HALLO..
INI ADALAH NOVEL PERTAMA KU..
CERITA INI SUDAH MELALUI EDITING YANG LUAR BIASA..
MOHON DUKUNANGANYA YA..
SEMOGA KALIAN MENYUKAI JALAN CERITANYA..
JANGAN LUPA SARAN DAN KRITIKNYA BUAT AUTOR..
TINGGALKAN JEJAK KOMENTAR DAN LIKI JUGA..
TERIMA KASIH...
selamat membaca..
Disebuah Kota besar di Negara A. Seorang gadis muda harus bertahan hidup sendirian karena kehilangan keluarga yang dia sayangin dalam waktu singkat. Ayah, ibu serta neneknya meninggal dunia dalam waktu yang bersamaan. takdirlah yang membuat dia sekarang harus bertahan seorang diri, berjuang melanjutkan kerasnya kehidupan.
Mengambil semua pekerjaan di Kota Besar. Kota metropolitan yang semua serba ada namun tidak bagi gadis berumur 20 tahun seperti Sora Lee. Gadis bertubuh mungil dengan tinggi badan hanya 150 Cm dan berkulit putih. Sora hidup sendiri tanpa keluarga bahkan teman karena sejak kematian Orang tuanya ada sedikit ketakutan jika berhubungan dengan orang lain meski hanya sekedar kenal basa-basi.
Saat ini, ditempat Sora bekerja telah terjadi sesuatu. Seorang penanggung jawab Gudang yang sedang mengecek kondisi barang.
“Mengapa semua bisa berantakan?” Tanya pak Han dengan berteriak.
Suara keras Pak Han membuat Semua Staf bagian gudang berkumpul didepan pintu tidak terkecuali Sora. Para karyawan yang lain langsung saling berbisik. Sora yang kaget dan panik langsung saja masuk gudang mendekati Pak Han.
“Ada apa ini?” Tanya Sora.
“Jika kau bertanya padaku, lalu aku bertanya pada siapa?” Bentak Pak Han kepada Sora.
“Mengapa semua kotak-kotak ini bisa hancur dan robek, bukan nya kau yang bertugas mengontrol barang masuk dan memastikan semuanya?” Lanjut pak han lagi.
“Tapi, tadi malam saat ketika saya akan pulang kotak-kotak ini rapih. Saya yakin karena saya yang mengunci pintu gudang ini,” Sora membela diri.
“Aku tidak mau dengar pembelaan apapun. Bereskan semua kekacauan ini, Paham!“ Perintah Pak Han dengan berjalan pergi.
Sora langsung mengangguk ketakutan. Tetapi dia yakin tadi malam saat dia akan pulang terlebih dahulu sudah mengecek keadaan Gudang. Semua kotak-kotak ini tersusun dengan rapih. Tidak seperti sekarang.
Walau bingung dengan semua yang terjadi Sora harus segera merapihkan kekacauan didepan matanya. Sementara dari balik tontonan karyawan yang berkumpul ada seseorang yang tersenyum sinis. “Rasakan!” Batin dari balik sosok tersebut.
Sampai menjelang sore hari Sora masih bergelut dengan kotak-kotak tersebut. Terlalu banyak yang rusak dan harus dirapih kan jika hanya dia seorang sungguh tidak sanggup.
“Huft... kapan selesainya pekerjaan ini, bahkan bukan aku yang membuatnya berantakan,” Protesnya.
Tiba-tiba ada yang menyapa dari belakang ada yang menyapa.
“Butuh bantuan?” Tanya seorang wanita.
“Ah!” Sora berbalik karena terkejut .
“Hm… tapi apa tidak mengganggu pekerjaan mu?” Tanya Sora.
“Tidak, ini sudah jam pulang kantor. apa kau tidak sadar?” Jawab Heiran.
Sora hanya menggeleng pasrah. Lalu dengan sigap Heiran berjalan mendekat dan tersenyum untuk merapihkan kotak-kotak lainnya.
“Ini terlalu banyak, bagaimana kau bisa menyelesaikan seorang diri?” Tanya Heiran karena khawatir.
“Entah lah…” lirih Sora.
“Apa harus selesai malam ini?” Tanya Heiran lagi. Sora mengangguk lagi.
“Jika begitu boleh aku memanggil orang lain untuk membantu?” Heiran bertanya memberi sambil memberi saran.
Sora yang mendengar itu langsung mengangguk. Karena memang tidak mungkin dia dapat menyelesaikannya sendiri bahkan jika dibantu oleh satu orang Wanita lagi.
Heiran langsung mengambil ponselnya dan menelpon seseorang. Tidak lama kemudian datang dua orang laki-laki Ji Min dan Ji Hun, mereka rekan kerja Heiran. Sebelumnya memang mereka menunggu digerbang kantor karena berjanji bertemu dengan Heiran untuk minum-minum merayakan ulang tahun Ji-Hun, tapi Heiran berkata ada yang ketinggalan diruang kerja.
Karena jika melewati pintu depan terlalu lama Heiran memilih lewat belakang yang mana pasti akan melewati gudang. Tapi saat itu dia melihat Sora sedang duduk sendirian dan terlihat lelah, Heiran langsung berinisiatif untuk menyapa dan membantunya.
“Ada apa, kenapa lama sekali dan memanggil kami ke gudang?” Tanya Ji Min diikuti Ji-Hun dibelakang.
“Bantu kami membereskan kotak-kotak ini dulu, baru bertanya,” Perintah Heiran dan bukan jawaban atas pertanyaan Ji Min.
“Mengapa berantakan sekali kotak-kotak ini?” Tanya Ji Min sambil melirik kearah Sora.
Sora tidak berani menjawab tetapi langsung bergegas membereskan kotak-kotak yang lain.
Dengan cepat mereka bekerja sama membereskan kotak-kotak yang lainnya.
Dalam waktu 2 jam kotak-kotak itu sudah dibereskan, secara bersamaan mereka duduk dengan menghembuskan nafas dan menyeka keringat masing-masing.
MOHON DUKUNANGANYA YA..
SEMOGA KALIAN MENYUKAI JALAN CERITANYA..
“Akhirnya selesai juga. Heiran kau yang traktir malam ini. semua karna kau yang menyebabkan kami kelelahan,” Kesal Ji Min dengan tiba-tiba.
Belum sampai Heiran menjawab Sora langsung menyela.
“Maaf... karna aku kalian kelelahan padahal ini sudah jam pulang kerja kalian. Biar... aku yang mentraktir makan dan minum. Terima kasih juga telah membantu pekerjaan ku,” Lirih Sora dengan hati-hati.
Selama bekerja di perusahaan ini Sora tidak pernah menyapa siapa pun bahkan untuk sekedar basi-basi. Ada suara bergetar dan canggung ketika Sora berkata.
Heiran yang melihatnya langsung berkata. “ Sudah-sudah, memangnya kau hari ini kerja apa. hanya sibuk menelpon pacar SMA mu,” Liriknya kepada Ji Min sambil berjalan menghampiri Sora.
“Hei aku Heiran, siapa nama mu?” Tanya Heiran kepada Sora dengan mengulurkan tangan.
“So... Sora Lee,” Jawab Sora dengan canggung.
karena ini pertama kalinya ada yang menanyakan nama Sora.
“Baiklah Sora, kita selesaikan pekerjaan ini dan langsung tutup rapat gudang. Lalu ikut kami makan malam oke,” Ucap Heiran. Sora mengangguk lalu tersenyum.
Setelah selesai dengan pekerjaan mereka dan meyakinkan gudang tertutup rapat. Mereka berempat langsung pergi untuk menuju tempat makan terdekat.
Setelah sampai. "Bibi tolong siapkan empat gelas,” Ji Min berkata dengan terburu-buru.
Heiran yang melihat ini langsung melirik dengan sinis,“Ish.. kau ini.”
“Sora sebenarnya apa yang terjadi, mengapa gudang bisa berantakan?” Tanya Heiran.
“Entahlah, aku yakin malam sebelumnya aku sudah menutup rapat gudang, dan semua barang tersusun dengan rapih. Tapi ketika pagi-pagi Pak Han datang untuk mengecek, semuanya sudah berantakan,” Jawab Sora mencoba menjelaskan tapi juga mersa heran.
Karena Sora sangat yakin semua nya baik-baik saja. Selama berkerja dia selalu mengecek akhir pekerjaannya, bisa dibilang dia cukup teliti untuk hal pekerjaan. Semua pekerjaaan selalu dilakukan dengan baik, karena Sora tidak mau menambah masalah dalam hidupnya. Dia juga tidak mau mencari masalah dengan orang lain.
Tiba –tiba Ji Hun berkata. “Jika bukan kau yang membuatnya berantakan berarti orang lain yang melakukan, karna jika aku perhatikan kotak-kotak itu dirobek dengan kasar. Ada bagian yang digunting tapi jika kalian memperhatikannya tadi,” Dengan sedikit acuh.
“Aah... aku tidak memperhatikan apa-apa yang jelas semua sudah beres,” Dengan acuh Ji Min berkata.
"Hei, aku tidak pernah melihat mu. sudah berapa lama kau bekerja di perusahaan?” Tanya Ji Min tiba-tiba kepada Sora.
“Aku... aku sudah satu tahun bekerja disana. aku memang ditempatkan untuk pengecekan barang di gudang. Jadi, aku tidak pernah masuk ke bagian staff yang lain,” Jawab Sora dengan tertunduk.
Heiran yang melihatnya menjadi kesal. “Hei... jika kau sedang ditanya orang lain tegakkanlah kepala mu. jangan seperti itu, apa kau tidak punya teman yang sering diajak berbicara?."
“Teman?” Sora langsung berfikir.
Entah sejak kapan Sora tidak pernah mengobrol dengan banyak orang. Dia hanya sering mengobrol dengan Bibi warung dekat tempat tinggalnya. itu pun jika orang lain yang melihat hanya Bibi warung yang terlalu sering mengoceh.Tetapi Sora tetap senang saat Bibi warung yang mengajaknya berbicara. karena hanya yang memperhatikannya.
Sama dengan Sora, bibi hanya tinggal sendiri.
Pernah satu kali bibi mengajaknya tinggal bersama, tapi Sora menolak dengan halus alasan takut merepotkan. Padahal yang sebenarnya terjadi ada ketakutan jika bibi bersamanya dia akan hilang sama seperti yang lain.
Karena dilihatnya Sora hanya diam termenung.
“Hei.. apa yang kau pikirkan,“ Tegur Heiran.
Langsung saja Sora tersadar dan bergegas bangun dari tempat duduknya, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dengan buru-buru dan menunduk sambal mengucapkan terima kasih.
“Maaf merepotkan kalian, aku teringat masih ada hal penting lainnya. ini semua aku yang traktir tapi aku tidak bisa ikut kalian minum,” Sora langsung bergegas pergi.
Yang lain melihat itu hanya bingung dan saling memandang, ada apa dengan gadis itu, “Aneh” Ucap Ji Min.
Berbeda dengan Ji Min. Heiran justru merasa kasihan. Karna melihat Sora seperti itu, terlihat ada yang disembunyikan. Selama ini dia tidak pernah menemui orang yang tertutup seperti Sora.
Tadi saat tidak sengaja melihat Sora di gudang Heiran sedikit bingung. Ada wanita seorang diri sedang mengerjakan sesuatu yang berat tanpa mau meminta tolong orang lain, tapi dia sendiri kelelahan. Heiran cukup lama memperhatikan Sora yang sedang membereskan gudang. Ada beberapa menit melihat hal itu Heiran merasa iba, maka dari itu dia menawarkan bantuan.
“Sudah lah. ayo lanjutkan lagi pula sudah ditraktir,” Heiran berkata dengan tersenyum.
MOHON DUKUNGANNYA YA..
SEMOGA KALIAN MENYUKAI JALAN CERITANYA..
Sepanjang jalan menuju arah pulang Sora hanya termenung. Mengingat dulu ketika sekolah betapa bahagianya dia ada keluarga yang utuh, teman, serta sahabat yang baik. Namun, semua hilang begitu saja. Kedua orang tuanya tiba-tiba mengalami kecelakaan mobil, penyebabnya pun tidak ada yang tahu.
Neneknya yang mendengar itu langsung saja pingsan dan mendadak meninggal dunia. Dalam satu hari saja ada tiga orang kesayangannya yang pergi meninggalkan dirinya. Ingin menjerit, menagis sejadi-jadinya bahkan ingin ikut serta bersama mereka karna merasa tidak sanggup menghadapi semua itu.
Saat di pemakaman orang tua dan neneknya, teman-teman Sora tidak ada yang hadir. Entah kenapa pemakaman yang menyedihkan itu bertambah terasa hampa dan menyesakkan. Tetapi sahabat berserta kedua orang tuanya tetap datang, memberi penghormatan kepada para almarhum dan melihat Sora yang membutuhkan dukungan.
Langsung saja Mira memeluk Sora dan mereka menangis bersama, Sora yang sejak tadi tidak bisa menahannya langsung membalas pelukankan Mira.
Orang Tua Mira melihat itu langsung menyusul memeluk Sora dan mereka hanyut dalam kesedihan bersama.
Sampai acara pemakaman selesai Mira masih menemani Sora. Sora menggenggam tangan Mira dengan erat seakan tidak mau melepaskannya. Mira yang merasakan itu menjadi tidak tega dan kasihan. Setibanya dirumah, Sora merasa lelah dan langsung saja menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Mira juga menyusulnya untuk duduk di tepi ranjang milik Sora. Sebenarnya Mira tidak tega kepada sahabatnya itu tapi dia harus menyampaikan nya kepada Sora.
Dengan mengelus pucuk kepala Sora. Sora yang merasakan usapan lembut Mira langsung membalikkan badan dan melihat Mira dengan mata berkaca-kaca. Mira semakin tidak tega, sahabatnya yang diketahuinya sangat ceria, selalu tersenyum dan mengoceh tanpa jeda. Tapi hari ini dia runtuh, hancur dan tidak berdaya.
“Sora...” Sedih Mira.
Sora yang ditatap hanya bisa terdiam dan tanpa suara meneteskan air mata. “Aaahh.. anak ini mengapa menyedihkan sekali, semakin tidak tega menginggalkanya dan mengapa dia semakin terlihat kurus. Aiish..” Pikir Mira yang melihatnya,
“Sora, aku minta maaf, tapi besok pagi aku harus pergi. Kau ingat itu?” Tanya Mira.
Setelah lulus Sekolah Menegah Pertama Mira memilih untuk melanjutkan sekolahnya diLuar Negri. Karena seluruh keluarganya ada sana. Dan keputusan itu sedah dibuat sebelum musibah Sora terjadi. Sora pun juga tahu itu.
Sora yang melihat sahabatnya bingung dan merasa kasihan terhadap dirinya langsung saja bangun dari tempat tidur. “Pergilah… aku ingat itu dan aku tidak apa-apa. Wajarkan jika aku bersedih. Aku hanya merasa rumah ini terlalu sepi dan hampa,” Sambil tersenyum Sora berkata.
Melihat itu Mira semakin tidak tega terhadap sahabatnya ini. Dengan cekatan dia membantu membereskan rumah. Pemakaman sendiri selesai hingga jam tiga sore, jadi mereka masih ada waktu untuk sekedar membereskan rumah.
Orang tua Mira pun ikut membantu dan membuatkan makan malam untuk Sora sebelum mereka meninggalkan anak itu sendiri dirumahnya.
Selesai dengan pekerjaan mereka, Mira dan kedua orang tuanya pamit untuk berkemas karena besok pesawat mereka berangkat pagi sekali.
“Bibi tahu ini berat untuk mu, nak. Tapi bibi berharap kau bisa melewatinya dengan baik. Maaf, karena kami tidak bisa menemani lebih lama lagi. Semoga kau baik-baik saja,” Ucap bibi Kang sambil memeluk Sora dengan hangat.
Dia merasa Sora seperti anaknya sendiri. Anak yang masih berusia 14 tahun harus kehilangan semuanya dengan cepat. Dan harus berjuang sendiri. Tidak bisa membayangkan jika itu terjadi pada Mira.
Paman Kang juga memegang tangan Sora dan menepuk-nepuknya. Hanya bisa menatap tanpa berkata sepatah kata pun. Entah apa yang harus dikatakan pada gadis kecil itu.
“Aku pergi, besok aku akan memberi kabar saar akan berangkat,” Mira memeluknya lagi dengan erat.
“Ya... Tuhan, kuat kan anak ini,” Doa bibi Kang dengan tulus.
Setelah semua nya pergi. Sora kembali kedalam rumah dan menatap setiap sudut ruangan yang dulu ramai dengan suara ibunya berteriak memanggil mereka untuk makan malam. Ya, ibu Sora sangat cerewet dan berisik sama seperti dirinya. Sehingga rumah terlalu ramai maka, ketika semua hilang menjadi sangat sepi dan hampa.
Keesokan paginya sora menunggu kabar dari sahabatnya tersebut. Hingga siang hari tidak ada kabar apapun darin Mira. Menunggu hingga malam tiba, bahkan Sora sudah mencoba menelpon tapi tidak ada jawaban sama sekali. Ponsel Mira pun berada diluar jangkauan. Begitu pula dengan Bibi dan Paman Kang.
“Ada apa ini” Batin Sora yang merasa mulai khawatir.
Sampai detik ini pun sudah bertahun-tahun lamanya. Sora sama sekali tidak tahu kabar sahabatnya itu. Dimana, kenapa dan apa yang terjadi pada keluarga mereka. Sampai saat keputusan dia pindah kekota A untuk bekerja setelah lulus Sekolah Menengah Atas.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!