NovelToon NovelToon

LARA

Part 1

"Mel, apa Bapak sudah pulang? " tanya Dara terhadap Asisten rumah tangga yang bekerja di rumah ini.

"Iya Bu... " Jawab Meli.

"Bapak sudah pulang? " Tanya Dara lagi terhadap Meli, ketika dia sudah berada di hadapan nya.

Dara pun menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, yang berada di ruang tengah. Sungguh hari ini dia sangat merasa lelah dengan semua pekerjaan nya.

"Sudah Bu... tapi anu,! " Jawab Meli ragu.

"Memang nya kenapa dengan nya? apa yang terjadi? " Tanya Dara terus menerus sehingga Meli bingung harus menjawab apa.

"Itu Bu" Jawab Meli gugup.

"Oh ya, Farel di mana? " Tanya Dara terhadap Meli.

"Dia sudah tidur Bu! " Jawab Meli.

"Ya sudah, kalau begitu saya naik dulu ke atas" Ucap Dara sambil bangkit dari duduknya.

"Bu... " panggil Meli, sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal, dia bingung harus bicara apa.

"Ada apalagi Mel...? " tanya Dara terhadap Meli.

"Bu tadi Farel rewel nanyain ibu terus! " Ucap Meli dengan ragu-ragu.

"Iya,nanti saya bersih-bersih dulu baru ke kamar Farel" Ucap Dara, sambil pergi berlalu meninggalkan Meli yang masih mematung di ruang tengah

Dengan langkah gontainya Dara pun menaiki anak tangga satu demi satu, sehingga dia pun sudah sampai di lantai tujuan di mana kamar yang di tempatnya ada di lantai itu.

Dara sudah berada di depan pintu kamar, Namun langkah nya terhenti saat mendengar suara dari dalam kamar seperti orang yang sedang bercinta.

Dara menyandarkan tubuhnya di depan pintu, sungguh rasanya kaki tidak sanggup lagi untuk menopang bobot tubuhnya.

"Setega ini kah kamu,Bang sehingga melakukan nya di kamar ini" Ucap Dara dengan nada lirih, sungguh rasanya hati dia bagai di sayat belati lalu di siram cuka.

Dara berusaha untuk tetap bisa berdiri dan berjalan meninggalkan tempat itu, dengan langkah teresok dia berusaha untuk sampai di kamar yang di tempati anaknya.

Dengan perlahan Dara pun memutar gagang pintu, pintu sudah terbuka terlihat seorang anak kecil yang tidak berdosa sedang tertidur pulas.

Dengan perlahan Dara melangkah mendekat ke arah tempat tidur, dia duduk di samping tempat tidur di tatap lah wajah Farel"Apakah kita tidak pantas untuk mendapatkan kebahagiaan "Ucap Dara dalam batin, tidak terasa air mata nya mengalir.Yang dari tadi dia berusaha untuk menahannya, akhirnya benteng pertahanan itu runtuh seketika setelah melihat wajah tak berdosa .

Farel adalah salah satu saksi di mana sang ayah kerap sekali menyiksa Ibunya, tetapi anak itu terlalu kecil untuk bisa menolong Ibunya dari kekerasan yang di lakukan sang ayah.

Farel hanya bisa menangis saat sang ibu di pukuli ayah nya, bagi Dara tidak masalah dia di pukul setiap hari asal Dika tidak menduakan cinta nya. Namun, nyatanya tidak seperti itu semakin hari kelakuan nya semakin menjadi.

Dara naik ke atas tempat tidur di peluk lah sang putra, dia terus menangis sambil memeluk tubuh anak kecil yang sedang tertidur pulas itu.

Setelah puas menangis Dara pun bangkit, dia turun dari tempat tidur sang anak berjalan perlahan.

Dia berharap suaminya sudah keluar kamar, Dara berjalan perlahan untuk menuju ruang tamu, dia duduk di salah satu sofa yang ada di sanah.

Seolah tidak ada yang terjadi, dia duduk dengan tentang setelah semua air matanya tumpah di hadapan sang anak.

Meli yang melihat sang majikan duduk sendiri, dia langsung menghampiri nya.

"Apa Ibu butuh sesuatu? Mau teh atau kopi biar saya buatkan? "

"Tidak perlu, Mel... terimakasih" Jawab Dara dengan nada lemah nya, meskipun dia berusaha kuat tetapi rasa sesak itu semakin menghimpit dadanya"Mel, dari jam berapa Bapak pulang? "

"Dari siang Bu!" Jawab Meli.

"Apa Farel melihat ayahnya membawa wanita lain ke rumah ini? "

"Tidak Bu... kebetulan pas Bapak pulang Farel sedang ada di kamarnya! " Jawab Meli.

"Jangan duduk di situ, naik sini ke atas sofa! " Dara pun menyuruh Meli agar tidak duduk di lantai, bagi Dara mau asisten rumah tangga atau siapa mempunyai hak yang sama dia tidak pernah membedakan.

"Terimakasih Bu... nggak apa-apa saya di sini saja"

Setelah cukup lama Dara dan Meli berbincang di ruang tengah, terdengar derap langkah menuruni anak tangga.

"Dara.... " Panggil Dika dengan wajah terkejut nya, sungguh dia tidak menyangka jika perbuatan nya kali ini akan di pergoki istrinya.

Wanita yang berada di samping Dika pun sungguh merasa tidak bersalah malah menyapa Dara sambil tersenyum penuh arti"Hallo mbak Dara apa kabarnya? "Tanya wanita itu sambil tersenyum manis.

Bagaikan di sambar petir di siang hari saat melihat suami sendiri keluar dari kamar, di mana tempat itu biasa dia tempati tetapi hari ini di tempati oleh wanita lain.

Rasa sesak sudah menguasai Dara tetapi dia berusaha tenang di hadapan wanita itu.

" Kamu pulang naik taxi saja! "Perintah Dika terhadap wanita itu.

" Tapi sayang... kamu kan sudah janji mau antar aku pulang "Ucap wanita itu sambil bergelayut manja.

Dara yang melihat itu sungguh ingin menjambak rambut nya. Tetapi dia hanya tersenyum penuh arti menyaksikan itu semua.

" Sudah pulang saja naik taxi! "Tegas Dika terhadap selingkuhannya.

Dan akhirnya wanita itu pun menuruti keinginan kekasih nya, dia pulang dengan menggunakan taxi.

Setelah kepergian wanita itu Dara pun berkata" Maksudnya apa Bang... kamu melakukan itu di kamar kita, sungguh perbuatan kamu kali ini tidak bisa di maafkan "Ucap Dara dengan nada tinggi dan penuh amarah, sungguh sedari tadi dia ingin teriak. Tetapi dia tidak akan menunjukkan sisi rapuhnya di hadapan orang lain.

" Saya tidak melakukan apapun "jawab Dika dengan nada santai nya, sungguh dia sudah tidak perduli akan seperti apa reaksi istrinya.

" Dasar tidak punya hati"Ucap Dara berteriak sambil menangis,Dia pun lari ke kamar di mana kamar itu bekas suaminya memadu kasih bersama selingkuhan nya.

Setelah sampai di dalam kamar dia menarik sprai dan semua barang yang ada di sanah, kamar pun sudah berantakan seperti kapal pecah.

Dara menangis di tepi ranjang sambil memeluk lututnya, sungguh nasib nya mengapa bisa seperti ini.

Dika pun masuk ke dalam kamar di mana terlihat istrinya sedang menangis.

Dara yang mendengar derap langkah, langsung melihat ke arah sumber suara itu.

Dia bangkit dengan penuh amarah lalu berkata "Ceraikan aku saat ini juga, saya tidak sudi punya suami bajingan seperti dirimu! " Ucap Dira dengan nada yang berapi-api dan penuh amarah.

Dika yang mendengar istrinya minta cerai sambil berteriak, dia langsung hilang kendali.

"Apa kamu bilang? Carai! coba katakan sekali lagi! " Kata Dika sambil mencengkram pipi Sang istri, sehingga membuat Dara sulit untuk bicara dan merasakan sakit.

Dara berusaha berontak dan melepas cengkraman itu, tetapi tenaga nya kalah kuat.

Dika menghempaskan tubuh sang istri sehingga terbentur sisi ranjang

Dara mengusap kepala nya yang terasa perih ternyata kepala nya yang terbentur itu terluka sehingga mengeluarkan darah, Dika yang melihat itu semuanya bukan nya kasihan malah semakin membabi buta.

Setelah semua kemarahan nya keluar, Dika pun keluar dari kamar meninggalkan Dara yang terkulai tak berdaya di lantai.

Meli yang mendengar pertengkaran suami istri itu, langsung menghampiri kamar sang majikan setelah melihat Dika keluar dari kamar.

"Bu ini Meli, apa Ibu baik-baik saja? " Tanya Meli di luar.

Part 2

Meli yang mendengar pertengkaran suami istri itu, langsung menghampiri kamar sang majikan setelah melihat Dika keluar dari kamar.

"Bu ini Meli, apa Ibu baik-baik saja? " Tanya Meli di luar.

Setelah beberapa saat tetapi tidak ada jawaban dari dalam, Meli pun memutar gagang pintu.

Terlihat dari dalam kamar terkulai di lantai dengan bersimbah darah di kepala nya, dengan sedikit berlari Meli pun langsung mendekati sang majikan.

"Bu,Dara apa bisa mendengar saya? " Panggil Meli sambil menepuk pipi majikan nya itu, dan ada beberapa lebam juga di pipi dan bagian tubuh lain nya.

Meli pun panik, dia harus berbuat apa sedangkan majikan nya masih pingsan.

Belum lagi darah yang mengalir dari kening Dara, sungguh membuat Meli semakin panik.

Dia mencari-cari kotak P3K dengan tangan nya gemetar Meli pun membersihkan luka yang ada di kening Dara dan berusaha untuk menghentikan pendarahan nya, akhirnya setelah beberapa saat luka pun sudah di bersihkan dan darah sudah berhenti mengalir.

Dara pun mengerjapkan matanya, lalu menyentuh bagian kening yang merasa sakit, "Awh, " Ucap Dara sambil meringis kesakitan.

"Ibu sudah sadar" tanya Meli sambil menatap iba terhadap sang majikan.

"Iya" Jawab Dara sambil berusaha dia untuk bangun.

"Apa perlu kita ke rumah sakit Bu? " Meli menawarkan Dara untuk pergi ke rumah sakit.

"Tidak perlu! " Jawab Dara sambil berusaha bangun.Meli pun membantu Dara untuk bangun.

Setelah duduk, Dara menyandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidur.

Meli yang melihat itu sangat sangat prihatin sekali.

"Bu apa butuh sesuatu? biar saya ambilkan? " Tanya Meli.

"Nggak usah repot-repot! kamu rapihkan semua yang berantakan ini dan setelah itu kamu istirahat, sudah malam juga ini! " Perintah Dara terhadap Meli sang asisten rumah tangga nya.

"Baik Bu...! " Jawab Meli menggunakan kepala, dan dia langsung merapihkan semuanya yang berantakan, akibat pertengkaran suami istri itu.

Setelah beberapa saat kamar pun sudah kembali rapih, Meli telah kembali ke lantai bawah sambil membawa seprai untuk di buang.

Dara melarang Meli untuk mencuci nya, dan Meli pun menuruti apa yang menjadi permintaan majikan nya itu.

Setelah Meli meninggalkan dirinya, Dara pun bangkit dari duduknya untuk segera menuju kamar mandi dan akan berganti pakaian.

Setelah berada di kamar mandi dia melihat ke beberapa bagian tubuhnya yang lebam.

Ini bukan pertama kali Dara mendapatkan perlakuan seperti ini, bahkan setiap kali marah suami pasti akan memukuli dirinya.

Tidak ada satu pun di keluarga bahwa Dara sering mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga, dia selalu menutupi aib suaminya di hadapan keluarga besar.

Dara sudah tidak memiliki ayah dan Ibu, tetapi masih ada Bibi nya yang tinggal di luar kota, dia itu adik dari almarhum sang ayah.

Jika saja dekat ingin sekali rasanya Dara menangis di pelukan nya.

Setelah cukup lama dia berada di kamar mandi akhirnya Dara pun keluar, lalu menuju lemari dan berganti pakaian.

Dara mendudukkan dirinya di atas sofa yang ada di dalam kamar, lalu mengambil ponsel nya.

Dia segera mengusap layar ponsel dan melakukan panggilan telepon.

Panggilan pun sudah tersambung.

"Hallo! " Sapa sang penelepon yang ada di sebrang sanah.

"Bi, apa aku mengganggu mu? " Tanya Dara terhadap Sang Bibi, dia berkata seperti itu sambil menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Eh sejak kapan kamu telepon tanya seperti itu" Jawab nya.

"Bagai mana kabarnya Bi? " Tanya Dara.

"Alhamdulillah baik, kamu sendiri bagai mana? " tanya Bibi

"Alhamdulillah baik juga Bi.... "

Dara ingin sekali bercerita apa yang terjadi padanya, terapi dia tidak mau menjadi beban pikiran sang Bibi.

"Kamu tidak sedang menyembunyikan sesuatu kan? "

"Tidak! " Jawab Dara, dia berkata sambil menatap langit-langit kamar. Dia berusaha untuk menahan air mata yang akan tumpah, jika dia menangis pada saat ini sudah pasti akan ketahuan

"Farel sudah tidur yah, Bibi kangen sama dia sudah lama tidak video call " Ucap Bibi di sebrang sanah.

"Pas aku pulang tadi, Farel sudah tidur! " jawab Dara.

"Kamu baru pulang jam segini? "

"Udah dari tadi, ini baru beres mandi" Jawab Dara, dia seakan tidak terjadi apapun dengan dirinya.

"Kirain, baru pulang... eh suami mu ke mana? "

"Dia belum pulang Bi... " Jawab Dara.

"Ko belum pulang ini kan sudah malam, lagi pula kerja apaan sampai jam segini? " Tanya Bibi.

"Kan lagi banyak kerjaan juga jadi nggak bisa di tinggal" Dusta Dara terhadap sang Bibi, agar tidak curiga apa yang telah terjadi dengan dirinya.

"Owhh begitu yah... enak juga di kampung yah, jadi petani sebelum magrib sudah kumpul bersama keluarga" Ucap Bibi.

"Bi, kalau aku ada cuti panjang nanti aku berkunjung ya ke sanah! " Ucap Dara.

"Wah,Bibi sangat senang sekali jika kamu mau datang ke sini, kapan mau ke sini nya? "Kata Bibi dengan antusias.

" Ya nanti lay, Bi kalau cuti panjang "

"Masih lama yah? " tanya Bibi lagi.

"Mungkin akhir tahun! " Jawab Dara.

"Ya sudah Bibi tunggu yah, sudah kangen juga sama jagoan kecil itu"

"Iya, Bi.. sudah dulu ya telepon nya? Nanti Dara sambung lagi" Kara Dara.

"Iya, jaga diri baik-baik Bibi sangat sayang sama kamu dan Farel" Ucap Bibi di sebrang sanah.

Akhirnya panggilan pun terputus, Dara memeluk ponsel yang tadi di gunakan untuk menghubungi sang Bibi. Sambil menangis sesegukan, setelah cukup lama dia menangis sambil memeluk ponsel itu.

Dara pun bangkit dari duduk nya dan mengusap air matanya, dia berjalan perlahan keluar dari kamar yang di tempatnya.

Dara akan tidur di kamar Farel sang anak, setelah sampai di sanah Dara pun segera memasuki kamar.

Lalu berjalan perlahan mendekati tempat tidur, dia naik ke atas tempat tidur lalu merebahkan tubuhnya di samping sang anak, badan nya terasa sakit semua dia akan mengistirahatkan tubuhnya.

Berharap ini setelah bangun rasa sakit ini akan segera hilang.

Part 3

Keesokan harinya

Pagi itu Dara bangun seperti biasa, dia bangun sebelum subuh karena itu sudah menjadi kebiasaan nya.

Dara sebelum berangkat kerja harus mempersiapkan keperluan anaknya,sebelum di tinggal ke tempat kerja.

Dara selalu mempersiapkan semua keperluan anaknya,memberi sarapan dan lain sebagainya selalu dia kerjakan sendiri.

Pagi sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, dia harus segera berangkat ke tempat bekerja.

Dika setelah berantem dan memukuli istrinya, dia langsung pergi entah ke mana dan itu sudah menjadi kebiasaan nya.

Setelah semuanya selesai dan Farel pun sudah siap untuk di tinggal.

Dara pergi ke kamarnya untuk segera berganti pakaian, dia menggunakan blazer untuk menutupi beberapa luka lebam yang ada di bagian tangan, dan makeup yang sedikit tebal agar lebam di wajahnya tersamarkan.

Setelah selesai dengan semua persiapan nya, akhirnya Dara pun turun dari lantai atas untuk menuju lantai bawah dan akan segera berangkat ke kantor.

Pagi ini sangat cerah sekali secerah mentari pagi yang menyinari, tetapi tidak dengan hati Dara.

Meskipun dia berusaha untuk menutup seluruh luka yang ada di tubuhnya, tetapi tidak dengan luka yang ada di hatinya.

Dengan langkah penuh semangat dan luka yang begitu banyak di tubuh dan hatinya, dia berusaha kuat agar tak terlihat lemah di mata semua orang.

Dara keluar dari rumah dan sudah di tunggu oleh taxi online yang sudah di pesan nya.

Dia segera masuk kedalam kendaraan itu, lalu memberi intruksi agar pak sopir segera melajukan kendaraan nya.

Dengan perlahan pak sopir melajukan kendaraan nya, Dara yang duduk di belakang masih termenung sambil menikmati perjalanan.

Setelah cukup lama di perjalanan, akhirnya taxi yang di tumpangi pun sudah memasuki area gedung perkantoran.

Mobil pun berhenti, lalu Dara keluar dari kendaraan itu setelah membayar nya.

Dara bergegas pergi untuk segera pergi untuk menuju ruangan kerjanya.

Sudah banyak para karyawan yang mulai berdatangan, Dara sudah memasuki ruangan di mana dia menghabiskan hari nya untuk bekerja.

Setelah sampai di dalam ruangannya Dara langsung duduk di mana tempat dia, memulai pekerjaan nya.

Baru juga Dara baru saja duduk tiba-tiba di panggil namanya.

"Dar apa sudah sarapan? " Tanya Maya sahabat nya itu.

"Sudah, kenapa emangnya?" Tanya balik Dara terhadap sahabat nya itu.

"Temenin sarapan dong, lagi pula belum waktunya juga jam masuk kantor masih ada waktu! " Ajak Maya terhadap Dara sahabat nya itu.

"Lagi malas pergi-pergi" Jawab Dara.

"Eh tungu dulu, itu jidat kamu kenapa? " Tanya Maya terhadap Dara, dia melihat jidat sahabat nya itu di tutup plester.

"Ini!" Jawab Dara sambil menyentuh jidatnya yang tertutup plester itu.

"Iya, jangan bilang kamu habis di pukulin lagi,! " Ucap Maya terhadap Dara, Sudah sering sekali Dara di perlakuan kasar oleh suaminya tetapi wanita itu selalu saja sabar.

"Bukan! ini hanya ke pentok pintu "Dusta Dara terhadap sahabatnya, jika saja Maya tahu bahwa Dara habis di pukuli lagi sudah pasti dia ngomel-ngomel dan emosi.

" Jangan pernah membohongi ku, aku tahu itu bukan ke pentok pintu tapi luka kekerasan yang di lakukan suami kamu lagi kan? "Desak Maya terhadap Dara.

" Sudah lah jangan di bahas lagi, di sini bukan waktu yang tepat. Aku hanya ingin fokus bekerja dan bisa mempunyai uang banyak setelah itu bisa pergi bersama Farel ke tempat yang jauh, di mana bisa memulai kehidupan yang baru bersama orang-orang baru"Tutur Dara terhadap sahabat nya, Maya.

"Kenapa sih nggak di laporkan saja bahwa kamu itu korban kekerasan dalam rumah tangga" ucap Maya dengan nada kesalnya, sungguh dia tidak mengerti apa yang ada di pikiran Dara.

"Aku bisa saja melaporkan dia, tetapi kasihan Farel nantinya jika mempunyai ayah seorang narapidana" ucap Dara, dia tidak mau anak nya di bully teman-temannya jika sampai terjadi suaminya masuk penjara. itu pasti sangat merusak mental anaknya,meskipun sering terjadi beratem antara Dara dan Dika bahkan Farel kerap sekali melihat nya.

Dan itu juga sudah merusak mental sang anak, Dara tidak mau mental Farel lebih rusak jika di tambah ayah nya harus mendekam di balik jeruji besi.

"Kamu itu manusia atau bukan sih? ko ada yah perempuan bodoh seperti kamu" Ucap Maya kesal.

"Sudah lah jangan di bahas lagi, katanya mau sarapan? sanah pergi! " Dara, menyuruh temannya itu untuk segera pergi ke kantin.

Maya pun akhirnya pergi keluar dari ruangan kerja nya, untuk segera pergi ke kantin untuk melakukan sarapan pagi.

Setelah kepergian Maya, Dara pun bisa bernafas dengan lega dia tidak perlu lagi menjawab semua pertanyaan dari sahabatnya itu.

Hari pun sudah semakin sore, saat nya seluruh karyawan pun akan segera pulang ke rumah masing-masing begitu pun dengan Dara .

Dia sudah tidak sabar lagi untuk segera sampai di rumah dan bertemu dengan malaikat kecil nya, Farel adalah pengobat dari semua rasa lelah yang telah di laluinya setelah seharian bekerja.

Dara dengan perlahan berjalan keluar dari gedung perkantoran itu, dan akan segera pulang.

Taxi yang dia pesan pun sudah menunggunya.

Perjalanan yang di tempuh pun sudah lumayan lama, akhirnya kendaraan yang di tumpangi Dara sudah memasuki area pekarangan rumahnya.

Dara keluar dari Taxi setelah membayar ongkos, dia berjalan perlahan untuk segera masuk ke dalam Rumah.

Setelah berada di dalam Rumah, dia di kaget kan dengan semua barang sudah berada di lantai bawah.

Dia melihat ke seluruh yang ruangan terlihat sepi, dia segera naik ke lantai atas untuk memastikan ada apa yang terjadi.

Setelah sampai di lantai atas ,dia segera masuk ke dalam kamar yang di tempatnya.

Langsung membuka pintu, setelah pintu terbuka dia di kaget kan dengan seorang wanita yang berada di kamar itu.

"Sedang apa kamu di kamar saya?dan apa yang di lakukan terhadap semua barang-barang saya, kenapa semuanya ada di luar? " Tanya Dara terhadap wanita itu.

"Owh rupanya sudah pulang! ok akan saya beri tahu sekarang, jadi mulai saat ini kamar ini akan saya tempati dan kamu tidur di ruang tamu! " Ucap wanita itu sambil menunjuk wajah Dara tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"Apa-apaan ini rumah saya, apa hak kamu mengatur saya?tidak ada hak sedikit pun kamu mengatur saya di rumah ini" Jawab Dara dengan nada bicara sedikit meninggi, sungguh dia sangat marah terhadap wanita itu

"Mulai hari ini, yang jadi nyonya di rumah ini adalah saya dan kamu tidak ada hak apapun di rumah ini" Ucap wanita itu sambil berkaca pinggang.

"Owhh hebat sekali anda, saya istri sah di mata hukum dan agama jadi yang lebih berhak itu saya, kamu yang hanya jadi selingkuhan pun bangga bener" Cibir Dara.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!