Bismillahirohmanirohim.
"Cerita macam apa ini, mana mungkin ada orang yang bisa masuk ke dalam novel, benar-benar tidak logis, tapi aku akui jika pemikiran orang yang membuat novel ini sangat kreatif" ucap Nayra pada sahabatnya.
Lia menceritakan sebuah novel yang sangat bagus menurutnya pada Nayra, namun gadis itu merasa cerita Lia ini sangat tidak logis.
Lia memang sering merekomendasikan beberapa novel pada Nayra, karena Lia lebih banyak tahu tentang novel yang bagus dari pada Nayra.
"Jadi gimana Nay, lo mau pinjam novel yang mana?" tanya Lia memastikan. Dia membawa tiga novel sekaligus di tangan nya.
"Gue pinjem yang ini aja deh" putus Nayra.
Nayra menunjuk novel yang bersampul warna biru yang Lia pegang. Lia memberikan novel yang berjudul anak tak diinginkan pada Nayra, karena memang novel tersebut yang ditunjuk Nayra pada Lia barusan.
"Thanks Lia, kapan-kapan gue juga akan baca novel aneh satu itu" ujar Nayra.
Setelah itu mereka pulang kerumah masing-masing diantar Kemil Azali, kakak dari Nayra. Umur Nayra dan sang kakak berpaut tiga tahun lebih.
Sampai dirumah seperti biasa Nayra pasti akan meluangkan waktunya untuk membaca buku atau novel setelah membersihkan diri tentunya.
Mungkin Nayra hari ini sangat lelah tanpa dia sadari dirinya tertidur saat sedang membaca novel yang dia pinjam dari sahabatnya Lia.
"Kesel banget sama karakter ibu nya si Zayen mana namanya sama lagi sama gue" maki Nayra, sebelum tidur Nayra mengumpati salah satu nama tokoh yang ada di dalam novel anak tak diinginkan.
"Argh! kenapa kaki gue sakit banget" ucap seorang gadis yang baru saja terbangun dari tidurnya. Nayra merasa dia baru saja tertidur tapi kenapa kakinya langsung terasa sakit.
Nayra, gadis bernama Nayra itu menatap sekeliling kamarnya. "Dimana ini?" satu kata yang keluar dari mulut Nayra, kala dia merasa asing dengan kamar yang ia tempati saat ini.
"Kamar siapa ini?, bukankah kamarku nggak kayak gini, terus kok tiba-tiba aku ada di kasur" pikir Nayra.
Karena seingat Nayra dia sedang membaca sebuah novel yang dia pinjam dari sahabatnya sebelum mereka pulang dari kampus.
Setelah membersihkan diri Nayra langsung membaca bukunya, sambil menggunakan earphone karena Nayra malas mendengar suara sang kakak laki-lakinya yang menurut Nayra sangat cerewet. Tapi setelah itu Nayra tidak mengingat apa-apa lagi.
"Nay kenapa kaki kamu bisa sakit banget begini sih, perasaan kamu kagak abis jatoh deh" ucapnya pada diri sendiri sambil berusaha bangkit dari kasur.
Nayra yang baru turun dua langkah dari kasurnya itu saja, dia harus berusaha dengan susah payah untuk bisa turun dari kasur tersebut. Nayra melihat seseorang masuk ke dalam kamar yang dia tempati.
"Non Nayra" ucap seorang wanita paruh baya, sambil berjalan mendekat pada Nayra. Nayra bisa melihat raut terkejut dari wanita paruh baya yang menghampirinya.
"Syukurlah non Nayra sudah sembuh, non duduk dulu, non Nayra belum boleh banyak gerak" ucap wanita paruh baya itu lagi.
"Siapa dia?, aku tidak mengenalnya" batin Nayra sambil menatap wanita paruh baya di depanya ini.
"Non" ucap wanita itu lagi sambil melambaikan tangan di depan muka Nayra.
"Hmm, maaf ibu kalau boleh tahu ibu siapa?" bingung Nayra.
"Astaga non apakah ini semua akibat non Nayra yang jatuh dari tangga kemarin sampai lupa dengan saya, saya bi Atih non pelayan di rumah keluarga Alaska" jelas bi Atih.
"Bi Atih. Keluarga Alaska" gumun Nayra dia merasa sangat familiar dengan nama-nama barusan.
"Bukankah keluarga Alaska adalah keluarga dari novel anak yang tak diinginkan yang sedang aku baca, dan bi Atih merupakan pelayan rumah keluarga Alaskan, bi Atih sudah bekerja bertahun-tahun di keluarga Alaska" batin Nayra lagi.
"Non Nayra kalau begitu bibi keluar dulu ya, istirahat yang banyak, kaki non Nayra belum sembuh benar" pesan bi Atih. membuyarkan lamunan Nayra.
Walaupun Nayra yang asli selalu memarahi bi Atih, tapi tak pernah sekalipun bi Atih membenci Nayra.
Bi Atiha yang hendak beranjak dari kamar Nayra dia urungkan saat mendengar Nayra memanggilnya. "Bi" ucap Nayra pelan.
"Iya non Nayra ada yang bisa bibi bantu?" tanya bi Atih penasaran.
"Boleh Nayra bertanya sesuatu?" bi Atih yang merasa heran kembali mendekat pada Nayra.
"Non Nayra boleh bertanya apa saja dengan bibi"
"Anu bi, kenapa aku bisa jatuh dari tangga?" Nayra sangat penasaran kenapa dirinya bisa jatuh dari tangga, Nayra mengenal dirinya sendiri yang merupakan bukan orang ceroboh.
Nayra juga ingin memastikan apakah benar dirinya masuk ke dalam novel. Tapi pikir Nayra itu semua tidak mungkin.
"Itu non, anu"
"Aduh bilang nggak ya sama non Nayra kalau sebenarnya non Kamila waktu itu mau dorong Zayen, tapi non Nayra segar mencegahnya alhasil yang terjatuh non Nayra" Bi Atih memang melihat semua kejadian yang sebenarnya terjadi hari itu.
Tapi keluarganya menuduh Nayra lah yang ingin mencelakai Kamila padahal sebaliknya. Sayangnya bi Atih tidak berani bicara dia tidak bisa berbuat apa-apa yang bi Atih bisa adalah menjaga Zayen sampai Nayra sembuh juga merawat Nayra sampai Nayra siuman.
"Bi, itu apa, maksudnya anu apa yang jelas ngomongnya Nayra nggak ngerti" ujar Nayra yang seketika itu juga bi Atih tersadar jika dirinya sedang melamun.
"Itu non, tiga hari yang lalu non Nayra terpeleset sampai jatuh dari tangga" ucap bi Atih. "Jadi non belum boleh banyak gerak dulu, bi Atih permisi dulu non masih ada pekerjaan yang belum bibi selesaikan" Nayra mengangguk tanda memperbolehkan bi Atih keluar.
"Apa yang terjadi sama aku, ini nggak mungkinkan" gumun Nayra seperti sedang memikirkan sesuatu.
Setelah kepergian bi Atih beberapa menit kemudian Nayra mendengar suara bising dari luar kamarnya.
"Hisk…..mom sakit" samar-samar Nayra mendengar suara anak kecil yang menangis merintih kesakitan.
"Bi Atih, keluarga Alaska dan sekarang suara anak kecil menangis, sebenarnya apa yang sedang terjadi"
"Hiks….mom" Nayra kembali mendengar tangis anak kecil yang terus memanggil seseorang dengan sebutan mom, mungkin anak itu sedang mencari sang ibu pikir Nayra.
"Kenapa aku merasa merindukan anak curut itu dan Lia, biasanya si anak curut akan berteriak di depan kamar gue, dan kenapa di rumah ini ada suara anak kecil? bukan kah El sudah pulang satu minggu yang lalu" pikir Nayra lagi, kembali dia merasa bingung.
Nayra belum menyadari jika saat ini dirinya berada di dalam novel yang sedang dia baca, biasanya orang-orang menyebut transmigrasi ke dalam novel atau masuk ke dalam novel.
Entah Nayra akan percaya atau tidak tapi itulah yang terjadi, dirinya masuk ke dalam tokoh ibu dari Zayen yang namanya sama seperti nama Nayra, bedanya sifat kedua orang itu berbanding terbalik.
Nayra yang berada di dalam cerita memiliki rumor non muda yang jahat dan kejam, juga sangat manja.
Sedangkan Nayra gadis yang membaca novel itu memiliki karakter pintar, cerdas dan tangguh tidak mudah ditindas dia juga bukan seorang yang pemarah, Nayra merupakan gadis ramah terhadap sesama.
Bismillahirohmanirohim.
Nayra dapat mendengar suara anak kecil dan suara bising dari dalam kamarnya dengan langkah tertatih Nayra kembali berjalan menuju pintu kamar, karena kakinya yang masih sakit, Nayra melupakan pesan bi Atih barusan, dia penasaran apa yang sedang terjadi di luar. Sebisa mungkin Nayra menahan sakit di kakinya
"Dasar anak kurang ajar!" maki seseorang dari luar kamar.
"Hiks….mom….hiks…" setelahnya Nayra kembali mendengar suara anak kecil menangis. Nayra terus mempertajam pendengaran guna mendengarkan apa yang sedang terjadi di luar kamar yang dia tempati ini.
"Diam! gue bilang diem anak nakal" Nayra kembali mendengar suara orang yang sama seperti sedang membentak anak kecil.
Nayra berusaha secepat mungkin untuk meraih knop pintu kamarnya. "Ahis…. kenapa susah sekali padahal pintunya ada di depanku" keluh Nayra, karena dia tak kunjung bisa meraih knop pintu kamar tempatnya berada.
"Mom….hikss…."
"Dima! apa mau gue jewer atau pukul lagi"
Nayra kembali mendengar suara gaduh itu lagi, saat membuka pintu kamar yang dia tempati pemandangan pertama yang Nayra lihat seorang gadis sekiranya seumuran dengan dirinya sedang menyiksa anak kecil berumur kurang lebih tiga tahun.
Nayra membulatkan kedua bola matanya saat melihat pemandangan yang seharusnya tidak dia lihat, seharusnya juga hal seperti ini tidak terjadi.
Gadis itu memukul dan menjewer telinga anak kecil itu dengan sekuat tenaga. "Gue bilang jangan nangis anak bodoh!" maki gadis itu lagi pada sang anak kecil.
"Hiks…mom….hiks…." sedari tadi anak kecil itu tidak dapat berbuat apa-apa hanya suara tangis dan panggilan mom yang keluar dari mulutnya.
Sungguh suatu pemandangan yang sangat mengerikan untuk Nayra, karena dia adalah salah satu gadis yang menyayangi anak kecil.
"Apa yang kamu lakukan!" bentak Nayra saat melihat gadis tadi hendak memukul anak laki-laki itu kembali.
Keduanya menoleh ke sumber suara. "Mom…hiks…" ucap anak laki-laki itu sambil mendekat ke arah Nayra.
Sedangkan gadis tadi menatap Nayra dengan sinis. Nayra langsung memeluk anak laki-laki itu untuk berlindung pada dirinya.
"Mom Zayen takut" ucap anak laki-laki yang bernama Zayen itu lagi. Kini anak laki-laki itu sudah berada di dalam pelukan Nayra.
Deg…..
Nayra tertegun saat mendengar nama yang sangat familiar, Nayr merasa syok. "Ini nggak mungkinkan?" dia tahu siapa itu Zayen.
Zayen adalah tokoh utama anak kecil dalam novel anak yang tak diinginkan, novel berlangsung yang sedang Nayra baca.
"Mustahil mana mungkin gue masuk ke dalam novel itu, nggak! cerita kayak gini hanya ada di dalam novel tidak mungkin di dunia nyata juga ada" Nayra membuyarkan lamunannya kala sadar gadis yang menyiksa anak kecil tadi masih berdiri di depannya.
"Bagaimana rasanya kakakku yang paling baik, apakah kakinya masih sakit? ups dan apakah rasanya sakit melihat putranya sendiri disiksa di depan mata kepala sendiri" ucap gadis tadi mendekat pada Nayra dengan tatapan sinis.
"Putra, yang bener saja aku kan belum nikah, apa jangan-jangan" batin Nayra dalam hati, tapi lamunanya Nayra yang baru sebentar saja kembali buyar oleh suara gadis yang ada di depannya.
"Kenapa diam kak Nayra nya Kamila yang tersayang?"
Deg…
Lagi-lagi Nayra merasa jantungnya ingin copot saat mendengar nama yang disebutkan oleh gadis angkuh dengan muka sok polos di depannya ini, masih di posisi yang sama Nayra masih setia memeluk Zayen.
"Oh tuhan! apakah benar aku masuk ke dalam novel itu? aku tak ingin percaya dengan semua ini, tapi aku mengalaminya sendiri secara langsung, apakah ini benar-benar nyata?" Nayra mencubit pelan perutnya sakit atau tidak, jika tidak berarti dia hanya bermimpi saking asyiknya membaca novel.
Tapi sayang yang Nayra merasakan sakit diperutnya ketika dia mencubit perutnya sendiri rasa sakit itu pun membuatnya merintih.
"Aduh" keluh Nayra pelan.
"Tolong jika ini memang mimpi bangukan aku sekarang siapapun yang ada didekatku" batin Nayra lagi-lagi Nayra masih belum bisa menerima kenyataan tentang dirinya jika dia benar-benar masuk ke dalam dunia novel.
"Jadi perempaun yang berdiri didepanku ini Kamila? Gadis bermuka sok polos" batin Nayra.
"Kau, keterlaluan Zayen tidak ada salah denganmu, kenapa kamu menyiksanya!" bentak Nayra yang sudah mulai geram dengan tingkah gadis di depannya ini.
"Kenapa kau jadi berani membentakku seperti ini kakakku yang paling baik" ucap Kamila menekankan kata-katanya.
Biasanya Nayra akan menurut dengan semua perkataan Kamila dan Nayra juga tidak pernah membentak Kamila, baru kali ini Nayra bisa membentak Kamila.
Lucu bukan yang bukan siapa-siapa di dalam keluarga ini sangat disayangi sedangkan putri kandung mereka sendiri seperti orang asing di dalam keluarga ini.
"Keluarga macam apa ini" batin Nayra tak habis pikir.
Kebetulan sekali kedua orang tua Nayra masih ada urusan diluar sedangkan sang kakak juga sama masih banyak urusan.
Jadi Kamila dengan leluasa bisa menyiksa Nayra dengan Zayen secara terang-terangan, biasanya dia menyiksa mereka secara sembunyi. Lalu setelah itu Kamila akan membuat drama bahwa seolah-olah Nayra yang menyakitinya.
"Jadi menurutmu selama ini aku diam karena lemah, kau salah besar Kamila!" jawab Nayra dengan lantang.
Kamila tidak menjawab ucapan Nayra, tapi dia pura-pura jatuh seakan Nayra lah yang sudah mendorongnya, Kamila melakukan itu karena melihat ada bayangan seseorang yang baru pulang, Kamila yakin itu pasti orang rumah.
"Au…kak kenapa kau mendorongku" ucap Kamila sedikit kencang sambil memegang kakinya yang pura-pura sakit.
Mendengar ucapan Kamila Nayra melotot sempurna bagaimana bisa dia mendorong Kamila sedangkan Zayen masih ada di dekapannya Nayra yang posisinya mensejajarkan tubuh dengan Zayen dan jarak yang sedikit jauh dari Kamila mana bisa mendorong Kamila.
"Drama apa yang ini diciptakan oleh wanita licik ini" pikir Nayra.
"Nayra! Apa yang kamu lakukan!" bentak seseorang dengan lantang laki-laki itu menatap tajam kearah Nayra.
"Siapa lagi dia" batin Nayra kesal.
"Mampus kamu Nayra sebentar lagi kau akan diusir dari rumah ini" bangga Kamila.
"Ayah, ini bukan salah kakak Nayra ini salahku yang tidak hati-hati" ucap Kamila sambil sesekali sedikit meringis.
"Cih, dasar gadis bermuka dua" Nayra kembali membatin. ingin sekali rasanya Nayra mencabik-cabik muka sok polos Kamila itu.
"Jika terjadi apa-apa dengan putriku aku tidak akan memaafkanmu" laki-laki tadi menggendong Kamila untuk mengobati lukanya, ralat tidak tahu bagaimana yang luka karena semuanya hanya akting Kamila saja.
Deg….
Nayra memegangi dadanya. "Kenapa sakit, bukankah aku lah putri mereka. Nayra aku berjanji akan merebut kembali semua milikimu apa yang telah diambil gadis licik itu, dan aku juga berjanji akan membuat Zayen bahagia. Walaupun kau lemah tapi aku menyukai hatimu yang sangat baik"
"Mom" suara Zayen membuat Nayra tersadar. Ya Zayen tambah mempererat pelukannya pada Nayra saat mendengar suara kakeknya yang sedang membentak sang momi. Nayra langsung membawa Zayen ke dalam kamar yang dia tempati tadi.
Bismillahirohmanirohim.
Nayra merasa miris pada kehidupan Nayra yang berada di dalam novel ini, bagaimana tidak setelah tiga hari dirinya terjatuh dari tangga akibat Kamila, tidak ada satupun yang menjenguknya atau mengurusi dirinya, hanya seorang bibi di rumah itu yang menjaga Nayra. Padahal semua ini ulah Kamila.
Dan sekarang saat dirinya berusaha bangun untuk menyelamatkan Zayen dari amukan Kamila, tapi malah dirinya mendapat bentakan dari sang ayah.
Walaupun di dalam tubuh Nayra yang asli bukan Nayra yang sebenarnya tapi tetap saja Nayra merasakan sakit hati atas bentakan sang ayah, di dunianya papa Nayra tidak pernah sekalipun membentak dirinya, bahkan papa nya selalu bijaksana dalam mendidik putra putrinya.
"Stop Nay, ini bukan waktunya lo mengeluh sekarang lo harus tegar dalam setiap masalah yang lo ngadepin, apalagi sekarang lo bawa Zayen dalam kehidupan lo" batin Nayra.
Setelah Nayra membawa Zayen masuk ke dalam kamar yang dia tempati saat ini, syok pasti menjadi seorang Nayra.
Siapa yang tidak syok saat terbangun dari tidurnya sudah berada di tempat yang asing, bahkan darah Nayra sempat berhenti mengalir ketika mengetahui dirinya masuk ke dalam sebuah novel, konyol bukan tapi itulah yang terjadi pada Nayra.
Pagi harinya semua keluarga Alaska sudah berkumpul di ruang makan untuk sarapan bersama. Begitu juga dengan Nayra dan Zayen.
Nayra dapat melihat tatapan tidak suka yang diberikan oleh keluarga Alaska pada dirinya padahal dia adalah putri kandung dari keluarga ini, Nayra tidak peduli dengan tatapan itu semua.
Dia dengan santai melangkah ke meja makan sambil menggendong zayen, sesekali keduanya tertawa bersama seakan tidak memperdulikan orang-orang yang menatap tak suka dirinya yang sudah lebih dulu duduk di meja makan.
"Sudah salah tidak mau minta maaf, dan sekarang berani bergabung di meja makan" ucap Anna ibu kandung Nayra.
"Apakah dia bunda Nayra? dan satu laki-laki ini kakak Nayra?" batin Nayra. Nayra tau bunda nya sedang menyindir dirinya.
"Bunda sudah biarkan kak Nayra ikut bergabung bersama kita, lagi pula kakiku sudah sembuh" ucap Kamila tersenyum pada Anna.
"Iya sayang, bunda hanya khawatir pada dirimu" ucap Anna.
"Cih, benar-benar wanita munafik bermuka dua. Drama apalagi ini bahkan bunda Nayra lebih memilih Kamila daripada putri kandungnya sendiri" Nayra sudah tak habis pikir, apakah karena ini Nayra yang asli di dalam novel ini memiliki karakter yang lemah, alasanya tidak ada satupun dukungan dari orang terdekatnya.
Nayra yang asli sebenarnya sangat menyayangi Kamila, maka dari itu dia selalu menuruti semua kemauan Kamila dan tidak pernah membalas Kamila jika, Kamila terus menyakiti dirinya, bahkan kasih sayang keluarga Nayra sudah tidak ada lagi untuk dirinya semua sudah direbut oleh Kamila.
"Sudah lebih baik sekarang kita makan" ucap Alaska dingin.
Setelah itu tidak ada suara sedikitpun di meja makan sampai Zeyen bersuara. "Mom Zayen mau ikan" ucap Zayen memohon.
"Tapi nggak boleh bayak-banyak ya" ucap Nayra lembut sambil mengelus pucuk kepala Zayen dengan sayang.
"Aku sudah kenyang" ucap Villan kakak Nayra, baru kali ini Villan melihat sikap lembut Nayra yang sangat tulus.
Nayra memang dikenal gadis yang manja dan selalu mengandalkan semua milik orang tuanya berbeda dengan Kamila yang bisa mandiri.
"Tumben kak, aku juga mau ikut pergi bareng kakak boleh?" tanya Kamila manja.
"Baiklah" jawab Villan setuju.
Yang membuat mereka heran tumben sekali Nayra tidak mencari perhatian pada kakak dan kedua orang tuanya.
"Ada apa dengannya?" tanya Villan dalam hati.
"Ayah juga mau berangkat kerja" ucap Alaska kemudian.
"Hati-hati dijalan mas" Anna menimpali suaminya.
Setelah semuanya pergi Nayra dan Zayen masih asik makan di meja makan dengan santai tanpa peduli tatapan dari bunda nya yang menatap keduanya dengan tajam.
"Bi Atih bereskan meja makan" suruh Anna sambil berlalu pergi.
"Non ma-"
"Bereskan saja bi aku dan Zayen sudah selesai" ucap Nayra menyela bi Atih, dia berkata sambil tersenyum raham pada bi Atih.
"Baik non" ucap bi Atih gugup, karena sebenarnya bi Atih sering dicaci maki oleh Nayra yang asli.
Entahlah Nayra saja tidak paham seperti apa sifat asli ibu angkat dari Zayen itu, karena sifatnya yang pemarah namun dia selalu mengalah pada Kamila dan mau mengurus Zayen sampai sebesar ini.
"Zayen duduk disini dulu ok, biar mom bantuin bi Atih beres-beres dulu" ucap Nayra lembut pada Zayen.
"Yes mom!" jawab anak laki-laki itu, tak lupa usapan kepala lembut yang Nayra berikan pada Zayen.
"Non tidak sudah biar bi Atih saja" ucap bi Atih tidak enak.
"Nggak papa bi, Nayra udah-" Nayra menggantung kalimatnya.
"Ups, hampir keceplosan" batinya.
Nayra langsung membawa semua piring kotor ke tempat cucian piring. "Aduh, non Nayra biar bi Atih saja" ucap bi Atih lagi merasa tak enak.
Bi Atih tidak ingin membuat Nayra marah padanya, karena biasanya jika bi Atih salah sedikit saja maka Nayra akan memakinya sampai dia puas.
"Bi maaf kalau Nayra banyak salah" ucap Nayra tiba-tiba.
Nayra tahu jika Nayra asli yang memiliki tubuh ini dulu sering sekali membentak bi Atih, padahal hanya bi Atih lah orang yang selalu disampingnya saat tidak ada siapa-siapa yang peduli pada dirinya.
"Hal pertama yang harus lo lakuin Nay, lo harus minta maaf sama bi Atih" batin Nayra.
"Non Nayra kenapa tiba-tiba meminta maaf" bi Atih merasa bingung. Bi Atih terus mengerjakan tugasnya, sambil mendengarkan Nayra bicara. Tapi bi Atih tetap menghadap Nayra.
"Saya pasti banyak salah sama bibi" ucapnya lagi.
"Mom" suara Zayen membuat Nayra tidak sempat menyelesaikan ucapanya.
"Bi cuci piringnya udah beres, aku ke Zayen dulu ya" Nayra berlalu pergi dari dapur menuju meja makan.
"Akhirnya non Nayar berubah juga" gumun bi Atih merasa senang, tak lupa senyum senang yang menghiasi wajahnya.
"Bibi tahu kamu orang baik non, tapi karena tidak ada dukungan keluarga non Nayra dulu menjadi berubah" sedih bi Atih. "Tapi bibi bersyukur non Nayra kembali seperti dulu lagi"
Nayra berjalan melewati ruang tamu sambil bercanda dengan Zayen, dia tidak menyadari jika disitu ada Anna sang bunda.
"Zayen mau ikut mom jalan-jalan?" tawar Nayra pada Zayen.
Tentu saja Zayen menyambut dengan sangat antusias ajakan dari momi nya itu, sudah lama Zayen ingin pergi jalan-jalan bersama momi nya, tapi dia tidak bisa apa-apa saat momi nya terus menolak ajakan Zayen.
"Yes mom"
"Hmmm" deheman seseorang membuat Nayra dan Zayen mencari sumber suara.
"Oma Zayen mau pergi jalan-jalan sama mom, oma mau ikut" ajak Zayen pada Anna. Tentu saja dengan perkataan yang belum terlalu lurus. Zayen tersenyum cerah pada Anna.
"Anak ini benar-benar anak pintar" batin Nayra merasa bangga pada Zayen. Nayra tambah suka dengan karakter seorang Zayen.
"Tidak!" jawab Anna dengan cuek. Tapi entah kenapa ada sesuatu yang mengganjal di hati Anna, baru kali ini dia memperhatikan Zayen dan Nayra lebih jelas, biasanya Anna akan tampak cuek pada mereka.
"Aku dan Zayen pergi dulu bunda"
"Oma Zayen dan mom pergi dulu" Zayen ikut berpamitan dengan Anna, setelah itu Nayra benar-benar membawa Zayen keluar.
Bagaimanapun Nayra belum mengenali tempat barunya ini, tapi jika Nayra ingin pergi dia tidak mungkin meninggalkan Zayen sendirian, salah satu cara Nayra harus membawa Zayen.
Entah kenapa Nayra langsung sangat menyayangi Zayen, mungkin karena Nayra yang dulu sangat menyayangi Zayen jadi Nayra yang sekarang merasa sangat menyayangi Zayen.
"Apa aku keterlaluan dengan putriku sendiri" ucap Anna sambil melihat Zayen dan Nayra keluar rumah. Ada perasaan aneh yang dirasakan oleh Anna.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!