"Michela, aku pulang dulu ya, sampai jumpa di kampus besok," ucap Rona melambaikan tangannya.
"Sampai jumpa," jawab Michela membalas lambaian tangan. Michela pun pulang dari kampus, saat di perjalanan pulang, ia melihat seorang wanita dan pria sedang berdiri di pinggir jalan. Mereka sedang bercakap-cakap dan entah apa yang mereka lakukan di sana.
Terlihat pria itu memegang bahu wanita tersebut sambil mendekatkan wajahnya ke telinga wanita itu.
"Dasar mereka, Apa yang mereka lakukan di sini?" tanya Michela berjalan mendekat.
Pria itu menarik wajahnya kembali saat melihat Michela mendekat.
"Kalian sedang apa di tempat sepi begini?" tanya Michela dengan tatapan tidak suka.
"Tidak ada, hanya ingin mampir di sini, tidak bolehkah?" tanya wanita itu.
"Dari kejauhan aku melihat kalian sedang ciuman. Tolong ya, jangan lakukan di tempat jalan yang di lalui orang," ucap Michela menatap pria tampan itu lalu melihat ke wanita di samping dengan wajah kesal.
"Tapi di sini tidak ada tulisan di larang kan? Kenapa kamu berpura-pura tidak tahu saja, kamu masih kecil dan belum mengerti dunia orang dewasa," ucap wanita itu.
"Sungguh menjijikkan! Apa kalian tidak punya tempat lain untuk melakukan kotor, kalian bisa melakukan di rumah, di hotel, klub malam, di bar, kenapa harus melakukan di sini, kalian sungguh memberi pelajaran buruk bagi anak-anak kecil yang melihatnya, huh Sungguh menyebalkan," ucap Michael meninggalkan tempat tersebut dengan mendengus kesal.
xxx
Ke esokan paginya. Rona berlari ke arah Michela dan menghampirinya.
"Michelaaaaaa!" teriak Rona.
"Ada apa?" tanya Michela tetap lesu.
"Ada kabar gembira lho," ucap Rona dengan mata berbinar.
"Kabar apa'an?"
"Bahwa pemilik universitas hari ini datang ke kampus," ucap Rona senang.
"Oh ya?" tanya Michela cuek.
"Katanya pemilik universitas ini tamvannya kebangetan lho," ucap Rona yang masih terkagum-kagum.
"Lalu?"
"Dan juga masih single," jawab Rona.
"Terus?"
"Apa kamu tidak tertarik?" tanya Rona menekuk alisnya karena jawaban Michela cuek bebek.
"Tidak sama sekali," ucap Michela menyilangkan tangannya.
"Yeee... siapa tau kita beruntung bisa mendapatkan pria tamvan itu," ucap Rona menyenggol bahu Michela.
"Ya ya ya, semoga keberuntunganmu baik," ucap Michela.
"tapi tetap aja, aku sungguh tidak sabar ingin bertemu pangeran itu," ucap Rona memeluk Michela.
"Jangan menghayal, meskipun ia datang, dia tidak akan melirik kita," ucap Michela menyadarkan.
"Hmmmm, aku bagaikan pungguk merindukan bulan, bagaikan langit dan bumi," ucap Rona bergelantungan di tangan Michela.
"Itu kamu tau, tapi katanya kapan datangnya?" tanya Michela.
"Katanya sebentar lagi," ucap Rona.
"Perhatian, seluruh Mahasiswa dan mahasiswi harap berkumpul di ruang pertemuan sekarang," terdengar pengeras suara dari kampus.
Seluruh para mahasiswa berbondong-bondong menuju di ruang pertemuan.
"Ayo duduk di kursi depan," ajak Rona.
"Enggak, aku mau duduk di kursi belakang paling atas," ucap Michela.
"Haish... baiklah," angguk Rona pasrah, Ia mengikuti Michela yang ikut duduk kursi belakang.
"Baik lah, selamat pagi semuanya," ucap dosen tersebut.
"Selamat pagi," jawab seluruh mahasiswa yang ada di ruang pertemuan tersebut.
"Di hari bahagia ini, kita kedatangan pemilik universitas yang kita cintai ini, semoga atas kedatangannya ini memberi inpirasi untuk kita semua," ucap dosen tersebut.
Bersambung
Jangan lupa like vote komen dan hadiah
Terima kasih
"Baik lah ini lah ceo Dewa Ginanjar, silakan masuk, mari beri tepuk tangan yang meriah," ucap dosen itu.
Terdengar tepuk tangan yang meriah. Masuklah seorang laki-laki tampan tersebut ke dalam ruangan.
Michela terbelalak melihat pria yang ia kenali itu.
"Tu kan kamu juga terpesona dengan ketampanannya," goda Rona.
Cepat-cepat Michela menutup wajahnya dengan buku.
"Selamat pagi semuanya," sapa Dewa.
Para ciwi-ciwi berteriak keras, mereka teriak sambil melambai-lambaikan tangannya.
"Oh ternyata ada seseorang yang tidak menyambut kedatangan saya dengan baik ya," ucap Dewa.
"Hey! Yang di sana! turunkan buku itu!" perintah dosen.
Dengan terpaksa, Michela menurunkan buku di tangannya secara perlahan-lahan.
Dewa tersenyum menyeringai ke arah Michela.
"Astaga! Senyumnya itu sungguh menyebalkan," ucap Michela manyun.
"Baiklah, saya akan memperkenalkan diri. Nama saya adalah Dewa Ginanjar, saya masuk di universitas tinggi amerika yang mengambil jurus manajemen bisnis, semoga kalian semua nyaman belajar di sini," ucap Dewa tersenyum manis.
Para ciwi-ciwi kembali menjerit melihat senyum yang mereka dapatkan.
"Baiklah, apa ada pertanyaan untuk Tuan Dewa?" tanya dosen tersebut.
"Tuan Dewa, apa Anda sudah menikah?" tanya salah mahasiswa.
"Belum," jawab Dewa tersenyum.
"Apa Anda sudah punya pacar?"
"Belum juga," jawab Dewa mengeleng.
"Tipe seperti apa yang di sukai Tuan Dewa?"
"Baik, tinggi, cantik, manis, dan tentu saja bukan gadis kecil," jawab Dewa.
"Apa saya termasuk tipe Tuan Dewa?" tanya salah satu mahasiswi malu-malu.
"Oh, Tentu," angguk Dewa tersenyum.
"Sungguh menjijikan, laki-laki macam apa itu, apa dia mengejek ku karena kecil," gerutu Michela dalam hati.
"Wanita seperti apa yang Tuan Benci?"
"Pemarah, sok tahu, dan sok jadi pahlawan yang menyelamat gadis yang tertindas," jawab Dewa menatap Michela.
"Untuk apa dia menatapku begitu?" tanya Michela mengalihkan pandangannya.
"Senyuman Tuan sangat manis," goda mahasiswi.
"Oh ya, terima kasih," ucap Dewa.
"Baik lah cukup sampai di sini pertanyaannya. Karena Tuan Dewa orang yang sibuk jadi tidak bisa berlama-lama di sini, selamat pagi," ucap dosen itu, karena pertanyaan dari mahasiswanya tidak ada yang bermutu. Karena Dewa tetap menjawab pertanyaan konyol dari mahasiswinya, dosen itu memilih diam.
"Pagi," jawab para mahasiswa.
"Huftttt… syukurlah," ucap Michela lega. "Satu ruangan dengannya aku bisa mati sesak nafas," ucap Michela.
"Michelaaaaaaa… dia sangat tamvan, aku jadi meleleh!" teriak Rona.
"Aku justru merasa jijik," ucap Michela manyun.
"Kau dasar wanita aneh, apa kamu tidak lihat, senyumnya yang manis membuat semua orang terbang melayang," ucap Rona menyenggol Michela.
"Itu hanya topeng, kalian aja yang tertipu dengan ke tampanannya," jawab Michela.
"Apa kamu tidak lihat, semua mahasiswi memujanya? Mulai hari ini aku menjadikan dia idola ku titik tidak pake koma," ucap Rona yakin sambil bercekak pinggang.
"Terserah kamu saja. Ayo makan, aku lapar," ajak Michela.
"Baiklah, Oh iya di mana Pulpen rekamanmu Michela?" tanya Rona.
"Hilang entah ke mana," jawab Michela mengangkat bahunya.
"Kenapa di hilangin, kalo di hilangi bikinnya bayar lagi dan mahal pula, soalnya itu hanya khusus di buat di kampus kita," ucap Rona.
"Iya, aku akan mengumpulkan dulu uang, nanti membuatnya ulang," ucap Michela sedih.
"Oh ya, aku ada sedikit tabungan, apa kamu mau memakainya dulu?" saran Rona.
"Tidak usah Rona, itu tabunganmu. kau harus menggunakan di saat penting," ucap Michela.
"Tapi inikan juga penting untukmu," ucap Rona.
"Rona, kenapa kamu baik sekali," ucap Michela terharu dan memeluk Rona.
"Tentu saja, karena kamu adalah sahabatku," ucap Rona.
"Tapi nanti saja, kalau uangnya tidak cukup, aku akan meminjamkannya denganmu," ucap Michela. Rona tersenyum mengangguk.
xxx
Saat pulang kuliah.
"Sampai ketemu besok," ucap Rona melambaikan tangannya karena rumah mereka berlawanan.
"Bye," ucap Michela membalas melambikan tangannya.
Michela berjalan kaki menyusuri tepi trotoar sambil berpikir.
"Astaga!! Aku sudah memakinya, mengatakan dia miskin, padahal akulah yang miskin beneran, sedangkan dia adalah seorang Ceo, universitas tempat aku belajar adalah miliknya. Bagaimana ini? Bagaimana jika dia pendendam, Bagaimana jika dia perhitungan denganku, bisa saja dia mengeluarkanku dari kampus dengan mudah. Semoga saja secepatnya dia melupakanku," ucap Michela.
Karena asik mengomel dalam hati, tanpa di sadari dari arah depan ada sebuah mobil melaju. Saat Michela ingin di tabrak mobil, secepatnya Dewa menarik tangan Michela dan memegang pinggangnya membuat Michela jatuh ke pelukan Dewa.
"Eh, siapa yang menyelamatkanku?" tanya Michela. Ia mendongaggakkan kepalanya melihat pria yang menyelamatkannya itu.
"Astaga!!!" ucap Michela kaget.
"Apa matamu ada di belakang, Sehingga tidak menyadari ada yang ingin menabrakmu?" tanya Dewa.
Bersambung
Jangan lupa like vote komen dan hadiah
Terima kasih
Michela cepat-cepat melepaskan pelukannya dari Dewa. "Tadi itu aku hanya tidak melihatnya saja," ucap Michela mengibas-kibaskan bajunya.
"Bagaimana kau akan menjadi pahlawan menyelamatkan gadis yang di tindas? Sedangkan kau sendiri tidak bisa menyelamatkan diri sendiri," ucap Dewa mengejek.
Michela melihat sekilas ke arah Dewa, lalu melihat ke arah jalan. "Terima kasih," ucap Michela singkat.
"Hanya ucapan terima kasih?" tanya Dewa menatap Michela tersenyum menyeringai. "Hm... bagaimana jika kau berterima kasih dengan tubuhmu," bisik Dewa di telinga Michela.
"Brengsek!! Dasar pria mesum!" teriak Michela menjauhkan tubuhnya dari Dewa.
"Hahahaha… aku tidak tertaril dengan kelinci kecil, tunggu kamu tumbuh dewasa, baru enak melahapmu," ucap Dewa terkekeh.
Dewa pun masuk ke dalam mobil dan pergi dari tempat kejadian tersebut.
"Brengsek, apa dia mengejek ku dan mengatai ku? Dasar pria mesum," maki Michela kesal.
Michela memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Sesampainya di kotsnya, Michela langsung maauk ke dalam kamar, ia berhamburan di ranjang ke sayangannya, mengambil bantal menutup wajahnya.
"Astaga! Dia masih mengingatku menjadi pahlawan, apa dia berhati sempit? Bagaimana jika benar? Tamarlah riwayatku, apa aku harus memohon padanya agar dia tidak mengeluarkanku dari kampus? Ah tidak! tidak! Tidak! Aku tidak akan memohon pada pria mesum itu, tapi bagaimana jika ia tetap ingin mengeluarkanku? Aku masih ingin berkuliah," ucap Michela menyesal.
Michela memutuskan untuk mengerjakan tugas kampusnya, tanpa sadar, ia malah tertidur.
Saat tertidur dengan pulas, Michela malah bermimpi. Dewa adalah pria yang ia cintai malah berselingkuh dengan terang-terangan. Sekatika Michela menjerit.
"Tidakkkkkkkkkkk!" teriak Michela.
"Eh," seketika Ia tersadar sambil melihat sekeliling kamarnya.
"Astaga! Apa kenapa aku harus memimpikan dia? Apa imajinasi ku sangat tinggi?" tanya Michela binggung.
Ia memukul-mukul kedua pipinya agar ia cepat sadar sepenuhnya. Michela mengelengkan kepalanya dengan kencang.
"lupakan… lupakan… lupakan," ucap Michela.
xxx
Ke esokan harinya.
Sesampainya di kampus.
"Hay Michela, selamat pagi," sapa Rona.
"Selamat pagi sayangku," ucap Michela tersenyum.
"Kamu genit Ah," ucap Rona.
"Hahaha… makan yuk, lapar nih," ajak Michela.
"Ayo," ucap Rona.
"Tes tes, yang merasa namanya kelinci kecil , pin nama mu ada di tangan saya, jika ingin mengambilnya datang ke perusahaan DEWA GJ," terdengar dari pengeras suara kampus.
"Dia terang terangan mengataiku," ucap Michela dalam hati.
"Eh kamu dengarkan dari pengeras suara? Apa jangan-jangan pin namamu ada di tangan Ceo Dewa nggak? Pake acara bilang kelinci kecil lagi," ucap Rona.
"Eh, ma... mana mungkin, kita kan ngak tau selain aku pasti ada yang lain menghilangkanya," ucap Michela gugup.
"Apa aku harus ke sana?" tanya Michela dalam hati sambil ragu-ragu.
"Ayo, katanya kamu ingin makan," ucap Rona mengingatkan.
"Eh, iya," angguk Michela tersadar.
"Eh, tapi kamu coba aja kesana, mana tau pin nama mu beneran di temukan ceo Dewa, sekalian cuci mata," goda Rona.
"Apa aku juga harus menghilang pin nama ku agar aku bisa ke sana?" tanya Rona berpikir.
"Ah, terserah kami sajalah," ucap Michela pasrah.
xxx
Saat pulang kuliah.
"Michela, lebih baik kamu pergi aja ke sana, tuh liat, mereka yang tidak kehilangan sengaja di sembunyikan agar bisa ke perusahaan DEWA GJ," ucap Rona menunjuk ke arah para cewek-cewek kampus.
"Ya udah, aku pergi dulu ya, kamu?" tanya Michela.
"Aku ya pulang," jawab Rona.
"Baiklah, hati-hati ya," pesan Michela.
"Kamu yang hati-hati, nanti jatuh cinta," ucap Rona tertawa.
"Ogah, nggak akan, bye," ucap Michela.
"Hehehehe."
Michela pun menyetop tukang ojek lalu menuju perusahaan Dewa.
Sesampainya di sana, sudah banyak mahasiswi ya berkumpul.
"Seperti mau demo aja," ucap Michela. Para mahasiswi berdesakan.
"Permisi Tuan Dewa, di luar banyak mahasiswi," ucap Diana adalah sekretaris Dewa.
"Katakan kepada mereka, saya hanya mencari orang yang beranisial M," ucap Dewa.
"Baik Tuan," angguk Diana. Ia pun keluar dari ruang ceo.
"Yang huruf depannya beranisil M, silakan tinggal di tempat, yang lain silakan bubar." ucap Diana.
Para mahasiswi pun separuh meninggalkan tempat tersebut.
"Apa ada perintah yang lain Tuan Dewa," ucap Diana.
"Katakan namanya terdiri dari 7 huruf," jawab Dewa.
"Yang namanya terdiri 7 huruf silakan tinggal," ucap Diana lagi.
Dan mahasiswi tinggal seperempatnya.
"Huruf depan M dan huruf belakang A," ucap Dewa.
Dan mahasiswi pun tingga 6 orang.
"Maksud dia apa?
apa bermain tebak tebakan?" tanya Michela sewot.
"Aku hanya mengiginkan dengan nama M-I," ucap Dewa.
Tinggalah 3 orang.
"Sungguh kurang kerjaan, tinggal di kasih dah selesai," gerutu Michela dalam hati.
Bersambung
Jangan lupa like vote komen dan hadiah
Terima kasih
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!