NovelToon NovelToon

Guru Bimbel Itu Ibu Sambungku

BERMULA

Seorang gadis muda yang baru menginjak usia delapan belas tahun sedang berjuang dalam hidupnya agar, Bisa mendapatkan uang untuk biaya Sekolahnya. Disaat waktu yang bersamaan Larissa harus rela bekerja paruh waktu untuk menghidupi dirinya dan seorang ayah yang sedang mulai sakit.

Nama Ayahnya adalah Mujahidin dan ibunya bernama Ernawati. Larissa sangat bersemangat dalam bekerja. Karena, dia juga sangat senang dengan dunia anak kecil.

Akankan Larissa mampu dengan gajih seadanya untuk biaya sekolah dan membantu perekonomian keluarga? Ataukah Larissa akan menyerah dengan keadaan dan menyalahkan Tuhan, Atas garis takdir yang telah di tentukan. Dan disinilah dunianya akan dimulai

BAB 1 : BERMULA

Tak....tik.... tuk....

Suara sepasang sepatu yang beradu kini menghentikan langkah kaki Larissa. Dia sangat menikmati pemandangan semesta dengan nuansa senja yang akan meninggalkan mentari.

"Huh, Capek juga biar bisa naik sampai keatas dan menikmati senja di alam semesta".  Gumam Larissa dalam hati.

   Bruk,,, Seketika kaki Rika tergelincir akibat ulahnya terlalu bercanda dengan Aditia Arifin Ilham.

"Auh...Ah.... Sakit!". Ucap Rika.

 " Kamu kenapa Rika?" Ucap Larissa

"Sepertinya kaki aku terkilir". Sahut Rika.

"Sini Aku lihat ". Sahut Dita

Dita adalah seorang ketua palang merah remaja disalah satu sekolah di kota Bandung.

"Ah ...Tidak apa! Ini hanya memar merah. Cukup dikasih salep nanti juga reda sakitnya". Ucap Dita.

Muka Rika mulai memerah menahan malu.

"Padahal sakitnya gak seberapa. Tapi malunya luar biasa!". Gumam Rika dalam hati.

 

  "Sini aku bantu Rika". Bisa aku rangkul kamu untuk menepi disebelah sini.  Biarlah kalian beristirahat sebentar teman-teman. Sepertinya di sekitar sini saja kita bersantai dan biarlah aku dan Diva Hermawan yang akan memasang tenda kalian. Ucap Adit

 "Baiklah". Sahut Rika dan Dita.

"Terima Kasih". Ucap Larissa.

Larissa Seorang gadis muda berusia tdelapan belas tahun. Tokoh utama dalam cerita ini. Gambar diatas hanyalah sebagai ilustrasi.

"Coba lihatlah burung-burung itu berterbangan menandakan akan pulang kerumahnya.  Bagus formasi yang mereka buat seakan membentuk Love. Cinta Iya cinta yang tidak bisa di miliki". Sahut Dita seraya melirik ke arah Aditia Arifin.

Dita Ariani Seorang sahabat Larissa. Tokoh diatas hanyalah sebagai ilustrasi .

Aditia Arifin Ilham. Sahabat Larissa. Tokoh di atas hanyalah sebagai ilustrasi

"Ohok... Ohok....."

Terbatuk-batuk Larissa mendengar perkataan Dita.

"Sabar-sabar ". Ucap Rika.

"Sabar untuk apa Rika?" Sahut Larissa.

" Itu kamu minumnya pelan-pelan dong. Kayak orang habis dari medan perang aja gak sempat minum. Sekali minum kayak kehausan pakai banget". Ucap Rika dengan wajah ketus.

"Hahaha...haha...hahaha....". Tertawa Diva dan Aditia. Melihat kelakuan Larissa yang mukanya mulai merah merona.

Diva Hermawan Sahabat Larissa. Tokoh diatas hanyalah sebagai ilustrasi.

"Haus Banget sumpah". Sahut Larissa.

"Padahal Larissa tersedak minuman juga akibat mendengar perkataan Dita". Gumam dalam hati Larissa".

"Guys sudah selesai nih tendanya. Yuks masukkan barang-barang kalian biar kalian bisa santai setelah itu". Ucap Diva.

Senyum Dita mulai mengembang dengan perilaku sahabat-sahabatnya.

"Baiklah". Ucap Larissa dan Rika.

Rika Damayanti. Sahabat Larissa .Tokoh diatas hanyalah sebagai ilustrasi.

Barang-barang mulai dimasukkan kedalam tenda. Dan tak menunggu waktu lama suara perut pun ikut berbunyi yang mulai memecahkan sunyi di tengah alam semesta.

 " Kayak ada yang bunyi tapi bukan kentut!!". Sahut Rika

"Iyaa suara perutku. Sepertinya perut ini minta disini".Ucap Dita

"Ya, sudah biar aku yang masak ". Ucap Larissa .

Larissa keluar dari tenda dan membuka perlengkapan memasak . Tidak menunggu waktu lama Adit dan Diva pun menegur Larissa yang sedang asik sendiri memasak.

"Sedang apa kamu Larissa?" Tanya Diva

" Sedang memasak omelette". Sahut Larissa.

"Hem sepertinya enak banget". Jawab Adit.

"Itu apa lagi yang ingin kamu buat Larissa?" Tanya Diva

"Ini rencana aku mau bikin mie goreng. Tapi aku lupa membawa kecap manis". Jawab Larissa

" Oh,,,. Kecap manis. Aku ada bawa kecap manis". Ucap Diva.

"Sini aku bantu. Kasian kamu dengan dua wajan hanya satu orang yang memasak. Aku bantu yah". Sahut Adit

Dengan memasang wajah cemberut Dita mulai menghampiri sahabat-sahabatnya.

"Ya udah aku bantu dengan doa saja yah..  hehehe,". Jawab Dita

Dita tertawa kecil lalu beranjak pergi dan sedikit menjauh dari mereka.

"Ini kecap manisnya Larissa". Ucap Diva

"Terima kasih!". Sahut Larissa.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki.

"Guys lagi apa?. Aromanya enak banget sampai ke tenda. Jadi, gak jadi kaum rebahan deh".Tanya Rika

"Kaum rebahan mah emang gitu. Gak bisa dijadikan bini". Sahut Diva

Hahaha,,,,Hahaha,,,,,

Adit, Tertawa melihat ekspresi Diva dengan ketusnya menatap Rika.

"Enak aja kamu bilang. Siapa juga yang gak bisa masak. Aku juga jago masak kok". Ucap Rika

"Masak apa aja Rika?" Tanya Adit.

" Masak Air,,,,".Jawab Rika

"Hahahaha". Diva tertawa.

Diva mulai mentertawakan jawaban Rika

"Lagian juga kalo bisa masak nanti bisa nikah muda loh". Ucap Rika

"Kata siapa Rika?" Tanya Dita yang berada didepan Tenda.

Ya kata aku lah. Masa iya kata orang.  Kan, aku baru bilang". Sahut Rika

     "Maklum otak Dita lemot soal percintaan". Ucap Adit.

Pipi Dita mulai merah merona mendengar jawaban adit.

"Padahal bukan lemot Adit. Tapi, kamu saja yang gak ngerti keadaan aku, keseriusan aku, pengorbanan. Tapi, semua gak di tanggap. Sakit Adit tapi gak berdarah ". Gumam Dita dalam hati".

"Sudah-sudah. Yuks kita makan guys"

Sahut Larissa.

Gambar di atas hanyalah sebagai ilustrasi.

Makanan yang dihidangkan terlihat enak sekali. Aromanya dan penataan rias di atas piring menghantarkan lapar ini seakan sirna 

"Yuks makanan kita" Ajak Larissa.

Bismillah....

"Ih,,,, Ah,,,,,Panas,,,,". Ucap Diva.

Suara garpu dan sendok yang beradu membuat kenyang para perut petualang semesta alam. Alunan suara jangkrik yang syahdu memecah keheningan malam.

"Masakan kamu enak juga yah Larissa". Puji Diva Setiawan kepada Larissa. Senyum Larissa mulai mengembang mendengar pujian Diva.

"Ah...Kamu bisa saja". Sahut Larissa

"Beneran Larissa. Enak banget". Ucap Rika.

Dita tersenyum dengan omongan sahabatnya tersebut.

"Iya enak banget. Jadi pengen nambah tapi keburu habis". Sahut Dita.

"Giliran masak aja minder kamu Dita". sahut Adit seraya Melirik Dita.

"Hahaha,,,,,Hahaha". Adit mulai tertawa kecil.

"Iya perempuan itu harus wajib bisa masak lo sebenarnya kata mama aku ". Ucap Rika.

"Ini untuk kamu Dita satu potong omelette." Ucap Adit.

Tangan Adit menghantarkan satu potong omelette ke piring Dita. Dita tersenyum dengan penuh kemenangan. Dan tak lupa pula mengucapkan terima kasih .

Dita seakan mendapatkan durian runtuh akibat mendapatkan sepotong omelette dari sang arjuna. Senyum Dita mulai mengembang sendiri ketika, Menatap Adit dengan penuh cinta.

"Ohok,,,ohok,,,, ". Diva mulai batuk.

"Lamunan Dita tersadar karena, Batuk Diva.

Kamu kenapa ketawa -ketawa sendiri Dita ?". Tanya Diva!!!.

"Itu kok ganteng banget yah. Yang lagi rame di sebelah sana dengan api unggunnya.  Lihat gak kalian yang lagi memegang tongkat kayu itu ganteng banget loh menurut aku?" Ucap Dita mengalihkan pandangan sahabatnya.

"Oh itu. Itukan dari Tim perusahan. Kamu gak liat tuh ada spanduknya bagian atas sana." Jawab Diva.

"Oh begitu. Sahut Larissa.

"Mereka lagi liburan juga ke gunung sini.

Gunung ini kan viral. Sahut Adit" .

"Eem. Ganteng juga yah, kayaknya yang pakai tongkat itu Larissa". Ucap Rika.

"Mana? Aku gak lihat  "Sahut Larissa.

"Yah,,,,, Kamu sih lihatnya lambat  kudu berbalik badan kan dia". Ucap Rika.

"Ehhhhh,,, Kalian ini suka sama yang tua yahh. Itukan dunia pekerja pasti umurnya tua.  Aku gak bisa bayangin kalo kalian nikah sama yang tua". Ucap Adit.

"Biar tua asal dewasa, pengertian, baik dan setia" . Ucap Dita dengan penuh keyakinan diri.

"Apaan sih kalian dari tadi mikirnya pasangan hidup mulu". Sahut Diva.

Hahahaha,,,,,Hahahaha,,,,,,

Tertawa bersama,,,,,.

   " Guys udah kenyang nih yuks kita santai-santai seraya bermain musik". Ajak Rika".

Adit pergi menuju tenda dan mengambil gitarnya. Dita dengan semangat dan bertepuk tangan kegirangan dengan situasi yang alam semesta sedang mendukung akan kebersamaan mereka . Mereka semua saling bersuka cita dalam bernyanyi satu sama lain bergantian. Tibalah saatnya Diva memainkan gitar dan Diva bernyanyi Singel untuk meluapkan rasa di hati.

Lagu Rossa Feat Afgan  Kamu yang aku tunggu .

Lagu yang mereka nyanyikan begitu syahdu . Alat musik yang beradu dengan suara indah mereka begitu memukau akan malam ini. Diva, Adit, Dita, Rika dan Juga Larissa menjadi terbawa Dalam suasana yang indah dengan pemandangan semesta alam dan musik yang beradu satu .

.............

Suasana terdengar begitu memecahkan keadaan . Meluapkan segala rasa di dada. Samar-samar Diva bernyanyi sambil melirik ke Larissa. Sesekali Diva melirik satu persatu sahabatnya, agar tidak ketahuan akan rasa di dada. Munkin hari ini Diva pintar dalam menyembunyikan rasa. Tapi, tidak tahu nanti dikemudian hari. Apakah Diva akan mengungkapkannya? Hanya Diva yang bisa menjawab semuanya.

  

Bab 2 Perasaan Hati

Cukup perasaan Diva saja yang tahu akan semua ini. Diva ingin sekali mengutarakan rasa di hati. Tapi Diva mengurungkan niat karena tahu jika, Itu terjadi pasti persahabatan yang terjalin lama ini akan berubah dan tidak seindah dulu lagi.

Akhirnya Diva tersenyum-senyum seraya membayangkan keadaan wajah Larissa dan memandang langit yang penuh dengan bintang dan satu rembulan yang menjadi saksi akan rasa yang ada di dalam hati Diva Malam hari ini.

Menyanyi telah selesai. Suara tepuk tangan menjadi akhir dari perjalanan lagu yang di cover oleh Diva. Suara Diva memang bagus. Ditambah lagi lihainya Diva dalam memetik sinar gitar. Membuat keadaan menjadi menjiwai nyanyian dan buaian hasrat di dada . Menjadi beradu dalam Syahdunya alunan musik dan suara yang memabukkan asmara cinta pertama Diva terhadap Larissa .

Tak mau kalah Dita juga menyanyikan lagu rossa dan senar gitar di petik langsung oleh Adit. Dita sangat menikmati nyanyian lagu artis Rossa yang berjudul

" Oh Tuhan Jangan Hilangkan Dia". Dari lagu Artis ternama

Dita sangat menghayati lagu ini sampai-sampai butiran air mengalir di pelupuk matanya.  Ditengah tepuk tangan sahabatnya. Dita jadi malu karena terlalu menjiwai lagu ini.

    

     Dita sangat menghayati lagu tersebut. Tak lupa sesekali Dita  samar-samar melirik kepada adit. Tapi adit begitu menghiraukan tatapan Dita. Karena, Adit menganggap Dita hanyalah sebatas sahabat.

   

Tak terasa waktu sudah cukup larut malam untuk menghabiskan waktu bersama.  Semua lagu yang dinyanyikan sangat mewakili perasaaan. Tapi beda halnya  dengan gemuruh hati Larissa. Larissa tidak begitu bersemangat ketika bernyanyi.

    

    Larissa sangat kepikiran akan keputusannya untuk tidak traveling ke Gunung lagi selama satu tahun Mendatang. Akankah Larissa mampu untuk menghentikan hobinya?

Keesokan harinya,,,,

Mentari bersinar mulai memancarkan cahayanya. Embun pagi perlahan terusir karena sinar mentari. Udara yang begitu sejuk dan segar sangat nikmat untuk suasana yang sepagi ini.

  " Larissa ,,,,,Larissa,,,,,Larissa,,,,,".

Seseorang memanggilnya samar-samar suaranya terdengar.  Tapi Larissa tak menemukan wujudnya. Siapakah gerangan?

    "Dar,,,dar,,,dar,,.".

Dita mengagetkan Larissa dari arah             belakang . Larissa terpeleset tepat di sambut oleh dekapan Adit. Mata Larissa bertatapan dengan mata Adit. Matanya sangat indah. Larissa tidak pernah sedekat ini sebelumnya oleh laki-laki.

 " Eem,,,eem,,,, eem".

Suara Dita membuyarkan lamunan Larissa.

Larissa tersentak kaget ketika adit menatap Larissa dengan penuh tatapan tajam.

    "Kamu sih Dita hampir saja Larissa terjatuh akibat kaget karena ulah Mu". Ucap Adit".

"Ahhhhh tidak apa. Aku hanya kaget sedikit untung ada kamu Adit. Terima kasih sudah menolongku jika tidak ada kamu munkin aku akan terjatuh  lalu tersungkur". Sahut Larissa

"Hehehehe".

Suara Dita tertawa kecil seakan tidak ada bersalah.

"Maafin aku yah Larissa. Habisnya kamu kayak menikmati suasana banget . Sampai lupa, aku ada dibelakang kamu. Jadilah, aku mengumpat dan memanggilmu lalu mengejutkan mu secara tiba-tiba". Ucap Dita

 " Duh ada apa nih? Lagi rame banget mengumpul . Aku jadi ketinggalan berita". Sahut Rika.

"Ini si Dita mengagetkan si Larissa di pagi hari ini. Hampir aja jantungan kan kamu? ".

Sahut Adit seraya memojokkan Dita

"Ah.... tidak apa-apa sahut Larissa. Santai aja iya kan Dita ? Ucap Larissa.

"Hehehe,,,,,".Ucap Dita..

Tersenyum dan tertawa kecil.

  

" Hay guys selamat pagi.Lagi  asik banget sih kalian sedang apa nih?" Sahut Diva.

"Lagi lihat pemandangan. Indah banget yahh pemandangan disini". Jawab Rika.

"Wah ada yang lebih bagus lagi loh Guys. Bulan depan nanti kita mendaki di gunung di wilayah Cempaka yuks. Di sana panorama alamnya lebih indah dari hal ini loh". Ajak Diva.

"Wah asik. Oke deh bulan  depan nanti kita ke sana yuks guys" . Sahut Dita penuh semangat dan bersorak gembira.

    "Aku sih oke, Oke aja. Kalau soal ini gimana untuk kalian Adit dan Larissa?. Oke gak ". Tanya Rika.

"Oke deh ". Sahut Adit.

"Gimana Larissa?". Tanya Adit.

"Em... em...Sebenarnya aku mau bilang pada kalian. Kalo ini sepertinya momen terakhir kita deh untuk traveling. Soalnya untuk bulan-bulan berikutnya. Aku satu tahun gak akan traveling lagi." Ucap Larissa dengan raut wajah sedih.

"Hah kenapa Larissa? Tanya Dita.

"Aku mau bekerja paruh waktu  rencana". Sahut Larissa.

"Kerja apa Larissa ?" Tanya Rika.

"Gak tahu yah. Mau kerja saja rencana

jadi kayaknya kita bakal jarang ketemu deh kalo untuk traveling. Karena, aku rencana satu tahun dulu untuk tidak traveling lagi". Ucap Larissa menjelaskan.

"Yah.... sayang banget dong untuk rencana kita ini lagi". Ucap Diva.

Kembali bersantai,,,,,,,,

Waktu terus berputar hingga akhirnya terik matahari menandakan akan pesonanya yang begitu panas akan cuaca saat ini. Sungguh tidak terasa akan kebersamaan kita semalaman ini. Tak terasa pula air keringat mulai bercucuran. Lelah sudah raga ini . Kini waktunya berkemas pun di mulai

Larissa sibuk sekali dalam merapikan barang bawaan. Larissa sangat cekatan dalam membersihkan tempat. Belum selesai teman-teman membersihkan, Larissa sudah lebih dulu selesai. Hingga akhirnya Diva sangat memperhatikan gerak gerik Larissa yang begitu Cekatan. Tak sadar, tatapan itu membuat Adit terheran-heran dengan perilaku Diva yang Senyum-senyum sendiri melihat cinta pertama dengan sigap dan rajinnya akan hari ini.

"Hei lihat apa hei?". Tanya Adit .

Suara itu membuyarkan tatapan Diva kepada sang cinta pertama.

"Itu Ada kupu-kupu terbang bagus banget warnanya". Jawab Diva

"Kupu-kupu apa kupu-kupu sih Diva". Sahut Adit

Diva tersipu malu lalu beranjak pergi.

Rika dan Dita datang mulai menghampiri Adit.

"Adit, Kamu sudah selesai berkemas?" Tanya Rika

"Dimana Diva Adit?" Tanya Dita

"Tolong kalau mau tanya satu-satu dong

itu aku sudah selesai berkemas.

kalo si Diva sepertinya dia sedang kebelakang munkin lagi buang air besar". Jawab Adit.

Dita dan Rika beranjak pergi dari Adit.

Menelusuri jalan mencari Diva . Tiba,-tiba Dita tanpa sengaja menabrak seorang lelaki tampan. Laki-laki yang sangat tampan dengan tinggi sekitar 180 Cm. Bola mata yang hitam pekat. Rambut lebat, berkulit putih dan postur tubuh yang mendukung. Rasanya cool sekali untuk dipandang. Sampai -sampai Dita dan Rika menganga melihat kelebihan yang diberikan tuhan kepadanya. Dita berkata berbisik bak seorang model. Tapi tidak dengan Rika dia menganggapnya bak dewa yang turun ke Bumi.

Revan kurniawan wijaya. Seorang Cheo muda. Gambar diatas hanyalah sebagai ilustrasi

"Hello..... Hello.... Hello..

Are you okay? . Hay gadis kecil". Tanya lelaki tampan tersebut.

"Apa kalian baik-baik saja".

Suara ini barulah menyadarkan Rika dan Dita

"Yes.... Ohh Yes Saya oke...oke saja".

Sahut Rika

"Iya kami baik-baik saja sangat baik malah". Jawab Dita.

"Mohon maaf sebelumnya Om, Em, Pak, Bukan maksud saya Kakak. Saya meminta maaf atas insiden ini". Sahut Rika

"Oh tidak apa-apa. Lain kali kalau kamu mau jalan bisa lihat ke depan jangan lihat ke bawah ya. Saya permisi dulu". Memberi senyuman tipis yang menonjolkan lesung pipit lalu beranjak pergi. Jawab lelaki tampan tersebut.

Suaranya sangat seksi. Sangat cool dan nampak agak sombong. Tapi ini sangat menggoda selera hasrat dalam jiwa bagi kaum hawa.

"Ya ampun Dita Kamu sih jalan gak lihat-lihat. Jadi ketabrak orang kan". Ucap Rika dengan Muka memelas dan sedikit tersenyum tipis.

"Ah Rika kok kamu nyalahin aku sih . Kamu juga tadi buru-buru kan jadinya begini. Mana gak sempat kenalan lagi". Tersenyum puas seraya tertawa Dita

" Hehehehe". Ucap Rika dan Dita

"Iya' ya Dita siapakah nama si lelaki tampan itu. Aku jadi Penasaran deh". Ucap Rika

"Iya tampan banget yah Rika jadi mau deh kalo di suruh jadi istrinya. Apa lagi jadi ibu bagi anak anaknya". Sahut Dita

"Hahaha,,,hahaha,,,". Tertawa kembali Dita dan Rika.

Rika dan Dita mulai tertawa.Tertawanya mereka mulai serius dalam keadaan khayalan. Rika dan Dita pergi dari jalan tersebut dan kembali ke tenda.

"Hayyyyy guys lagi apa kalian?". Tanya Rika.

Ini aku sudah selesai berkemas dan untuk sampah malam tadi, Sudah aku bereskan pula agar lahan yang kita pakai tidak tercemar lingkungannya karena sampah ini.

"Widhi rajin banget sih kamu Larissa". Ucap Dita.

"Yahh rajinlah cewek idaman". Sahut Adit dan melirik ke Diva.

"Yuks guys kita pergi tempat ini sudah bersih juga . Mari kita kebawah dan bersiap untuk pulang aku sudah sangat lelah nih dengan barang bawaan kita". Ajak Larissa .

Bab 3 Perjalanan

  Perjalanan menelusuri jalan menuju kebawah dataran rendah sangatlah terbayar dengan pemandangan semesta alam yang sangat indah dipandang mata. Suara burung yang beterbangan, Kupu-kupu yang warnanya sangat indah. Belum lagi pemandangan semesta alam yang menyegarkan mata. Hingga akhirnya lupa akan lelah dan penat yang ada pada raga ini.

Alunan suara anak sungai melepaskan dahaga kami sejenak untuk meminum air yang sangat jernih ini.

"Hem airnya sangat segar dan dingin dan air ini langsung dari pegunungan". Ucap Larissa.

"Rika,,,,,Rika,,,,,Rika,,,,,".Coba lihat sepertinya ini kakak yang tadi, coba lihat iya kan?" Tanya Dita.

"Mana? Mana Dita aku tidak melihatnya". Sahut Rika.

"Itu loh Rika disampingnya baju merah dia memakai hoodie warna hitam mukanya persis sama yang barusan bukan ?" Ucap Dita tidak mau kalah.

"Ya Tuhan. Kakak dewa itu . Ku sebut engkau kakak dewa. Kenapa kita selalu bertemu? Apakah kita berjodoh? Apakah aku dewi mu?" Ucap Rika seraya menghayal dengan suara kecil.

"Hey,,,hey,,,hey,,,kalian berdua sedang sibuk membicarakan apa sih?" Tanya Larissa.

"Tidak ada". Sahut Dita seraya tersenyum tipis.

"Itu loh Larissa kami sangat terpukau dengan aliran anak sungai ini. Airnya sangat bersih, jernih ,segar, dan juga dapat untuk di minum". Ucap Rika.

"Ohh..... aku pikir kalian sedang ngomongin apa tadi". Jawab Larissa.

Larissa beranjak pergi dan bergabung bersama Diva dan Adit. Tak terasa setelah dari anak sungai sampailah akhirnya kami diparkiran mobil. Kami berlima pun berbondong-bondong secara bergantian memasukkan barang bawaan kami.

Adit adalah supir yang handal. Orang yang bisa diharapkan untuk masalah menyetir. Larissa, Dita dan Rika duduk di belakang. Sedangkan Diva berada tepat disampingnya Adit.

Sepanjang jalan membentang mata dimanjakan dengan pemandangan hamparan sawah yang sangat luas. Suasana ini hingga akhirnya membuat Larissa berlarut dalam kenyamanan dan tertidur pulas akibat kelelahan.

Satu jam setengah sudah Larissa menyusuri perjalanan yang melelahkan ini. Larissa terbangun dari tidurnya. Ternyata Dita sudah tidak ada dalam mobil. Dita sudah lebih dulu sampai menuju rumahnya. Hingga akhirnya tibalah giliran Larissa yang sampai rumah.

"Terima kasih teman-teman atas waktunya. Aku sungguh sangat senang dengan perjalanan kita. Sekali Lagi terima kasih Adit,Rika dan Diva.

Bey,,,,, Bey,,,,,,,". Ucap Larissa.

Lambaian tangan Larissa kini mulai melajukan mobil mereka.

"Bey,,,,,Bey,,,,,Bey". Sahut Diva,Adit dan Rika.

   " Guys kalo ada perempatan jalan belok kiri yah turunkan saja aku disitu. Aku mau mampir ke rumah nenek ku dulu". Ucap Rika.

"Kok gak pulang ke rumah Rika?" Tanya Adit.

"Aku mau jenguk nenek aku dulu.Beliau sedang sakit". Sahut Rika.

"Oh begitu". Sahut Adit.

"Stop,,,,,Stop,,,,,Stop disini sajalah aku berhenti". Ucap Rika

"Baiklah". Jawab Diva.

"Nanti kapan-kapan kita traveling lagi yah Rika". Tanya Adit.

"Baiklah". Sahut Rika.

Bey,,,,,bey,,,,,,bey,,,,,,

Lambaian tangan Rika perlahan menghilang dari kejauhan. Tinggallah Adit dan Diva dari dalam mobil.  Adit ingin sekali menanyakan sesuatu hal kepada Diva. Tapi, Adit ragu-ragu hingga akhirnya Adit lebih memilih melajukan perjalanan dan memutar sebuah lagu khusus.  Sesekali menyindir perasaan diva yang entah untuk siapa. Lagu yang diputar berjudul jatuh cinta dari penyanyi St 12.

.........

        Diva sangat menikmati lagu ini perasaan yang membuyarkan begitu bergelora bagian dada. Sangat bersemangat dalam bernyanyi seraya membayangkan wajah cinta pertamanya Larissa. Gaya Diva begitu heboh ketika menyanyikan didalam mobil.Hingga akhirnya, Adit menepuk bahu diva.

"Sabar-sabar Diva. Sepertinya, kamu sangat berhasrat dengan lagu ini. Kamu lagi jatuh cinta yah Diva? Tanya Adit.

"Ah,,,,Kamu ini bisa saja. Ya tidak lah aku lagi seneng aja". Jawab Diva.

"Masa sih Diva? Kelihatan loh dari gerak-gerik mu. Aku tahu Diva lelaki jatuh cinta itu seperti apa". Sahut Adit.

" Sok tau banget sih kamu Adit". Jawab Diva.

Melotot mata Diva seraya melirik Adit dengan tatapan tajam hingga membuat Adit sungkan dengan pertanyaannya. Tapi Adit sangat penasaran dengan apa yang ada dipikiran Diva . Hingga akhirnya Adit mengumpulkan nyali untuk memberanikan diri dan berkata

" Larissa. Wanita ini kan Diva? Sedari  Malam tadi kamu bernyanyi dan meliriknya beberapa kali. Aku benar benar melihatnya. Terus pagi tadi aku juga melihat kamu senyum senyum melihatnya pas di gunung". Ucap Adit.

"Apaan sih Adit. Ya enggaklah aku  gak munkin jatuh cinta dengannya, Lihat saja penampilannya. Dia bahkan lebih tertarik dengan buku dari pada dengan ku. Ah dasar kutu buku!!". Ucap Diva dengan hinaan terhadap Larissa .

"Hahahaha,,,,,,hahaha,,,,,,hahahaha,,,,,,".

Lalu Adit dan Diva tertawa bersama.

    "Nanti kalo ada pertigaan turunkan saja aku disitu. Aku bisa berjalan kaki untuk menuju rumah setelah itu".  Suruh Diva.

"Baik tuan muda". Sahut Adit.

"Hati-hati dijalan Tuan muda. Awas kemakan omongan sendiri. Awas jatuh cinta ". Ucap Adit.

Adit mengolok-olok Diva dengan mengedipkan matanya. Diva tertawa puas dan mengusap kepalanya

"Ada-ada saja Adit ini". Ucap Diva.

Adit melambaikan tangan dan berpamitan tak lupa Diva mengucapkan terima kasih.

Adit melajukan mobilnya dan tidak terasa lima belas menit sudah perjalanan membawanya menyusuri jalan

Dering,,,,,dering,,,,,dering,,,,,

Telepon Adit berbunyi. Adit mencari sumber suara tersebut. Tangannya menyusuri setiap tempat didalam mobil.  Hingga akhirnya kepala adit menunduk dan menjangkau handphone. Tanpa di sadari seorang wanita muda menyebrang dan Adit menabrak wanita tersebut.

Bruk,,,,,Bruk,,,,,,Bruk,,,,,

Suara mobil Adit menabrak seseorang. Adit bergegas keluar mobil dan warga mulai berkerumun melihat insiden ini .

"Hello Papah,,,, Nanti dulu yah papah aku ada masalah sedikit". Nanti aku telepon kembali.

Ucap Adit.

"Tolong,,,,,tolong,,,,,, " . Ucap para Warga.

"Permisi,,,,,Permisi,,,,,, Maaf mas, dan tante saya harus bawa korban menuju rumah sakit. Saya harus bertanggung jawab akan hal ini". Ucap Adit.

Seorang wanita cantik  dan muda sedang tergeletak lemas  tak berdaya. Adit buru-buru membawanya ke rumah sakit. Adit melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Disepanjang jalan Adit sangat gugup. Wanita ini memang tidak mengalami luka serius hanya bagian lengan ada luka keluar darah sedikit. Tapi, Adit juga khawatir jika terjadi luka dalam akibat ulahnya.

Lima belas menit telah berlalu dalam perjalan menuju rumah sakit.

"Seseorang tolonglah saya. Ini ada wanita tergeletak tidak berdaya berada di mobil saya". Ucap Adit.

Para perawat bergegas mengambilkan ranjang rumah sakit dan membawanya keruang unit gawat darurat. Adit tidak karuan rasa akan musibah hal ini .Merasa bersalah dan gugup tidak tahu harus menghubungi siapa ? Karena, dia khawatir akan terjadi yang tidak -tidak. Apa lagi jika orang tuanya tahu bisa mampus hidup Adit dimarahin habis-habisan sama orang tuanya terutama papanya.

"Tunggu diluar dulu pak.Nanti saya kabari untuk kabar pasien ini". Perintah perawat.

Adit memegang ponsel dan memilih-milih nomor siapa yang akan dia hubungi. Ingin rasanya Adit menelpon Diva. Tapi dia mengurungkan niatnya .Pasti sahabat-sahabatku sedang kelelahan habis   traveling ini.  Dua puluh lima menit telah berlalu. Adit mondar mandir didepan ruangan.  Hingga, akhirnya sang perawat membukakan pintu. 

"Keluarga pasien". Seraya berbicara seorang perawat".

Adit buru-buru mendatangi perawat tersebut.

"Iya saya sus". Jawab Adit.

"Silahkan masuk. Pasien sudah bisa dijenguk". Suruh perawat.

"Baiklah". Sahut Adit.

Foto diatas hanyalah sebagai ilustrasi gambar. Foto diatas sebagai Tokoh Rania Anggraeni

Adit memasuki ruangan. Terpasang selang infus dan oksigen di dalam ruangan tersebut. Adit ingin bicara tapi tidak tahu juga siapa nama wanita ini. Wanita ini sangat cantik. Kecantikannya sangat natural.

Tubuh tinggi dan rambut panjang bergelombang yang berurai. Adit sungguh melihat kecantikannya dari atas sampai bawah. Adit memandangi fisik wanita ini. Ternyata di bagian lengan berdarah dan terpasang perban.

"Kasian sekali wanita ini.

Siapa namanya yah?" Gumam Adit.

Adit mencari identitas wanita ini di dalam tas yang berada tepat diatas lemari rumah sakit.  Adit  terduduk di sofa rumah sakit dan mencarinya hingga ke sela-sela tas. Tapi, dia tidak menemukan apa-apa. Hanya foto seorang ibu dan alamat rumah yang tidak jauh dari alamat tempat tinggalnya.  Adit pun kelelahan dan tertidur di sofa rumah sakit.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan waktu 19:00 Wib.  Adit bergegas membuka handphone dan memesan makanan melalui via online di salah satu aplikasi ojek. Karena suara perut Adit sudah mulai beradu seakan meminta isi. Sudah hampir dua jam Adit tertidur wanita ini tidak juga siuman.

"Apakah wanita ini baik baik saja atau kelelahan sekali ". Gumam dalam hati Adit.

Di aplikasi handphone Adit. Adit memesan soto daging untuk menghangatkan tubuhnya tak lupa pula Adit memesan Es jeruk peras untuk menyegarkan dahaga.  Lima belas menit berlalu pesanan Adit datang . Adit sangat lahap dengan makanannya. Seperti orang kelaparan akibat kelelahan. Adit habis memakan makanan dan minum es jeruk peras .

"Ah,,,,Oh,,,,Sakit,,,,,". Suara wanita itu membuyarkan lamunan Adit. Adit bergegas menengok ranjang pasien wanita itu.

" Hey apa kamu baik baik saja?" Tanya Adit.

  Suara itu pelan pelan membukakan mata pasien.

"Aku dimana. Aduh kepala aku sakit sekali". Tanya wanita itu.

"Sudah,,, Sudah,,, Kamu jangan terlalu banyak berpikir. Kamu istirahat saja sekarang. Kamu ada di ruang Unit gawat darurat ". Sahut Adit.

Suara perut berbunyi

Rok,,, Rok,,,

Terdengar samar-samar di telinga Adit.

Seperti bunyi keroncongan yang hendak minta diisi.

"Apa aku boleh minta air putih ". Ucap wanita tadi.

Adit mengambilkan air di atas lemari.

"Ini air putih untuk kamu. Ucap Adit.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!