Hari ini, Surya genap berusia 20 tahun. Surya memiliki tekad dalam hatinya untuk mulai hidup mandiri dan tidak terus menerus bergantung pada orang tuanya. Meskipun sebenarnya kedua orang tuanya tidak keberatan kalau Surya tidak bekerja, karena mereka masih mampu memenuhi semua kebutuhan Surya sehari-hari. Namun, Surya akan merasa bangga kalau dia menghidupi dirinya sendiri dari hasil jerih payahnya.
Malam itu, Surya berniat mengutarakan rencananya tersebut pada papa dan mamanya.
"Pa, Ma, aku mau ngomong sesuatu yang serius" kata Surya.
"Mau ngomong apa, Sur?" Papa Surya bertanya.
"Jadi, gini, kan sekarang usiaku udah 20 tahun nih, aku berpikir untuk mulai hidup mandiri dan tidak terus menerus bergantung sama mama dan papa, aku mau bekerja dan rencananya mulai besok aku mau nyari kerja" terang Surya.
"Kamu serius, Sur? Tapi, kenapa? Apa uang jajan dari kami masih kurang, sampai kamu mau nyari kerja gitu?" Papa Surya bertanya-tanya.
"Iya, Sur, kamu kok tiba-tiba kayak gini atau kamu mau beli sesuatu yah? Kamu tinggal bilang sama mama dan papa, Sur" mama Surya terlihat bingung dengan Surya.
"Pa, Ma, kalau soal uang jajan, bagiku itu sudah lebih dari cukup dan aku sangat berterima kasih sama mama dan papa, sudah memenuhi semua kebutuhan aku selama ini. Tapi, seperti yang aku katakan tadi, aku ingin belajar hidup mandiri" Surya kembali melontarkan pernyataan yang sama.
"Apalagi kan suatu saat, aku akan menikah dan menjadi kepala keluarga seperti papa, gak mungkin dong papa dan mama terus-terusan membiayaiku, aku juga gak akan merasa punya tanggung jawab kalau seperti itu kan" lanjut Surya. Papa dan mama Surya saling pandang dan tersenyum. Mungkin mereka tidak menyangka, kalau Surya akan berpikiran jauh seperti itu.
"Surya, papa dan mama bangga punya anak seperti kamu, apa yang kamu katakan itu benar, apalagi kamu itu anak laki-laki, kelak akan punya keluarga sendiri juga" papa Surya menepuk pelan pundak Surya.
"Iya, nak, kamu benar-benar bisa jadi panutan buat adikmu, Sosila" mama Surya menimpali.
"Oh iya, Osi mana? Kok aku gak lihat dari tadi?" Tanya Surya, yang sedari tadi tidak melihat adiknya tersebut.
"Adik kamu kan latihan basket dari sore tadi, paling bentar lagi juga datang" kata mama Surya.
"Oh iya, Sur, kamu udah punya rencana, mau melamar dimana?" Tanya papa Surya.
"Kalau kamu belum punya rencana, kamu kerja aja di kantor papa, kebetulan di kantor papa lagi buka lowongan kerja. Sekalian kamu mencari pengalaman juga kan" papa Surya menambahkan.
"Surya udah masukkan lamaran, pa, di restoran cepat saji, melamar jadi kurir delivery" jawab Surya.
"Oh... Gitu, apa nama restorannya, Sur?" Tanya papa Surya.
"Fabulous Resto" jawab Surya singkat.
"Fabulous Resto? Itu kan tempat mama meeting kemarin sama klien dan kebetulan banget, mama kenal baik owner-nya, dia itu teman kuliah mama" celetuk mama Surya.
"Beneran, ma? Kalau gitu mama tolongin Surya yah, siapa tahu aku bisa diterima kalau mama ngomong ke owner-nya langsung, soalnya aku pengen banget kerja disitu, please!" Pinta Surya.
"Gimana yah" mama Surya berlagak seperti sedang berpikir, dengan senyuman tipis.
"Ayo dong, ma, bantuin aku yah" Surya berusaha membujuk mamanya.
"Ya udah, okey, mama bantuin kamu deh" kata mama Surya.
"Makasih yah, ma, mama baik banget deh" Surya memeluk mamanya.
Setelah mamanya menelpon owner restoran tersebut semalam, Surya segera bergegas menemuinya pagi ini dan akan mulai bekerja hari itu juga.
"Wihh... Rapi banget, kak, tumben udah bangun, biasanya jam 10-an baru bangun" Sosila terlihat heran melihat kakaknya.
"Iya, dek, hari ini kakak udah mulai kerja di Fabulous Resto" jawab Surya.
"Yah... Ini juga berkat bantuan mama, mama nelpon owner-nya, yang kebetulan mama kenal baik dengan owner-nya itu, makanya kakak langsung disuruh temui owner resto itu dan udah mulai kerja. Kalau gak, mungkin kakak akan nungguin 2 sampai 3 minggu lagi" lanjut Surya.
"Wah.... Selamat yah, kak, aku senang dengarnya" Sosila tersenyum.
"Tapi, ingat loh, kak, nanti kalau udah gajian, jangan lupa traktir aku, aku pengen rasain gaji pertama kakak" Sosila menambahkan.
"Iya, dek, kamu tenang aja" Surya mengacak rambut Sosila.
"Ya udah kakak berangkat yah" Surya berlaku dari hadapan Sosila.
Sekitar 45 menit kemudian, Surya sampai di restoran tersebut dan segera menemui owner di restoran cepat saji, tempat Surya melamar pekerjaan.
"Permisi, mas, aku mau ketemu dengan pak Rendy, owner resto ini, apa beliau ada di ruangannya?" Surya menghampiri salah satu karyawan resto.
"Oh... Mas ini pasti yang namanya Surya yah?" Terkanya.
"Iya, mas, aku Surya" kata Surya.
"Kalau begitu, mari ikut, mas, pak Rendy sudah menunggu" katanya dan memberi isyarat pada Surya untuk mengikutinya. Surya mengekor di belakang karyawan tersebut menuju ke ruangan owner-nya. Karyawan tersebut mengetuk pintu dan memberitahukan bahwa Surya sudah datang. Rendy memberi isyarat agar segera menyuruh Surya masuk ke ruangannya. Karyawan tersebut menganggukkan kepala dan beranjak meninggalkan ruangan Rendy.
"Silahkan duduk, Surya" Rendy mempersilahkan Surya duduk.
"Jadi, kamu ini, anaknya ibu Sonya yah?" Tanya Rendy.
"Iya, pak, benar, aku anak sulungnya" jawab Surya sambil mengangguk.
"Oh iya, kamu kenapa melamar disini? Kenapa gak kerja di perusahaan papa kamu aja? Terus kamu kan anak orang kaya, kebutuhan kamu pasti terpenuhi semua, kenapa kamu mau capek-capek kerja? Melamar jadi kurir delivery lagi" Rendy bertanya-tanya.
"Iya, semua yang pak Rendy katakan itu memang benar, cuma aku kan laki-laki, suatu saat akan memiliki keluarga sendiri dan menjadi kepala keluarga, makanya itu, aku melamar kerja disini, biar aku bisa belajar hidup mandiri dan kelak bisa punya tanggung jawab ketika sudah menikah nanti, gak mungkin kan, terus menerus bergantung sama papa dan mama" terang Surya. Rendy hanya mengangguk-angguk mendengar penjelasan Surya.
"Terus kalau aku kerja di perusahaan papa, aku pasti akan langsung di tempatkan di posisi yang tinggi, karena papa pemilik perusahaan, sementara aku belum siap untuk membawahi karyawan-karyawan papa, makanya itu aku mau mulai dari bawah dan merangkak secara bertahap" Surya menambahkan.
"Waw... Luar biasa, aku suka banget sama orang kayak kamu gini, yang mau bersusah-susah seperti ini. Kebanyakan yang aku lihat, anak-anak orang kaya itu, mau yang enaknya aja, tapi, kamu jauh berbeda, salut aku" puji Rendy dan mengacungkan jempolnya.
"Oke, kalau memang alasannya seperti itu, aku terima kamu untuk bekerja disini, karena aku yakin, kamu akan bekerja dengan baik, selamat yah" Rendy mengulurkan tangan. Surya menjabat tangan Rendy sambil mengangguk.
"Terima kasih, pak, sudah memberi aku kesempatan untuk bekerja disini, aku janji gak akan mengecewakan bapak" kata Surya.
"Kalau misalkan kamu sudah siap, hari ini juga sudah bisa langsung kerja" kata Rendy.
"Aku siap bekerja hari ini, pak!" Surya menjawab dengan tegas.
"Ini baju seragam kamu dan ini kunci motor, motornya ada di depan, yang akan kamu gunakan untuk mengantar pesanan customer" Rendy memberikan baju dan kunci motor pada Surya. Surya menerimanya sambil mengangguk. Surya melihat beberapa foto yang terpajang di ruangan Rendy. Bertanya-tanya dalam hati tentang foto-foto tersebut. Rendy memperhatikan Surya dan mengikuti arah pandangan mata Surya.
"Kamu pasti bertanya-tanya kan, kenapa banyak foto terpajang di dinding ruangan khusus dan siapa mereka itu" Rendy sepertinya bisa membaca apa yang ada dalam pikiran Surya. Surya hanya tersenyum saat mendengar pernyataan Rendy tersebut.
"Jadi, mereka ini adalah mantan karyawan resto ini, sekarang hidup mereka sudah sukses dan bahkan sudah menikah, usahanya juga berkembang pesat" terang Rendy.
"Kamu juga bisa seperti mereka. Salah satunya adalah dengan mengaktifkan sistem super delivery, menyelesaikan semua misi yang ada di dalamnya dengan periode waktu yang ditentukan dan tentu saja, kamu akan mendapatkan reward yang besar, kalau kamu berhasil menyelesaikan semua misi itu" lanjut Rendy.
"Sistem super delivery? Apa itu, pak?" Tanya Surya yang masih terlihat bingung.
"Super delivery itu adalah sebuah sistem, ketika kamu sudah mengaktifkannya maka kamu sudah bisa memulai misi yang ada didalamnya. sesuai dengan namanya, tugasmu cukup mengantarkan pesanan customer, seperti tugas kurir delivery biasanya, yang istimewa adalah setiap kamu menyelesaikan satu misi, kamu akan dapat poin maksimal 1000 poin dari setiap customer. Jadi, kamu harus memohon pada customer agar memberi poin yang tinggi, semakin banyak poin yang kamu dapatkan dalam periode misi itu, semakin besar pula reward yang kamu dapat. Satu poin itu bernilai Rp. 5.000. Kamu bayangkan saja kalau misalkan kamu dapat 100 sampai 300 poin dari setiap customer, berapa banyak yang kamu dapat" Rendy menjelaskannya secara detail. Surya merasa tergiur untuk melakukan misi itu, agar bisa mendapatkan reward besar, seperti yang dikatakan Rendy tadi.
"Aku jadi tertarik dengan sistem super delivery itu, apapun misinya, sesulit apapun rintangannya, akan aku lewati demi dapat poin yang banyak dan dapat reward yang besar" Surya terlihat begitu bersemangat.
"Aku mau tahu, gimana cara mengaktifkan super delivery itu?" Tanya Surya penasaran.
"Caranya cukup mudah, kamu hanya perlu download aplikasinya di situs resmi restoran ini, nanti akan aku kasi link-nya. Tapi, ada syarat supaya kamu bisa aktifkan super delivery itu, ada kode khusus yang dimasukkan dan hanya ada satu orang yang mengetahuinya, yaitu, Renata, manajer resto ini, kamu harus dapatkan kode itu dari dia" jelas Rendy.
"Baiklah, pak, aku akan menemuinya dan meminta kode itu dari dia" kata Surya.
"Kalau gitu aku permisi, aku mau ganti baju dan segera kerja, siapa tahu ada pesanan yang harus diantar" Surya beranjak keluar dari ruangan Rendy.
"Permisi, mang Deden!" Seseorang datang dan menyapa Deden, tukang kebun yang bekerja dirumah Surya.
"Eh... Mas David! Ada perlu apa yah?" Tanya Deden.
"Aku mau ketemu Surya, mang, kayak biasanya" jawab David.
"Tapi, mas Surya lagi pergi tuh, mas dari sejam yang lalu" kata Deden.
"Pergi kemana, mang? Mang Deden tahu gak?" David berbalik bertanya.
"Mas Surya tadi bilang, mau pergi temui teman ibu, yang katanya owner restoran cepat saji gitu, tempat mas Surya melamar pekerjaan dan sepertinya hari ini sudah langsung mulai kerja, begitu sih yang saya tahu, mas" jelas Deden.
"Haah! Surya kerja? Gak salah tuh! Kesamben apa tuh anak, bisa tiba-tiba berubah seperti itu" David terheran-heran dan seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.
"Kalau aku nunggu sampai Surya balik, gak apa-apa kan, mang" kata David.
"Silahkan, mas, gak apa-apa, masuk aja kedalam" Deden mempersilahkan. David mengangguk dan beranjak masuk kerumah.
"Eh... Kak David" adik Surya, Sosila, berpapasan dengan David di ruang tamu.
"Eh... Osi, tumben kamu dirumah, biasanya jam segini kamu udah berangkat kuliah" kata David.
"Iya, kak, kebetulan hari ini lagi gak ada jadwal kuliah, jadinya dirumah aja gak kemana-mana" jawab Sosila.
"Oh iya, Si, tadi didepan aku ketemu mang Deden, katanya Surya udah mulai kerja hari ini, apa itu benar, Si?" Tanya David untuk memastikan.
"Iya, kak, benar, kak Surya udah mulai kerja hari ini, di restoran milik teman mama" jawab Sosila. David mengangguk-angguk mendengar jawaban Sosila.
"Ini anak kalau aku lihat, makin hari makin cantik aja, aku makin jatuh cinta sama Osi" bangun David sambil memandangi wajah Sosila.
"Kalau aku ajak Sosila jalan berdua, gak ada salahnya kali yah, toh juga aku gak berniat yang macam-macam, cuma ingin jalan berdua dengan cewek yang aku sayangi" pikir David.
"Sayangnya, Surya gak pernah setuju, kalau PDKT sama adiknya, hanya boleh berteman aja, gak lebih dari itu" Runtuk David.
"Kak David! Kakak kenapa, tatap aku kayak gitu, apa ada yang salah dengan aku atau apa?" Tanya Sosila, saya David memandanginya beberapa detik.
"Gak kok, dek, gak ada yang salah" David segera tersadar dari lamunannya dan terlihat sedikit salah tingkah.
"Mmm... Si, kamu mau gak jalan sama aku, kita jalan kemana gitu" David memberanikan diri untuk mengajak Sosila jalan berdua.
"Duh... Gimana yah, kak, aku takut kak Surya nanti marah, kalau tahu aku jalan sama kak David, kakak tahu sendiri kak Surya kayak gimana, maaf yah, kak, aku gak bisa" Sosila menolak ajakan David.
"Ayolah, Si, sekali ini aja, lagian juga Surya masih lama baru balik, dia juga gak bakal tahu, kalau kamu jalan berdua sama aku" David masih berusaha membujuk Sosila untuk menerima ajakannya tersebut.
"Sekali lagi, aku minta maaf, aku gak bisa, lagian aku cuma mau dirumah aja" Sosila tetap pada pendiriannya.
"Ya udah, kak, aku tinggal ke kamar yah, kalau kak David mau makan atau apa, ambil aja di dapur" Sosila beranjak dari hadapan David.
"Aduh... Susah banget sih untuk taklukkan hatinya Osi, dengan cara apa yah, supaya dia mau" batin David.
"Eh.... Mas, mas ini udah langsung mulai kerja yah?" Tanya salah satu pelayan resto pada Surya, saat melihatnya membawa seragam dari ruangan Rendy.
"Iya, mas, hari ini aku udah mulai jerja, sebagai kurir delivery" jawab Surya.
"Wah... Selama bergabung yah, mas, semoga betah kerja disini" katanya dan menyalami Surya.
"Iya, mas, terima kasih" Surya enjabat tangannya.
"Ya udah, aku mau ganti baju seragamku dulu" Surya berlalu dari hadapannya. Saat berjalan menuju kamar mandi, tanpa sengaja Surya menabrak seorang wanita dan membuat berkas yang dibawanya terjatuh ke lantai.
"Aduh... Kamu ini gimana sih, jalan gak lihat-lihat! Berantakan semua berkas aku" wanita itu terlihat kesal.
"Maaf, Bu, aku gak sengaja" Surya meminta maaf dan membantu wanita itu membereskan berkas yang berceceran. Saat membantu membereskan berkas-berkasnya itu, Surya melihat name tag yang terpasang di baju wanita itu.
"Namanya Renata, berarti dia dong manajer resto ini, ya g dimaksud pak Rendy" batin Surya.
"Ini semua berkasnya, Bu" Surya menyerahkannya pada wanita itu.
"Ya udah, makasih, lain kali, kamu hati-hati" wanita itu berlaku dari hadapan Surya.
"Aku akan temui dia dan menanyakan tentang kode khusus untuk mengaktifkan super delivery itu" batin Surya.
"Kamu disini ternyata, buruan sana, ada pesanan yang harus diantarkan" seseorang menghampiri Surya yang baru selesai ganti baju.
"Oh... Iya, akan segera aku Antarkan" kata Surya.
"Ini alamat customer kita, ada 5 pesanan yang akan kamu antar, setelah itu kamu kembali kesini dan laporkan ke ibu Renata, okey" seseorang itu memberikan alamat pada Surya. Surya menerimanya sambil mengangguk.
"Ya udahlah, antar pesanan ini dulu aja, karena ini memang job desc utama aku, toh nanti juga akan ketemu ibu Renata, kasi laporan sekaligus tanyakan tentang kode khusus itu" pikir Surya.
Surya memasukkan semua pesanan yang akan diantarkannya kedalam box yang ada di motor yang dipakainya. Setelah semuanya sudah siap, Surya langsung berangkat menuju ke alamat customernya satu persatu, sesuai dengan rute yang sudah dipikirkannya dari yang terdekat sampai yang terjauh. Beberapa menit kemudian, Surya sampai di tujuan pertamanya di hotel Atria.
"Permisi, mbak, aku mau antarkan pesanan atas nama Geby di kamar 306" kata Surya pada resepsionis hotel.
"Oh... Iya, tadi dia udah nitip pesan, kalau pesanannya datang, di titipkan disini, soalnya dia lagi keluar sebentar ke ATM" katanya.
"Iya, mbak, ini dia pesanannya, satu sirloin steak with massed potato dan satu cheese burger" Surya menyerahkannya pada resepsionis tersebut, lalu beranjak menuju ke tujuan berikutnya ke kampus STIM, yang letaknya tidak jauh dari hotel tersebut.
Sesampainya Disana, Surya menelpon customernya itu.
"Halo, mbak Tissa, aku dari Fabulous Resto,mau anterin pesanan Mbak" kata Surya begitu panggilannya dijawab.
"Oh... Iya, mas, aku keluar sekarang, ini juga udah dekat kok, tungguin yah" jawabnya dan langsung mengakhiri panggilan. Surya menunggu beberapa saat sambil mengutak-atik handphonenya. Tak berapa lama kemudian, pemilik pesanan itu datang.
"Permisi, mas, mas yang anterin pesanan aku kan?" Tanyanya. Surya menoleh.
"Oh... Iya, mbak" Surya berdiri dan menyerahkan pesanan gadis tersebut.
"Eh... Tunggu dulu deh, kamu Surya kan, kakaknya Osi" gadis itu sepertinya mengenali Surya. Surya menganggukkan kepalanya.
"Maaf, kamu ini siapa? Kok kamu kenal sama Osi?" Tanya Surya bingung.
"Iya, aku teman SMA Osi, masa kak Surya lupa sih, aku dulu sering Kerumah kakak" kata Tissa.
"Tunggu dulu, aku ingat-ingat, kalau gak salah, kamu yang dulu Pake kacamata terus rambutnya diluncurkan, terus pake poni juga" Surya menerka.
"Iya, kak, benar, itu aku, emang sih sekarang udah jauh beda dengan dulu" Tissa membenarkan.
"Oh iya, kak, jadi kakak sekarang jadi kurir delivery yah?" Tissa berbalik bertanya.
"Iya, ini hari pertama aku, aku juga punya alasan kenapa akhirnya memutuskan untuk bekerja disini sih" jawab Surya.
"Eh... Bentar, kak, ada chat masuk" Tissa membuka pesan yang baru saja masuk.
"Kak, maaf nih, aku gak bisa ngobrol lama, aku harus masuk kedalam lagi, next time kita sambung lagi, see you" Tissa beranjak pergi dari hadapan Surya. Surya pun juga segera bergegas untuk mengantarkan pesanan customer lainnya. Di perjalanan, Surya terus memikirkan Tissa, karena Surya sebenarnya jatuh cinta pada Tissa sejak pertemuan mereka 2 tahun yang lalu dirumahnya. Surya memiliki tekad besar untuk segera bekerja, agar bisa menabung demi untuk menikahi gadis impiannya, Tissa.
"Pokoknya aku harus semangat kerja, supaya bisa nabung. Kalau tabungan aku sudah mencukupi, aku akan beli rumah setelah itu aku lamar Tissa untuk jadi istriku, sambil nunggu dia selesai kuliah juga, karena dia pernah mengatakan kalau dia mau fokus dengan pendidikannya dulu, baru memikirkan tentang percintaan" batin Surya.
Jam 2 siang, Surya kembali ke resto dan telah menyelesaikan pekerjaan mengantar semua pesanan customer yang dibawanya. Setelah memarkirkan motor, Surya beranjak masuk dan segera menemui Renata, sang manajer diruangannya.
"Permisi, Bu" Surya mengetuk pintu ruangan Renata.
"Ya, silahkan masuk!" Sahutnya dari dalam.
"Bu, ini laporan dari pengantaran pesanan, semua pesanan hari ini sudah diantarkan" kata Surya.
"Oh... Iya, makasih yah" Renata menerima laporan tersebut. Surya berpikir sejenak. Dia merasa kalau ini waktu yang tepat untuk menanyakan kode khusus tersebut.
"Loh... Kok kamu masih disini? Apa ada yang mau kamu omongin?" Renata bertanya.
"Gini, Bu, aku mau tanyakan soal kode khusus untuk mengaktifkan super delivery, kata pak Rendy hanya ibu yang tahu kode itu" jawab Surya.
"Kode khusus? Jadi, kamu benar-benar ingin tahu kode khusus untuk mengaktifkan super delivery itu?" Renata kembali bertanya untuk meyakinkannya. Surya menganggukkan kepalanya.
"Aku bisa saja berikan kode khusus itu ke kamu, tapi, tentu saja ada syaratnya" kata Renata.
"Apapun syaratnya, akan aku lakukan, Bu, yang terpenting aku dapatkan kode khusus itu" jawab Surya dengan penuh semangat.
"Oke, syaratnya adalah kamu cukup memasak saty jenis masakan yang ada dalam daftar menu restoran ini dan rasanya harus sama persis dengan masakan chef Nylo" Renata mengutarakan persyaratan itu.
"Tapi, kamu jangan nanya ke Chef Nylo itu mengenai resepnya, kamu harus cari tahu sendiri gimanapun caranya" Renata menambahkan.
"Baik, Bu, aku akan lakukan dan aku bisa melakukannya" Surya menyanggupi persyaratan dari Renata.
"Baiklah kalau begitu, aku kasi kamu waktu 3 hari, bawa masakan buatan kamu itu kesini, kalau berhasil dan sesuai dengan yang aku mau, aku berikan kode khusus itu" kata Renata. Surya beranjak keluar dari ruangan Renata. Surya mulai memutar otak, memikirkan siapa yang bisa membantunya mengajari memasak, karena Surya bukanlah orang yang pintar dalam hal memasak.
"Gimana ini yah, siapa coba yang bisa bantuin aku masak? Mana aku gak jago masak lagi, jangankan masak, bumbu-bumbu dapur aja banyak yang gak aku tahu, paling yang sering aku lihat aja dirumah" Surya tampak bingung.
"Oh iya, Osi kan dulu SMK, dia ambil jurusan tata boga, aku yakin dia pasti bisa bantuin aku, iya, dia aja deh kalau gitu" pikir Surya.
Jam 10 malam Surya sampai dirumahnya. Surya tampak senang melewati hari pertamanya bekerja di resto Fabulous.
"Eh... Surya, kamu udah pulang, nak" papa Surya yang keluar dari kamarnya, menghampiri Surya di ruang tamu.
"Iya, baru aja aku datang" kata Surya.
"Gimana hari pertama kamu kerja di resto itu, menyenangkan? Atau malah menyebalkan?" Tanya papa Surya penasaran.
"Hari yang sangat menyenangkan buat aku dan sepertinya aku bakal betah kerja disana" Surya tersenyum semringah.
"Syukurlah kalau seperti itu, papa senang dengarnya, yang terpenting kamu harus rajin dan tekun dalam bekerja, biar jenjang karir kamu cepat naiknya" papa Surya menasehati.
"Lihat mama kamu, dia baru bekerja setahun, udah bisa jadi manajer pemasaran, selain karena prestasi mama kamu yang bagus, dia rajin dan benar-benar ulet, kamu bisa contoh mama kamu" papa Surya menambahkan.
"Ya sudah, kamu bersih-bersih badan deh sana, abis itu tidur, besok masuk kerja lagi kan, papa juga mau tidur, besok pagi ada meeting sama klien" papa Surya beranjak menuju kamarnya kembali.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!