NovelToon NovelToon

Kenapa Harus Pesantren?

AISHANA SERRA ABRAHAM

Aishana Serra Abraham adalah anak tunggal dari pasangan Abizar ali Abraham dan intana Dewi Abraham. Keluarga itu cukup populer karena digadang - gadang sebagai keluarga yang cukup harmonis, kaya raya, dan juga dermawan, hidup mereka cukup membuat iri orang-orang apalagi ketika mereka belum lama menikah sudah dikaruniai seorang anak yang diberi nama Aishana Serra Abraham.

Karena keberuntungan itu banyak juga orang yang mengira bahwa wanita itu sebenarnya sudah hamil sebelum menikah. Tapi rumor tersebut tidak digubris sama sekali karena bagi seorang Abizar itu hanyalah rumor yang dibuat oleh orang yang iri terhadap keluarga mereka.

Skip

*(12 tahun kemudian)

Tahun demi tahun sudah terlewati banyak sekali yang berubah entah itu gedung-gedung pencakar langit yang semakin tinggi, jalanan yang kini ramai akan kendaraan orang-orang, teknologi yang kini semakin canggih, begitupun dengan gadis yang bernama Serra. Yaa Aishana Serra Abraham kini dia sudah beranjak menjadi gadis yang cantik, rambutnya yang hitam lurus terurai,

hidung yang tidak terlalu mancung, matanya yang bulat tapi tajam, dan kulitnya bersih dan mulus berwarna kuning langsat.

Siapapun pasti terpikat pada gadis itu meskipun kini usianya masih 14 tahun tapi banyak teman bisnis ayahnya yang ingin menjodohkan gadis itu dengan anak-anak mereka, tapi meskipun begitu sifatnya tidak secantik rupanya, yaaa Serra kini menjadi gadis yang nakal karena pergaulan bebas dan juga kurang nya kasih sayang orang tua.

Bagaimana tidak sekarang orang tuanya lebih menyayangi adik laki-laki nya yaitu Nabil Alim Abraham yang kini usianya 9 tahun, karena bagi mereka kelak ialah yang akan menjadi penerus bagi perusahaan papa. Brukkk... Gadis itu (Serra) langsung membuang diri ke sofa dan berteriak sekencang mungkin "bi.... bi inah mana sih lama banget deh" Sontak teriakan itu membuat bi inah yang ada didapur langsung menyaut dan berlari ke asal suara tersebut.

"iya ada apa non" Ujar bi inah.

Dengan nada kesal Serra menjawab "Bikinin aku susu pake es, cepetan jangan lama-lama"

Angguk bi inah "Baik, non"

Bi inah pun segera berlari ke dapur cepat- cepat karena takut non Serra marah. Tak berapa lama minuman pun jadi, langsung saja bi inah bergegas ke ruang tamu dan meletakan minuman itu ke meja "ini non susu esnya. "

Dengan acuh tak acuh Serra langsung meminum nya sambil memainkan handphone di tangan nya itu dengan wajah tersenyum puas, karena tak ingin mengganggu, bi inah hendak beranjak pergi tapi sera menahanya dengan pertanyaan.

"Bi mama sama papa mana? " Ucap Serra sambil meneguk minumannya.

"Anu non mereka pergi dari pagi bareng den Nabil katanya sih ke acara apa gitu" Jelas bi inah.

Tapi berita itu tidak cukup membuat Serra terkejut baginya itu hal yang biasa, toh Serra sudah biasa ditinggal sendiri "Ouh oke. Kalo gitu beresin barang-barang aku bi, aku mau tidur CAPEK"

"Baik non" Dengan segera bi inah membereskan barang-barang milik Serra

*Malam berlalu mama dan papa beserta adik nya Serra sudah kembali kerumah dengan wajah mereka yang penuh kesenangan tapi alangkah terkejutnya mereka ketika sampai didepan pintu rumah, terdengar suara lagu yang sangat kencang sekali bergema didalam rumah mereka. Sesekali mereka memencet bel pintu rumah yang tak kunjung di bukakan oleh pembantu mereka.

Dengan perasaan kesal sang Abizar ali Abraham itu langsung mendobrak pintu rumah mereka daaan Brakkkk, seketika didalam rumah mereka penuh dengan anak-anak abg sedang berpesta ria, dengan perasaan marah yang menggebu gebu Abizar langsung mengamuk

"SIALAN kalian semua, cepat keluar dari rumah saya." Mereka yang melihat kemurkaan itu segera bergerombol pergi meninggal kan rumah tersebut, begitu juga terdengar teriakan dari arah tangga.

"Papa apa-apaan ngusir mereka semua? "

Ternyata itu Serra tentu dengan perasaan marah juga.

Papa mendelik "Kamu yang apa-apaan Serra ini rumah papa bukan ruang pesta"

Serra yang mendengar itu langsung berlari ke kamarnya dengan perasaan kecewa.

Intana(mama Serra) cuma bisa meng geleng-geleng kepalanya yang melihat kelakuan suami dan putri nya itu

"Astagfirullah, udah pah kita coba duduk dulu dan selesaikan masalah ini secara baik-baik" Bisik mama dengan suara lembut. Begitupun papa yang langsung luluh hatinya.

"Bi inah" Panggil mama sembari mencari pembantunya itu tapi tidak kunjung menjawab juga, begitupun mama memanggil semua pembantunya yang lain tapi tetap saja tidak ada yang menyahut.

"Pah, kok bi inah sama yang lain nya gak nyaut yah?" Ujar mama heran

"Coba kita cari disemua ruangan mah"

Satu per satu ruangan mereka kunjungi dan ternyata ada satu ruangan dimana ketika mereka memanggil ada yang menyaut dengan suara samar-samar

"Pah coba kita cek gudang itu siapa tau mereka disana" Tunjuk mama ke arah pintu gudang.

Tapi papa malah menggelengkan kepalanya "gak mah, mana mungkin disana itu muss"

"Gak ada yang mustahil pah, cepet buka" Sela mama

Klik, suara pintu terbuka dan benar apa yang dikatakan mama bahwasannya semua pembantu dirumah mereka ada didalam gudang dengan lengan yang diikat dan lakban dimulut mereka.

"Kalian tidak apa-apa kan?" Ujar papa sambil membuka ikatan tali ditangan mereka. Dengan suara yang bergetar dan menangis salah satu dari mereka berbicara "nyo..nya tolong selamatkan kami dari non Serra"

Sontak perkataan itu membuat mama dan papa saling memandang satu sama lain

"Ohhh jadi ini perbuatan Serra, anak itu benar-benar kelewatan kita harus kasih dia pelajaran" Setelah mengucapkan kata-kata itu papa langsung bergegas pergi dari gudang menuju kamar Serra.

Tok tok tok "Serra buka pintunya cepat"

Begitupun dengan Serra yang justru malah mengunci pintunya dari dalam.

"Serra buka pintunya kalau gak papa akan"

"Akan apa, akan dobrak? Dobrak aja kalo bisa dan semua ini tuh salah papa bukan aku" Dengus Serra.

Mama yang melihat situasi ini tidak memungkinkan untuk mereka bicarakan dulu dan lagi-lagi Mama bisa menenangkan masalah ini "Udah pah, nanti saja yah kalo Serra sudah baikan nanti kita bicarakan lagi, lagian ini sudah malam kasian Nabil dia sudah ngantuk"

Seorang Abizar tidak bisa berbuat apa-apa lagi jika yang meminta itu adalah istrinya sendiri, amarah papa bagaikan api yang berkobar besar sedangkan mama bagaikan air hujan yang perlahan-lahan dapat menghanyutkan segalanya.

Malam itu bagaikan malam yang tidak bisa dilupakan orangtuanya bagaimana bisa mereka yang baru sampai rumah malah mendapat kejutan seperti itu, tapi apakah kenakalan itu menjadi alasan untuk memasukan Serra ke pesantren? Sepertinya bukan, masih banyak kenakalan dan rahasia yang harus kalian tau tentang Serra.

GADIS NAKAL

Rabu 6 maret * pagi telah tiba, kejadian tadi malam sudah berlalu dengan cepat begitupun para pembantu di rumah pak Abizar yang sejak dari pagi-pagi buta sudah membersihkan rumah mereka yang besar dan megah itu hingga waktu menunjukan pukul 07.00 pagi tapi seorang nona Serra belum juga bangun dari tidurnya padahal seharusnya dia segera bergegas sekolah sedangkan papa, mama, dan adiknya sudah berada dibawah sedang menikmati sarapan mereka.

"Mba jul, tolong bangunin Serra bilangin juga kalau dia gak mau sekolah saya gak akan kasih dia uang lagi." Tegas Papa kepada pembantunya itu.

"Baik Pak" jawab mba jul segera ia bergegas pergi ke kamar atas untuk membangunkan Serra.

tok... tok... tok "Non Serra bangun Non, kata bapak kalo Non gak bangun nanti gak dikasih uang lagi" ujarnya dengan suara agak tinggi

Krietttt...(suara pintu terbuka) terlihat sosok yang membuka pintu itu, wajahnya kusut rambutnya agak acak-acakan tapi masih terlihat cantik dan juga gaun semalam yang masih dikenakannya. Tanpa berbicara apapun Serra langsung pergi ke kamar mandi dan melakukan aktivitas nya seperti mandi, gosok gigi, dan mencuci muka. Tak lama ia pun keluar dengan lilitan handuk dari ujung dada sampai dengkul nya, sesegera mungkin Serra kembali ke kamarnya dan memakai pakaian sekolah kebetulan hari ini, hari rabu jadi semua murid diwajibkan pakai seragam pramuka.

Waktu menunjukan pukul 07.50 tapi dengan santainya seorang Serra ia masih berada didalam kamar sedang memandangi wajahnya yang ada dicermin dan tangannya yang sedang mengoleskan lipstik kebibir begitupun satu persatu semua make-up ia Pakaikan ke wajahnya dan yaaa tidak bisa dipungkiri bahwasanya dia memang cantik. Setelah selesai bermake-up diapun segera turun ke bawah sambil menggerutu "ck sial lagi-lagi gue ditinggal gak bisa gitu nungguin gue sebentar?"

Baginya sih sebentar padahal waktu sudah menunjukan pukul 08.10 pasti dia telat masuk sekolah lagi.

"Pak joko anterin saya sekolah....

cepetan" teriak nya dari kejauhan. Pak joko yang memang sejak tadi sedang membersihkan mobil pun menyaut

"Siap Non" pak joko segera membukakan pintu mobil untuk Serra dan mereka berdua bergegas menuju sekolah.

...****************...

Sesampainya disekolah, dia keluar dari mobilnya dan berjalan ke arah gerbang

dengan suara yang agak sombong dia berbicara dengan satpam sekolah itu "Pak…buka gerbangnya"

Pak satpam tidak menggubris sama sekali perkataan Serra, Serra bingung kenapa satpam ini tidak menjadi penurut lagi tidak biasanya seperti ini sekalipun sering telat satpam itu pasti akan membukakan gerbang untuk nya, toh papanya adalah donatur sekolah tersebut.

"Pak…buka gak gerbangnya, kalau gak saya bisa aja pecat bapak jadi satpam" paksa Serra sambil memegangi gagang gerbang. Bukannya membuka'kan gerbang tetapi satpam itu malah masuk kedalam sekolah seolah-olah dia tidak mendengar apa pun, begitu juga dengan Serra yang semakin kesal karena ditinggal pak satpam dia pun memanjat gerbang itu sampai akhirnya bisa memasuki area sekolah. karena sudah berhasil memasuki sekolah dia pun berlarian di Koridor menuju ruang kelas nya dan yang pastinya didalam kelas sudah ada guru yang sedang mengajar, ketika hendak masuk Serra ditahan oleh guru itu "berdiri disana Serra, kamu tidak boleh duduk sebelum pelajaran ibu selesai" Tegas guru tersebut dengan suara yang sangat lantang.

"Apaaa berdiri? ibu bercanda" sahut Serra disertai ketawa kecil.

"Ibu serius, berdiri disana atau kamu keluar" tegas kembali guru tersebut. Seketika semuanya menjadi hening sesaat dan juga semua mata tertuju pada Serra

"Oke fine, kalo ibu suruh aku keluar" segera dia keluar dari kelas tersebut dan hendak pergi menuju kantin sekolah.

Disepanjang jalan koridor Serra tak hentinya menggerutu dengan ekspresi wajahnya yang terlihat kesal tapi tiba-tiba langkahnya terhenti ketika ia melihat ke arah perpustakaan** disitu juga ekspresi nya berubah, senyum seringai yang menandakan bahwasan nya Serra akan melakukan hal itu lagi dan benar saja dia berlari memasuki perpustakaan dan langsung mengacak-acak buku yang dilihatnya Kebetulan juga entah kemana ibu pengawas yang biasanya ada disitu. Selesai mengacak-acak semua buku Serra kepikiran sesuatu "Kayanya kurang wow deh kalo ini doang" Entah apa yang merasukinya kemudian dia meninggalkan perpus itu dan pergi ke wc untuk mengambil se'ember air.

Selesai mengambil air, sera menuju ke area kantor dan tanpa basa basi……byurrrrrr………… se'ember air melayang dan membasahi sebagian meja dan tentunya guru-guru yang ada disana. Semua guru hanya terdiam seakan-akan mencerna apa yang terjadi barusan dan tanpa menunggu lama Serra meninggalkan kantor tersebut dengan suara cekikikan "ha…ha…ha rasain lo semua"

...----------------...

(Ruang BK )

"Begini bu langsung ke intinya saja, para guru-guru disini benar-benar tidak sanggup untuk mengajar Serra lagi bu, dengan berat hati saya mengeluarkan sera dari sekolah karena perilakunya tidak bisa ditoleransi lagi, bagaimana tidak, sudah berapa kali dia membuat keonaran disini mulai dari mengacak-acak fasilitas sekolah, membully temannya, melawan kepada guru dan masih banyak lagi. kami tahu jika suami ibu adalah donatur disekolah ini tapi sekali lagi maaf kami harus mengeluarkan Serra dari sekolah." Jelas bapak kepala sekolah sambil memberikan surat DO kepada Intana (mama sera). Dengan hembusan nafas yang berat Intana menerima surat itu "Baik Pak, saya mengerti sebelumnyaaa saya juga minta maaf atas apa yang Serra lakukan, kalau begitu saya permisi" ucapnya dan langsung beranjak dari kursi begitupun dengan bapak kepala sekolah

"Saya juga ingin ber terimakasih karena ibu sudah menyempatkan waktu untuk datang kesini, mari bu" balas kepala sekolah.

...----------------...

Sementara itu Serra yang berada dikantin dengan 4 teman yang lainya juga sedang bergosip

"Wah bener-bener parah banget Lo Ser belum aja masalah semalem kelar lah ini lo bikin lagi hahaha" ujar salah satu temannya yang bernama clara dan teman yang lain juga menimpali

"iya lah namanya juga anak crazy rich jadi bebas mau ngapain aja"

Serra hanya bisa tertawa bangga atas apa yang teman-teman nya katakan karena baginya itu adalah sebuah pujian. Padahal dia tidak tau apa yang akan sebenarnya terjadi nanti.

"Eh guys, pulang sekolah kita ke kafe yu gw traktir deh" ajak Serra

Tapi semuanya hanya terdiam memandang satu sama lain dan temannya, Sinta, menjawab dengan cepat.

"eh sorry ya, gw gak bisa sih soalnya mau ikut nyokap jalan-jalan"

"kalo yang lainnya gimana, bisa kan? " tanya balik Serra. Tapi semua temannya serentak bilang tidak bisa karena ada urusan, kemudian Serra beranjak dari duduknya dan menjawab dengan nada sedikit kesal "Alasan, bilang aja kalo kalian males kan" Dari situ Serra meninggalkan teman-temannya dan pergi ke kelas.

"Aduh gimana nih kayanya dia bakal ngamuk lagi deh" bisik Sinta,

"Udah lah biarin aja, nanti juga dia baik lagi kok jadi selow aja" timpal Clara

GADIS NAKAL#2

"t4i lah semuanya, kenapa hari ini gak ada yang bisa buat gw seneng sih" Gerutu Serra hingga dia sampai dikelasnya dan hendak duduk. Tapi bukannya duduk dikursi miliknya malah Serra duduk disamping Siti, yaa siti itu cewek yang berasal dari kampung penampilannya yang cupu sering dibuat bahan candaan teman-teman sekelasnya. meskipun begitu Siti adalah anak yang cerdas buktinya dia bisa mendapatkan beasiswa dan masuk kesekolah elit ini.

Tak luput yang pastinya Serra sering sekali membully anak-anak cupu seperti siti ini. "Heh culun, kerjain tugas gw sekarang, tuh ambil bukunya di tas gw cepetan" ujar Serra

"Maaf tapi kan, tugasnya disuruh buat masing-masing jadi aku gak bisa" balas siti meskipun ia takut, tanpa aba-aba Serra menarik rambut siti yang terkepang itu.

"Ohhh ngelawan yah, heh culun gw bisa aja ngeluarin lo dari sekolah ini jadi kalo lo gak mau ngerjain tugas gw liat aja akibatnya, udah buruan kerjain tugas gw sana" ancamnya sambil melepas cengkeraman nya di rambut siti,

"M…ma…maaf tapi aku gabisa, maaf" mohon nya, siti yang melihat wajah Serra seperti ingin meledak tapi tidak jadi karena untung nya pada saat itu ada ibu guru yang memasuki kelas mereka. Serra yang melihat ada guru langsung pindah ke mejanya sendiri, mungkin pikir siti dirinya sudah aman…oh tentu saja tidak bagaimana bisa seorang Serra melepaskan begitu saja mangsanya.

...****************...

teng…teng…teng pelajaran terakhir sudah selesai waktunya pulang kerumah masing-masing

"Baik anak-anak ibu harap kalian sudah mengerti dan jangan lupa kerjakan PR yang sudah ibu berikan tadi," ujar guru tersebut

"Baik bu" jawab serentak semuanya, Dan siswa/i berbondong-bondong keluar dari kelas begitu pun dengan siti yang hendak keluar tapi ada sebuah tangan yang menariknya untuk masuk kedalam lagi dan ternyata itu…Serra dan teman temannya

"Mau kemana lo, urusan kita belum selesai"

"Maaf tapi aku mau pulang" timpal siti dengan wajah menunduk, kebetulan juga kelas sudah sepi jadi hanya tinggal mereka dikelas. Serra yang semakin kesal atas jawaban itu langsung mendorong siti hingga kepalanya terbentur ke tembok

"Gimana enak, makanya jangan ngelawan jadi orang seharusnya lo itu tau diri udah jelek, miskin, emak nya lont3 lagi ha…ha…ha" sontak omongan itu membuat teman-temannya Serra tertawa terbahak-bahak tapi tidak dengan Siti yang kini malah mendorong balik Serra hingga tersungkur ke lantai.

"Cukup, kalian boleh hina aku sepuas kalian tapi jangan ibu aku" ucap geram Siti. begitu

Serra langsung berdiri dan membalas ucapan itu "Emang kenyataan nya kan, mana ada tukang jamu pakaiannya ketat kaya gitu kalo bukan lont3 apa jangan-jangan lo juga lont3"

Plak satu tamparan melayang diwajah Serra

"Dasar Anjin9 lo, guys bawa dia ke wc sekarang" pinta Serra kepada teman-temannya, dan ditarik lah Siti menuju wc sekolah, disana dia tidak bisa berbuat apa-apa mau berontak pun tidak bisa karena kedua tangannya ada yang memegangi.

Sesampainya di Wc kemudian Serra pun beraksi dia memegang kepala siti dan langsung memasukan wajah nya kedalam kloset "Rasain tuh t4i ha…ha…ha" berulang kali wajah siti dicelupkan kedalam kloset bukan itu saja Serra dan temannya juga menampar, memukul, dan menginjak-injak siti tanpa berdosa. Setelah puas melakukan aksinya Mereka pun pergi meninggalkan siti sendirian di wc sekolah,

"oh iya guys, thank's udah bantuin gw ya" ujar Serra

"Santai Ser, tapi kalo ini jadi masalah gue mohon lo jangan bawa-bawa nama kita ya please?" Clara memohon.

"Tenang aja gak usah khawatir, kalian aman kok sama gw"

"Oke kalo gitu kita pulang dulu yah, bye…"

Teman-teman nya sudah pulang begitupun dengan Serra yang memasuki mobilnya

"Jalan pak" Mobil pun melaju dengan cepat hingga tiba dirumah nya, tak disangka Serra yang baru keluar dari mobil dan hendak memasuki rumah ternyata sudah ditunggu kedatangannya, yaaa benar itu adalah orangtua nya yang sedang duduk manis disofa. "Serra Kesini nak" panggil Mama dan Serra menurut saja "Ada apa mah?"

"Duduk dulu nak" pintanya lagi, kemudian Serra duduk disamping mama,

"Ini surat DO, mama dapet ini tadi siang disekolah kamu, ini kan yang kamu mau" ujar mama dengan bibir tersenyum sambil memberikan surat itu yang kemudian dibaca oleh Serra.

Serra yang mengetahui itu sangat terkejut walaupun biasanya ia membuat keonaran tapi guru-guru tidak ada yang berani untuk melaporkan semua masalah kepada orangtua nya. "Gak mah, ini semua salah paham aku gak ngelakuin apa-apa kok" bantahnya

"Cukup Serra papa sudah tau semuanya apa yang kamu lakukan perlahan-lahan akan mencoreng nama baik keluarga ini dan mau tidak mau kamu harus masuk pesantren." Gertak papa emosi yang membuat Serra tidak bisa mengelak lagi.

"Apa pesantren? gak mau pah aku gak mau, kenapa harus pesantren? lebih baik aku pindah sekolah aja" Jawab Serra dengan nada tinggi. Plakk satu tamparan keras terdengar

"Pokoknya besok kamu harus ikut papa ke pesantren" ujar papa dan beranjak pergi dari sana begitupun dengan mama yang menyusulnya dari belakang, sedangkan Serra yang dari tadi hanya menatap kosong dengan satu tangannya yang memegangi bekas tamparan dipipi. Tapi apakah kejadian ini akan membuat Serra menyesali perbuatannya? entahlah hanya dia dan Tuhan yang tau.

...****************...

Pagi 7 maret

Serra yang dari tadi mondar-mandir dikamarnya karena terus kepikiran atas perkataan papa kemarin itu masa iya dia harus dimasukan ke dalam pesantren "Apa gue kabur aja yah, tapi nanti gw jadi gembel lagi" Serra terus menerus berfikir bagaimana caranya agar tidak dimasukan kedalam pesantren tapi tiba-tiba pintu kamarnya ada yang mengetuk tok...tok...tok. Dengan nada malas Serra menjawab "Masuk" dan ternyata itu mama,

"Sayang, bisa temenin mama?"

"Temenin ke mana mah? emang harus ya?" tanya balik Serra, mama mengangguk

"iya harus banget, soalnya ini menyangkut masa depan"

karena malas bertanya-tanya Serra hanya menjawab "Oke, kalo gitu aku ganti baju dulu mah"

"Oke mama tunggu dimobil ya" segera mama keluar dari kamar putrinya itu dan pergi menuju mobil, selesai berganti pakaian Serra segera menyusul mama nya.

...****************...

Didalam mobil mereka berdua tidak membicarakan apa-apa hingga mobil sudah berhenti di sebuah mall baru keduanya keluar dan dari situ pembicaraan dimulai.

"Mall?" tanya heran Serra, seperti biasa mama hanya mengangguk dan segera menggandeng tangan putrinya yang kemudian mereka memasuki area baju-baju

"Coba sini sayang, tuh bagus kan, emmm ini juga bagus, ini bagus, ini bagus" ujar mama sambil memilah-milih baju.

Serra yang merasa aneh kemudian bertanya "sebentar mah, ini semua baju buat aku?"

dan mama mengangguk

"Tapi masa sih aku harus pake baju gamis kaya gini mah, kaya ibu-ibu tau gak"

"Nggak tuh, toh kamu kan bakal masuk pesantren" jelas mama

"APA. gak…gak mungkin kan mah, mama pasti bercanda" ucapnya terheran-heran

"Mama gak bercanda kok, nanti siang papa langsung antar kamu ke pesantren."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!