MOHON MAAF!! KARYA INI TIDAK SELESAI HINGGA ENDING. JADI DARI PADA NYESAL BACANYA MENDING DI SKIP AJA.
BERIKUT DAFTAR KARYA KAK UPE YANG SAMPAI ENDINGNYA.
1.Wanita ranjang Mr.Zee (kisah Zee dan Raya- Orang tua Arka dan Sky)
2.Cinta Gila: Ranjang panas Genious doctor (kisah Dennis dan Anne- Orang tuan Saka, Zura dan Antonio)
3.I love you tulalit dokter (Kisah Stella dan David – Orang tua nya Zee dan Dennis)
4.The secret of Lea ( Kisah Ansel dan Lea -Orang tua Bia dan Mia)
5.Gairah sang tuan Muda (kisah sengklek Rey dan Aleysa)
6.Jebakan terindah (kisah Arka dan Clare)
7.Kejar daku kau ku buat bucin (kisah Saka dan Bia)
8.My Angel Death (kisah Alhen dan Elisa – Anak nya Eangle Lou pengawalnaya Dennis)
"Kenapa lagi kau Ska?" Tanya Aether pada Skala yang lagi - lagi pagi ini menampilkan wajah dingin nya, seperti sudah siap untuk melenyapkan setiap arwah yang bersenggolan dengan nya pagi ini.
"Serously Aether? Kau masih bertanya pada ku, aku ini kenapa??” Sebut Skala langsung menutup layar laptop nya dan memandang ke arah Aether dengan satu alis terangkat.
Aether yang merasa tidak melakukan kesalahan apapun pagi ini selain mengambil sari dari susu yang seharusnya di minum oleh Skala auto pasang wajah innocent nya sambil melirik ke kiri dan ke kanan lalu seperti biasa langsung mengusap-usap tengkuknya.
“Apa dia marah pada ku hanya karena aku mengambil dari susu nya? Bukan nya hampir setiap pagi aku selalu melakukan itu?” gumam Aether dalam hati.
“Kau tidak perlu bicara dalam hati Aether. Kau tahu aku bisa mendengar mu kan? Mau kau bicara pakai mulut mu, pakai hati mu atau pun pakai pikiran mu! aku bisa mendengar semua nya.” Sebut Skala dengan wajah datar dan masih dengan satu alis nya yang terangkat.
“Jadi serius kau marah dan menatap ku jengkel hanya karena sari susu itu Skala? Ya ampun.. ! Aku tidak menyangka kau sepelit ini sekarang! Aku kira selama ini kita adalah teman bro!!” Seru Aether full expression. Aether tidak ingin bermonolog lagi dengan pikiran karena dia tidak mau Skala melacak isi kepala nya.
“Cih! Kata siapa kita teman! Aku tidak pernah berteman dengan hantu!!” Dengus Skala dengan tatapan dingin nya ke Aether.
“What? kau sebut aku apa? coba ulangi lagi! Cepat! Ulangi lagi!! Aku tidak dengar!!!” Ujar Aether sambil memegangi kuping nya dan berjalan ke arah meja kerja nya Skala. “cepat ulangi!” Ulang nya kesal.
“ enak saja kau menyamakan ku dengan hantu! Aku ini malakat pencabut nyawa! Nyawa mu pun bisa aku cabut sekarang, kalau sudah waktu nya.” Ucap nya pelan, bahkan hampir tidak terdengar.
“Kalau begitu kenapa tidak kau cabut saja sekarang? karena kebetulan aku memang sudah bosan hidup di dunia. Apalagi di dunia ku itu aku harus selalu bertemu dengan mu!” ketus Skala.
“Aku pun sebenarnya tidak mau Ska berada di kantor mu ini! Tapi mau bagaimana lagi, siapa suruh kau membangun kantor mu di atas kantor ku! Ya begini jadi nya!!!” tunjuk Aether pada ruangan kerja Skala yang berbagi dengan ruang kerja Aether.
“Aku kan tidak tahu kalau kantor ku itu di bangun atas kantor mu Aether!! Seharusnya kau menulis plang kantor mu dengan sangat J-E-L-A-S! Jelas!” Skala bahkan sengaja mengeja kata jelas itu agar Aether benar-benar JELAS dengan apa yang Skala maksud kan.
“Whats?? Jadi kau menyalah kan ku? Menyalahkan ku? Padahal aku lah yang menjadi korban di sini! Kantor ku yang tergusur, malah aku yang diomeli!” Aether langsung pasang wajah cemberut dan memposisikan diri nya sebagai korban.
“Jangan pasang wajah seperti itu di hadapan ku Aether! Cos I don’t care! I apa? I don’t care!!” Seru Skala kemudian membuka kembali laptop nya untuk bekerja.
“Hei Ska, memang nya apa yang salah jika kita berbagi kantor dalam ruangan ini? Toh keberadaan ku kantor ku tidak mengurangi luas kantor mu?” bujuk Aether, yang tiba-tiba saja sudah di duduk di atas meja kerja Skala.
“memang keberadaan kantor mu tidak mengurangi luas kantor ku Aether! Tapi keberadaan kantor mu membuat aku seolah-olah sedang ada di sebuah scene film hantu! Coba kau bandingkan suasana kantor dan suasana kantor mu! TIMPANG! Bagai syurga dan neraka!” Celetuk Skala penuh makna sambil menunjuk ruangan kantor nya dan ruangan kantor Aether.
Aether yang di katakan kalau ruangan kantor nya seperti neraka tentu saja tidak terima secara neraka tidak senyaman ruang kantor nya itu.
“Wah! Kau kembali mengatai ruangan kantor ku ya Skala! Apa kata mu tadi, ruangan kantor ku seperti neraka? Harus kah aku ubah ruangan kantor ku seperti ini??” Aether menjentikkan jari nya dan dalam sesaat ruangan kantor nya yang begitu menyeramkan tadi berubah menjadi sebuah ruang kerja yang sederhana.
“Hmmm.. apa ini terlalu sederhana ya?? Bagaimana dengan ini??” Aether kembali menjentikan jari nya dan ruangan itu kembali berubah.
“Aku tidak terlalu suka dengan dekorasi nya.” Aether menjentikkan lagi jari nya.
“Oke juga! Tapi aku rasa aku akan lebih suka jika ada nuansa gold nya, BIAR TERASA LEBIH SEPERTI DI SYURGA!!” sekali lagi Aether menjentikkan jari nya.
“Apa kau sedang pamer dengan ku Aether?” seru Skala melihat Aether dengan tatapan jengkel nya.
☘️☘️☘️☘️
Tenang Bestie.. ini horor komedi.. jadi tu wajah tolong di kendor kan.
Scene pun kini berganti meninggalkan Skala dan Aether yang masih bertengkar di ruang kerja mereka. Ruang yang entah sampai kapan akan mereka pergunakan bersama.
"Non Miaaaaaaa... !!! pegangan!!
"Itulah kata-kata terakhir yang ku ingat dan aku tidak ingat apa-apa lagi setelah nya!" Ucap Mia lirih, pada setan berkepala plotos yang sudah dengan setia mendengarkan cerita nya dari tadi.
Mia memandangi setan berkepala plotos itu sejenak.”Apa dia mendengarkan cerita ku? Atau jangan-jangan capek-capek saja aku bercerita eh dia nya gak dengar apa yang aku ceritakan.” Gumam Mia dalam hati.
"Tan, kamu dengarkan apa yang kau cerita kan ke kamu tadi?” ulang Mia bertanya pada si setan berkepala plotos.
“Hmm aku dengar! Aku ini sedari tadi sedang berpikir, berpikir bagaimana cara kamu hanya bisa ingat hanya bagian itu saja? Apa yang terjadi pada mu sebelum kecelakaan, aneh nya kamu tidak bisa mengingat nya kan?” Ujar si setan berkepala plotos dengan wajah yang serius.
“Benar juga yang kamu katakan. Aku pun sebenarnya merasa aneh dengan hal tersebut, Aku sudah mencoba untuk mengingat-ingat kejadian sebelum aku mengalami kecelakaan itu, tapi hasil nya nihil. Aku sama sekali tidak ingat."
" Tahu- tahu aku sudah ada aja di pengkolan ini. Dan ya satu lagi! Aku hanya tahu nama ku Mia dari potongan ingatan ku itu!” tambah Mia.
“ Nah itu part teraneh nya! Mengapa kamu hanya di berikan potongan ingatan di bagian itu! Kenapa bukan sebelum kejadian itu? atau sesudah bagian itu? Pasti ada sesuatu di part itu.” Tegas si setan berkepala plotos.
“Hmm.. mungkin juga. Tapi permasalahan nya, kamu siapa ya? Kita sudah ngobrol hampir dua jam tapi seperti nya kita belum saling mengenal.” Ucap Mia yang baru teringat kalau dia dengan si setan berkepala plotos belum berkenalan sama sekali.
“Aku Mia.. hmm paling tidak dalam ingatan ku, orang yang ada satu mobil dengan ku memanggil ku Mia.” Ucap Mia sambil mengulurkan tangan nya pada setan berkepala plontos.
“Nama ku Teja. Tapi setan-setan di sekitar sini sering memanggil ku Tejo. Kalau kau mau kau juga boleh memanggil ku Tejo. Setelah mati seperti ini, mau di panggil Teja atau pun Tejo rasa nya sama saja. Sama-sama sudah tidak ada guna nya. Benar toh?” ujar Tejo meminta pembenaran dari Mia.
“Hmm bagi ku sih nama itu penting. Aku tidak mau setan-setan yang ada di sekitar sini memanggil sembarangan. Bahkan kalau perlu manusia yang bisa melihat ku harus mengetahui nama ku juga. Jangan asal main generalization kan aja semua. Miss K lah, kakak rambut panjang lah, Poci lah.. hmmm .. kan kayak sama aja semua. Padahal kita kan beda-beda ya?? Maka nya supaya tidak di sama-samain dengan setan lain, nama itu penting. Begitu menurut ku.” Jelas Mia.
“Seumur hidup aku menjadi setan, baru kali ini aku berjumpa dengan setan yang masih mementing nama nya! Luar biasa!" Ucap Tejo.
"Luar biasa goblok nya! Memang nya manusia mana yang mau nanyaaain nama setan Mia?? Hhhmmmm...” Seru Tejo kemudian sambil geleng-geleng kepala keheranan dengan teman baru nya ini.
“Sudah! Kita lupakan saja soal nam. Nah kamu sendiri kenapa bisa disini Tejo? Maksud ku, kenapa bisa mati dan berada di pengkolan ini? Kamu tidak seperti aku yang kehilangan ingatan ku kan?" Tanya Mia pada Tejo.
"Aku berada disini karena aku tidak bisa pergi ke akhirat. Masih ada urusan yang harus aku selesaikan di dunia ini. Dan itu semua berkaitan dengan alasan mengapa aku bisa berubah menjadi hantu. Alias mengapa aku bisa metong." Jawab Tejo dengan wajah sendu nya.
☘️☘️☘️☘️
Bantu kak Upe naikin karya ini dengan cara boom like dan komen ya bestie.. tenang! Kak Upe pun penakut! Kak Upe jamin ini gak akan buat kamu merinding disko....😂🤭
"Aku berada disini karena aku tidak bisa pergi ke akhirat. Masih ada urusan yang harus aku selesaikan di dunia ini. Dan itu semua berkaitan dengan alasan mengapa aku bisa berubah menjadi hantu. Alias mengapa aku bisa metong." Jawab Tejo dengan wajah sendu nya.
"Urusan apa?" Tanya Mia kepo.
"Istri ku berselingkuh lalu membunuhku." Jawab Tejo, dengan raut wajah penuh kesedihan.
"Dan jahatnya lagi, dia bahkan menguburkan tubuh ku di taman rumah kami lalu dia taman puluhan mawar di atas tanah tempat dia mengubur jasas ku." Lanjut Tejo terlihat sedih saat menceritakan hal itu pada Mia.
"Apa tidak ada orang yang melihat dia membunuh mu?" Tanya Mia mulai menghayati cerita Tejo. Tapi Tejo menggeleng lemah.
"Apa tidak ada saudara, teman atau tetangga mu mungkin yang merasa kehilangan diri mu dan mencari mu?" Mia mulai bergeser mendekat pada Tejo.
"Aku ragu akan ada orang yang mencari ku. Secara semasa aku hidup, aku sangat sombong. Aku tidak akrab dengan kerabat dan teman-teman ku. Satu-satunya orang yang dekat dengan ku, ya hanya istri ku itu. Tapi dia malah berselingkuh dan membunuhku." Tejo pun mulai menangis mengingat kisah hidupnya. Mia yang duduk di samping nya pun sampai terkejut karena tidak menyangka kalau hantu sampai bisa menangis seperti manusia.
"Sabar!!" Ujar Mia sambal menepuk-nepuk punggung Tejo, mencoba menenangkan nya.
"Sabar lah Tejo, aku yakin kau pasti akan mendapatkan keadilan untuk kematian mu yang sangat jahat ini.” Ulang Mia, merasa iba.
“Ini sudah setahun Mia, dari kejadian itu tapi keadilan yang kau sebutkan tadi sama sekali tidak datang menghampiri ku.” Tejo pun berdiri.
"Kau mau kemana?" Teriak Mia yang ikut berdiri dan berjalan di samping Tejo.
"Aku? Aku mau pulang ke rumah ku. Aku ingin menakut-nakuti wanita brengsek itu!!!" Ujar Tejo, kesal.
"Wah kedengaran nya asik! aku ikut dengan mu ya? Boleh ya?!!! Aku bosan sendiri disini dilihatin ama pocong sok handsome berkaca mata di ujung sana.” Tunjuk Mia ke arah batang pisang yang ada di pojokan.
Tejo pun auto menoleh ke tempat yang di tunjuk oleh Mia, kemudian Tejo pun geleng-geleng sambil mengerlingakan mata nya, “Itu bukan kacamata Mia! Itu memang lingkaran hitam di mata nya. “ Seru Tejo.
“Hah? Buka kaca mata hitam ya???? Aku kiraain.. hheheee.. Cong! Sorry ya! Aku kira kau godaain akuh!” Teriak Mia seolah-olah sedang berteriak dengan teman sekolah nya dulu.
“Kau ini! Jaga sikap mu Mia!” cegah Tejo menurunkan tangan Mia yang daada daa pada si pocong.
“Lah? Salah nya dimana? Kenapa kau harus menjadi sikap? Aku dan dia sama-sama setan kan ? memang nya di dunia persetanan ini ada pakai strata-staraAn??” Dengus Mia kesal.
“Tentu saja! Kau dan aku ini adalah hantu tingkat bawah. Kita ini berada di level paling bawah di dalam dunia perhantuan ini Mia. Jadi kau tidak boleh sembarangan berkata-kata atau pun bertindak. Atau mereka bisa membuat mu hancur tanpa bisa melakukan re-inkarnasi.” Terang Tejo.
“Whats? Sampai sebegitu nya??” seru Mia kaget, tidak menyangka kalau hidup sebagai hantu pun ternyata sangat lah.
“Hmmm.. begitu lah.” Sebut Tejo lemas.
“Kalau begitu sebaiknya aku pergi bersama mu saja! Lebih baik aku belajar menakut-nakuti manusia.!" Seru Mia melimpir ke samping Tejo.
"Kalau begitu, ya terserah kau Mia! Aku sih oke-oke saja kalau kau memang mau ikut!" jawab Tejo cuek.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!