NovelToon NovelToon

Gadis Istimewa Milik Bos CEO Dingin

berakhir

.

.

Hai.. Hai.. Hai... Kembali lagi bersama Author Nae yang seorang penulis abal-abalan.. wkwk..

Nae Comeback dengan kisah baru, cerita baru, silahkan di Favoritkan, like dan koment ya? , oh ya...!! ini Dunia Novel ya? dunia khayalan yang tidak ada hubungannya sama dunia Nyata..! harap bijak dalam berkomentar! Novel yang Nae buat hanya untuk hiburan sekaligus pelajaran bagi yang bisa memetik arti dalam Novel yang dibuat... terimakasih..

Happy Reading...!!

.

.

"Apa pa? Kita Jatuh miskin? bagaimana bisa Pa? ". pekik seorang wanita paruh baya bernama Mayasari umur 30 tahun.

"Iya Ma.. Maafkan Papa yang lalai ". jawab sang suami bernama Suryono, umur 34 tahun.

"Pa.. Mama.. tidak masalah jatuh miskin Pa.. tapi bagaimana dengan putri kita? kenapa bisa jatuh miskin pa? coba jelaskan? ". pinta Mayasari memelas sambil memegang dada nya dimana posisi jantungnya berada.

"mereka curang Ma..! mereka menipu Papa.. maafkan Papa..! Papa tidak sudi menjual nama putri kita demi uang mereka, papa tidak akan melakukan itu Ma, Papa ingin Putri kita hidup bebas dan menemukan kebahagiaannya sendiri". Suryono

tiba-tiba saja dada Maya merasa sesak membuat Suryono panik dan dengan cepat menghubungi Ambulance, Suryono membawa putrinya yang masih berumur 7 tahunan.

di Rumah Sakit.

"Mama.. Mama.. Mama.. hiks.. hiks.. mama kenapa Pa..? mama kenapa? ". tanya seorang gadis kecil nan menawan di usia nya yang masih kecil.

Suryono sekuat tenaga untuk terlihat kuat, ia meminta seorang asistennya bernama Nano, umur 36 tahun untuk membawa putri nya pergi.

Nano menggendong gadis kecil itu yang dipanggil akrab Shila atau Kayshila.

"tidak mau om.. tidak mau... Shila mau sama mama". berontak Shila di gendongan Nano.

Suryono mendekati Maya dan memegang tangan istrinya dengan hati-hati seolah takut melukai istrinya.

"Pa? ". lirih Maya dengan tatapan sedihnya

"jangan bicara Ma..! Papa tidak mau Mama kesakitan, cepatlah sembuh kita bisa pindah dari kota kejam ini dan membeli sawah dikampung". Suryono

"Mama bahagia bersamamu Pa, jaga putri kita dengan baik". pinta Maya dengan terbata-bata

"Mama bilang apa ? papa tidak suka..! jangan bicara aneh, kita besarkan putri semata wayang kita yang sangat cantik, bukankah mama ingin melihatnya menggunakan baju pengantin di saat dia menikah? mama harus bertahan ya? ". bujuk Suryono menghapus air matanya yang jatuh tanpa seizinnya.

"mama tidak kuat pa..! selama ini mama menyembunyikannya dari Papa, Mama punya penyakit jantung dan penyakit ini semakin menyiksa saat mama melahirkan Shila, tapi mama sama sekali tidak pernah menyesal memiliki Shila Pa..! jaga dia baik-baik Pa..! mama akan mengawasi kalian dari sana". Maya berkata sambil terisak

Suryono pun akhirnya menangis, ia tidak bisa berkata apa-apa saat Maya sendiri yang mengatakan sudah tidak kuat lagi, Suryono tau setelah ini Maya pasti akan hidup menderita bersamanya.

"tapi Ma? ". suryono

tiba-tiba saja detak jantung Maya tidak teratur membuat Suryono panik segera menekan tombol bantuan,

Suryono terus berdoa di dalam hati meminta yang maha kuasa tidak mengambil belahan jiwanya terlebih dahulu,

"maafkan kami Pak..! kami sudah melakukannya semampu kami, pasien mengidap menyakit jantung, jika di operasi pun kami tidak sanggup karna kekurangan fasilitas di Rumah Sakit ini Pak, untuk menyelamatkannya, Bu Maya harus di operasi di Jerman tapi Bu Maya sudah menyerah dengan hidupnya Pak, Yang Maha kuasa lebih menyayanginya..!"

tangis suryono pecah seketika mendengar perkataan Dokter, ia meronta memegang pipi sang istri dan berbicara banyak hal supaya istrinya bisa hidup kembali.

semua suster dan dokter pergi dalam keadaan sedih, mereka sebagai manusia biasa pun tidak bisa apa-apa padahal mereka seorang dokter yang di katakan semua orang sebagai penyelamat.

.

.

di pemakaman.

Suryono terus saja memeluk putri kecilnya yang menangis memanggil Mamanya.

"kenapa mama di dalam tanah Pa? ayo keluarkan Mama pa? mama pasti tidak suka disana Pa..! Papa.. " rengek Shila

"ikhlaskan Mama ya Nak? Tuhan Yang Maha Esa lebih menyayanginya". Suryono berkata dengan suara bergetar

"apa yang di ikhlaskan Pa? Mama kedinginan disana". Shila terus saja merengek meminta Suryono mengeluarkan Mama nya.

"Tuan? ". Nano memanggil Suryono dengan hati-hati

"aku bukan Tuanmu lagi Nano..! aku tidak sanggup mengatasi uang itu dan tidak mampu menggaji seluruh karyawan termasuk dirimu, pergilah! cari pekerjaan yang lebih layak untukmu! ".

Nano tidak bisa apa-apa, "maafkan saya Tuan..! saya punya anak dan istri yang harus saya hidupi".

"aku mengerti Nano..! ". Suryono mengangguk

sejak kejadian hari itu, Suryono bergerak cepat menjual asetnya seperti Perusahaan cabang, Rumah, mobil, motor, emas dan segalanya, Suryono enggan menggadaikan segalanya demi menutupi kebangkrutan Perusahaannya karna hal itu hanya memperumit keadaan saja dan membuang-buang waktu sebab kekuasaan Perusahaan Raksasa diatasnya tidak bisa di lawan.

jika Perusahaan Raksasa itu sudah menargetkan lawan maka targetnya tidak akan pernah menang, Suryono tidak mau tunduk pada Perusahaan itu atau menjual sahamnya ke Perusahaan itu demi keuntungan pribadi yang merugikan orang lain, bahkan semua Pengusaha yang bertemu dengan CEO Perusahaan besar itu secara terang-terangan meminta putri cantik masing-masing pengusaha untuk nya dewasa nanti.

Suryono marah mendengar itu tapi tidak mengungkapkannya, ia lebih memilih mundur dan tidak akan memberi tau tentang keberadaan Shila.

selama beberapa hari Suryono sibuk membayar hutang piutangnya. setelah membayar semua hutang-hutangnya, Suryono membawa putri kecilnya pergi naik bus ke desa terpencil pulau Sumatera Barat selama beberapa hari.

"Maya.. sayang? Istriku? Ma, aku hanya bisa mengantarkan doa untukmu Ma.. aku tidak bisa berada di kota itu lagi, suatu saat aku akan kembali hanya untuk menemuimu! maafkan aku! ". lirih Suryono dalam hati.

.

Suryono membawa Shila di Desa terpencil yang ada di Sumatera Barat, disana hanya ada satu rumah sederhana dengan pemandangan indah di sekitarnya.

Shila menganga lebar melihat pemandangan itu, ia memekik girang melihat banyak kupu-kupu terbang dengan semangat ia berlari mengejar kupu-kupu itu dan suryono mengikuti putrinya.

"tetaplah ceria sayang..! mama mu masih ada disekitar kita dengan mengawasi kita diatas sana". gumam Suryono menghapus air matanya lagi.

Suryono tidak pernah menangis tapi semenjak kejadian yang menimpa nya membuatnya menangis seperti perempuan saja, ia tidak takut jatuh miskin tapi ia takut putrinya tidak bahagia bersamanya sementara sang istri pun tidak lagi bersamanya untuk selamanya.

.

"Shila..? ". panggil Suryono dari luar kamar sang putri

"Papa? ". Shila keluar dari kamarnya dengan rambut acak-acakan khas bangun tidurnya.

Suryono duduk bertumpu lututnya dan membersihkan wajah putrinya serta rambutnya yang berantakan, mulai hari ini dan kedepannya Suryono harus menjadi seorang ibu sekaligus Ayah bagi Shila sampai putrinya dewasa.

"mandi ya? ". bujuk Suryono

"mandi dimana Pa? ". tanya Shila dengan semangat melingkarkan tangannya di leher Suryono saat di gendong oleh Suryono.

"kita ke Sungai! ". ajak Suryono

Shila memekik senang, ia tidak pernah mengalami kesederhanaan ini tapi mengapa hati Shila nyaman dengan semua yang ada di desa terpencil ini walau tidak ada tetangga disekitarnya.

.

.

.

Sakit?

.

.

selama beberapa tahun Shila hidup bersama Suryono di desa terpencil, Shila tidak pernah merasa menderita, ia hidup bahagia berteman dengan alam semesta sesekali Shila memasak dan mengantarkan makan siang untuk Papanya yang kini menjadi seorang petani.

KayShila Paramastri Maharani, Umur 20 tahun.

Shila tumbuh menjadi Pribadi ceria, cerah, dan pastinya pintar, walau tidak sekolah khusus (Elit) tapi Shila memiliki ijazah online yang bisa di cetak jika ia membutuhkannya.

Suryono melakukan apapun supaya tempatnya memiliki jaringan terkuat walau harus menghabiskan banyak uang, Shila masuk sekolah dasar di umur 9 tahun tapi tamat lebih cepat.

Shila masuk sekolah dasar umur 9 tahun karna tidak bisa bersekolah lebih cepat, mereka hidup di desa terpencil yang jauh dari sekolah, untuk itu Suryono membuat jaringan terbaik di rumahnya untuk sang putri tercinta supaya bisa menikmati jenjang sekolah walau terlambat ia (Suryono) sudah berusaha.

"Papa..? ". teriak Shila menggema.

Suryono berbalik mengangkat sedikit topinya.

"Kenapa kesini nak? nanti kulitmu menghitam". teriak Suryono

Shila tertawa lebar memamerkan bekal makan siang untuk Suryono, Suryono tidak pernah memaksa Shila masak tapi putrinya itu sangat pintar dan belajar seorang diri tanpa merepotkan sang ayahnya malah ingin membantu Suryono.

Suryono tersenyum lembut lalu berjalan memijak tanah basah yang ada disekitarnya, ia mendekati sang putri kesayangan yang sudah menyajikan bekal yang dibawa Shila.

"Papa.. Shila ini udah cantik walau kulit Shila gelap pasti lebih terlihat seksi". gerutu Shila saat Suryono sudah duduk di hadapannya.

Suryono terkekeh gemas mengelus sayang kepala Shila, "masak apa nak? ".

"Sayur kangkung nya udah bisa di ambil pa, juga ubi nya enak sekali Pa". heboh Shila

Suryono tidak bisa memungkiri bahwa putri manja nya tumbuh menjadi gadis ceria yang mandiri, semua masakan Shila memang sangat membantu pekerjaan Suryono yang berperan sebagai Ibu untuk Shila.

"kamu tidak kuliah nak? ". tanya Suryono

"Papa.. Shila kuliah kok cuma nanti malam, papa tenang aja ". jawab Shila yang sangat tau Suryono begitu keras tentang sekolahnya.

Walau hidup di desa terpencil Suryono tetap bersikeras menyekolahkan putrinya supaya masa depan putrinya ada pencerahan.

"baguslah Nak..! ini kamu masak apa nak? ". tanya Suryono melihat masakan Shila

"papa nggak usah rewel, jangan tanya bentuknya tapi rasanya". omel Shila mengingatkan Suryono pada mendiang sang istri tercintanya.

Suryono tertawa dan memakan masakan Shila tanpa bertanya lagi, soal Rasa Suryono benar-benar menyukainya tentu ia makan dengan sangat lahap.

"Papa tidak bisa kah bekerja lebih santai sedikit? sekarang umur papa sudah 47 tahun, sudah saatnya Papa bersantai sedikit saja". tanya Shila dengan serius.

Suryono tersenyum melihat raut wajah serius putrinya, "Papa hanya ingin menyekolahkanmu nak..! Papa tidak tau berapa lama lagi Papa hidup, tidak mungkin putri papa selalu hidup di desa ini selama hidupnya".

"Papa ngomong apa? Shila tidak suka". Shila menekuk wajah cantiknya hingga Suryono terbatuk-batuk.

Shila dengan cepat memberikan air minum untuk Suryono, "Papa tenang aja..! Shila gadis cantik yang mandiri tidak akan menyerah dengan sekolah, tapi Papa juga jangan menyiksa diri".

Suryono mengangguk setelah meneguk semua air minumnya sambil tersenyum, Suryono tidak pernah menyesal mengambil keputusan 13 tahun yang lalu, dimana ia memilih melepaskan segalanya dari pada memberikan putri kesayangannya pada Pria Tua yang haus akan Gadis cantik untuk nya.

Suryono tidak tau detail dan tujuan Pria Tua itu meminta anak gadis semua pengusaha dalam pertemuan itu, tapi yang jelas ia tidak akan mengorbankan kebahagiaan putri kesayangannya untuk pernikahan yang tidak pernah di inginkan putri nya.

selama beberapa hari kemudian Shila merasa ada yang tidak beres dengan kesehatan Papanya, ia pernah melihat Suryono batuk darah tapi Papanya itu terlihat begitu keras kepala menyembunyikan segalanya.

"Papa..? Shila tidak mau tau kita harus ke Rumah Sakit! ". tegas Shila yang tidak terbantahkan lagi

"nak..! hari ini Padi kita sudah bisa di ambil, Papa harus bekerja". bujuk Suryono

"tidak bisa..! Papa harus ikut Shila ke Kota sebelah". tolak Shila dengan tegas

Suryono tidak bisa mengelak lagi saat Shila sudah bersikeras, ia dibawa ke Rumah Sakit kota sebrang yang jauh dari desa mereka, kecantikan Shila menjadi tatapan banyak orang yang ada di sekelilingnya.

Shila membawa Suryono dengan hati-hati, ia tidak memperdulikan penampilannya tapi malah terlihat lebih alami dan menggetarkan hati siapapun yang memandang gadis cantik itu.

"Papa tunggu disini ya? ". Shila mendudukkan Suryono di kursi menunggu.

Suryono merasakan dirinya sedang sakit-sakitan, ia berharap penyakitnya tidaklah mematikan dan bisa disembuhkan.

"dokter..! ". Shila memegang salah satu Dokter yang melintasi nya.

si dokter berbalik dan terpana melihat Shila, ia dokter muda bernama Leon AdiPutra (25 Tahun), Leon lulusan sekolah kedokteran terbaik di Kota Jakarta tapi ia mendapat tugas di Rumah Sakit Desa ini.

"dokter..! ". Shila menepuk tangannya dengan raut wajah kesal menatap si dokter yang tengah melamun di situasi gentingnya kini.

"eeh.. Iya? ada yang bisa saya bantu gadis kecil? ". tanya Leon dengan senyuman.

"Gila...! ini cewek cantik banget..! wajahnya tidak ada make up nya sama sekali tapi pahatannya indah sekali". batin Leon.

"saya terburu-buru dokter..! bisakah anda memeriksa keadaan Papa saya? ". tanya Shila menunjuk Suryono yang tengah terbatuk-batuk.

seketika Leon berubah serius, ia berlari ke arah Suryono dan memeriksa di tempat.

dr. Leon memanggil suster dan Suryono dibawa oleh tim medis ke Ruangan dokter Leon, Leon merasa Suryono punya penyakit serius dan untuk memastikan hal itu ia memeriksa nya dengan semua alat medis canggih yang tersedia di Rumah Sakit itu.

Shila menangis mendengar penjelasan Dr. Leon yang mengatakan Suryono punya penyakit kanker walau belum parah tapi harus segera di obati jika tidak, semua akan terlambat.

dr. Leon memegang bahu Shila, ia menggeleng kepalanya melihat Shila menangis pun membuatnya terpana.

Dr. Leon mendudukkan Shila dengan hati-hati.

"lalu berapa biaya pengobatan Papa saya dokter? ". tanya Shila sesegukan.

Dr. Leon bersimpuh di depan Shila yang tengah duduk di bangku menunggu pasien,

"fasilitas di sini tidak cukup gadis kecil, kalau pun operasinya berhasil Pasien harus menjalani kemo untuk membunuh kanker itu sendiri supaya tidak lagi tumbuh, Pasien harus menjalani kemo di Kota Jakarta". jelas dr. Leon.

Shila tampak berpikir, "apa dokter tidak bisa mengoperasinya disini? kalau kemo harus di jakarta saya akan cari uang untuk biaya ke kota Dokter".

Leon bisa merasakan gadis cantik ini bukan gadis biasa yang pernah ia temui di sekitarnya.

"baiklah..! percayakan Papamu padaku..! ". dr. Leon tersenyum mengelus kepala Shila.

Shila berdiri dari duduknya dan menghapus air matanya, "kalau begitu saya pergi dulu dokter! ".

Shila yang hendak pergi tiba-tiba tangannya dicekal oleh Leon hingga gadis itu menoleh

"siapa namamu gadis kecil? tidak mungkin aku tau nama pasien tapi tidak tau wali nya". tanya dr. Leon.

"aah.. nama saya Kayshila dokter, ini KTP saya sebagai jaminan, saya akan kembali lagi dokter". Shila menyerahkan KTP nya pada Leon dengan terburu-buru lalu segera berlari menjauhi leon.

Leon melihat KTP Shila dan tersenyum tipis, "Kayshila Pamastri Maharani? Ratu kecantikan bak bidadari yang Suci? ... namanya indah sekali sangat sesuai dengan orangnya". gumam Leon menatap lorong rumah sakit yang mana Shila tidak terlihat lagi.

.

.

.

mencari tau

.

.

selama Operasi Dadakan yang dilakukan Leon untuk Suryono, Shila malah sibuk dengan pekerjaannya memanen padi dan menumbuknya lalu menjualnya di hari itu juga.

Shila juga berdagang kue dan sayur-sayuran hasil panennya selama ini, tapi walau begitu Shila hanya memegang uang 10 Juta hari ini.

"apa segini cukup untuk biaya Papa? ". gumam Shila melihat hasil uang panen padinya.

2 hari Shila tidak bisa datang ke Rumah Sakit, ia kini berlari terburu-buru ke Rumah Sakit dan mencari Dokter Leon. Shila tau nama Dokter itu dari Nametagnya.

"dokter? ". Shila berlari ke kantin Rumah Sakit dan celingukan mencari Leon.

Leon bangkit seketika membawa 1 nampan makan siangnya, "Hei...? ". Leon melambai.

Shila berlari dengan tangannya yang kotor begitu juga wajahnya, ia tidak peduli penampilannya tapi mengapa menatap Shila yang seperti itu begitu memukau? apa pesona gadis cantik ini hingga Dokter Leon mau melibatkan diri dengan menjamin biaya Rumah Sakit untuk Pasien bernama Suryono.

"bagaimana keadaan Papa Saya dok? ". tanya Shila terengah-engah seperti habis berlari berpuluh-puluh meter jauhnya.

"alhamdulillah Pasien berhasil kami selamatkan! ". jawab Leon dengan senyuman

Shila terduduk seketika hingga Leon panik juga ikut duduk dihadapan Shila.

"terimakasih dokter..! terimakasih..! saya akan ganti semua biayanya dokter, tapi saya mohon KTP saya jangan sampai hilang ya? ". kata Shila membuat Leon menjatuhkan rahangnya seketika.

"K..KTP? ". beo Leon dengan nada tak percaya

"iya Dokter..! saya bekerja keras untuk mendapatkan uang, lihatlah uang yang saya dapatkan? ditambah tabungan uang jajan yang diberikan Papa saya untuk beli skincare". Shila mengeluarkan tas kain dan menunjukkan hasil pencariannya.

Dokter Leon terduduk lemas seketika, ia tidak menyangka gadis kecil ini bekerja keras untuk mendapatkan uang, jika dikatakan ia benar-benar takjub dengan kegigihan gadis ini demi menebus KTPnya.

"lalu bagaimana skincare mu? ". tanya Leon tergagap

"saya tidak pakai skincare Dokter..! saya hanya memakai bahan alami dari alam saja, ini uangnya dokter..! ". Shila menyerahkan tasnya ke Leon sambil tersenyum lebar.

Dokter Leon menerima tas itu dengan pandangan linglung, ia merasa akan banyak saingan Cintanya dimasa depan yaitu saat banyak Pria yang akan berusaha mendapatkan hati gadis kecil pekerja keras ini.

"saya boleh ketemu Papa saya dokter? ". tanya Shila berbinar memegang lengan Dokter Leon.

Leon melihat tangan Shila, Shila melihat tangannya lalu segera ia melepaskannya karna tangannya sangat kotor.

"maaf dokter..! tangan saya kotor ya?". cengir Shila mengusap-ngusap telapak tangannya di baju nya kini.

Leon terkekeh untuk pertama kalinya ia tertawa tanpa beban, selama ini ia hanya tersenyum dan tertawa untuk menghibur pasien dan lainnya, tapi saat bersama Shila ia benar-benar merasa lebih bermakna.

.

Shila menemui Suryono di dalam Ruang Inap

"Papa? ". sapa Shila tetap ceria seperti biasa.

Suryono perlahan membuka matanya dan melihat ke arah Shila, "nakk? ".

"papa jangan mikir apa-apa dulu ya? papa harus sehat jika Papa memang sayang sekali sama Shila". pinta Shila memelas.

Suryono memejamkan matanya lalu hendak berbicara lagi tapi Shila menggeleng kepalanya pelan.

"besok siang kita harus ke Kota naik pesawat Pa..! Shila sudah mengurus biaya Rumah Sakit dan tiket pesawatnya, Dokter Leon telah banyak membantu Shila". Shila

"dok..ter Leon? ". beo Suryono

"iya Pa..! pokoknya papa jangan mikir apa-apa ya? Papa harus kemo di Jakarta lalu kita kembali lagi ke Desa ini ya? Shila mohon Papa jangan keras kepala". Rengek Shila mengelus kepala Suryono.

Pria berumur 47 tahun itu hanya bisa menahan tangisnya, "maafkan Papa nak..! ".

"kenapa papa harus minta maaf? ". tanya Shila tak senang.

"Papa ingin membuat hidupmu bahagia walau kita tinggal di desa terpencil tapi pada akhirnya Papa juga menjadi beban untukmu nak". Suryono

"Papa..? Papa jangan ngomong begitu? Papa mau buat Shila sedih? selama ini Papa sudah membesarkan Shila dengan baik sekarang Shila akan mengganti kebahagiaan Shila selama 13 tahun ini untuk Papa". jelas Shila dengan serius.

Suryono tak ingin merepotkan putrinya tapi Shila memaksa, Suryono keras kepala tapi Shila yang manja juga bisa keras kepala tidak ada yang bisa mencegah atau bahkan menyelahnya.

.

dokter Leon ikut ke Kota membawa Suryono dan Shila ke Bandara Sumatera Barat, ia ikut ke Kota untuk mengurus sesuatu.

Shila tidak pernah naik pesawat tapi tidak membuatnya terlihat norak, ia fokus merawat Suryono hingga Dokter Leon benar-benar mengagumi karakter Shila yang cekatan, pekerja keras, dan sangat menakjubkan.

"maaf..? boleh saya meminta nomor ponselmu? ". tanya seorang Bule dalam bahasa inggris ke Shila.

Shila melihat Pria itu sejenak lalu menggeleng kepalanya sambil menangkupkan kedua tangannya pertanda dirinya tidak bisa diganggu, ia melihat ke arah Suryono yang memejamkan matanya.

Leon hendak berdiri dan menolak tegas pria itu tapi cara penolakan Shila benar-benar natural dan tidak menyakiti siapapun, hingga Leon lega saat Bule itu kembali duduk memperhatikan Shila yang fokus merawat Pria paruh baya di depan Shila.

"kecantikan nya itu memang sangat mematikan". batin Leon yang mengakui wajah Shila berbahaya.

hanya butuh waktu 1 jam bagi mereka tiba di Bandara Jakarta, bila naik bus akan butuh waktu 3 hari dan 2 malam dalam perjalanan ke Kota Jakarta.

.

Shila menemani Suryono masuk ke Ruangan Inap Rumah Sakit Besar di Kota Jakarta, Dokter Leon di sambut ramah oleh para suster dan dokter yang ada di Rumah Sakit itu.

"berapa nomor Rekening dokter? ". tanya Shila serius tiba-tiba

"untuk apa? ". tanya Leon balik.

"saya tau biaya Rumah Sakit di sini tidak murah Pak Dokter, sekali Kemo membutuhkan uang berjuta-juta, saya akan cari pekerjaan dan mencicil hutang-hutang saya ke dokter". jelas Shila

Leon menganga lebar, "tapi uang yang kamu berikan sudah jauh lebih cukup".

"saya bukan gadis bodoh dokter..! kepercayaan dan kebaikan dokter pada saya tidak akan saya kecewakan sama sekali". jelas Shila

Leon tidak bisa mengelak lagi saat Shila tau biaya Rumah Sakit pengobatan Suryono memang sangat besar, Shila benar-benar gadis kecil yang sangat menarik di mata Leon.

Shila nekat keluar dari Rumah Sakit mencari Pekerjaan di mana-mana dengan modal ijazah SMA nya yang baru saja di cetak olehnya,

"dimana lagi aku dapat pekerjaan dengan gaji yang fantastis? ". gumam Shila bertanya-tanya dalam hati.

Shila melihat heels berserak di dekat tong sampah, ia mendekat seolah tertarik dengan benda itu lalu memasang heels itu di kakinya sendiri, tidak diduga heels itu pas sekali dengan ukuran kaki Shila.

"apa melamar pekerjaan harus memakai benda runcing ini? ". gumam Shila memperhatikan benda yang kini sedang di jinjing olehnya.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!