"Maaf kan saya karena tidak bisa mempertahankan kalian" Manager perusahaan menunduk .

Dari wajah nya terlihat penyesalan. Bukan karena mereka tidak becus bekerja, tapi memang keadaan yg membuat nya mau tak mau memecat hampir separuh karyawan nya itu. Karena memang perusahaan nya sudah d ambang kehancuran. Dan tidak mungkin bisa d perbaiki lagi...

"Pesangon dan gaji terakhir kalian sudah saya siapkan,, silahkan ambil d bagian HRD. Terima kasih karena selama ini telah membantu perusahaan ini. Selamat siang" menangguk kan kepala dan segera berlalu dari hadapan karyawan yg selama ini telah membantu perusahaan nya..

Sepeninggal Manager satu persatu karyawan bubar dan meninggalkan ruang rapat..

D wajah mereka terbaca perasaan sedih dan kecewa.

Tak terkecuali Kinara. Wanita imut, dengan tinggi hnya 150cm mulai mengemasi barang barang dmeja kerja nya.

Ia duduk, menyandar kan bahu dan mrmejamkan kedua matanya..

Seraya berfikir akan kerja dimana setelah ini.

Hanya perusahaan ini yg mau menerima nya karena lulusan SMA, itu pun ada campur tangan sahabat nya yg bernama Laila.

Teman dari SMP hingga SMA yg selalu membantu nya, se umur tapi tak senasip karena Laila lahir dari keluarga yg berada, berbeda dengan nya yg lahir dari keluarga sederhana. Bapak yg tak memiliki pekerjaan membuat nya harus menjadi tulang punggung keluarga.

"Aku duluan ya ki" Kinara membuka mata saat Dita menepuk pelan bahu nya..

Ia hanya membalas dengan anggukan di iringi senyum, gigi ginsul nya menambah kadar manis nya..

Dengan langkah gontai ia keluar menuju lobby perusahaan. Membalikkan badan dan sejenak melihat ke belakang perusahaan yg sudah 3 tahun menjadi tempat nya bergantung hidup.

"Selamat tinggal dan Terima kasih untuk 3 tahun belakang ini" lirih nya mulai menjauh..

***

Saat hati gundah gulana pasti kita membutuh kan bahu untuk bersandar dan seseorang yg bisa men dengar semua keluh kesah.

Begitu juga dengan Kinara.. Ia sangat membutuh ksn se seorang saat ini, dan orang yg ia tuju adalah Daniel. Sang pujaan hati..

Dengan mengendarai motor matic nya, ia menuju ke arah dimana sang kekasih tinggal..

Tapi...

BRUUK...

Kinara tak berkonsentrasi, sehingga menabrak mobil mewah tepat d depan nya..

"Astaga,, mati lah aku" ucapnya saat sadar telah membuat bamper mobil d depan nya penyok .

Ia melirik kiri kanan, mengambil ancang ancang melarikan diri..

Tapi kalah cepat, seorang pria sudah duluan turun dari mobil dan mengecek keadaan kendaraan nya.

Pria tersebut segera mengambil kunci motor yg ia gunakan, lalu menatap tajam nan menusuk sampai ke jantung hati nya..

Bagaimana tidak,, pria bertubuh kekar dan sangat tampan..

Sejenak bunga bunga cinta melayang d awan dan Kinara membayangkan jika sang pria akan terpesona dengan kecantikan nya seperti dalam novel novel yg selalu ia baca d akhir pekan..

Tapi...

Ekspetasi tak sesuai realita..

"Kau harus ganti rugi"

TUING.....

"Hei"... ucap nya dengan nada yg naik setengah oktaf..

Kinara hanya menunduk takut..

"Maaf kan saya"

"Apa kau pikir dengan minta maaf akan mengembalikan bentuk mobil saya seperti semula???. Saya tidak mau tau kau harus ganti rugi"

"Maaf kan saya mas,, saya tidak punya uang untuk mengganti kerusakan mobil mas" ucap nya menunduk takut.

"Saya tidak mau tau,, kau harus ganti rugi atau saya akan laporkan kau ke polisi karena mengendara dalam keadaan melamun"

Kinara menegakkan kepala nya dan menatap tajam sang pria...

...****************...

"Oke,, lebih baik saya d masukkan saja k penjara.. Saya ikhlas kok.. Dari pada mengganti kerugian mobil tuan kaya yg arogan seperti anda. Tidak punya belas kasih sedikit pun. Kau tau apa derita kami orang miskin ini, yg kau bisa hanya mengancam" tuntutan hidup mbuat kinara meluapkan segala kesedihan nya.

Sang pria hanya melongo tak percaya mendengar makian wanita imut d depan nya..

"Kenapa anda diam??? Cepat bawa saya k kantor polisi" sambung kinara seraya mendekat ke arah Sang pria.

Dan..

Grep..

Secepat kilat Kinara merebut kunci motor yg berada d tangan pria tampan tersebut.

Segera menghidupkan kembali motor nya dan berlalu dari TKP.

Sang pria hanya tertegun melihat kepergian gadis yg sudah memaki nya itu.

Ia sadar setelah mendengar klakson bertubi-tubi dari kendaraan lain yg juga ikut menyaksikan pertengkaran mereka.

Tak lama ia langsung menuju pintu kemudi dan segera berlalu dari sana.

Di mobil ia mendesah lelah. Karena kapan pun dan dimana pun wanita selalu benar. Ya itu memang hukum alam per kendaraan..

......................

Kinara melanjutkan perjalanan nya menuju apartemen Sang pujaan hati..

Sepanjang jalan , mulutnya terus berkomat kamit memaki Sang pria tampan, tapi tak setampan hati nya..

Walaupun sebenarnya ia yg salah, tapi tidak mungkin ia akan mengaku kesalahan nya.

Karena sekarang dia sudah tak memiliki pekerjaan, uang gaji dan pesangon yg ia Terima akan di gunakan untuk hidup sebelum ia mendapat kan pekerjaan baru..

Sesampainya d apartemen Kinara langsung melangkah kan kaki menuju unit kamar Daniel..

Memencet tombol password d pintu dan pintu otomatis terbuka..

Kinara melirik kanan kiri mencari keberadaan Daniel. Ruang tamu hingga dapur tidak menemukan seseorang yg ia cari.. Langkah nya berjalan menuju kamar dan saat membuka pintu alangkah terkejutnya Kinara..

Melihat Daniel sedang menindih seorang wanita d bawah kungkungan nya dengan ******* ******* mendayu dayu..

Sudah dapat d pastikan apa yg sedang d lakukan mereka berdua..

Jika d dalam novel yg pernah ia baca, mendapati sang kekasih bercumbu maka sang wanita akan menangis dan berlari pergi. Tapi tidak bagi Kinara, ia malah berjalan maju menuju ranjang.

Ia sengaja menghentakkan kaki dengan keras membuat kedua pasangan yg sedang bercumbu itu menoleh ke arah nya..

Tepukan tangan Kinara menggema d seluruh kamar.

"Bagus... Saat aku sedang membutuhkan mu, kau malah bercumbu dengan wanita lain di sini, Hebat kau Daniel. Aku sangat bangga padamu"

Daniel segera memakai pakaian nya yg tercecer d lantai.

"Kinara, dengar kan aku dulu. Semua tidak seperti yg kamu bayangkan. " Daniel memelas dan berusaha menggapai tangan Kinara. Tapi dengan cepat Kinara menghindari nya..

"Aku bahagia karena Tuhan memberi tahu ku dengan cepat siapa diri mu sebenarnya. Jika tidak, mungkin aku sudah terbelunggu dalam ikatan pernikahan dengan orang brengsek seperti mu" Kinara menatap tajam Daniel.

"Dan kau" tatapan Kinara beralih kepada wanita yg sedang menutup diri nya dengan selimut.

" Terima kasih "

Kinara berbalik dan segera meninggalkan pasangan mesum menuju pintu keluar..

Daniel menggapai tangan Kinara berusaha menahan nya agar tidak pergi, tapi Kinara tetap melangkah menjauh.

D ambang pintu, Kinara berbalik dan melepaskan satu sepatu nya dan..

Bruuuk..

Sepatu ber hak 5 cm itu ber ayun tepat mengenai kepala Daniel..

Karena Daniel tidak siap, membuat nya terkejut dan terjatuh ke lantai..

"Itu pantas kau dapatkan" ucap Kinara benar benar berlalu dan menghilang d balik pintu.

...****************...

Dengan langkah cepat setengah berlari seorang pria menuju kamar d sebuah mansion,, ia sudah d tunggu penghuni kamar.

Saat membuka pintu, ia melihat pemandangan yg setiap hari ia lihat. Seorang pria tampan tidur tak berdaya d atas ranjang pesakitan.

Seorang wanita paruh baya duduk d kursi samping ranjang.

"Maaf, saya terlambat nyonya,. Tadi ada insiden kecil d jalan"

Wanita itu mengangguk dan berdiri seraya mengambil tas d meja nakas..

"Lain kali jika terlambat, hubungi aku." jawab wanita itu dengan lembut.

Wanita itu segera melangkah keluar kamar, saat d ambang pintu ia mendadak berhenti mendengar suara.

"Maaf nyonya, bisa kah anda pertimbangkan lagi usulan saya tempo hari???"

Wanita itu terdiam sejenak dan mengangguk.

"Kau atur saja, tapi biarkan aku yg memilih" wanita itu menjawab tanpa menoleh dan berlalu meninggalkan kamar...

"Apa kau lelah merawat ku far??? " suara lemah berasal dari ranjang membuat nya menoleh..

"Maafkan aku Brandon, pekerjaan ku d rumah sakit sekarang sedang banyak. Jadi aku merasa keteteran membagi waktu" jawab nya dengan tampang memelas.

"Ini memang salah ku yg tak berguna??? maafkan aku sudah membuat mu kesusahan"

"Hey bung, bukan salah mu,, aku cuma meminta pengasuh saat ku tak ada. Jika pekerjaan ku telah selesai aku akan segera kesini. "

Brandon mendesah.

"Tapi jika kau tak mau, tak apa,. Mungkin aku akan mengundurkan diri saja d rumah sakit dan fokus merawat mu disini.. "

"Jangan far,, itu adalah impian mu sejak dulu, aku tak apa.."

"Impian ku terwujud juga karena mu, jika tak ada kau mungkin aku hanya menjadi orang yg tak berguna"

"Hey,, apa yg kau katakan?? semua hasil usaha kerja keras mu selama ini.. bukan karena ku., sudahlah, segera kau cari pengasuh untukku, agar kau bisa bekerja dengan tenang tanpa gangguan"

"Kau yakin??? "

"i'm serious ly" Brandon menjawab mantap.

Farkhan langsung berlari dan memeluk pasien sekaligus teman masa kecilnya.

Farkhan berasal dari keluarga yg tidak mampu, dari sekolah dasar ia Hanya bisa mengandalkan beasiswa untuk keluarga miskin. Tidak memiliki teman hingga kedatangan Brandon, murid pindahan kota lain yg mau berteman dengan nya hingga sekarang.

Brandon banyak membantu perekonomian Farkhan,, tapi Farkhan selalu tak enak hati dan selalu menolak. Dan saat sma, ayah farkhan meninggal dunia. Membuat nya harus berusaha memenuhi kebutuhan ibu dan adik perempuan nya. Saat itulah mau tak mau Farkhan menerima pekerjaan yg d tawarkan Brandon yaitu menjadi tukang kebun sepulang sekolah..

Gaji yg d tawarkan pun melebihi gaji karyawan biasa, itu semua semata mata hanya untuk membantu perekonomian keluar Farkhan..

Hingga memasuki jenjang kuliah,, Brandon lagi lagi membantu dengan mengusahakan beasiswa tanpa bayar sedikit pun untuk Farkhan. Dan jika ada biaya tambahan, pihak kampus akan menghubungi Brandon dan membayarnya untuk Farkhan..

Setelah lulus kuliah, Brandon menggantikan posisi ayah nya menjadi Ceo sedangkan Farkhan menjadi dokter d salah satu rumah sakit besar d kota itu..

Mereka jarang berkomunikasi karena kesibukan masing masing, hingga suatu hari Farkhan mendengar kabar jika Brandon mengalami kecelakaan saat pulang dari sebuah club malam..

Dari saat itu, sampai sekarang Farkhan lah yg merawat Brandon.. Ia membagi waktu antara Rumah sakit dan Brandon. Awalnya, ia merasa tidak ada masalah, tapi sekarang ia mulai keteteran karena pasien nya semakin banyak...

...****************...