NovelToon NovelToon

David&Laila

Part1

Kisah ini menceritakan seorang pria jatuh cinta pada wanita yang sederhana. Perkenalan tokoh antagonis dan protagonis.

Di awali dengan seorang anak laki-laki berusia 10 tahun bernama David yang melihat papa nya membawa wanita lain masuk ke rumahnya, secara bersamaan mama nya bernama Diana berjalan masuk dengan penuh air mata memarahi suaminya Oliver.

“ Suamiku, aku bertanya sekali lagi padamu! kau memilih dia apa aku dan anak kita?” sang istri menunjuk wanita selingkuhan suaminya dengan kesal.

Oliver tertawa merendahkan sambil merangkul wanita selingkuhannya yang bernama Chamilla, terlihat jelas di mata Diana jika sang suami lebih memilih Chamilla selingkuhannya dari pada Diana istrinya. Diana mengusap air mata dan berusaha tenang di depan Oliver.

“ Sudah jelas bukan, kalau suamimu memilihku dari pada kamu. Tunggu apa lagi cepat kemas barang-barangmu dan keluar dari sini.” teriak Chamilla menunjuk ke arah pintu.

Diana tidak tahan dan merasa dirinya di injak-injak oleh wanita perusak rumah tangganya, Diana menjambak rambut Chamilla dan memukulnya sampai Chamilla terjatuh ke bawah, Oliver tidak tahan melihat Diana menyakiti selingkuhannya dan langsung menarik Diana dan memukulnya sampai tersungkur ke lantai.

“ Mama!.” teriak David berlari memeluk Diana.

Sementara itu Oliver membantu Chamilla berdiri dan mengkhawatirkan keadaannya, kegaduhan di dalam rumah membuat orang tua Oliver keluar dari kamarnya.

“ Ada apa ini? kenapa ribut sekali?.” tanya Yosa dan Henri Duke berjalan mendekat.

“ Nenek, tolong mama, papa memukul mama demi wanita itu.” tangisan David sang cucu membuat Yosa kasihan padanya.

“ Ibu aku tidak akan memukul dia jika dia bersikap sopan pada tamuku.” ucap Oliver membela diri.

Yosa melihat Chamilla berpenampilan bangsawan membuatnya tersenyum puas pada Oliver, ternyata dari awal Yosa mendukung putranya berselingkuh dari Diana.

“ David, sebaiknya kamu masuk ke kamar, biarkan nenek yang urus mereka.“ ucapan Yosa membuat David percaya jika nenek nya itu akan menolong mama nya.

Setelah David pergi Yosa menunjukkan jati dirinya, menjambak rambut Diana lalu berkata. “ Tidak ada yang harus Oliver pertahankan dari wanita sepertimu, kau hanyalah sampah yang tidak berguna, seharusnya Oliver membuangmu sejak lama saat kau diagnosis tidak akan memiliki anak lagi. Tapi ini sudah saatnya kau pergi meninggalkan rumah ini dan juga cucuku.” bisik Yosa dengan bangga.

Diana tercengang setelah mendengar perkataan ibu mertuanya jika dirinya di usir secara tidak hormat dan tidak di perbolehkan bertemu putranya lagi.

“ David, tidak, dia putraku! kalian tidak berhak melarangku membawa David.” Diana ketakutan sampai gemetar.

Yosa membisikkan sesuatu yang membuat Diana terdiam membeku, kemudian Yosa tertawa puas melihat Diana tersakiti dan menyuruh pelayan mengusir Diana dari rumah, David melihat dengan jelas dari jendela kamar para pelayan menyeret mama nya keluar saat hujan deras di luar.

David berteriak. “ Mama! kalian mau apakan mamaku? lepaskan.” David berlari keluar dan panik saat tahu pintunya di kunci dari luar.

Diana terpaksa pergi dari rumah tanpa alas kaki hingga sampailah ia di suatu jembatan tinggi dan curam, saat Diana menginjakkan kakinya dan terjatuh dari jembatan saat itu pula David melihat dengan mata kepalanya sendiri mama nya mati mengenaskan.

David terpaku sesaat sebelum ia berlari melihat mama nya tenggelam di sungai.

“ Tidak! mama jangan tinggalkan aku.” hiks hiks, David menangis tersedu-sedu.

Oliver merangkul David lalu memeluknya karena merasa bersalah atas kematian Diana, Oliver tidak menyangka jika Diana akan melakukan hal itu hanya karena dirinya berselingkuh.

“ Lepaskan! lepaskan. Kau bukan papaku kau jahat, aku benci kalian semua.” David berontak saat tahu Oliver papa nya memeluknya dari belakang.

“ Maafin papa David, papa tidak tahu jika mama kamu akan bunuh diri.” Oliver menyesali perbuatannya yang menyebabkan Diana mati.

“ Diam! jangan sebut mamaku dengan mulut jahatmu itu.” David berteriak lalu pergi dari jembatan.

Semua orang mengejar David kecuali Yosa dan Chamilla, mereka berdua berdiri dengan senang atas kepergian Diana yang begitu cepat. Saat David berlari dengan kesedihannya tidak sengaja seorang gadis kecil bernama Laila menabraknya dan jatuh bersama.

Gadis itu bertanya pada David dengan wajah polosnya. “ Kakak, apa kau menangis karena tidak di beri uang saku oleh mama papa kamu?.” David marah dan mendorong gadis kecil itu setelah mendengar pertanyaan konyol darinya.

Sesampainya di tempat tinggal kakek Gum nenek Riana yaitu kedua orang tua Diana, Riana melihat David mengetuk pintu dengan tubuh basah kuyup segera memasukkan David ke dalam rumah. Setelah beberapa jam kemudian media menayangkan tewasnya Diana di duga bunuh diri karena terlalu sedih akibat dirinya tidak bisa hamil lagi, sontak membuat Riana dan suaminya Gum terduduk lemas.

“ Tidak, itu tidak mungkin.” gumam Riana menggelengkan kepala.

Di Rumah Sakit.

Keluarga Oliver mengatakan pada media jika mereka tidak tahu kalau Diana akan bunuh diri hanya karena tidak bisa hamil lagi, bahkan beberapa reporter merasa ada yang aneh dengan kematian Diana, mereka merasa ada yang di sembunyikan dari media. Belum beberapa bulan kepergian Diana Oliver sudah memutuskan untuk menikahi Chamilla di hari memperingati kematian Diana.

David pergi ke makam untuk menemui mama nya. “ Mama, kau tahu kalau papa mau menikah lagi? ya karena papa kau pergi meninggalkanku secepat ini.” David memeluk makam mama nya dan berjanji dalam hatinya jika dirinya akan balas dendam pada Chamilla karena sudah merebut papa nya dari mama nya.

Hari berlalu, tibalah di hari pernikahan Chamilla dan Oliver di sebuah Gedung mewah yang di mana Oliver dan Diana melangsungkan pernikahan beberapa tahun lalu, pesta dan dekorasi di buat semirip mungkin agar semua orang mengira jika Oliver masih mengenang Diana saat mereka menikah dulu. Kedatangan Orang tua Diana membuat David senang karena ia bisa melepas rindu sejak kematian mama nya, karena David tidak di ijinkan keluar rumah selain ke sekolah.

“ Nek, aku merindukan kalian.” David berlari memeluk Yosa.

Riana terlihat sedih tapi ia tersenyum di hadapan David karena tidak ingin buat David sedih. “ Kami juga rindu padamu cucuku. Bagaimana kabarmu? nenek harap kau baik dan sehat.” Yosa memandang Gum dengan perasaan lega karena bisa bertemu cucunya.

Riana dan Gum datang menghampiri Oliver yang sedang menyambut tamu dari kalangan papan atas, Oliver langsung mengerti dan menyuruh para tamu untuk menikmati pestanya karena ingin menyambut mantan mertuanya. “ Ibu mertua, ayah mertua, saya senang kalian bisa datang ke sini untuk memberikan restu padaku dan istriku. Terima kasih.” Oliver membungkuk dengan senang.

Riana dan Gum terpaksa tersenyum dan berkata. “ Semoga kalian bahagia sampai maut memisahkan.”

Part2

20 tahun kemudian.

Hari berlalu sangat cepat sampai tibalah di mana David yang berusia 30 tahun pulang dari luar negri setelah menjalani pendidikan bisnis yang ia pelajari sejak kecil. Kini Laila berusia 25 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan ternama sebagai pegawai magang, Laila harus bekerja paruh waktu untuk membantu sahabatnya yang bernama Rara yang sedang kesulitan uang untuk membayar tagihan Rumah Sakit.

Di Rumah Sakit.

“ Ra, kamu tenang aja aku akan bantu kamu cari uang tambahan untuk biaya Rumah Sakit.” ucap Laila.

“ Tapi Laila kau tahu sendiri kita tidak akan mampu mendapatkan uang sebanyak itu.” Rara tidak yakin jika dirinya bisa menghasilkan uang lebih banyak di waktu yang singkat.

“ Kau tenang saja, aku sudah dapat kerjaan baru di Barr melayani setiap tamu yang ingin minum Wine di sana, upahnya juga lumayan bisa kita simpan untuk biaya Rumah Sakit ibumu.” Laila terus meyakinkan sahabatnya agar tetap semangat demi kesembuhan ibunya.

Di Perusahaan Duke, Perusahaan terbesar di pusat kota yang memiliki kekayaan lebih dari 400Triliun Rupiah, Henri Duke sebagai CEO yang menjabat lebih dari 40 tahun, kini Henri Duke akan pensiun dan akan di ganti oleh putranya yang bernama David. Semua pegawai dan keluarga besar Duke menghadiri sebuah pesta menyambut kepulangan David dari luar negri, saat David tiba di Perusahaan ia melihat begitu banyak wanita memanggil namanya, David dengan kejam meludah ke samping hingga membuat para tamu dan pegawai mundur dengan takut.

Beberapa wanita bergumam. “ Ya ampun, aku tidak menyangka dia akan bersikap seperti itu di hari pertama dia akan menjadi CEO di Perusahaan ini, aku tidak bisa bayangkan seperti apa dia saat menjabat di Perusahaan.” percakakapan mereka di dengar oleh Laila yang membawa beberapa Wine di tangannya.

Laila tertarik dan ingin melihat seberapa angkuhnya pria yang ada di hadapan semua orang itu, saat Laila melangkah maju ia di hentikan oleh seorang pria dan pria tersebut adalah Radi kekasih Laila, Radi membawa Laila pergi jauh dari keramaian.

“ Radi, ternyata kau di sini, apa Paman dan Tante datang ke sini juga?.” Laila senang bisa melihat Radi saat bekerja.

“ Iya, kenapa kau bekerja jadi pelayan minuman? bukankah kau?.” merasa heran.

“ Ini pekerjaan sampinganku, temanku sedang membutuhkan uang untuk pengobatan ibunya.”

“ Kau butuh uang berapa? beritahu aku.”

“ Tidak perlu Radi, aku tidak mau menyusahkanmu, ini masalahku dan temanku, sebaiknya kau simpan saja uangmu untuk keperluan yang lain.” mengibaskan tangan dan menolak.

“ Baiklah, aku akan pergi mencari ibuku. Tapi, sebaiknya kau jangan muncul di depan orang tuaku, jika tidak mereka akan memarahimu karena bekerja sebagai pelayan.” mengingatkan.

“ Kau tenang saja, aku tidak akan buat masalah.” mengangguk dengan patuh.

Laila merasa dirinya orang yang paling beruntung karena bisa mempunyai kekasih sebaik Radi, selama 4 tahun terakhir keduanya selalu harmonis bahkan beberapa orang iri dengan hubungan mereka.

Laila pergi ke pesta untuk mengantar minuman pada tamu, tapi saat di perjalanan Laila berpapasan dengan David dan tidak sengaja menabraknya hingga minuman tumpah di baju David, Laila segera membersihkan baju yang basah menggunakan kain lap yang ia bawa.

“ Ahh, maafkan aku, aku tidak sengaja.” Laila terkejut setelah melihat orang yang ia tabrak adalah David.

Lantas David pergi dengan wajah marah tanpa berkata sepatah katapun, Asisten Li yang melihat kejadian itu tercengang karena David tidak memarahi Laila dan malah mengabaikannya.

Plak plak! Asisten Li menampar pipinya untuk memastikan dia tidak sedang bermimpi. “ Aku tidak salah lihat'kan? ahh, sakit.” gumam Asisten Li.

Asisten Li segera mengejar David dan tidak lupa melirik Laila yang tengah membersihkan lantai.

Brak! David menendang pintu lalu melemparkan jas dengan kesal karena selama ia hidup tidak pernah ada orang yang berani menyentuhnya tanpa seijinnya.

“ Wanita bodoh itu membuatku tidak nyaman.” David menatap dirinya di pantulan cermin dengan kancing baju terbuka.

Di waktu yang sama Asisten Li berdiri di depan kamar karena tidak berani masuk menemui David. “ Masuk, tidak, masuk, tidak.” Asisten Li seperti orang bodoh dan terus mondar-mandir dengan gelisah.

“ Li Afra!.” teriakan dari dalam membuat Asisten Li panik setengah mati.

“ Iya tuan, aku datang.” Asisten Li berlari masuk menghadap David.

“ Ambilkan pakaian baru untukku.” ucap David dengan dingin.

“ Baik tuan.” dengan gugup.

Setelah beberapa jam kemudian akhirnya David resmi menjadi CEO muda yang menjabat di usia 31 tahun, David enggan saat harus berjabatan tangan dengan Oliver karena rasa benci di hatinya tetap besar seperti dulu, pada akhirnya David terpaksa berjabatan setelah Asisten Li membisikan sesuatu padanya, peresmian itu berlangsung dengan lancar dan semua orang bertepuk tangan untuk keduanya.

“ Cih! acara yang membosankan.” batin David menggertakkan gigi.

“ Kau mau pergi ke mana, David?.” tanya Oliver.

Sikap David tetap dingin pada siapapun yang bicara padanya.

Chamilla dan Aldian, Aldian adalah putra pertama Chamilla dan Oliver.

“ Ibu seharusnya aku yang berdiri di sana dengan ayah, kenapa malah dia?!.” bisik Aldian pada Chamilla.

“ Ibu juga tidak rela jika anak itu yang menggantikan ayahmu, padahal kau juga putra ayahmu, tapi dia memilih David karena David anak pertama ayahmu.” balas Chamilla dengan ketus.

“ Tapi kau tenang saja putraku, ibu akan berusaha menggeser kedudukan anak itu agar kau bisa menjadi CEO di Perusahaan Duke.” menyeringai.

David yang berdiri di balkon kehilangan kesadarannya karena minum Wine terlalu banyak, tapi David tidak puas setelah menghabiskan sebotol Wine, ia terus memanggil pelayan untuk membawa beberapa minuman keras padanya.

“ Pelayan, bawakan aku Wine.” teriakan David membuat Laila mendengarnya.

Laila segera mendekat dan menuangkan Wine ke gelas yang ada di tangan David, Laila heran karena tamu tersebut sangat tidak ramah dan sudah minum terlalu banyak, setelah mengangkat kepala dan melihat David 'lah yang terus meminta Wine darinya, Laila berhenti menuangkan untuknya.

“ Kenapa berhenti? cepat berikan aku Wine sebanyak-banyaknya.” bentak David dengan kepala sempoyongan.

“ Sebelumnya aku minta maaf tuan, tapi aku tidak bisa memberikan Anda Wine lagi, Anda sudah mabuk jadi..” perkataan Laila terhenti karena David memotongnya dengan bentakan. “ Aku tidak mabuk! cepat berikan aku Wine jika tidak aku akan membunuhmu.” menunjuk jidat Laila.

Laila tidak percaya dengan ucapan orang mabuk dan berpikir jika David tidak akan berani melakukan seperti yang di katakannya, tapi Laila salah jika menolak permintaan David maka kematianlah yang akan mengampuninya. Grep! David menarik tangan Laila dan mendorongnya ke dinding, nafas yang bau menyengat membuat Laila ingin muntah.

“ Berani sekali kau membantah perkataanku, kau belum tahu siapa aku rupanya.” David mencekik leher Laila sampai membuat Laila kesulitan bernafas, di saat-saat Laila pasrah dengan hidupnya tiba-tiba tangan David tidak bertenaga dan pingsan di pelukannya, tanpa sengaja David mencium Laila dengan erat dan kasar.

“ Ahh, kau! dasar me*um.” Laila mendorong David sampai terjatuh ke bawah, Laila panik karena David tidak bergerak sama sekali.

“ Ada apa dengannya? apa jangan-jangan dia mati? tidak, aku harus memeriksanya jika tidak aku akan di penjara karena di tuduh melakukan pembunuhan terhadap CEO baru.” Laila duduk di samping David dan mendekatkan telinganya di dada David, kebetulan kejadian itu terlihat oleh Asisten Li. “ Berhenti! apa yang ingin kau lakukan pada tuan? minggir.” Asisten Li mendorong Laila dengan kasar.

Setelah memastikan David pingsan akibat mabuk, Asisten Li menyuruh Laila pergi dari hadapannya. “ Kau boleh pergi, jangan tunggu tuan sadar jika tidak kau akan habis olehnya.” mengingatkan.

“ Baiklah, uhuk uhuk!.” Laila terus batuk karena pernafasannya terganggu akibat di cekik oleh David.

“ Apa yang sudah tuan lakukan padanya? sepertinya dia kesakitan?.” batin Asisten Li menatap kepergian Laila.

Part3

Hari berikutnya.

Laila pergi bekerja menggunakan Transportasi umum yang biasa ia gunakan sejak kecil, tapi Laila harus berdiri karena seorang wanita tua masuk dan tidak mendapatkan tempat duduk, ternyata wanita tua itu adalah Riana yang tak lain nenek David.

“ Nyonya, duduklah.” Laila berdiri dengan ramah.

“ Tidak, terima kasih.” balas Riana dengan sungkan.

“ Tidak apa-apa nyonya, duduklah. Aku lihat kau baru saja pulang dari Rumah Sakit, aku khawatir kau kenapa-napa jika berdiri terlalu lama.” Laila melihat surat keterangan Rumah Sakit di tangan Riana.

Riana tersenyum lalu duduk dengan nyaman, tidak lama kemudian tempat duduk di dekat Riana kosong dengan cepat Riana memanggil Laila untuk duduk di dekatnya. “ Kemari, ayo duduk.” Laila segera duduk dan bertanya. “ Nyonya Anda mau pulang?.” Riana mengangguk.

Setelah perjalanan yang memakan waktu 15 menit akhirnya Laila sampai di kantor tepat waktu, Laila baru akan duduk tapi teriakan membuatnya memejamkan mata dengan kesal.

“ Laila! dari mana saja kau? jam segini baru datang, kau sengaja datang terlambat agar kau bisa duduk dengan santai.” ucap Manajer Lia.

Laila menahan emosinya lalu tersenyum pada Manajer Lia. “ Manajer, aku terlambat, maafkan aku.” membungkuk.

“ Cepat selesaikan semua berkas ini sebelum Presdir datang ke Perusahaan.” Brak! menjatuhkan berkas di atas meja dengan kasar.

Setelah Manajer Lia pergi ke ruangannya Laila duduk dengan lega dan mulai mengerjakan berkas yang bukan pekerjaannya, beberapa karyawan lainnya tersenyum melihat Laila tertindas di tempat kerjanya.

“ Tahan Laila, tahan. Kau harus tetap bekerja supaya tidak menyusahkan orang tua lagi, biarkan mereka membencimu sampai mereka bosan dengan sendirinya.” batin Laila menarik nafas dalam-dalam.

Setiap hari Laila bekerja sampai larut malam dan menunggu Tranportasi umum di Halte sendirian, karena terlalu malam banyak kekhawatiran yang di rasakan Laila setiap pulang bekerja. “ Sudah jam 22:05 tapi Bus nya belum datang, apa jangan-jangan Bus nya jalan lebih awal.” gumam Laila dengan cemas.

Dengan terpaksa Laila berjalan dan berharap ada taxi lewat, tapi tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti tepat di sampingnya yang membuat Laila kebingungan. Pengemudi mobil itu membuka kaca dan berkata. “ Nona, sudah larut malam kamu mau pergi ke mana?.” ternyata orang yang di dalam mobil itu Asisten Li yang tidak sengaja lewat di depan tempat kerja Laila.

“ Ahh, tuan, aku baru saja selesai bekerja.” sahut Laila.

Asisten Li terdiam beberapa saat. “ Ayo naik aku antar kau pulang.” membuka pintu mobil yang terkunci.

“ Tidak perlu tuan, rumahku di depan jalan sebentar juga sampai.” menolak dengan mengibaskan tangan.

“ Tidak apa-apa, aku tahu kau pasti sedang menunggu Bus di sini, tujuan kita sama ke depan, ayo naik.” Asisten Li seperti sedang terburu-buru dan Laila tidak punya kesempatan untuk menolak niat baik Asisten Li.

“ Maaf, apa kita pernah bertemu sebelumnya?.” tanya Laila dengan penasaran.

“ Tidak pernah.” balas Asisten Li dengan singkat.

“ Emm, sebelumnya terima kasih tuan sudah memberikan tumpangan untukku.”

“ Sama-sama.” sahut Asisten Li.

Tidak lama kemudian mobil berhenti tepat di depan rumah Laila. “ Tuan terima kasih banyak kau sudah mengantarku pulang.” ucap Laila.

Tanpa berkata lagi Asisten Li segera pergi dan mengemudi mobil dengan cepat, Laila segera masuk ke dalam rumah dan di kejutkan dengan buket bunga besar yang ada di sofa, Laila melihat kesekelilingnya dan melihat ibunya keluar dari kamarnya.

“ Laila, kau sudah pulang?.” tanya Rosdiana ibu dari Laila.

Laila mengangguk dan mengalihkan pandangannya ke kursi yang ada bunga di atasnya. “ Tadi Radi datang kemari membawa bunga itu untukmu.” Laila langsung terdiam, tapi Rosdiana berbicara lagi setelah melihat ekspresi Laila. “ Sudah berapa kali ibu bilang jangan berhubungan lagi dengan Radi, kau tahu seperti apa keluarga mereka dan keluarga kita, itu sangat jauh berbeda Laila. Kita tidak pantas berbungan dengan keluarga mereka, kita tidak akan cocok. Ibu tidak ingin kau memiliki mertua seperti keluarga Radi yang selalu menghinamu dan menginjak-injak harga diri kamu.” Rosdiana meluapkan semua isi hatinya yang selama ini ia pendam.

Laila tahu kalau ibunya menginginkan yang terbaik untuknya yaitu harus memutuskan hubungannya dengan Radi, tapi Laila cinta dan tidak bisa meninggalkan Radi walau keluarganya sangat membencinya. “ Ibu, aku akan memikirkannya lagi.” Laila pergi ke kamar dan tidak lupa mengambil bunga pemberian Radi.

Hari berlalu begitu cepat sampai di mana Laila mempersiapkan hadiah Anniversary untuk kekasihnya. “ Aku bingung harus beli hadiah apa untuk Radi, sepertinya jam tangan ini bagus. Semoga Radi menyukainya.” di tengah malam Laila pergi ke Mall dan membeli sebuah hadiah kecil.

1 jam berlalu Laila sudah menunggu Radi di tempat biasa mereka merayakan Anniversary, tapi Radi tak kunjung datang dan tidak bisa di hubungi, sekalinya bisa di hubungi membuat Laila terkejut karena orang yang mengangkat telpon darinya seorang wanita dengan nafas berat. “ Kau dari tadi terus menelpon, apa kau tidak punya kerjaan sampai terus menelpon ke sini?.” tanya wanita di telpon. “ Siapa sayang?.” Radi bertanya pada wanita itu dan terdengar oleh Laila, Laila segera mematikan telpon setelah mendengar suara Radi.

“ Siapa wanita itu? mengapa Radi memanggilnya sayang?.” Laila terduduk lemas dan ponselnya terjatuh dari tangannya.

Laila segera mengecek lokasi Radi dan menemukan Radi sedang berada di Hotel bersama wanita, Laila berdiri tegak dan pergi meninggalkan tempat yang sudah ia siapkan sebelumnya untuk memastikan Radi tidak mengkhianatinya. Sesampainya di depan pintu kamar Hotel tiba-tiba wanita yang bersama Radi keluar dengan menggunakan piyama. “ Emm, hai! sedang apa kau di sini?.” sapa wanita itu dengan bingung. Laila terdiam dan menunggu Radi keluar dari kamarnya. “ Sayang, aku sudah siap. Apa kau akan memakai piyama itu untuk pergi keluar? berhentilah sayang, kau harus mengganti piyama itu ketika keluar, kau hanya boleh memakainya pada saat bersamaku.” Radi langsung terdiam setelah melihat Laila berdiri di depannya.

Wanita itu melihat ke arah Radi dengan ekspresi bertanya-tanya. “ Siapa dia??.”

“ Maaf, aku salah masuk kamar. Kupikir ini kamar kekasihku, ternyata bukan.” Laila membungkuk lalu pergi dengan cepat.

“ Aneh, kukira dia pelayan Hotel, ternyata salah masuk kamar.” bergumam. Wanita itu tidak mengetahui kalau Laila kekasih Radi. “ Sayang, ayo kita pergi cari makan, aku sudah lapar banget.” ucap wanita itu.

“ Bukankah aku menyuruhmu mengganti pakaian, cepat ganti pakaianmu aku akan menunggumu di bawah.” tubuh Radi jadi tegang membuat wanita itu curiga.

Setelah selingkuhannya masuk kamar, Radi berlari dan terus menekan tombol Lift agar terbuka, Radi tidak tenang dan gelisah karena Laila sudah mengetahui perselingkuhannya dengan wanita lain, setelah pintu Lift terbuka Radi berlari lebih kencang dan mencari keberadaan Laila di sekitar, saat Laila membuka pintu taxi Radi menarik tangan Laila dan menyeretnya ke sebuah gang sepi yang tidak jauh dari Hotel tersebut.

“ Lepaskan! lepaskan Radi tanganku sakit.” Laila berusaha melepaskan tangannya tapi tidak bisa, Laila tak kuasa menahan air matanya yang mulai berjatuhan. “ Kau menyakitiku Radi, tanganku terluka kau tahu itu?.” teriak Laila dengan suara gemetar.

“ Baik, aku lepaskan, tapi bisa tidak kau dengarkan penjelasanku dulu. Aku dan wanita itu tidak ada hubungan apa-apa.” Radi mengangkat tangan dengan tidak tahu malunya memeluk Laila secara paksa.

Tapi Laila mendorong Radi menjauh dari tubuhnya. “ Berhenti, jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu.” Laila mengeluarkan jam tangan yang ia siapkan untuk Radi. “ Ini, kau tahu ini apa? iya, ini jam tangan, aku sengaja beli ini sebagai hadiah Anniversary yang ke 5 tahun hubungan kita, tapi aku tidak menyangka di hari ke 5 tahun hubungan kita kau mengkhianatiku menghancurkan hubungan yang sudah kita lewati bersama.”

“ Aku kecewa, aku benci kamu Radi. Kau ba*ingan yang tidak tahu malu.” Laila berteriak dan melemparkan jam tangan itu di dada Radi, membuat semua orang melihat ke arahnya.

Laila menangis histeris dan berlari tanpa melihat ada mobil yang lewat dengan kecepatan tinggi di depannya, dan pada akhirnya Laila tertabrak sampai melayang sejauh 10 meter. Orang-orang pada histeris karena menyaksikan kecelakaan yang mengenaskan di depan mata. “ Tidak! dia tertabrak, cepat panggil Ambulance.” ucap beberapa orang.

Adegan itu terlihat jelas di depan mata wanita yang di duga selingkuhan Radi yang berdiri tidak jauh dari tempat kejadian. Sedangkan Radi berlari ke arah Laila dan berteriak histeris. “ Laila! kau tidak boleh kenapa-napa, kau harus kuat, aku akan bawa kamu ke Rumah Sakit.” Radi melihat pria berpakaian berantakan keluar dari dalam mobil dengan jalan sempoyongan, ternyata pria yang menabrak Laila adalah David yang sedang mabuk parah. Bruk! bruk! tanpa berkata-kata Radi memukul David tanpa melihat Identitas David yang sesungguhnya, setelah David terjatuh dan tidak sadarkan diri Radi segera membawa Laila pergi menaiki Ambulance.

“ Laila maafkan aku, aku tidak tahu akan jadi seperti ini, seharusnya aku tidak mengkhianati cintamu. Kumohon bertahanlah.” Radi panik karena Laila mengeluarkan banyak darah di pangkuannya. Radi tidak sabar dan menggertak sopir Ambulance agar mengemudi lebih cepat. “ Dasar bo*oh! sebenarnya kau punya SIM tidak? kenapa melaju begitu lambat. Bo*oh, bawa mobil dengan cepat jika tidak kubu*uh kau!.”

“ Iya, baik tuan.” mengangguk dengan ketakutan, walau jalanan sangat ramai tapi sopir berhasil menyalip beberapa kendaraan yang tidak memberinya jalan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!