NovelToon NovelToon

Istri Ke Lima Untuk Pemuas

Pertemuan Pertama

Di malam hujan yang deras seorang pria terluka cukup parah di bagian perutnya, ia berjalan sambil menahan sakit dan memegang lukanya, pria itu adalah seorang pengusaha besar dan juga pendiri King Star Group yang terkenal di asia dan eropa. ia menjadi incaran dari orang yang tidak kenali.

Tidak lama kemudian datanglah beberapa pria bersenjata tajam berlari ke arahnya dengan berniat ingin membunuhnya.

"Cepat! dia ada di sana, bunuh dia dan membalas dendam untuk atasan kita," teriak salah satu pria itu.

"Richard Valentino, malam ini kau harus mati," bentak salah pria itu.

"Dasar lemah, mengunakan cara ini untuk membunuhku, apa kalian mengira akan berhasil," bentak Richard Valentino yang sambil menahan sakit.

"Obatnya sudah mulai bekerja dan tidak lama lagi kau akan menjadi ikan mati, kau membuat atasan kami tewas karena bunuh diri. tentu saja kami tidak akan diam saja."

"Atasan kalian adalah penakut, dia melakukan bisnis dengan cara yang tidak seharusnya, dan dia juga berhutang padaku. tentu saja aku harus menuntut uangnya," kata Richard berdiri sambil menyandarkan ke tembok, darahnya mengalir keluar dari lukanya itu.

Akibat efek obat Richard Valentino kehilangan tenaganya dan menjadi lemah tak berdaya sehingga hampir terduduk di aspal itu.

"Richard Valentino, malam ini adalah hari kematianmu," bentak salah satu pria itu.

"Mari kita bunuh!" ajak pria itu yang kemudian sama-sama menghampiri Richard yang sedang terluka.

Beberapa pria itu memiliki pedang dan langsung mendekati Richard yang mulai lemah dan tidak bertenaga.

"Apa aku akan mati malam ini?" batin Richard Valentino yang berusaha ingin berdiri akan tidak berdaya.

"Polisi...cepat tangkap mereka! ada pembunuhan di sana...," teriakan seorang gadis yang tiba-tiba muncul di ujung jalan sana.

Mendengar teriakan seorang gadis beberapa pria yang ingin membunuh Richard langsung menghentikan langkahnya. dalam kondisi gelap mereka tidak bisa melihat siapa gadis itu.

"Hei, cepat pergi ada polisi!" ajak salah satu dari mereka dan kemudian pergi meninggalkan tempat itu. sementara Richard terduduk sambil menahan sakit yang luar biasa.

"Kambing, apa kamu tidak apa-apa?" tanya gadis itu yang sambil memegang payung dan menghampiri Richard.

"Ternyata kamu adalah manusia,"ujar Viyone.

"Siapa namamu?" tanya Richard yang menatap gadis itu.

"Aku adalah Viyone Alexander, kamu tidak usah berterima kasih padaku, tadi aku mengira mereka sedang menangkap kambing dan mau di jadikan santapan, ternyata yang mereka ingin bunuh adalah manusia, atau kamu adalah jelmaan kambing?" kata Viyone yang panjang lebar.

"Di mana rumahmu? di mana istrimu? di mana handphonemu? biarkan aku menghubungi mereka," tanya Viyone yang mencari handphone di saku baju dan jas yang di kenakan oleh Richard.

"Kenapa tidak ada? jadi bagaimana aku membantumu? tanya Viyone.

Tidak lama kemudian Richard Valentino tidak sadarkan diri.

"Tuan kambing, bangun! jangan mati dulu...seharusnya kau berikan nomor atau alamat agar aku bisa mengirim jasadmu," teriak Viyone yang berusaha membangunkan Richard Valentino yang tergeletak di sana.

"Ternyata dia masih hidup, wajahnya cukup tampan, tapi siapa namanya dan malam-malam begini aku harus meminta bantuan siapa? hujan deras pula dan tidak ada orang di sini," ucap Viyone yang kemudian melepaskan payungnya.

Viyone berusaha mengendong pria berbadan besar itu ke punggungnya dan berlari menuju ke rumah sakit.

Darah menetes di sepanjang jalan di saat menuju ke rumah sakit.

Viyone adalah gadis yang memiliki tenaga cukup kuat yang mampu mengangkat berat lebih dari seratus kilo. tentu baginya tidak sulit untuk mengendong pria itu.

"Untung saja di dekat sini ada rumah sakit, jika tidak aku yang akan menjadi kambing betina yang tewas kelelahan," gumam Viyone.

"Tolong...tolong...ada yang terluka dan hampir tewas...," teriak Viyone yang memenuhi satu rumah sakit itu.

Dokter dan suster yang mendengar teriakan gadis itu langsung memberi bantuan kepadanya. mereka memindahkan Richard ke atas ranjang dan mendorong ke ruang darurat

"Hufff...lelah juga, berapa berat badannya? kalau saja kambing seberat itu pasti sudah ku jual," gumam Viyone yang sedang ngos-ngosan.

Di saat itu Viyone menunggu di luar ruangan, operasi berjalan cukup lama. Viyone yang merasa mengantuk ia pun ketiduran di atas kursi panjang itu.

"Tidak tahan lagi, mengantuk sekali. aku bisa di bunuh kalau masih tidak pulang. tapi bagaimana dengan dia ya, lebih baik aku tidur dulu," gumam Viyone yang kemudian berbaring di kursi itu.

Setelah satu jam kemudian dokter keluar dari ruang darurat. saat dokter melangkah keluar ia melihat seorang gadis yang tidur dengan begitu pulas. tentu saja mereka merasa heran dan menghampiri gadis itu yang sedang tidur di sana,

kemudian dokter dan suster membungkuk karena melihat Viyone yang tidur di bawah kursi sana.

"Nona, Nona,"panggil Dokter yang sedang melihat Viyone dengan heran.

Mendengar suara panggilan Viyone membuka matanya dan masih sedang mengantuk.

"Dokter, kenapa kamu ada di rumahku? apakah mama ku atau papa ku yang sakit parah?" tanya Viyone yang lupa sesaat di mana dia berada.

"Nona, Anda sedang berada di rumah sakit," jawab dokter itu dengan sopan.

"Hah...bagaimana dengan kambing itu?" tanya Viyone yang langsung keluar dari bawah kursi.

"Pasiennya kehilangan banyak darah, dan belum sadar," jawab Dokter.

"Dia akan tidak akan mati, kan?" tanya Viyone yang berdiri di hadapan dokter itu.

"Tidak, untung saja cepat di bawa ke sini sehingga nyawanya bisa di selamatkan,".jawab Dokter dengan sopan.

"Tapi di mana ya keluarganya? aku juga tidak kenal dia," jawab Viyone sambil mengaruk kepalanya binggung.

"Apa nona bukan ahli keluarganya?" tanya suster.

"Bukan, aku menemuinya di pinggir jalan, karena dia terluka makanya aku mengutipnya dan membawanya ke rumah sakit," jawab Viyone.

"Mengutip?" tanya Dokter yang merasa heran.

"Maksudku adalah membawanya ke sini."

"Kalau begitu saya berharap nona bisa membantu mencari keluarganya," ucap Dokter itu dengan sopan dan melangkah pergi.

"Sudah ku bilang tidak tahu masih saja menyuruhku mencarinya, apakah dokter ini masih waras," ketus Viyone dengan nada kecil.

"Lebih baik aku pergi saja, jika tidak mereka pasti akan menagih biaya denganku. mana mungkin aku memiliki banyak uang. lagi pula dia sudah tidak apa-apa. pulang saja dari pada panci dan sapu terbang ke arah ku lagi," batin Viyone.

Viyone lalu meninggalkan rumah sakit dan berjalan pulang ke rumah, saat ia keluar ia bertemu dengan beberapa orang yang menuju ke rumah sakit, tidak tahu siapa mereka sebenarnya.

Setelah satu jam kemudian Viyone tiba di depan rumahnya, saat membuka pintu ia melihat sapu melayang ke arahnya, lalu Viyone menunduk dan mengelak dari serangan sapu tersebut

"Wah...apa Mama ingin membunuhku ya?" tanya Viyone dengan kesal.

Ulah Viyone

"Dari mana saja kau..ha? malam-malam begini baru pulang?" tanya ibu Viyone dengan nada tinggi.

"Ma, aku sedang pergi membeli makanan yang kamu pesan," jawab Viyone yang masih berdiri di depan pintu sambil menjaga jarak dengan ibunya yang terkenal dengan kegalakannya.

"Oh membeli makanan, ya, di mana makanannya?"

"Di luar sedang hujan deras dan tidak ada yang jualan," jawabnya sebagai alasan karena ia sama sekali tidak pergi mencari makanan.

"Lalu, kenapa kau lambat pulang?"

"Di jalan sana ada pohon yang tumbang sehingga semua orang tidak bisa lewat dan harus mencari jalan lain," jawab Viyone yang asal-asalan.

"Mereka adalah pengendara mobil sedangkan dirimu berjalan kaki untuk apa kau lewat jalan lain?"

"Ma, jalan itu di hadang oleh pohon besar, mana bisa aku lewat."

"Apa kau mengira mamamu ini bodoh ya...ha? sedangkan tiang lampu, tiang listrik saja bisa kau panjat, masa dengan pohon tumbang saja kau tidak sanggup melewatinya, apa kau mengira aku ini bodoh, ya," bentak ibunya dengan suara tinggi.

"Hei..hei...ada apa..ha?" tanya seorang pria paruh baya yang keluar dari rumahnya.

"Muflis, lihatlah putrimu ini mirip apa! sekarang sudah pukul 11 malam dia baru pulang, kalau tidak di berikan pelajaran aku benar-benar tidak tenang," ujar ibunya dengan kesal.

"Mama, sudah ku katakan ada kejadian di jalan kenapa kamu tidak percaya," ucap Viyone dengan kesal.

"Viyone, lihatlah dirimu yang sudah basah seperti ini masih saja berkeluyuran di jalan, cepat pergi mandi dan ganti pakaian mu!" titah Muflis.

"Iya,.Pa. tapi suruh mama jangan melayangkan pancinya ke arahku."

"Untuk malam ini aku lepaskan kamu, besok aku memberikan hukuman padamu," jawab sang ibunya dengan nada tegas dan melangkah ke dalam rumah.

"Galak sekali, seperti harimau betina," ketus Viyone dengan nada kecil.

Keesokan harinya.

Rumah sakit tempat Richard di rawat.

Siang itu dia sudah sadar dan telah di temani oleh beberapa anggotanya.

"Tuan, Anda tidak apa-apa?" tanya Mike yang adalah asistennya.

"Di mana gadis itu?" tanya Richard yang berbaring di ranjang.

"Gadis mana? saat kami datang tidak melihat siapapun, mungkin saja dia telah pergi," jawab Mike yang berdiri di samping ranjang.

"Tangkap pelakunya dan serahkan kepada pihak berwajib!" perintah Richard.

"Baik, Tuan."

"Dan cara gadis itu namanya Viyone Alexander!"

"Baik, Tuan,"jawab Mike dengan sopan.

"Apakah mamaku tahu aku di rumah sakit?"

"Tidak tahu, Tuan. saya tidak berani sampaikan kepada nyonya besar."

"Jangan hebohkan mengenai masalah ini! jangan sampai ada yang tahu aku di sini!" perintah Richard.

"Siap, Tuan."

"King Star Group akan dalam bahaya jika sampai ketahuan aku mengalami luka. kita tidak tahu siapa teman dan siapa lawan," kata Richard.

"Iya, Tuan. beberapa pemegang saham sangat tidak tahu diri, mereka telah lupa bahwa saat dulu tuan yang membantu mereka, dan kini beberapa di antara mereka ingin menusuk Anda dari belakang," ucap Mike.

"Selidiki mereka semua! setelah mendapati yang ingin mengkhianatiku keluarkan mereka dari King Star Group!" perintah Richard.

"Segera saya lakukan, Tuan. hanya saja dua hari lagi Anda harus berangkat ke paris, dengan luka ini saya rasa lebih kita menunda saja."

"Tidak, saya tetap harus hadir rapat itu, setelah selesai hadiri rapatnya aku baru ke rumah sakit lagi untuk menerima pengobatan di paris."

Tempat tinggal Viyone.

Di siang itu Viyone harus menerima hukuman mencabut rumput karena pulang kemalaman, didikan orang tuanya sangat tegas dan keras terhadapnya selama ini. karena Viyone adalah gadis yang sangat ceroboh dan selalu menimbulkan masalah di luar.

"Cabut sampai bersih rumputnya!" perintah ibunya dengan tegas

"Iya," jawab Viyone yang sedang menjongkok sambil mencabut rumput di halaman itu dengan tangannya.

"Mama ada cangkul dan sekop kenapa tidak mengunakan itu saja?"

"Tidak boleh, mama ingin kamu mengunakan tangan mencabut sampai bersih."

"Cabut rumput saja atau tanaman bunga hiasnya?" tanya Viyone.

"Jangan menyentuh bungaku kalau kau masih sayang dengan nyawamu."

"Iya..iya...aku tahu," gerutu Viyone.

"Ingat ya! jangan sampai aku melihat ada tanaman apa-apa lagi di halaman, aku berikan kamu waktu satu jam bersihkan semuanya!" teriak ibunya yang melangkah masuk ke dalam rumah.

"Mama ini tidak masuk akal, barusan aku bertanya apa bunganya mau di cabut juga, tapi menjawab jangan menyentuh bungaku kalau kau masih sayang dengan nyawamu. tapi sekarang malah mengatakan jangan sampai ada tanaman yang tersisa di halaman. kenapa orang kalau semakin tua bicaranya cepat berubah?" ketus Viyone sambil mencabut rumputnya.

"Nerlin, apa putri kita sudah sarapan?" tanya Muflis yang sedang minum kopi.

"Sudah, dia paling cepat kalau soal makan."

"Aku merasa sangat khawatir dengannya," ujar Muflis yang menarik nafas panjang.

"Sama aku juga," jawab Nerlin yang sambil menyantap makanannya.

"Bagaimana kalau kita nikahkan saja?" tanya Muflis

"Nikahkan?"

"Iya, aku memiliki seorang teman, anaknya juga belum menikah usianya 30 tahun. aku rasa kita boleh jodohkan mereka," kata Muflis.

"Baik juga, mungkin setelah menikah gadis itu sifatnya akan berubah," jawab Nerlin.

"Aku akan menghubunginya sekarang," kata Muflis yang mengambil handphonenya dan menekan nomor tujuan.

Setelah satu jam kemudian Nerlin melangkah keluar dari rumahnya, ia melihat halaman yang tadinya terdapat banyak rumput dan bunga-bunga indah yang berwarna warni kini menjadi kosong dan hanya terlihat semua bunga-bunga itu berserakan di atas tanah.

"Viyone Alexander.....," teriakan Nerlin yang mengema tempat tinggalnya.

"Mama, kenapa berteriak?" tanya Viyone dengan nada kesal.

Mendengar teriakan istrinya Muflis langsung berlari keluar dari dalam rumahnya.

"Nerlin, ada apa?" tanya Muflis yang di kejutkan oleh teriakan istrinya.

"Kau lihat halamanku!" jawab Nerlin yang emosi tingkat dewa

Muflis tercengang saat melihat semua bunga yang di tanam istri selama ini di cabut oleh putrinya itu.

"A-apa yang telah terjadi di sini?" tanya Muflis.

"Mama menyuruhku membersihkan halaman, jangan sampai ada tanaman yang tersisa," jawab Viyone.

"Viyone Alexander, apa kau tidak sayang dengan nyawamu ya? aku hanya menyuruhmu membersihkan rumput saja, kenapa bunga juga kau cabut?" tanya Nerlin dengan nada tinggi.

"Viyone, kau ini selalu membangkitkan kemarahan mamamu," ujar Muflis.

"Salah ku di mana lagi? aku sudah menurut kata mama dan kenapa menyalahkanku lagi!" kata Viyone yang merasa kesal.

"Mamamu hanya ingin kau bersihkan rumput saja, tapi lihatlah hasil kerjamu ini! semua bunga-bunga dan juga ada tanaman herbal kau cabut. ini memang salahmu," ujar Muflis.

"Pa, mama menyuruhku membersihkan halaman jangan sampai ada tanaman lagi. maka aku cabut semuanya. ini bukan salahku," jawab Viyone yang tidak mau kalah.

Rencana Viyone

"Nerlin, kali ini Viyone tidak bersalah, karena dia melakukannya atas permintaanmu," ujar Muflis pada istrinya.

"Jadi, kau menyalahkanku?" kata Nerlin yang mengambil sapu lidi.

Viyone dan Muflis yang melihat wanita itu mengambil sapu lidi mereka langsung mencari tempat yang aman untuk berlindung.

"Hei, kalian anak dan bapak sama saja," bentak Nerlin yang melayangkan sapu lidi ke arah suami dan putrinya.

"Jangan pukul lagi!" teriak Muflis yang berlari sana sini bersama putrinya.

"Mama yang menyuruh aku mencabut semua tanamannya, tapi sekarang kenapa marah?" teriak Viyone dengan kesal.

"Dasar bodoh, sudah ku katakan cabut rumput saja tapi bunga dan herbal juga kau cabut," bentak Nerlin yang memukul kaki putrinya.

"Tidak kena...tidak kena...tidak kena," seru Viyone sambil melompat-lompat mengelak pukulan dari ibunya.

"Lompatan yang bagus," ucap Muflis dengan tertawa.

"Terima kasih, Pa," ucap Viyone yang sambil melompat.

Nerlin kewalahan karena gagal ingin memukul kaki putrinya itu.

"Mama jangan memukul aku terus, pukul papa juga!"

"Hei, anak durhaka. papa tidak bersalah sama sekali," ujar Muflis yang menjauhkan jaraknya dari istrinya.

"Kau tenang saja mama akan menghajar si tua itu nanti," kata Nerlin yang masih ingin melayangkan sapu lidinya ke arah kaki putrinya itu.

"Tidak kena...tidak kena...tidak kena...," seru Viyone lagi-lagi yang sedang melompat mengelak pukulan dari ibunya.

"Hahahahah....aku ingin melihat dirimu bisa melompat sampai kapan," ujar Muflis yang sedang tertawa lucu.

"Papa durhaka, putrimu sedang di hajar malah tertawa di sana," ketus Viyone yang merasa kesal.

"Hahahahaha...anggap saja senam pagi," jawab Muflis dengan tertawa

"Mama, papa setiap keluar pasti melirik wanita cantik, katanya kalau mama sudah tidak ada dia ingin menikah dengan tiga wanita cantik itu," ucap Viyone yang sengaja memprovokasi ibunya..

"Hei...hei...apa yang kau katakan? papa tidak pernah mengatakan itu," bantah Muflis.

"Muflis, dasar suami jahanam," bentak Nerlin dengan ketus dan melayangkan sapu lidi ke arah suaminya.

"Aaarrrgghhhh...dasar anak durhakaaaaaaa...." teriak Muflis yang berlari keliling di halaman akibat di kejar oleh istri dengan sapu lidi.

"Hahahahaahha...anggap saja senam pagi, Pa," teriak Viyone dengan sengaja.

"Tolong.....kekerasan rumah tanggaaa....," teriak Muflis yang sedang di kejar oleh istrinya.

"Dasar tua bangka, jangan lariiiiiii....." teriak Nerlin sambil mengejar suaminya.

"Aku masih hidup saja kau sudah berani melirik wanita lain, dan berharap aku mati," bentak Nerlin dengan nada tinggi.

"Tidak benar, anak itu berbohong jangan percaya," jawab Muflis yang berlari ke dalam rumah.

Tidak lama kemudian terdengarlah suara keributan dari lemparan panci dan kuali.

Prang...pring....prang....prong....

Brak....bruk....brak...bruk...

Tidak tahu apa yang terjadi di dalam sana, Viyone yang mendengar suara kelahi hanya tertawa senang, karena sudah biasa baginya. setiap pertengkaran orang tuanya pasti terjadi saling memukul dan melayangkan barang-barang yang di dapur.

"Akhirnya aku selamat," ucap Viyone yang melangkah keluar dari rumah.

"Viyone Alexandeeeeeerrr....aku akan membunuhmu......," teriakan Muflis yang menembus keluar rumah.

Paris.

Richard Valentino mengunjungi paris demi menghadiri sebuah rapat penting baginya, rapat tersebut adalah rapat bisnis besar yang mencapai miliar dollar, tentu saja bagi Richard Valentino yang adalah pengusaha besar harus menghadiri rapat tersebut, hanya saja dia harus menahan sakit di bagian lukanya yang jahitannya masih belum mengering.

Siang hari itu ia duduk dengan sejumlah pengusaha lainnya yang datang dari inggris dan juga Australia. mereka membahas tentang proyek besar yang akan dijalankan di paris.

Selama tiga jam mereka berunding di dalam ruang rapat itu. Richard Valentino yang menahan sakit sehingga berkeringat dingin membasahi wajahnya.

Setelah beberapa saat kemudian ia berhasil mendapatkan tanda tangan kontrak bernilai lima miliar dollar sebuah nilai yang cukup fantastis.

"Selamat, Tuan Valentino. akhirnya kita akan bekerja sama," ucap pria itu yang akan menjalankan proyek besar bersama Richard.

"Terima kasih sudah memberi ku kepercayaan ini," balas ucapan Richard yang bersalaman dengan bos besar itu.

"Kebanggan kami karena bisa bekerja sama dengan King Star Group," jawabnya.

Setelah selesai rapat Richard Valentino menuju ke rumah sakit untuk memeriksa lukanya yang sudah mengeluarkan darah dari tadi.

Keesokan harinya.

Viyone yang harus pergi menemui pria yang akan di jodohkan olehnya ia bersiap untuk pergi sendiri.

"Viyone, apa kau bisa pergi sendiri? jangan salah orang!" ujar Nerlin.

"Mama, tenang saja! putrimu tidak takut pada langit dan bumi, jadi mana mungkin bisa takut pada seorang pria," jawab Viyone dengan yakin.

"Cepat pergi! dan hati-hati di jalan! dan jangan membuat malu papamu ya, karena pria itu adalah putra dari teman papa," ucap Mulfis.

"Iya, Pa. aku pergi dulu. bye....," ucap Viyone yang mengenakan celana jeans dan juga kaos biru di lapisi jaket berbahan jeans.

"Ingin aku jadian dengan pria itu? jangan harap," batin Viyone.

"Kenapa aku merasa aneh ya?" tanya Nerlin dengan penasaran.

"Apanya yang aneh? bukankah sangat bagus jika dia menurut dengan kata kita, jika dia menikah maka beban kita juga menjadi ringan," jawab Muflis.

"Aku malah merasa tidak akan semulus itu, dirinya masih tidak mengerti soal perasaan. jadi, mana mungkin dia bisa menerima pria itu "

"Tidak apa-apa, soal perasaan bisa di proses, semua butuh waktu. mungkin saja pria itu mampu menjinakkan dia," jawab Muflis dengan santai.

"Aku hanya khawatir pria itu yang sial di buatnya," ucap Nerlin.

"Percaya saja pada anak kita itu, jika dia sudah menemui pria yang dia cintai dia pasti akan berubah," kata Mulfis dengan yakin.

"Iya, mudah-mudahan saja pria itu tidak di buat kabur olehnya," jawab Nerlin dengan khawatir.

Di sisi lain Viyone sedang menuju ke restoran untuk bertemu dengan pria yang akan bertemu dengannya.

"Hehehehehe....di sini tempatnya, aku penasaran apakah aku berhasil menaklukan pria itu atau tidak," batin Viyone.

Viyone melangkah masuk ke dalam restoran dan berjalan menuju ke meja yang di mana pria itu sedang duduk menunggunya.

Saat Viyone masuk ke dalam restoran itu semua pengunjung melihat ke arahnya dengan membulatkan besar mata mereka.

"Apakah kamu adalah Santoz Camero?" tanya Viyone yang berdiri di depan pria itu

"Kau siapa?"tanya pria itu yang terkejut saat melihat seorang gadis yang berada di hadapannya.

"Aku di suruh ke mari untuk bertemu denganmu, Viyone."

"A-apa, ka-kau adalah ca-calon istirku?"tanya Santoz yang hampir jantungan..

"Calon kepalamu, memang siapa yang ingin menikah dengan hidung belang sepertimu...ha?" tanya Viyone dengan suara lantang sehingga menarik perhatian semua orang di sana.

"Aku akan pergi sekarang juga!" ujar Santoz yang ingin bangkit dari tempat duduknya.

"Hei...hei...siapa yang suruh kau pergi? duduk diam dan dengar aku bicara dulu!" bentak Viyone yang menekan pundak pria itu sehingga membuatnya duduk kembali sambil gemetar

Viyone menarik perhatian semua orang di sana dan selain itu para pelayan dan manager restoran juga tidak berani menghampirinya. demi ingin mengagalkan perjodohan itu ia berubah penampilannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!