NovelToon NovelToon

Alice ( Aku Kembali )

Bab 1

Sunyi malam begitu mencekam, gemerlap malam tanpa bintang seakan membuat malam ini begitu terasa kelam. Malam sunyi nan sepi membuat para penghuni rumah sederhana terlelap terbuai mimpi tanpa mampu mendengarkan suara bising di depan rumahnya.

Tiga orang pria berpakaian hitam dengan wajah di tutupi penutup kepala membawa senjata tajam di tangan mereka masing-masing tengah mengendap di depan rumah tersebut.

Ketiganya celingukan memperhatikan sekitar berharap misi perampokannya berhasil. Salah satu dari mereka tengah mencoba membobol pintu masuk menggunakan senjata tajam berupa pisau. Satunya lagi tengah mencoba membuka jendela menggunakan obeng yang ia pegang. Dan yang satunya memperhatikan sekitar untuk memastikan situasi aman terkendali.

Rumah ini cukup jauh dari pemukiman lainnya sehingga menjari incaran para perampok yang kesekian kalinya. Sudah terjadi dua kali perampokan di rumah tersebut dan ini yang kedua kalinya. Bukan kali pertama juga bagi ketiga orang itu berusaha mencuri bahkan tak segan menghabisi orang yang melawan mereka. Perampokan yang mereka lakukan sangat rapi sehingga tidak terlihat seperti perampokan. Mereka mampu memanipulasi kejadian tersebut agar para polisi tak mampu menangkap mereka. Bisa di bilang, ketiganya adalah perampok berbahaya dan ter kejam serta ter apik di negaranya.

"Sudah belum? dari tadi kau lama sekali membuka pintunya." Tanya pria berperawakan tinggi gagah memakai penutup wajah gambar tengkorak yang sedang berdiri mengamati sekitar.

"Sebentar lagi, Bos. Ini tinggal sedikit lagi akan terbuka," jawab pria berperawakan tinggi kecil yang tengah berusaha membuka pintu itu.

"Jendela ini susah di buka, Bos." Seru pria yang juga tengah berusaha mencongkel jendela di samping pintu.

"Lama sekali kalian bertindak. Buruan! Ini bukan kali pertama kita merampok, masa kalian lupa cara membobol pintu rumah?" Pria yang di sebut Bos itu sudah tidak sabar untuk mengambil seluruh harta benda yang ada di dalam sana.

Sebelumnya, mereka sudah mengintai rumah ini dari jauh-jauh hari. Di luar memang terlihat sederhana tapi, di dalam sangat megah layaknya sultan. Mereka berpenampilan biasa namun, mereka adalah orang kaya raya tanpa memperlihatkan siapa jati diri mereka.

Tak..

"Berhasil, Bos." Seru pria yang mencongkel pintu seraya memegang gagang pintu dengan perlahan membukanya.

"Nah gitu, dong. Saya jadi tidak menunggu lama-lama jamuran. Kita masuk secara perlahan, ambil seluruh barang berharga tanpa tersisa. Jangan sampai ketahuan." Peringkatnya berjalan masuk duluan sambil celingukan. Lalu di ikuti oleh kedua anak buahnya.

"Cari ke seluruh tempat barang-barang yang mudah di bawa! Kalau perlu, jangan ada yang tersisa agar kita cepat kaya raya. Kau Arfan ke atas, saya dan Marcellino mencari di sini dulu." Seru Bos menggerakkan tangannya meminta kedua orang di belakang berpencar ke beberapa tempat.

"Baik, Bos." Pria berperawakan jangkung tinggi bernama Arfan itu melangkah perlahan ke atas. Marcellino dan Bos mencari di kamar-kamar yang ada di bagian bawah.

Lain ruangan, wanita beranak dua tengah terbangun merasakan haus di tenggorokannya. Wanita itu ketiduran bareng kedua anaknya di dalam satu kamar yang sama. Langkahnya perlahan maju keluar kamar namun, ia mendengar derap langkah kaki menuju lantai atas dimana hanya ada kamar anak-anak berada.

Rasa penasaran yang tinggi membuatnya nekat untuk melihat siapa yang sudah bersuara di rumahnya. Dengan perlahan sambil mengendap, dirinya memberanikan diri mendekati lemari kristal tak jauh dari jangkauan nya memastikan pendengaran jika ada orang lain di sini.

Rupanya, apa yang wanita itu rasakan nyatanya benar. Ada satu orang pria bertopeng memakai pakaian serba hitam seraya membawa senjata api tengah menggeledah rumah bagian atas. Wanita itu membekap mulutnya berharap tidak mengeluarkan suara. Dia kembali masuk ke kamar anak-anak bingung dan juga takut. Perasaannya tidak karuan. Suaminya ada di kamar bawah sendirian di ruangan kerja yang entah ketiduran atau tidak diapun tidak tahu.

"Siapa mereka? Apa mereka perampok?" Dia mendekati kedua anaknya membangunkan perlahan putra putrinya itu.

"Mom, ada apa?" Tanya anak perempuan berusia 15 tahun. Gadis remaja itu terbangun dari tidurnya mengucek mata terganggu oleh sentuhan Mamanya.

"Sssttttt sayang. Ada pencuri di luar."

"Apa, pencuri?! Kenapa rumah kita bisa kedatangan pencuri." Gadis cantik blasteran Inggris Korea itu memekik terkejut.

"Alice, jangan berisik!" Mommy Irene nampak terlihat khawatir.

"Apa yang harus kita lakukan, Mom?" Alice tak kalah khawatir dan juga panik. Kedua wanita itu memperhatikan pria berusia 7 tahun yang masih terlelap tidak terganggu sedikitpun oleh perbincangan keduanya.

"Kalian, tunggu di sini! Jaga Jayden! Mommy akan ke bawah berharap Daddy bisa membantu kita." Irene berpesan pada putrinya untuk tidak kemana-mana.

"Tidak, Mom. Di bawah bahaya, aku takut kalian kenapa-kenapa." Cegah Alice memiliki perasaan tidak enak.

"Bos, kamar ini dikunci, Bos. Apa mungkin ada orang di dalam?" Orang itu tengah memutar-putar gagang pintu membuat Irene dan Alice ketakutan, dan panik.

"Mommy bagaimana ini?"

Irene mencari cara agar kedua anaknya tidak ketahuan. "Alice, kau dan Jayden sembunyi di dalam lemari. Jangan sedikitpun bersuara, Mommy akan keluar berusaha mengalihkan mereka."

Irene memangku putranya dan memberikan kepada Alice. Barulah ketika mendapatkan pergerakan, Jayden terbangun.

"Mommy..."

"Nak dengerin Mommy, apapun yang terjadi kalian tidak boleh terpisahkan. Kalian harus keluar dari sini di saat situasi tidak sedang baik-baik saja. Sekarang kamu dan Kakakmu bersembunyi di dalam lemari!" Irene menggiring Alice ke dalam lemari.

"Dobrak saja! Pokoknya jangan sampai ada harta yang ketinggalan! Kalau ada orang habisi mereka!" Di luar terdengar dua orang tengah berbincang.

Sedangkan di bawah, suami Irene juga mendengar jika di rumahnya ada seorang penyusup. Diapun keluar kamar dan alangkah terkejutnya saat mendapati satu orang pria berpakaian hitam memakai topeng tengah mengobrak-abrik rumahnya.

"Siapa kalian, mau apa kalian di rumah saya, hah?"

Perampok itu menoleh dan dengan segera, dia menangkap tubuh Antonio, mengunci kedua lengannya di belakang lalu mengarahkan senjata tajam ke lehernya.

"Jangan berteriak atau nyawa kau melayang! Cepat tunjukan dimana barang-barang berharga kalian!" ancam pria itu.

Antonio tidak sedikitpun takut, dia berusaha tenang untuk mencari cara agar terlepas dari perampok ini.

Irene sudah menyembunyikan kedua anaknya di dalam lemari di tutupi baju-baju berharap anaknya selamat. Dia terus berdoa demi keselamatan anaknya. Lalu, Irene terkejut saat pintu kamar do dobrak.

"Siapa kalian?" Irene memundurkan langkahnya menghindari tatapan nakal perampok itu.

"Wow.. Rupanya ada wanita cantik di sini. Gila Marcellino, dia begitu putih mulus," seru Arfan pada rekannya.

Dari dalam lemari kedua anaknya mengintip, mereka saling membekap mulutnya agar tidak bersuara.

Irene berlari keluar kamar karena takut perampok itu mengetahui ada anaknya."

"Jangan lari kau..! Tangkap dia jangan biarkan dia lolos ataupun melapor pada polisi."

Bab 2

"Jangan lari kau..! Tangkap dia! Jangan biarkan dia lolos ataupun melapor pada polisi." pria bernama Marcellino itu mengajak rekannya untuk menangkap Irene.

Irene berlari menuruni tangga, matanya melotot terbelalak kaget melihat suaminya tengah disekap oleh salah satu dari mereka. Dia mendongak ke atas yang juga terkejut dua orang mengejarnya.

"Irene, lari! Cepat keluar cari bantuan!" teriak Antonio berharap istrinya berlari keluar meminta bantuan. Namun Irene malah berlari ke tengah-tengah ruangan.

"Marcellino, Arfan, tangkap wanita itu! Sekap dia!"

"Baik, Bos."

Bug...

Kepala bagian belakang Antonio ia benturkan ke wajah pria yang di panggil bos.

Bug...

Terjangan Antonio layangkan ke perut nya hingga membuat pria itu mundur ke belakang.

"Kurang ajar..! Beraninya kau melawan ku, hah?" pria itu menggeram marah tersulut emosi tidak terima di lawan.

Dia menyerang Antonio ingin melumpuhkan pria itu. Senjata yang dipegangnya dia sogokan ke depan. Namun, Antonio berhasil mengelak ke samping lalu dia menonjok perut perampoknya.

Lain halnya dengan Irene yang juga tengah berjuang menghindari cekalan kedua pria yang sedang ingin menangkapnya.

"Mending kau menyerah saja, Nona. Kami tidak akan membunuhmu asalkan kalian mengikuti semua perintah kami. Kami tidak ingin apa-apa, kami hanya ingin harta kalian saja," ucap Arfan tengah mendekati Irene.

Ibu dua anak itu mundur namun matanya sibuk mencari benda yang ingin Ia gapai. Hingga tangannya mendapat sebuah pegangan yaitu pot bunga kecil yang ada di atas lemari. Kemudian ia lempar hingga mengenai Marcellino.

"Sialan, wanita kurang ajar. Beraninya kau melawan kami," sentak Marcellino memegangi keningnya yang berdarah.

"Kami tidak akan takut kepada kalian," sentak Irene bersiap lari lagi namun malah tertangkap oleh Arfan.

"Pegang dia!" titah Marcellino marah.

Arfan memegangi nya.

"Lepaskan saya, sialan!" sentak Irene memberontak dari cekalan Arfan.

Plak...

Tamparan keras Marcellino layangkan sebagai balasan atas apa yang Irene dilakukan kepadanya.

Sedangkan di kamar atas. Alice dan Jayden penasaran Apa yang terjadi di bawah.

"Kakak aku ingin lihat ada apa di bawah? Aku takut Mommy dan Daddy kenapa kenapa." Jayden memaksa keluar dari lemari.

"Kita jangan keluar! Kita harus ingat pesan Mommy, apapun yang terjadi harus diam di sini," cegah Alice.

"Tidak Kakak, aku ingin melihat Mommy dan Daddy." Jayden memaksa keluar kamar. Alice mengejar.

"Jayden kau jangan nekat!" Alice mendapatkan lengan sang adik namun ya kaget mendengar suara tamparan keras dari bawah. Kedua anak itu pun diam-diam mengintip dari atas.

Antonio dan bos perampok masih berkelahi mempertahankan kekuasaan mereka. Antonio tidak akan mengalah kepada para penjahat tersebut. Dan para perampok itu pun tidak ingin rencananya gagal mengambil seluruh harta milik Antonio.

Arfan yang melihat bosnya terus kewalahan membantunya. Sehingga kini 2 lawan 1. sekuat tenaga Antonio lawan keduanya. Namun satu terjangan mendarat sempurna di perutnya hingga membuat dia jatuh tersungkur ke lantai.

Ditambah lagi tangannya Bos perampok injak membuat kemudian di tambah pukulan bertubi-tubi di wajah Antonio meringis kesakitan.

"Ampun, Tuan!"

"Tidak ada kata ampun untuk kalian yang sudah berani melawan saya!" sergah Bos perampok menjambak rambut Antonio ke belakang.

"Lepaskan suami saya!" Sentak Irene memberontak. Tapi, Marcellino mendorong kasar Irene membuat tubuh wanita itu jatuh di dekat Antonio.

"Ikat mereka! Ambil seluruh hartanya!" titah sang Bos dan di angguki dua orang anak buahnya.

Antonio semakin marah, dia tidak terima istrinya di perlakukan kasar. Dia bangkit ingin memukul namun, kembali di terjang sekeras-kerasnya sampai muntah darah.

Bos perampok itu menyodorkan senjata tajam sampai membuat ilmu dan Antonio semakin ketakutan.

Alice membekap mulutnya untuk tidak bersuara. Begitupun tangan satunya yang tengah membekap Jayden. Kedua anak itu menangis tidak tega melihat orang tuanya disiksa seperti itu.

Marcelino dan Arfan sudah mengumpulkan barang-barang berharga milik Antonio semuanya.

"Semuanya sudah terkumpul, Bos." kata Arfan.

"Kalau begitu habisi mereka!" suara tegas itu memerintahkan kedua anak buahnya.

"Ampun..! Jangan bunuh kami, Tuan! Jangan lakukan itu pada kami!" Antonio merangkak di bawah kaki pria memakai topeng. Wajahnya sudah berlumuran darah meminta ampun untuk di kasihan ni.

"Habisi mereka! Jangan sampai ada yang masih hidup. Bakar rumah ini untuk meninggalkan jejak!" Pria itu tidak sedikitpun iba. Justru, dia malah menerjang Antonio hingga terjungkal terlentang.

Dor...

"Tidaaaaak...!" Jerit seorang istri menyaksikan suaminya di tembak tepat pada bagian dada.

"Daddy..." jerit dua anak dalam hati menyaksikan mereka begitu biadab menyiksa orangtuanya.

"Antonio...!" Irene menjerit memangku kepala suaminya. "Kalian brengsek, biadab, tak punya hati," umpat Irene menangis pilu tidak menyangka tragedi ini menimpa keluarganya.

"Bos apa yang akan kau lakukan pada wanita lemah itu?"

Pria memakai topeng yang di sebut bos itu menyeringai. "Kita nikmati tubuhnya lalu habisi dia!"

"Hahaha baik, Bos. Kau memang pengertian." Marcellino dan Arfan mencekal lengan Irene.

"Jangan..! Jangan lakukan itu!" Jeritnya begitu histeris ketika dirinya di seret paksa di cekal kaki dan tangannya. Mereka membuka topengnya berusaha mencumbu tubuh Irene.

Jayden dan Alice tidak terima orangtuanya di perlakukan seperti itu. Mereka tidak bisa lagi bersembunyi di saat orangtuanya menjerit pilu menolak tubuhnya di jamah tiga pria jahat.

"Mommy... Lepaskan mommy ku..!" Teriak Alice keluar dari persembunyiannya.

Ketiga orang itu menoleh.

"Ada anak kecil, Bos." Kaya Arfan.

"Habisi mereka, juga." kali ini Marcellino yang bicara.

Irene berusaha berdiri di saat ketiganya mendekati putra putrinya. Dia berlari kehadapan anak-anaknya menjadi tameng kedua anaknya.

"Jangan kalian sakiti anak-anak ku!" pekik Irene merentangkan tangannya. Alice yang ada di belakang Mommy nya memperhatikan tajam ketiga orang itu.

"Ck, wanita sialan. Kita habisi saja mereka semuanya!" titah sang Bos lalu...

Dor...

Satu tembakan mendarat di dada Irene.

"Mommy..." teriak Alice dan Jayden bersamaan. Kedua anak itu menangkap tubuh Mommy nya.

Lalu Marcellino menarik Jayden mengarahkan senjata tajam ke lehernya anak laki-laki itu.

"Jayden...!" teriak Alice mendapati sang adik berdiri meregang nyawa menatap Kakak nya.

Tatapan keduanya saling bertemu. Tubuh Alice terasa lesu, dunianya hancur. Orang yang ia cintai tiada tak tersisa.

Arfan dan Sang Bos terkejut dengan tindakan Marcellino yang tanpa ampun membunuh anak kecil.

Alice berdiri, dia mengepalkan tangannya, sorot matanya menatap tajam. "Kalian biadab.. Kalian membunuh keluargaku.. Aku tidak terima itu..!" jerit Alice murka. Gadis remaja itu berlari memukul-mukul tubuh sang Bos perampoknya.

"Kau jahat, kalian membunuh adikku. Kalian membunuh keluargaku! Aku bersumpah akan membunuh keluarga kalian!" pukulan Alice tidak ada apa-apanya.

Sang Bos itu tertegun melihat tangisan pilu gadis remaja ini. Tiba-tiba dia teringat kepada anak-anaknya.

"Tinggalkan tempat ini!" ucapnya mendadak ingat keluarganya.

"Tapi, Bos..."

"Tinggalkan tempat ini..!" sentak sang Bos lalu pergi dan di susul oleh Arfan.

Namun tidak dengan Marcellino yang tidak ingin kejahatan mereka terendus polisi. Hingga ia mengambil pisau lipat dari saku celananya dan membuka pisau tersebut kemudian...

Jleb...

Menusuk Alice dari belakang hingga tiga kali tusukan.

"Maafkan saya, nona kecil. Saya tidak ingin kami tertangkap polisi."

Alice mendongak menatap dalam Marcellino, lalu menatap perutnya, hingga tubuhnya ambruk ke lantai. Penglihatannya pun perlahan mulai rabun hingga hanya di selimuti kegelapan.

"A aku a akan kembali untuk membalaskan dendam ku atas kematian keluargaku," batin Alice penuh dendam berharap Tuhan ngasih kesempatan kedua.

Marcellino membakar rumah tersebut hingga rumahnya perlahan terbakar.

Bab 3

"Marcel..! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau membakar rumah itu?" seru Bos nya yang tidak menyangka kalau Marcel akan membakar rumah itu.

"Biar mereka mati semua, Bos. Kalau mereka mati, kita akan aman dan tentunya tidak akan ada orang yang mengetahui jika kita perampoknya," jawab enteng Marcellino.

"Kau benar, Cell. Tadi anak itu mengetahui wajah kita, kalau dibiarkan begitu saja, kemungkinan gadis kecil itu akan melapor ke polisi. Dan kita berada dalam bahaya," sahut Arfan.

Sang Bos membuang nafasnya secara kasar.

"Saya memang menyuruh kalian untuk menghabisinya. Tapi saya tidak berniat untuk melenyapkan mereka semua. Apalagi melihat kedua anak itu mengingatkan saya pada anak-anak saya. Itulah saya enggan dan terkejut melihat kau menghabisi anak kecil," balas sang Bos.

"Kalau tidak di habisi akan membahayakan diri kita, Bos."

"Iya, kau memang ada benarnya juga."

Kemudian mereka semua pergi dari tempat itu membiarkan si jago merah melahap rumah tersebut.

Sedangkan di dalam rumah, Alice tengah menatap dalam wajah yang sang adik yang sudah terwujud kaku tak bernyawa. sorot matanya memancarkan amarah yang luar biasa tangannya terkebal kuat ingin membalaskan dendam atas apa yang terjadi kepada keluarganya.

Perlahan kesadaran matanya menjadi buram dan berubah gelap sampai di mana tubuh mereka telah api yang terus berkobaran.

*********

Keesokan harinya, sudah banyak para warga di rumah yang terbakar. Tim medis dan ambulance pun sudah stand by di tempat. Serta garis polisi pun sudah melingkari rumah hangus itu.

Para polisi mengecek korban-korban kebakaran. Berharap ada yang bisa mereka selamatkan.

"Permisi, komandan. Kebakaran ini sepertinya bukan kebakaran biasa melainkan sebuah kesengajaan. Kami menemukan bahan bau bahan bakar minyak di sekitar sini," lapor Brigadir.

"Kumpulkan bukti apa saja yang ada di rumah ini."

"Baik, komandan."

Pria yang disebut komandan itu pun mengecek tangan kedua anak kecil yang sudah hampir seluruh tubuhnya terbakar.

Namun, ketika tangannya memegangi pergelangan tang salah satu tangan, dia terkejut jika denyut nadinya masih berdetak. Lalu komandan itu berteriak memanggil tim medis untuk mendekati.

"Suster, salah satu dari korban ada yang masih hidup. Cepat-cepat! Bantu segera, cepetan bantu segera! Lakukan pelayanan terbaik, kerahkan tim medis cepat! Kemari, kemari!" dengan panik, dan senang membuat Komandan polisi berteriak memanggil.

Penuh kehati-hatian di medis segera mengangkat tubuh Alice di angkat ke atas Brangkar kemudian segera di lakukan tindakan pertama untuk membuat dia bertahan.

"Jangan dulu menyentuh tubuhnya, sebagian tubuhnya ada yang terbakar," seru dokter.

Mobil ambulance itu pun berbunyi menandakan sirine darurat. Mereka cepat-cepat membawa nya ke rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit, tim medis sudah mengeluarkan brangkar dari dalam mobil lalu mendorong berlarian untuk membawa nya ke tempat ruangan operasi.

Beberapa dokter memeriksa tubuh gadis itu. Hampir 70% tubuhnya terbakar dan bagian wajahnya sebelah terbakar.

"Lukanya cukup parah, kita harus menghubungi dokter spesialis bedah untuk melakukan operasi plastik."

"Hubungi dokter Evelyn!"

"Baik, pak." Sebagian tim memeriksa menggunakan alat dan ada yang sedang menghubungi dokter spesialis.

Setelah menghubungi dokter bedah spesialis. Dokter bernama Evelyn itu datang dengan langkah sedikit tergesa. Para dokter yang menanganinya tengah melakukan meeting dadakan untuk memperjelas hal apa saja yang akan dilakukan selanjutnya.

Dokter Evelyn memperhatikan hasil scan alat yang menunjukan beberapa anggota bagian wajah.

"Apa Dokter sudah melihat tubuhnya?"

"Iya, saya sudah melihatnya. Di cukup terbakar parah," jawab Dokter Evelyn.

"70% sebagian wajahnya terbakar benar-benar parah. Kalau tidak secepatnya di tangani, sewaktu-waktu otaknya dapat terinfeksi." Dokter Evelyn mendengarkan beberapa dokter di sana.

"Dan juga ada dua tusukan di bagian belakang tubuhnya. Hanya dia satu-satunya orang yang masih hidup. Seluruh keluarganya tiada."

Dokter Evelyn terkejut. "Apa ini sebuah kecelakaan atau kesengajaan pembunuhan?"

"Itulah yang tidak kita mengerti, Dokter. Meskipun terbakar dan di tusuk hingga terluka parah, dia masih hidup. Ini sungguh luar biasa. Mukjizat Tuhan."

"Sepertinya dia masih ingin hidup. Entah ada tujuan apa yang ia inginkan membuat dirinya masih hidup."

"Kenapa bisa seperti itu, Dokter?"

"Ada harapan hidup dalam dirinya. Kita hanya memiliki keyakinan dan berusaha untuk menyelamatkannya."

"Tapi pasien saat ini sedang mengalami koma, Dokter." Evelyn di buat terkejut lagi.

"Jika ada sesuatu yang terjadi siapa yang akan bertanggungjawab?" lanjut dokter lainnya.

"Aku yang akan bertanggungjawab. Sekarang kerahkan seluruh tenaga kalian, lakukan yang terbaik untuk mengoperasi nya." Kata Dokter Evelyn tanpa berpikir panjang. Yang penting dia bisa menyelamatkan gadis itu secepat

Dan semua dokter yang ikut menanganinya langsung melakukan tindakan atas perintah Dokter spesialis bedah plastik.

Berbagai macam pasang alat medis mereka tempelkan ke dalam tubuh pasien. Lampu pun mulai di turunkan tepat ke wajah sang Pasian.

Dengan segala keseriusan dan berbagai tindakan, Dokter Evelyn melakukan tugasnya secara hati-hati dan berusaha semampunya untuk membuat Alice selamat.

********

Ilmu kedokteran memiliki banyak cabang, salah satunya spesialis bedah plastik.

Profesi bedah plastik adalah spesialisasi yang berfokus pada perbaikan jaringan tubuh atau kulit yang rusak akibat kondisi tertentu, misalnya luka bakar.

Tindakan medis yang dokter bedah plastik lakukan dikenal dengan operasi plastik atau bedah plastik.

Dokter bedah plastik biasanya akan menangani prosedur cangkok kulit pada seseorang yang mengalami luka bakar parah.

Ia akan mengangkat bagian kulit pasien yang rusak dan menggantinya dengan kulit dari bagian tubuh lainnya.

Tindakan ini biasanya perlu dilakukan jika area yang terkena luka bakar memiliki fungsi penting yang perlu diperbaiki, contohnya area kulit hidung.

Selain luka bakar, spesialis bedah plastik juga melakukan perbaikan kulit yang rusak akibat trauma kecelakaan, penyakit kulit bawaan lahir, atau tumor.

Pada ruang lingkup yang lebih luas, dokter bedah plastik juga mengubah bagian tubuh tertentu yang tidak tampak menarik. Ini dikenal dengan istilah bedah kosmetik atau operasi kecantikan.

Dokter yang ingin mengambil spesialisasi ini setidaknya perlu menjalani masa pendidikan sekitar 10 semester.

Karena masa pendidikannya yang memakan waktu, masih jarang dokter yang meneruskan jenjang karirnya sebagai spesialis bedah plastik.

Berdasarkan situs American Board Cosmetic Surgery, beberapa prosedur bedah plastik meliputi perbaikan luka bakar, rekonstruksi payudara, perbaikan bibir sumbing, rekonstruksi ekstremitas bawah, dan bedah tangan.

Dokter bedah plastik biasanya melakukan pembedahan pada pasien yang mengalami kondisi seperti di bawah ini.

Menjadi korban luka bakar.

Mengalami kecelakaan yang menyebabkan kerusakan jaringan kulit.

Memiliki bekas luka yang mengurangi penampilan.

Mengidap kanker payudara atau menjalani operasi pengangkatan kanker di lokasi tubuh tertentu.

Lahir dengan kecacatan fisik, seperti bibir sumbing atau lubang telinga yang tidak sempurna.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!