Bugh!
"Aw" ringis seorang gadis cantik mungil, saat diri nya terjatuh dari atas kasur.
Gadis cantik nan mungil itu bernama Sari Puspita, dia akrab di panggila sari. Gadis memang sering terjatuh dari atas tempat tidur, alasan nya sangat simple, yaitu karena dia sangat lasak ketika tidur.
Walau pun sudah jatuh ke bawa, hal itu tidak mengusik tidur nyenyak nya. Ia tetap melanjut kan tidur nya seperti tidak terjadi apa apa.
Tok Tok Tok
"SARIII! AYO BANGUN!!" teriak bunda nya dari luar kamar.
Tok Tok tok!!
"Hmm." Gadis itu pun menggeliat, merasa terganggu akan tidurnya.
"SARI!!
"Iya bun, Ai uda bangun!" saut nya dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Cepat lah bersiap, sayang. Kamu bisa terlambat!"seru bundanya lagi
"Iyaaa" balas Sari.
"Hmm, aku tidur di lantai lagi." gumam nya, bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah 15 menit Sari pun selesai mandi dan mulai memakai seragam sekolahnya, tak lupa dia juga membereskan tempat tiddur nya.
Di meja makan terlihat bunda sedang menyiapkan sarapan untuk anak dan suami nya.
"Good morning, istriku." Sapa Izam pada istri nya.
"Pagi, sayang, ayo sarapan. " kata Mia, mengambilkan sepiring nasi goreng untuk suami nya.
"Ai, mana? Apa dia belum bangun juga?"tanya Izam yang belum melihat keberadan putri nya di meja makan.
"Udah dong, ayah. Ini udah bangun" saut Sari dari tangga, dengan langkah cepat ia menuruni anak tangga tersebut.
"Morning, ayah, Bunda." sapa Sari.
"Morning sayang" balas kedua nya.
"Ini sarapan, buat putri tidur kesayangan bunda." ucap Mia meletakkan sepirig nasi goreng di depan Sari.
"Makasih, Bunda." ucap Sari tersenyum.
"Cepat habiskan, nanti kamu bisa telat lagi!" seru bunda.
"Iya."
___
Pukul 7.30 Sari tiba di depan gerbang sekolah, Dia sudah tidak melihat satu orang pun siswa yang berkeliaran di luar dan gerbang sekolah nya pun sudah tertutup.
"Aish, telat lagi." ucapnya pelan.
"Pak Bowoo, bukain pintu gerbang nya dong!" pinta Sari pada Satpam sekolah.
"Kamu lagi, kamu lagi." ucap Satpam geleng - geleng kepala melihat Sari yang cengengesan di depan gerbang.
"Hehe bukain ya , Pak. Saya janji ini yang terakhir." ucap Sari.
"Alah, kemaren - kemaren juga ngomong gitu."
"Masa sih pak, nggak ingat saya." kilah Sari.
"Ayolah pak, masa bapak tega, lihat saya di luar kaya gini." ucap Sari yang mulai dengan nada memelas nya.
"Nanti saya bukain, tapi tunggu OSIS dulu." ucap pak Bowo.
"Ya elah bapak, nggak seru ah. Masa harus nungguin mereka sih. Emang mereka siapa harus ditungguin segala." kata Sari.
"Ayolah la pak, bukain dong pintu nya. Bapak kan orang nya baik, ramah, suka nolong orang, rajin menabung, sholeh lagi. " puji Sari yang masih terus mencoba nenbujuk satpam itu.
"Nggak mempan, udah basi juga." balas pak Bowo tersenyum.
"Buka aja, pak!" seru seseorang dari belakang pak Bowo
Pak Bowo dan Sari pun melihat kearah sumber suara dan TARAA..
"Bapak sih, kelamaan, keburu mereka datang kan" ucap Sari kesal."
"Biarin." balasa Pak Bowo.
Dengan segera Pak Bowo membuka kan pintu gerbang.
"Huft, kenapa harus berurusan sama dia sih. Masih pagi juga" gumam Sari.
"Elo ikut gue!!" perintah orang itu, dan berlalu pergi begitu saja meninggalkan sari dan pak Bowo.
"Bapak, sih." ucap Sari kesal, dengan malas dan kesal Sari mengikuti orang itu. Mulutnya tak henti - hentinya ngedumel.
____
"Isi ini!"
"Tc" dengan kesal dan terpaksa Sari pun mengisi form keterlambatan yang di berikan oleh orang itu.
Saat ini ia benar - benar sedang malas untuk berdebat dengan siapa pun termasuk dengan pria yang ada di hadapa nya ini.
"Nih, gue udah boleh pergi kan?" tanya Sari sambil membereskan tasnya.
"Bersihin musholah dulu, baru boleh masuk ke kelas."ujar pria itu.
Sari mendongak menatap pria itu, " Yang bener aja lo! Jangan mentang - mentang lo ketos , jadi lo bisa seenaknya nyuruh - nyuruh gue, ya!" kata Sari yang tak terima dengan hukuman yang di terima nya.
Pria itu menatap nya tajam, " Kalau nggak suka, maka nya jangan telat!" bentak nya.
"Eh Vicky Saputra lo pikir gue takut sama tatapan tajam lo itu!"
"Pokok nya, gue nggak mau. Bodo amat. " ucap Sari berlalu meninggalkan ruang osis.
Vicky hanya bisa menghela napas, entah kenapa gadis itu suka sekali memancing emosi nya.
Ini bukan lah pertama kali nya Sari membantah nya, tapi ini adalah untuk kesekian kali nya. Sari merupakan satu - satunya perempuan yang sangat susah untuk di jinakkan oleh vicky, berbeda dengan perempuan lain nya.
Yang rela melakukan apa pun yang di perintahkan oleh nya.
____
Dengan malas Sari masuk ke kelas nya.
"Assalamualaikum, bidadari nya abang Jepri." sambut seorang pria temen sekelas nya.
"Apaan sih, Jep." balas Sari malas.
"Kenapa tu muka, sumpek amat.?" tanya Manda. teman sebangku sekaligus sahabatnya Sari.
"Biasa, habis ketemu manusia gaje." jawab Sari bete
"Vicky? Emang kenapa lagi, sih?" tanya Ulan, yang duduk di depan Sari dan Manda.
"Masa gue, di suruh bersihin musholah sendirian, gila nggak tuh. " kata sari kesel.
"Hahaha"
"Kenapa ketawa?" tanya Sari mengerutkan kening nya.
"Perasaan elo sama dia nggak pernah baikan deh, berantem mulu. Awas, nanti jodoh." ucap Manda
"Hust, Enak aja kalau ngomong. Joddoh nya Sari itu gue, bukan yang lain!" serga Jepri tak terima.
Ketiga gadis it pun menatap Jepri jengah, mereka sudah bisa dengan ucapan ngawur Jepri karena memang dari dulu Jepri sudah tergila - gila dan mengejar Sari.
Namun, Sari tidak pernah menanggapi persaan Jepri, baginya Jepri hanya lah sebatas teman saja dan tidak lebih.
"Kita ke perpus aja yuk, kaya nya guru nggak ada deh."ajak Manda kepada para sahabat nya.
"Yuk, gue juga pengen baca buku, buat persiapan ujian ." kata Sari.
"Sini aja, ngapain sih perpus mulu kalian." kata Jepri yang memang nggak suka dengan ruangan yang bernama perpustakaan.
Manda, Sari ddan Ulan saling pandang," Mending kita ke perpus dari pada di sini, liat lo mulu." ujar mereka kompak.
"Hahaha"
Jepri hanya bisa cembrut sambil menatap kepergian ketiga gadis itu.
"Kapan sih ,Sar. Lo itu mau nerima gue." gumam Jepri pelan.
____
"Sar, pulang sekolah nanti, kita nongkrong dulu yu." ajak, Ulan
Sari tidak langsung menjawab, ia meminum es jeruk di hadapannya terlebih ddulu.
"Nggak bisa, gue ada janji sama Bunda, buat nemenin bunda ketemu dengan temen nya." jawab Sari
"Tumben, lo mau di ajak bunda." kata Manda.
"Ini juga ada unsur paksaan, dan imbalannya."
"Maksudnya?" Manda dan Ulan menatap Sari bingung.
"Iya, awalnya bunda maksa gue banget buat nemenin dia. Terus ya dari pada percuma, gue minta di beliin album BTS sebagai imbalannya"
"Dan alhamdulillah nya, bunda mau, hehe. " cap Sari cengengesan.
"Dasar!" seru kedua sahabat nya yang nggak habis pikir dengan kelakuan Sari. Bisa - bisanya sahabat nya itu memeras bunda nya sendiri.
...****************...
Jangan lupa Like dan komennya ya guys, kalau bisa sih di vote ya kan tapi aku gak maksa kok. Gak vote juga gak apa - apa, yang penting kalian udah mau dukung karya yeoja.
Terimah kasih💜
"Bund, sebenar nya kita mau ketemu siapa, sih?" tanya Sari.
Gadis itu sudah merasa bosan menunggu sahabat bunda nya yang tak kunjung datang.
"Itu loh Ai, tetangga kita waktu tinggal di Bandung dulu." ucap Mia.
"Tante Maya?"
"Iya. Ternyata, tante Maya dan keluarganya juga tinggal di Jakarta sekarang, Ai." kata Mia, terlihat dari wajah Mia kalau saat ini dia sangat senang. Bagaimana tidak, setelah sekian lama ia tak bertemu dengan sahabat nya itu.
"Seriusan? Sejak kapan?" tanya Sari kaget.
"Kata nya sih, dari 3 tahun yang lalu."
Sari hanya bisa mangguk - mangguk. Seandai nya saja dia tau, kalau bunda nya akan menemui tante Maya. Mending Sari nggak usah nemenin bunda nya ini.
"Ini pasti akan sangat lama, dan membosankan." ucap Sari dalam hati.
Untuk menghilangkan rasa bosan nya menunggu kedatangan Maya, Sari memilih untuk mendengarkan lagu dari ponselnya. Untung saja, tadi dia sempat membawa handsfree.
Bugh!
Mia memukul lengan Sari saat Maya sudah datang menghampiri meja mereka.
"Aduhhhh, Mayaaaa"
"Miaaaaa."
Teriak keduanya, mereka pun saling berpelukan untuk menguraikan indunya selama ini.
"Kamu apa kabar? Maaf ya, kalian lama nunggu." ucap Maya.
"Iya nggak apa - apa. Aku udah maklum kok. Kan dari dulu kamu emang doyan telat." kata Mia tersenyum. Maya terkekeh mendengar perkataan sahabatnya itu.
Maya mengalihkan pandangannya, menatap Sari yang ada di samping Mia.
"Hai tan," sapa Sari menyalim tangan Maya, sopan.
"Hai, sayang. Ini Sari?" tanya Maya kaget.
"Iyalah, emang kamu kira siapa, anak aku kan cuma dia aja." jawab Mia, tersenyum.
"Oiya. Ya ampun Sari. Kamu udah besar ternyata ya. palingling loh tante lihatnya" kata Maya.
Sari hanya meresponnya dengan senyuman, Sari melihat ke kanan dan ke kiri seolah mencari seseorang.
Maya tersenyum melihat Sari yang sedang celingak celingukan.
" Kamu pasti lagi nyari, Kiki ya?" tebak Maya.
Sari gelagapan, " Iya, Tan. Apa Kiki nggak ikut sama Tante?" tanya Sari.
" Mana mau dia di ajak ke acara beginian, sayang." jawab maya.
"Syukurlah " batin Sari lega.
" Udah yuk, duduk, berdiri aja." kata Mia.
Mereka pun duduk dan melanjutka bercerita dan bernostalgia. Mia dan Maya begitu asyik dan menikmati reunian mereka, berbeda dengan Sari, yang sudah mati kebosanan.
" Ini semua demi ke tujuh pangeranku" gumam Sari dalam hati, kalau bukan demi album grub idola nya itu. Sari mah ogah banget ada di tengah - tengah mak rempong berdua ini.
____
Pukul 8 malam, sari dan Bunda sampai di rumah,
"Bunda jangan lupa albumnya ya!" seru Sari masuk kedalam rumah.
"Iya, kamu tenang aja, besok pulang sekolah albumnya, bunda jamin udah ada di atas meja belajar kamu." ucap Bunda.
" Beneran ya!" ucapa Sari senang.
" Iya," Mia hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah lucu putri semata wayangnya itu.
" Wah ada yang, lagi seneng banget, nih." seru seseorang.
Mia dan Sari menoleh ke sumber suara, dan mereka tersenyum kepada Izam yang tengah duduk di depan Tv.
" Ya dong, aku kan dapat album baru" Ucap Sari girang.
"Dasar, udah gede masih aja kaya anak kecil," kata Mia tersenyum.
"Sini, temenin ayah nonton." Kata Izam menepuk sofa di sebelahnya.
"Nggak mau, Minta temenin bunda aja, Ai mau ke kamar aja. Bye bund, Bya ayah." kata Sari, berlalu pergi meninggalkan kedua orang tuanya.
"Gimana?" tanya Izam pada Mia
" Aku ganti baju dulu ya, setelah itu baru kita cerita" balas Mia yang di angguki oleh Izam.
___
Setelah mengganti pakaiannya, mia kembali menghampiri suaminya. Dia duduk di samping sang suami sambil kepalanya di sandarkan di bahu pria itu.
"Menurut aku ini akan sangat sulit." ujar Mia.
"Kenapa?"tanya Izam.
" Nggak tau kenapa, aku merasa kalau Sari masih belum bisa melupakan masa lalu." kata Mia.
" Tapi bukannya, mereka sahabatan waktu kecil?" tanya Izam
" Iya, memang benar, tapi masalahnya itu. anak kamu itu sangat sulit untuk melupakan hal yang sangat menyakitinya." balas Mia
" Dia, persis kayak kamu." kata Mia sambil menengadahkan kepalanya melihat wajah sang suami.
Izam terdiam sejenak,
"Tapi bagaimana pun, ini harus tetap di lakukan, secepatnya!" ujar Izam tegas.
"Bagaimana kalau, dia nggak setuju?" tanya Mia.
"Kita orang tuanya, dan dia adalah anak kita. Jadi, kita lah yang mengendalikannya, bukan sebaliknya!" ujarnya.
"Egois, aku nggak mau kalau nantinya anakku akan terluka" kta Mia menjauhkan kepalanya.
" HAl itu nggak akan pernah teradi. karena aku tau pasti bagaimana sikap aslinya. "
" Tapi.."
"Kamu tenang aja, seraih semuanya padaku. Pokoknya kamu urus aja ai, bikin dia mengerti dengan keadaan ini." ucap Izam, menari kepala istrinya dan menyandarkan kembali kepala wanita itu ke bahunya.
Mia tak bisa berbuat apa - apa, selain pasrah dengan keputusan suaminya.
___
"Good morning bapaaakk" teriak Sari sengaja di telingah satpam sekolahnya.
"Awww... Aduh kamu mau bikin saya budeg ya!" kata Pak atpam sambil mengusap - usap kupingnya
"Hehehe.." Sari hanya cengengesan.
"Tumben, Non Sari nggak telat. Ada apa gerangan ini?" tanya Pak satpam menatap sari penuh curiga.
"Manusia itu perlu perubahan pak," ujar Sari.
"Jadi, sekarang neng udah berubah?" tanya pak Satpa.
"Ya, gitu lah pak."
" Palingan, sehari doang." sambung seseorang dari belakang Sari.
"Apaan sih, ikut nimbrung aja." kesel Sari, mood Sari auto jadi hancur setelah melihat orang dibelakangnya.
"Saya, pergi dulu ya pak, Assalamualaikum." ucap Sari berlalu pergi meninggalkan gerbang sekolah.
"Waalaikum salam" jawab keduanya.
"Tumben, dianter, nak?" tanya pak satpam heran , tak biasanya cowok itu tak membawa kendaraan sendiri.
"Iya pak, kemaren tangan saya cedera pas latihan ."
" Saya ke kelas dulu ya, pak" lanjutnya dan tanpa menunggu jawaban dari pak Satpm Vicky sudah berlalu pergi.
"Tumben dia bersikap dingin begini, apa dia ada masalah?" gumam pak Satpam menatap kepergian Vicky.
Sesampainya di kelas, sari kaget tidak menemukan siapa pun di sana.
"Kemana mereka? Kok kelas kosong gini sih?" kata Sari melangkah ke bangkunya
Dia mendudukkan tubuhnya di bangkunya.
"Apa gue yang ke pagian?" kata sari melihat jam tangannya.
"Gara - gara, yang semalam gue jadi nggak bisa tidur"Sari merebahkan kepalanya di atas meja dengan lengannya menjadi bantalan.
"Kenapa, ayah selalu bersikap egois? Kenapa dia nggak pernah memikirkan perasaan gue."
"gue nggak tau, entah apa yang sedang di rencana kan oleh mereka, tapi perasaan gue mengatakan kalau kali ini. Lebih bahaya dari sebelum - belumnya."
"Hmmm... Entah sampai kapan mereka akan selalu memaksa gue buat lakuin ini dan itu" ucap Sari yang merasa lelah dengan kehidupannya.
Begini lah Sari di balik sifatnya yang ceria dan agak tomboy. Ada sebongkah besar kesedihan yang selalu di sembunyikannya. Jika dia sedang sendirian maka di situlah di amengeluarkan semua uneg - uneg nya. Sari tidak pernah mengeluhkan masalahnya pada seorang pun, dia lebih memilih untuk memendamnya sendiri.
Meski pun sia memiliki sahabat yang sangat dia sayangi, tapi Sari juga tid mempercayakan kepada mereka mengenai masalahnya.
"Huft,,, Melelahkan."
...****************...
Jangan lupa Like dan komennya ya guys, kalau bisa sih di vote ya kan tapi aku gak maksa kok. Gak vote juga gak apa - apa, yang penting kalian udah mau dukung karya yeoja.
Terimah kasih💜
"GOODDD MORNINGGG" teriak Ulan dan Manda.
Mereka berdua saling tatap sambil mengerutkan keningnya. Mereka bingung karena tidak mendapatkan respon dari Sari.
"Kenapa nih, bocah?" tanya Manda, bergegas menghampiri Sari.
"Sar, Sari... " panggil Manda
"Tc" Ulan berdecak saat mendengar dengkuran halus dari sahabatnya itu.
"Udah man, biarin aja, dia lagi tidur." kata Ulan
"Buset, masih pagi gini, udah tidur aja."
"Mungkin dia habis begadang tadi malam."kata Ulan.
"Benar - benar deh ni bocah, cuma gara - gara KPOP dia rela nggak tidur." Manda geleng - geleng kepala.
"Kita biarin aja dia, nanti kalau guru udah masuk baru kit bangun kan dia." Kata Ulan.
"SELAMATTT PAGIIII.." teriak Jepri
"Apaan sih, Prik, brisik tau nggak." kesel Manda.
"Lo nggak lihat, Sari lagi tidur!" Seru manda lagi.
"Tidur? Pagi gini?" tanya jepri kaget. Dia pun menghampiri bangku Sari dan mengecek kebenarannya.
Jepri hanya menggeleng melihat wajah sari yang senang terlelap. " Masya allah, tidur aja dia cantik banget, gimana gue nggak cinta coba." gumam Jepri menatap wajah Sari.
Jepri mendudukkan tubuhnya di bangku sebrang mejanya Sari dan dia ikut merebahkan kepalanya di atas meja menhadap ke Sari.
"Ya Allah, sungguh indahnya ciptaanmu ini." pujia Jepri dalam Hati.
____
Pukul 10.30 Sari terbangun dari tidur panjangnya, dia merasakan leher dan bandanya kaku semua. Bagaimana tidak, dia tertidur sangat lama dengan posisi duduk lagi.
Sari melihat ke sekeliling kelas, dia tidak menemukan siapa pun. " Loh mereka belum juga datang, perasaan gue tidurnya cukup lama deh" gumam Sari heran
Dia melirik jam tangannya, dan betapa kagetnya dia saat melihat jam menunjukkan pukul 10.30.
"Buset, udah jam segini? "
"Berarti sepanjang pelajaran gue tidur dong?"
"Ulan dan manda kemana sih, kok mereka nggak bengunin gue?" tanya Sari.
Dia mengeluarkan ponselnya dan mengechat kedua sahabatnya itu.
CIWI2 CUANTIK
^^^Kim Sari |^^^
^^^Kalian dimana?✔️^^^
Ulan salim|
Lo udah bangun?
^^^Kim Sari|^^^
^^^Udah, Diamana?✔️^^^
^^^Kok, kalian ninggalin gue?✔️^^^
Manda Joe|
Kita di kantin
Sini, buruan!
^^^Kim Sari|^^^
^^^Meluncur,✔️^^^
^^^Pesenin, gue makanan!✔️^^^
Ulan Salim|
Ok😉
Sari pun menutup ponselnya dan merapikan dandanannya. Kemudian i berlalu pergi meninggalkan kelas, menyusul kedua sahabatnya.
Sesampainya di kantin Sari mencari keberadaan kedua sahabatnya. Saat melihat keberadaan Ulan dan Manda. Sari bergegas berjaln menghampiri mereka.
Bugh!
Karena terlalu tergesa - gesa, Sari tidak memperhatikan jalannya dan tanpa sadar ia menabrak seseorang. Sari hampiri rejatuh, dan untungnya orang tersebut menahan tubuhnya. Sari yang awalnya sudah menutup matanya.
"Kok, nggak sakit?" tanya Sari.
Dengan perlahan ia membuka kedua matanya, dan dia sangat kaget saat melihat Vicky yang sedang menahan tubuhnya.
Untuk sesaat mereka saling pandang. Tapi sesaat kemudian, Vicky pun berucap.
" Makanya kalau jalan mata tu di pake." ucapnya.
" Gue.."
"Untung gue, cepat bisa nahan lo, kalau nggak. Kasihan tu ubin ketimpa badan lo yang berat ." ujar vicky.
"Yang nyuruh lo, nolongin gue siapa?" tanya Sari yang hendak berdiri tegak.
"Yaudah." Denga tak berperasaannya, Vicky melepaskan tangan Sari
Bugh!
"Aw.." teriak Sari, yang merasakan sakit di bagian bokongnya.
"Hais, rese banget sih lo!!" geram Sari berusaha berdiri."
Tanpa memperdulikan ucapan Sari, Vicky pun berlalu meninggalkan Sari
"Lo, nggak apa - apa Sar?" tanya Manda dan Ulan. Mereka pun membantu Sari untuk berdiri.
"Nggak, gue nggak apa - apa kok." ucap Sari sambil melayangkan tatapan tajam kearah Vicky.
____
"Sar, hari minggu besok kita jalan , yuk" ajak Jepri.
"Ogah, gue malas" jawab Sari
"Kenapa? Ayolah, Sari sekali - kali jalan bereng gue" kata Jepri,
"Jepri, sayang. Sari itu emang nggak pernah mau keluar kalau hari minggu." kata Manda.
" Iya gue tau, tapi kenapa?" tanya Jepri.
"Karena, dia sangat sibuk"
"Lo, kerja Sar?"tanya Jepri lagi
Sari hanya menganggukkan kepalanya.
"Kerja apa?"
" Kerja gue sangat berat dan membutuhkan usaha yag begitu besar."jawab Sari, memeluk lengan Ulan
" Udah ah, yuk cabut gengs" kata Ulan.
Mereka pun pergi berlalu meninggalkan Jepri yang sedang kebingungan.
"Kayaknya, Jeprik benaran naksir deh sama lo, Sar." kata Ulan.
"Udah biarin aja." jawab Sari males.
"Yaelah Lo ,Lan. Kaya nggak tau Sari aja. Dia mana open sama hal yang berhubungan dengan perasaan" kata Manda.
"Cari makan yu, laper banget. Gue" ucap Manda lagi.
"Cuuuussss!!" seru Sari dan Ulan
Ting!
Sari mengeluarkan ponselnya dan melihat siapa yang mengechatnya.
"Bunda?" gumam Sari, ia pun mebaca pesan dari bunda nya itu
Ai, Kamu dimana? Cepat datang ke rumah sakit XXXX!!!
Sari pun menghentikan langkahnya.
"Kayaknya, gue nggak bisa ikut deh." ucap Sari
"Lah, kenapa?" tanya Manda dan Ulan.
"Gue ada urusan, kalian pergi aja. Gue duluan ya" ucap Sari dan berlari meninggalkan kedua sahabatnya yang menatap Sari dengan bingung.
"Kenapa sih, dia nggak pernah mana menceritakan masalahnya sama kita?" kata Manda
"Padahal kita udah sahabatan dari SMP." sambung Ulang.
"Udalah, yuk" ajak Manda.
____
Sari sampai di rumah sakit yang alamatnya di kirim oleh mama nya tadi. ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi bundanya.
"Hallo, assalamualaikum bunda." ucap Sari
"Waalaikumsalam" jawab bunda
"Bunda, di mana? Sari udah di lobi rumah sakit."
"Iya, tunggu di situ, bentar bunda jemput."
"Iya, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Sari menyimpan kembali ponselnya, dan memilih untuk duduk di kursi tunggu yang tersedia di sana.
"Ini kenapa sih, siapa yang sakit?" gumam Sari sedikit khawatir.
"Apa Kakek atau nenek yang sakit?"
"Tapi kan nggak mungkin juga di bawa kesini, rumah sakit di sanakan lebih canggih - cangih." gumamnya lagi.
" Apa, ayah yang sakit?" itu nggak mungkin lagi, karena pagi tadi ayahnya terlihat sangat baik - baik saja. Sari sibuk memikirkan kemungkinan siapa yang sedang di rawat di rumah sakit ini.
"Kenapa Sih, bunda nyuruh aku kesini." gumam Sari.
"SARI!!" panggil seseorang, Sari pun menoleh ke sumber suara dan ia mendapati sang bunda yang sedang berjalan menghampirinya.
"Bunda," Sari berdiri dan mendekati bundanya.
"Siapa yang sakit, bund?" tanya Sari tergesah - gesah.
"Ayah" jawab Bunda
Deg!!
"Ayah? Sakit apa? Kok bisa?" tanya Sari mengerutkan keningnya.
"Tadi ayah mengalami kecelakaan, "
"APA? Tapi kenapa, bunda baru ngabarin sari, Sih?" tanya Sari
"Bunda, nggak mau bikin kamu khawatir , sayang,"" ucap bunda memeluk sari.
"Udah kamu jangan banyak tanya, sekarang ayo kita keruangan ayah" kata Mia.
Sari mengangguk, dia ingin menangis sekarang. Tapi dia tidak akan melakukan hal itu. Karena dia tidak ingin membuat bundanya tambah khawatir. Sari bisa melihat betapa rapuhnya bundanya saat ini.
...****************...
Jangan lupa Like dan komennya ya guys, kalau bisa sih di vote ya kan tapi aku gak maksa kok. Gak vote juga gak apa - apa, yang penting kalian udah mau dukung karya yeoja.
Terimah kasih💜
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!