NovelToon NovelToon

Kekasihku CEO Gila

KCG#01 PROLOG

Aisha Aileen Nathania, gadis yatim piatu yang sudah di tinggal oleh kedua orang tuanya 4 tahun lalu, dia hanya hidup dengan keponakan kecilnya yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri.

Fatin, keponakan Aileen yang sama seperti Aileen menjadi yatim piatu sejak bayi.

Fatin sekarang sudah berusia 4 tahun, dia sudah mulai masukin sekolah TK.

Dulu saat kakak perempuannya akan melahirkan, kedua orang tua Aileen pergi menggantarkan kakaknya pergi keluar rumah sakit mengunakan angkot yang bapak Aileen punya.

Tapi takdir berkehendak lain, angkot bapak Aileen mengalami kecelakaan dan berakhir dengan kakak serta ibu dan bapak Aileen meninggal dunia.

Beruntungnya dokter mengambil tindakan cepat dan langsung mengeluarkan Fatin dan Fatin biasa hidup sampai saat ini bersama Aileen.

Aileen merasa terpukul waktu itu, karena dia harus kehilangan ketiga orang yang dia sayangi secara bersamaan di hari yang sama.

Tapi di sisi lain, dia juga harus kuat demi keponakan yang kakaknya titipkan kepadanya, Aileen sudah berjanji akan merawat keponakannya dengan baik kepada kakaknya.

Di usianya yang baru tujuh belas tahun Aileen terpaksa harus berhenti sekolah dan memilih bekerja guna mencukupi kebutuhan kehidupan dia dan Fatin.

Sekarang Aileen sudah bisa bekerja di sebuah warung makan, dan Aileen sangat bersyukur karena sang pemilik warung itulah ternyata orang yang sangat baik dan sering membantu Aileen.

Hari sudah sore, Aileen pulang menuju ramahnya karena warung sudah diatur tutup, dia berjalan kaki menuju rumahnya karena jaraknya juga tidak terlalu jauh.

Di tangan Aileen juga ada satu kantong kresek yang sepertinya berisi makanan untuk dia bawa pulang.

"Fatin pasti suka aku bawakan nasi pecel dengan lauk yang masih lengkap seperti ini." Aileen bergumam sambil memandang kantong kresek yang ada di tangannya.

"ORANG GILA, ORANG GILA, ORANG GILA." Telinga Aileen mendengarkan sorakan anak anak kecil.

Aileen pun mencari letak sumber suara tersebut, dan dia mendapati ada anak anak yang tengah berkerumun melingkar di sebuah pohon.

"Apakah ada orang gila?" ucap Aileen dan berjalan menghampiri kerumunan itu.

"ORANG GILA, ORANG GILA ORANG GILA." sorakan itu semakin terdengar jelas di telinga Aileen.

"Permisi adik adik, ini ada apa ya?" tanya Aileen membelah kerumunan itu.

"Ini kak ada orang gila yang tidur di sini." ucap salah satu dari anak anak kecil itu.

"Tolong, beri saya makan, saya lapar." ucap orang yang anak anak kecil itu sebut orang gila.

"Hahaha... orang gilanya minta makan." tawa anak anak kecil itu.

"Ssttt... adik adik gak boleh gitu, orang gila ini di lindungi sama polisi loh, gimana nanti kalau kalian di tangkap sama polisi gara gara kalian mengejek orang gila ini." Aileen menakuti anak anak itu agar mereka pergi dari sana dan tidak mengejek orang gila itu lagi.

Jujur dalam hati Aileen merasa iba melihat orang gila itu, sepertinya dia sangat kelaparan, batin Aileen.

"Beneran kak?" tanya salah satu dari anak kecil itu.

"Iya loh, kemaren kakak liat berita dimuat TV ada anak anak yang di tangkap polisi gara gara mengejek orang gila." balas Aileen.

"Aku gak mau ah di tangkap polisi, nanti aku di penjara, ibu jadi sendirian di rumah."

"Sama aku juga gak mau di tangkap polisi, nanti gak bisa main boneka lagi."

"Ayo kita pergi dari sini, sebelum nanti polisi datang."

Anak anak kecil itu saling berbisik satu sama lain, dan tak lama setelah itu mereka mulai berlari pergi dari sana.

"Apakah kamu tidak apa apa?" tanya Aileen.

Meskipun dalam diri Aileen takut kepada orang gila itu, tapi dia tetap memberanikan diri untuk bertanya karena dia merasa kasian pada orang gila itu.

"Aku lapar, tolong kasih aku makan." ucap orang gila itu memohon.

Aileen melihat nasional yang ada di dalam kantong kresek yang ada di tangannya.

Kalau dia berikan kepada orang gila ini, gimana nanti dengan Fatin di rumah, bingung Aileen.

"Kalau kamu mau kamu bisa ikut aku ke rumah, nanti kita bagi dua makanan ini sama anak aku." ucap Aileen yang akhirnya memiliki ide untuk membagi makanan itu.

"Apakah itu tidak merepotkan mu?" tanya orang gila itu.

"Tidak kok, ayo ikut aku." ajak Aileen.

Aileen membantu orang gila itu untuk berdiri dan dia mulai berjalan kembali menuju ramahnya di ikuti orang gila itu.

Sesekali Aileen menengok ke belakang untuk memastikan kalau orang gila'itu masih mengikutinya, dan ternyata benar, orang gila itu masih mengikuti Aileen.

"Apakah dia benar benar orang gila, tapi kalau orang gila dia kok bisa lancar gitu bahasa?" batin Aileen.

Mereka sampai di rumah Aileen, orang gila'itu memandangi rumah kecil Aileen yang banyak di tumbuhi bunga di depan rumahnya.

"Assalamualaikum Buna pulang." ucap salam Aileen kepada Fatin yang ada di dalam rumah.

"Waalaikum salam Buna, akhirnya Buna pulang juga, Fatin udah lapar." sambut Fatin menyambut kedatangan Aileen.

"Loh, itu siapa Buna?" lanjut Fatin bertanya.

"Dia orang yang tadi Buna tolong di jalan." jawab Aileen.

Aileen menyembunyikan kalau orang yang ikut dengannya itu adalah orang gila, bisa bisa nanti Fatin ketakutan kalau sampai dia tahu.

"Ooh, emang orangnya kenapa Buna, kok Buna tolong?" tanya Fatin.

Anak anak seumuran Fatin ini memang lagi aktif aktifnya bertanya ini itu, pokok apapun yang mereka lihat pasti akan di tanyakan.

"Aku tiga hari yang lalu kecele, dan mobilku jatuh ke jurang." jawab orang gila itu yang membuat Aileen melihat orang gila itu.

"Kasian banget Om nya, pasti Om belum makan ya, ayo masuk nanti kita bagi dua makanannya." ajak Fatin menyambut hangat orang gila itu.

"Terimakasih, kalian memang ibu dan anak yang baik." balas orang gila itu yang semakin membingungkan Aileen.

Fatin menarik yang orang gila'itu masuk ke dalam rumahnya, dan dia langsung mengantarkan orang itu menuju kamar mandi.

"Om mandi dulu ya, biar wangi. Nanti Fatin pinjamkan pakaian di paman Joko." ucap Fatin menyuruh orang gila'itu untuk mandi.

"Iya, terimakasih ya." balas orang gila itu mengelus kepala Fatin.

"Iya Om sama sama, kalau gitu Fatin pergi dulu ya mau pinjam baju." pamit Fatin dan langsung berlari pergi dari sana.

Orang gila itu pun masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam rumah Aileen, dia memandangi kamar mandi sempit itu.

"Malang sekali hidup mereka, tapi hidupku sekarang lebih Malang lagi." gumam orang gila itu menggerutuki nasibnya saat ini.

Sementara itu Fatin pergi menuju rumah paman Joko, adik dari ibu Aileen untuk meminjam pakaian buat orang gila itu.

...***...

KCG#02

Orang gila itu sudah selesai mandi, dia memakai baju yang di berikan oleh Fatin.

"Wah ternyata Om sangat tampan." kagum Fatin saat melihat orang gila itu wajahnya sudah bersih dan tidak ada lumpur di wajahnya.

"Iya dong, kan emang aku ganteng." balas orang gila itu pede.

"Fatin ayo ajak Om nya makan, Buna sudah menyiapkan makanan kalian di meja." pangil Aileen pada Fatin.

"Iya Buna." balas Fatin.

"Om ayo kita makan, Om pasti sudah laparkan." ajak Fatin menarik tangan orang gila itu.

"Orang gila itu pun mengikuti langkah kaki kecil Fatin.

"Siapa kamu, kenapa kamu bisa masuk ke rumahku?" berondong Aileen pada orang gila itu yang bergandengan tangan dengan Fatin.

"Loh, kan kamu sendiri yang bawa aku ke sini." balas orang gila itu.

"Buna, ini Om yang tadi," ucap Fatin menjelaskan.

"Ka-kamu seriusan orang tadi?" tanya Aileen tidak percaya.

"Iya saya orang yang tadi kamu tolong." balas orang gila itu.

"Masak sih ini orang yang sama, sekarang kok jadi ganteng banget, mana kulitnya mulus banget lagi, jadi minder aku." batin Aileen.

"Ayo Om kita makan, Fatin udah lapar." ajak Fatin pada orang gila itu.

"Ah iya ayo." balas orang gila itu dan mereka berdua pun langsung makan nasi pecel yang Aileen bawa pulang tadi.

Nasi pecel satu porsi harus di bagi dua, karena memang Aileen juga tidak masak hari ini jadi dia tidak mempunyai makanan lain lagi, mungkin nanti malam dia akan masak.

Selesai makan mereka duduk di kursi ruang tamu rumah Aileen.

"Makasih ya kamu sudah mau menolong aku." ucap orang gila itu pada Aileen.

"Ah, iya sama sama." balas Aileen gagap, karena Aileen masih merasa terpesona dengan kegantengan orang itu.

"Oh iya kita belum berkenalan, nama kamu siapa?" tanya Aileen.

"Nama aku Xa... oh nama aku Gara." jawab orang gila itu seperti tengah menutupi sesuatu.

"Salam kenal ya, aku Aileen." balas Aileen.

"Kamu kenapa bisa seperti ini, apakah kamu ada banyak fikiran sehingga membuat kamu depresi dan berakhir menjadi orang yang seperti itu. Padahal kamu ganteng loh." ucap Aileen menyayangkan kalau Gara harus menjadi orang gila.

"Maksud kamu, kamu percaya gitu kalau aku ini orang gila?"

"Iya, kan kamu memang gila." balas Aileen tak berdosa.

"Heh, aku ini masih waras, aku tidak gila." sangah Gara tak terima kalau harus di bilang gila.

"Kasian sekali, pasti dia merasa tertekan sekarang. Sebaiknya aku mengikuti saja kemauannya untuk tidak menganggapnya orang gila. Lagian mana ada sih orang gila mau mengaku kalau dirinya gila." batin Aileen menatap iba pada Gara.

"Kenapa kamu lihat aku seperti itu, aku beneran gak gila. Aku habis kecelakaan dan membuat mobil sama barang barang aku jatuh ke jurang." ucap Gara lagi meyakinkan Aileen kalau memang dirinya tidak gila.

"Iya maaf, kamu bukan orang gila kok." balas Aileen.

"Kasian dia sampai sampai berhalusinasi seperti itu, baiklah aku akan mengikuti kemauannya untuk tidak mengganggap kalau dia gila." batin Aileen lagi.

"Ya emang, aku tuh buka orang gila, aku ini orang kaya." balas Gara.

Aileen semakin prihatin melihat tingkah Gara yang seperti itu, dia yakin pasti Gara gila gara-gara dia terobsesi untuk menjadi orang kaya tapi gak kesampaian.

"Terus kamu mau kemana?" tanya Aileen, karena tidak mungkin Aileen menampung Gara terus terusan di rumahnya, nanti yang ada malah dia tidak tuduh yang tidak tidak oleh warga desa.

"Ya mau pulanglah, tapi aku gak ada uang buat pergi ke kota." balas Gara.

"Ya sudah kamu pakai uang aku aja, gak usah di ganti aku ikhlas kok." balas Aileen menawarkan uangnya.

Aileen pikir mungkin gak papa kalau dia harus korban uang, yang penting Gara pergi dari desa itu dan tidak membuat anak anak kecil ribut lagi.

"Boleh deh aku pinjam uang kamu dulu, nanti kalau aku udah sampai rumah pasti aku balik ke sini lagi buat balikin uang kamu lima kali lipat."

"Gak usah ke sini, aku ikhlas kok bantuin kamu, bentar ya aku ambilin uangnya di kamar." balas Aileen dan langsung berdiri untuk pergi ke kamar.

Tapi saat dia akan berjalan kakinya tidak sengaja meja dan hal itu membuat dia jatuh.

"Aduh." ringis Aileen.

"Aileen, kalian ngapain?" ucap beberapa orang yang melihat kejadian itu.

Aileen duduk di pangkuan Gara dengan tangan Gara yang memegang pinggang Aileen agar tidak jatuh.

"Ibu RT," kaget Aileen dan langsung bangun di bantu oleh Gara.

"Dasar, sore sore gini malah mau mesum, ayo ibu ibu kita bawa mereka berdua ke kantor desa." Ucap ibu Nunik yang sangat tidak suka dengan Aileen.

"Tidak bu kalian salam faham, tadi kaki Aileen tersandung dan Aileen jatuh." Aileen menjelaskan kesalahpahaman yang ada.

"Halah kalian gak usah bohong, kita lihat sendiri tadi kejadiannya kalau kalian emang mau mesum." ucap ibu ibu yang lainnya lagi.

"Ya Allah Bu, lihat itu resleting celana lelaki itu terbuka, berarti memang fix mereka mau mesum." ucap ibu Nunik lagi sambil menunjuk resleting celana Gara yang memang lupa belum Gara tutup.

Gara dan Aileen pun langsung melihat ke arah celana Gara, dan memang apa yang ibu Nunik bilang itu benar, Gara pun langsung menutup resleting celananya, sedangkan Aileen memejamkan matanya karena tadi dia sempat melihat pakaian dalam Gara.

"Tidak bu kalian salah faham, ini semua tidak seperti apa yang kalian kira." ucap Aileen berusaha membela diri.

Sedangkan Gara dia diam saja, dia belum mengerti dengan apa yang terjadi.

"Gara ayo dong jelasin pada mereka kalau kita tidak berbuat apa apa tadi." ucap Aileen meminta agar Gara membuka suara.

"Sudah gak usah membela diri, ayo ibu ibu kita bawa mereka ke kantor desa biar langsung di nikahkan." ucap ibu Nunik memprovokasi.

"Tidak bu, kalian semua salah faham, kita tidak melakukan itu." bantah Aileen.

"Sudah Aileen, kamu bisa menjelaskannya di kantor desa nanti." ucap ibu RT lembut.

Aileen dan Gara pun mulai di bawa pergi dari sana, Gara hanya diam saja, toh percuma juga kalau adu mulut dengan ibu ibu dia pasti bakalan kalah.

Sedangkan Fatin yang melihat Buna nya di bawa oleh orang orang pun langsung berlari pergi menuju rumah paman Joko untuk mengadukan semuanya.

Para ibu ibu menyeret mereka berdua pergi ke kantor desa ramai ramai, sehingga membuat banyak orang yang tidak tahu jadi ikut ikutan membawa mereka berdua pergi ke kantor desa.

...***...

KCG#03

"Pak kades, ini ada warga bapak yang mesum." ibu Nunik berteriak keras saat sudah sampai di depan kantor desa.

"Ada apa ini ibu ibu, kenapa rame rame seperti ini?" tanya pak kepala desa.

"Ini pak, kita tadi menemukan si Aileen lagi mesum di rumahnya sama lelaki ini." ucap ibu Nunik menjelaskan.

"Apakah benar seperti itu ibu RT?" tanya pak kades memastikan.

"Iya pak, tadi kami melihat Aileen duduk di pangkuan lelaki ini, dan juga resleting celana lelaki ini tadi kebuka." jawab ibu RT menjelaskan.

"Astaghfirullah hallazim," pak kades istighfar, tidak menyangka dengan apa yang dia dengar.

"Tidak pak, saya tidak melakukan itu, ini semua salah faham." Aileen mencoba untuk membela diri.

"Halah kamu gak usah membela diri, orang kami sudah melihat sendiri kok tadi." balas ibu Nunik memojokkan Aileen.

"Ayo pak kita nikahkan saja mereka," ucap ibu yang satunya.

"Tenang, tenang ibu ibu, mari kita selesaikan semuanya di dalam." ucap pak kades menenangkan.

Aileen pun hanya pasrah, dia pun mengikuti ibu ibu itu yang membawanya masuk je dalam kantor desa. Sedangkan Gara, dia sedari tadi hanya diam saja, toh kalau musuh ibu ibu dia pasti bakalan kalah.

Aileen dan Gara pun di dudukkan di kursi yang berhadapan dengan kursi kepala desa, dan di belakang mereka ada ibu ibu.

"Untuk kedua belah pihak kalian bisa menjelaskan sedetail detailnya, dan untuk ibu ibu harap kalian diam." ucap pak kades menyuruh Aileen dan Gara berbicara.

"Kamu duluan saja." ucap Aileen menyuruh agar Gara lebih dulu ya berbicara.

"Hufft... saya tidak tahu ya pak ada apa ini karena saya tidak mengerti dengan adat yang ada di sini, tapi yang pasti saya sama Aileen tidak melakukan apa apa tadi." ucap Gara menjelaskan.

"Halah gak usah bohong kamu, kalau kalian tidak ngapa-ngapain kenapa resleting kamu kebuka." bantah ibu Nunik.

"Saya sudah bilang untuk ibu ibu silahkan diam, kalau ibu tidak bisa diam silahkan ibu keluar dari sini." ucap pak kades menegur ibu Nunik.

"Apakah hanya seperti itu saja?" tanya pak kades kepada Gara.

"Iya lah, emang ada apa lagi, mereka saja yang norak." balas Gara.

"Kalau kamu Aileen, bisa kamu jelaskan lebih detail lagi siapa lelaki ini dan bagiamana bisa dia tadi ada di rumah kamu?" tanya pak kades pada Aileen.

Aileen pun menjelaskan sejelas jelasnya, tapi dia tidak bilang kalau Gara itu orang gila karena dia takut nanti Gara malah akan ngamuk, jadi dia hanya bilang kalau dia menolongi Gara dari kecelakaan.

"Tuh, ibu ibu bisa mendengar sendirikan kalau mereka tidak ngapa-ngapain." ucap pak kades kepada para ibu ibu.

"Maaf ya Aileen, kita salah sangka sama kamu."

"Iya Aileen kami minta maaf."

Ibu ibu itu pun berbondong-bondong meminta maaf pada Aileen, dan di balas anggukan saja oleh Aileen.

Sedangkan ibu Nunik tidak suka, karena dia tidak bisa menyingkirkan Aileen. Ibu Nunik tidak suka pada Aileen, karena Aileen menyaingi kecantikan anaknya.

"Pokoknya aku harus melakukan sesuatu biar Aileen bisa menikah dengan orang gila itu." batin ibu Nunik.

Ya, ibu Nunik tahu kalau Gara itu orang gila, karena tadi dia sempat melihat waktu Aileen pulang kerumahnya.

"Permisi pak, apa yang di bilang ibu ibu tadi benar, kalau Aileen dan laki laki ini sudah melakukan hal yang tidak baik di dalam rumah Aileen, saya sebagai paman Aileen mendengarnya." ucap seseorang yang baru saja datang dan membuat semua orang menatap orang itu.

"Paman Joko, kenapa paman bicara seperti itu, Aileen tidak melakukan apa apa." Aileen kaget sekaligus sakit hati saat paman yang sangat dia percaya malah menuduhnya.

"Maaf Aileen, tapi paman tadi dengar sendiri waktu kalian lagi melakukan itu." balas paman Joko.

"Tidak paman, Aileen tidak melakukan itu. Gara ayo jelaskan pada mereka kalau kita tidak melakukan apapun tadi." Aileen menangis, dia merasa sudah di fitnah di sini.

Gara menatap mata paman Joko, dan setelah itu beralih menatap Aileen yang tengah menangis.

"Baiklah saya akan menikahi Aileen." ucap Gara membuat Aileen dan orang orang yang ada di sana kaget.

Ibu Nunik yang mendengar semua itu pun merasa senang.

"Gara, kenapa kamu melakukan itu, kita tidak melakukan apa apa tadi." marah Aileen pada Gara.

"Apa kamu lupa dengan apa yang sudah kita lakukan di kamar kamu tadi?" balas Gara menatap Aileen.

"Astaghfirullah hallazim, sudah ayo cepat kalian berdua bersiap, saya akan memanggilkan penghulu agar cepat ke sini untuk menikahkan kalian berdua." ucap pak kades.

"Tidak pak, ini semua salah faham, kami tidak melakukan apapun. Gara kenapa kamu berbohong, ayo jelaskan pada mereka kalau kita tidak melakukan apapun tadi." ucap Aileen agar Gara menjelaskan semuanya.

"Sudahlah Aileen, dari pada nanti kamu hamil sebelum kita menikah, lebih baik kita menikah sekarang." balas Gara membuat semua orang semakin heboh.

"Ya Allah Aileen, kami semua tidak menyangka kalau kamu akan melakukan itu, kenapa kamu berbohong." ucap ibu RT.

"Tidak bu, Aileen tidak melakukan apapun, dia bohong." bantah Aileen.

"Sudah ayo kalian bersiap, pak penghulu sedang dalam perjalanan ke sini, dan pak Joko apakah anda yakin akan menjadi wali nikah Aileen?" tanya pak kades pada pak Joko.

"Iya pak." jawab paman Joko.

"Sudah kamu ikuti saja semua kemauan paman kamu, yakinlah kalau ada sesuatu yang sedang dia rencanakan." bisik Gara di telinga Aileen.

Aileen yang mendengar itupun menatap Gara, kalau memang ada sesuatu yang di rencanakan paman Joko, kenapa harus sampai menikah segala.

Menikah itu tidak bisa di buat permainan, dan Aileen juga ingin menikah hanya sekali seumur hidup saja.

"Bapak, ibu, kakak tolong Aileen, Aileen tidak mau menikah dengan orang yang tidak Aileen cintai." batin Aileen meminta tolong kepada kedua orang tuannya serta kakak perempuannya yang sudah tidak ada.

Setelah semuanya bersiap akad nikah pun akan segera di laksanakan, Aileen sudah duduk di samping Gara dan di depan mereka ada pak penghulu dan ada pak Joko juga yang akan menjadi wali nikah Aileen.

"Apakah kalian sudah siap?" tanya pak penghulu di balas anggukan oleh Gara, sedangkan Aileen hanya diam saja dengan air mata yang tidak pernah berhenti menetes.

"Saya nikahkan...."

"Bagiamana para saksi, Sah?" ucap pak penghulu setelah ijab Kabul selesai.

"SAH." jawab mereka semua yang sebagai saksi pernikahan mereka berdua.

"Alhamdulillah...."

Doa di pimpin oleh pak penghulu, dengan Aileen yang terus terusan menangis sedari tadi.

...***...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!