NovelToon NovelToon

Crazy Couple

Prolog

Adrian Vernando adalah seorang pria dengan senyuman menawan dan ribuan gombalan yang berhasil membuat banyak wanita jatuh hati padahal bisa dikatakan semua gombalan Adrian itu sudah kuno, tapi karena wajah tampannya yang sangat mendukung alhasil banyak wanita yang jatuh hati padanya hanya karena gombalan kuno tersebut.

Namun, semuanya berubah saat Adrian mengenal Adyra karena dengan mengenal Adyra ia tak lagi memberikan semua gombalan itu kepada setiap wanita, tapi semua gombalan itu hanya Adrian persiapkan untuk Adyra saja.

Seperti salah satu gombalan terbaik Adrian menurut seorang Adyra ‘Kalo kata banyak orang surga dunia itu adalah saat jam kosong atau saat kita pulang cepet, tapi bagi gue surga dunia itu adalah saat lo dan gue ngabisin waktu bersama.’

Setelah itu ada Adyra Varentika seorang gadis yang sering kali di katakan berbeda dengan gadis lainnya karena Adyra kebal sama yang namanya gombalan dan parahnya lagi malah dia yang serung gombalin lelaki buaya darat yang mencoba untuk membuatnya baper.

Selain itu satu hal yang membuat Adyra berbeda adalah dia berhasil membuat seorang Adrian jatuh hati kepadanya padahal masih banyak wanita yang jauh lebih cantik dari Adyra bahkan wanita-wanita yang sering kali Adrian gombali jauh lebih cantik darinya.

Anehnya lagi Adyra yang biasanya tidak pernah baper dengan gombalan-gombalan kuno para pria kali ini justru jatuh kedalam pelukan seorang Adrian. Seperti yang dikatakan oleh Adyra ‘Semua gombalan lo emang receh dan gak berfaedah tapi kenapa gombalan lo itu berhasil buat gue jatuh ke dalam pelukan cowok player macem lo?’

...••••...

"Dyr minuman kesukaan lo apa?" tanya Adrian.

"Jus alpukat, " jawab Adyra singkat.

"Kalo gue sukanya kopi, " kata Adrian pelan tapi masih sanggup untuk di dengar Adyra.

"Kenapa kita gak punya kesukaan yang sama ya Dyr? Katanya kalo kita punya banyak kesukaan yang sama berarti kita jodoh," kata Adrian lagi.

Adyra tertawa kecil dan meninju lengan Adrian pelan.

"Mungkin karena kita gak sehati makanya kita gak punya kesukaan yang sama," jawab Adyra asal.

"Apa perlu gue buka dealer honda Dyr?" tanya Adrian

Adyra tertawa mendengar pertanyaan pria itu, "Apa hubungannya coba?"

"Iya, apa gue perlu buka dealer honda supaya kita bisa one heart?" Ulang Adrian.

Tawa Adyra pecah dan hal itu berhasil membuat Adrian terdiam dan memperhatikan Adyra dengan sebuah senyuman.

"Gue pernah baca ini di google dasar copas," kata Adyra di sela tawanya.

Adrian tersenyum dan mengacak pelan rambut Adyra.

"Memang kenapa kalo kita gak punya kesukaan yang sama?" tanya Adyra.

"Kalo kita gak punya kesukaan yang sama berarti kita gak jodoh Dyr," kata Adrian dengan wajah sedihnya.

"Percaya banget sama yang begituan sih dan gak usah masang muka sok sedih gitu gak cocok tau lagian punya kesamaan yang sama gak ngejamin kita bakal jodoh apa enggak," kata Adyra.

"Ya percaya aja," kata Adrian.

"Gue suka kopi tapi lo sukanya jus alpukat, gue suka matematika tapi lo suka bahasa dan masih banyak lagi perbedaan lainnya Dyr," jelas Adrian

"Ya mungkin kita gak jodoh," kata Adyra asal.

"Tapi gue maunya jodoh gue itu lo Dyr," kata Adrian.

"Kenapa? Jodoh itu udah ada yang ngatur tau," ujar Adyra.

"Karena gue cuman mau sama lo doang," jawab Adrian.

"Terus gimana dong kita harus nyari banyak kesamaan di antara kita Dyr," kata Adrian.

"Lo lupa satu hal kita memang punya banyak perbedaan tapi kita punya satu kesamaan dan satu kesamaan itu udah nyatuiin semua perbedaan di antara kita," ujar Adyra

"Apaan?" tanya Adrian

"Cinta, kita punya cinta yang sama gue cinta lo dan lo cinta gue dan itu semua udah cukup buat nyatuiin banyaknya perbedaan kita."

Dan lagi cowok player seperti Adrian kembali terdiam dengan semua perkataan Adyra. Untuk kesekian kalinya Adrian kehabisan kata-kata saat ia bersama Adyra.

......••••......

Halo aku punya cerita baru mohon dukungannya yaaa teman-teman semuaaaaa💗💗💗💗💗

1 : Adrian

"Rambut panjang, Sepatu warna putih, Baju di keluarin, tidak pakai dasi, datang terlambat, wahh banyak sekali pelanggaran yang kamu buat hari ini."

Pria paruh baya itu menatap siswa di hadapannya dengan malas sudah setiap hari ia melakukan hal yang sama pada orang yang sama dan dengan pelanggaran yang sama. Sedangkan siswa yang baru saja di omeli itu hanya menyengir tanpa dosa sambil menggaruk tengkuknya.

"Sekarang dengan pelanggaran sebanyak itu bapak harus hukum kamu apa?" tanya Pak Heru.

Pria itu sudah benar-benar lelah menghadapi siswa di hadapannya itu setiap hari selalu ada peraturan yang di langgarnya dan herannya meski selalu di hukum ia tidak juga kapok malah terkadang datang semakin siang.

"Gak usah di hukum Pak," katanya sambil cengengesan.

"ADRIAN!"

Yap, namanya Adrian ia di kenal sebagai bad boy sekolah, cowok player, tukang php, most wanted, pokoknya semua yang biasa di lakukan sama bad boy lah, tapi herannya masih aja banyak yang suka sama dia padahal kalau di lihat-lihat Irfan sang ketua osis lebih tampan sudah tampan, berwibawa, pintar lagi sayangnya banyak wanita malah jatuh ke pelukan Adrian hanya karena gombalan-gombalan receh yang pria itu berikan.

"Hehe ya bapak sih nanya sama saya, ya saya mah gak mau di hukum Pak," kata Adrian santai.

"Adrian kamu tidak bosan apa di hukum setiap hari?" tanya Pak Heru antara kesal dan lelah.

"Ya bosen lah Pak makanya hari ini gak usah di hukum sayanya Pak," kata Adrian sambil tertawa pelan.

Pria paruh baya itu mengepalkan tangannya berusaha meredam emosi di hadapan siswanya itu entah sudah keberapa kali ia berhadapan dengan Adrian sejak kelas sepuluh di semmester dua Pak Heru mulai berhadapan dengan Adrian yang hampir setiap hari datang terlambat atau lebih tepatnya datang seperti sekolah ini miliknya sendiri.

Bayangkan saja jika bel masuk pukul tujuh dan Adrian baru sampai di sekolah pukul delapan lalu saat ditanya ia akan mengarang cerita yang sama seperti ini ‘Saya bangun kesiangan Pak padahal tadi udah siap-siap cepet, tapi pas di jalan malah kejebak macet jadinya telat saya Pak’ dan alasan itu selalu di pakai Adrian.

"Bapak itu bosan menghukum kamu Adrian," seru Pak Heru dengan wajah memerah.

"Atuh si Bapak emang siapa yang nyuruh Bapak hukum Adrian?" ucap Adrian tanpa dosa.

Pak Heru menarik nafasnya panjang dan menatap Adrian dengan tajam ia tak lagi mengerti jalan fikiran Adrian yang sangat sangat sulit untuk di tebak.

"Memang kamu tidak capek apa di hukum setiap hari? Bapak ini capek setiap hari kamu selalu melanggar peraturan yang di buat sekolah kamu ini niat sekolah enggak?" tanya Pak Heru dengan nada tinggi.

"Bapak jangan marah-marah nanti darah tinggi, besok-besok gak lagi deh Pak beneran," kata Adrian sambil memasang wajah seriusnya.

"Ya Allah kuatkan hambamu untuk menghadapi siswa seperti Adrian ini," kata Pak Heru.

"Ya Allah kuatkan Adrian untuk menghadapi hukuman yang Pak Heru berikan."

"Adrian!"

"Siap!"

"Kelapangan berdiri di dekat tiang bendera dan hormat di sana sampai jam pelajaran kedua!" perintah Pak Heru.

"Siap Bapak laksanakan!"

Pak Heru menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah laku salah satu muridnya itu ia hanya bisa berharap supaya Adrian akan segera sadar dan menuntut ilmu dengan benar. Lalu yang paling penting tidak lagi datang terlambat seperti sekarang karena bagaimanapun juga sebagai seorang guru Pak Heru juga menginginkan yang terbaik untuk muridnya.

••••

Setelah menyelesaikan hukuman nya Adrian berjalan menuju kelasnya sambil sesekali mengelap keringat di dahinya. Selama perjalan ke kelasnya Adrian di sapa banyak siswi yang dibalasnya dengan sebuah senyuman dan saat tidak sengaja berpapasan dengan siswi berkucir kuda Adrian dengan tidak tahu malunya langsung menyapa.

"Ehh Bella makin cantik aja hari ini," goda Adrian sambil mengedipkan sebelah matanya.

Gadis itu tersenyum malu.

"Makasih Kak tapi nama aku Alda," kata gadis itu.

Bukannya malu Adrian malah menyengir tanpa dosa. Namanya juga tukang gombal ya gak malu dia mah malah biasa aja dan kembali memberikan gombalan.

"Iya Alda gue tau kok tadi salah nyebut doang soalnya gue terlalu terpesona sama kecantikan lo," kata Adrian tidak tau malu.

"Tapi kak nama Alda sama Bella itu jauh banget," ujar Alda.

Masih dengan tidak tau malu Adrian menjawab, "Gak papa kok salah nyebut nama sekarang yang penting nanti pas kita nikah gue gak salah nyebut nama lo."

Alda tersenyum malu dengan rona merah di pipinya. Hal itu membuat Adrian tertawa kecil padahal gombalan Adrian itu sangat sangat receh, tapi berhasil buat orang blushing entah kenapa bisa begitu hanya Adrian yang tau.

"Lucu banget sih kalo blushing jadi pengen gue jadiin pacar deh," goda Adrian lagi.

Beberapa siswi yang mendengar itu langsung berbisik satu sama lain beberapa ada yang mencibir dan beberapa yang lain ada yang berharap bisa jadi gadis yang sekarang sedang di gombalin sama Adrian yang baru saja selesai di hukum.

Dasar Adrian bukannya segera ke kelas malah godaiin anak orang.

"Mau kemana Al?" tanya Adrian lagi.

"Mau ke perpus kak," jawab Alda.

"Duhh calon masa depan gue rajin banget lain kali boleh lah belajar bareng," ajak Adrian.

Alda hanya mengangguk malu.

"Belajar yang rajin ya."

Dan setelahnya Adrian melanjutkan langkahnya menuju kelas dengan begitu santai seolah ia belum melakukan apa-apa pagi ini padahal dia baru saja menggoda adik kelasnya.

••••

Di kelas Adrian suasananya cukup ramai karena guru pelajaran selanjutnya belum juga datang sehingga banyak murid yang mengobrol meskipun ada beberapa yang memilih untuk membaca buku di tengah keributan kelas. Di bagian belakang atau tepatnya tenpat dimana Adrian dan ketiga sahabatnya duduk tengah terjadi percakapan yang sangat tidak berfaedah.

"Gila lo Yan," kata Dion sambil tertawa keras.

"Stres lo pagi-pagi udah baperin anak orang aja," ucap Fadli dengan tawanya.

Adrian hanya mengangkat bahunya acuh ia sama sekali tidak memikirkan perkataannya tadi pagi karena menurutnya ‘Kalo udah lewat yaudah gak usah di fikirin lagi’ seperti Itulah pola fikirnya.

"Segala bawa-bawa pendamping hidup pengen nikah lo?" tanya Genta.

Dan ledekan itu berhasil membuat Adrian mengumpat sedangkan sahabatnya tertawa senang.

"Sialan lo semua."

"Sok mikirin pendamping hidup lo setia sama satu cewek aja kagak bisa," ledek Fadli.

Genta langsung menimpali perkataan Fadli, “Jangan mikirin pendamping hidup dulu deh Ian mending lo fikirin sekolah lo dulu dah."

Adrian mendengus kesal membuat mereka semua tertawa semakin keras.

"Diem gak?!" kata Adrian dengan penuh kekesalan.

Akhirnya mereka berdua berhenti tertawa dan menepuk bahu Adrian pelan.

"Jangan ngambek kayak cewek aja lo."

"Gue gak ngambek yaa," kata Adrian tidak terima.

Mereka kembali berbincang dan sesekali tertawa saat membahas tingkah konyol Adrian. Memiliy mengabaikan percakapan teman-temannta kini pandangan Adrian tertuju pada seorang gadis asing yang baru saja memasuki kelasnya.

"Ehh itu siapa?" tanya Adrian penasaran.

Sontan sahabatnya itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah pandang Adrian dimana di depan pintu terdapat seorang siswi berkucir kuda yang terlihat sedang menunggu seseorang dari kelasnya.

"Gebetan gue tuh", jawab Dion.

"Masih gebetan kan?" tanya Adrian.

"Berarti tikung-menikung masih berlaku dong," katanya lagi.

"Yee mau nikung gue lo ceritanya?" kata Dion dengan ketus.

Adrian tidak menjawab tapi pria itu malah menyeringai dan bangun dari tempat duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju tempat gadis itu berada sekarang.

'Kita harus kenalan cantik.'

•••••

Suka enggak sama ceritanya?????

2 : Adyra

"Adyra."

"Pagi Dyra makin cantik aja."

"Apa kabar cantik?"

"Kok chat gue gak di bales sih Dyr?"

Setidaknya itu adalah hal yang di dengar Adyra saat tengah berjalan di koridor menuju kelasnya dan sesekali ia juga menjawab beberapa pertanyaan atau sapaan yang di tujukan kepadanya dengan senyuman. Saat tinggal beberapa langkah lagi ia sampai di kelasnya gadis itu memelankan langkahnya karena melihat seseorang dari arah berlawanan.

Gadis itu memutar bola matanya malas saat melihat orang itu semakin mendekat sampai akhirnya ia memilih untuk berbalik dan sialnya ia menabrak seseorang yang ada di belakangnya.

"Jalan yang bener dong!"

Keluhan itu keluar dari bibir orang yang tidak sengaja di tabraknya membuat Adyra merasa bersalah karena berbalik begitu saja tanpa memperhatikan keadaan di sekitarnya.

"Maaf gak sengaja," kata Adyra.

Gadis itu mengulurkan tangannya pada siswa yang saat ini terjatuh dan sesaat setelah mendongak siswa itu menerima uluran tangan dari Adyra. Setelah membantu korbannya berdiri sekali lagi Adyra minta maaf kemudian pergi ke rooftop sebelum bel masuk berbunyi, memang hari ini Adyra memilih berangkat lebih pagi dari biasanya agar bisa menghabiskan waktunya di atap sekolah.

Saat kedua kakinya itu telah melewati pintu rooftop Adyra menarik nafasnya panjang sebelum akhirnya melanjutkan langkah kaki nya ke tempat kesukaannya, kursi panjang di pinggiran rooftop ia tersenyum sebelum akhirnya mendudukan dirinya di sana. Adyra melirik ke bawah melihat pemandangan beberapa siswa dan siswi yang tengah berjalan kesana kemari sesuai keinginan dan tempat tujuan mereka.

Gadis itu menyunggingkan senyum kecilnya dan mendongakkan kepalanya seraya memejamkan mata.

"Seseorang pernah bilang katanya kalo kita lagi kangen sama orang kita bisa ngurangin sedikit rasa kangen itu dengan memejamkan mata kita dan membayangkan wajah dia dan manggil nama dia dalam hati, oke dan sekarang gue bakal coba," gumam Adyra

Sekitar satu menit dengan posisi yang sama akhirnya kedua mata Adyra terbuka dan ia menghela nafasnya panjang.

“Gak berhasil gue masih kangen sama dia masa,” keluhnya.

Tidak lama setelahnya Adyra memutuskan untuk melangkahkan kakinya menuju kelas karena sepuluh menit lagi bel masuk akan berbunyi jadi gadis itu bergegas untuk kembali ke kelasnya. Saat sudah sampai di kelasnya Adyra langsung melangkahkan kakinya di barisan ketiga dimana ia dan Jennie teman sebangkunya duduk.

“Dyrr katanya sejarah ulangan harian mendadak,” kata Jennie saat Adyra baru saja meletakkan tasnya.

Mata Adyra membulat seketika, “Serius gila? Sejarah pelajaran pertama sial.”

“Dyrr buru Dyr baca bab 1! Buru lo kan ingetnya cepet,” kata Jennie heboh.

“Gilaa bel tinggal beberapa menit lagi secepat-cepatnya gue mengingat ya gak secepat ini juga Jen,” gerutu Adyra kesal.

“Gak papa Dyr siapa tau ada yang inget udah buruan bacaaa,” kata Jennie.

Akhirnya Adyra menyerah dan mengambil buku sejarah miliknya lalu mulai meembaca lembar demi lembar dan Adyra sangat yakin jika tidak ada satupun yang melekat di ingatannya karena baru tujuh menit bel masuk berbunyi disusul dengan Bu Kana yang memasuki kelasnya.

Oke Adyra bersiaplah untuk berfikir keras.

...••••...

Pelaran pertama telah berakhir dan nilai ulangan harian Adyra juga sudah berakhir karena ia hanya berhasil menjawab lima soal dari keseluruhan sepuluh soal itupun Adyra kurang yakin semua jawabannya benar. Setelah ini adalah pelajaran Bahasa Indonesia, tapi Gara sang ketua kelas mengatakan bahwa Bu Ida berhalangan untuk hadir dan hanya memberikan tugas yang baru di kumpulkan besok karena besok masih ada pelajaran Bahasa Indonesia di jam setelah istirahat dan alhasil sekarang kelas cukup ribut dengan obrolan dimana-mana.

Adyra yang merasa kesal dan bosan mulai membuka ponselnya dan mengetikkan pesan untuk sahabat baiknya yang berbeda kelas dengannya.

Samudra :

[Sammmm]

[Huhuuuu masa tadi ulangan dadakan, jadi gue gak bisa jawab Sammmm😔]

Lima menit setelah pesan itu terkirim dan tidak ada balasan Adyra fikir Samuel sahabat baiknya itu pasti tengah belajar atau ada guru di kelasnya, tapi tak lama kemudian ponselnya berdering membuat orang-orang yang duduk di sekitarnya menoleh dan membuat Adyra menepuk dahinya pelan.

"Sialan! Hp nya lupa gue silent," umpat Adyra.

Dan terpampanglah sebuah nama yang membuat gadis itu tersenyum. Bukan balasan pesan melainkan panggilan telfon dari sahabat baiknya tersebut.

"Pagi cantik."

"Pagi juga ganteng," balas Adyra.

"Lagi dimana Dyr?"

"Lagi di hatimu," jawabnya asal.

"Dimananya? Kok gak keliatan sih?"

Adyra mendengus kesal rasanya ingin sekali ia membuang si penelpon ke Pluto.

"Masa gak liat? Hati lo kepenuhan sih makanya gak bisa liat gue," omel Adyra yang membuat temannya itu tertawa.

"Serius ahh Dyr lo dimana?"

"Lo mau di seriusin sama gue? Mana ada sih cewek nyeriusin cowok? Emang ya geser otak lo," kata Adyra melantur.

"Mana ada sih ceritanya cewek ngalus sama cowok?"

"Samm lo mah makin merusak mood gue! Udah tau gue lagi kesal karena ulangan dadakan," keluh Adyra.

"Oke maaf."

"Iya, jadi ada apaan?" tanya Adyra.

"Yaudah, to the point ke kelas gue dong Dyr."

"Gawe amat maless lahh," tolak Adyra.

"Yaudah, nasi goreng mommy tercinta buat gue aja kalo gitu. Buruan deh Dyr mumpung Pak Hadi belum masuk kelas gue nih.”

"Otw kelas lo sekarang," kata Adyra setelah mendengar kata nasi goreng keluar dari bibir temannya.

Gadis itu langsung mematikan sambungan telpon dan pergi terburu-buru ke kelas Samuel. Lumayan dapet makanan gratis dari Mamah kedua sekalian dia bisa irit uang sakunya.

...•••••...

Adyra celingukan kesana-sini mencari keberadaan Samuel yang tidak juga terlihat sampai akhirnya suara seseorang membuatnya menoleh.

"Nyari siapa?" tanya seorang siswa yang duduk di bagian paling depan.

"Kebetulan ada lo ehh lo liat Samuel gak?" tanya Adyra langsung.

"Samuel?" tanyanya bingung.

Pria itu terlihat bingung dan begitu juga dengan Adyra. Sampai akhirnya sebuah suara membuat Adyra menolah lalu mendapati Samuel tengah berdiri di kelas sebalah.

"Woii lo ngapain di situ? Kelas gue di sini," seru Samuel dari kelas sebelah.

Adyra hanya menyengir tanpa dosa.

"Ehh ternyata gue salah kelas," kata Adyra tak tau malu.

Setelah mengucapkan maaf pada siswa yang tadi bicara padanya Adyra langsung berlari kecil ke arah Samuel dengan senyuman konyolnya.

"Woyy mana nasi goreng gue? Yang dibuatin sama mommy lo" kata Adyra dengan tidak sabaran begitu dia sudah berdiri dihadapan Samuel.

Samuel tidak menjawab dan memilih untuk memasuki kelasnya membuat gadis itu mendengus kesal dan mengikuti langkah Samuel sampai depan pintu.

Gadis itu menyenderkan tubuhnya di dekat pintu sambil menunggu Samuel. Tak lama seorang siswa datang menghampirinya dan menatapnya.

"Siapa? Kenal sama gue?" tanya Adyra.

"Masa lo gak kenal sama gue sih cantik?" goda Adrian.

Iya, dia adalah Adrian si tukang gombal sana-sini.

"Gak kenal lah kan lo belum ngajak gue kenalan," kata Adyra asal.

Adrian tertawa kecil, tapi belum sempat dia bicara lagi Samuel sudah lebih dulu datang membawa kotak makan yang langsung di ambil oleh Adyra dengan penuh semangat. Senyum manis gadis itu mengembang dengan sempurna dia menepuk pelan pundak Samuel lalu melambaikan tangannya pada Adrian sebelum pergi.

"Makasih Samuell dan dadah abang ganteng."

Setelahnya Adyra langsung berlari menuju kelasnya dan meninggalkan kedua orang itu.

"Ngelunjak emang untung temen," gumam Samuel.

"Sam."

"Apaan?" tanya Samuel.

"Dia masih jomblo?" tanya Adrian tanpa basa basi.

Samuel hanya mengangguk sebagai jawaban dan hal itu membuat Adrian tersenyum senang karena sepertinya ia berhasil menemukan gebetan barunya.

"Bagi kontak dia dong," kata Adrian.

"Minta sendiri sana kalo gue yang ngasih bisa di pites gue sama tuh cewek gadungan," kata Samuel.

"Masa lo takut sama dia sih Sam?" ujar Adrian yang membuat Samuel tertawa pelan.

"Bukan takut, tapi dia paling enggak suka kalau ada orang yang ngasih kontak dia ke orang lain tanpa izin," Jelas Samuel.

Adrian hanya mengangguk mengerti. Kemudian ia menyeringai kecil seraya berkata dalam hati.

'Gebetan ke 68 udah ketemu, maaf ya Dion lo cari gebetan lain aja sana yang ini buat gue lo juga kan suka ganti-ganti gebetan.'

......•••••......

Hehe semoga kalian suka ceritanya yaaaa💗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!