NovelToon NovelToon

Dendam Yang Terbalaskan

MELAMAR

POV Author

Di bawah sinar matahari yang terik seorang gadis cantik dengan kulit putih bersih dan cerah, tengah berjalan dengan menenteng sayuran di tangan nya. Sesekali ia akan mengusap keringat yang membasahi wajah nya, sembari bernyanyi dengan lirih tapi merdu ia adalah Ariana Pramona.

"Huuhh... panas dan gerah." gumam Riana

"Akhirnya sebentar lagi sampai." timpal nya lagi

Setelah berjalan sekian lama akhirnya ia pun sampai, dan bergegas masuk ke dalam rumah. Tanpa di sadari, bahwa sedari tadi ada yang terus memperhatikan di balik semak belukar.

"Kamu udah pulang nduk?" tanya Rukmini sang ibu

"Sudah bu." sahut Riana

"Wess... kamu langsung mandi saja sudah sore biarpun cuaca cerah begini." ucap Rukmini

"Nggeh bu." sahut Riana

( Iya bu )

"Ya wes sana, sayuran nya di bawa ke belakang saja biar langsung di masak sama si mbok." ucap Rukmini

"Nggeh." sahut Riana sembari menundukkan kepalanya

( Iya )

Riana pun berlalu meninggalkan sang ibu di ruang tamu menuju ke belakang untuk menemui mbok Sri, sebelum sampai ke belakang Riana berpapasan dengan mbok Sri.

"Ehh... kamu sudah pulang toh nduk?" tanya mbok Sri

"Sudah mbok." jawab Riana sembari tersenyum manis

"Capek toh?" tanya mbok Sri membalas senyuman Riana

Riana hanya terkekeh

"Ini sayur nya mbok." ucap Riana sembari menyodorkan sayuran yang baru di petik oleh nya di kebun.

"Wes... sini biar mbok masak langsung, soalnya nanti ada tamu." sahut mbok Sri seraya mengambil sayuran di tangan Riana

"Tamu." desis Riana mengerutkan keningnya

"Nanti juga kamu tau sendiri nduk." sahut mbok Sri seraya berjalan ke belakang meninggalkan Riana yang kebingungan seorang diri.

Riana terpaku sesaat namun ia tidak ambil pusing soal yang di ucapkan mbok Sri, ia pun langsung bergegas menuju sumur untuk mandi.

Keluarga mereka memang masih menggunakan sumur yang letak nya di belakang rumah, disana tidak ada satupun warga yang memiliki kamar mandi.

"Huhh... gara - gara ucapan si mbok tadi jadi lupa mau ambil pakaian dulu." gumam Riana

Riana pun bergegas ke arah dapur rumah menemui mbok Sri, sesampainya disana Riana melihat mbok Sri sedang memasak bergegas ia menghampiri mbok Sri.

"Mbok nanti setelah masak tolong siapin pakaian Riana y, aku malas kalau harus kembali ke kamar mbok." ucap Riana sembari nyengir

"Ya wess... nanti mbok antar kan, kamu mandi saja sana nduk." sahut mbok Sri seraya tersenyum

Mbok Sri memang telah menganggap Riana seperti putri nya sendiri, lantaran mbok Sri tidak memiliki seorang anak dan suami nya pun telah meninggal. Begitu juga dengan Riana yang juga menganggap mbok Sri seperti ibunya, karena sedari kecil ia sangat dekat dengan mbok Sri.

"Terimakasih ya mbok." ucap Riana sembari tersenyum tulus

"Nggeh nduk." sahut mbok Sri

( Iya nak )

Riana pun kembali bergegas menuju sumur dan menyelesaikan ritual mandi nya, setelah memakai pakaian yang di bawakan mbok Sri ia pun bergegas menuju ruang tamu.

Disana terlihat Rukmini, dan Pramono orang tua Riana.

Rukmini yang melihat putri nya lekas memanggil Riana.

"Nduk sini nak duduk." ucap Rukmini

"Nggeh bu." sahut Riana

( Iya bu)

"Kamu sudah siap menerima tamu nanti?" tanya Rukmini

Riana hanya mengerutkan kening bingung dengan perkataan ibunya yang serupa dengan perkataan mbok Sri.

"Tamu siapa bu?" tanya Riana

Rukmini lantas melirik Pramono suaminya, seraya berkata.

"Loh bapak gimana toh? Kok ndak bilang sama putri kita." sungut Rukmini

"Maaf bapak lupa bu." ucap Pramono sembari terkekeh pelan

"Ya wes.. biar bapak sajalah yang cerita sama putri kita." ucap Rukmini

Pramono melirik putri nya Ariana dengan lekat, seraya menghembuskan nafas pelan.

"Nduk nanti juragan Karno datang beserta putranya Purwo buat melamar kamu kesini." ucap Pramono pelan

Deg

"Kenapa bapak sama ibu tidak beritahu Riana dulu?" sahut Riana seraya merasakan sesak di dadanya

"Maafkan bapak nduk, lagian bapak pikir ini yang terbaik buat kamu." ucap Pramono

"Terbaik apa pak? Bapak kan tahu Riana menjalin hubungan dengan Damar." sahut Riana

"Damar seorang pemuda miskin itu." sentak Pramono

"Pak sudah, kasian Riana toh pak." timpal Rukmini menenangkan suaminya

Riana menggelengkan kepala pelan, lantas bangkit dari duduk nya dan berlari ke kamar.

Sepeninggal putri nya, Rukmini mencoba untuk berdiskusi dengan Pramono suaminya.

"Jangan keras keras sama Riana toh pak, ingat Riana itu putri bapak." ucap Rukmini

"Nggeh bu maaf, bapak hilang kendali." sahut Pramono

"Lagian jika memang Riana hanya ingin Damar memang nya kenapa toh pak?" tanya Rukmini pelan

"Bu... ibu tau kan. Damar itu hanya anak dari seorang janda miskin?" tanya Pramono

Rukmini menggelengkan kepala nya pelan.

"Memang salah nya dimana toh pak?" tanya Rukmini

"Ya salah toh bu, apa kata orang nanti? Anak lurah menikah dengan seorang pemuda miskin." sahut Pramono

"Jadi bapak lebih memikirkan apa kata orang daripada kebahagiaan anak sendiri?" tanya Rukmini seraya berlalu meninggalkan suaminya

Rukmini tau jika suaminya sudah berkehendak maka tidak ada seorang pun yang bisa menentang termasuk ia sendiri, maka ia lebih memilih mengalah dari pada harus berdebat.

Rukmini melangkahkan kaki nya menuju kamar putri nya Ariana, sesampainya di depan pintu kamar ia mengetuk pelan lantas membuka knop pintu dan masuk ke dalam tidak lupa ia menutup pintu nya kembali.

Rukmini melihat putri nya berbaring telungkup, lantas menemuinya.

"Nduk." panggil Rukmini tapi tidak ada jawaban dari putri nya

tak hilang akal ia pun menepuk pundak putrinya

"Nduk." panggil nya lagi kali ini Riana menoleh seraya merubah posisi nya menjadi terlentang.

"Kamu jangan bersedih ya nduk, jodoh tidak akan kemana." ucap Rukmini pelan sembari tersenyum namun Riana hanya diam tak menyahut

"Kalau memang Damar jodoh kamu pasti akan kembali walaupun kamu sudah pernah menikah misalnya." timpal Rukmini lagi kali ini Riana menoleh ke arah ibunya, tak terasa mata Riana sudah berkaca kaca detik kemudian ia pun menangis.

"Tapi aku tidak mau bu, Riana tidak mau hiks hiks hiks." ucap Riana sesenggukan

"Nduk dengarkan ibu." ucap Rukmini

"Tidak bu, aku ngak mau. Riana tidak cinta sama mas Purwo bu, Riana hanya ingin Damar." sahut Riana terisak

"Kamu tenang lah nak." ucap Rukmini menenangkan putrinya seraya mengelus pundak putrinya pelan.

"Apa ibu tidak bisa membujuk bapak?" tanya Riana sembari mendongak menatap wajah ibunya yang masih terlihat cantik

"Kan kamu tahu sendiri kalau bapak mu itu seperti apa toh? Kalau dia sudah berkehendak maka kita tidak bisa menentang nya." sahut Rukmini seraya menatap putri nya

Riana hanya bisa menghembuskan nafas kasar

"Ya wess kamu siap siap nanti juragan Karno akan datang." ucap Rukmini seraya keluar dari kamar Riana.

...****************...

Berakhir

POV Riana

Malam harinya, juragan Karno beserta istri nya Nining dan putranya Purwo telah sampai kerumah ku. Kami menyambut mereka di depan pintu dan mempersilahkan masuk dan kami pun duduk di ruang tamu, setelah mbok Sri menyiapkan teh dan cemilan juragan Karno pun mengutarakan niat nya datang kesini.

"Jadi kedatangan kami kesini untuk melamar Ariana Pramona sebagai istri dari anak kami Purwo." ucap juragan Karno sembari tersenyum penuh arti

"Kami sekeluarga menerima pinangan kang mas." sahut bapak

Deg

Dada ku terasa sesak mendengarkan ini, bapak menerima lamaran juragan Karno tanpa berdiskusi dengan ku. Padahal, sore tadi aku sudah terang terangan menolak. Tak tahan diam aja, aku pun mengungkapkan apa yang ada di hati.

"Pak... Bapak kenapa asal terima lamaran ini toh?" tanya ku pada bapak

"Sudah kamu diam saja, ini yang terbaik buat kamu." sahut bapak sembari menatapku tajam

"Tapi Riana tidak mau pak, Riana tidak cinta sama mas Purwo. Bapak tidak bisa begini!" seruku lantang

Bapak semakin menatapku tajam, detik kemudian ia beralih menatap juragan Karno.

"Maaf kang mas Karno atas sikap Ariana, ia hanya terkejut saja karena kami lupa memberitahu." ucap bapak merasa tak enak hati

"Baiklah kakang kalau begitu kami permisi dulu, saya akan mengirim surat melalui centeng saya pada kakang mengenai kapan acara pernikahan nya." sahut juragan Karno seraya berdiri dari tempat duduk.

"Kami permisi yo mbak yu." ucap bude Nining istri Karno

"Iyo Ning, hati hati." sahut ibuku

Mereka pun langsung bergegas pergi, sebelum pergi Purwo melirik ku sekilas. Setelah mereka pergi, bapak menatap ku dan melayangkan tamparan keras di pipiku.

Plakk

Aku meringis menahan sakit.

"Bapak iki apa apaan toh pak!" seru ibuku menggelegar

"Biar bu, biar dia tau sopan santun dia hampir membuat keluarga kita malu bu." sentak bapak

"Tapi dia ini anak kita pak, putri kita satu satunya dan bapak menampar anak kita cuma karena masalah kecil." sahut ibuku

"Sudah sudah bapak pusing, lebih baik kita istirahat saja." ucap bapak sembari berlalu meninggalkan kami

Ibu menatapku seraya mengelus pundak ku lembut, aku sudah tidak bisa berkata apa apa lagi. Bergegas aku berlari ke kamar, dan menutup pintu nya kencang.

Brakkk

Aku menangis sejadi jadinya di atas tempat tidur

'Aku harus mengatakan hal ini pada mas Damar' batinku

...****************...

Keesokan paginya, setelah sarapan aku bergegas ke kebun mencari mas Damar. Mas Damar memang bekerja di kebun bapak, dan kami sudah menjalin hubungan selama 3 tahun.

Setelah mencari ke sekeliling kebun, akhirnya mataku tertuju pada sosok lelaki berkulit hitam manis, dengan postur tubuh tegap, dan di perut nya memiliki roti sobek sebanyak enam kotak aku bergegas menghampiri nya.

"Mas Damar." teriakku sembari berlari menyusuri jalanan yang licin

"Riana." gumam mas Damar terkejut sembari menoleh ke arahku

"Mas." panggil ku lagi

"Kamu ngapain kesini ini masih pagi toh?" tanya mas Damar seraya menggelengkan kepala tidak habis pikir kepadaku

Aku menatap matanya lekat lekat, tak terasa mataku mulai panas dan berkaca kaca. Aku langsung mendekap tubuh mas Damar dengan sangat erat, dan akhirnya air mataku pun tumpah tanpa bisa ku bendung.

"Hei kamu kenapa menangis hmm?" tanya mas Damar seraya mendongak kepadaku

Aku bergeming semakin ku per erat dekapanku, Mas Damar pun mendekap ku kembali. Hingga menit kemudian, ia melepaskan pelukan nya dan mendongak menatap ku seraya menghapus air mataku.

"Kamu kenapa? Apa yang membuat kamu bersedih coba ceritakan sama aku." ucapnya seraya menuntun ku ke gubuk setelah sampai di gubuk aku pun menceritakan semuanya.

"Bapak jodohin Riana sama mas Purwo." ucapku lirih

Mas Damar tertegun sesaat, dan menatapku dengan lekat detik kemudian ia pun menghembsuskan nafas pelan.

"Maafkan mas Riana." ucap mas Damar lirih

Aku mendongak menatap mata mas Damar seraya berucap.

"Kenapa mas Damar meminta maaf?" tanya ku

"Karena mas belum bisa bahagiakan kamu." ucap mas Damar seraya menatap ku dengan tatapan teduhnya

"Mas Damar tidak salah, jangan menyalahkan diri sendiri mas ini sudah takdir." ucapku pelan

"Mas ikhlaskan kamu dek." ucap mas Damar seraya menatap mataku lekat

Deg

'Apalagi ini Gusti' batinku

"Maksud mas Damar apa toh." sahutku seraya menggelengkan kepala tanda tak habis pikir dengan ucapan mas Damar

"Apa yang di katakan lurah Pramono benar adanya, kamu akan bahagia bersama Purwo. Sementara mas, jangankan kamu mas bahkan belum bisa bahagiakan diri mas sendiri. Mas juga masih harus membantu ibu memenuhi kebutuhan sehari hari, belum lagi Hayati adik mas." ucapnya menerangkan

"Mas Damar menyerah sama hubungan kita mas?" tanyaku tak habis pikir dengan jalan pikiran mas Damar

"Bukan begitu Riana, dengarkan mas dulu ini demi kebahagiaan...." ucapan mas Damar tepotong karena pekikanku

"Stop." pekikku memotong ucapan mas Damar

"Kalian selalu mengatakan demi kebahagiaan ku lah, ini yang terbaik lah, tanpa kalian sadari aku sakit. Hati aku sakit mas, aku cinta nya cuma sama mas." timpal ku lagi menahan air di pelupuk mata

"Riana tolong kamu jangan seperti ini, mas terluka melihat kamu menangis." ucap mas Damar lirih

"Mas terluka melihat aku menangis tapi mas buat aku menangis, padahal dulu mas udah janji untuk memperjuangkan hubungan kita. Tapi sekarang?" tanya ku

"Bukan begitu, hanya saja mas berpikir tidak mungkin kita seperti ini terus mas tidak akan pernah bisa membahagiakan kamu." lirih mas Damar seraya menghapus air mata ku menggunakan ibu jarinya

"Mas sudah tidak mencintai Riana lagi?" tanyaku

"Mas sangat mencintai kamu, tidak akan ada orang yang bisa menggantikan posisi kamu dihati mas. Tapi, kita tidak bisa seperti ini terus." ucap mas Damar

Kami terdiam sejenak dalam pikiran masing masing, hingga aku bersuara.

"Apa hubungan kita telah berakhir mas?" tanyaku lirih

Mas Damar diam sejenak dan menghembuskan nafas dalam.

"Ini yang terbaik Riana." sahut nya semabri tersenyum manis

Aku tidak menjawab ucapan mas Damar, aku lantas bangun dari duduk dan bergegas pergi meninggalkan mas Damar. Aku berjalan menyusuri tanah yang lembab dengan membawa sesak di dada, aku ingin sekali menemui eyang yang tinggal di atas bukit sana.

"Cuma eyang yang bisa mengerti dengan perasaanku." gumamku

"Aku naik ke atas bukit atau tidak ya?" gumamku lagi bertanya tanya

Karena takut ada hewan buas di atas bukit, aku pun melanjutkan perjalanan menuju rumah.

'Kenapa Gusti memisahkan sepasang kekasih yang saling mencintai' batinku

...****************...

IKHLAS

POV Damar

Setelah kepergian Ariana aku tidak sanggup menahan air mata ku lagi, akupun pergi keluar gubuk dan menangis sejadi jadinya. Aku sudah tidak perduli jika ada yang melihat, dan mengatai ku cengeng aku tidak perduli. Rasanya melepaskan orang yang benar benar kita cinta nyatanya menyakitkan, bukan aku tidak mau mempertahankan hubungan kami tapi aku merasa ini semua memang untuk kebahagiaan nya karena lelaki miskin seperti ku pasti tidak akan bisa membuat dia bahagia. Apalagi kemarin pak lurah Pramono datang menghampiri ku, menurut pak lurah Pramono kemarin setelah mendapatkan penolakan dari Riana dan pak lurah lalu bergegas menemui ku.

"Damar." teriak pak Pramono dengan sorot mata tajam seraya berjalan menghampiri ku

Aku yang terkesiap sesaat langsung mengubah ekspresi terkejut ku.

"Ada apa ya pak lurah?" tanya ku sopan

"Alangkah baik nya kita berbicara di gubuk saja." ucapnya seraya berjalan terlebih dahulu menuju gubuk

Aku pun berjalan mengikuti di belakang nya, setelah sampai di gubuk kami pun duduk.

"Jadi langsung saja, jauhi Riana. Sudah berapa kali saya ingatkan." ucap pak lurah pelan seraya menatap lurus ke depan

Aku sudah tidak terkejut karena ini sudah sekian kali nya di ucapkan.

"Begitu juga dengan saya pak lurah, maaf bukan saya tidak sopan tapi jawaban saya akan tetap sama saya tidak akan melepaskan genggaman tangan Riana dari saya." ucapku pelan

Pak lurah Pramono langsung mendongak menatap ku dengan sorot tatapan tajam.

"Ariana Pramona akan saya nikah kan dengan Purwo anak dari juragan Karno, sebaiknya kamu mundur saja karena kamu tidak akan bisa berbuat apa apa." ucap pak lurah seraya tersenyum sinis

Deg

Aku sungguh sangat terkejut mendengar kabar ini, karna lelaki miskin seperti ku memang tidak akan bisa berbuat apa apa. Jika aku tetap memaksakan kehendak ku bukan tidak mungkin orang kaya seperti mereka akan melakukan apa saja, terlebih aku masih memiliki ibu dan adikku jelas aku tidak mau membahayakan mereka.

Tapi Purwo? Jelas aku tau seperti apa walaupun aku tidak terlalu kenal, apalagi banyak warga desa mereka yang mengatakan bahwa Purwo suka bermain perempuan tiap malam ada saja perempuan yang menemani Purwo.

Aku baru ingat jika Riana mengatakan akan menikah dengan Purwo, tapi aku tidak habis pikir ternyata Purwo yang dimaksud adalah anak juragan Karno. Terlebih Riana tidak mengatakan jelasnya, sementara di desa ada banyak yang namanya sama.

"Tapi Purwo bukan orang baik pak lurah, apa pak lurah tega menyakiti perasaan Riana dengan menikahkan nya dengan Purwo." ucapku lirih

"Halah tau apa kamu soal Purwo, saya tau kamu mengatakan ini karena kamu tidak terima Riana akan saya nikah kan bukan?" tanya nya dengan senyum sinis

Aku hanya menggeleng kan kepala tanda tak habis pikir dengan ucapan pak lurah Pramono.

"Bukan seperti itu pak lurah, saya akan dengan ikhlas melepaskan Riana jika dia bahagia atau setidaknya calon suami nya nanti adalah orang yang baik dan bertanggung jawab. Tapi jika Purwo, dia bukan orang baik ia seringkali membawa perempuan ke tempat tidur nya tanpa menikahi perempuan itu." sahutku menerangkan

"Halah sudah, terima saja nasib kamu bukan malah memfitnah orang koyo iki, ingat ya. Jauhi Riana dan jangan sekali kali kamu mengacaukan acara pernikahan nya nanti. Atau, saya akan menyuruh centeng saya buat menyakiti ibu kamu atau adik kamu sekalian. ucapnya seraya berdiri dan berlalu meninggalkan ku yang termenung sendiri.

Jika ini menyangkut ibu dan adik ku tentu aku tidak berani berbuat apa apa, bukan tanpa sebab. Waktu dulu saja pak Pramono tidak segan segan melaksanakan ucapan nya, ibu ku di teror habis habisan.

Sebenarnya pak lurah orang yang baik dan bijaksana, ia selalu menolong para warga dan menjadi garda terdepan jika ada warga yang terkena musibah. Namun jika menyangkut putrinya, ia juga bisa berbuat nekat walaupun tidak akan sampai membunuh.

...****************...

Mengingat ucapan pak lurah Pramono semalam dan ucapan Riana barusan, aku benar benar bingung.

"Kamu iki kenapa toh mar? Dari tadi aku perhatikan melamun saja." tanya Joko pekerja di kebun pak lurah usianya kira-kira seusia almarhum bapak

"Tidak apa apa kok pakdhe." sahut ku sembari tersenyum

"Tentang hubungan kamu sama non Riana lagi ya?" tanya pakdhe tepat sasaran

Aku hanya diam tak bergeming rasanya dadaku terasa sesak sekali, ingin rasanya aku mengejar Riana kembali dan mendekap tubuh nya dengan sangat erat. Dan aku akan mengajak nya pergi ke suatu tempat yang dimana ada hanya aku dan dia, tapi tentu tidak mungkin. Bagaimana dengan Ibu dan Hayati, ancaman pak lurah jelas tak main main.

"Kamu yang sabar yo le, jika ia memang di takdirkan untuk kamu pasti akan kembali ke kamu." ucap pakdhe Joko menatapku iba seraya menepuk pundakku.

"Iya pakde." sahut ku tersenyum

Pakdhe pun lantas berlalu ke tengah kebun untuk bekerja lagi, tidak ingin menambah pusing lagi aku pun lantas bergegas pamit ke pakde Joko ke kebun pak lurah yang berada di desa sebelah untuk mengecek hasil panen, aku memang di percayakan olehnya memantau kebun mereka bisa dikatakan aku adalah orang kepercayaan pak lurah. Namun kembali lagi, jika menyangkut putrinya pak lurah tidak akan tinggal diam.

"Pakdhe, Damar pamit ke kebun di desa sebelah ya." pamit ku

Pakde hanya mengangguk pelan, aku pun lantas pergi menuju ke desa Sukar. Di tengah perjalanan aku sadar bahwa desa Sukar adalah desa Purwo juga, aku akan mengecek nya nanti apa benar desas desus orang selama ini.

...****************...

Setelah melakukan semua pekerjaan ku di kebun, hari sudah sore aku pun bergegas pulang. Tapi sebelum pulang aku akan mengecek Purwo terlebih dahulu, di pertengahan jalan menuju ke rumah nya aku melihat dia dengan perempuan malam menuju ke rumah nya dengan tangan Purwo merangkul pinggang perempuan itu, dan perempuan itu pun pun bergenjelotan di lengan Purwo. Darahku seketika mendidih, dan aku mengikuti mereka.

Tidak mudah memasuki area rumah panggung berbentuk joglo milik juragan Karno , karena di jaga ketat oleh pengawal nya. Aku pun memanjat pohon yang agak jauh dari mereka, dan melompat turun ke bawah aku berjalan mengendap endap menuju letak kamar Purwo. Setelah sampai, dari luar aku bisa mendengar ucapan mereka.

"Mas Purwo ingat toh mas, kalau mas Purwo sudah resmi menikahi Riana tetap jangan lupa sama Sundari, kalau bisa tetap boking Sundari setiap hari begini." ucap perempuan liar yang bernama Sundari dengan manja seraya mendesah pelan

"Hahahahahaha kamu tenang saja Sun, aku akan tetap boking kamu tapi tidak akan menikahi kamu." sahut Purwo dengan tawa menggelegar

"Beruntung nya si Riana itu." ucap Sundari dengan nada cemberut

'Beruntung apaan punya suami begitu yang ada Riana tersiksa.' batinku

"Aku juga tidak mencintai dia Sun, aku hanya ingin merasakan tubuh nya saja tapi dia malah sok sok jual mahal." cetus Purwo

"Kalau cuma mencicipi tubuhnya saja kenapa mesti menikah toh mas." sahut Sundari manja

"Itu urusan bapak, tugas kamu hanya melayani aku saja jangan banyak bertanya." ucap Purwo ketus

Setelah itu hening tidak ada suara, entah apa yang mereka lakukan di dalam sana. Aku memutuskan untuk pulang dengan mengendap endap seperti yang ku lakukan tadi.

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!