NovelToon NovelToon

ANTARA DUA PERASAAN

Perempuan Itu Unik

Walaupun Laila dan Al, tidak ada di tempat. Tapi, mereka tahu semuanya. Akhirnya selesai juga, dengan masalah ini.

Laila, merasa lega karena terlepas dari masalah ini. Namun di sisi lain,ia merasakan sakit hati karena Ustadz Zulkifli juga menyukai dirinya. "Hafizah, ternyata kamu yang penghalang cinta kami. segitu bencinya kah, dirimu kepadaku? sehingga menjauhkan orang yang mencintaiku,". ia langsung mengusap air matanya,yang sudah mengalir.

Al, gelisah karena mendengar fakta jika Ustadz Zulkifli juga menyukai diri Laila. Ia sangat takut kehilangan Laila,siapa tahu Ustadz Zulkifli menceraikan istrinya lalu meminang Laila. ""sial,ini bencana bagiku". gerutu Al. "gara-gara mereka, semuanya jadi kacau. tak akan aku, lepaskan kalian. mereka harus di beri pelajaran, sudah berani menyakiti Laila ".

Al,hanya mengusap wajahnya dengan kasar. Pikiran jadi kacau balau,ia memejamkan matanya dan bersandar di sofa.

Laila, langsung menyiapkan barang-barangnya untuk pergi ke rumah dan meninggalkan apartemen milik Al. "Terimakasih,Ya Allah. Engkau membuka pintu kebenaran sesungguhnya, terimakasih juga kepada yang lainnya. Yang sudah membantuku, termasuk kamu Al". Gumam Laila,ia tersenyum kecil.

Beberapa menit kemudian. Laila, keluar dari kamar dan membawa satu koper terisi dengan pakaian yang di beli Al.

Sebenarnya Laila, menolak membawa pakaian tersebut. Namun Al, memaksa dirinya terus-menerus.

"Makasih banyak,atas semuanya. Aku berhutang budi kepada keluargamu,aku juga meninggalkan beberapa pakaian. Aku janji deh,satu minggu sekali membersihkan apartemen mu. Makasih yah,Al". Senyum manis Laila, terpampang di wajahnya. ia juga duduk di samping dan menggeser posisi agar lebih dekat dengan Al.

Laila,juga menyentuh telapak tangan Al dan memegang erat. Hati Al, tersentuh dan terasa hangat. Ia juga tersenyum kecil, melihat Laila.

"Apa kau mencintai Ustadz Zulkifli,". Tanya Al, kepada Laila. Membuat Laila,syok mendengar pertanyaan Al. Ia segera melepaskan genggaman tangannya, namun Al malah mengeratkan genggamannya.

Laila,hanga mengangguk pelan. Mulutnya seakan-akan tak bisa mengeluarkan kata-kata. Laila, menatap manik-manik mata Al.

Al,hanya menghembuskan nafas beratnya. "Seandainya Ustadz Zulkifli, menceraikan istrinya. lalu dia meminang dirimu menjadi istrinya, apakah kamu mau Lai". Terasa sesak di dada Al,saat mengelontorkan pertanyaan tersebut. Ia ingin secepatnya mengetahui jawaban Laila,agar dia secepat mungkin melepas nama Laila di hatinya.

Tak mungkin Al, terus-menerus berjuang dan berusaha namun cintanya bertepuk sebelah tangan. Cinta tak bisa di paksakan, walaupun dengan cara tidak baik.

Laila,hanya tersenyum kecil. "Maaf, aku tidak bisa menjawab pertanyaan mu". Kenapa Al, bertanya masalah seperti ini. Bukankah Al, orangnya tidak kepoan.

"Kenapa Laila,apa alasannya? Tolong beritahu aku,". Kini Al, menatap ke arah bertanda sangat serius. Ia juga menggeserkan tempat duduknya,agar lebih dekat dengan Laila.

Gugup, itulah yang di rasakan Laila. ia begitu dekat dengan Al,apa lagi mereka hanya berduaan saja. namun sepenuhnya yakin,jika Al tak mungkin melewati batasan.

"Hhammm...aku ingin menjawab pertanyaan mu,dengan jawaban tidak. Takutnya,suatu hari nanti. Aku akan berjodoh dengan Ustadz Zulkifli. Kalau aku, menjawab iya. Takutnya aku dan Ustadz Zulkifli,tidak berjodoh. Biarlah berjalan seiring waktunya,karena jodoh masih rahasia Tuhan Al. Bahkan ada juga, orang yang saling mencintai. Tapi,tidak berjodoh. Ada juga orang,yang tidak saling mencintai akan berjodoh. Jadi aku bingung,kita lihat bagaimana alurnya saja". Laila, menjelaskan bahwa dirinya tidak bisa menebak bagaimana kelanjutan nanti.

Al,merasa kecewa dengan jawaban Laila. Ia tak tegas dalam pendirian dan pilihannya. Otomatis Laila,masih menyimpan ruang di hatinya untuk Ustadz Zulkifli. Al, hanya manggut-manggut mendengar jawaban Laila.

Tak mungkin terus-menerus, menanyakan dan mengungkit perasaan Laila.

"Apa Hamzah dan Wulan,di bawa ke kantor polisi. Aisss...aku sangat geram sekali dengan mereka, tapi untung deh. Kalau Tante Ayunda, sempat menampar wajah Wulan. Kalau aku, bakalan jambak-jambak hijabnya". Gerutu Laila, terlihat bar-bar.

Tentu saja Al, menyipitkan matanya. "Ck, sok-sokan mau jambak-jambak orang. Kemarin mereka berdua, sudah menjebakmu. Malah mewek dan pasrah,sok belagu". Ejek Al, dengan mengerucut bibirnya.

Tentu saja Laila,marah lalu...... "Aaaakkhh...ampun.... Lai....auuuhh... sakiiiiitt....aaahh,biru nih bekas cubitan mu. Jangan di cubit lai,di elus-elus enak ". Kekehnya Al,ia meringis kesakitan. Perutnya habis di cubit Laila,lalu di pulas sekuat-kuatnya.

Laila, terlibat cemberut dan membuang muka. Walaupun Laila, mencolek-colek lengannya,tetap saja tak di hiraukan Laila.

"Ck,ngambek kan. Untung teman, kalau gak habis tu bibir aku *****". Gumam Al,pelan .

"Ngomong apa barusan,hemm...". Laila, samar-samar mendengar gumaman Al. Tapi,tidak jelas sama sekali. Ia juga siap untuk mencubit perut Al, walaupun terhalang baju kaosnya.

"Aku cuman ngomong,apa benar mau jambak-jambak hijabnya Wulan dan sekalian tampar wajah Hamzah. Dia pria brengsek,sejagat raya". Tanya Al, membuat mata Laila berbinar seketika.

"Hemm...aku sudah geram terhadap mereka. Mereka sudah melakukan kesalahan besar, terhadapku. Ingin aku habisi sekalian, walaupun takut sebenarnya. Gara-gara mereka,aku tidak bisa nyenyak tidur,makan tak nafsu dan pikiranku tak karuan. Ingin sekali aku, meluapkan emosi ini di hadapannya. mereka tidak tahu,jika aku sakit hati karena mereka". Laila, mengeluarkan semua unek-uneknya.

Yakin gak bisa tidur dan gak nafsu makan? Setahuku, Laila tidur malam ngorok mulu. Setiap aku cek,ke dalam kamarnya. Bahkan makan pun, sangat lahap. Baru pagi tadi makan soto ayam, berselang beberapa menit kemudian. Dia meminta makanan lagi,mau sate sama cemilan. Apa gak sadar,di depan saja banyak cemilan yang aku beli. Malah minta martabak lagi, untung aku kaya Laila. Kalau hanya tukang somay, bisa-bisa bangkrut. Emang benar yah,hati perempuan galau tapi mulut mangap terussss.... katanya sakit hati,tapi hahahah-hihihihi ketawa lihat film drama Korea. Ternyata perempuan itu unik, tidak sama apa yang di ucapkan. batin Al,ia menggeleng-gelengkan kepalanya.

Al,masih setia terhadap Laila, mengeluarkan setiap unek-uneknya. ia mantap wajah cantik Laila, yang sedang berkomat-kamit memaki-maki Hamzah dan wulan. terkadang Al, merasa gemes terhadap Laila. ia tersenyum dan terkekeh tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Laila.

plakkk....

Laila, memukul lengan Al. "kenapa mukul aku, Laila. aku bukan Hamzah lo,kdrt ini". Al,memusut lengannya yang habis di pukul Laila.

"kamu sih? kaya gak serius gitu, dengarin aku curhat ngeluarin unek-unek ku". gerutu Laila, sambil menatap ke arah Al dengan kesal.

Nah,salah lagikan aku. padahal aku,cuman dengerin curhatan dia. tetap saja,aku salah.

"Baiklah,kita temui Hamzah dan wulan. terserah mau kamu ngapain mereka, Sekalian jadi perkedel atau bakwan. Monggo di silahkan...." Ucap Al,ia bangkit dan menarik tangan Laila. "gak usah banyak tanya,diam dan nurut aja".

Laila, seperti anak kecil yang patuh kepada ibunya. ia membiarkan Al, menggandeng tangannya. keluar dari apartemen dan menuruni anak tangga,lalu meninggalkan apartemen. Entah kemana Al,membawa Laila?

Mansion

" Z Mansion ". Gumam Laila,saat membaca pintu gerbang mansion menjulang tinggi. Begitu pintu gerbang terbuka, matanya berbinar seketika. Baru kali ini, Laila melihat pemandangan begitu indah dan mewah.

Melihat taman begitu luas,air mancur yang di kelilingi bermacam-macam bunga. Laila, terpesona dengan kecantikan dan keindahan taman tersebut.

"Bagus sekali Al,nanti fotokan aku di situ yah". pinta Laila, langsung. aku yakin, Shelly bakalan memohon-mohon kepadaku. karena melihat fotoku nanti,sudah pasti dia bakalan ingin juga.

"Ini adalah mansion Alm. Ayahku Zense. kalau hanya sekedar foto-foto boleh,mau petik bunganya juga boleh. atau sekalian mandi juga boleh". Ucap Al,ia turun dari mobil begitu juga Laila.

"Subhanallah, sungguh indah sekali mansion milik ayahmu Al". Ucap Laila, mereka di sambut hangat oleh para pelayan. "Aku baru tahu,kalau keluargamu memiliki mansion semewah ini".

"Ayo,sini.Kenali dia adalah pak Mun,kepala pelayan di sini. Ayo masuk,". Al, melangkah kakinya dan di ikuti Laila.

"Terimakasih, Tuan Al.kenalkan saya pak Mun,kepala pelayan di sini. kalau ada perlu apa-apa,Nona tinggal minta kepada saya. panggil saja pak Mun,". pak Mun, menunduk kepada Laila

" kenalkan saya Laila. Terimakasih,pak Mun atas tawarannya". Jawab Laila,ia tersenyum manis.

"Buatkan kami minuman,jus jeruk". pinta Al,kepada pak Mun.

"Baiklah,Tuan. mohon di tunggu dulu". pak Mun, langsung meninggalkan Al dan Laila.

Mata Laila, berbinar seketika saat melihat seisi ruangan mansion. "Subhanallah, seperti masuk ke istana saja Al. Aku kira kita mau kemana tadi? Kenapa Om J dan Tante Ayunda, gak tinggal di sini. Padahal sayang

banget,kalau di biarkan".

"Mamahku, kesepian kalau tinggal di sini. Sebab gak ada teman ngerumpi,kan di sana ada bestie emak-emak mamahku". Jawab Al, terkekeh.

"Mewah sekali Al,mana luas lagi. Bisa-bisa nih,aku bakalan tersesat kalau keluyuran ke sana kemari. Aku kira kita ngapain ke sini,". Laila, calingukan melihat sekeliling ruangan tersebut.

Kalau tersesat ke hatiku,gak papa Laila. Kamu juga bisa tinggal di sini, menikmati kemewahan ini. Seandainya kau, menikah denganku.batin Al. "Mau lihat-lihat dulu bisa,biar aku temanin. Mau nginap di sini,juga boleh".

"hemmmmm,gak perlu Al. Ngomong-ngomong,kita ngapain ke sini". Tanya Laila, penasaran dengan ajakan Al ke mansion nya. "Dari tadi gak di jawab,kita ngapain ke sini. gak mungkin kan,kamu pamer mansion ini kepadaku".

"Rahasia, asalkan. kamu mau mengikuti langkah kakiku,ada kejutan spesial untukmu". Seringai tajam Al, membuat Laila terdiam membisu.

"Jangan aneh-aneh deh,aku jadi takut Al. Apa lagi di mansion mu,aku gak bisa apa-apa". Gerutu Laila, tetapi tubuh Al semakin menghimpit tubuhnya. "Al,kamu ngapain sih? Jangan aneh-aneh ".

Laila, sedikit menahan dada bidang Al. Namun Al,hanya tersenyum melihat Laila sudah ketakutan. "Lihat aku, Laila ". Pinta Al,tentu Laila mendongak ke atas. Hanya beberapa inci saja jarak wajah mereka,bahkan hembusan nafas Al terasa di kulit wajah Laila.

Mereka saling bertatapan muka,cukup lama. Tentu saja Laila, merasakan jantungnya berdegup kencang. Begitu Al,ia tersenyum lalu menjauhkan tubuhnya dari Laila.

"Ayo,kita ke tempat spesial untukmu. Ikuti aku,Tuan putri". Al, membungkukkan badannya. Membuat Laila, geleng-geleng dan cengengesan melihat sikap Al.

"Terimakasih, pangeranku". Laila, menjawab perkataan Al. Laila,juga mengangkat sedikit gamis dan membungkuk lalu mengikuti langkah Al. Seakan-akan dirinya, seperti Tuan putri.

Al dan Laila,hanya senyum-senyum sendiri.tak luput pandangan Laila, berbinar melihat sekililing yang di lewati.

"Pasti harganya sangat mahal,kalau di jual". Ucap Laila, membuat Al mengerut keningnya.

"Apa kamu mau membeli,mansion ini". Tanya Al, langsung.

"Mana ada uang sebanyak itu, untuk membeli mansion mu. Makan untukku sendiri saja,kamu yang bayar beberapa hari ini. Otomatis aku, memiliki hutang kepadamu". Jawab Laila, tersenyum sumringah. Emang Al,membawaku kemana? Padahal cukup jauh,sudah berjalan.

"Aku tidak mau, mengambil uangmu. Walaupun niatmu,hanya membayar hutang. Bukankah aku ikhlas, menafkahi mu beberapa hari. Hemmm...". Jawan Al, sedikit kesal. Jangan kan beberapa hari aku menafkahi mu,seumur hidupku aku juga mau Laila.

"Al,tapi aku gak nyaman". Kata Laila, sambil menarik ujung baju Al. Langkah kakinya Al, terhenti. Ia langsung membalikkan badannya ke belakangnya dan menatap wajah Laila terlihat sedih.

"Laila, bukankah kamu akan membereskan apartemenku. Itu sudah cukup, membayar semuanya. Cukup, jangan lagi membahas mengenai hal ini. Kalau masih mengungkit-ungkit masalah ini juga, siap-siap bakalan aku hukum kamu". Tegas Al,ia juga mencondongkan tubuhnya ke arah Laila.

Refleks, Laila terkejut karena wajah Al sangat dekat. Mendengar perkataan Al,yang begitu tegas. Laila,tak berani berkata apa-apa lagi. Ia hanya mengangguk pelan saja, bertanda setuju.

"Bagus,anak pintar". Ucap Al, cekikikan tertawa melihat Laila begitu tegang.

"Rese banget sih". Gumam Laila, dengan kesal. Kenapa sifat Al, berubah-ubah sih? lama-lama aku bisa sakit jantungan, baru kali ini aku berani sedekat dengan pria. apa segitu percayanya kah,aku denganmu Al.

Beberapa langkah kaki kemudian, akhirnya mereka sampai di tempat. Al, segera membuka pintu tersebut.

Laila, melonjak terkejut melihat saat pintu terbuka lebar. Seperti anak tangga turun ke bawah,entah di bawah ada apa?

"Ruang bawah tanah,di sana ada hadiah spesial untukmu". Senyum smrik Al

"Al,kita ke bawah sana? kamu, jangan aneh-aneh Al". Laila, mengundurkan langkah kakinya. namun Al, mencengkram tangan Laila dengan erat. Laila,hanya menggelengkan kepalanya dan matanya mulai berkaca-kaca. Ya Allah, lindungilah aku.apa jangan-jangan Al, ingin mengurungku ke bawah sana. apa jangan-jangan aku, bakalan jadi tumbal. gak aku,gak mau. ternyata benar, di balik kebaikannya ada sesuatu yang tidak tahu.

"Harus ikut Laila,ini adalah kejutan untukmu". seringai tajam Al,hahahaha.... rasakan kamu Laila,aku akan membuatmu takut.

"Aku mohon Al, lepaskan aku. aku tidak mau ke sana, lepaskan aku". laila, memohon-mohon kepada Al. namun Al, semakin menarik tangan Laila agar mau menuruni anak tangga tersebut.

"jangan Al,aku takut. lepaskan aku,aku janji akan melakukan apapun. asalkan jangan, apa-apakan". Laila, mencoba melepaskan cengkraman tangan Al. namun cengkraman tangan Al, begitu kuat. kini Laila,satu persatu menuruni anak tangga. Al, semakin menarik tangan Laila.

maafkan aku, Laila. maaf,aku harap kamu memaafkan aku kali ini,batin Al. ia terus-menerus,menarik tangan Laila. walaupun Laila, memohon-mohon untuk di lepaskan.

Ya Allah, kenapa tiba-tiba Al seperti ini. kenapa Al, begitu marah kepadaku. "tolooong

.... toooloong....". Laila, menjerit-jerit meminta tolooong. percuma aku, meminta tolong sudah pasti tidak ada yang mendengarnya. kini Laila, pasrah apa yang terjadi.

Ruang Bawah Tanah

Satu persatu anak tangga yang mereka turunkan, sampai-sampai Laila begitu lemas untuk melangkah lagi.

Ya Allah,kenapa kakiku sangat lemas. Kenapa kau, lakukan ini kepadaku Al. Katakan apa salahku? Jangan melakukan hal seperti ini,aku takut Al. Batin Laila, menjerit-jerit dan ketakutan.

Walaupun Al, terus-menerus menarik lengan Laila. "Bertahanlah Laila, sebentar lagi akan sampai. Kau akan menyukai apa kejutan untukmu" senyum smrik Al, membuat Laila geleng-geleng dan ketakutan.

Wajah Laila, sangat lucu. Jika sedang ketakutan seperti,ahhh...kau sangat menggemaskan Laila, batin Al.

"Al,gel-gelap sekali". Lirih Laila,ia melihat sekeliling ruangan begitu gelap gulita. Bibirnya bergetar,ia merangkul tangan Al. biasanya ruang bawah tanah,ada aroma yang tidak sedap. namun kali ini,tidak ada aroma yang aneh-aneh.

Gelapkan Laila? Begitulah cintaku,jika kau memilih Pria itu di bandingkan aku. "Lepaskan tanganku, bagaimana caranya aku menghidupkan lampu".

Laila,hanya menggeleng pelan. "Ak-aku ikut,gelap sekali Al. Aku takut ". Kenapa Al,membawaku ketempat ini. aku mohon Al,jangan mengerjaiku segala karena ulangtahun masih lama.

Apa Laila,takut dengan kegelapan? "Segitunya kah,kamu takut di kegelapan Laila? Sampai-sampai tak mau melepaskan tanganku. Hemmm... bukankah kamu, tidak suka di pegang oleh pria". Gak papa Laila,kita sering gelap-gelapan. siapa tahu,kita cepat hilaf. hihihihi.....

"Al, tapikan bukan suasana seperti ini. Seram tau,kalau ada apa-apa gitu. Setan gak papa, takutnya ada zombie". Ucap Laila, membuat Al cekikikan tertawa. "Al,kamu mengejekku. Hemm...."

"Aauuuu....shhh... sakiiitttt... Laila...!!!". Al, meringis kesakitan karena perutnya di cubit lagi. "habisnya pikiran kamu, ada-ada saja. masa ada zombie segala,yang ada jomblo Laila".

"Makanya,gak usah mengejekku segala. Cepat,hidupkan lampunya. Suka banget gelap-gelapan,bilang ajakan cari kesempatan dalam kesempitan,". Gerutu Laila, ia mengiringi langkah kaki Al. "jangan sampai aku mencubit perutmu,lalu aku pulas sekuat-kuatnya. sampai berwarna biru,kamu mau".

"Lepas tanganku, Laila. Aku gak bisa menghidupkan lampu nya,kalau tanganku di pegang terus. Gak usah membantah, sekali membantah aku cium kamu dalam kegelapan". Ancam Al, membuat Laila. Langsung menepuk tangannya Al. "menghidupkan lampunya,bukan sekali ketik langsung nyala. perlu tenaga untuk menarik itunya,aku lupa namanya".

"Al,bisa gak jangan bercanda mulu. Cepat hidupkan lampunya,aku cubit lagi nih". Laila,tak kalah mengancam Al.

"lepaskan tanganku dulu, Laila". Pinta Al,namun tak di turuti kemauannya oleh Laila.

"Kita ngapain ke sini, kamu gak ngapa-ngapain akukan. Aku mohon Al,jangan membuatku takut". Isak tangisnya Laila, membuat Al tak tega. Berlahan-lahan tangannya Al,di lepas oleh Laila.

"Kalau niatku macam-macam,sudah dari kemarin-kemarin Laila"

Barulah Al, menghidupkan lampu ruang bawah tanah. Kini sudah terang benderang,tak lagi gelap gulita.

Benar juga,apa yang di katakan Al. tapikan,aku tetap gelisah. mana suasananya seperti ini, bagaikan nyawa di ujung tanduk,batin Laila.

Deggg.....

Laila,nampak terkejut melihat di depan matanya. Ada empat orang yang tengah duduk di kursi dan menggunakan kain penutup kepala. bahkan sekitar ruangan seperti penjara dan alat-alat senjata tajam segala.

Apakah ini,yang dimanakah ruang penyiksaan. Al, tak mungkinkan menyiksa ku, batin Laila. jantungnya semakin berdegup kencang, sampai-sampai di tak mampu melangkah pergi.

Siapa mereka? Apa aku akan, menjadi seperti mereka juga. Tidak,Al tidak mungkin melakukan hal gila ini, batin Laila.

Laila, menatap ke arah Al. Ia mendekati orang-orang,yang duduk di atas kursi.

"Ini adalah spesial untukmu, Laila". Al, langsung membuka penutup kepala tersebut satu persatu.

Laila,hanya menutup mulutnya menggunakan tangan. Ia syok dan terkejut, siapa yang di balik penutup kepala tersebut. "Kak Hamzah,kak Wulan dan it-itukan dokter waktu itu. Astagfirullah,lalu pria itu siapa? Apa maksud semua dari ini". Laila, nampak kebingungan.

Benar saja yang di hadapan Laila adalah Hamzah,Wulan, Dokter Anwar dan preman pasar bernama Roy. Mulut mereka bungkam menggunakan lakban,agar tidak bisa bersuara. tangan dan kaki mereka,di ikat begitu kuat.

terlihat jelas Wulan,menangis sejadi-jadinya. matanya sudah memerah dan sembab. "hemmpptt.... hemmpptt...". Wulan, mencoba berbicara namun tak jelas. hanya bisa menggelengkan kepala saja dan menggerakkan tubuhnya.

"Bagaimana Laila, apakah kamu suka dengan kejutan ku? Bukankah,ini adalah yang kau inginkan? Kau bebas melakukan apapun terhadap mereka,tanpa ada melarang mu". Al, mendekati Laila yang masih menegang.

"Ke-kenapa mereka ada di sini,Al? Bukankah, mereka di bawa oleh polisi". Tanya Laila, penasaran dengan semua ini. Ya Allah,aku sudah bersalah kepada Al. Karena menuduh dia,yang tidak-tidak. Ternyata dia, melakukan hal ini. Hanya untukku, begitu memprihatinkan keadaan mereka.

"Oh, masalah itu? Hemm... kecil bagiku,apa kamu senang Laila. Kau tahu? Aku tidak sabar, memberikan mereka pelajaran". Seringai tajam Al.

Membuat Laila, geleng-geleng. Ia susah payah meneguk air ludahnya,apa lagi saat Al mengambil cambuk begitu panjang.

"Al, untuk apa cambuk itu? Apa kamu, melaksanakan hal itu kepada mereka". Tanya Laila,ia juga ketakutan melihat tatapan Al begitu tajam.

"Aku mengambilnya hanya untukmu, Laila. bukankah kamu,ingin menghajar mereka habis-habisnya. hemm...atau jangan-jangan, hanya di mulut saja. Tapi,takut untuk melaksanakan hal ini". Al, mencoba membuat Laila terpancing emosi.

"Ak-aku ingin berbicara kepada Wulan, tapi mana bisa aku melakukan hal sekejam ini". Laila,tak berani mengambil cambuk di tangan Al.

"Bukankah mereka juga melakukan hal kejam kepadamu, Laila. aku tahu,kau sudah memaafkan mereka. kalau kau,tidak berani tegas dan membalas perbuatan mereka. sama saja, mereka merendahkan dirimu. setidaknya kau, menakuti mereka. agar suatu saat nanti, mereka takut kepadamu". ucap Al, mencoba mempengaruhi pikiran Laila.

Aku tahu, Laila. jika kamu,tak mungkin melaksanakan hal ini. karena kau sangat mudah memaafkan kesalahan mereka. kita boleh memaafkan mereka dan tidak membalas perbuatannya,tapi takutnya. suatu hari nanti, mereka akan mengulangi kesalahan itu.

Tidak,aku tidak mau melakukan hal ini. walaupun hanya membuat mereka jera,tapi jika aku diam saja. takutnya mereka malah melakukan hal ini lagi, bagaimana ini? kenapa Al, benar-benar mempertemukan aku dan mereka, batin Laila. "Aku tidak bisa,Al. aku sudah ikhlas dan memaafkan kesalahan mereka. aku yakin, mereka akan berubah. suatu hari nanti, mereka juga akan mendapatkan karmanya. biarkanlah Tuhan, membalas perbuatan kehidupan mereka. aku tak mau, mengotori tanganku sendiri". ucap Laila, ia tersenyum kecil dan menatap tajam ke mereka.

Al,hanya tersenyum kecil. ia berlahan-lahan mendekati Wulan, sepertinya ada sesuatu yang ingin di katakannya. Kita lihat, bagaimana kelanjutan nanti. apa benar, Laila akan diam saja. walaupun emosinya memuncak karena ucapan pedas dari Wulan,batin Al. ia memiliki ide, rasanya tak puas jika Laila tidak melakukan apapun terhadap mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!