NovelToon NovelToon

Bulan Itu Menelan Malam Dan Mimpiku

1. Awal Mula

Cahaya matahari menerobos kisi-kisi kamar seorang gadis. Gorden berwarna biru itu masih betah menyembunyikan sinar matahari pagi yang mulai menyapa. Sesosok gadis masih tidur dengan sangat tidak anggun. Alarm terus berbunyi berulang kali dan sepertinya gadis itu tidak mendengar atau masih berusaha fokus untuk tidur kembali. Entah di dering ke berapa tangan gadis itu menggapai ponselnya untuk mematikan alarm ponselnya, dia kemudian membuka matanya dan berusaha mengumpulkan nyawanya yang mungkin masih bertebaran entah kemana.

Hari ini dia harus bisa mendapatkan pekerjaan, karena cicilan rumahnya tidak bisa menunggu, dan serentetan kebutuhan hidupnya harus dia penuhi.

Ia menghela nafasnya sebentar setelah nyawanya terkumpul, kemudian bangun dan langsung mandi. Hari ini dia harus bisa mendapatkan pekerjaan, atau dia bisa saja hanya makan 1x sehari.

Setelah mandi ia langsung keluar rumah dan mengunci pintu rumahnya, dia tidak sarapan karena tidak terbiasa melakukannya. Dia berjalan menyusuri jalan menuju jalan raya, jalanan lumayan sepi karena ini sudah jam 9 pagi dan mayoritas orang sudah melakukan kesibukan masing-masing.

Dia menghentikan bus menuju pusat kota, dia akan berusaha mencari pekerjaan di daerah sana. Bus tidak terlalu penuh, jadi dia bisa mendapatkan tempat duduk.

Di berhenti di pemberhentian bus yang berada di kawasan perusahaan- perusahaan besar. Ia mulai mengamat-amati gedung-gedung pencakar langit itu. Ia memilih gedung mana yang harus ia masuki terlebih dahulu. Setelah memilih, menimbang, dan membandingkan ia memilih untuk memasuki perusahaan De Agler Company, ia memilih gedung tersebut karena perusahaan tersebut termasuk perusahaan besar yang bergerak di bidang teknologi, informasi, retail, permobilan dan semua hal mewah dapat ditemukan di perusahaan tersebut.

Bulan memasuki lobi perusahaan tersebut dengan mulut menganga takjub, lobi hotel itu begitu luar biasa. Penataan ruang yang simple tapi memberikan kesan mahal dan mewah.

Setelah sadar dari keterpukauannya bulan langsung berjalan menuju resepsionis dan bertanya apakah ada lowongan pekerjaan atau tidak.

" Permisi kak"

" Baik, ada yang bisa dibantu?" tanya resepsionis tersebut dengan wajah ramah

" Maaf ingin bertanya apakah disini ada lowongan pekerjaan ya kak?" tanya bulan

" Baik tunggu sebentar, saya tanya pihak HRD terlebih dahulu" kata sang resepsionis, yang kemudian mengangkat telepon kantor untuk bertanya. Bulan menunggu sambil mengamati lobi tersebut yang sangat ramai.

" Eh maaf kak, kamu ada sebuah lowongan pekerjaan, jika anda berminat anda bisa meninggalkan lamaran anda di sini dan nanti pihak HRD akan menghubungi anda" jelas sang resepsionis.

" Wahhh, baik kak, ini lamaran saya dan terimakasih atas waktunya" kata bulan sambil mengulurkan map yang sudah ia siapkan.

Bulan kemudian meninggalkan perusahaan tersebut dan melakukan hal yang sama dengan perusahaan lainnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore, bulan sudah berada di dalam bus yang akan membawanya pulang. Bulan tersenyum karena akhirnya dia bisa menemukan lowongan pekerjaan walaupun belum tentu diterima.

Dia berjalan pulang ke rumahnya sambil bersenandung, dia akan pulang ke rumahnya walaupun tahu tidak akan ada yang menyambut kepulangannya. Mengingat itu bulan tersenyum getir.

Sesampainya bulan di rumah dia langsung merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu, dengan posisi kepala dibawah dan kaki diatas. Ia merasakan kakinya pegal karena dibuat berjalan kesana kemari dari pagi. Ia memegangi perutnya yang lapar, dikarenakan tadi siang dia hanya mengganjal perutnya menggunakan roti yang ia beli di Indomaret.

Pikiran bulan mulai berjalan kemana-mana. Ia memikirkan dirinya sendiri dari kecil dia tidak pernah merasakan apa itu keluarga hingga membuat ia harus bisa mandiri dan berdiri di antara dunia yang kadang bisa begitu kejam, pikirannya melanglang buana kemana- mana, hingga ia mulai tersadar kembali.

Bulan mulai berjalan ke kamarnya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan juga menghilangkan penat setelah seharian ia berkeliling-keliling, setelah mandi ia merebahkan diri di kasur tanpa makan terlebih dahulu, tidak lama wajah cantik itu menutup mata danmulai terlelap mengarungi mimpi, yang semoga saja indah

Awal Baru

Pagi ini Bulan bangun dari tidurnya yang tanpa mimpi tanpa alarm, karena setiap libur bulan tidak pernah memakai jasa alarm untuk membangunkan paginya agar tidak berisik. Bulan meregangkan otot-ototnya sebelum beranjak dari tempat tidur. Ia masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi, selesai melakukan ritual paginya bulan ke dapur, ia berminat untuk membuat sarapan sekaligus makan siang. Bulan memasak telur ceplok yang matang karena, bulan tidak menyukai yang setengah matang. Menurut bulan telur setengah matang sama saja masih mentah dan tidak layak dikonsumsi. Bulan juga Memasak sayur sop dan sambal extra pedas favoritnya.

Selesai masak, ia mengambil vakum cleaner miliknya untuk menyedot debu-debu yang menempel di rumahnya, walaupun rumah itu jarang berpenghuni karena ia kebanyakan menghabiskan waktu di luar untuk bekerja dan menurutnya ia sibuk, tidak bisa terlalu ber ekosistem di rumahnya sendiri. Bulan membersihkan rumah sambil bersenandung, ia menyambungkan ponsel dengan speaker bluetooth yang ada di atas meja tamu. Bulan menikmati kegiatan paginya dengan santai.

Selesai beberes rumah bulan sarapan sekaligus makan siang, tidak lupa dengan ponsel di tangan. Bulan ingin mengecek apakah lowongan-lowongan yang ia kirim kemarin membuahkan hasil. Bulan melihat ada beberapa pesan masuk, bulan hampir tersedak ketika membaca sebuah pesan masuk yang berisi bahwa dia bisa melakukan wawancara besok. Bulan melotot melihat pesan itu, tak lama dia berdiri dan bersorak

" Yey, akhirnya dapet kerja juga ", kata bulan sambil melompat-lompat layaknya anak kecil. Selesai dengan euforianya bulan kemudian mengetik dengan cepat balasan bahwa besok dia bisa ikut wawancara tersebut.

Selesai makan, bulan yang rasa senangnya sedang meluap-luap memutuskan untuk mandi dan ia akan jalan-jalan di taman dekat rumahnya untuk me time, sembari mempelajari apa yang harus ia persiapkan besok.

Bulan keluar dari rumahnya sekitar jam 2 siang, dia berjalan kaki menuju taman itu. Di taman bulan duduk di bangku pojok, ia menghempaskan tubuhnya ke kursi dan memandang sekeliling yang tidak terlalu ramai. Bulan mengedarkan pandanganya ke segala penjuru arah, meng amat - amati sekitar untuk melihat sesuatu yang mungkin menarik. Bulan menarik nafas kemudian ia fokus ke ponselnya yang menampilkan sederet pertanyaan yang mungkin saja akan ditanyakan. Bulan fokus ke ponselnya tanpa memperhatikan sekitarnya lagi, ia terlalu khusyuk dan tenggelam dalam pertanyaan - pertanyaan yang ia pelajari.

Setelah sekian lama bulan menunduk, ia kemudian menegakkan kepala kembali karena pegal dan ia sudah menunduk cukup lama. Bulan melihat jam di ponselnya yang ternyata sudah menunjukkan pukul 5 sore, pantas jika ia merasa lehernya pegal dan agak nyeri ketika digerakkan.

Bulan mengedarkan pandangannya, ia menatap sekeliling taman yang mulai ramai dipenuhi banyak keluarga, anak-anak, remaja, anak muda dan dia sendiri yang terlihat sendiri. "menyedihkan bukan', diantara banyaknya orang bulan justru merasa kesepian. Bulan melamun dan kemudian menghela nafasnya sendiri. sekali lagi bukan mengedarkan pandang, tidak ada yang terlalu menarik di matanya. Bulan mulai membereskan bawaannya dan bersiap untuk pulang. Bulan bangkit dari duduknya dan berjalan pulang, walah bulan tahu tidak akan ada yang menunggunya di rumah, bulan kembali menghela nafasnya kemudian berjalan pulang sambil menunduk tanpa mengamati sekitar lagi, karena dengan melihat pemandangan itu hanya membuat hatinya semakin terluka dan kesepian.

Pertemuan Pertama

Pagi ini bulan sedang menatap pantulan dirinya di cermin kamarnya. Bulan memakai kemeja putih lengan panjang dan rok hitam selutut, bulan juga memakai hels dengan hak tidak terlalu tinggi untuk menunjang penampilannya hari ini. Ia berputar - putar untuk melihat apakah pakaiannya sudah cocok apa belum di tubuhnya, kemudian memoles sedikit bedak dan lipstik warna lembut di bibirnya, agar tidak terlihat seperti orang sakit tipes. Bulan juga tidak lupa menyemprotkan parfum miliknya ke area tertentu kulitnya agar ia wangi, tidak bau terasi dalam beberapa jam kedepan.

Setelah yakin dengan dandanannya bulan meraih tas yang ada di atas kasur miliknya, serta beberapa dokumen yang mungkin diberikan nanti. Bulan mulai berjalan keluar rumahnya menghampiri Taxi online yang sudah ia pesan dan akan membawanya ke De Agler Company untuk melakukan wawancara pertamanya di sana. Dalam hati bulan selalu berdoa semoga ia diterima bekerja di sana agar ia bisa memenuhi kebutuhan - kebutuhannya.

Di jalan bulan hampir mengumpat karena jalan yang mendadak ramai, banyak orang. padahal ia sudah berangkat lebih pagi daripada manusia pada umumnya untuk menghindari macet, dan ternyata harapannya tinggal harapan.

" Pak bisa dipercepat tidak pak, saya hampir terlambat", kata bulan kepada supir taksinya.

" maaf nona, sepertinya tidak bisa", sahut supir taksi.

" bener - bener tidak bisa pak, lewat jalan pintas gitu atau gimana, soalnya saya harus sampai sebelum jam 9 ayolah pak", kata bulan dengan setengah memohon.

" tetap tidak bisa nona, tetapi saya jamin nona akan sampai ke tujuan sebelum jam 9 dan tidak akan terlambat ", kata supir taksi mencoba menenangkan bulan.

Bulan hanya bisa menghela nafas pasrah. Bulan pun mulai diam dan mengarahkan pandangannya ke jendela sampingnya, sesekali melirik jam tangan yang menempel di pergelangan tangan kirinya untuk memastikan ia tidak terlambat.

Menit demi menit berlalu setelah menempuh perjalanan hampir 45 menit melewati macet, bulan sampai di halaman depan gedung De Agler Company. Bulan turun terburu buru dari taksi sambil menyerahkan ongkos dan berterimakasih kepada sopirnya, dan berjalan sedikit berlari ke arah resepsionis karena waktunya kurang dari 15 menit saja.

" Permisi kak, ruang wawancara dimana ya?, " tanya bulan kepada petugas resepsionis.

" Kakak bisa naik ke lantai 5, masuk ke ruangan ke 2, di sana ruang wawancaranya, dan kakak bisa menggunakan lift yang itu", kata resepsionis sambil menunjuk lift yang bisa bulan gunakan.

" baik kak terimakasih", kata bulan sambil tersenyum.

Bulan berjalan sedikit berlari, karena lift itu hampir tertutup tanpa tahu bahwa ia hampir menabrak seseorang. Bulan masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke lantai 5. Sesampainya bulan di sana dia melihat banyak peserta lain yang menunggu giliran di panggil, bulan berjalan dan duduk di tempat duduk yang masih kosong sambil membuka buka kembali materi yang ia siapkan sembari menunggu dirinya dipanggil.

Disisi lain Revan yang hampir ditabrak bulan hanya bisa mengumpat kecil karena ada gadis yang hampir menabraknya. Revan menatap punggung gadis itu yang menghilang dibalik pintu lift yang tertutup. Revan berlalu menuju lift yang akan membawanya ke ruangannya sambil memikirkan gadis mana yang sangat berani hampir menabraknya.

Bulan menyelesaikan wawancara hari ini dengan baik, ia juga merasa bisa menjawab semua pertanyaan dari penguji tadi, tinggal menunggu pemberitahuan selanjutnya apakah dia diterima atau tidak.

Bulan berjalan menuju halte bus sambil bersenandung. Bulan masuk ke dalam bus yang akan membawanya ke rumah. Beruntung bus itu tidak terlalu sesak dan bulan bisa mendapatkan tempat duduk.

Sesampainya bulan di rumah, ia mandi berganti baju santai sambil rebahan, seperti ikan. Berguling ke sana kemari dan akhirnya bulan memutuskan untuk tidur dan berharap semoga mimpinya indah, semoga.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!