Lilia Ayu.
Seorang wanita cantik dan manis, berusia 23 Tahun, berkuliah di sebuah kampus ternama di kota itu. Lilia Biasa di panggil Lia itu juga bekerja sampingan di sebuah Bar saat malam hari.
Di kampus, Lia di kenal sebagai wanita yang cantik dan sederhana, berbanding terbalik Lia di kampus dan di tempat kerja nya. di bar ia sangat modis dalam berpakaian, semua menular begitu saja sejak liat bekerja di bar sebagai pengantar minuman, di mana ia di harus kan merawat diri dan berpenampilan menarik. Sementara di kampus ia berpakaian ap ada nya, dengan kaos oblong dan celana jeans saja.
Namun meski Apa ada nya, kecantikan Lia tidak bisa di sembunyikan, Wajah cantik dan sikap nya yang lembut membuat ia menjadi primadona di kampus nya.
Banyak laki-laki yang mengejar nya, namun Lia hanya ingin fokus kuliah karena ia bermimpi untuk hidup baik dimasa depan, karena Lia datang dari keluarga yang miskin, di kampung nya orang tua Lia hanya lah seorang petani yang hanya bekerja cukup untuk makan mereka, itu sebab nya Lia bekerja di sebuah bar sebagai pengantar minuman untuk bisa membayar uang semesteran dan juga biaya hidup nya di kota besar.
"Jangan kesehatan nak, ingat kata ibu dan Bapak, belajar yang benar biar segera selesai kuliah mu."Nasehat ibu setiap Lia menelepon. Lia tidak pernah bosan sama sekali, ia sangat bahagia mendengar suara ibu dan ayah nya, yang ia tahu juga merindukan nya.
"Iya Bu, jangan khawatirkan Lia. Ibu dan Papa juga jaga kesehatan ya. setelah libur semester Lia akan pulang." Balas Lia.
"Iya nak."
Bekerja di bar, Lia selalu berusaha menjaga kesucian nya, ia hanya melayani menuangkan minum dan menemani, tidak lebih dari itu. Namun sesuatu yang Lia pernah bayangkan, dan takutkan pun terjadi di saat ia bekerja, bertemu dengan laki-laki hidung belang yang mencoba menawar Lia tanpa rasa malu, seolah penawaran sudah biasa laki-laki itu lakukan.
"Hanya 1 malam, katakan saja kau ingin berapa, aku akan membayar mu." Ucap Om Om.
Lia masih mencoba untuk profesiona dan tersenyum. "Om bisa saja, Tapi maaf ya Om, Lia tidak melayani itu." Ujar Lia membalas dengan baik agar pelanggan tidak marah.
"Cih, Jual mahal sekali, bekerja di tempat seperti ini tidak usah sok suci, katakan saja berapa yang kau mau, aku siap membayar mu untuk 1 malam." Emosi itu tiba-tiba meledak saat Lia memberikan penolakan.
Lia terkejut dengan reaksi laki-laki itu, ini bukan pertama kali nya Lia di tawar oleh laki-laki yang minum di bar ini, Baru kali ini liat mendapatkan reaksi yang berlebihan seperti ini.
Karena takut ini akan semakin besar, Lia pun memilih untuk meninggalkan laki-laki itu karena tak ingin menjadi masalah besar jika Lia terus meladeni nya.
Namun saat ia keluar, laki-laki itu malam berteriak dan membuat Lia ketakutan. Pria itu berdiri dari duduk nya seolah akan mengejar Lia.
"Hei, kemana kau ******." teriak nya. tentu saja itu membuat Lia ketakutan, Ia berjalan cepat untuk menggapai ke lift meninggalkan lantai itu.
Tak ingin sesuatu yang ia takutkan terjadi, Lia memilih untuk berjalan lebih cepat.
Di kampus Lia duduk bersama sahabat nya Fani ,di taman depan kampus karena tidak ada Dosen datang hari ini.
"Li, aku rasa kau harus berhenti bekerja disana." Ucap Fani.
"Di bar?."
"Iya lah, dimana lagi, aku tu khawatir kalau kamu masih kerja disana."Ucap Fani.
"Ah....sayang, Kau memang sudah seperti ibu ku saja, selalu mengkhawatirkan ku." Balas Lia memeluk Fani.
"Enak aja, aku disama kan sama orang tua, aku kan masih muda."Ketus Fani lalu tertawa.
Lia pun tertawa mendengar kata penolakan.
"Tapi aku serius Lia."
"Iya aku mengerti, Aku akan pikirkan lagi." Balas Lia.
di tengah obrolan mereka Lia di hampiri seorang laki-laki bernama Dimas.
"Hi Lia." Sapa Dimas.
"Hi Dim."
"Nanti pulang kuliah aku antar ya pulang ya?." Ucap Dimas.
"Em, gak usah deh Dim, aku mau lansung ketempat kerja."Balas Lia.
"Kamu kerja dimana?, nanti aku antar?." Tanya Dimas lagi.
"Ada dech, kamu ga akan suka kalau tahu." Dimas mengerutkan kening gak mengerti. " Em aku mau ambil buku dulu ya di perpus." Balas Lia lagi sembari berdiri dari duduk nya.
"Fan, bentar ya." Ucap Lia, Fani tersenyum mengangguk.
Melihat Lia berjalan pergi, Dimas duduk di samping Fani dan membuang nafas berat.
"Susah banget sih dekat sama Lia." Ucap Dimas bicara sendiri. Fani tersenyum menahan tawa mendengar nya.
"Fan. Lia tu kerja dimana sih?." Tanya Dimas.
"Tanya aja sendiri."Balas Fani.
"Gimana mau tanya, sekali di dekati selalu saja menghindar."Balas Dimas.
"Itu nama nya Lia ga mau di serang sama fans mu. kan dia udah pernah bilang dia itu mau fokus kuliah."Ujar Fani.
Dimas mendengar hal itu ia pun tersenyum bangga, lalu berdiri pergi untuk menyusul Lia.
"Hei, mau kemana?." Tanya Fani heran.
"Ngejar cinta." Balasa Dimas. Fani mengelengkan kepala nya mendengar hal itu.
Dimas adalah seorang laki-laki tampan di campus yang di kejar banyak wanita. selain tampan, Dimas juga memiliki tubuh yang atletis, serta kaya raya. yang sudah pasti menjadi incaran para wanita wanita kampus ini.
Dimas menyukai Lia sejak mereka sama sama masuk dan berkuliah disini, sudah beberapa kali ia menyatakan cinta nya pada Lia, tapi Lia selalu memberi jawaban yang sama, kalau ia ingin fokus kuliah, Meski beberapa kali mendapatkan penolakan dari Lia, Dimas tidak menyerah, ia tetap disisi Lia menjadi teman wanita itu. dari banyak wanita yang mengejarnya hanya Lia yang tidak terlihat memiliki taktik untuk dekat dengan nya, itu membuat Dimas penasaran dengan sosok Lia yang ia anggap istimewa.
Lia ke perpus memilih buku yang akan ia bawa pulang. saat mengambil buku, Lia di kagetkan dengan sepasang mata yang melihat nya dari rak sebelah, Itu adalah mata Dimas.
"Dimas, kamu bikin kaget aku tahu gak.", reflek Lia memarahi Dimas.
"Sssssttttt." Orang orang yang sedang membaca meminta Lia untuk mengecilkan suara, Lia pun jadi tidak enak dan menghampiri Dimas.
"Dimas, kamu tu bikin kaget aja tahu gak." Lia mencubit pinggang Dimas.
"Maaf maaf, siapa suruh kamu cantik banget."Ucap Dimas mengoda Lia.
Lia menghela nafas, mengelengkan kepala nya, lalu berjalan ke depan untuk mengecap buku yang ingin ia pinjam.
"Li, Nanti kita makan siang bareng ya, Plissss, aku traktir." Ucap Dimas menghadang Lia saat mereka sudah keluar dari ruangan perpus.
Lia menatap Dimas, lalu melihat jam tangan di pergelangan tangan nya, ia pun dengan sangat terpaksa pun mengangguk setuju, hanya makan tidak lama. pikir Lia.
Lia berjalan ke arah Dimas yang menunggu nya di samping mobil.
"Silakan Tuan Putri." Dimas membukakan pintu mobil untuk Lia masuk. Lia tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
Disisi lain, Beberapa wanita tengah berdiri menatap Lia dan Dimas yang akan pergi bersama.
"Eh, liat tu Lia sama Dimas." Ucap Nita.
"Sialan Tu Lia, selama ini jual mahal banget Dimas dekati dia, ternyata Mau juga." Ucap Via yang kesal saat melihat Dimas yang ia sukai jalan dengan Lia.
•••
Setelah dari kampus, Lia pun bersama Dimas menuju ke sebuah Restoran cafe yang tidak jauh dari kampus mereka.
Dimas sangat senang karena ini pertama kali nya Lia mengiyakan ajakan nya untuk makan bersama. sesekali ia menoleh melihat wanita itu dengan terlihat sangat mempesona di matanya.
"Dim, fokus." Ucap Lia.
"Iya, kamu sih cantik banget." Gombalan Dimas seolah sudah biasa Lia dengar, ia hanya membalas dengan membuang nafas pelan.
"Lia, kamu benaran gak mau pacaran sampai wisuda?." tanya Dimas.
"Iya Dim. kenapa memang nya?."
"engak, Cuman mau Pastiin kamu jadi milik aku nanti."Balas Dimas tersenyum.
"Gak usah aneh-aneh dech Dim, Di kampus banyak wanita yang cantik dan pinter." Ucap Lia.
"Nama nya juga Cinta." Ucap Dimas.
Lia pun tertawa saat mendengar kata Cinta Yang Dimas katakan. Dimas ikut tertawa kecil, meski ia tak tahu apa yang lucu dari perkataan nya. Tawa Lia seolah menular begitu saja.
Saat sampai di restoran, Lia dan Dimas memesan makanan, usai memesan makanan, Lia pun izin lebih dulu ke toilet.
"Dim, aku ke toilet dulu ya."
"Mau aku antar ga?." Dimas tersenyum mengoda.
"Apaan sih dim."
"Iya-iya, hati-hati Lia, jangan lama-lama Ya."Ucap Dimas.
Lia berjalan ke arah toilet, Namun tanda sengaja ia menabrak seseorang hingga membuat tubuh nya agak terpental.
"Maaf."Reflek ucapan Maaf keluar dari mulut Lia.
Orang yang menabrak nya seorang laki-laki berpakaian jas dan sangat rapih, Menatap Lia dengan dingin.
"Jalan lah lebih hati-hati, pakai mata mu untuk berjalan."Ucap Pria itu lalu berjalan pergi..
"Memang nya aku yang salah ya?, Aku rasa aku sudah kakak tepi sekali."Batin Lia, membuang nafas berat.
Lia hanya menelan Saliva nya, menahan kekesalan, bertemu pria arogan seperti itu sudah biasa Lia temui saat berada di bar. menahan diri untuk tidak menjawab adalah cara tepat untuk tidak memperpanjang masalah.
Pria yang baru saja menabrakkan nya Adalah Argatara, Pria yang biasa di panggil Arga adalah Pemiliki sebuah perusahaan besar di kota itu. dan baru saja ia selesai meeting dengan Klain nya.
Melihat Pria berjalan pergi, Lia pun lekas kembali berjalan ke toilet.
Saat Kembali ke meja, makanan tampak sudah tersaji di atas meja.
"Cepat sekali sudah tersedia."Ucap Lia.
"Mungkin kamu yang terlalu lama di toilet."Ucap Dimas.
"Ah, benarkah?, Aku rasa hanya sebentar."Lia terkekeh.
"Ayo makan. makan sepuasnya, nanti aku yang bayar." Ucap Dimas.
"Em, mana mungkin bisa habis, aku diet Dim."Balas Lia. Senyum Lia perlahan memudar kala ia mengingat diri nya yang selalu diet dan menjaga makan nya untuk bisa selalu memiliki body yang bagus, karena tuntutan pekerjaan.
"Kenapa diet?, kamu udah kurus Lia."
"Karena di haruskan." Balas Lia.
"Hah?, diharuskan?."
"Bukan apa-apa, ayo makan, nanti kalau dingin sudah tidak enak."Lia menyudahi pembicaraan dan lekas mencicipi makanan di restoran cafe yang cukup besar dan ramai pengunjung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!