NovelToon NovelToon

Jodoh Rahasia Dari Tuan Besar

Bos dan Assisten

Langit yang tadi terlihat begitu cerah, kini berganti menjadi rintik hujan yang membasahi bumi.

Namun hal itu tak menyurutkan semangatnya untuk meninjau langsung salah satu proyek yang kini tengah ia kerjakan. Dibelakangnya, ada seorang wanita cantik yang tak lain adalah Asisten pribadi nya yang berjalan sambil membawa iPad di tangan nya, dia harus memastikan kembali pekerjaan yang sedang dia tinggal kan di kantor itu agar tidak terbengkalai nantinya.

Riyan Putra Sadika, Dialah sang pengusaha muda yang tengah naik daun saat ini. Putra pertama pasangan Agus putra sadika dan Ajeng Viola Atmaja yang merupakan cucu dari Tuan besar Prakasa Sadika.

Kemampuan dalam dunia bisnis tidak perlu diragukan lagi. Banyak tender dan tawaran kerja sama yang setiap saat menghampiri diri nya. Dia merupakan lulusan terbaik di universitas tempatnya dulu menimba ilmu.

Jangan lupakan wajah tampan dan tubuh tegap nya yang membuat banyak wanita mendambakan sosok nya.

Tapi entah hingga mengapa hingga kini dia masih belum mau menggandeng seorang wanita untuk menjadi pasangan hidupnya

Entah lah siapa yang sebenarnya dia tunggu, jangan kan orang lain diri nya pun tidak mengerti siapa yang dia tunggu, hingga usia nya mencapai angka 28 tahun dia masih betah dengan status singel nya.

Tidak jauh berbeda dengan dirinya sang sekretaris rupa nya juga memiliki nasib yang serupa masih enggan untuk melepas masa lajang nya. wanita yang dekat dengan nya hanya Mama, adik perempuan satu-satunya dan satu lagi sang Asisten pribadinya.

Nayla Maheswari Gunawan, itu nama sang Sekretaris yang selalu menemani kemanapun dia pergi, dalam urusan pekerjaan dia selalu bisa di andalkan berkat kepandaian dan ketelitian nya tak satu pun kesalahan yang berakibat fatal pada setiap keputusan yang di ambil nya.

Sungguh kedua manusia ini hampir memiliki banyak kesamaan, sama lulusan terbaik di universitas yang sama pada masa emas nya.

Banyak dari kalangan pengusaha sukses lain yang ingin menjadikan dia istri tapi dengan sangat elegan dia selalu menolak pinangan mereka.

Matahari telah terbenam di ufuk barat, seakan mengingatkan bahwa waktu siang akan berganti malam. Mereka bergegas kembali ke dalam mobil dan bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing.

Nayla yang tadi nya pergi dengan Riyan pun turut masuk ke dalam mobil. Tak ada pembicaraan di antara mereka, keduanya sama-sama larut dalam pekerjaan mereka yang kini tengah mereka kerja melalui ponsel pintar nya.

Suara sang sopir menginterupsi indera pendengaran nayla.

" Ingin makan malam terlebih dahulu tuan muda, nona ? " Tanya nya sopan pada dua orang di belakang nya.

Nayla pun melirik sang bos yang tidak bergeming dari iPad mini nya.

" Anda ingin makan apa bos ?" tanya Nayla kembali pada Riyan. Tak ada sahutan dari sang bos dia tetep fokus pada kegiatannya.

Huuuuhhhhh

Terdengar lenguhan dari bibir Nayla, diam nya sang bos membuat nya harus berfikir apa yang di inginkan oleh tuan muda nya itu.

"Kita pergi ke restoran biasanya saja pak" ucap Nayla kemudian

" Baik non "

" Aku ingin makan nasi goreng seafood buatan mu " ujar nya

Duar

Apa yang dia katakan Riyan membuat Nayla tersentak kaget, bukan soal nasi goreng yang membuat nya kaget. Tapi permintaan dari tuan muda nya yang mengharuskan dia berkutat di dapur saat lelah membuat moodnya menjadi buruk.

" Tapi bos di apartemen saya tidak ada bahan makanan " sanggah Nayla

" Pak, kita ke supermarket dulu di depan, beli bahan Makanan " lanjut nya lagi

" Kenapa tidak beli saja bos " kata Nayla yang mencoba bernegosiasi dengan sang bos

Tidak ada sahutan dari sang tuan muda yang ada di sampingnya itu. Mobil kembali hening karena semua terdiam dalam pikiran masing-masing.

Tak lama kemudian mobil berbelok menuju parkiran supermarket. Dengan rasa penuh kesal Nayla pun turun dari mobil di ikuti oleh Riyan di belakangnya. Nayla berjalan menuju tempat troli dan mengambil salah satu nya.

Nayla telah Sampai di stand seafood dia pun mengambil beberapa bahan yang di butuhkan nya, seperti udang, cumi-cumi, crabstick dan teman teman nya.

Ting

Hahaha

Ide jahil muncul di kepala nya seperti ada lampu yang menyala di sana, dia pun berjalan kearah rak makanan ringan dia pun memasukkan beberapa bahkan bisa di bilang banyak cemilan ke dalam troli nya.

Kemudian dia melanjutkan aksi nya mengambil perlengkapan mandi dan skincare yang biasa dia gunakan, tak lupa juga dia mengambil beberapa barang lain yang sebenarnya tidak terlalu di butuhkan.

Entah apa yang di rencanakan oleh nya mungkin saja dia ingin membalas sikap bis nya yang semena-mena itu.

Riyan menyengitkan alisnya melihat kelakuan sang sekretaris yang tadi nya kesal tiba-tiba tersenyum cerah menghampiri diri nya yang menunggu nya di sana.

Riyan membelalakkan matanya saat melihat belanjaan sang sekretaris, bagaimana bisa dia belanja sebanyak itu. Belum selesai rasa terkejut nya dia malah di kejutkan kembali dengan tingkah sang sekretaris yang menengadahkan tangannya seperti meminta sesuatu.

Riyan yang tak mengerti apa maksud dari Nayla hanya memandang nya dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Mana uang nya bos"

"Haah"

Riyan bertambah bingung sekaligus heran dengan tingkah Nayla, bukan kah dia juga menegang kartu kreditnya yang biasa dia gunakan untuk membeli kebutuhannya.

Lalu kenapa dia meminta lagi, apa kartu kredit yang itu sudah limited, tapi kenapa tidak ada pemberitahuan pada ponsel pintar nya.

Riyan pun mengecek ponselnya apakah dia melupakan sesuatu, bukan kah jika dia lupa membayar tagihan nya nayla juga yang Akan menyelesaikan pembayaran lalu memberikan laporan pada nya.

Setelah mengecek ponselnya, dia tidak mendapat pemberitahuan atas kartu kredit nya itu, lalu apa yang di inginkan Nayla bukan kah seharusnya dia bisa menggunakan kartu itu.

"Mau apa?"

"Uang nya mana, kata nya suruh belanja" sahut Nayla

" Kenapa tidak menggunakan kartu yang biasa nya "

"Aku lupa membawa nya"

Riyan bertambah bingung di sana, pasal nya Nayla tidak biasanya melupakan kartu itu. Riyan yang sudah lelah dan lapar pun dia langsung memberikan 1 lagi kartu sakti nya pada Nayla.

Dengan senyum yang mengembang Nayla berjalan menuju kasir untuk melakukan pembayaran, setelah semua selesai dia pun kembali ke tempat Riyan berada.

Saat sudah di depan sang bos, tiba tiba bulu keduknya berdiri melihat tatapan tajam dari sang bos, dengan keberanian yang tersisa dia mengembalikan kartu sakti itu pada pemilik nya.

Riyan masih diam di sana tanpa mau menerima kartu itu, masih dengan tatapan tajam nya dia pun mendekat ke arah Nayla yang ada di depan nya hingga jarak mereka pun terkikis, Nayla diam mematung di sana saat wajah Riyan berada tepat di depan wajah nya, tiba-tiba pipinya memerah memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

" Kamu harus membayar nya nanti "

Senyum tipis tersungging di bibir Riyan nyaris tak terlihat oleh siapapun.

Deg!

Merepotkan

Nayla merasa kesulitan untuk membawa barang belanjaan nya, namun bos nya itu tidak ada sedikitpun niatan untuk membantu dirinya, Nayla yang sudah lelah bertambah kesal saja saat ini, bagaimana bisa bos nya itu berjalan dengan santai nya, seakan dia tidak melihat nya yang tengah kepayahan itu.

Akhirnya Nayla menaruh semua belanjanya di lantai, dan berjalan mendahului bos nya tanpa menghiraukan belanjaan nya yang di taruh nya di lantai tersebut.

Melihat Nayla yang berjalan tanpa membawa belanjaan nya pun membuat Riyan menoleh kebelakang, Riyan melotot seketika saat melihat belanjaan mereka yang di tinggalkan begitu saja oleh Nayla.

Riyan mendengus kesal sambil berbalik arah mengambil semua belanjaan yang berserakan di lantai.

Dasar Assistant gak ada akhlak, umpatnya dalam hati.

Bisa-bisanya dia yang harus membawa semua barang tersebut, bahkan dia juga berpikir siapa yang bos di sini kenapa malah dia yang di kerjain oleh Asisten nya tersebut.

Riyan pun menyusul Nayla yang hampir sampai di tempat parkir, sedangkan sopir nya itu terlihat heran saat melihat Nayla kembali ke mobil dengan tangan kosong.

"Kata nya belanja non, kok malah gak bawa apa-apa?" tanya pak Supri.

"Gak jadi pak, kita pulang aja" kata Nayla sambil memejamkan mata nya, dia duduk di depan terlalu malas untuk duduk berdua dengan bos yang tidak peka tersebut.

"Lha tuan muda kemana"

" Gak tau udah kita pulang aja aku ngantuk!"

"Kok jadi gini bukan nya tadi tuan muda juga ikut masuk ke dalam, apa non gak ketemu sama tuan muda?" tanya nya bingung.

Nayla yang sudah lelah dan kesal itu pun tidak menjawab pertanyaan pak Supri, lagian juga ini sudah bukan jam kerja nya jadi biarkan saja lah pikir nya.

Tuk

Tuk

Tuk.

Pak Supri menoleh pintu samping mobil nya, lalu membuka kaca mobil, siapa yang mengetuk pintu mobilnya itu.

"Tuan muda" panggil nya.

"Cepat turun dan masukan semua belanjaan itu ke dalam bagasi" perintah nya sambil membuka pintu belakang, tapi ada yang salah di sana tapi apa.

Dia tidak langsung masuk kedalam, menunggu supir nya itu selesai, tak lama semua belanjaan itu sudah masuk ke dalam bagasi.

Melihat Tuan muda nya masih berdiri di sana membuat dia bertanya-tanya ada apa dengan Tuan muda dan Asistennya itu, dan lagi belanjaan mereka sudah seperti saat dia mengantarkan nyonya Ajeng saat berbelanja bulanan.

"Kenapa tuan belum masuk kedalam?"

"Dimana Nayla?" pak Supri menyengitkan dahinya saat mendapat pertanyaan seperti itu, bukannya tadi nona Nayla ada di dalam, pikirnya.

"Tadi ada di dalam Tuan" kata nya sambil membuka pintu kemudi dan Nayla juga ada di sana masih dengan posisi yang sama saat di turun dari mobil tadi.

"Di mana?"

pak Supri pun memberi jalan untuk tuan nya itu agar bisa melihat Nayla yang tengah tertidur entah benar-benar tidur atau pura-pura agar tidak mendengar ucapan Bos nya itu.

Riyan menghelakan nafas nya dia cukup kesal dengan tingkah Nayla malam ini, bagaimana bisa dia seenaknya sendiri.

"Kamu pulang lah pak, biar aku antar sendiri dia pulang" ucapnya lalu mengeluarkan dompet dan memberikan uang untuk supir nya untuk ongkos naik taksi.

"Tapi Tuan..."

"Tidak usah banyak tanya cepat pulang sana" kata nya.

"Baik Tuan"

Riyan tidak menjawab dia hanya mengangguk kepalanya lalu masuk ke dalam mobil dan meninggalkan mall tersebut, dia membelah jalanan malam yang masih ramai oleh sebagian orang yang masih melakukan aktivitasnya.

Tak butuh waktu yang lama, mereka telah sampai di Apartemen mewah milik Asisten nya itu, dia cukup sering mengunjungi Apartemen tersebut saat dia ingin menenangkan dirinya.

Riyan menoleh ke arah di mana Nayla yang tengah tertidur, Dia terteguh saat melihat wajah cantik wanita yang selama ini mendampingi dirinya itu, cukup lama dia menikmati wajah yang tertidur dengan damai nya itu pun, membuatnya tidak tega untuk menganggu tidur Assisten nya itu.

Dia pun keluar dari mobil dan berjalan ke pos satpam untuk meminta bantuan, barang belanjaannya cukup banyak, dia tidak sanggup membawa nya sekaligus.

Untuk kembali kebawah pun dia sangat enggan, mengingat unit tempat Nayla tinggal itu berada di lantai empat puluh lima.

Dari jarak yang cukup jauh dia bisa melihat dua orang satpam yang tengah berjaga sambil menyaksikan pertandingan sepakbola di temani dua cangkir kopi di sana, dia pun berjalan ke arah mereka.

"Selamat malam bapak bapak" ucap nya saat sudah sampai di dekat pos satpam.

"Iya tuan selamat malam ada yang bisa saya bantu?" tanya pak satpam ramah.

"Begini pak teman saya sedang tidur di mobil tadi saat perjalanan pulang dari berbelanja, saya tidak tega untuk membangunkannya, kalau tidak keberatan saya minta tolong untuk bawakan belanjaan itu ke unit kami" pinta nya.

"Iya pak bisa, mari saya bantu"

"Saya permisi pak," pamit nya pada salah satu satpam yang ternyata bernama Bagus di seragam nya.

"Iya pak silakan"

Mereka berdua berlalu dari sana menuju mobil nya, Riyan membuka pintu bagasi lalu meminta satpam itu untuk membawa nya ke atas, sementara dia berjalan ke arah samping kemudi dan menggendong Nayla.

Di bantu satpam tersebut akhirnya mereka telah sampai di depan pintu apartemen Nayla, Riyan terlihat kebingungan saat ingin membuka pintu itu, pasal nya dia tidak tahu berapa kode sandinya.

Namun dia cukup ingat bahwa di sana juga ada sidik jari yang bisa digunakan untuk membuka pintu tersebut.

Riyan yang tidak ingin Asistennya itu di sentuh orang lain pun menurunnya dari gendongan dan menempelkan jari telunjuk Nayla pada pintu tersebut.

Usaha pertama nya gagal, lalu dia mencoba lagi dengan ibu jarinya dan ternyata berhasil, pintu pun berbunyi,

Nit

Nit

Nit

Kini pintu itu terbuka lebar, memudahkan mereka untuk masuk ke dalam ruangan yang gelap itu, Riyan berjalan mengikuti naluri dia cukup paham dengan ruang yang ada di sana.

Dia pun membaringkan Nayla di atas tempat tidurnya, lalu menyala lampu dan pendingin ruangan, tak lupa juga dia melepas sepatu yang tadi di gunakan oleh Nayla.

Dasar bisa nya merepotkan saja, gerutunya sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh Nayla.

Riyan pun keluar dari kamar dan menghampiri pak satpam yang masih berjaga di sana, bukan untuk meminta imbalan atas jasa nya bukankah tidak sopan bukan jika dia pergi begitu saja tanpa pamit pada sang pemilik rumah.

"Saya pamit dulu tuan, saya harus kembali berjaga" pamit nya.

"iya pak terima kasih" ucapnya sambil memberikan uang tips

"Tidak usah Tuan ini sudah menjadi tugas saya''

"Ambillah bagi dua dengan teman mu" kata Riyan sambil menutup pintu Apartemennya.

Mengagumi

Riyan masuk ke dalam bermaksud untuk menyimpan belanjaan yang tadi di beli nya bersama Nayla, niat hati ingin merepotkan assisten nya malah dia yang terkena apes nya, bagaimana tidak perut nya yang lapar belum terisi makanan, malah kini dia masih harus menahan nya, sebab tidak ada makanan yang bisa di makan olehnya.

Riyan melepas jas yang melekat di tubuh kekar nya lalu menaruh nya sofa, menggulung kemeja yang dia gunakan sebatas siku, sampai nya dia di dapur dia mendesah kesal lantaran dapur itu penuh dengan belanjaan yang entah berguna tau tidak saat ini.

Dia pun memilah satu persatu barang tersebut dan memasukkan nya ke dalam freezer untuk makanan beku, dan menyimpan semua Snack dan softdrink di lemari penyimpanan.

Namun perhatian nya tertuju pada benda yang kini ada tepat di depan nya, ia lantas mengambilnya lalu membolak-balik nya barang tersebut, bentuk nya cukup lembut seperti roti tapi kenapa di bungkus seperti itu.

Cukup lama memperhatikan barang yang kini ada di tangan nya ada satu bagian yang terlupakan yang tidak sempat dia lihat, karena rasa penasaran yang tinggi Riyan pun membalik bungkusan depan kemasan tersebut, sontak dia membelalakkan mata saat tau apa yang tengah di pegang nya saat ini.

'Sial' ucapnya sambil melempar barang tersebut sambil terus menggerutu pun berjalan menuju wastafel, dia ingin mencuci tangan cukup geli menurut nya memegang barang pribadi wanita.

Dia tidak tahu saja jika dia sudah pernah merasakannya maka dia akan selalu ketagihan, huu

Kita lihat saja nanti pasti dia juga tidak akan mau berhenti bukan.

Setelah menyisihkan barang tersebut di lantai ingin masak saat ini perutny sudah sangat lapar, tapi apa yang bisa di masak oleh nya, bukankah dia tidak pernah ke dapur, memang dia ahlinya saat berkutat dengan pena dan laptop tadi tidak dengan penggorengan bukan, apa kata dunia nanti jika seorang Riyan Putra Sadika memasak, pasti akan ada insiden besar di dalam nya.

Tak ada pilihan lain ya dia akhirnya memilih untuk memesan makan malam untuk mereka berdua, bukan makan malam lagi tapi makan tengah malam sebenarnya, karena waktu sudah menunjukkan jam sebelas malam.

Setelah memesan makanan malam dia pun bergegas mandi, badan nya sangat lengket sekali apa lagi tadi mereka berdua harus turun langsung meninjau proyek yang sedikit bermasalah.

Tak sampai 30 menit Riyan sudah keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar dari sebelumnya, dia berjalan ke arah kamar Nayla dengan mengeringkan rambutnya dengan handuk yang ada di tangan nya.

Sampai di depan kamar Nayla dia langsung masuk ke dalam, pintu kamar tidak dia kunci tadi, lagian apa yang akan terjadi diantara mereka, bahkan mereka sering berada dalam satu ruangan yang sama bukan lalu apa masalah nya.

Riyan duduk di ranjang bersebelahan dengan Nayla yang sepertinya tengah mengarungi mimpi indahnya, entah apa yang di rasakan riyan dengan berani dia mengelus pipi mulus assisten pribadi nya itu.

'Cantik', satu kata keluar pujian keluar dari mulut Riyan tanpa sadari, dia semakin jauh terjatuh dalam pesona wanita yang sejak lama menjadi teman hidupnya.

Bukan itu, bukan teman hidup seperti pasangan suami istri pada umum nya, lebih tepat nya teman berjuang nya saat masih sama sama mencari jati diri masing-masing.

Ting tong

Ting tong

Riyan berjalan keluar kamar dengan wajah sebal nya, dia merasa kesenangan nya terganggu akibat kedatangan orang yang tengah mengantar paket makanan yang tadi di pesan oleh nya.

Setelah menerima paket makanan tersebut dia kembali ke kamar untuk membangunkan Nayla, Asistennya itu juga belum makan malam dan juga mandi, tapi kenapa bisa tidur dengan pulang nya dengan keadaan yang sangat berantakan seperti itu.

Bahkan Riyan sampai menggeleng kepala tidak percaya dengan apa yang di lihat nya kini, sangat bertolak belakang dengan sifat Nayla yang selalu perfect saat jam kerja nya, walau pun sudah sering kali mereka menghabiskan waktu bersama tapi tingkah Nayla yabg seperti ini baru di lihatnya sekarang.

"Nay, bangun hey, nay!!" ucap nya sambil menepuk lembut pipi Nayla.

"Bangun dulu , mandi terus makan, kau itu jorok sekali jadi perempuan!" sindir nya.

"Biarkan aku tidur bos masih ngantuk!" ucapnya masih dengan mata yang terpejam, namun detik berikutnya dia terjingkat kaget saat menyadari siapa yang menggangu tidur nya.

Alarm tubuh nya langsung terkoneksi dengan baik saat merespon kinerja otak pintar nya itu dia langsung duduk sambil memegang erat selimut yang menutupi setengah tubuhnya.

Nayla menoleh ke arah sang bos yang kini telah berdiri di dekat pintu kamar, lalu mengintip ke dalam selimut dia takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan saat dia tertidur, Riyan menatap tajam ke Nayla yang menaruh curiga pada nya, bisa-bisa Asisten nya itu berpikir buruk terhadapnya.

"Jangan berpikiran macam-macam kalau kau tidak ingin aku benar-benar melakukan apa yang ada di otak kecil mu itu" ketus nya masih dengan tatapan tajam.

"Cepat mandi dan keluar makan, aku sudah memesan makanan, sepuluh menit dari sekarang kau belum juga keluar, maka aku yang akan memakan mu!" ucap nya lalu memutar badan meninggalkan Nayla yang masih mencari setengah nyawanya yang masih belum terkumpul.

"NAYLAAAAAA"

Suara teriakan kencang yang keluar dari mulut Riyan pun sukses membuat Nayla mendapatkan kesadaran nya, pun langsung bergegas mandi, dia tahu betul siapa Bos nya itu, dia sangat dan pasti akan melakukan apa yang telah di ucapkan oleh nya.

Dan itu tidak baik untuk keselamatan harga diri nya, kalau sampai di kehilangan apa yang dia jaga selama bertahun-tahun, sedangkan Riyan dia menggerutu di sofa ruang tamu, dia merasa seakan dia seorang Asisten yang tengah mengurus kebutuhan Bos nya.

Waktu terus berjalan, Riyan terus menatap ke arah pintu kamar di mana Nayla berada, sudah hampir sepuluh menit tapi Asisten nya itu belum juga keluar, sedangkan cacing di dalam perut nya sudah berdemo minta untuk di isi.

Riyan bangkit dari duduk nya dan berjalan ke arah pintu sambil berkata.

"Rupanya dia benar-benar ingin aku makan!" ucap nya monolog.

Langkah kakinya terhenti tepat di depan pintu bersamaan dengan nayla yang sudah siap dengan baju tidur nya, mereka saling menatap satu sama lain hingga beberapa menit kemudian Nayla memalingkan wajah nya.

Nayla salah tingkah mendapati Riyan yang menatap nya dengan tatapan yang tak bisa pun berusaha mencairkan kebekuan yang terjadi di depan pintu kamar nya.

"Saya sudah selesai mandi Bos!" ucapnya dengan suara lirih, Riyan pun yang tadi nya masuk ke dalam pesona Asisten nya pun tersadar lalu memasang kembali wajah tak bersahabat milik nya.

"Lama sekali kau mandi atau apa menenun kulit mu?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!