Bagas sambil mengimut-imutkan wajahnya.

"*****.. Muka lo mirip Cimoy,"ujar Dimas sambil tertawa ngakak.

"Daripada lo, mirip boneka santet."Tukas Bagas kesal dikatain wajahnya mirip Cimoy Montok.

"Ngadi-ngadi lo kalau ngomong ye... Lo nggak liat muka gue kayak muka siapa?"Tanya Dimas sambil mengelus dagunya.

"Siapa emang?"Tanya Bagas.

"Zayn Maling,"ucapnya pede yang langsung mendapat geplakan gratis dari Bagas.

"Malik dodol,"

"Yaitu maksud gue."

"Mirip Zayn Malik-nya dari mana? Dari lubang sedotan?"

Grey yang sedari tadi diam menyimak obrolan unfaedah kedua temannya itu, memutuskan untuk pergi meninggalkan keduanya. Dari pada disini, yang ada gendang telinganya bisa rusak mendengar perdabatan yang tidak ada ujungnya.

Seperti itulah Dimas dan Bagas jika sudah berdebat, perdebatan mereka tidak akan selesai jika salah satu diantara mereka tidak ada yang mengalah.

"Eh Grey mau kemana?"Tanya Dimas yang menyadari Grey sudah pergi.

"Gara-gara lo nih.. Grey-nya pergi, nggak dapat contekan deh,"kata Dimas memanyunkan bibirnya.

"Gara-gara lo, coba lo nggak mancing gue berdebat pasti kita berdua bakal dapat contekan."Kata Bagas yang tidak mau disalahkan oleh Dimas.

"Udah deh, mending kita nyusulin Grey."

...~♥~...

Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu, Blue sudah selesai menjalankan hukumannya sekarang ia membawa dirinya menuju kantin untuk membeli sesuatu yang bisa menghilangkan rasa hausnya.

Didepan sana sudah ada sahabatnya yang sedang duduk sambil menikmati minumannya. Blue langsung menghampiri sahabat satu-satunya itu dan langsung merebut minuman yang sementara diminum oleh sahabatnya.

"Minuman gue,"kata Vina sambil menatap minumannya yang mulai habis ditenggak oleh Blue.

"Ah...Seger,"kata Blue menganggkat kepalanya sambil mengelus tenggorokannya.

"Hiks... Minuman gue,"mengambil botol minumannya dan menatapnya sedih.

Blue mengalihkan indra penglihatannya kepada Vina, "lebay."Menoyor kepala Vina pelan.

"Lebay?! Lo bilang gue lebay?"Tanya Vina dengan nada tinggi yang membuat Blue kaget mendengarnya.

"Apaan sih,"

"Blue... Astaga, ini tuh minuman kesukaan gue! Kenapa lo habisin?"Tanya Vina dengan raut wajah kesal dan sedih.

Blue mengeluarkan selembar kertas berwarna biru dari dalam saku kemejanya, "nih beli lagi."

"Beli?"Blue menganggukkan kepalanya.

"Ya Ampun Blue... Mau beli dimana? Minumannya udah abis.. Udah nggak ada, sisa ini doang..."Kata Vina sedikit dramatis.

Blue semakin bingung dengan tingkah sahabatnya ini. Seperti itulah Vina, kalau ada makanan atau minuman yang ia suka, ia tidak akan membiarkan siapa pun mencicipi makan dan minuman itu termasuk sahabatnya sendiri, dasar pelit.

"Sampe segitunya,"

Wajah Vina semakin murung, "tau ah kesel gue sama lo,"

"Iya-iya gue minta maaf deh... Nanti gue ganti,"

"Kapan?"Mengalihkan pandangannya menatap Blue dengan wajah cemberutnya.

Blue melihatnya sekilas, "besok, sekarang lo pesenin gue makan gih.."

"Lo nyuruh gue?"

"Yang duduk disini selain kita berdua siapa?"Tanya Blue balik.

"Nggak ada,"

"Jadi, gue nyuruh siapa?"

"Gue?"Tanya Vina yang diangguki oleh Blue.

"Nggak ah, beli aja sendiri lo kan punya kaki ngapain nyuruh gue?"

"Yaudah, besok gue nggak bakal beli minuman kesukaan lo itu."Ancam Blue.

"Kok gitu sih?"Blue mengedikkan bahunya.

"Ck! Iya-iya, tunggu sini jangan kemana-mana."Katanya setengah ikhlas, kemudian pergi tanpa menanyakan pesanan Blue karena ia sudah tau makanan kesukaan Blue yaitu nasi goreng.

"Hm,"

Setelah kepergian Vina, dari arah belakang Blue ada tiga perempuan yang berjalan menghampirinya, diantara ketiga orang itu salah satu dari mereka membawa mangkuk bakso yang masih mengepulkan uap.

Saat jarak perempuan itu dengan Blue sudah sejajar, perempuan itu dengan sengaja menumpahkan kuah bakso itu sehingga mengenai tangan kanan Blue.

"Sshh.."Ringis Blue sambil menatap tangannya yang mulai memerah.

"Aduh... Sorry gue nggak sengaja,"kata perempuan yang sengaja menumpahkan kuah bakso tadi.

Blue mengangkat kepalanya melihat siapa yang sudah berani menumpahkan kuah yang masih panas itu.

"Gue bener-bener gak sengaja, gue minta maaf."Kata perempuan itu sambil memegang tangan Blue yang terkena kuah panas.

Brak...

Vina langsung menaruh nampanya dengan kasar, dan langsung menghempaskan tangan perempuan itu dari tangannya Blue. Dari raut wajahnya kelihatan sekali kalau Vina sedang emosi.

"Nggak sengaja nenek lo! Jelas-jelas lo sengaja *****!"Tukas Vina penuh emosi. Ini juga merupakan salah satu sifatnya Vina, dia akan marah jika ada yang mengusik sahabatnya.

Suluruh pasang mata melihat kearah mereka.

"Lo pikir gue nggak liat? Gue liat lo sengaja numpahin kuah bakso itu,"saat kembali dari memesan pesanan Blue, Vina melihat Sekar dan kedua sahabatnya berjalan menghampiri Blue, dan dugaannya benar pasti bakalan terjadi sesuatu.

Sekar tersenyum, "kalau iya kenapa?"Tanya Sekar sambil tersenyum smirk.

Sekar merupakan gadis cantik yang banyak diincar para kaum Adam. Di sekolah Sekar beserta kedua temannya terkenal sebagai ratu bully karena mereka sering membully orang-orang yang rendah, dan Sekar juga termasuk musuh bebuyutan Blue dan Vina.

"Lo punya masalah apa sama gue?"Tanya Blue dengan raut wajah datar.

"Masalah?"Sekar nampak berpikir, kemudian menganggukkan kepalanya.  "Semenjak kehadiran lo, hubungan gue sama Grey jadi renggang."Kata Sekar dengan nada emosi.

Sebelum Grey ditugaskan untuk mengawasi Blue, Grey sempat dekat dengan Sekar sehingga banyak yang salah paham akan hubungan mereka berdua. Dan setelah Grey ditugaskan oleh kepala sekolah untuk mengawasi Blue, hubungan keduanya semakin renggang dan itu membuat Sekar benci terhadap Blue.

"Grey tau kali mana perempuan baik dan mana perempuan yang buruk,"sinis Vina.

Sekar terkekeh mendengarnya, "baikan gue kali dari pada dia."Menatap Blue sinis.

"Ohya?"Tanya Vina, "iya sih cover lo doang yang keliatan baik tapi dalamnya,"Vina menggelengkan kepalanya miris, "lebih buruk daripada wajahnya siburuk rupa."

"Lo kalau ngomong suka ngasal ya!"Kata Sekar emosi tidak suka dengan kalimat yang dilontarkan oleh Vina.

"Kenapa nggak terima? Gue kan ngomong sesuai fakta, gimana Blue benerkan omongan gue?"Tanya Vina yang diangguki oleh Blue.

"Kalau lo nggak percaya coba deh lo ke toilet disana udah disediain kaca yang besar buat lo, biar lo bisa liat diri lo itu kayak gimana."Kata Vina sambil bersedekap dadah dan memandang Sekar rendah.

"Lo,"tunjuk Sekar didepan wajah Vina, "guys cabut!"

"Cih! Cemen lo, main pergi aja.."Teriak Vina yang sama sekali tidak dihiraukan oleh Sekar.

Vina langsung mengalihkan tatapannya ke tangannya Blue.

"Tangan lo nggak papa?"Tanya Vina khawatir.

"Nggak papa, hanya perih dikit."

"Ke UKS yuk!"Blue menganggukkan kepalanya.

Tiba-tiba ada yang langsung menarik pergelangan tangan Blue yang tidak terkena air panas, dan orang itu Grey.

"Eh lo mau bawa gue kemana?"Tanya Blue kaget.

...~♥~...

Disinilah keduanya berada, di ruangan bercat putih yang di dominasi dengan bau obat-obattan.

Blue duduk diatas brankar sambil memperhatikan Grey yang sibuk mengolesi salep ditangan kanannya.

"Gue pikir lo bakal bawa gue keruangan langganan gue,"ujar Blue membuka suara setelah sekian lama mengatup mulutnya.

Grey mengangkat kepalanya menatap wajah Blue sekitar dua detik kemudian kembali menundukkan kepalanya, kembali mengobati tangannya Blue.

"Perih nggak?"Tanya Grey yang nampak serius mengolesi salep ditangannya Blue.

"Hah?"Tanya Blue yang tidak mendengar perkataan Grey.

"Perih nggak?"Tanya Grey lagi.

"Dikit."Kata Blue yang diangguki oleh Grey.

Melihat Grey sedekat ini membuat jantung Blue berdetak dua kali lebih cepat.

Jantung gue kenapa lagi? Batinnya.

"Selesai,"kata Grey kemudian mengatur kembali kotak P3K dan mengembalikannya ketempat semula.

Blue menatap Grey dengan tatapan yang sulit dibaca, Grey yang menangkap tatapan itu bartanya, "kenapa?"

"Tumben lo peduli sama gue,"

Grey mengerutkan keningnya, dan kembali duduk ditempat yang semula ia duduki.

"Dari dulu kali gue peduli sama lo,"kata Grey santai tapi membuat jantung Blue hampir copot.

"Maksudnya?"

Grey menatap Blue sambil tersenyum kecil, "gue kan manusia, manusia punya sifat peduli kepada sesama manusia. Jadi nggak salah dong kalo gue peduli sama lo atau orang lain."

Blue diam merutuki dirinya yang sudah berpikiran jauh, "oh.."

"Berharap banget ya gue peduli sama lo?"Tanya Grey dengan nada menggoda.

"Amit-amit,"memutar bola matanya.

"Iya, mulut lo ngomong gitu tapi hati lo nggak."

"Sotoy banget lo jadi orang,"ketusnya sambil menatap Grey sinis.

"Kayaknya julukan lo sebagai cowok kutub salah deh,"ucap Blue tiba-tiba.

Grey mengangkat keningnya, "kalau gue liat, lo itu nggak ada dinginnya. Jadi, mereka salah besar ngasih julukan itu ke lo."Lanjut Blue.

Grey menganggukkan kepalanya paham, "gimana mau dingin. Setiap gue didekat lo, gue selalu kehilangan alasan untuk bersikap dingin."Ucap Grey yang mampu membuat Blue merasakan ribuan kupu-kupu berterbangan diperutnya.

"A-apa sih? Nggak jelas,"ucap Blue terbata-bata.

"Salting?"Tanya Grey sembari memperhatikan wajah Blue yang terlihat memerah.

"Salting? Siapa yang salting? Gue nggak salting kok,"membuang muka kesamping.

"Ohhh..."Menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil, merasa gemas dengan tingkahnya Blue.

"Apa lo senyem-senyum?"Grey menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil.

"Aneh lo, minggir!"Mendorong tubuh Grey sedikit menjauh, dan turun dari atas brankar kemudian berjalan hendak meninggalkan Grey. Tapi instruksi Grey membuanya berhenti di ambang pintu.

"Cuman mau bilang, blush on Nya kurangin dikit jangan terlalu banyak soalnya lo tambah imut kalau blush on lo kebanyakan."Blue langsung memegang kedua pipinya, menatap Grey sebentar kemudian langsung pergi meninggalkan Grey yang sedang tertawa kecil merasa gemas dengan tingkah Blue.

...~♥~...

...TBC...

...Gimana ceritanya? Feel-nya belum dapat ya?...

...Jangan lupa tinggalin jejak kalian ya......

...Yang paling penting komentar dari kalian, biar aku bisa tau kekurangannya dimana♡...

...Terima kasih bagi yang sudah mau membaca dan memberikan vomentnya♥...

...Tungguin part selanjutnya ya...💙...

Bunda Ana

...Apa kabar?...

...Selamat membaca cerita Blue💙...

...Jangan lupa voment-nya.....

...Kalau ada typo bilang ya, biar cepet diperbaiki❤...

...~♥~...

..."Pengen nangis tapi air matanya nggak mau keluar, dan itu sangat menyiksa."...

...-Blue Azure Scarlet-...

...🍬🍬🍬...

Mobil sedan berwarna putih memasuki pekarangan rumah yang begitu luas. Setelah memarkirkannya digarasi mobil, si pemilik mobil itu keluar dari dalam mobilnya.

Ia berjalan memasuki rumahnya yang begitu besar, gadis itu menghembuskan nafasnya, selalu seperti ini rumahnya selalu sepi setiap Ia pulang sekolah. Padahal, ia berharap setiap ia pulang sekolah ada yang menyambutnya dengan pelukan dan pertanyaan bagaimana sekolahnya hari ini? Tapi, itu semua hanyalah mimpi yang tidak akan pernah menjadi kenyataan.

Gadis itu melangkahkan kakinya lebih dalam lagi mencoba untuk tidak perduli dengan keadaan rumahnya yang super duper sepi.

"Non Blue udah pulang? Kok nggak salam?"Tanya wanita paruh baya yang sedang memegang alat bersih-bersih rumah.

Blue membalikkan tubuhnya sambil menampilkan cengirannya, "hehe... Lupa, Assalamu'alaikum Bi Sari."Menyalimi tangan Bi Sari.

Bi Sari menggelengkan kepalanya, "Wa'alaikumussalam warrahmatullahi wabbarkatuh."

Mata Bi Sari tidak sengaja melihat tangannya Blue yang memerah, "ini tangannya kenapa? Kok merah gini?"Tanya Bi Sari panik.

"Itu, tadi di sekolah ada yang iri sama Blue jadi dia nyiram Blue pake kuah bakso yang masih panas."

"Astaqfirullah hal'azim, siapa? Siapa atuh yang udah berani nyiram non? Bilang sama bibi, biar bibi langsung samperin."

"Terus kalau udah ketemu mau bibi apain?"Tanya Blue.

"Mau potong, habis itu ta kasih makan buaya."Kata Bi Sari sambil memperagakan gaya gaya memotong.

"Aduh si bibi jahat pisan euy,"kata Blue sambil terkekeh.

"Apa pun bakal bibi lakuin buat non, kalau ada yang gangguin non bilang ke bibi biar bibi samperin."Kata Bi Sari sambil menepuk dadanya.

"Emang bibi berani?"

"Berani atuh,"

"Berani di penjara maksudnya?"Tanya Blue tertawa kecil.

"Kalau itu sih... Bibi nggak berani,"kata Bi Sari yang membuat keduanya tertawa, "kasian anak bibi dikampung, kalau bibi dipenjara siapa atuh yang bakal ngurusin mereka."

"Tau pun takut,"ucap Blue mengikuti logat Upin dan Ipin.

"Yaudah Blue ke kamar dulu,"Blue berjalan menuju kamarnya yang berada dilantai dua.

...~♥~...

Blue keluar dari dalam kamar mandi. Ia mengenakan kaos putih polos yang dibaluti dengan jaket Army dan bawahannya ia menggunakan celana jeans hitam yang dibagian lututnya terdapat sobekan kecil, rambutnya yang panjang di ikat tinggi-tinggi sehingga memperlihatkan leher jenjang putihnya, tak lupa sneakers putih membalut indah kedua kakinya, sehingga menambah kesan bad girl pada penampilannya.

Ia berjalan menuju meja belajarnya mengambil slig bagnya dan menyimpan HP-nya didalam sana. Setelah itu ia keluar dari dalam kamarnya.

"Non mau keluar?"Tanya Bi Sari melihat Blue dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Iya, mau ke panti."

"Non nggak mau sarapan dulu?"

"Nggak usah, Blue makan diluar aja."

"Ohyaudah, hati-hati dijalan."

"Iya, Assalamu'alaikum."Memyalimi tangan Bi Sari.

"Wa'alaikumussalam,"

...~♥~...

Blue mengeluarkan mobilnya dari dalam bagasi, setelah itu melajukan mobilnya membelah jalan ibu kota.

Mobil Blue berhenti di sebuah minimarket, ia ingin belanja makanan ringan untuk anak-anak panti.

Blue mengambil keranjang yang sudah disediakan, setelah itu ia mengelilingi rak minimarket mengambil beberapa snack.

Pergerakannya terhenti saat melihat anak kecil yang sedang menangis digendongan ibunya minta dibelikan es krim.

"Bunda Aca mau es tlim,"katanya dengan logat anak kecilnya.

"Nggak bisa sayang, kamu kan masih sakit nggak boleh makan es krim. Kita beli yang lain aja ya.."Tawar Ibunya yang membuat anak kecil itu tambah menangis.

"Nggak mau, Aca maunya es tlim."Menatap Ibunya dengan wajah yang sudah dibanjiri air mata.

"Nggak boleh sayang,"kata Ibunya dengan suara lembut.

"Bunda jahat, Aca benci Bunda."

"Kalau yang ini mau?"Tanya Blue sambil menyodorkan permen lolipop berukuran besar.

Adik kecil itu menatap pemberian Blue, dan menerimanya, "nah gitu dong jangan nangis nanti cantiknya hilang."Mengusap kepala adik kecil itu lembut.

"Telima kasih,"ucapnya sambil sesegukan.

"Sama-sama, jangan marahin bunda lagi ya... kamu mau dimarah sama Allah karena kamu marahin bunda kamu?"Gadis kecil itu menggeleng.

"Makanya bundanya disayang jangan dimarahi,"

"Bunda Aca minta maaf, Bunda maukan maafin Aca?"Tanya Gadis itu dengan wajah polosnya.

"Iya bunda maafin, jangan di ulangi lagi ya."Gadis itu menganggukkan kepalanya.

"Makasih ya udah buat dia nggak nangis lagi,"

"Iya sama-sama,"kata Blue sambil menampilkan senyumannya.

Setelah kepergian ibu itu Blue terdiam membayangkan dirinya berada di posisi anak kecil itu, pasti rasanya sangat senang diperlakukan dengan lembut seperti itu.

Blue menghembuskan nafasnya dan pergi menuju meja kasir untuk membayar belanjaannya.

...~♥~...

Mobil Blue berhenti disebuah panti khusus anak yatim piatu.

Ia keluar dari dalam mobilnya sambil menenteng dua kantong plastik berukuran jumbo yang berisi berbagai macam snack.

Belum juga sampai di dalam, Blue langsung dikerumuni oleh anak-anak kecil yang kelihatan sangat bahagia akan kehadiran Blue.

"Kak Blue..."Panggil gadis kecil sambil berlari menghampiri Blue dan langsung memeluk Blue.

"Hai,"membalas pelukan gadis kecil itu.

"Kak Blue apa kabal?"Tanya anak laki-laki yang berusia 5 tahun.

"Alhamdulillah baik, Rayhan gimana?"Tanya Blue balik.

"Baik, semua baik."

"Kak Blue bawa apa?"Tanya Gadis kecil sambil melihat kedua kantong pelastik yang dibawa oleh Blue.

"Ini kakak bawain kalian snack,"kata Blue yang membuat mereka bersorak gembira.

"Blue!"Panggil wanita paruh baya yang berdiri dibelakang kerumunan anak kecil.

"Bunda Ana,"menghampiri wanita yang dipanggil Bunda Ana itu, dan langsung mencium tangan Bunda Ana.

"Udah dari tadi disini?"Tanya Bunda Ana.

"Nggak, baru aja sampai."

Bunda Ana menganggukkan kepalanya, "kedalam yuk.."Ajak Bunda Ana yang diangguki oleh Blue.

Blue mengambil dua kantong plastik itu, dan dibawa kedalam panti. Sesampainya didalam, Blue meletakkan kedua kantong plastik itu ditempat yang biasa digunakan oleh anak-anak untuk bermain.

"Ini snacknya diambil, jangan rebutan ya!"Peringat Blue yang langsung dibalas dengan anggukan patuh dari mereka, setelah itu Blue menghampiri Bunda Ana yang sedang duduk di kursi sofa.

"Gimana kabar kamu?"Tanya Bunda Ana.

"Alhamdulillah baik, Bunda?"

"Alhamdulillah baik."

"Tumben kesini, biasanya kamu datangnya hari senin sama hari minggu."Kata Bunda Ana yang sudah hapal betul hari yang digunakan Blue untuk berkunjung ke panti.

"Blue rindu sama Bunda Ana, makanya deh Blue datang kesini."Ujar Blue kemudian tersenyum tipis.

"Rindu sama Bunda atau kamu bosan dirumah?"Tanya Bunda Ana dengan nada menggoda.

Blue menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "dua-duanya,"

Bunda Ana tersenyum, "kapan pun kamu mau kasini, kesini aja pintunya akan selalu terbuka untuk kamu. Nggak perlu pake jadwal buat datang kesini, karena Bunda siap dengerin segala keluh kesah kamu."

"Makasih ya Bunda, Blue beruntung banget bisa kenal sama Bunda Ana. Hanya Bunda yang selalu ngertiin Blue."

"Kamu udah Bunda anggap kayak anak Bunda sendiri,"Ucap Bunda Ana sambil tersenyum.

"Ini tangannya kenapa?"Tanya Bunda Ana saat melihat tangan Blue yang masih memerah.

"Oh.. Ini ketumpah kuah panas,"

"Kok bisa?"

"Biasalah orang iri sama kulitnya Blue, makanya sengaja ditumpahin kuah panas."

"Kamu bisa aja,"ucap Bunda Ana kemudian terkekeh.

Keduanya pun terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing. Bunda Ana melihat ke arah Blue yang nampak murung.

Bunda Ana tau betul cerita hidup Blue, masalah yang sedang dihadapi oleh Blue. Bunda Ana tau dari Blue sendiri, karena setiap Blue berkunjung ke panti pasti Blue bakalan bercerita tentang masalah yang sedang ia hadapi.

"Kalau kamu pengen nagis, nangis aja nggak ada yang bakal ngejek kamu cengeng. Menangis bukan untuk orang cengeng aja, tapi juga untuk orang yang sudah tidak mampu menanggung beban hidupnya. Terkadang kita perlu menumpahkan air mata kita untuk membuat perasaan kita lega. Jadi, jangan takut untuk menangis."Kata Bunda Ana mengelus punggung Blue lembut.

Blue menatap Bunda Ana, ia tersenyum merasa bahagia bisa dipertemukan dengan sosok wanita yang berhati lembut, bahagia bisa merasakan perhatian yang selama ini tidak ia dapat dari kedua orang tuanya.

"Bunda benar, tapi gimana? Pasokan air mata Blue udah habis, pengen nangis tapi nggak bisa. Bunda kan tau kalau dulu air mata Blue sering tumpah, jadi hari ini nggak ada air mata yang bakalan tumpah. Dan mungkin butuh waktu yang lama untuk mengembalikan air mata itu."

Hati Bunda Ana terenyuh mendengar kalimat yang keluar dari sela bibir Blue. Dulu, waktu Blue masih SMP. Blue tidak pernah melewati harinya dengan tawa pasti selalu dengan tangisan. Dan alasan yang membuat Blue melewati harinya tanpa tawa adalah kedua orang tuanya.

Blue adalah gadis remaja yang tidak pernah menerima kasih sayang dan perlakuan adil dari kedua orang tuanya. Kehadirannya tidak pernah di anggap, ia hanyalah angin lalu dikeluarganya, hanyalah sesuatu yang tak kasat mata. Berbeda dengan kakanya Liam, yang selalu mendapat perlakuan istimewa, dan selalu dibanggakan. Sedangkan Blue? Boro-boro dibanggain, di sayang aja enggak.

"Inilah kehidupan, tidak selamanya kehidupan kamu mulus terus pasti ada tantangan yang perlu kamu lewati. Kamu hanya perlu menatap kedepan, karena didepan sana ada kebahagiaan yang sedang menanti kamu. Jadi jangan menyerah, tetap semangat serahkan ini semua kepada Allah karena dia satu-satunya penolong dihidup kita."Blue tersenyum mendengarnya dan langsung membawa Bunda Ana kedalam dekapannya.

"Makasih ya Bunda, Blue sayang bunda."

...~♥~...

...TBC...

...Sampai sini, ada yang mulai suka sama ceritanya nggak?...

...Minta pendapatnya tentang cerita dipart ini, kalau ada kesalahan langsung dikritik aja ya.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!