NovelToon NovelToon

My Little Kitty

1. Kehilangan

Ini adalah hari yang sangat indah dan cerah. Ada banyak pasangan muda-mudi yang tengah berjalan bersama seraya saling berpegangan tangan, ada yang berpelukan dan bahkan berciuman karena ini adalah hari Valentine!

Di sisi lain ada seorang pemuda yang tengah berjalan bersama sahabat baiknya. Sebenarnya dia akan menyatakan perasaannya kepada sahabatnya itu. Jadi mereka berdua tengah berjalan bersama.

"Jenny, aku akan pergi dan membeli minuman untuk kita berdua." Ucap pemuda itu dan tersenyum kepada Jenny yang juga tersenyum saat melihat dia berjalan pergi.

Setelah beberapa saat...

"Jenny! Aku sudah membawa minuman tunggu aku. Aku datang." Ucap pemuda itu seraya melambaikan tangannya dan menunjukkan dua buah minuman di tangannya.

Jenny tersenyum dan menganggukkan kepadanya.

Detik berikutnya, semuanya berubah. Jalanan dipenuhi oleh orang-orang yang melihat kearah kejadian kecelakaan itu.

Minuman yang dibawa pemuda itu bercampur dengan darah dan darah pemuda itu tak berhenti keluar dari dalam tubuhnya.

Jenny berlari dengan cepat dan mendorong orang-orang untuk bisa mendekat kearah pemuda itu dan saat dia melihat pemuda itu berbaring di jalanan, air matanya mulai jatuh di pipinya.

Jenny bergegas memegang tubuh yang masih hidup itu, kemudian dia berteriak.

"Seseorang tolong cepat telepon ambulan."

Pemuda itu melihat ke arah mata Jenny yang penuh dengan air mata. Dia mengangkat tangannya dan mencubit hidung Jenny dan berkata, "kucing kecilku yang manis, jangan menangis. Kau tahu aku benci air mata."

Jenny menganggukkan kepalanya dan memegang tangan pemuda itu kemudian berkata, "tunggulah sebentar lagi. Bertahan lah, sebentar lagi ambulan akan datang."

Pemuda itu tersenyum dan berkata, "Jenny, aku ingin mengatakan sesuatu yang selama ini aku simpan di dalam hatiku."

Jenny mendengarkan pemuda itu saat dia berbicara.

"Jenny, aku mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu. Apakah kau akan menerima cinta ku?"

Jenny menangis lebih keras dan dia berkata, "tentu saja aku akan menerima mu, aku akan selalu menerima mu."

Ambulan pun tiba. Mereka menaruh tubuh pemuda itu di dalam ambulan. Di dalam ambulan Jenny tidak pernah melepaskan tangan pemuda itu. Dia terus memegang tangan pemuda itu sampai mereka tiba di rumah sakit. Para perawat menghalangi Jenny dan berkata bahwa dia tidak boleh masuk ke dalam ruangan operasi. Jadi Jenny menunggu pemuda itu di luar ruangan operasi.

Setelah beberapa saat, orang tua pemuda itu tiba. Mereka langsung mendekat kearah Jenny dan memeluk Jenny karena Jenny menangis dan berkata seraya menunjuk ke arah ruangan operasi.

"Dia akan datang untuk ku bukan Tante. Dia akan datang untuk ku kan?"

Setelah beberapa jam...

Dokter akhirnya keluar dari pintu dengan wajah yang kecewa dan berkata, "kami minta maaf, pasien kehilangan banyak darah akibat kecelakaan itu. Kami tidak bisa menyelamatkan nya."

"Tidak...!!!" Teriak Jenny. "Ini tidak mungkin terjadi. Ini tidak nyata, dia tidak akan pernah meninggalkan aku. Dokter, anda bercanda padaku bukan?"

Jenny menarik kerah leher dokter itu dengan mata yang penuh air mata yang mengalir ke pipinya.

"Gadis kecil, aku sangat minta maaf. Tapi kami tidak bisa menyelamatkan dia." Ucap dokter itu menundukkan kepalanya dan berjalan pergi.

Jenny mendorong pintu ruangan operasi dan masuk ke dalamnya. Dia melihat tubuh yang sudah terbujur kaku itu tertutup dengan kain berwarna putih dan tangan Jenny gemetar untuk membuka kain putih itu. Kemudian dia perlahan membuka kain itu dan melihat tubuh pemuda yang sudah tak bernyawa itu.

Air mata Jenny mulai jatuh ke pipinya saat dia memegang tangan pemuda itu dan kemudian berteriak.

"Alex, tidak ini tidak mungkin terjadi. Kau tidak boleh meninggalkan aku seperti ini, tidak... tidak.. tidak." Teriak Jenny terus menangis.

Ibu pemuda itu menutup mulutnya dengan tangannya karena terkejut dan air mata jatuh ke pipinya.

"Ini tidak mungkin terjadi. Putra ku tidak akan meninggalkan aku." Ucap wanita itu.

 

Jenny tampak depresi. Dia merasa seperti jiwanya menghilang. Dia berjalan melewati jalanan dan saat dia melihat sebuah mobil datang dengan penuh kecepatan. Kemudian dia melangkah menuju ke arah jalanan dan berdiri ditengah jalan itu seraya menutup matanya dan berkata,

"Aku akan datang kepadamu, Alex."

Detik berikutnya seseorang menarik Jenny dan menamparnya. Jenny membuka matanya dan melihat itu adalah mamanya.

"Mama.... Alex...." Jenny memeluk mamanya dan menangis dengan keras dalam pelukan mamanya itu.

Mamanya membalas pelukan Jenny dan berkata, "gadis bodoh, tidakkah kau memikirkan apa yang akan terjadi kepadaku dan papamu jika kau meninggalkan kami disini?"

"Aku minta maaf Ma." Jenny menangis dan memeluk mamanya lagi karena semua yang dia butuhkan hanyalah pelukan untuknya agar bisa menghapus semua rasa sakit.

Bahkan jika itu mungkin untuk menghapus atau melupakan semua rasa sakit itu, tapi dia berharap bahwa semua itu hanyalah mimpi buruk, seperti mimpi buruknya di malam hari dimana dia ingin bangun dari mimpi itu.

Di rumah...

Jenny mengunci dirinya di dalam kamarnya. Dia tidak ingin pergi sekolah dalam waktu 2 minggu dan suatu hari sahabatnya datang ke rumahnya.

"Jenny, temanmu ada disini untuk mengunjungi mu." Ucap sang mama memanggil Jenny.

Pintu kamar Jenny terbuka dan teman Jenny berjalan mendekat padanya dan menepuk pundak Jenny untuk memberikannya semangat dan seolah mengatakan padanya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Jenny menatap temannya itu, tapi dia tidak mengatakan apapun kepada temannya yang bernama Jasmine itu. Jasmine merasa terkejut karena melihat kondisi Jenny yang seperti itu saat ini. Jasmine tahu bahwa itu semua terjadi karena kecelakaan Alex. Tapi dia tidak pernah menyangka bahwa semuanya akan seperti ini.

Mata Jenny tampak begitu sembab karena dia terus menangis. Jasmine sahabatnya itu merasa kasihan kepadanya.

"Jenny ayo kita pergi ke rumah Alex besok. Mamanya mengundang aku dan kau." Ucap Jasmine dan menunggu jawaban Jenny.

"Hmmm...." Kemudian Jenny menyandarkan kepalanya di tembok.

"Jenny, kau harus berubah. Alex tidak akan bahagia melihat kau yang seperti ini." Ucap Jasmine.

"Apakah aku berubah? Bahkan jika aku berubah, bisakah Alex kembali lagi? Apakah dia bisa kembali?" Tanya Jenny kepada Jasmine dengan langsung.

"Apa yang kau rasakan dalam hatimu, katakan saja kepadaku Jenny. Kau punya aku bersamamu." Ucap Jasmine memegang tangan Jenny.

"Jasmine, dia menyatakan perasaannya kepadaku. Tapi itu semua sudah terlambat." Air mata Jenny kembali

turun di pipinya. "Aku berharap, aku bisa membalikkan waktu dan mencintai dia lebih lama dan bahkan selamanya."

"Alex menyatakan perasaannya kepadamu?" Jasmine tampak terkejut.

Seperti yang dia tahu bahwa Jenny memang menyukai Alex, tapi dia tidak pernah mengetahui bahwa Alex juga menyukai Jenny.

"Semua yang bisa aku lakukan sekarang untuknya adalah mencintai dia selamanya. Bahkan jika dia tidak bersamaku lagi, aku tidak akan pernah melupakan dia dan cinta ini selamanya tidak akan pernah berakhir bagi dirinya seumur hidupku."

Kata-kata yang diucapkan Jenny, benar-benar menyentuh hati. Itu menunjukkan seberapa besar dia mencintai Alex.

"Aku percaya bahwa Alex akan merasa bahagia bahwa kau juga mencintai dia dan aku yakin dia akan menemui mu di dalam mimpimu" Ucap Jasmine mencoba untuk memotivasi Jenny bahwa Alex akan merasa bahagia karena cinta Jenny kepadanya.

Jadi Jenny tidak akan merasa sedih lagi dan tetap seperti ini.

Bersambung....

2. Diary

Hari berikutnya di rumah Alex.

Mama Alex menyambut kedatangan Jenny dan Jasmine dengan senyuman di wajahnya. Tapi Jenny dapat dengan jelas melihat kesedihan yang tersembunyi dibalik senyuman itu.

"Jenny ini adalah diary yang ditulis oleh Alex. Setiap hari dia menulis banyak hal tentang dirimu dalam diary ini. Kau bisa melihatnya." Ucap mama Alex menyerahkan diary itu kepada Jenny.

Jenny membuka diary itu. Di halaman pertama di dalam diary itu tertulis, 'hari ini aku dan Jenny pergi ke taman bermain. Kami menaiki roller coaster. Aku benar-benar ketakutan. Aku pikir bahwa itu adalah hari terakhir dalam hidupku. Tapi Jenny berada di sampingku. Jadi aku berkata kepada diriku sendiri, jika aku mati aku akan membawa dia bersamaku hahaha!'

Jenny tersenyum saat dia membaca semua memori indah antara dirinya dan Alex. Setelah beberapa saat, dia menutup diary itu dan memeluk diary itu karena itu ditulis oleh Alex, cinta pertamanya.

Kemudian setelah itu, Jenny makan siang bersama dengan mama Alex dan setelah dia selesai makan siang, dia pergi ke kamar Alex.

Dia melihat ada banyak foto mereka berdua. dan Jenny mengambil foto itu. Ada beberapa kertas yang berada di atas meja, Jenny membuka dan membaca semuanya. Itu adalah sebuah lukisan yang tidak selesai. Alex memang sangat suka untuk melukis, karena dia bisa mengekspresikan perasaannya melalui melukis.

"Jenny bukankah gadis ini tampak seperti dirimu di dalam gambar ini dan pria ini terlihat seperti Alex." Jasmine yang pernah melihat ke sekeliling kamar Aldx, tiba-tiba mengambil sebuah lukisan dari dalam sebuah kotak.

Jenny berjalan mendekat dan melihat kearah lukisan itu dan benar sekali, lukisan itu tampak seperti dirinya dan pria disampingnya itu tampak seperti Alex.

"Jenny kemari lah." Jasmine memanggil Jenny lagi.

"Apa itu?" Tanya Jenny kepada Jasmine yang menunjuk ke arah sebuah tape recorder.

"Eh, di sini tertulis untuk Jenny-ku. Mungkin Alex menyiapkan semua ini untukmu." Ucap Jasmine saat melihat kearah benda itu.

Jenny dengan cepat mengambil benda itu dan dia mulai memainkannya. Suara Alex terdengar dari benda itu dan hati Jenny merasa sangat puas, hanya dengan mendengarkan suara Alex.

Kemudian Jenny dan Jasmine mendengar suara dari tape recorder itu saat mulai dimainkan.

"Jenny ini sudah sangat lama, aku ingin mengatakan sesuatu padamu, bahwa aku sangat menyukaimu sejak lama. Tapi aku baru sangat yakin untuk menyatakan perasaanku kepadamu di hari valentine nanti. Aku harap kita akan bisa selamanya seperti ini. Selamanya sampai kematian dan setelah kematian juga. Jika sesuatu mungkin terjadi entah itu kau atau aku yang akan meninggalkan dunia ini lebih dulu, ingatlah bahwa kita akan selalu bersama dan kematian tidak akan memisahkan kita. Jika aku meninggalkan dunia ini, pergilah selalu ke tempat dimana kita bertemu pertama kali. Bahkan jika kau tidak bisa untuk melihat ku, aku akan ada bersamamu dan jika kau akan meninggalkan dunia ini bahkan setelah kematian aku selalu mencintai dirimu Jenny. Jadi hari ini, aku Alex, akan menyatakan bahwa aku akan mencintaimu Jenny selamanya."

Jenny merasa menyesal sekarang karena dia seharusnya sudah memberitahukan kepada Alex apa yang dia rasakan kepada Alex. Jenny menyesal bahwa dia tidak bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama Alex. Jika dia tahu semua ini akan terjadi, maka dia akan menghargai semua momen dalam hidup mereka bersama. Jenny akan menghargai setiap detik yang dia lewati bersama Alex. Tapi pada akhirnya cinta dalam hidupnya itu tidak lagi ada dan dia sangat menyesal.

Jenny tiba-tiba tertawa yang membuat Jasmine terkejut, setelah melihat dia tertawa seperti itu.

Sebenarnya Jenny tengah menertawakan dirinya sendiri.

"Betapa bodohnya aku. Aku tidak pernah mengetahui bahwa dia juga mencintai aku. Betapa bodohnya aku untuk membiarkan dia membeli minuman itu sendiri. Jika terakhir kali aku ada bersamanya, maka semua ini tidak akan pernah terjadi." Jenny mulai menyalahkan dirinya sendiri.

Jasmine benar-benar merasa kasihan kepada Jenny. Dia sangat ingin menyemangati Jenny, tapi dia tahu bagaimana Jenny.

Jenny benar-benar sudah rusak dari dalam. Cinta pertamanya tidak ada lagi. Sekarang dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dan tidak tahu bagaimana kondisinya yang sekarang ini sangat menyakitkan.

Kemudian setelah beberapa saat, mereka meninggalkan rumah Alex. Di dalam perjalanan pulang, Jenny tidak mengatakan apapun. Dia hanya terdiam.

"Jenny apakah kau akan pergi sekolah besok?" Tanya Jasmine mencoba untuk memecah kebisuan diantara mereka.

"Hmmm...." Balas Jenny.

Jasmine tidak tahu dalam dunia seperti apa Jenny tengah tersesat. Tapi semuanya tetap baik karena Jenny akan pergi ke sekolah besok.

"Jasmine jemput aku besok di rumah saat pagi hari, oke." Ucap Jasmine yang akhirnya berbicara.

"Hah? Oh! Baiklah aku akan datang pagi besok ya. Ayolah Jenny, jangan berikan tatapan seperti itu." Ucap Jasmine mencubit hidung Jenny.

Tapi cubitan ini mengingat bahwa Alex juga terbiasa mencubit hidungnya dan di hari valentine itu adalah cubitan terakhir dari Alex.

Entah bagaimana, tiba-tiba Jenny pergi dan masuk ke dalam rumahnya. Jasmine benar-benar tidak bisa bertahan dengan sikap aneh Jenny yang seperti ini.

Malam hari di kamar Jenny...

Jenny hendak tidur, tapi dia melihat kearah diary Alex dan mulai membacanya sampai akhirnya dia tidak menyadari dia tertidur.

Pagi harinya...

Jenny bangun seperti biasa dan mandi, kemudian mengganti pakaiannya dan pergi untuk sarapan. Setelah sarapan dia menyiapkan beberapa buku dan keluar dari dalam rumah. Dia melihat Jasmine yang tengah berdiri di sana dengan melipat tangannya menghentakkan kakinya di trotoar.

"Jasmine...." Teriak Jenny yang memanggil nama Jasmine yang tampak menatap kearah rumahnya dan jalanan di depannya.

"Kenapa kau begitu lama? Lihatlah, kau sudah terlambat 2 menit." Ucap Jasmine dengan marah seperti seorang bayi yang tengah ngambek kepada Jenny dan mencoba untuk menunjukkan kepada Jenny bahwa dia datang terlambat.

"Oke... oke, ayo kita pergi sekarang." Jenny memegang tangan Jasmine dan menariknya untuk ikut bersamanya.

Di sekolah...

"Jenny, ujian terakhir akan segera datang. Apakah kau sudah mempersiapkan dirimu?" Jasmine tampak khawatir tentang Jenny yang sudah absen selama dua minggu.

"Apa kau berpikir kali ini aku tidak akan berada di puncak teratas?" Ucap Jenny dengan penuh percaya diri.

Jasmine setuju kepada Jenny. Alex dan Jasmine sendiri selalu berada di dalam 3 besar. Jadi kali ini, Jenny akan menjadi yang pertama dan Jasmine yang kedua karena Alex tidak bersama mereka lagi.

Ketiganya selama ini memang selalu bersaing untuk mendapatkan peringkat pertama. Namun, tetap saja Jenny yang mendapatkannya, Alex di posisi kedua dan Jasmine di posisi ketiga.

Bersambung...

3. Bertengkar

Saat waktu istirahat makan siang...

"Jenny universitas mana yang akan kau pilih kali ini?" Jasmine selalu ingin mengetahui kampus mana yang ingin dijadikan Jenny sebagai tempat belajar baginya.

"Kita berdua akan belajar di kampus yang sama karena kita berdua adalah siswa tiga terbaik dari sekolah ini. Jadi kita bisa mendapat beasiswa." Ucap Jenny berbicara dengan penuh percaya diri.

"Jadi, kita akan belajar di kampus yang elite?" Tanya Jasmine yang selalu ingin belajar di sebuah kampus yang ternama.

Kampus itu tidak lain adalah Royal High University, yang merupakan kampus terbaik di Asia. Orang kaya belajar di sana dan beberapa orang yang beruntung bisa masuk di universitas itu adalah para siswa yang mendapat beasiswa.

"Jenny, aku benar-benar bersemangat untuk pergi ke Royal High University." Ucap Jasmine yang begitu bersemangat.

 

Hari-hari pun berlalu dengan cepat, sampai ujian terakhir dimulai. Jasmine dan Jenny sudah sangat bersiap untuk hal itu.

Setelah ujian berakhir, mereka mulai mencoba untuk mendaftar di Royal High University.

Jenny dan Jasmine menghabiskan banyak waktu mereka untuk belajar di perpustakaan. Jasmine bisa melihat bahwa Jenny benar-benar serius kali ini, karena Alex juga ingin masuk kedalam universitas itu bersama Jenny. Jadi Jenny ingin untuk mengabulkan keinginan terakhir Alex.

Hasil ujian itu akhirnya keluar, mereka berdua, Jenny dan Jasmine terpilih. Mereka sangat bahagia, jadi mereka merayakan kebahagiaan mereka dengan pergi ke sebuah restoran mahal untuk makan.

"Jenny restoran ini sangat sempurna untuk menghabiskan waktu kita." Ucap Jasmine tampak begitu mengagumi restoran itu.

Mereka berdua memakan makanan yang sangat disukai Jasmine. Kemudian Jenny dan Jasmine membayar tagihan makanan itu dan pergi. Saat itu Jenny menabrak seorang pemuda secara tidak sengaja. Dia pun dengan cepat meminta maaf kepadanya.

"Hey gadis bodoh. Apakah kau tidak punya mata?" Ucap pemuda itu tiba-tiba marah.

"Permisi ya! Aku sudah minta maaf kepadamu. Kenapa kau berteriak kepadaku?" Ucap Jenny yang menjadi lebih marah darinya.

"Bagaimana kau bisa melawan ku berbicara seperti itu? Dasar kau gadis bodoh. Apakah kau tidak tahu siapa aku ini?" Ucap pemuda itu dengan marah.

"Siapapun kau, aku tidak peduli. Ini semua salahmu. Kau seharusnya berkata permisi kepadaku." Ucap Jenny seraya menunjuk ke arah wajah pemuda itu.

"Apa yang baru saja kau katakan, katakan lagi!" Ucap pemuda itu dengan wajah yang serius kali ini.

"Tidak ada gunanya aku mengatakan semua itu kepadamu. Semakin aku mengatakan semuanya, kau akan berkata kepadaku untuk mengatakan hal itu lagi. Hah, dasar bodoh." Ucap Jenny dengan marah kemudian meninggalkan restoran itu bersama Jasmine.

"Hah! Gadis bodoh yang menarik. Jack, cari tahu semua informasi tentang gadis itu!" Ucap pemuda itu memerintahkan asistennya.

Di sisi lain, Jenny terus saja mengomel sepanjang jalan, mengutuk pemuda yang dia temui di restoran tadi.

"Jenny, apa kau benar-benar tidak tahu dengan siapa kau bertengkar tadi? Keluarganya sebenarnya adalah keluarga yang paling kaya di Asia, dan dia punya bisnisnya sendiri yang dia jalankan tanpa support dari keluarganya. Dia juga adalah orang kedua paling berpengaruh di seluruh Asia setelah papanya." Ucap Jasmine.

"Jasmine, aku tidak peduli siapapun dia itu dan apapun statusnya. Aku tidak mau membicarakan tentang hal itu. Aku hanya ingin fokus dengan pelajaran ku, hanya itu saja." Balas Jenny yang tampak serius karena dia tidak mau insiden tadi mempengaruhi belajarnya.

"Emmm! Baiklah, tapi lain kali jangan bertengkar oke." Ucap Jasmine dengan suara yang bersemangat.

Jasmine sangat bahagia karena melihat senyuman di wajah Jenny untuk pertama kalinya setelah kematian Alex. Jenny benar-benar serius dalam belajarnya, karena dia mau untuk mengabulkan keinginan Alex yang terakhir kali.

 

Hari ini adalah hari pertama Jenny dan Jasmine masuk ke universitas. Mereka melewati gerbang dan melihat pemandangan yang indah. Di dalam sana ada sebuah bangunan yang sangat besar, seperti sebuah kastil dan itu terlihat sangat indah.

Mereka berdua lalu masuk ke dalam gedung itu dan mereka melihat kearah sekeliling. Tapi tiba-tiba semua mahasiswa berkumpul. Jadi mereka memutuskan untuk melihat kenapa banyak mahasiswa yang berkerumunan. Tapi mereka berdua tidak bisa melihat itu, jadi mereka berdua kembali karena mereka berdua sebenarnya tidak tertarik akan hal itu.

"James, apa yang kau lihat? Ayolah bro." Seorang pemuda tiba-tiba menarik James.

James sebenarnya adalah pria yang bertengkar dengan Jenny di restoran waktu itu.

"Aku rasa, aku melihat seseorang yang familiar." Ucap James dengan seringai di wajahnya.

"Siapa itu?" Pemuda itu tiba-tiba bertanya kepada James.

"Kau akan tahu itu nanti Denis." Ucap James seraya melihat kearah kedua gadis yang tengah berkeliling gedung kampus.

Setelah beberapa saat, itu adalah waktunya penyambutan dari kampus untuk para mahasiswa baru termasuk Jenny dan Jasmine.

"Jenny, kenapa aku merasa bahwa orang itu sedikit familiar." Ucap Jasmine seraya menunjuk ke arah seseorang yang berdiri tidak jauh dari mereka.

"Siapa?" Jenny mencoba untuk melihat orang yang dibicarakan Jasmine, tapi ada banyak orang yang berkumpul. Jadi mereka tidak bisa melihat dengan jelas.

"Ayo pergi Jenny, kelas akan dimulai." Ucap Jasmine menarik tangan Jenny dan pergi.

Sementara James berpikir bahwa Jenny akan mendekat kepadanya, tapi kenyataannya tidak.

"Ada apa James? Kau terlihat tidak senang sejak pagi tadi?" Tanya Denis kepada James yang tampak penasaran karena dia tidak pernah melihat James bersikap seperti ini.

"Kau akan tahu nanti." Balas James tidak menghiraukan pertanyaan Denis.

"Hey Alden, apa kau tahu kenapa James bertingkah sangat aneh hari ini." Tanya Denis kepada Alden.

"Mungkin James kita ini sedang tertarik kepada seseorang." Ucap Alden menggoda James.

"Apa yang kau bicarakan? Stop bicara omong kosong." Ucap James yang tiba-tiba marah.

"Baiklah, kalau begitu ayo kita pergi ke kelas James, kelas akan dimulai sebentar lagi." Denis mencoba mengalihkan perhatian James untuk menenangkan dirinya.

Ketiga pemuda itu lalu masuk ke dalam kelas mereka dan saat James tiba-tiba melihat Jenny, dia tersenyum.

"Permainannya dimulai sejak hari ini gadis bodoh." Ucap James perlahan.

James kemudian duduk di belakang kursi Jenny. Saat Jasmine hendak memanggil Jenny, tapi James memberikan tatapan marah kepada Jasmine. Jadi Jasmine tidak jadi memberitahukan kepada Jenny.

"Gadis bodoh." Ucap James memanggil Jenny.

Saat Jenny membalikkan tubuhnya, dia mendapati bahwa pemuda bodoh itu tengah duduk di belakangnya.

"Kau!"

Jenny menjadi marah. Tapi dia mengingat bahwa dia ada di kampus ini untuk mengabulkan keinginan Alex. Jadi dia tidak mau menciptakan masalah apapun yang akan mengganggu belajarnya. Jadi dia menghentikan ucapannya dan tidak menghiraukan James.

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!