NovelToon NovelToon

UJIAN MENJELANG PERNIKAHAN

bab 1 teman yang tak pernah dekat

...Aku nina kuliah di Surabaya sedang menjalani skripsi, tapi saat aku semangat sekali menjalani skripsinya, aku mendengar kenyataan pahit, bahwa ayah yang sangat aku sayangi mengidap kanker paru paru, banyak waktunya di gunakan menemani ayahku menjalani pengobatan, aku dan kakak perempuanku bernama rahma selalu bergantian menemani ayah, banyak waktu yang tersita hingga aku mundur sidang skripsi di semester depan, aku dan mbk rahma yang menjaga ayah sedangkan mas aldi dan mas fikri menjalankan usaha di jakarta dan mbk kiki ikut suaminya di banten, ya dari 5 anak ayah dan ibu cumak aku dan mbk rahma yang bisa jagain....

hingga suatu hari ayah meninggal, aku sangat terluka aku masih membutuhkan ayah untuk bersandar namun kini dia telah pergi, aku patah hati karena di tinggalkan lelaki yg pertama aku cintai, kesedihan ini pun di rasakan semua keluarga ku, kami sangat terpukul kehilangan sosok yang menceriakan suasana rumah.

ibu menangis dan terus menangis hingga dia merasa matanya buram akhirnya kami bawah ke rumah sakit mata di Surabaya, cobaan lain menghampiri kami, mata ibuku di fonis buta sebelah yang sebelah kanan masih bisa melihat namun tidak jelas kesedian ibu membuat saraf matanya putus, masih bersyukur mata sebelah kanan masih bisa melihat hanya perlu dukungan cahaya berlebih.

di dalam kesedihannya nina sudah tak berniat lagi melanjutkan skripsi tiap ke kampus dia hanya malaz, sahabat sahabatku kuatir dengan perbedaan sikapku, yang biasanya ceria, semangat, ambisius sekarang entah kemana itu semua, biasanya berpakaian menarik dan dandanan natural terlihat di wajahku, kini aku malas menyapukan bedak di pipiku, malas memakai lipstik, mereka semua melihatku aneh tapi aku tak ambil pusing dengan semua itu

"nin kamu kok jadi begini sih, ayo lah semangat" ucap mery sahabat ku yang selalu ada bersamaku

"iya nina, ayo semangat ojok sedih terus" sahut dini sahabatku yang baik hati

"ayo lah ndut semangat, ayo jalan jalan lagi" anton membujukku

aku hanya tersenyum yg tak mengembang sempurna pada mereka, biasanya q heboh kalau di panggil gendut

fariz si kepiting jumbo pun ikut menghiburku "ayo tak traktir wes" mentang lagi bulan puasa sok sokan nantang traktir

"ayo" jawabku singkat sambil berdiri walau ku tau dia belum tentu pegang uang, karena aku pingin minum dan aku yakin cuma fariz yang gk puasa, begitu juga meri karena meri Kristen

tapi ternyata mereka semua ikut ke kantin bersamaku aku merasa tidak enak karena yang lain puasa, ayah meninggal di hari ke 2 puasa ramadhan dan aku tak puasa karena halangan.

...di kantin kami membicarakan rencana buka bersama 2 hari lagi tepatnya hari sabtu sebagian dari temanku ada yg sudah berkerja yang belum dapat kerja masih setia menemaniku di kampus...

sampai lah di hari sabtu kami berkumpul di angkringan jogja depan kampus saat itu aku mulai bisa bercanda gurau

"ndut wa putra biar datang" menyuruhku wa putra

"haa.. mana aku punya no putra" aku memang tak begitu akrab dengan putra hanya sekedar nyapa aja gk pernah ngobrol walau satu lokasi nongkrong

"masak sih gk punya" nang lain kompak nampak heran

"beneran " aku meyakinkan

"ni aku kasih" kata dini

"kenapa gk kalian aja sih yang wa? kan kalian punya no nya" jawabku

"kan kamu yg paling ahli memancing org buat nongkrong bareng" jawab anton

"akukan maunya cumak mancing azril doank ton"

sengaja membuat azril malu malu kalau di buat GR

"iso ae nina ki" jawab azril dengan logat madura nya

"ya sekarang di coba mancing putra" desakan anton

tak mau berdebat lagi langsung aku wa putra

"assalamualaikum "

tak lama langsung di balas

"walaikumsalam, ini siapa?"

aku langsung ilfil bacanya, uda jelas iku fotoku terpampang d profil

" nina, kamu kok gk ikut bukber, di cari yang lainloh" bersama kukirimkan fto selfie bersama teman teman

"pingin ikut sebenarnya tp masih kerja" balasnya

berawal dari wa itu, dia jadi sering wa aku, sekedar tanya kabar, trus bercanda dan saling menggoda, dan akhirnya dia tergoda

sering mengucapkan selamat berbuka dan tiap sahur saling membangunkan agar tidak terlambat bangun sahur begitu seterusnya sampai lebaran tiba

lebaran itu lebaran terberat bagiku dan keluargaku, karena itu pertama kalinya kami lebaran tanpa ada ayah di sisi kami, lebaran itu terasa suram dan sangat sepi. putra selalu memberikan dukungan, mengisi kekosongan yang ada. seiring berjalannya waktu aku bisa melalui dukaku karena kehadiran putra.

Hingga suatu hari dia menyampaikan niatnya padaku saat aku main dirumahnya, rumahnya sangat sepi karena orang tuanya tidak tinggal di situ, hanya dia dan adiknya saja di rumah itu

"nina aku ingin kita lebih dekat" ungkap putra padaku saat kami duduk di sofa berdua

dari tatapannya aku tahu kalau dia akan bicara seperti itu hanya aku pura pura tak mengerti

"begini" aku bergeser lebih dekat dengannya dalam hati tertawa

"bukan begini maksudku, aku suka sama kamu" dia mencoba menjelaskan

"aku juga suka, sama kamu, sama dini, sama meri, anton, azril dan fariz kalian selalu bikin aku tersenyum bahkan tertawa " ungkapku mengoda putra

"aku maunya lebih dari mereka" protesnya dengan lembut

"gak bisa" jawaban ku ini ambigu kalau dia tidak ngerti dan tidak bertanya mungkin dia menyerah

"knp tidak bisa?" sepertinya dia cari titik terang

"karena kalian sama sama sahabatku, jadi kalian sama beratinya untukku" ku jawab sambil tersenyum

"aku mau jd pacar km, bukan sahabat" ungkapnya dengan tegas

"itu juga tidak bisa" jawabku serius

"knp, kamu bilang kamu gk punya pacar??" dia menatapku

"greeekk" suara gerbang di buka memecahkan suasana serius, dan kami duduk santai kembali

ternyata pembantu dari rumah neneknya mengantar makanan untuk kami. rumah neneknya tidak jauh dan di rumah ini cumak tinggal putra dan adiknya yang bernama pras di sini dua tak punya persediaan apa apa jadi neneknya yang menyediakan, setelah pembantunya pergi aku mencoba mengalihkan pembicaraan.

"hmmm aku lapar, td pagi blm sempat sarapan" ucapku manja seperti pada sahabat ku yang lain

lalu dia ambilkan beberapa menu yang tersedia di meja dan menyuapiku

"enak ya di suapin, mau donk di suapin tiap hari" sambil senyum mengodanya

"mangkanya mau ya jadi pacarku" rayunya

"tidak, aku tidak mau" ucapku tegas

"kenapasi kok km gk mau? dia semakin penasaran

"karena aku mau di suapin tiap hari" jawabku mengodanya

"iya aku suapin tiap hari" dia mulai pasrah dengan jawabanku

aku sengaja mengodanya, dia terus menyuapiku sampai habis, dia tak berkata kata lagi hanya sesekali tersenyum melihatku makan, selesai makan, kami masih duduk berhadapan di atas sofa panjang di rumahnya.

"aku akan melamarmu" ucapnya secara tiba tiba

"apa ?" tanyaku seakan kaget pdhl dari tadi sengaja mengodanya agar hal itu terucap

"iya kalau libur kerja aku mau main kerumahmu di jombang" mencoba meyakinkan

"apa kamu serius?, apa km gk nyesel? kita baru dekat km belum tau aku, km juga blm tau sifat burukku" aku mencoba memastikan

"aku yakin, meski banyak yang bilang kamu bagaimanapun, nyatanya km tidak seperti itu, aku tau krn sebenarnya dari dulu aku suka hanya saja aku tak berani mendekat, hanya memperhatikan " dia meyakinkanku

"tp yang mereka katakan itu benar aku memang seperti itu, itu sifat burukku" kucoba menjelaskan tentang diriku

"walau itu benar aku tak masalah, semua itu masih manusiawi" dia tidak keberatan

"apa kamu benar benar yakin? sebelum jauh sebaiknya kamu fikirkan dulu, aku tak mau saat semua sudah jauh melangkah kamu berubah fikiran" ungkapku memastikan

"aku sangat, sangat, sangat yakin aku sudah memikirkannya sudah lama, jangan di pertanyakan lagi, bilang saja pada ibumu aku mau main kesana, jika ibumu setuju aku akan datang bawah rombongan" ucapnya sambil memegang tanganku meyakinkanku

"jangan serang keluargaku" ucapku sambil tersenyum

"lamaran sayank" ucapnya sambil mencubit pipiku gemas

"ih sayank sayank emang aku siapamu?" ledekku

"siapaku ya? sambil memegang kening

akupun tertawa melihat dia binggung akan status kami, pacar bukan lamaran jg belum hanya teman jauh yg dulunya tak pernah ngobrol walau tempat kumpul kami sama di gazebo kampus dengan teman" yg sama, emang aku dulu sangat cuek jika tak dekat denganku mana pernah aku menganggap mereka yang lain ada.

Bab 2 kedatangan putra ke rumahku

Aku tak tau kapan putra libur kerja, karena memang tak pernah pasti liburnya, hanya 1 hari dalam seminggu, pagi itu aku putuskan untuk membeli ikan hias di pasar untuk mempercantik aquarium baru yang di belikan kakakku, saat aku sedang asik memilih putra telp seperti biasa aku angkat dengan suka cita karena memang lagi dekat dan seneng aja gitu tiap telp dan wa bercanda dan mengodanya

"nina rumahmu yang mana? aku di sekitar rumah kamu" ucapnya di telp

"ha... , yang bener?" heran, kaget, seneng bercampur di fikiranku

gk nyangka dia serius secepat ini pingin kenalan dengan keluargaku, jauh jauh ke jombang, dan aku sedang gk di rumah.

"iya bener" dan aku mendapat kiriman lokasi dia berada, benar dia di jalan depan rumahku

"aku kira gk hari ini, jadi aku keluar, ya uda tunggu 10 menit ya" ucapku segera pulang

"iya kan aku tadi pagi uda bilang otw ke jombang" sahutnya

"aku kira bercanda, ya uda tunggu, assalamualaikum" ucapku mengakhiri pembicaraan

"walaikumsalam" darinya langsung aku tutup telpnya, dan bergegas tancap gas pulang karena jarak cukup jauh.

...****************...

sesampainya di depan rumah aku melihat ada mobil terparkir di seberang jalan, waktu aku lihat keluar putra dari mobil itu menghampiriku, lalu ku suruh parkir di depan rumah saja, ternyata dia datang tak sendiri, bersama omnya yang umurnya tak beda jauh, setelah mobil sudah terparkir, aku persilakan mereka masuk rumah, kupanggilkan ibu dan kakak kakakku agar ada yang menemani ngobrol ketika aku membuat minuman, setelah aku kembali dengan membawah minuman dan beberapa potong roti, dan seperti biasa mereka langsung meninggalkan kami agar kami punya ruang untuk ngobrol dengan leluasa.

"maaf lama nunggu, td aku masih di pasar ikan" aku memulai pembicaraan

"iya gapapa, gk terlalu lama kok" jawab putra

"mangkanya bilang dulu kalau mau datang, ni di cicipi dulu "sambil menyodorkan makanan ke putra dan kakaknya

"gk usah repot, keluarkan semua" sahut omnya putra mengoda

trus kami ngobrol cukup lama, dengan bahasan hal hal gk jelas ngalor ngidul, sesekali aku tinggalkan mereka berdua karena di ruang tamu yg lain ada tamu dari jauh yang uda seperti sodara sendiri namanya mas Juned

"siapa nin di depan? pacarmu kok uelek elek (jelek jelek)" sengaja mengodaku biar aku malu

"bukan mas cumak tenan biasa, teman kuliah kebetulan lewat katanya jd mampir" sahutku menutupi

"oh, golek pacar ojok elek mosok mas e ganteng ganteng pacarmu elek" masih aja trus mengoda ku, mas juned itu sahabat kakak ku rumahnya jauh di Jember tp sering banget main ke jombang jd seperti keluarga.

"siap masku , aku temui temanku dulu ya mas"

sambil berjalan kembali menemui putra

...****************...

"maaf ya lama" sambil duduk kembali

"iya gapapa, gimana kalau kita jalan jalan mumpung main ke jombang" ucap omnya putra

"iya gpp mas mau jalan jalan kemana?"

"kemana ya enaknya yanti?" tnya putra

Akhirnya kami sepakat jalan jalan ke simpang lima gumul kediri, dan kami pun berpamitan dengan keluargaku, dan berangkat agar tidak terlalu malam pulangnya.

selama perjalanan kami ngobrol bertiga agar lebih mengenal dengan keluarganya, dan sering omnya tanya tanya tentang keluargaku, sering bicarakan pekerjaan kami karena aku juga punya beberapa usaha yang kurintis sendiri,

sampai di sana kami jalan jalan sambil ngobrol, beli jajanan dan cari tempat makan trus foto di simpang lima gumul sambil bercanda canda padahal itu pertama kalinya aku jalan sama mereka.

saat itu aku unggah foto ku berdua dengan putra tp aku tutup wajahnya dengan emoticon agar teman teman penasaran siapa dia, banyak juga ternyata yang kepo dengan hidupku baru beberapa menit sudah banyak banget yang komentar.

"cie siapa tu yang di tutupin" salah satu komen dari teman baikku

"kayaknya aku tau dia siapa" komen dari teman kuliah

"hayo siapa kalau tau??" jawabku

"ada dech pokoknya aku kenal" jawabnya

"ih sok kenal mungkin" jawabku

dia kirimkan emotikon mengejek

"wah aku cerumbu ni aku ajak jalan gk pernah mau tiba tiba jalan sama laki laki lain" komen dari salah satu yang aku gk pernah tangepin

"maaf mas ya" jawabku

"cie yang lama jomblo akhirnya nyerah juga" dari sahabat sma ku lia

"gimana gk nyerah kalau dia langsung ke ibuku" jawabku cengengesan

"alhamdulillah traumanya uda ilang" dari sahabatku tika

"belum sebenarnya cmk mencoba menghadapi doain ya"

setelah jawab semua komen sahabatku muncul komen dari putra

"siapa itu nina?" pura pura tidak tahu

"siapa ya, enaknya siapa ini?" jawabku ganti bertanya

"hemm tak lempar dari sini kamu entar" jawab teman kuliahku tadi

"he jangan rusuh di sini wkwkwkwk" aku dan putra ketawa ketawa melihat komen dari teman teman kita

"ya udah dech aku pura pura gk tau aja biar kalian seneng" jawab teman kuliahku

"biarkan semua tahu pada waktunya biar supris" sengaja mengubah kata biar lucu

" btw siapa si itu?" putra masih pura pura

"yang biasanya main game sama aku sekarang gk pernah lagi karena sibuk mengejar nina" jawab teman kuliahku lagi

"maaf ya gara gara aku kamu jd gk di teman i main, nanti aku tegur dia biar main lagi sma kamu" jawabku sambil tertawa

"gk usah, biarin dia kejar dulu nanti kalau uda bosen juga cari aku lagi" jawabannya seketika membuat raut wajahku berganti murung

"km kenapa?" putra yang sadar akan perubahanku langsung cek komen

"aku gk kayak gitu, aku akan terus teman i kamu" senyumku berkembang kembali. dari tadi omnya cumak makan trus sambil ngoce gk jelas sesekali dia menyarankan kita beli camilan dan foto berdua.

putra ingat di rumah ada tamu dan ingin membelikan ibu sesuatu, akhirnya kami jalan mencari makanan untuk di bawah pulang tepatnya untuk keluargaku.

beberapa makanan sudah terbungkus dan kami bersiap pulang kami menuju parkiran mobil, mereka duduk di depan dan aku duduk sendiri di belakang sambil mendengarkan lagu dan percakapan mereka.

sampai di rumah putra dan omnya langsung pamitan karena memang sudah malam, dan besok mereka juga harus berkerja. di jalan pun dia masih wa aku berbasa basi menanyakan makanannya ibu suka atau tidak, kakak kakak ku suka atau tidak. sampai di rumah dia pamit untuk tidur karena besok harus berkerja di hari ini sangat membuatnya lelah karena perjalanan yang cukup jauh.

bab 3 masa lalu yang muncul kembali

pagi itu aku bangun lebih awal, setelah sholat subuh aku duduk di balkon menikmati indahnya pagi, sambil membalas wa dari putra, ya kami semakin dekat tp aku hanya sebatas suka aku belum terlalu jatuh cinta, memang kubatasi perasaan agar aku tidak sakit lagi, karena belum tentu keluargaku merestui, karena aku belum bilang ke ibu niatan putra padaku, rencananya pagi ini aku bicarakan.

" pagi nina"

"pagi ganteng"

"gimana jd kapan mau ngomong sm ibu, gimana kalau aku aja yang ngomong sm ibu?

"emang berani?" aku mengodanya

"berani donk demi kamu, aku selalu berani dan siap" selalu bikin aku baper tp mlh bikin ketawa

"uda jgan gombal, aku siap siap ke kampus dulu" ke kampus janjian sm teman teman

"mampir k rumah ya, aku tunggu " kata putra sebelum aku otw ke surabaya

seperti itulah rutinitasku sering sekali jombang surabaya kadang capek, kadang juga malas mau berangkat kuliah, karena perjalanan naik motor selama 2 jam dan kadang sudah jauh jauh dosennya yg gk masuk, pernah aku berangkat pagi pagi kehujanan sampai disana uda kering tp waktu sampai parkiran bertemu dosen mata kuliah saat itu.

"bu ada kelaskan sekarang?" tanyaku

"maaf nina ibu ada jadwal pertemuan ada tugas di meja saya silakan ambil" sambil mengambil motor dia berpamitan

"ya bu aku uda jauh jauh dari jombang, kehujanan sampai kering lagi, kenapa gk bilang dari semalam bu, kn cumak kelas ibu hari ini" protesku ke dosen itu

"iya maaf sekali ya, baru tadi pagi soalnya dpt telp ada pertemuan" alasan dosenku

" ya udah deh aku pulang aja lg" sambil siap siap gunakan jaket sarung tangan dan helm lagi

" maaf ya nina" wajahnya sangat merasa bersalah

itu pengalaman kekecewaanku saat sudah berkorban banyak tapi tak ada hasil, sejak saat itu sebelum berangkat aku selalu konfirmasi dulu dengan dosen dan teman temanku

tp saat ini tidak ada kelas hanya mau nongkrong sama sahabat sahabatku janjian bertemu di kampus dulu.

saat mau berangkat pasang headsed dan helm biar gak ngantuk di perjalanan aku biasa dengerin lagu, tp beda dengan sekarang sekarang putra telp jadi perjalanan ku sambil ngobrol dengan putra. dia meminta aku mampir ke rumahnya dan menunggu teman temanku di rumahnya saja karena rumahnya juga dekat dengan kampus.

sesampainya di sana aku konfirmasi dulu teman temanku agar ke rumah putra, lalu aku dan putra ngobrol ngobrol, sambil nunggu teman teman, membahas rencana kedepannya, keseriusannya krna jujur saja aku ragu jika secepat ini

"nanti aku aja yang ngomong sm ibu" pintanya

"yakin berani? kalau ibu gk setuju gimana?" mencoba memberikan gambaran

"kalau ibu gk setuju ya aku akan berusaha agar ibu setuju" jawabnya penuh keyakinan

"gimana caranya?" aku sangat penasaran kenapa dia seyakin itu

"ada dech" membuatku jengkel

"jangan jangan kamu mau guna guna ibuku ya?? awas aja kalau berani" lalu kami bercanda ketawa ketawa dan sepertinya dia benar benar menginginkanku, lalu hpnya berdering tampak sebuah nama yang membuatku sangat kecewa

"reta?" ucapku

lalu dia menatapku

"angkat aja" pintaku

saat dia ngobrol entah bicara apa, aku beranjak dari sofa dan tangannya menarikku untuk duduk, lalu dia mematikan telpnya.

"kenapa pergi, kamu yang nyuruh aku angkat telpnya" mempertanyakan sikapku

jujur saja kala itu aku merasa sangat kecewa, cemburu ya mungkin niatku gk pakai hati dulu takut terluka lagi, tp hati ini selalu ikut hingga aku tak bisa mengesampingkannya.

"gk papa lebih baik urungkan niatmu untuk bersamaku, lebih baik aku sendiri dulu" jawabku dengan menahan amarah dan air mata

"km gk percaya? dia cumak mantan, mantan yang ninggalin aku demi pria lain" putra mencoba menjelaskan

"dia ninggalin kamu tp kamu sepertinya masih ada rasa" ku ungkapkan apa yang aku fikirkan

"tidak, aku sudah temukan masa depanku, buat apa lagi nyimpen rasa buat org yg memilih org lain, aku hanya berteman biasa dengannya" menjelaskan itu padaku

"sebaiknya aku pergi, dan tolong jangan hub aku lagi, Aku gk bisa jd pelarian" ucapku padanya sambil melangkah keluar

dan lagi lagi di depan pintu dia menahanku, menahan tanganku dan menangis, pikirku ternyata dia cengeng sekali dan lelaki lemah, aku yang terluka kenapa dia yang menangis, akhirnya aku duduk kembali.

"tolong jangan seperti ini, aku mencintaimu hanya mencintaimu jangan pergi, aku hanya berteman dengannya tidak lebih" sambil jongkok di depanku dia ucapkan itu

"bagiku tidak ada pertemanan dengan mantan kecuali masih ada rasa" jawabku singkat

"aku sudah tidak ada rasa padanya, percayalah"

"kenapa dia menelepon mu?" tanyaku

"dia mintak tolong editkan tugasnya, yang sudah di kirim di email" jawabnya

"jadi dia sering berhubungan denganmu? aku bertanya dengan tenang lebih tepatnya berusaha tenang karena hati ini penuh dengan amarah

"saat mintak tolong aja" jawabnya

"jd kamu masih mau menolongnya, setelah km di tinggalkan" aku semakin kesal

sebelum dia menjawab aku memotong ucapannya

"jujur aku gk tau harus nilai kamu seperti apa, kamu itu baik atau bodoh, km hanya di manfaatkan tp km masih bantu, aku semakin yakin akan mundur saja, karena sikapmu itu, dia akan selalu jadi duri dalam rumah tanggamu, dan aku tidak mau terluka karena orang murahan seperti itu". ku penjelasan seperti apa pandanganku terhadap mereka

"jangan pergi, aku tidak akan berurusan lagi dengannya" mencoba memperbaiki hub kami

"apa buktinya km tidak berhubungan lagi dengannya" aku perlu kenyamanan tak mau di ganggu

"aku blokir semua tentangnya" dia blokir dan menunjukan semua padaku

"kalau aku tau lagi km berhubungan dengan masa lalu, aku pastikan aku tak akan pernah kembali padamu, krn aku jijik dengan orang yg sudah di buang tp masih mengemis pdnya." ungkapku

aku sudah memastikan tak ada akun media sosialnya yang belum di blokir, email pun sudah terblokir.

akhirnya teman temanku datang dan putrapun harus berangkat kerja.

aku pura pura biasa aja di depan teman teman dan semoga di belakangku dia tak membuka blokiran dan menghubungi mantannya kembali.

akupun pergi jalan jalan bersama teman dan putra berangkat ke kantor, aku kalau uda jalan jalan atau nongkrong uda lupa kalau punya masalah karena aku ini bukan tipe pendendam hanya sedikit pemarah saja hehehe, tp setelah itu semua masalah seakan hilang lenyap bersama perginya angin. aku hanya berharap jika dia pria yang tepat agar aku tidak perlu mencari hati yang cocok, saat aku melihatnya aku melihat sosok ayah di dirinya, caranya berpakaian, caranya menyisir rambut dan mambawah sisirnya kemana mana, dan rambut ikalnya hanya perbedaan putra agak gemuk sedangkan ayah kurus susah gemuk.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!