Kyrana membuka matanya perlahan. Samar-samar, ia melihat seseorang yang duduk disamping ranjangnya.
Kyrana mengucek matanya untuk memperjelas pengelihatannya.
" Kamu sudah sadar nak? Apa yang kamu rasakan sekarang?" tanya Faysa dengan senyum manisnya.
" Sa...saya baik-baik saja. Tante siapa?" tanya Kyrana pada wanita disampingnya yang masih terlihat cantik dan berwajah keibuan.
" Nama Tante Faysa. Tante adalah mamanya Gafa."
Kyrana terlihat kaget mendengarnya. Ia langsung menunduk tak berani menatap wajah ibu Gafa yang terlihat kalem.
Faysa yang melihat gelagat aneh Kyrana langsung menggenggam tangan gadis tersebut.
" Kamu nggak usah takut nak. Justru Tante mau minta maaf karena anak Tante udah bikin kamu kayak gini. Setelah ini kita akan bicarakan semuanya. Sekarang Tante akan panggil dokter dulu buat kamu."
Faysa beranjak dari duduknya dan tak lama ia kembali bersama seorang dokter. Dokter tersebut langsung memeriksa keadaan Kyrana.
" Gimana dok keadaannya?"
" Nona Kyrana baik-baik saja. Setelah ini bisa langsung dibawa pulang Nyonya," ucap dokter tersebut dengan senyum ramahnya.
" Terima kasih ya dok. Kalau begitu saya akan bersiap-siap."
Faysa segera menyelesaikan administrasi sebelum membawa Kyrana pulang.
" Ayo nak kita pulang."
Kyrana hanya diam karena ia tak tahu harus pulang kemana. Ia tak ingin pulang kerumahnya, ia takut bertemu dengan ayahnya yang telah begitu tega menjualnya.
" Kamu nggak usah bingung. Tante akan membawa kamu seuatu tempat yang aman buat kamu."
Kyrana hanya mengangguk pelan. Ia tak tahu lagi harus bagaimana.
Didalam perjalanan, Kyrana hanya diam saja. Bukannya ia tak sopan pada Faysa, tapi ia bingung karena dia sendiri tengah bermasalah dengan anak dari wanita yang berada satu mobil dengannya.
Kyrana tak sadar jika mobil yang ditumpanginya sudah berhenti. Kyrana turun dan ia begitu takjub dengan bangunan elit yang dilihatnya.
" Ayo nak kita turun."
" Iya Tante."
Kyrana mengikuti langkah Faysa hingga mereka berada dilantai 12.
Faysa membuka pintu kamar bertuliskan nomor 2. Faysa menggandeng tangan Kyrana dan mengajaknya masuk kedalam.
Mata Kyrana menjelajah ruangan yang terlihat begitu mewah.
" Ini rumah Tante?"
" Bukan, ini apartemen punya Gafa. Untuk sementara kamu bisa tinggal disini."
" Apa Tante? Saya tinggal disini?" tanya Kyrana tak percaya.
" Sudah, kamu tidak perlu bingung begitu. Kamu istirahat saja dulu, besok baru kita bicarakan semuanya. Oh ya kalau kamu mau mandi, Tante sudah siapkan beberapa baju dilemari buat kamu. Dikulkas juga ada beberapa bahan makanan yang bisa kamu olah. Kalau begitu Tante pamit ya karena om sudah menunggu untuk makan siang bersama."
****
Gafa begitu kesal begitu menerima kabar jika Kyrana kini tinggal diapartemen miliknya. Dengan kasar, Gafa memencet beberapa tombol hingga pintu apartemennya terbuka.
Gafa mengedarkan pandangannya namun tak menemukan keberadaan Kyrana. Ia pun berjalan kearah kamarnya dan melihat sehelai baju perempuan tergeletak dikamarnya.
Kurang ajar! Bahkan dia berani memakai kamarku sembarangan.
Gafa mengepalkan tangannya sambil berjalan kearah kamar mandi yang pintunya tampak terbuka.
Gafa melotot saat melihat seorang gadis yang sedang berendam santai dibath upnya. Gafa menarik tangan Kyrana hingga membuat gadis itu kaget.
" Apa yang kamu lakukan disini?"
" Gafa. Bagaimana kamu bisa masuk?"
" Ini apartemenku jelas saja aku bisa masuk!"
" Lepaskan tanganku Gaf dan keluarlah!" Teriak Kyrana takut karna saat ini tubuhnya sedang polos tanpa sehelai benang pun.
Gafa yang menyadari hal itu langsung memindai tubuh Kyrana dari atas sampai bawah.
" Gaf jangan memandangku! Cepat lepaskan aku," ucap Kyrana memohon.
Gafa menarik Kyrana keluar dari bath up secara paksa. Ia membanting tubuh Kyrana keranjang besarnya.
" Gaf, kumohon jangan lakukan apa pun padaku," ucap Kyrana sambil bergerak mundur.
Gafa menundukkan wajah hingga keningnya menyentuh kening Kyrana.
" Kau tidak lupa kan kalau aku sudah membelimu."
Gafa segera membuka seluruh baju dan celana yang dipakainya. Sebenarnya tadi ia bermaksud mengusir Kyrana dari kamarnya namun ia malah disuguhi suatu pemandangan yang baru kali ini ia lihat.
Dengan leluasa, Gafa menciumi seluruh tubuh Kyrana. Apalagi aroma vanila yang menempel ditubuh Kyrana makin membuat hasratnya naik.
Kyrana akhirnya hanya bisa pasrah apalagi kondisi tubuhnya yang masih terasa lemah. Dengan pasti Gafa mengarahkan miliknya kearah pusat Kyrana hingga membuat Kyrana menjerik kesakitan.
Ia sampai mencengkram sprei dengan kuat karna menahan rasa perih yang menusuknya. Gafa meraih memalingkan wajah Kyrana kearahnya.
" Ini kan yang kamu inginkan?" tanya Gafa sambil menggerakkan tubuhnya.
Kyrana menggigit bibir bawahnya. Ia menangis tanpa suara. Hilang sudah mahkotanya ditangan lelaki yang sudah tiga kali melecehkannya.
Bersambung.....
Gafa menjatuhkan tubuhnya disamping Kyrana setelah melakukan pelepasan. Ia memandang Kyrana yang langsung menutupi tubuhnya dengan selimut sambil memunggunginya.
Ia melihat tubuh itu bergetar tanpa mengeluarkan suara.
" Udah, kamu nggak usah nangis. Toh aku juga sudah membelimu," ucap Gafa tanpa beban.
" Kenapa kamu lakuin ini ke aku Gaf padahal kamu membenciku?"
" Yah, tapi saat melakukannya tadi ternyata rasanya sangat nikmat. Lagi pula setelah ini kita akan menikah."
" Apa? Menikah?" ucap Kyrana kaget yang spontan membalikkan badannya hingga menampakkan dua benda mungil miliknya."
Gafa menelan ludahnya namun ia mencoba menahan diri. Ia khawatir jika melakukannya lagi akan membuat Kyrana hamil.
" Tutup dadamu itu dan jangan menggodaku lagi! Aku pergi karna aku ada janji dengan Tifana dan ingat jangan memakai kamarku atau aku akan melakukannya lagi!"
Gafa segera membersihkan diri untuk menemui Tifana. Di dalam kamar mandi, Gafa mengingat kejadian yang barusan ia lakukan dengan Kyrana. Ia sendiri heran, padahal selama ia berpacaran dengan Tifana ia tak pernah melakukan kontak fisik berlebihan selain hanya berpelukan. Lalu bagaimana bisa ia melakukan hubungan badan dengan Kyrana.
Pasti dia sengaja bertelanjang untuk menggodaku dan sialnya ia berhasil. Dia juga pasti berdrama seolah dia adalah korban perkosaan.
Gafa keluar dari kamar mandi namun ia melihat sudah tak ada Kyrana diranjangnya. Ia mencari Kyrana keseluruh ruangan namun ia tak menemukannya.
" Ky, dimana kamu? Cepat keluar!"
Gafa terlihat frustasi karena tak bisa menemukan Kyrana didalam apartemennya.
" Hah jangan-jangan ia kabur! Aku harus menemukannya atau papa akan semakin marah padaku," ucap Gafa lalu menyambar kunci mobil diatas meja.
Sementara itu diluar sana, Kyrana terlihat berjalan digang sempit. Ia kabur dari apartemen Gafa setelah lelaki tersebut memperkosanya. Bahkan tanpa beban, Gafa berkata akan pergi menemui kekasihnya setelah memperkosanya.
Sesekali Kyrana menolehkan kepalanya berharap bahwa Gafa tak akan menemukannya. Seharusnya ia pergi saja dari kota ini dan memulai kehidupannya yang baru. Namun nasi sudah menjadi bubur. Semua tak bisa ia ulang lagi dari awal.
Kyrana memegang perutnya yang terasa perih. Bukan hanya perut, tapi pusat tubuhnya juga merasakan hal yang sama namun ia coba untuk menahannya.
Bugg
Kyrana menabrak seseorang hingga tubuhnya terjatuh.
" Kamu nggak apa-apa?" tanya seorang lelaki yang ditabrak Kyrana sambil mengulurkan tangannya.
Kyrana menyambut uluran tangan itu karna memang dia butuh bantuan.
" Maaf, aku tadi yang jalannya ngawur sampai menabrak kamu."
" Kamu sakit? Wajahmu kelihatan pucat sekali?" tanya lelaki itu khawatir.
Kyrana menggelengkan kepalanya sambil menunduk.
" Jangan takut sama aku, aku nggak ada niat jahat kok. Oh ya kebetulan rumahku disekirar sini. Mampirlah, aku lihat keadaanmu sedikit kacau."
" Terima kasih tapi tidak perlu. Aku tidak mau merepotkanmu dan keluargamu nanti."
" Aku hanya tinggal dengan nenekku lagi pula aku yang menawarimu jadi jangan merasa seperti itu. Oh ya boleh tahu namamu?"
" Namaku Kyrana."
" Ehmm nama yang bagus. Oh ya kenalkan namaku Yandri."
Kyrana menyambut uluran tangan itu sambil tersenyum manis. Mereka berjalan hingga tiba disebuah rumah sederhana yang terlihat nyaman.
Yandri mempersilahkan Kyrana masuk. Ia masuk kedalam lalu keluar lagi sambil membawa segelas susu hangat dan semangkuk bubur kacang hijau.
" Makanlah Kyrana, tidak perlu sungkan."
Kyrana segera menyantap sajian yang diberikan Yandri hingga tandas.
" Terima kasih Mas Yandri."
" Sama-sama. Oh ya kamu dari mana? Sepertinya aku belum pernah melihatmu dan tadi aku lihat kamu seperti sedang ketakutan. Apa kamu baru saja mengalami tindakan kejahatan?"
Kyrana diam karna tak tahu harus menjawab apa. Ia tak mungkin mengatakan apa yang baru saja ia alami pada orang yang baru beberapa menit ia kenal.
Bersambung......
Gafa terlihat gelisah saat menemani Tifana yang sedang memilih boneka. Tifana terlihat sedikit kesal melihat Gafa yang terlihat tidak fokus saat bersamanya.
" Kamu lagi mikirin apa sih Gaf? Dari tadi kelihatan nggak tenang?"
" Ngg....nggak mikirin apa-apa kok Fan. Ehmmm tadi mama kayak kurang enak badan gitu, makanya aku jadi kepikiran," jawab Gafa bohong.
" Hah jadi tante Faysa sakit? Ya udah kita pulang aja. Lagi pula selama aku kesini aku belum pernah bertemu dengan orang tua kamu."
" Nnnggg...kayaknya nggak bisa sekarang deh Fan. Gimana kalau aku anter kamu pulang sekarang?"
" Terus bonekanya?"
" Tunggu aja, pokoknya besok siang akan ada boneka yang dianter ke apartemen kamu."
Akhirnya Tifana setuju pulang walau pun sebetulnya ia belum puas berkencan dengan Gafa. Gafa melihat raut kekecewaan diwajah Tifana yang membuat ia merasa bersalah.
Maaf ya Fan jika aku mengecewakanmu. Aku sayang kamu, aku nggak bermaksud mengkhianati kamu.
Gafa mengantar Tifana sampai didepan pintu. Ia memutar tubuh Tifana hingga menghadap kearahnya.
" Kamu jangan marah ya," ucap Gafa sambil mengelus pipi Tifana.
" Aku nggak marah Gaf, hanya saja aku merasa akhir-akhir ini kamu berbeda. Dulu disaat kita berjauhan, aku merasa hati kita dekat tapi disaat kita bisa bersama justru aku merasa kamu jauh," ucap Tifana sambil menunduk.
Gafa mengangkat dagu Tifana lalu memperhatikan wajah cantik kekasihnya.
" Maafkan aku ya? Aku memang bukan yang terbaik untuk kamu."
" Aku hanya takut kehilanganmu Gaf. Kamu tahu kalau aku sangat menyayangi kamu."
" Aku mengerti. Aku juga sangat sayang sama kamu. Ya sudah sana kamu masuk."
Setelah mengantar Tifana pulang, Gafa segera mencari Kyrana kembali. Ia terus berputar- putar hingga merasa lelah.
Hah sebenarnya kemana dia pergi? Tapi bagus juga ya dengan begitu pasti pernikahan kami akan dibatalkan. Aku tinggal bilang saja ke mama papa kalau Kyrana kabur dengan membawa uangku. Aku hanya tinggal menyusun rencana yang matang supaya tidak ketahuan papa.
***
Yandri tersenyum melihat interaksi Kyrana dengan neneknya yang terlihat akrab padahal mereka baru saja bertemu.
" Nek, nenek istirahat dulu. Ini sudah malam."
" Tapi nenek masih mau mengobrol sama Kyrana. Nenek senang ada Kyrana disini karna dari dulu nenek juga pengen cucu perempuan."
" Iya nek, besok lagi ya. Sekarang nenek tidur dulu."
Setelah dibujuk, akhirnya nenek Rumi mau tidur. Yandri mengajak Kyrana duduk diruang tamu.
" Maaf ya Ky, gara-gara nenekku kamu jadi disini sampai malam."
" Tak apa Mas, aku juga senang bisa ngobrol sama nenek. Aku jadi merasa punya ibu lagi."
" Ya sudah, gimana kalau aku anter kamu pulang?"
Yandri cukup lama menunggu jawaban dari Kyrana yang masih diam.
" Ky." Panggil Yandri pelan.
" Ak....aku nggak tahu harus pulang kemana Mas. Mas Yandri nggak perlu nganterin aku pulang."
Yandri kaget dengan jawaban Kyrana.
" Ky, bukannya aku ingin ikut campur tapi sebenarnya apa yang terjadi dengan kamu?"
" Hiks...hiks...hiks...Ayah udah ngejual aku ke club malam karna aku dipecat dari pekerjaan. Aku nggak mau pulang Mas, aku takut," ucap Kyrana lirih.
" Ya ampun Ky bagaimana bisa ayah kamu tega berbuat seperti itu padahal kamu adalah anaknya yang seharusnya ia lindungi," ucap Yandri tak percaya.
" Beliau adalah ayah tiriku. Sikapnya makin berubah setelah ibuku meninggal."
" Ya sudah Ky, kamu bisa tinggal disini. Kamu bisa pakai kamarku biar aku tidur didepan TV saja."
" Aku nggak ingin jadi beban kamu dan nenek mas."
" Aku nggak merasa seperti itu lagi pula kamu denger sendiri kalau nenek sangat menyukaimu. Ya sudah kamu juga istirahat kamu pasti capek."
" Terima kasih ya Mas, aku nggak akan lupain kebaikan mas Yandri."
" Iya sama-sama. Ya sudah tidurlah, selamat malam."
Perlahan Kyrana merebahkan dirinya. Ia bersyukur, ditengah musibah yang menimpa dirinya. Ia masih dipertemukan dengan orang baik.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!