Sore itu hujan turun dengan lebat , terdengar suara petir yang begitu keras membuat kaget seorang bayi dalam gendongan ibunya yang menangis , tapi si ibu tidak menghiraukan Ia terus berjalan tanpa melihat ada mobil melintas di depannya.
Cekeeeeet suara mobil berhenti tiba-tiba.
" kenapa Pak! Kenapa tiba tiba berhenti seperti ini!"
ucap laki laki dengan suara baritonnya bertanya kepada supir taksi. Laki laki itu adalah Adam Wijaksono putra bungsu keluarga wijaksono, Ia baru menyelesaikan pendidikan S2 nya di London.
" Maaf pak ada orang pingsan!"
kata sang supir sembari membuka pintu mobil. Adam merasa penasaran Ia pun ikut keluar dan melihat siapa yang pingsan, terlihat seorang wanita terbaring lemah sambil menggendong bayinya yang baru berusia 3 minggu itu. karena tidak tega Adam membawanya ke Rumah Sakit keluarganya , Wijaksono Hospital. Tadinya Ia akan memberikan kejutan kepulangannya dari london, tapi Ia urungkan karena harus membantu ibu dan bayi itu terlebih dahulu sebelum pulang ke manshion.
" Tolong _Bantu Ibu bayi ini!"
Teriak adam saat sampe di IGD Rs, Ia menidurkan ibu bayi yang lemah di ranjang IGD, dokter jaga langsung memeriksa pasien yang dibawa Adam, ketika Ia membawa bayi dari tangan supir Taxi tiba-tiba seseorang memanggilnya .
" Adam , kapan kau pulang ? bayi siapa ini? "
Tanya Arka sepupu Adam yang merupakan dokter di rumah sakit tersebut.
" Nanti saja aku jawab tapi sekarang periksa ibu bayi ini, dia ada di sana!"
Tunjuk adam ke pada arka, saat sampe di ruangan Ibu bayi, Arka kaget karena ibu bayi tersebut adalah mantan sekertaris ka Bima yang merupakan kaka kandung Adam. Arka mulai memeriksa Pasien dengan teliti.
" Cepat siapkan defribrilator!"
kata dokter Arka kepada perawat, Adam berdiri di belakang Arka sambil menggendong Bayi mungil itu, ia cemas dengan keadaan si ibu jika terjadi hal buruk bagaimana dengan bayinya.
" Apa yang terjadi ? Bagaimana keadaannya sekarang?"
Tanya Adam cemas pada dr Arka.
" keadaannya sangat lemah, Dam! Ikut keruanganku mari kita bicara."
sebelum Ia mengikuti dr. Arka , terlebih dahulu Adam menyerahkan bayi kepada perawat agar di periksa kondisinya. Setelah menyerahan bayi , Adam masuk keruangan Arka.
Arka mempersilahkan Adam duduk, Ia pun mulai menjelaskan kondisi pasien yang sangat lemah, dimana Pasien mengidap penyakit kanker darah dan sudah stadium akhir, ibu bayi merupakan pasien di rumah sakit tersebut.
" Dam, apa kamu tau siapa dia!" Arka menatap Adam.
Bagaimana Adam bisa tau jika dia saja baru sampai ke Indonesia.
" Tidak. Saya menemukan Ia pingsan di jalan." Ucap Adam sambil mengelengkan kepalanya.
Arka menarik napas dan menghembuskannya , Ia bingung bagaimana menceritakan kepada Adam.
" Dam, wanita yang kamu tolong , Ia adalah mantan sekertaris kak Bima namanya Nisa! Dan bayi itu ... Itu adalah anak kandung ka bima dengan Nisa." Ucap Arya jujur.
Adam terkejut mendengar apa yang dikatakan sepupunya itu, bagaimana bisa kak bima mempunyai anak dari sekertarisnya. Sedangkan kak bima sudah menikah dengan Bella dan mempunyai anak perempuan berusia 2 tahun , keponakan Adam yang sangat Ia sayangi.
" Jangan asal kamu Arka!"
Ucap Adam marah sambil memukul meja ia merasa tidak suka jika kakanya dijelekkan. Melihat respon Adam yang marah, Arka ikut berdiri Ia lalu meminta Adam untuk duduk dan mendengarkan penjelasannya.
" Dam , duduklah Akan aku ceritakan kebenarannya." Ucap Arka.
Arka mulai menceritakan kepada Adam, Nisa merupakan sekertaris Bima Ia gadis yang cantik dan sopan, karena sering bersama, Bima mulai menyukai Nisa, hingga mereka melakukan hubungan yang tidak seharusnya terjadi, dari hubungan itu Nisa positif hamil dan Bima meminta Nisa untuk menggugurkan kandungannya tapi Nisa tidak mau, bima marah dan memecat Nisa Ia tidak mau mengakui anak yang di kandung Nisa, saat usia kandungannya berusia 4 bulan Ia selalu merasa lemah dan pusing hingga mengeluarkan darah di hidungnya, saat dicek ternyata Ia mengidap penyakit kanker darah, Ia tetap mempertahankan bayinya meski Ia tahu akan membahayakan dirinya.
" Nisa Adalah pasienku! Dan saya sangat mengenalnya dia perempuan yang baik, kakak mu saja yang kurang ajar."
Ucap dr. Arka kepada Adam dengan nada kesal.
Adam terdiam lidahnya terkunci Ia tidak bisa mengatakan apapun. Ia merasa kecewa pada Bima orang yang selama ini Ia banggakan ternyata adalah seorang laki laki pengecut, ketika Adam bergelut dengan pikirannya sendiri mereka di kagetkan denga suara perawat yang mengatakan bahwa pasien mengalami kejang-kejang. Arka dan Adam berlari keluar ruangan menuju ruangan Rawat Nisa.
Adam melihat dari kaca luar , Ia melihat arka yang sedang memasang alat ke hidung Nisa , begituh banyak alat yang menempel di badan Nisa, Adam merasa iba melihat keadaan Nisa yang memprihatinkan.
" Dam, Nisa ingin bicara dengamu!" Arka menatap Adam dengan sendu.
Saat di ruangan Arka memberitahu nisa bahwa Ia di tolong oleh adik kandung Bima, itu sebabnya Nisa meminta bertemu dengan Adam.
Mendengar hal itu Adam masuk keruangan Nisa, Ia berjalan mendekati ranjang nisa.
Nisa membuka matanya, ia membuka alat yang memberikan oksigen pada mulutnya agar bisa leluasa untuk berbicara.
" Ka..u Ad..am? Adiknya Bima, apa aku bisa me..minta to..long?" Ucap Nisa dengan suara yang lemah dan terbata-bata.
Adam menganggukan kepalanya.
" Bayiku baru lahir 3 minggu yg lalu aku belum memberikannya nama, ia adalah anak Bima! Saya mohon rawatlah dia, ia tidak punya keluarga lagi selain aku."
Adam hanya diam Ia tidak menjawab , tanpa Ia sadari air matanya terjatuh begitu saja, Saat Ia menghapus air matanya suster masuk dan membaringkan bayi di sebelah ibunya.
Nisa melirik putri kecilnya yang ada disebelahnya, dengan lemah ia mengangkat tanganya mengulas lembut kepala putrinya, lalu Ia mencium bayinya, air matanya jatuh membasahi pipi kecil putrinya.
" Maafkan ibu harus pergi meninggalkanmu! kau adalah anugrah terindah dalam hidup ibu, selamat tinggal sayang. Ibu doakan agar putri kecil ibu selalu bahagia."
Bayi mungil itu menangis kencang saat tangan sang ibu yang terlepas dari tubuhnya, ciuman sayang sang ibu adalah ucapan perpisahan terakhir untuk anaknya. Tangan Nisa terlepas dari pelukan bayinya Ia menutup mata untuk selamanya di samping bayinya yang menangis.
Adam lalu mengambil bayi Nisa dan mengendongnya bersamaan dengan Arka dan beberapa perawat yang memeriksa kondisi Nisa yang semakin menurun. Malam itu Nisa menutup mata untuk selama-lamanya.
" Bagaimana?" Tanya Adam pada Arka sambil menggendong Bayi Nisa.
Arka menggelengkan kepalanya , Jika Nisa sudah meninggal dunia.
" Innalillahi Wainnaillaihirojiun." Adam mendudukan tubuhnya di kursi tunggu di luar ruangan rawat Nisa.
ia tatap bayi perempuan mungil dalam gendongannya dengan iba, Sungguh hati adam terasa sakit dengan nasib bayi kecil Nisa harus kehilangan ibunya.
Bayi cantik dengan Mata yang bulat hidung mancung kulit putih seputih salju, membuat semua orang akan terpana, tapi mengapa Bima tidak mau mengakuinya, Adam yang terdiam tiba tiba ia merasakan tangan mungil bayi memegang jari Adam
Adam merasakan getaran yang berbeda, bayi yang cantik membuatnya mengangkat bibirnya , tersenyum kepada bayi.
" Aku berjanji akan merawatmu malaikat kecilku!".
visual Adam
...****************...
Bayi perempuan cantik ,malang sekali nasibmu baru terlahir ke dunia ini tapi harus merasakan kehilangan ,apakah kau bisa bersedih ? Apa kau mengerti perasaan kehilangan ? tangisan bayi mungil itu membuat yang menggendongnya merasakan perasaan sedihnya , seolah membagi rasa sedih saat ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh sang ibu, dan ayah yang seharusnya melindungi tidak mengakui sebagai anaknya .
Sungguh hati siapa yang tidak akan tersentuh melihat seorang bayi mungil itu menangis.
" sepertinya bayinya lapar !"
dr. Arka mengambil bayi perempuan itu dari gendongan Adam dan diserahkan kepada perawat untuk di beri susu.
Adam terdiam tubuhnya ada di sana tapi pikirannya berada di tempat lain ,setelah berpikir lama ia pun memutuskan untuk membawa bayi Bima ke Mansion Orangtuanya.
" Aku akan membawa bayinya ,dengan cara apa dia lahir kedunia ini ia tetap keturunan keluarga Wijaksono. Dan aku sudah berjanji pada ibunya untuk memberikan hak sebagai keturunan keluargaku."
kata adam kepada Arka dengan penuh keyakinan.
" Apa kau yakin, tante lidia dan om ibrahim akan menerimanya!Bima saja ayah kandungnya tidak menginginkannya! Tapi ... aku percaya padamu Dam, kau pasti tau yang terbaik untuk anak Bima." Arka menepuk bahu Adam.
"hemm_" jawab adam sambil berdiri untuk membawa bayi cantik itu bersamanya,menemui ayah , kakek dan neneknya.
...****************...
Malam semakin larut, sang dewi malam menampakkan dirinya di atas langit seolah memberikan kekuatan kepada Adam untuk membawa keponakannya bertemu ayahnya.
Adam sampai di mansion papahnya, dengan langkah yang pasti sambil mengendong keponakannya ia masuk kerumah.
" uncle adam..." teriak anak kecil sambil berlari ke arah Adam , anak itu adalah rumina anak kak Bima dan bella.
" Hey.. Sapa Adam , apa kabarmu rumi?" Adam tersenyum menyapa keponakannya.
" uncle bayi capa itu ,apa ntu oleh oleh untukku" dengan polosnya rumi mengatakan kalau bayi yang dibawa Adam adalah oleh - oleh. tapi bisa dikatakan oleh- oleh juga ,berupa adik tiri yang tak di harapkan.
Adam mulai masuk ke dalam mansion, ia mulai mencari keberadaan ayah dan ibunya ,saat kakinya mau melangkah ke ruang keluarga , bersamaan dengan ibunya yang keluar dari ruang keluarga.
" Adam! Kapan kamu pulang nak? Kenapa tidak memberitahu dulu kalau kamu akan pulang sayang!"
begitu banyak pertanyaan dari Ibunya yang terkejut melihat putra bungsunya telah pulang, hingga membuat Adam bingung mau menjawab apa?
mamah lydia mendekati Adam , betapa kagetnya Ia melihat Adam yang sedang menggedong bayi, mamah lydia penasaran dan menayakan kepada Adam siapa bayi itu?
"Bayi siapa itu? apa kamu mempunyai anak di luar nikah?" Ucap Lydia
suara Lydai yang keras membuat Ibrahim keluar dari ruangan kerjanya, matanya membulat melihat anak bungsunya yang baru pulang tiba-tiba membawa bayi.
" Jawab pertanyaan ibumu Adam! Anak siapa itu?"
suara sang ayah lebih keras lagi bertanya kepada putra bungsunya yang baru datang tiba-tiba membawa bayi merah di gendongannya.
Membuat semua orang yang ada di mansion kaget karena tuan besarnya berteriak.
Adam menarik napas dan menghebuskannya, " kenapa tidak papah tanyakan kepada ka Bima? " ucap adam kesal.
Mamah lydia dan papah ibrahim mengangkat alisnya , mereka bingung dan tidak mengerti dengan apa yang di katakan oleh Adam.
Lalu tiba-tiba terlihat dari tangga Bima turun bersama istrinya bella, mereka penasaran karena mendengar suara papah Ibrahim terdengar sampai kamar mereka.
Melihat bima berjalan ke arah Adam, ia emosi amarahnya tidak bisa di tahan lagi, ia meminta kepada ibunya untuk menggendong bayinya dulu.
Ketika Bima sudah dekat dengan Adam ,dan hendak akan memeluknya , Adam malah melayangkan tinjunya tepat di wajah kakaknya, Bima hampir terjatuh tapi di tahan oleh bella.
" apa-apaan kamu adam?baru datang malah memukulku" Bima kesal tidak terima mendapatkan pukulan dari adiknya sambil memegang pipinya yang terasa sakit.
" Kak Bima selama ini aku ingin menjadi sepertimu, tapi sekarang aku tidak mau. Kenapa? Karena kau sudah membuatku kecewa, tega sekali kakak menodai seorang gadis ,menghamilinya dan tidak mau mengakui darah dagingmu sendiri!"
ucap adam dengan emosi dan ingin menghajar Bima kembali tapi di halangi oleh Bella.
Mendengar itu dari Adam , Bima terdiam sambil melepaskan tangannya yang di pegang oleh bella istrinya.
apa yang dikatakan Adam barusan membuat semua orang di rumah itu terdiam dengan pikirannya masing-masing.
" Bi minah, bawa bayi ini ke kamar dulu" suara mamah lidia memecahkan keheningan.
" Jangan asal menuduh kamu Adam, apa maksudmu? Menuduhku mempunyai anak dari rahim wanita lain!" Bima tidak terima dengan tuduhan adiknya.
Dengan mudahnya Bima mengelak dengan apa yang di katakan Adam.
Kesal dengan Kakaknya Adam dengan lantang menceritakan tentang hubungan gelap bima bersama Nisa sekertarisnya
sampai mereka melakukan hubungan terlarang itu, dan Nisa mengadung anak Bima , tapi bima meminta Nisa untuk mengugurkan kandungannya, Nisa tidak mau dia ingin melahirkan bayinya.
Karena nisa ingin mempertahankan bayinya Ia pun di pecat dan di ancam oleh bima dan bella jika masih terlihat di perusahaan ia akan membunuh Nisa beserta bayinya.
" Jadi... maksudmu , bayi yang kau bawa adalah anak Bima!" Ibrahim geram mendapati Kebenaran yang bisa menghancurkan nama baik keuarganya.
Ia berjalan ke Arah Bima dan menampar keras pipi Bima
Plak......
" Lancang kamu Bima! Katakan papa benar yang dikatakan oleh Adam!" Teriak Ibrahim.
" Dan Kau bella , kau juga tau kalau suamimu ini menghamili sekertarisnya?" Ibrahim menatap menantunya dengan tatapan yang tajam membuat Bella menunduk takut.
" Pah , sebenarnya sekertaris mas bima yang duluan menggodanya!"
kata bella memberanikan diri membuka suara untuk membela diri, dia menjelek-jelekan Nisa , Jika Nisa adalah wanita penggoda dan suka bergati-ganti pasangan, jadi bayi itu bukan anak mas bima.
Mendengar Ucapan Bella Adam melemparkan hasil tes DNA , yang menyatakan kalau bayi itu adalah anak kandung Bima dan Nisa.
Saat di rumah sakit Adam sempat ragu, ia meminta untuk tes DNA , dan kebetulan tadi pagi Bima melakukan pemeriksaan rutinnya.
Arka memakai sample darah Bima yang ada di rumah sakit untuk mencocokkan DNA nya dengan bayi Nisa, dan hasilnya cocok 99% .
Mamah Lidia mengambil kertas yang dilempar Adam di meja Ia lalu membuka dan mengeluarkan surat tersebut untuk mencari kebenaran mengenai bayi yang di bawa anak bungsunya.
Lydia membaca dengan hati-hati hasil tes DNA itu, Ia membulatkan matanya, tangannya menutup mulutnya karena terkejut dengan kebenarannya.
" Ba..yi i...tu anak Bima! 99% cocok " kata mamah lidia sambil menatap tajam kepada Bima, yang di tatap hanya bisa menundukkan kepalanya karena sudah ketahuan berbohong.
Semua orang di sana terlihat kecewa, anak pertama papah Ibrahim, mempunyai anak di luar nikah . Ia geram kepada Bima. Papah ibrahim selalu menjaga kehormatan dan nama baik keluarganya. Ia tidak ingin reputasinya hancur dengan adanya anak haram Bima.
" Kau!" Ibrahim kembali memukul putranya.
Bugh...
Bima terjatuh di lantai, Bella membantunya berdiri suaminya.
Di ruangan itu terlihat sunyi setelah mendengar kabar yang akan mencoreng nama baik keluarga Wijaksono.
" Bawa anak itu,sembunyikan di panti asuhan di luar kota, jangan sampai orang lain tau?" Ucap papah ibrahim kepada anak tertuanya.
" Apa! pah .... bayi itu darah daging ka Bima cucu papah juga sama dengan Rumi!" Adam tidak setuju dengan keputusan ayahnya.
" Dia bukan cucuku! cucuku hanya Rumi" balas papah ibrahim dingin.
Mendengar hal itu adam benar benar kecewa bukan hanya kecewa pada kakaknya tapi ia kecewa pada ayahnya juga demi mempertahankan nama baik keluarga papah ibrahim tega membuang bayi yang tidak berdosa.
" Kalian tidak memiliki hati! Bayimu baru kehilangan ibunya, Nisa sudah meninggal tadi sore, dan ia menitipkan anakmu kepadaku! Aku sudah berjanji untuk memberikan haknya,Sebagai keluarga Wijaksono!"
Mendengar hal itu Bella terlihat senang, jadi Ia tidak perlu lagi ketakutan pada Nisa yang meminta pertanggung jawaban, berbeda dengan Bima mendengar Nisa meninggal ada rasa bersalah dalam hatinya, namun kebencian pada Nisa menghilangkan rasa sayang padanya.
" Adam dengar kau tidak ada urusan dengan Nisa, sudah lebih baik ikuti saran papah !" Ucap bella dengan sombongnya ,ia tidak ingin mengakui bayi itu sebagai anak sambungnya.
" Dam, kakak melakukan itu dengan Nisa di luar pernikahan! Jadi lebih baik kita lupakan semua ini dan titipkan bayi itu di panti" ucap mamah lidia sambil mengelus bahu Adam, berharap anak bungsunya bisa mengerti.
"hahahaha....aku tidak percaya keluarga macam apa ini! Apa tidak ada rasa kasian dalam diri kalian!" Adam tertawa dengan getir.
" Adam!"
Lydia mencoba menenangkan putranya berusaha meyakinkan putra bungsunya untuk setuju membawa Bayi Nisa ke panti asuhan.
Adam mengusap kasar wajahnya, ia tida menyngka jika ibu dan ayahnya malah mendukung kesalahan Bima.
" Baiklah jika kak bima tidak mau mengakui dia sebagai anakmu, Aku yang akan mengakuinya sebagai Anakku!" Ucap Adam sambil menatap benci kakaknya.
" Diam Kau Adam!" ibrahim marah mendengar adam mengatakan akan mengakui anak Bima sebagai anaknya.
Mamah lidia hanya bisa menangis melihat anak-anak dan suaminya bertengkar. Sedangkan Bella tertawa di dalam hati, dia senang jika papah ibrahim marah kepada Adam.
" Maaf pah ,mah, Adam tidak menuruti kalian, Adam sudah berjanji akan merawatnya! " kata Adam sambil melangkahkan kakinya ke kamar dimana bayi Nisa di tidurkan.
" Berani kamu membawa bayi itu! Papah tidak akan mengakuimu lagi sebagai anak, dan papah akan hapus namamu dari hak waris!"
Ancam Ibrahim.
" Terserah apa yang akan papah lakukan, tapi aku sangat yakin dengan keputusanku ini dan aku tidak akan menyesalinya!"
Adam melangkah pergi meninggalkan mansion papah ibrahim.
Melihat anak bungsunya keluar dari rumah , mamah lidia berlari dan memeluk Adam dari belakang, sambil menangis.
" Mamah mohon Dam, jangan pergi! Turuti apa kata papah nak, kamu janga khawatir mamah akan memastikan bayi ini akan dirawat dengan baik di panti!" Lydia meyakinkan Adam.
" Maafkan Adam mah , dia membutuhkan kasih sayang kita keluarganya!jadi Adam mohon izinkan Adam pergi!"
Adam melepaskan tangan mamah lidia dan menciumnya..
" Adam.... Jangan pergi nak. Hiks....hiks." mamah lidia menangis melihat putra bungsunya pergi.
Berbeda dengan Bella dan Bima , mereka terlihat senang di kamarnya mengetahui kalau Adam memilih pergi dan membawa bayi sialan itu. Mereka tidak perlu susah -susah menyingkirkan Adam dan bayi itu.
" sayang, sekarang anak papah hanya kamu! Jadi perusahaan papah hanya milikmu!" Kata bella sembari bersender pada lengan suaminya itu.
" hem ... kau benar sayang!" diluar Bima tampak terlihat senang tetapi hatinya merasakan sakit saat menhetahui wanita yanh dicintainya dan yang membiuatnya kecewa telah pergi untuk selama-lamanya.
Sebenarnya hati kecil Bima ingin mengakui bayinya setelah Ia melihat hasil tes DNA yang di bawa Adam, Namun rasa iri dan benci pada Adam menjadi penghalang untuk menerima anaknya.
Bima merasa iri kepada Adam, karena Adam selalu diunggulkan oleh papah ibrahim dalam berbagai hal, ia selalu menjadi no 2 padahal ia anak tertua, ditambah mendapatkan hasutan dari istrinya bella yang terbiasa hidup bergelimang harta, ia takut kalau perusahaan akan jatuh ke tangan Adam. W corporation harus di pimpin oleh Bima.
...****************...
Di tempat lain Adam berdiri melihat ke arah jendela luar apartemen . Ia memikirkan kemana Ia akan pergi.
Saat sedang melamun Adam dikejutkan dengan suara bel. Ia pun bergegas membuka pintu apartemennya.
" Hay ... Adam, aku rindu sekali padamu!" ucap Ardi sahabat baiknya Adam yang merupakan saudara kembar dr. Arka
" Masuklah..!" kata Adam kepada ardi
Ardi datang ke apartemen Adam karena Arka memberitahunya, dan Arka sudah menceritakan masalah Adam kepada adiknya itu .
Terdengar suara tangisan bayi di kamar, Ardi dan Adam berlari ke kamar mencoba menenangkan bayi itu.
" Mungkin dia lapar dam?"
" Aku sudah memberinya susu, apa masih lapar?" kata adam sambil menggendong bayi itu, sedangkan Ardi malah ketawa melihat Adam yang mendadak menjadi hot daddy.
"hahaha... Seorang Adam yang dingin seperti es bisa menenangkan bayi, wah kau hebat Adam tanpa punya wanita kau bisa punya bayi!" kata ardi.
Ardi memang selalu bercanda , meski dia selalu mengatakan hal aneh tapi Ardi adalah sosok sahabat yang baik dan setia.
" Jadi siapa nama bayi ini!" kata ardi sambil mencuil pipi putih bayi.
Mendengar hal itu , adam baru menyadari kalau dia belum memberikan nama. Ia pun berpikir siapa nama bayinya.
" Aku akan memberi nama Fiona Zea Wijaksono yang berarti Anak perempuan yang kelak tumbuh menjadi wanita yang baik dan menjadi seperti cahaya yang berguna untuk orang di sekitarnya."
...****************...
Sepasang suami istri duduk terdiam tanpa sepatah katapun dalam kegelapan, malam yang sunyi menambah sunyi kesunyian yang memeluk dalam jiwanya.
Memikirkan anak-anaknya yang mereka banggakan , menjadi sumber kekecewaan yang mendalam.
anak pertamanya sudah memberikan noda hitam bagi keluarga, sedangkan anak keduanya malah menerima noda hitam kakanya .
Siapa yang bersalah , siapa yang bertanggung jawab. Hal ini membuat papah Ibrahim marah.
drt...drt...drt
suara panggilan telpon memecahkan kesunyian.
" Iya, dimana dia tinggal! Baiklah awasi dia!"
kata papah Ibrahim mejawab panggilan asistennya yang memberitahu bahwa adam membawa bayi itu di apartemennya.
" Pah , cepat bawa Adam pulang! Mamah tidak mau Adam pergi dari sini."
pinta mamah lidia membujuk suaminya yang keras kepala.
" kita rawat saja anak itu di sini, jangan simpan di panti pah! dengan cara apa dia lahir kedunia ini, dia tetap bayi yang tidak berdosa , dan cucu kita juga!" mamah lidia berusah meyakinkan suaminya itu.
" Tidak bisa mah!kita ini keluarga terhormat ,papah tidak akan membiarkan nama baik keluarga Wijaksono harus menanggung malu akibat ulah anak-anakmu itu !"
jawab Ibrahim dengan emosi sehingga membuat mamah lidia ketakuan dan menangis tersedu-sedu, ia tidak menyangka keluarganya yang harmonis menjadi hancur hanya dalam satu malam akibat ulah kesalahan Bima.
" Mamah mohon pak!"
bujuk mamah lidia sambil menangis , berharap suaminya akan luluh jika melihat dia menangis.
Papah ibrahim tidak menjawab pertanyaan istrinya,ia pergi meninggalkan istrinya di kamar.
Mamah lidia hanya bisa menangis di kamarnya, memikirkan Adam yang pergi begitu saja.
...****************...
Cahaya matahari mulai mengintip di balik jendela kamar, baby zea yang cantik sudah terbangun tetapi dua penjaga yang tidur disebelah kanan dan kirinya masih terlelap tidur.
setelah semalaman mereka menjaga baby zea yang setiap 2 jam sekali meminta susu, kedua penjaga itu adalah Adam dan Ardi. Mereka baru bisa terpejam ketika waktu subuh.
Flasback on
" Tadi aku sudah memberi baby zea susu! Tapi kenapa masih menangis." ucap Adam bingung.
" Mungkin popoknya sudah penuh coba kamu cek!"
"Aku..." ucapa Adam seraya menunjuk dirinya.
" Lah siapa lagi , kau daddy nya sekarang , so bersihin, pasti zea ngompol atau lebih dari itu! hahahahha." ucap ardi sambil berlalu keluar kamar mencari makanan karena lapar.
Mendengar hal itu membuat Adam jadi bergidik ngeri harus membersihkan pup baby Zea, ia meyakinkan dirinya harus bisa karena sekarang zea adalah anaknya.
Adam lalu membuka popoknya dan ternyata benar zea pup, ia bingung bagaimana cara membersihkannya.
Tiba tiba Ardi datang dan memberi contoh kepada Adam cara membersihkan bayi dengan tissue basah.
Ardi begitu lihai membersihkan baby zea, secara Ardi pernah melakukan itu ketika kaka perempuannya mempunyai bayi, Ardi yang sering di suruh untuk membersihkan keponakannya itu, alasannya karena latihan sebelum punya anak sendiri.
" Wah kau hebat Die! "
Puji Adam pada Ardi
Ardi yang di puji tampak bangga tidak sia-sia Ia selama 2 bulan mengurus keponakannya itu.
Pukul 22.00 zea mulai tidur, Ardi hendak pamit pulang tapi Adam melarang pulang, Adam sangat butuh bantuan temannya itu.
Dia ingin belajar mengurus bayi kepada Ardi yang berpengalaman.
Akhirnya Ardi tetap tinggal di apartemen Adam, saat mereka akan terlelap tidur baby zea tiba-tiba menangis, Adam bangun dan membuatkan susu, baby zea tertidur lagi.
"oek...oek...oek,"
baby zea menangis bayi mungil itu terbangun kembali. Adam meminta ardi untuk bangun
" Die , baby zea nangis lagi , kamu diamin aku ngantuk" kata Adam kepada ardi
" hoaamm...kamu ganggu saja "
Ardi bangun memberi susu zea dan zea pun tertidur lagi.
Beberapa kali zea terbangun membuat 2 laki laki itu kewalahan.
" Ternyata menjadi ibu itu susah"
ucap adam dan ardi berbaringan sembari tertidur kembali.
Flasback off
Tingnong...tingnong...tingnong
Suara bel membangunkan Adam dan Ardi
" Die ..buka pintunya. Siap pagi pagi datang kesini!" titah Adam pada sahabatnya dengan mata terpejam.
Ardi terpaksa bangun setiap kali Adam menyuruhnya dia selalu mau untuk melakukan apa yang di suruh Adam , seperti seorang asisten saja.
Setelah ardi pergi untuk membuka pintu , Adam ikut bangun dan melihat baby zea yang tersenyum kepadanya, Adam begitu bahagia melihat wajah mungil baby zea.
" Selamat pagi Putri Daddy yang cantik!" Ucap adam sambil mencium pipi zea dengan gemas.
Saat Ardi membuka pintu Ia kaget karena yang datang adalah papah ibrahim dan mamah lidia.
" Om, tante!"
kata ardi sembari membuka pintu dan menyuruh mereka masuk.
" Mana Adam? Panggil dia kemari!" Ucap Ibrahim kepada ardi
Aura papah ibrahim memang selalu membuat orang takut.
Mendengar suara ayahnya Adam keluar dari kamar, Ia berharap jika kedua orangtuanya berubah pikiran untuk menerima Zea dalam keluarganya.
Melihat putranya Lydia menghampiri Adam dan memeluknya
" Adam... ayo kita pulang Nak!" Lydia membujuk adam
" Adam akan pulang jika Papah dan Mamah menerima Bayi Nisa, dan Izinkan Adam untuk merawatnya."
" Tidak Bisa, Kau tau keluarga kita adalah keluarga terhormat, susah payah papah menjaga nama baik keluarga." Ibrahim tetap dengan pendiriannya, begitupun Adam kukuh dengan keinginannya.
" Kehormatan! Jika papah Orang terhormat Papah tidak akan membuang bayi yang tidak berdosa." Adam menantang Ayahnya.
" lancang kamu Adam!" Ibrahim marah
" Pah, Adam hentikan!" Lydia berada di antara anak dan suaminya yang sama-sama keras kepala.
" Adam, bawa bayi itu ke panti asuhan!"
" Zea namanya pah, keputusan adam sudah bulat, Adam akan merawatnya."
" Kau , anak pembangkang."
Yang bersalah disini adalah Bima tapi kenapa jadi seolah adam yang bersalah, seharusnya papah ibrahim bangga kepadanya karena Ia mau mengurus keponakannya.
" Baiklah jika itu keputusan mu, Segera tinggalkan apartemen ini, sepeserpun papah tidak akan memberikan mu uang."
Mamah lidia dan ardi , terkejut dengan apa yang di sampaikan oleh papah Ibrahim , tapi tidak dengan Adam, Adam sama sekali tidak takut atau menyesal memilih zea , Ia tidak perduli jika Fasilitas yang di beri oleh papah ibrahim akan di ambil kembali.
"Dad, don't do that, poor Adam, how can he live if he takes all the facilities?"(pah jangan lakukan itu kasian Adam, bagaimana dia bisa hidup jika semua pasilitasnya papah ambil)
mamah adam memohon kepada papah ibrahim, tapi papah ibrahim malah menyeret mamah lidia untuk segera pergi dari sana.
" Ayo pulang!.. Adam dalam waktu 12 jam kau harus tinggalkan apartemen ini!"
Papah ibrahim sengaja mencabut fasilitas Adam, agar dia menyerah untuk menyerahkan baby zea ke panti asuhan. Tapi Adam tetap kuat dengan keputusannya.
" Tidak perlu menunggu 12 jam , saat ini pun aku akan pergi!" kata Adam membuat papah ibrahim semakin emosi dan pergi membawa mama lidia meninggalkan apartemen Adam.
" Dam, apa kau sudah gila, kau membantah om ibrahim. Lalu kau akan pergi kemana?" Kata Ardi cemas ia mengkhawatirkan sahabatnya itu.
" Aku punya tabungan , dan aku akan pergi ke Jerman!"
"What...Jerman?" Ardi kaget mendengar Adam yang akan pergi
Adam akan pergi Ke Jerman , ke rumah kakek Richad Ayah mamah lidia. Adam juga mempunyai saham di perusahaan kakenya dan dia akan mengembangkan bisnis dalam Informasi dan Teknologi, bersama kake Richad, Kakek Richad adalah ayah angkat Lydia.
" Dam, kalau begitu aku ikut dengan mu, Aku melamar menjadi asisten pribadimu!" kata ardi sambil menurun naikan alisnya.
" Benar kau akan ikut denganku,ok deal I also need a caretaker who is painstaking like you!hahaha."
(aku juga butuh pengasuh yang telaten sepertimu).
Adam merangkul sahabatnya itu, merekapun tertawa bersama-sama . Dan siap siap untuk berangkat ke Jerman.
...****************...
visual Baby Zea
visual Ardi
visual papah ibrahim l
Visual mamah lidia
visual Bima
u
Visual bella
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!