NovelToon NovelToon

Wanita Pengganti Kekasih Sang CEO

Bertemu Wanita Pengganti

"Aku benci kamu!" Kata yang terucap dari bibir Alex.

Entah sudah berapa sloki Alex menenggak wine. Sejak tadi dirinya terus meracau. Kepergian sang kekasih, membuat dirinya hancur. Harapannya untuk menikah dengan wanita pujaannya musnah sudah. Hubungan yang telah dibina selama dua tahun, kandas di tengah jalan. Demi sebuah karier, Clara memutuskan pertunangan dengan Alex. Padahal dua bulan lagi mereka akan menikah.

"Tuan, ayo kita pulang! Anda sudah mabuk parah," ujar Jordan sang asisten.

Jordan merasa iba dengan kondisi bosnya itu. Untungnya dia tetap setia mendampingi bosnya, tak membiarkan bosnya pergi sendirian. Jordan memapah bosnya keluar dari club malam itu. Tempat yang Alex kerap datangi setelah Clara pergi dari hidupnya.

Semua hilang hanya sesaat, dan keesokan harinya Alex akan teringat kembali wanita yang sangat dia cintai. Butuh waktu lama dirinya untuk melupakan Clara. Cintanya sangat besar terhadap Laura, dia tak menyadari kalau selama ini dirinya hanya dimanfaatkan Clara saja.

"Sampai kapan aku seperti ini? Setiap terbangun selalu merasakan sakit di kepalaku. Aku pun selalu saja terlambat untuk ke kantor," Alex bermonolog dengan hatinya sendiri.

Alex berjalan sempoyongan untuk mengambil air putih yang berada di ruang makan. Lagi-lagi dirinya selalu membuat asistennya menunggunya. Jordan memiliki kartu akses untuk keluar masuk apartemen Alex.

"Tuan, sekedar mengingatkan hari ini kita ada pertemuan di Restoran xxx dengan Mr. Gakuku," ujar Jordan.

"Ya, saya tahu! Mengapa kamu sekarang menjadi bawel seperti ini. Sudah sana lebih baik kamu ke kantor dulu! Kepala saya masih terasa berat," usir Alex.

"Baiklah, Tuan! Pukul 1 siang saya akan menjemput Anda lagi kesini," ujar Jordan dan Alex hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah Jordan pergi, Alex memilih merebahkan tubuhnya di sofa. Alex memilih menutupi kandasnya hubungannya dengan Clara dari sang mami. Karena dia masih berharap, Clara akan berubah pikiran dan kembali kepadanya.

"Clara, rasanya aku tak sanggup berpisah denganmu. Ku mohon Sayang, kembalilah! Aku merindukanmu," ucap Alex lirih.

Semenjak putus, Clara menutup akses untuk Alex menghubungi dirinya. Bahkan Alex tak bisa melacak keberadaan Clara saat ini. Dia sudah berusaha mendatangi pihak agency yang kerap mempekerjakan Clara, tetapi tak ada satu pun yang mempekerjakan Clara. Seakan Alex kehilangan jejak Clara.

Tubuh Alex kini terlihat sedikit kurus, hidupnya menjadi tak karuan. Alex tak menyadari kalau inilah yang diinginkan Clara. Alex bangkrut dan kekasihnya yang menjadi pengusaha hebat menduduki peringkat pertama menggantikan posisi Alex.

"Tuan! Tuan, bangun! Anda harus segera bersiap-siap! Kita harus segera berangkat," ucap Jordan mencoba membangunkan bosnya itu.

Perlahan akhirnya Alex mulai membuka matanya, dia mencoba bersikap profesional. Jika tidak, lama kelamaan perusahaannya bisa bangkrut. Untungnya sang asisten selalu bisa di andalkan.

"Anda ini memang benar-benar bodoh! Apa Anda tak bisa membedakan wanita yang tulus mencintai dengan yang tidak. Aku yakin Nona Clara tak benar-benar mencintai Anda. Kalau Anda seperti ini, justru membuat dia merasa menang," umpat Jordan. Jordan sudah mengabdi kepada Alex selama 4 tahun sebagai asisten Alex, sebelum Alex mengenal Clara.

Alex dan Jordan baru saja sampai di restoran tempat pertemuan. Mr. Gakuku sudah datang lebih dulu, dan sudah menunggu Alex sejak tadi.

"Maaf, saya datang terlambat!" ucap Alex.

"It's ok. Silahkan duduk, Tuan Alex," sahut Mr. Gakuku.

Perbincangan mereka di mulai. Alex mulai menjelaskan tentang rencana kerjasama mereka. Alex berusaha untuk profesional. Alex tersenyum kala Mr. Gakuku setuju dengan rencana kerjasama yang akan mereka jalani.

"Sayang, jika kamu masih bersamamu. Kamu pasti akan merasa bangga padaku."

Lagi-lagi Alex teringat dengan mantan kekasihnya yang pergi meninggalkan dirinya. Sulit bagi Alex untuk melupakan dirinya. Berbeda halnya dengan Clara yang kini justru sedang asyik berlibur dengan Leonardo, laki-laki yang sangat dia cintai. Clara telah membohongi Alex. Dirinya tak pergi untuk pekerjaan.

"Sayang, geli," rengek Clara manja.

"Aku akan buat kau tak berdaya dibawah kungkungan aku," ujar Leonardo, Clara justru tersenyum. Entah mengapa dia merasa lebih bahagia saat bersama Leonardo. Padahal Alex selalu memberikan segalanya.

Deg!

Jantung Alex seakan melompat saat melihat wanita yang wajah dan bentuk tubuhnya sama persis dengan kekasihnya yang pergi meninggalkan dirinya.

"Clara?" ucap Alex pelan, tetapi masih terdengar oleh Elena.

"Maaf, permisi Tuan," ucap Elena membuat Alex tersadar.

Alex melanjutkan tujuannya untuk ke toilet. Jantungnya masih saja berdegup sangat kencang.

"Apa aku sedang bermimpi, karena rasa cintaku yang begitu besar kepada Clara. Sampai-sampai aku melihat wanita itu, seperti Clara. Ya Tuhan, segila ini 'kah aku? Clara dimana kamu sekarang, aku sangat merindukan kamu," ucap Alex lirih.

Sama halnya dengan Alex, Jordan pun merasa bingung saat melihat wanita yang wajah dan bentuk tubuhnya sama persis dengan Clara, kekasih bosnya itu.

"Apa mungkin itu Nona Clara? Tapi, mengapa dia di sini? Bukankah dia sedang pergi ke Paris untuk urusan pekerjaan. Namun, mengapa pelayan itu sangat mirip dengannya," gumam Jordan.

Alex mengikuti arah mata asistennya itu, dan dirinya terhenti saat melihat wajah wanita itu. Sungguh wanita itu membuat dirinya tak karuan. Alex tampak gelisah, dia sudah tidak sabar ingin mengetahui siapa wanita itu.

"Huhft, untungnya urusan dengan Mr. Gakuku selesai, sekarang aku tinggal mencari tahu wanita itu," ucap Alex.

"Pelayan wanita yang Tuan maksud itu? Tadi saya pun sempat bingung, mengapa wanita itu sangat mirip dengan Nona Clara. Apa mungkin dia saudara kembar Nona Clara," ujar Jordan. Alex terdiam, dia mencoba berpikir ucapan asistennya itu. Berpikir, apa benar yang diucapkan asistennya.

"Coba kamu panggil wanita itu ke sini, saya ingin bicara dengannya," titah Alex dan Jordan menganggukkan kepalanya.

Jordan mencoba memanggil wanita yang wajahnya sangat mirip dengan Clara. Namun, bedanya Elena sangat ramah berbeda dengan Clara yang lebih terlihat angkuh.

"Temui saya malam ini di apartemen xxx, jika tidak! Kamu siap-siap akan kehilangan pekerjaan ini," ancam Alex membuat Elena terperangah mendengar penuturan Alex.

Elena dibuat bingung, setelah Alex sempat memanggilnya Clara, dan sekarang dirinya di ancam seperti ini. Berhubung Elena adalah wanita yang pemberani, tentu saja dirinya menerima tantangan untuk mendatangi apartemen Alex.

Selepas bekerja, Elena berangkat menuju apartemen Alex. Di apartemen, Alex sudah menyuruh Jordan untuk menyiapkan surat perjanjian yang menyatakan dirinya meminta Elena menjadi kekasih pengganti dari Alex.

"Kita langsung saja, sekarang kamu tanda tangan surat perjanjian kontrak ini! Saya meminta kamu untuk menjadi kekasihku selama enam bulan lamanya, dan sebagai kompensasi saya akan memberikan kamu uang sebesar 1 milyar," ucap Alex dengan sombong.

Kekasih Pengganti

"Aku rasa tawaran yang aku berikan cukup menarik untuk kamu. Hubungan kita adalah hubungan yang saling menguntungkan kedua belah pihak," ucap Alex dengan sombong bahkan dirinya enggan menatap wajah Elena.

Semenjak Clara mencabik-cabik hatinya, mulai saat itu dirinya menjadi dendam dengan seorang wanita. Baginya, wanita hanya bisa menyakiti hati seorang laki-laki.

Elena sempat terdiam. Jika dia menolak, dia yakin kalau Alex akan membuatnya menderita. Terlebih Alex bukanlah orang sembarangan. Dia yakin Alex akan menghancurkan dirinya, jika dirinya sampai menolaknya. Alex akan membuat dirinya di pecat dari tempat kerjanya. Lantas kalau dirinya sudah tidak bekerja, bagaimana dirinya harus bertahan hidup dan membiayai pengobatan sang ayah yang kini sedang sakit. Lagi pula, benar kata Alex. Tawaran ini sangat menggiurkan. Dia akan memiliki uang 1 milyar.

"Baiklah, aku akan terima tantangan kamu untuk menjadi kekasih pengganti kamu. Sungguh kasihan sekali hidupmu, ketampanan dan kekayaan kamu tak mampu membuat kekasihmu bertahan. Hingga akhirnya kau harus membayar aku," ucap Elena membuat Alex mengepalkan tangannya, karena merasa terhina dengan ucapan Elena terhadapnya.

"Breng*sek kau! Tugas kamu itu hanya untuk menjadi kekasih pengganti, bukan untuk menghina aku," ucap Alex sambil mencengkram wajah Elena dengan kasar, membuat Elena meringis. Untungnya saat itu ada Jordan yang mendampingi mereka.

Elena dan Clara adalah dua orang wanita yang berbeda, tetapi memiliki wajah yang sama. Mereka seperti saudara kembar. Namun sayangnya nasib keduanya sangat berbeda, Clara adalah model Internasional sedangkan Elena hanyalah seorang pelayan restoran. Karakter Clara dengan Elena pun sangat berbeda. Elena adalah wanita yang lemah lembut, ramah, dan sederhana. Karena dirinya hanyalah orang biasa. Sedangkan Clara terlahir dari keluarga cukup kaya. Clara memiliki sifat sombong, angkuh, dan keras kepala.

"Baiklah, karena kamu sudah menandatangani surat perjanjian itu. Berarti mulai hari ini kamu sudah resmi menjadi kekasih aku. Aku akan merubah penampilan kamu, seperti kekasih aku. Gayamu itu kampungan, sayang kau sangat mirip dengannya," ucap Alex sombong, ingin rasanya Elena meremas mulut Alex untuk membungkam ucapannya.

"Ok, aku ikut saja! Namun satu pintaku, jangan pernah sentuh aku," ucap Elena tegas. Membuat Alex tertawa terbahak-bahak.

"Kau pikir aku akan jatuh cinta padamu? Jangan mimpi! Karena kau itu hanya kekasih pengganti, ingat hanya kekasih pengganti bukan wanita sebenarnya yang aku cinta. Mana mungkin aku mencintai wanita kampungan model seperti kamu," hina Alex membuat wajah Elena memerah menahan rasa kesalnya dan malu. Karena saat itu ada Jordan.

Setelah dirasa obrolan mereka sudah cukup, Elena pamit pulang. Karena jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Dia harus segera pulang, Elena merasa khawatir dengan sang ayah. Jika dirinya bekerja seperti saat ini, Elena menitipkan sang ayah kepada tetangganya.

Elena dan Alex akan berjanji bertemu kembali esok hari. Alex akan membawa Elena ke butik dan juga salon. Alex akan membuat Elena seperti kekasihnya. Semua ini dia lakukan, demi menutupi hubungannya. Dia tak ingin orang tahu, kalau hubungan dirinya dengan Clara telah kandas, termasuk menutupinya dari sang mami.

"Huhft, menyebalkan sekali orang ini. Ucapannya sungguh membuat aku emosi. Untungnya hubungan kami hanya untuk sementara, jika tidak bisa-bisa dia membuat aku darah tinggi," umpat Elena.

Elena baru saja sampai di rumah susun tempat dirinya tinggal bersama ayahnya. Rumah susun yang sangat sederhana, tak ada kata mewah. Selama ini Elena selalu banting tulang demi memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dan biaya rumah pengobatan ayahnya. Bahkan uang itu tak cukup, dia kerap meminjam kepada bos tempat dirinya bekerja.

"Sudah pulang kamu, Nak?" ucap sang ayah dengan lembut.

"Baru saja, Ayah. Apa Ayah menginginkan sesuatu? Biar Elena ambilkan," ucap Elena lembut.

"Tidak, Nak! Ayah hanya khawatir saja tadi, karena kamu pulang larut malam. Ya sudah segera istirahat, pasti kamu sangat cape," ucap sang ayah. Bagi Elena, ayahnya adalah harta yang paling berharga di hidupnya. Inilah alasan yang membuat Elena menerima tawaran ini. Demi rasa sayangnya kepada sang ayah.

Elena langsung memeluk tubuh Ayahnya, meluapkan perasaannya. Namun, dia terpaksa menutupi hal ini dari ayahnya. Lagi pula, hal ini hanya untuk sementara saja.

"Kamu kenapa? Apa ada yang menyakiti hati kamu? Maafkan ayahmu yang tak berguna ini, tak bisa melindungi kamu," ucap Ayah Richard.

"Aku baik-baik saja, Ayah. Hanya saja, aku sedang ingin memeluk ayah," ucap Elena. Dia mencoba menahan perasaannya. Dia tak ingin kalau hatinya menjerit, dan matanya ingin sekali menumpahkan air mata.

Elena pamit kepada sang ayah untuk beristirahat. Benar saja, air mata Elena langsung menetes satu persatu. Hatinya terasa sakit. Entah dirinya harus merasa senang atau sedih.

"Aku minta kamu sekarang juga ke perusahaan aku," tulis Alex di pesan chat kepada Elena. Kemarin dia meminta nomor ponsel Elena untuk mempermudah dirinya untuk berkomunikasi.

"Huhft, belum apa-apa saja sudah bersikap seenaknya. Dengan enaknya dia menyuruh aku datang, padahal jam 1 siang aku harus bekerja," umpat Elena dalam hati.

Untungnya Elena sudah selesai memasak, dia pun sudah memandikan sang ayah. Hanya tinggal. menyuapi ayahnya makan. Ayah Richard mengalami struk, dan sang ibu pergi meninggalkan dirinya dan Ayahnya. Sejak Elena duduk di bangku SMP, ibunya pergi meninggalkan mereka dan lebih memilih menikah dengan laki-laki lain yang kaya raya.

"Ayah, maaf. Elena hari ini harus berangkat cepat. Karena Elena ada pekerjaan dadakan. Ayah tak apakan di tinggal sendiri, nanti kalau ayah perlu apa-apa. Tuti akan membantu ayah, Elena akan bilang ke Tuti sebelum Elena berangkat," ujar Elena dan Ayah Richard tampak menganggukkan kepalanya.

Semua mata pegawai Alex menatap Elena tak berkedip. Mereka merasa bingung, pasalnya Clara tak pernah sekali pun tersenyum atau bersikap ramah.

"Apa Nona Clara sudah janjian dengan Tuan Alex?" tanya Mentari sang sekretaris.

"Clara? Lagi-lagi mereka memanggil aku Clara," gerutu Elena dalam hati.

"Ya, sudah," sahut Elena.

"Apa dia tak bisa membedakan mana Clara mana Elena," umpat Elena.

Tentu saja Elena akan diperlakukan dengan baik di kantor Alex, mereka mengira kalau Elena adalah Clara. Meskipun mereka bingung mengapa kekasih bosnya itu berubah baik.

"Sudah langsung masuk, dan duduklah! Ingat kau itu kekasihku, mulai sekarang kamu harus mulai terbiasa bersikap romantis padaku," ucap Alex membuat mata Elena membulat sempurna. Sedangkan Alex justru terkekeh dalam hati. Tanpa sadar Alex terpanah dengan sikap Elena yang menggemaskan.

"Cantik," puji Alex.

Ya Elena bahkan lebih cantik dari Clara, meskipun dirinya tak memakai riasan dan tak menggunakan pakaian seksi.

Elena terlihat kikuk, hanya berdua berada di ruangan. Terlebih Alex mencoba menggodanya, mendekatinya.

"Bersikap romantis 'lah kepadaku, jika di luaran! Agar mereka tak curiga, kalau kamu itu bukanlah Clara," ucap Alex dan Elena hanya menganggukkan kepalanya patuh.

Alex menggandeng tangan Elena dengan mesra, membuat Elena merasa grogi. Inilah hal pertama kali di hidup Elena, berkontak fisik dengan seorang laki-laki.

"Aku ingin membuat kamu, sangat mirip dengan Clara kekasihku," ucap Alex. Sungguh ucapan Alex begitu menusuk ke relung hati yang paling terdalam. Elena harus menyadari kalau dirinya hanyalah wanita pengganti kekasih sang CEO.

Hidup Bersama

"Kamu bahkan lebih cantik dari Clara, jika seperti ini. Sayangnya kamu hanya sosok pengganti, setelah Clara datang aku akan kembali bersamanya," ucap Alex dalam hati.

Berbeda halnya dengan Alex yang justru terpanah melihat kecantikan dan keseksian tubuh Elena, Elena justru merasa risih karena harus berpakaian seksi. Elena harus bergaya layaknya Clara.

"Huhft, aku tak suka bergaya seperti ini! Jika bukan karena uang untuk pengobatan Ayah. Pastinya aku tak akan mau menjadi orang lain," gerutu Elena.

"Mulai sekarang, kamu harus bersikap anggun. Ingat sekarang ini kamu benar-benar mirip Clara, kekasihku. Kamu harus bisa berakting layaknya kamu adalah Clara," pesan Alex dan Elena mengiyakan.

Alex meminta Elena untuk berhenti bekerja. Masa iya, tunangan dari pengusaha hebat sehari-harinya harus bekerja sebagai pelayan restoran. Semua orang tau kalau kekasih Alex adalah seorang model Internasional.

"Huhft, selalu saja bersikap seenaknya saja. Mentang-mentang kau telah membeli ku, seenaknya saja kau mengatur hidupku," gerutu Elena.

"Satu lagi, kamu juga harus tinggal bersamaku di apartemen milikku," ujar Alex membuat Elena melongo. Permintaan macam apa lagi. Jangankan untuk tinggal satu atap, berdekatan saja seperti sekarang, Elena sudah terlihat tegang.

"Mengapa harus demikian? Bukankah hal itu tak ada dalam perjanjian, aku tak tega jika harus meninggalkan ayahku sendiri. Ayahku sedang struk, bagaimana jika dirinya nanti membutuhkan sesuatu?" Tanya Elena.

"Kamu tak perlu khawatir, aku akan menyewa satu orang perawat untuk mengurus ayahmu. Selama kamu tak bersamanya. Aku dan Clara sudah terbiasa tinggal satu apartemen, jadi kamu pun harus tinggal bersamaku. Tak perlu khawatir, tenang saja! Kita akan tinggal di kamar yang berbeda," ungkap Alex.

Jujur, Elena merasa takut. Terlebih dirinya kerap membaca novel tentang kisah seorang CEO yang sering kali bersikap seenaknya dengan wanita bayarannya. Namun dirinya bisa apa? Seakan dirinya terjerat dengan perjanjian itu.

"Eemmm, baiklah. Aku akan coba bicarakan kepada Ayahku. Aku tak ingin dirinya tahu, pasti dia akan merasa sedih kalau aku harus seperti ini demi uang," ungkap Elena dan Alex menganggukkan kepalanya. Alex pun merasa risih, harus berada satu atap dengan wanita lain. Karena bagaimanapun Elena bukanlah Clara, dia hanyalah wanita pengganti kekasihnya.

Alex mengantarkan Elena sampai depan gerbang rumah susun tempat Elena tinggal. Elena berjanji kalau dirinya besok akan menemui atasannya, untuk mengundurkan diri. Elena pun terpaksa berbohong kepada Ayahnya, kalau dirinya harus keluar kota untuk urusan pekerjaan.

"Yah, ada yang ingin Elena katakan sama Ayah. Elena harus pergi untuk beberapa bulan. Nanti kalau Elena sempat, Elena akan pulang. Elena di pindahkan tugas keluar kota. Ayah nanti sama suster ya, Elena sudah menyiapkan untuk Ayah. Selama Elena pergi," ungkap Elena.

"Sebenarnya Elena merasa tak tega harus meninggalkan ayah sendiri dengan suster. Namun, Elena terpaksa melakukan hal ini demi bisa membiayai ayah berobat. Elena harap, ayah bisa mengerti," ungkap Elena diiringi isak tangis.

"Ayah tak apa, Nak. Silahkan saja, jika itu membuat karier kamu lebih baik lagi. Maafkan Ayah yang selalu saja menyusahkan kamu. Pergilah, Nak. Ayah akan baik-baik saja, tak perlu kamu khawatirkan," ujar Ayah Richard.

Pagi ini Elena sudah bersiap-siap untuk berangkat ke apartemen Alex. Dia pun akan ke restoran tempat selama ini dia bekerja, untuk melakukan pengunduran diri bekerja di restoran tersebut. Alex tersenyum kala melihat Elena yang sudah menenteng satu buah tas besar. Selama mereka masih terikat dalam sebuah hubungan kekasih, mereka akan tinggal satu atap.

"Aku pamit dulu, aku ingin ke restoran untuk mengajukan pengunduran diri," ujar Elena.

"Tidak! Kita akan ke sana bersama. Aku akan mengantarkan kamu," ujar Alex. Elena hanya bisa menelan salivanya, lagi-lagi Alex berkuasa kembali.

Elena meminta Alex untuk tidak ikut campur dalam hal ini. Dia akan masuk sendiri ke ruangan bosnya itu. Dia tak ingin teman-temannya dan bosnya merasa curiga. Alex pun menyetujuinya.

"Baiklah. Namun, jika bosmu nantinya akan mempersulit, aku tak akan segan-segan membawa kamu paksa," ucap Alex.

"Selalu saja memaksa!" umpat Elena.

Sesuai janjinya, Elena memasuki restoran lebih dulu dan langsung menemui bosnya. Robi tentu saja terkejut mendengar Elena mengundurkan diri.

"El, apa yang terjadi padamu? Apa ada yang mengganggu kamu? Ataukah kamu tak merasa nyaman kerja di sini? Katakanlah El, mengapa kamu bicara dadakan seperti ini," ujar Robi.

"Maaf Pak, bukan itu alasan aku berhenti dari sini. Namun, ada hal lain yang membuat aku harus mengundurkan diri dari tempat ini. Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak dan teman-teman. Elena bersyukur pernah mengenal kalian, kalian sangat baik kepada Elena," ungkap Elena.

"El, sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan sama kamu. Hal ini bersifat pribadi. Sebenarnya, sejak aku bertemu kamu, aku sudah merasa jatuh cinta sama kamu. Namun, aku belum berani menyatakannya, dan hari ini aku memberanikan diri untuk mengungkapnya," ujar Robi membuat Elena terdiam. Merasa bingung.

Robi adalah manager di restoran tersebut. Kini dirinya berusia 28 tahun, usianya lebih tua dari Alex dan juga Elena. Robi merasakan jatuh cinta, sejak pandangan pertama. Namun, selama ini dirinya memilih untuk menyimpan dalam hati. Dia takut kalau nantinya Elena menolaknya dan menghindar darinya.

"Maafkan saya, Pak. Saya tak bisa. Saya permisi dulu," ujar Elena.

Elena berusaha untuk pergi, dan Robi mencoba mengejarnya. Dia tak peduli kalau saat ini dirinya menjadi pusat perhatian pengunjung restoran. Termasuk Alex. Alex merasa panas, saat melihat Robi berniat memegang tangan Elena. Alex langsung mengikuti Elena dari belakang. Kemudian mereka masuk ke dalam mobil.

"Apa yang tadi dia lakukan kepada kamu?" Tanya Alex menyelidik.

"Dia tak mengizinkan aku berhenti, dan meminta aku untuk menjadi kekasihnya," ucap Elena cuek. Berbeda halnya dengan Alex yang justru seperti kebakaran jenggot. Hatinya terasa panas.

"Sepertinya, pilihan aku untuk meminta dirinya untuk berhenti sangatlah tepat," ucap Alex dalam hati.

Alex dan Elena kini sudah tinggal di apartemen. Malam ini Elena berniat memasak untuk makan dirinya dengan Alex. Elena sangat senang memasak, tak seperti Clara. Saat Alex ke kantor, Elena langsung membersihkan apartemen. Dia sangat rajin sekali. Setelah menurunkan Elena di lobby apartemen, Alex melanjutkan kembali perjalanannya menuju perusahaan.

Alex baru saja sampai di apartemen. Wangi makanan yang dibuat Elena, sungguh menggugah selera. Wanginya membuat perutnya bertambah lapar. Namun Alex merasa gengsi.

"Apa kamu mau makan sekarang? Aku sudah memasak makanan untuk kita," ucap Elena lembut membuat Alex terpanah.

"Kau tak boleh jatuh cinta dengannya, Al! Kau harus ingat, kalau dirinya hanyalah pengganti Clara," Alex bermonolog dengan hatinya.

"Kau saja makan sendiri, aku akan memesan makanan lewat aplikasi online. Mulai besok, kau tak perlu menyiapkan aku makanan. Cukup untuk kamu saja," ucap Alex, membuat Elena merasa kecewa dengan sikap Alex.

"Sadar El, kamu itu hanya sosok pengganti bukan kekasih sungguhan."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!