Pagi itu kala embun pagi menyapa kehangatan sang mentari ...Sayup sayup terdengar tangis pilu gadis kecil yang masih berumur 10 th .
''Ibu,..ibu jangan tinggal kan kami kalau ibu pergi kelak siapa yang akan menjaga kami,siapa yang akan melindungi kami dari kejam nya manusia yang memandang rendah kami dan kejam nya dunia ini''Tangis kedua nya pecah saat ibu mereka tiada untuk selamanya.
Ya mereka adalah dua kakak beradik ISYANA ZIVA DAN SYAZIA.
''Bu ...harus kah kami memikul beban di dunia ini,Pada siapa kami harus bersandar bu!Kami tak mungkin bersandar pada ayah yang kerjanya hanya mabuk-mabukan ibu'' Di sela isak tangis Ziva di samping makam ibunya.
''Kakak apakah ibu tak akan kembali ke rumah?''tanya Zia
''Tidak sayang ibu telah tenang di surga,
sekarang hanya tinggal kita
kakak akan merawat dan membesarkan mu.''
''Iya kak aku akan membantu mu''
''Kita akan selalu bersama walaupun
cobaan menghampiri kita''
''Adik kk pintar yuk kita pulang''
Ziva menyeret kaki yang kaku dari pemakaman ibu nya ,Walau berat tapi tetap iya lakukan karna punya tanggung jawab terhadap adik satu-satunya.
Mentari berganti senja yang cerah, Tapi bagi kedua kakak beradik itu adalah senja termuram bagi kedua nya,Jalan yang mereka tempuh masih sangat panjang untuk menyongsong masa depan.
''Kak perutku lapar.''sahut Zia
''Sebentar ya sayang kakak akan melihat apa yang akan bisa kita makan''
Tapi naas tak ada satu pun yang bisa di makan,Lama Ziva melamun akhirnya dia ingat ada sedikit beras di sudut dapur untuk di masak.
''Sabar ya sayang kakak akan memasak nasi dulu''
''Baik lah kak''
Karna menahan lapar akhirnya Zia tertidur,Melihat Zia tertidur yang memegangi perut nya Ziva merasakan sakit di hatinya.
''Andai Ayah bertanggung jawab atas kita pasti tidak seperti ini ,Pasti kita akan merasakan kasih sayang seorang Ayah seperti anak2 yang lainnya''
Tak berapa lama akhirnya nasi pun matang Ziva membangun kan adik nya yang lapar.
''Sayang ayo makan nasi nya sudah matang''
"Iya kak aku bangun''
''Maaf ya sayang untuk hari ini kita hanya makan nasi putih saja''
''Iya kak tak apa.'' Sahut zia
Mereka makan dalam diam dan larut dalam fikiran masing masing.Maaf kan kakak sayang mulai besok aku akan mencari pekerjaan agar kau bisa makan dengan layak batin Ziva.
Setelah mereka makan, mata pun mulai terasa berat karna lelah seharian mengurus pemakaman Ibunya.
''Ayo kita tidur Zia'' sahut Ziva
''Iya kak baik lah..''
Mereka tidur dengan lelap ,tapi tak berapa lama Ziva mendengar gedoran pintu.
"Ziva buka pintu ini ayah ,cepat kau buka pintunya dasar anak tak tau diri'' teriak Ayah Ziva di luar sana.
Karna tak ingin kena marah Ziva bergegas membuka pintu.
''Ayah ,Ayah darimana saja apa Ayah tau kalau Ibu telah pergi untuk selama nya''
isak Ziva.
''Heh anak kecil bagus kalau Ibu mu itu telah pergi jadi aku tidak akan bersusah payah lagi menanggung obatnya'' Sambil menoyor kepala Ziva
''Ayah jahat ,,,Ayah jahat'' terika Ziva
''Diam kau si*lan''Langsung menampar pipi kecil itu berani sekali kau meneriaki ku.
''Sudah untung aku masih mau pulang ke rumah ini kalau tidak kau akan jadi gembel'' bentak Ayah Ziva
''Kenapa tidak kau saja yang pergi duluan kenapa harus ibu''isak Ziva
''Apa kau bilang'' Ayah Ziva geram mendengar ucapan Ziva lalu secara membabi buta memukuli Ziva menendang dan membenturkan nya ke lantai.
''Ayah ampun maafkan aku'' Di sela tangis nya
''Tidak aku tidak akan mengampuni mu dasar anak tak tau diri''
Zia terbangun dan langsung memeluk kakak nya
''Ayah sudah jangan pukuli kakak lagi''
Tangis Zia sambil memeluk Ziva ..
''Apa kau mau aku pukuli juga hah''
''Tidak yah jangan pukuli Zia pukul saja aku'' teriak Ziva..
Romi mengepal kan tangan nya sambil berlalu ''Menyesal aku datang kesini''ujar nya lalu membanting pintu keluar rumah
''Sudah,,,sudah kakak gak papa kamu jangan takut ya ,''
''Tapi kakak terluka biar aku obati ya''
ujar Zia
''Tenang lah sayang ini tak apa apa kok kau lanjutkan tidur mu''
''Hmm baik lah kak''
Mereka tidur kembali tapi tidak dengan Ziva dia harus menahan sakit disekujur tubuhnya ..
...****************...
Tak tahu sampai kapan
Jalan yang ku tempuh ini sampai di ujung
Lelah… Aku merasa lelah
Dengan jalan yang aku tapaki
Mungkin memang harus ku kemudikan dengan baik
Agar sampai di tujuan sesuai keinginan
Tapi, bisa kah diriku?
Bisakah kemudi itu berkolaborasi dengan pikiran ku ini?
Ataukah kemudi itu yang bisa membawa ku ke jalan yang benar?
Tuhan… Adakah seseorang yang Kau siapkan untuk ku
Untuk bersama menopang beban yang ku pikul ini
Agar mauku bagi kesedihanku
Mau ku bagi deritaku
Tak tahu apa lagi yang bisa kulakukan
Aku wanita yang penuh dosa
Yang berharap Kau mau menunjukkan
Kuasa-Mu itu untukku
...****************...
Tak terasa waktu begitu cepat beralalu kini Ziva kecil sudah beranjak dewasa,Tepat nya di dewasakan oleh keadaan.
Saat gadis seusia Ziva sedang menempuh pendidikan tapi itu tidak berlaku bagi Ziva ,Dia harus bekerja keras agar ia dan adik nya bisa makan dan untuk menyekolahkan adik nya butuh biaya besar ,Dia tak mau adik nya tak bersekolah seperti dirinya yang hanya duduk di bangku SMP.
''Zia kakak buru-buru kamu berangkat sendri ya yang rajin sekolah nya'' Ziva berlalu dengan tergesa ini hari pertama nya bekerja sebagai Office girl di sebuah perusahaan ternama di kota nya.
''Iya kakak hati-hati ya semoga kerjaan kak lancar ''Aku akan belajar dengan giat agar hidup kita berubah dan kakak tak perlu lagi harus bekerja keras (batin zia).
''Hah hah akhirnya aku sampai juga semoga belum telat,
Pagi pak Yanto ,maaf ini hari pertama saya bekerja apa tugas saya pak..''
pak Yanto pun memberikan selembar kertas untuk tugas Zivanya
''Lakukan lah dengan baik
dan oh ya nanti antar kan kopi keruangan bos ya''
''Baik pak ''
Ziva pun memulai aktifitas nya dengan menyapu dan mengepel seluruh ruangan sebelum pekerja yang lain datang.
''Huuiifftt alhamdulillah selesai tinggal mengantar kopi nanti setelah pak bos datang''
Sementara itu ,Di luar para karyawan berbaris memberi hormat pada sang Ceo muda itu ,yang terkenal dengan paras nya yang tampan dan memeliki sifat yang arogan.
Pagi pak sapa kariawan sambil nembukuk ,Tapi sang Ceo hanya tersenyum tipis bahkan hampir tak terlihat sambil terus melaju ke arah left khusus presdir..
Sesampai di dalam Ceo itu berteriak memanggil asisten nya, ''Cova'' Teriak Rafasya ya dia adalah RAFASYA MAHENDRA sang Ceo muda yang di gilai banyak wanita sehingga rela melempar tubuh mereka demi untuk menghangat kan ranjang nya,Tapi sayang tak ada satu pun yang bisa mendapatkan hak itu..
''Iya pak ada apa'' tanya Cova
''Cepat kau bikin kopi untuk ku..''
''Hais kalau hanya membuat kopi kenapa kau memanggil aku si*lan kan kau bisa panggil ob'' umpat cova ,,
Hanya tergelak melihat tingkah sang asisten yang tak lain adalah sahabat nya dari kecil...
Tak berapa lama pintu pun di ketok
tok...tok...''permisi pak ''Ucap seseorang di balik pintu
''Ya silahkan masuk "
''Maaf pak ini kopi nya sudah saya siap kan'' Ujar Ziva sambil menunduk dan pamit undur diri.
''Tunggu'' kata sang asisten .
''Apakah kau karyawan baru disini''
''Iy...iya pak saya baru masuk hari ini'' jawab ziva.
''Siapa namamu'' Tanya Cova lagi
''Nama saya Ziva ISYANA ZIVA pak'' sahut Ziva sambil tersenyum ramah...
''Eh buset senyum nya menyilaukan mataku'' canda Cova
Hah Rafa hanya menghela nafas saat mendengar ucapan cova yang selalu begitu setiap melihat para gadis..
''Sudah kau boleh keluar'' perintah Rafa tanpa memandang dan melihat Ziva
''Baik pak saya permisi kalau begitu''
''Rafa kau tak melihat gadis itu dia sangat manis''
''Hadeh kau selalu ya kalau melihat siapa pun kau bilang manis, bahkan nenek-nenk pun kau bilang cantik'' Ledek Rafa
''Is mana ada aku berucap seperti itu'' sungut nya
''Ya sudah sana kluar dan mana jadwal ku hari ini'' pinta Rafa
''Ini semua jadwal mu hari bay
aku mau mengejar Ziva dulu'' senyum Cova senang yang membayangkan Ziva tersenyum tadi...
''Hais ada-ada saja anak itu'' Sambil menggelengkan kepalanya..
''Hai cantik'' sapa Cova
''Eh iya monyet''
ucap Ziva spontan yang kaget saat di kejut kan oleh kedatangan Cova...
''Maaf pak saya kaget bukan bermaksud kurang ajar'' terang Ziva
''Hais masa ganteng keturunan bule gini di kira mirip monyet'' Ujar Cova sambil menggaruk tenggkuk nya yang tak gatal
''Hmm sekali lagi saya minta maaf ya pak''.
''Ok, Sebagai ganti nya kamu nanti makan siang dengan saya''
''Ta..tapi pak apa itu tidak berlebihan dan akan mengundang fitnah di antara yang lain nya ,Secara saya baru 1 hari bekerja disini'' sahut Ziva panjang kali lebar menjelaskan.
''Sudah tak usah kamu pikirkan ,saya akan membungkam semua mulut mereka yang lemes ...''
''Hmm baik lah saya setuju''
''ok deal !''Cova menjabat tangan ziva.
''Deal'' Sahut Ziva dengan senyuman has dan lesung pipi nya.
''Astaga jangan senyum Ziva aku bisa terkena diabetes'' gembel cova.
''Is bapak bisa saja ngegembel nya''
''Lah kok gembel saya asisten sukses bukan gembel'' Terang Cova bingung
''Hahahhha iya saya tau bapak orang sukses sudah jangan terlalu di pikirkan ucapan sayanya,Permisi pak saya mau bekerja lagi''
''Ok sampai jumpa nanti jam makan siang'' sambil melambai kan tangan.
...----------------...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...******...
Sebelum aku menjadi kuat, aku tahu seperti apa rasanya
Menjadi lemah,
Betapa sulitnya mencintai diri sendiri,
Untuk menemukan keutuhan yang Kamu cari.
Sebelum aku tahu cahayanya,
Aku juga mengalami bagian kegelapan yang adil,
Dimana duniaku jatuh dalam keputusasaan
Dan aku tidak tahu bagaimana caranya.
Karena aku tahu air mata yang dibutuhkan,
Keberanian untuk bangkit kembali,
Saat Kamu rusak dan memar
Dan Kamu tidak tahu apa-apa selain rasa sakit.
Kamu lupa menghargai cinta,
Jika Kamu belum pernah melihat kebencian,
Sampai lupa arti senyum dan tawa,
Dan hatimu ditinggalkan.
Aku tahu kekuatan dan keberanian
Perlu dilakukan dengan benar,
Untuk menghadapi hal-hal yang menahan Kamu
Dan angkat kepalamu dan bertarung.
Sebelum aku menjadi diri aku sekarang,
Aku adalah seseorang yang tidak aku inginkan.
Aku tersesat, babak belur, dan kalah,
Sebelum aku tahu bagaimana menjadi sehat!
...--------------...
Mentari pagi nan indah pun tergantikan oleh terik nya matahari siang...
Semua sedang beristirahat untuk mengisi perut yang mulai keroncongan sedari pagi karna bekerja...
Para karyawan beranjak ke kantin yang disediakan kontor besar itu,makanan nya pun di jamin ke amanan nya ya mereka tidak kau ada hal yang tak di inginkan kelah kemudian hari dengan alasan kantin yang tidak sehat.
Ziva bersiap untuk membuka bekal makanan siangnya.
Tapi tak lama Ziva di kejutkan oleh suara Cova yang seperti jelangkung datang tak di undang pulang tak kasih apa -apa.
"hai Ziv,,loh katanya kita kan sudah janjian mau makan di luar ayo ".
"Ta- tapi pak bekal saya" ...
"Udah gak papa itu simpen aja buat nanti,Ayo sekrang kita pergi" sambil menarik tangan Ziva
"Kita mau makan dimna Ziv''
''Di kantin aja lah pak yang deket ''Sahut Ziva
" Hmm baik lah ayo "Hendak menggandeng tangan Ziva tapi lansung ditepis oleh Ziva
"Maaf pak bukan bermaksud apa-apa tapi gak enak di liat yang lain "
''Ok baik lah yuk kita jalan "
Mereka berjalan menuju katin ,Dan benar saja sesampai nya disana banyak pasang mata yang melihat mereka dengan pemikiran masing masing.
"Hai lihat bukan kah itu si tukang sapu baru .pelet apa yang di pake sampe pak Cova nempel gitu bisik yang lain nya "
Di lain tempat Rafa mendapat telfon dari mommy nya untuk langsung pulang ke mansion setelah bekerja.
Drrttt ,tanpa melihat Rafa langsung menggeser ke tombol hijau.
"Iya hallo "
"Hallo sayang ini mommy"
Rafa terkejut dan langsung melihat panggilan ,ternyata benar itu no mommy pasti ada sesuatu.
"Ya mom ada apa "
"Is kau ini nak apa gak boleh mommy menelfon mu hmm "
"Boleh mom ,tapi biasanya kalau mommy nelfon pasti ada udang di balik bakwan nih " canda Rafa.
"Hehhehe kamu sok tau,pokok nya ntar pulang kerja mommy tunggu di rumah ok awas kalau sampai telat"
"Iya mommy ,Bawel deh "
"Ya udah papay sayang mommy"
Terfon pun terputus ...Setelah itu Rafa pun keluar mencari Cova tapi tak ketemu puncak hidung Cova...
"Hais kemana pergi nya dia ,Gak biasa nya pergi makan siang tanpa aku" batin Rafa
Saat sampai di depan kantin mata Rafa tertuju pada sepasang anak manusia yang sedang makan bersama dengan tawa lepas nya ,lalu Rafa menghampiri mereka.
"Enak ya lo makan disini berduan ,"
"Eh pak bos yuk sini gabung kalau lapar " ujar Cova.
Rafa duduk tepat di hadapan Ziva membuat Ziva gugup, bagaimana tidak dia duduk bersama orang penting di kantor itu dan pasti banyak karyawan lain yang iri padanya .
sorepun datang semua bersiap pulang kecuali Ziva yang harus menunggu semua orang pulang untuk membersihkan kantor..
"Cov gw pulang duluan mommy nelfon suruh pulang perasaan ku tak enak Cov"
"Hmm ya udah sana pulang ntar kasih tau kalau ada apa-apa "
''Ya udah gw balik dulu''
Mereka menuju parkiran bersama dan melajukan mobil nya masing masing
Disisi lain Ziva yang telah menyelesaikan pekerjaan nya bersiap untuk pulang.
"Hah capek nya saatnya aku pulang " sahut Ziva
Tapi saat akan melangkahkan kaki menuju parkiran Ziva bertemu dengan ayah nya
"Ayah mau apa kemari " tanya Ziva
"Heh jangan banyak tanya cepat lajukan motor mu " sambil langsung naik ke motor Ziva
"Tapi ayah kita akan kemana "
"Gak usah banyak tanya cepat kau lajukan saja motor jelek mu ini "
Dengan ragu Ziva pun mengikuti perintah Ayahnya
"Di depan belok kanan,Habis itu lurus " sahut Ayah Ziva
"Stop,stop disini "
"Ini dimana yah,"
"Udah sekarang kamu turun " sambil menyeret tangan Ziva
''Tidak aku tidak mau ikut yah"
Ayah Ziva tak memperdulikan ucapan Ziva dia terus menyeret Ziva kedalam,Sesampai di dalam bau minuman berakohol tercium sangat kuat dan kepulan asap rokok memenuhi ruangan itu ,Ziva merasaka takut tapi ayah nya tak peduli
"Duduk disini awas kalau kau berani kabur''bentak Ayah Ziva
"Tuan Alex ini anak saya,yang telah saya janjikan,"
"Hmm putri mu sangat cantik " sambil membelai wajar mulus Ziva
"Suuuttttss tenang sayang jangan takut, malam ini kau adalah milik ku karna Ayah mu yang breng-sek itu telah menyerahkan mu padaku demi melunasi hutang-hutang nya"
Ziva terkejut dan tak menyangka Ayah nya rela menjadikan dirinya untuk tumbal,Apa yang ada di fikiran nya.
"Tidak aku tidak mau,Aku akan melunasi hutang Ayah tapi mohon beri aku waktu" mohon Ziva
"Apa kau sanggup membayar hutang Ayah mu 200 juta hah "
"Apa 200 juta kenapa banyak sekali!''
"Sudah lah ayo kita bersenang senang ,kau tidak akan sanggup membayar nya "
Alex mendekati Ziva dan mulai mengelus pipi mulus Ziva,sementara Ayah Ziva telah pergi dari tempat itu untuk kembali bermain judi
"Tidak saya mohon tuan jangan" rengek Ziva
"Ayo lah kau jangan jual mahal sayang "
Alex menangkap Ziva yang berusaha kabur lalu menampar pipi mulus itu sampai meninggalkan jejak merah,dan tak sampai disitu alex langsung men**bu dan me**mat bibir merah pink alami itu
"Saya mohon lepaskan saya" Sambil terisak
Saat Alex turun ke leher jenjang putih itu,Ziva langsung menendang pusaka Alex membuat yang punya langsung meringis kesakitan ,dan Ziva langsung lari menuju pintu namun naas pintu di terkunci.
"Tolong ,,,tolong " teriak Ziva dengan tangis pilu nya
"Heh dasar ja-lang tak akan ada yang menolong mu.''
Alex menarik rambut Ziva dari belakang dan menyeret nya ,Lalu membenturkan kepala nya ke dinding sehingga darah segar mengalir di kening Ziva ,Alex menyiksa Ziva sampai kehilangan kesadaran nya.
Hingga setelah Ziva pingsan Alex mulai menggerayangi nya lagi ,dengan di selimuti kabut nafsu yang sudah bergejolak.
Saat akan melakukan penyatuan tiba-tiba pintu di dobrak dari luar..
Brak...dan satu tendangan berhasil membuat Alex tersungkur
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!