Albright Nelson Remirro: lelaki tampan yang masih menempuh jurusan bisnis di universitas terkenal California. keturunan Remirro yang ramai dengan isu kalau seorang Bright menyukai sesama jenis nya. ia berusia 21 tahun anak pertama dari keturunan Remirro ke 4.
Silera Maureen: seorang gadis cantik yang banyak tingkah, perilaku lucu nya mampu membuat siapapun terpikat dengan aura anggun yang di keluar kan dari sisi sempurna Maureen. ia berusia 19 tahun baru menanjak di universitas yang sama dengan bright.
Revanda Adelia Remirro: gadis imut yang baru saja naik kelas 11 SMA, merupakan keturunan kedua dari keluarga Remirro. adik yang paling bright sayang, ia berusia 17 tahun dengan tubuh ramping nan cantik yang selalu menjadi penarik laki-laki untuk terus berhayal memiliki seorang Adelia.
Oliver Nan Traga : lelaki pembisnis muda yang banyak di gemari wanita, usia nya lebih muda dari bright 20 tahun hanya saja Oliver lebih memilih bekerja dari pada menerus kan pendidikan nya. ia merupakan pasangan bright yang sedang ramai di bicara kan.
Sandra kyloura: sahabat Maureen dalam universitas yang baru saja Maureen tempati. usia Sandra sama dengan Mauren 19 tahun tatapi Sandra terlihat lebih dewasa karna kebiasaan nya yang sering hidup dengan formal, di mana pun dan ke adaan apa pun.
Cuplikan
'' Jangan menyentuh ku, aku malu.semua teman ku membicara kan tentang diri mu ''
Adelia memukul dada bright dengan keras, tapi tetap saja yang nama nya tenaga wanita tidak akan bisa di sama kan dengan pria.
'' jangan ikuti aku ''
sorot mata Adelia penuh dengan kebencian, air mata nya jatuh dengan rasa sesak yang membuncah.
'' Adelia, mau kemana kamu ''
'' **** you, diam. tidak perlu mengatur ku''
Bright mengumpat keras, perlahan sifat Adelia semakin tidak baik. kebencian gadis itu terus bertambah seiring tingkah laku nya.
Bright tidak sadar kalau sejak keluar nya dari klub, ada seseorang yang terus mengamati pergera kan nya. gadis itu tersenyum tipis melihat bright yang seperti orang gila, marah-marah tidak jelas sendiri an.
perlahan bright mengalihkan pandangan nya, menemukan seorang Maureen dengan senyum mengembang indah.
Maureen yang awal nya melipat kedua tangan nya, kini mengangkat tangan kanan nya dan melambai ketika mata elang bright bertemu dengan milik nya.
" Hallo Tuan Muda"
*****
" papa sudah menemu kan wanita yang baik untuk mu, bright "
Derek mengamati putra nya tajam, garis kerut yang menghiasi wajah lelaki paruh baya itu terlihat jelas dengan sinar emas yang ada di ruang tamu kediaman Remirro.
" ayah, aku bisa mencari wanita Ku sendiri. tidak perlu sampai di jodoh kan, ayah'' bright menantang dengan keras.
'' cara nya? ''
'' maksud ayah, apa ''
'' kamu fikir ayah tidak tahu, kalau kamu menyukai sesama jenis''
'' ayah semua itu bohong.. ''
Braakk
Adelia membanting iPhone milik nya.
" mana yang bohong, kak. semua bukti sudah Ter ekspos di media mana pun dan itu sudah jelas, foto kakak yang ada di sana "
" Aku benci kakak " suara Adelia bergetar penuh penekanan.
" Adelia, dia kakak mu. jangan bicara seperti itu " tegur Annette, istri Derek.
" dia aib keluarga ini, aku tidak mau mengakui nya sebagai, kakak "
Adelia bangkit dan meninggal kan ruang tamu, Annette mencoba mengejar putri kesayangan nya. tapi tidak, saat Adelia membanting pintu kamar nya keras dan Terkunci.
Next
hanya sekenar info tentang novel yang akan saya tulis setelah ini. semoga kalian menyukai dengan karya kedua saya ini.
mohon dukungan nya dengan like, komen,vote dan bintang buat yang ikhlas aja, ngak maksa.
jangan lupa follow tiktok : @shopaychill
Ig : yarasary_
Praankkk....
semua atensi teralih kan, seorang gadis cantik melempar sebotol anggur dengan begitu keras nya membentur lantai.
pecahan beling bersera kan di mana-mana, cairan merah juga menggenang di sana, semua orang menonton pertikaian kecil itu begitu pun Maureen.
'' siapa mereka? '' Maureen ber tanya heboh. Sandra acuh tak acuh menatap segerombolan orang yang menonton kejadian itu.
'' siapa lagi kalau bukan dari keluarga Remirro''
Maureen mengangguk enteng '' kau kenal dengan mereka '' tanya nya, kembali meneguk cairan kuning yang terasa sedikit pahit dan masam.
'' tidak, hanya saja seluruh media sedang membicara kan tentang keluarga itu ''
Sandra menjawab malas, seolah tidak peduli dengan konflik yang terjadi di tempat nya.
'' benarkah '' Maureen ber tanya memasti kan ''kenapa aku tidak tahu masalah ini? '' ucap nya dengan curiga.
'' ayolah Maureen, lagi pula apa penting nya. menelusuri kehidupan orang kaya, mereka hanya mencari konflik untuk mendapat kan uang, iya kan''
Maureen tidak menanggapi ucapan Sandra, gadis cantik itu menatap kembali ke arah gerombolan orang yang masih enggan untuk pergi.
'' tapi aku ingin melihat mereka '' ucap Maureen pasti. Sandra men desah lelah, mata nya melirik mengikuti tatapan Maureen.
'' lihat saja, tapi ingat jangan sampai terlibat apa pun'' peringatan Sandra, tegas.
'' iya iya, nyonya Sandra kyloura. kalau aku nanti tidak sengaja Terlibat, tolong selamat kan aku. aku bergantung pada mu''
Sandra memutar bola mata nya, dia tahu Maureen tidak akan hanya menonton. gadis itu sangat bebal untuk tidak ikut campur masalah orang, sampai setiap perilaku nya Sandra yang harus ber tanggung jawab.
'' jangan mem persulit ku ''
'' tentu tidak, aku hanya memberi mu sedikit pekerjaan '' Maureen tersenyum lebar sebelum benar-benar pergi meninggal kan Sandra.
'' apa dia akan baik-baik saja '' tanya Rebecca salah satu gadis yang juga duduk dengan Maureen dan Sandra.
'' tenang saja, dia tidak akan melampaui batas. ayo ceess''
Sandra mengangkat gelas lalu ber tos ria dengan ke dua gadis yang juga merupa kan teman kuliah nya.
...----------------...
Maureen ber jalan melewati orang-orang yang juga berdiri tegak di sana, tatapan nya terpaku dengan kehadiran lelaki tampan yang ber gelar Remirro. keluarga terkaya di kota Florence.
'' Apa yang kamu lakukan di sini, Adelia '' Bright ber tanya kasar, yang jelas membuat gadis mungil itu semakin Ter Sulut amarah.
'' kalau kau bisa memilih kemauan mu, kenapa aku tidak ''
Adelia memajukan tubuh nya, mata nya nyaris ingin menangis tapi Tertahan dengan rasa malu yang sungguh besar.
'' pulang sekarang '' perintah bright mutlak.
gadis kecil itu Ter senyum miring, menatap lelaki tinggi di hadapan nya. Adelia melihat sekeliling, banyak yang menonton diri nya sekarang.
Adelia tidak mau semakin mem perbanyak konflik dengan tema keluarga Remirro. lebih baik Adelia pergi, sebelum keluarga nya benar-benar akan menjadi trending topik akibat per debatan nya dengan bright kali ini.
bright mengikuti langkah Adelia yang sedang keluar klub, tidak berhenti di situ. perasaan ingin tahu Maureen, membuat gadis cantik itu mengikut untuk melihat kejadian selanjut nya dari keturunan seorang Remirro.
Adelia menghempas tangan besar bright, tubuh nya ber balik menatap intens mata biru lelaki itu.
'' Jangan menyentuh ku, aku malu.semua teman ku membicara kan tentang diri mu ''
Adelia memukul dada bright dengan keras, tapi tetap saja yang nama nya tenaga wanita tidak akan bisa di sama kan dengan pria.
'' jangan ikuti aku ''
sorot mata Adelia penuh dengan kebencian, air mata nya jatuh dengan rasa sesak yang membuncah.
'' Adelia, mau kemana kamu ''
'' **** you, diam. tidak perlu mengatur ku''
Bright mengumpat keras, perlahan sifat Adelia semakin tidak baik. kebencian gadis itu terus bertambah seiring tingkah laku nya.
Bright tidak sadar kalau sejak keluar nya dari klub, ada seseorang yang terus mengamati pergera kan nya. gadis itu tersenyum tipis melihat bright yang seperti orang gila, marah-marah tidak jelas sendiri an.
perlahan bright mengalihkan pandangan nya, menemukan seorang Maureen dengan senyum mengembang indah.
Maureen yang awal nya melipat kedua tangan nya, kini mengangkat tangan kanan nya dan melambai ketika mata elang bright bertemu dengan milik nya.
" Hallo Tuan Muda"
...----------------...
Maureen berjalan santai mendekati bright, sedang kan lelaki itu menatap Maureen dengan jengkel.
" Hallo Tuan Muda, apa kau perlu bantuan " Maureen bersandar di depan mobil sport mewah yang tak lain milik lelaki itu.
" aku tidak mengenal mu? "
Maureen tertawa renyah, senyum manis nya tak luntur menghiasi wajah cantik itu. bright menatap heran saat Maureen melangkah maju, sangat dekat.
" aku bisa membantu, untuk mu berbaik an dengan pacar mu"
bright menggeleng, Ter senyum geli melihat kepercayaan gadis di depan nya saat ini.
" sorry, ramalan mu salah dia adik ku bukan pacar "
Maureen Ter perangah, tapi ke inginan nya untuk tahu lebih dalam tidak membuat nya menyerah. Maureen hampir jatuh ketika bright dengan sengaja mendorong nya, untuk masuk ke dalam mobil.
" Hei, aku masih belum selesai "
Maureen mengetuk kaca mobil dengan sangat keras "hei apa kau tidak mendengar ku, buka lah sebentar dan dengar kan ucapan ku"
sekali lagi bright ingin mengumpat, kenapa hari ini harus begitu sial. bertengkar dengan adik nya dan ber temu gadis aneh yang terus meminta seperti orang gila.
senyum Maureen kembali mengembang ketika kaca mobil bright terbuka, lelaki tampan itu menatap Maureen dengan malas.
" nama ku Maureen "
gadis cantik itu menjulur kan tangan nya, karena tidak mendapat balasan. Maureen dengan gemas menarik tangan kanan bright dan di satu kan dengan milik nya.
" kamu "
bright menarik tangan nya sebelum akhir nya
dia menjawab " Bright " tatapan nya beralih ke depan. melihat sesuatu yang kosong di sana.
" aku bisa membantu mu...."
" dia adik ku" potong bright cepat, lalu menatap regia dengan tatapan menusuk. tajam dan ganas, tapi tidak sedikit pun membuat gadis itu takut.
" Iyah aku tahu, tapi sungguh aku benar-benar
bisa membantu mu "
Maureen ber kata memasti kan "kalau kau mau, aku dengan senang hati membantu mu "
bright menghidup kan mesin nya " terima kasih, tapi maaf hidup ku tidak serumit bayang an mu"
kaca mobil itu tertutup secara otomatis saat mobil mulai melaju.
" kalau kau berubah fikiran, aku tinggal di rumah yang tidak jauh dari UNIFI. kau bisa mencari ku di sana, bright. sampai jumpa, senang ber kenalan dengan mu "
Maureen ber teriak keras, ketika mobil mewah itu semakin bergerak menjauh.
'' sudah cukup, jangan ber gerak terlalu jauh '' Maureen memaling kan wajah saat suara yang dia kenal kembali Ter dengar.
Sandra menatap Maureen dari pintu klub di ikuti Rebecca dan linor. Maureen berjalan mendekati ketiga gadis itu.
'' apa yang kamu dapat, Maureen '' tanya Rebecca
'' tidak ada, aku hanya iseng mengikuti lelaki itu keluar '' Mauren menjawab enteng.
semua kembali duduk di kursi mereka '' apa kalian tidak menyukai lelaki tampan '' tanya Maureen, konyol.
linor mengangkat bahu nya ''suka, hanya saja tidak dengan yang tadi itu''
'' kenapa? '' Maureen mengernyit heran, ketiga orang di hadapan nya saling menatap satu sama lain.
'' dia bukan orang biasa, bahaya Maureen ''
'' tapi dia menyenang kan, re'' Maureen menjawab ucapan Rebecca, seolah tidak sama dengan apa yang dia alami.
'' kalau kau ber minat lanjut kan saja Maureen, kami tidak akan berebut dengan mu'' Sandra ber kata pasrah, dia tahu Maureen sangat keras kepala.
'' tapi aku tidak percaya kalau kau mampu ber tahan'' lanjut nya.
'' tidak masalah, aku menyukai sesuatu yang berbau mafia, benar kan, re''
Rebecca hanya mengangguk menjawab ucapan salah satu teman nya '' semua kamu yang pegang''
pagi ini suasana jalan raya sangat ramai, banyak orang tua yang dengan senang hati mengantar kan anak nya untuk pembelajaran di hari pertama.
'' aku juga ingin seperti mereka? '' Rebecca bee kata lelah, menatap banyak teman se angkatan nya ber jalan ber sama dengan gembira.
'' ibu mu kenapa? ''
Rebecca memaling kan wajah, menatap Maureen '' mereka sibuk dengan urusan pasar, tidak pernah mempeduli kan ke inginan anak nya''
'' re, orang tua kamu tidak mungkin seperti itu'' Sandra menambah kan.
'' benar, mungkin mereka membiar kan mu seperti ini. karena mereka ingin melihat kamu hidup mandiri, tidak lagi ber gantung dengan mereka apa lagi orang lain'' Mauren mengusap lembut pundak Rebecca.
'' kau tidak mengerti Maureen ''
'' tentu, kamu benar aku tidak akan pernah mengerti. karena aku tidak pernah merasa kan, bagaimana memiliki keluarga lengkap seperti mu''
'' Maureen '' Rebecca dan Sandra hampir ber sama an.
'' I am sorry, aku tidak ber maksud mengatakan itu ''
Maureen Ter senyum tulus, Rebecca dan Sandra sudah tentang bagaimana kehidupan Maureen.
gadis cantik itu tidak sedikit pun mem permasalah kan ucapan Rebecca, karena semua itu sudah menjadi kenyataan yang sudah ada, dan Maureen harus bisa menerima nya.
'' Maureen, maaf kamu pasti sedih '' Rebecca memeluk tubuh Maureen dari samping dan mengusap punggung gadis itu lembut.
'' sudah lah, aku tidak apa-apa '' Maureen ter senyum lebar, meyakin kan kedua teman nya kalau dia benar-benar tidak mempunyai masalah.
'' sudah cukup, ini hari pertama kita masuk kuliah. bagaimana kalau kita raya kan pesta kecil, capuccino dan kentang goreng''
semua nya mengangguk pasti '' tidak buruk '' tambah Rebecca.
'' dan Jangan lupa, pria tampan dan kaya '' Maureen mengetip kan sebelah mata nya, menggoda.
ketiga remaja itu ber jalan beriringan menuju cafe tidak jauh dari area UNIFI yang ada di kota Florence.
'' kamu terlalu banyak melihat film, jadi jangan mengajak ku untuk Ter pengaruh, Maureen''
Maureen ter senyum geli mendengar ucapan Sandra, sejak kapan Maureen suka nonton film. yang ada Maureen bisa ke laparan karena tidak bekerja.
'' yah mungkin hanya di dunia mimpi'' jawab Maureen.
Sandra ber jalan ke arah konter dan memesan sebuah minuman dan makanan yang tadi mereka bicara kan.
Berita ter baru untuk hari ini
Maureen, Rebecca dan Sandra refleks melihat televisi yang ada di tempat itu setelah sebuah volume sengaja di keras kan.
'' maaf, aku tidak sengaja '' salah seorang lelaki paruh baya meminta maaf dengan tangan yang masih memegang remote. dia pemilik cafe.
'' tidak masalah tuan, kami juga ingin menonton nya, iya kan '' Maureen menatap Sandra dan Rebecca, lalu ke dua nya mengangguk perlahan.
lelaki paruh baya itu ter senyum '' sebagai dari anak remaja tidak suka dengan acara berita seperti ini, tapi kalian ''
'' kami memiliki sedikit perbeda an tuan, sedikit lebih suka dengan per gerakan masa lampau ''
'' baiklah, kalian nikmati saja. saya akan kembali bekerja '' pamit pemilik cafe.
'' lingkungan yang ramah '' Rebecca meminum pesanan nya yang baru selesai di antar, tatapan nya kembali ke Maureen yang menatap layar televisi dengan serius.
'' kau benar-benar mau mengejar lelaki keluarga Remirro itu'' tanya Rebecca.
'' entah lah, aku hanya ingin mencari hiburan dengan sesuatu yang tidak pernah aku coba'' Maureen mengunyah kentang goreng milik nya dan menambah kan sedikit caus di ujung kentang.
'' itu menyenang kan, kalau kau benar-benar dapat mendapat kan keluarga Remirro itu menjadi pacar mu''
Maureen melirik dengan malas '' Sandra, kau mau melibat kan ku dalam masalah. lihat saja bright menyukai sesama jenis, percuma saja aku berusaha ''
Sandra menatap layar televisi yang baru saja Maureen tunjuk kan '' tapi kamu sendiri yang bilang, lebih suka dengan sesuatu yang ber bau mafia''
'' yah, itu aku. tapi aku tidak tahu kalau lelaki tampan seperti bright menyukai sesama jenis''
'' jadi sekarang kau menyerah '' tanya Rebecca pada Maureen.
'' entah, aku masih suka melihat ke tampanan nya'' Maureen memain kan sedotan nya lalu meminum nya sampai habis.
...----------------...
kelas akan di mulai, semua mahasiswa mulai ber jalan cepat menuju kelas mereka masing- masing.
'' kita ber kumpul di kantin, setelah jam pelajaran selesai '' Maureen berdiri di sebelah pintu kelas nya menatap Rebecca dan Sandra.
'' Iyah, aku akan me ngabari mu lebih dulu kalau kelas ku lebih cepat selesai'' kata Sandra.
'' semangat belajar Maureen '' teriak Sandra dan Rebecca setelah melangkah semakin men jauh.
'' kalian juga '' balas Maureen, tidak peduli dengan tatapan orang asing di sebelah kanan dan kiri nya.
'' hai, aku boleh duduk di sini '' sapa Maureen ramah kepada seorang gadis berambut merah menyala.
'' terserah, tidak ada hak pemilik hanya untuk sebuah kursi '' jawab gadis itu.
Maureen mengulas senyum mendengar ucapan dingin gadis itu, tujuan utama Maureen untuk belajar. jadi soal punya atau tidak nya teman di kelas, itu bukan masalah besar menurut Maureen.
'' Maureen '' ucap Maureen menjulur kan tangan nya, gadis berambut merah itu menatap sekilas lalu menerima jabatan tangan Maureen.
'' Tamara '' jawab nya.
'' oh, senang bertemu dengan mu Tamara''
Maureen tidak melanjut kan percakapan nya, tangan lentik nya meraih sebuah buku yang sempat ia bawa di dalam tas ransel nya, sejarah tentang politisi penting Italia.
'' kau suka membaca buku '' tanya Tamara melihat Maureen yang dengan santai nya membuka satu per satu halaman dalam bab satu.
'' iya, bahkan sudah banyak buku yang aku koleksi di rumah '' jawab Maureen, ceria.
'' termasuk novel ''
'' tentu, semua yang bertulisan latin '' Maureen mengangkat tangan kanan nya dan mendekat kepada Tamara, seolah ingin membisik kan sesuatu yang penting.
'' tidak dengan angka ''
Tamara Ter senyum geli, Maureen mengata kan dengan nada benci untuk tiga kata di atas.
'' kau tidak suka matematika '' Maureen mengangguk '' kita se frekuensi ''
'' kau juga tidak suka dengan bahasa alien itu'' Maureen her tanya memasti kan.
'' yaps, angka-angka itu sungguh membosan kan. aku tidak mengerti, kenapa bisa ada manusia yang mencipta kan rumus se rumit itu, apa mungkin otak mereka tidak sama dengan kita '' Tamara mengernyit heran dengan ucapan nya sendiri.
'' memang, lihat Saja kening orang dulu. menonjol dan tidak berambut, aneh ''
Tamara tertawa mendengar omongan konyol teman baru nya '' kau menghina nenek moyang ''
'' tidak aku hanya membicara kan nya. dan itu benar, mereka akan selalu menjadi yang terbaik dari pada kita''
Tamara mengangguk untuk mengiya kan. kelas menjadi sunyi setelah suara langkah kaki seseorang baru memasuki kelas dengan santai.
''selamat pagi anak-anak '' sapa profesor Mario, membenar kan letak kaca mata bulat yang ber Tengger di hidung mancung nya.
'' selamat pagi prof '' sambut semua nya.
'' dia juga legenda, kita harus patuh kalau tidak. akan ada hukuman tambahan '' bisik Tamara lirih.
'' aku mengerti '' jawab Maureen, mata nya tak teralih kan dari lelaki paruh baya yang masih berdiri tegak di hadapan semua mahasiswa.
'' sebelum pelajaran saya mempelajari ilmu sejarah lebih dalam, saya punya per tanyaan untuk kalian semua. siapa profesor terkenal
sejarawan dan politisi penting di Italia?''
Maureen melihat sekeliling tidak ada seorang pun yang berniat menjawab pertanyaan tersebut, semua hanya diam dengan mulut Ter tutup rapat.
'' siapa nama mu? '' tanya profesor Mario, ketika Maureen mengangkat tangan kanan nya.
'' Silera Maureen ''
'' oke lanjut kan''
Maureen menghirup udara sebanyak mungkin, lalu duduk dengan tegak untuk menjawab per soalan yang di berikan profesor Mario.
'' Giovanni Spadolini, lahir tahun 1925 di Firenze, guru besar ' sejarah kontemporer ' ''
profesor Mario bertepuk tangan dua kali '' kerja bagus nak '' lalu sebuah tepukan kembali terdengar, semua teman-teman Maureen memberi tepukan tangan dengan kagum.
Maureen menghela nafas lega, ia memalingkan wajah saat sebuah tangan menyentuh pundak nya '' hebat kawan ''
'' terima kasih, Tamara ''
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!